You are on page 1of 10

Bul. Penelit. Kesehat, Vol. 41, No.

4, 2013: 207 - 216

PENGUJIAN STABILITAS SEDIAAN ANTIACNE


BERBAHAN BAKU AKTIF NANOPARTIKEL KITOSAN/
EKSTRAK MANGGIS - PEGAGAN

Eriawan Rismana,1,* Susi Kusumaningrum1,Idah Rosidah1, Nizar1, Erna Yulianti1


1
Pusat Teknologi Farmasi dan Medika - LAPTIAB Gedung 611
PUSPIPTEK - Serpong – Tangerang Selatan
*E-mail : eriawan.rismana@bppt.go.id

EVALUTION OF STABILITY OF ANTIACNE FORMULA


WITH CHITOSAN/Garcinia mangostana-Centella asiatica
EXTRACTS NANOPARTICLESAS ACTIVE SUBTANCES

Abstract
Acne vulgaris is a common human skin disease and commonly was treatment by
antiacne formula with antibiotics substances as active compounds. As alternative
formula for treatment acne vulgaris and dicrease of antibiotics resistance effect,
the new formula antiacne with chitosan/Garcinia mangostana-Centella asiatica
extracts nanoparticles as active compound has been developed. For the
evaluation of formula quality, the stability testing of antiacne formula with active
substance chitosan/G. mangostana-C.asiatica extracts nanoparticles after storage
at room temperature for 24 weeks and 40oC/75% RH for 12 weeks have been
examined. The stability testing was evaluated including therapeutical, physical,
chemical and microbiologicaltests. The therapeutical test of samples was
observed by inhibition growth of Propionicbacterium acnes while the physical test
was observed by organoleptic parameters such as stability of gel, color, odor,
viscosity, and weight of samples. The chemical test was studied of pH and
determination of marker compoundwhile the microbiologicaltest was evaluated
the degree of contaminant bacteria and yeast. The results of test showed that the
antiacne formula have a good stability for all properties at two conditions of
storage.

Keywords : Stability, antiacne, formula, chitosan, Garcinia mangostanaextract,


Centella asiaticaextract

Abstrak
Acne vulgaris merupakan penyakit kulit umum diderita manusia dan umumnya
dapat diobati menggunakan sediaan antiacne dengan bahan aktif berupa senyawa
antibiotika. Sebagai alternatif sediaan untuk mengatasi masalah antiacne dan efek
negatif resistensi senyawa antibiotika maka telah dibuat suatu sediaan antiacne
berbahan aktif nanopartikel kitosan/ekstrak garcinia mangostana-centella
asiatica.Untuk evaluasi kualitas produk sediaan maka telah dilakukan pengujian
stabilitas sediaan antiacne mengandung bahan aktif nanopartikel kitosan/ekstrak
G. mangostana-C.asiaticasetelah penyimpanan 24 minggu pada suhu ruang dan 12
minggu pada 40oC/75 RH. Pengujian yang dilakukan adalah meliputi uji khasiat,

Submit : 03-04-2013 Review : 24-05-2013 Review : 03-06-2013 revisi : 25–06-2013

207
Pengujian Stabilitas Sediaan Antiacne ... (Eriawan Rismana et. al)

sifat fisika, sifat kimia dan mikrobiologi.Uji khasiat sediaan tersebut telah
dilakukan dengan menguji aktivitas penghambatan terhadap Propionibacterium
acnés sedangkan pengujian sifat fisika dilakukan terhadap parameter organoleptik
dengan mengamati bentuk, bau, warna, viskositas, berat sediaan dan jenis emulsi.
Adapun stabilitas kimia dilakukan terhadap parameter pH dan kandungan
senyawa marker sedangkan pengujian mikrobiologi dilakukan terhadap parameter
cemaran mikroba (angka lempeng total) dan kapang (angka kapang khamir). Hasil
pengujian menunjukkan bahwa sediaan antiacne yang diuji mempunyai stabilitas
khasiat, fisika, kimia dan mikrobiologi yang baik selama waktu penyimpanan
pada kedua kondisi tersebut.

Kata kunci : Stabilitas, antiacne, sediaan, kitosan, ekstrak manggis, ekstrak


Pegagan

metode pengolahan), perubahan formula,


PENDAHULUAN
perubahan bahan awal dan bahan pengemas.
Pengujian stabilitas terhadap produk
komersial berupa obat, kosmetik, olahan Berdasarkan lamanya, uji stabilitas
makanan dan minumantelah umum dilakukan dibagi menjadi dua yakniuji stabilitas jangka
oleh industri atau laboratorium penguji. pendek (dipercepat) dan jangka panjang (real
Stabilitas didefinisikan sebagai kemampuan time study). Uji stabilitas jangka pendek di-
suatu produk untuk bertahan kualitasnya lakukan selama 6 bulan dengan kondisi
sesuai spesifikasi kualitas yang ditetapkan ekstrim (suhu 40±20°C dan RH 75± 5%),
sepanjang periode waktu penggunaan dan sedangkan uji stabilitas jangka panjang
atau penyimpanan. Uji stabilitas dilakukan dilakukan sampai dengan waktu kadaluarsa
untuk menjamin identitas, kekuatan, kualitas, produk seperti yang tertera pada kemasan.
dan kemurnian produk yang telah diluluskan Jenis pengujian stabilitas untuk sediaan obat
dan beredar di pasaran, sehingga aman di- dan kosmetik meliputi stabilitas; terapi/
gunakan oleh konsumen. Berdasarkan hasil khasiat, fisika, kimia, mikrobiologi, dan
uji stabilitas dapat diketahui pengaruh faktor teratologi.3,4
lingkungan seperti suhu dan kelembaban ter- Jerawat (acne vulgaris) merupakan
hadap parameter–parameter stabilitas produk penyakit kulit yang banyak dialami oleh
seperti kadar zat aktif, pH, berat jenis, bau, remaja akibat adanya papula folikuler non–
warna, dan lainnya sehingga dapat ditetapkan inflamasi, nodul, pustule dan radang papula.
tanggal kadaluarsa yang sebenarnya. Untuk Faktor penyebab terjadinya jerawat diantara-
sediaan obat dan kosmetik stabilitas lebih nya adalah karena meningkatnya produksi
ditujukan pada kemampuan produk tersebut sebum, penyumbatan saluran dan kolonisasi
untuk mempertahankan sifat dan karakteris- bakteri di saluran pilosebasea serta proses
tik khasiat/terapi agar sama dengan yang inflamasi.5 Senyawa kimia jenis antibiotik
dimilikinya pada saat dibuat hingga batasan telah lama digunakan untuk mengatasi
yang ditetapkan sepanjang periode penyim- masalah jerawat, tetapi dari beberapa kasus
panan dan penggunaan (shelf-life).1-3 Umum- menunjukkan efek negatif berupa resistensi
nya uji stabilitas dilakukan terhadap produk terhadap senyawa tersebut di bidang derma-
baru atau ada perubahan pada proses tologi. Salah satu cara untuk mengatasi
produksi (menggunakan alat baru atau resistensi tersebut adalah melakukan pene-

208
Bul. Penelit. Kesehat, Vol. 41, No. 4, 2013: 207 - 216

litian dengan menggunakan tanaman obat matriks penghantar untuk dexametason, Wu


secara intensif guna mencari bahan alternatif dkk. melakukan penelitian tentang pembuat-
yang mempunyai aktivitas antibakteri, an nanopartikel kitosan sebagai matriks
khususnya terhadap Propionibacterium penghantar untuk glycyrrhizinate, Kim dkk.
acnes. melakukan penelitian tentang pembuatan
nanopartikel kitosan sebagai matriks peng-
Manggis (Garcinia mangostana)
hantar retinol. Metode yang digunakan ada-
adalah tanaman tropis yang banyak ditemu-
lah dengan meneteskan vitamin A yang telah
kan di Asia Tenggara, termasuk Indonesia.
didispersikan dalam etanol ke dalam larutan
Senyawa utama dalam manggis adalah
kitosan dalam air deionisasi di dalam ultra-
derivat xanthon dan telah diketahui mem-
sonikator yang berisikan es. Penelitian ini
punyai aktivitas antifungal, antimikroba, anti
menggunakan kitosan larut air sehingga tidak
oksidan dan sitotoksik.6-10 Sedangkan pega-
diperlukan penambahan asam asetat untuk
gan (Centella asiatica) merupakan salah satu
melarutkan kitosan. Nanopartikel kitosan-
tanaman yang berkhasiat menstimulasi
vitamin A yang terbentuk memiliki ukuran
kolagen pada jaringan kulit.Ekstrak pegagan
antara 80-208 nm. 15-17 Wang dkk. melakukan
dengan kandungan bioaktif triterpenoid
penelitian tentang pembuatan nanopartikel
seperti asiaticoside, asiatic acid, madecasso-
kitosan sebagai peningkat absorpsi sediaan
cide dan madeccasic acidmempunyai efek
nasal dan target organ otak untuk estradiol.
sebagai antinosiseptik dan antiinflamasi.11-13
Nanopartikel yang terbentuk memiliki distri-
Untuk meningkatkan stabilitas dan efek-
busi ukuran 260 nm. 18Selain itu D. Sharma,
tivitas penggunaan bahan aktif kedua ekstrak
dkk telah melakukan sintesis nanopartikel
tersebut dalam satu sediaan antiacne, maka
dan studi ZnO sebagai antibakteri dan anti
telah dilakukan sintesis nanopartikel kitosan/
.kapang, sedangkan F. Martinez-Gutierrez,
ekstrak manggis. Hasil penelitian E. Rismana
dkk telah melakukan sintesis dan evaluasi
dkk. menunjukkan bahwa stabilitas sediaan
sifat antimikroba dan anti kapang dari
menggunakan kitosan/ekstrak manggis mem-
nanopartikel perak dan titanium.19-20
punyai stabilitas yang lebih baik bila hanya
menggunakan ekstrak manggis. 14 Aplikasi teknologi nano dalam bidang
farmasi mempunyai berbagai keunggulan
Nano partikel merupakan sistem
antara lain dapat meningkatkan kelarutan
koloid dengan ukuran antara 10 nm sampai
senyawa, mengurangi dosis pengobatan dan
100 nm. Nanopartikel merupakan bahan
meningkatkan absorbsi. Oleh karena itu,
dengan ukuran partikel pada skala nano-
bahan nanopartikel banyak digunakan pada
meter. Beberapa bahan nanopartikel dengan
sistem penghantaran obat terbaru pada ber-
ukuran partikel di atas 100 nm telah berhasil
bagai bentuk sediaan kosmetik dan derma-
disintesis untuk produk yang berasal dari
tologikal. Sifat pembawa bahan nanopartikel
bahan alam antara lain untuk kurkumin,
mempunyai berbagai keuntungan seperti
paclitaxel dan praziquantel dengan ukuran
mencegah hidrasi kulit, meningkatkan efek
partikel masing–masing adalah 450 nm,
absorpsi, meningkatkan penetrasi zat aktif
147,7 nm, dan > 200 nm, sehingga nano-
dan bersifat lepas terkendali. Teknologi nano
partikel dapat juga didefinisikan sebagai
dalam bidang farmasi mempunyai berbagai
sistem koloid submikronik (<1 µm).
keunggulan antara lain dapat meningkatkan
Beberapa penelitian pembuatan material
kelarutan senyawa atau zat aktif, mengurangi
nano juga dilakukan antara lain oleh
dosis pengobatan dan meningkatkan absorbsi
Dustgani dkk. melakukan penelitian tentang
obat herbal dibandingkan dengan herbal yang
pembuatan nanopartikel kitosan sebagai
tidak dinanonisasi.21

209
Pengujian Stabilitas Sediaan Antiacne ... (Eriawan Rismana et. al)

Dalam penelitian ini telah dilakukan warna, bau, dan mengukur konsistensi berat.3
pengujian stabilitas sediaan antiacne ber- Sedangkan pengujian stabilitas kimia dilaku-
bahan baku aktif nanopartikel kitosan/ekstrak kan dengan mengamati profil kromatogram
G. mangostana-C. asiatica. Adapun jenis hasil análisis KCKT dan penentuan kandung-
pengujian stabilitas yang dilakukan dan an total fenol.
diamati adalah meliputi stabilitas khasiat/
Pengujian stabilitas mikrobiologi
terapi, fisika,kimia, dan mikrobiologi selama
Dilakukan melalui pengujian angka
3 bulan (stabilitas pada suhu 40°C/RH75%)
lempeng total dan angka kapang khamir
dan 6 bulan (stabilitas pada suhu kamar).
dengan mengacu pada prosedur yang tertera
Tujuan dan manfaat penelitian ini adalah
pada FI IV.3
untuk mendapatkan data stabilitas dari
sediaan antiacneberbahan baku aktif nano-
partikel kitosan/ekstrak G. mangostana-C. HASIL
asiatica. Hasil pengujian aktivitas sediaan
antiacne dengan bahan aktif nanopartikel
kitosan/ekstrak G. mangostana-C. asiatica
BAHAN DAN METODE yang dilakukan pada sampel sebanyak 2
Desain Penelitian batchdan telah disimpan selama rentang 24
Sampel uji disiapkan sebanyak 2 minggu pada suhu kamar dan 12 minggu
batch dan dikemas pada tube dengan berat pada kondisi dipercepat (suhu 40˚C/RH 75%)
sekitar 30–32 gram. Pengujian stabilitas ditunjukkan pada Gambar 1 dan Tabel 1.
dilakukan dalam 2 kondisi yakni uji stabilitas
dipercepat pada kondisi suhu 40°C/RH75%
selama 3 bulandanuji stabilitas diperpanjang
pada suhu kamar selama 6 bulan.
Tempat dan Waktu Penelitian
Pembuatan bahan baku zat aktif
nanopartikel kitosan/ekstrak G. mangostana-
C. asiatica dan pengujian stabilitas dilakukan
di Pusat Teknologi Farmasi dan Medika–
LAPTIAB – BPPT - PUSPIPTEK - Serpong,
sedangkan formulasi sediaan antiacne dilaku- Gambar 1. Aktivitas daya hambat terhadap
kan oleh Divisi R & D - PT. Mustika Ratu Propionibacterium acnes dari sediaan antiacne
(Tbk). Waktu penelitian dilakukan selama 10 setelah penyimpanan 24 minggu pada suhu
bulan yakni dari Februari – Nopember 2011. kamar dan 12 minggu pada suhu 40˚C/RH
Pengujian stabilitas khasiat 75%
Pengujian stabilitas khasiat dilakukan
dengan menguji aktivitas antibakteri Hasil uji khasiat sediaan antiacne
(penghambatan)sediaan terhadap Propioni- berbahan aktif nanopartikel kitosan/ekstrak
bacterium acnes dan dilakukan sesuai G. mangostana-C. asiatica menunjukkan
metode yang dilakukan oleh Tsai, dkk.2 bahwa setelah penyimpanan selama 24
Pengujian stabilitas fisika dan kimia minggu pada suhu kamar dan 12 minggu
Pengujian stabilitas fisika dilakukan pada suhu 40˚C/RH 75% sediaan masih
dengan mengacu kepada prosedur FI IV yaitu mempunyai aktivitas penghambatan terhadap
dengan mengamati bentuk gel sediaan, Propionibacterium acnes.

210
Bul. Penelit. Kesehat, Vol. 41, No. 4, 2013: 207 - 216

Tabel 1. Besarnya Aktivitas Penghambatan Terhadap Propionibacterium acnes dari Sediaan


Formula Antiacne Nanopartikel Kitosan/Ekstrak G. mangostana-C. asiatica dan
Contoh Sediaan Pembanding

Waktu Diameter Diameter penghambatan Diameter penghambatan


Minggu penghambatan pada pada suhu 40˚C RH 75% sampel pembanding
ke - suhu kamar (mm) (mm) (mm)
Batch 1 Batch 2 Batch 1 Batch 2 Pemb 1 Pemb 2
0 20,3 20,0 20,3 20,0 15,0 21,0
2 20,6 20,0 21,0 20,0
4 20,6 19,3 21,0 19,6
6 20,0 18,3 20,0 18,0
8 20,0 20,0 20,0 20,0
10 20,0 20,0 20,0 19,3
12 19,0 19,0 20,0 19,3
14 20,0 19,0
16 20,0 19,0
20 20,0 19,0
24 20,0 19,0 15,0 21,0

an yakni berkurang dari skala 4 menjadi 2–


Diameter daya hambat sediaan yang diuji
3.Hasil pengujian parameter homogenitas
terhadap Propionibacterium acnés adalah
dan jenis emulsi sediaan antiacne menunjuk-
berkisar antara 18–21 mm, sedangkan 2
kan hasil yang stabil ditunjukan oleh homo-
sampel sediaan pembanding yang ada di
genitas dengan jenis emulsi o/w selama
pasar menunjukkan daya hambat masing–
penyimpanan.
masing adalah 15 mm dan 21 mm.
Hasil uji stabilitas fisik dan kimia
Pengujian stabilitas fisik sediaan anti-
terhadap parameter berat, viskositas,
acné dilakukan terhadap parameter bentuk
gel, warna, bau, homogenitas dan jenis danpHsediaan antiacné yang telah disimpan
emulsi. Hasil pengujian terhadap bentuk gel selama 24 minggu pada suhu kamar dan 12
sediaan antiacné dalam dua kondisi suhu dan minggu pada 40°C/RH 75% ditunjukkan
lama penyimpanan menunjukkan bentuk gel pada Tabel 2. Hasil uji parameter stabilitas
transparan yang stabil selama pengamatan. berat sediaan menunjukkan adanya penurun-
Warna sediaan antiacné pada penyimpanan an pada batch 1 dan 2 sebesar 0,05–2,21%
suhu kamar menunjukkan warna hijau bila membandingkan berat awal sediaan
kekuningan pada pengamatan minggu ke 0– dengan berat setelah disimpan selama waktu
10 minggu dan berubah menjadi kuning pengujian yang kemungkinan besar akibat
coklat muda pada pengamatan minggu ke efek penguapan. Hasil pengujian viskositas
16–24 minggu, sedangkan warna pada pada sediaan antiacné batch 1 yang disimpan
penyimpanan suhu 40˚C/RH 75% adalah pada suhu kamar selama 24 minggu dan 12
berwarna hijau kekuningan sampai peng- minggu pada suhu dipercepat menunjukkan
amatan minggu ke-8 dan berubah menjadi adanya penurunan, sedangkan pada sediaan
hijau kecoklatan pada minggu ke 10-12. Bau antiacné batch 2 viskositas relatif stabil pada
atau keharuman sediaan antiacne dalam dua kondisi penyimpanan yang dilakukan. Secara
kondisi penyimpanan dan waktu pengamatan umum besarnya viskositas selama penyim-
menunjukkan penurunan intensitas keharum- panan adalah berkisar antara 4.500– 6.500

211
Pengujian Stabilitas Sediaan Antiacne ... (Eriawan Rismana et. al)

cps. Hasil pengujian pH sediaan antiacné Parameter stabilitas kimia sediaan


batch 1 selama proses penyimpanan pada antiacne yang diamati lainnya adalah kadar
suhu kamar menunjukkan sedikit penurunan total fenol dan profil kromatogram KCKT.
pH yakni dari 5,40 menjadi 5,10, sedangkan Uji stabilitas kimia berupa kadar total fenol
untuk batch 2 menunjukkan stabilitas pH sediaan antiacne yang disimpan pada suhu
yang lebih baik yakni pada rentang 5,25–5,50 kamar selama 24 minggu dan suhu 40oC/RH
selama waktu pengamatan. Pengujian pH 75% selama 12 minggu ditunjukkan pada
sediaan antiacné batch 1 dan 2 pada suhu Tabel 3.
dipercepat menunjukkan stabilitas pH yang
baik yakni dengan rentang pH 5,20- 5,50

Tabel 2. Hasil Pengujian Stabilitas Fisika dan Kimia Sediaan Anti Acne

Waktu Berat akhir


Berat akhir Viskositas Viskositas pH pH
Minggu pada suhu pada suhu kamar 40˚C RH pada suhu pada40˚C/RH
ke - kamar suhu 40˚C (cps) 75% kamar 75%
(gram) RH 75% (cps)
(gram)
Batch Batch Batch Batch Batch Batch Batch Batch Batch Batch Batch Batch
1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2
0 33,13 31,52 31,33 31,52 6.750 6.500 6.750 6.500 5,39 5,50 5,39 5,50
2 32,29 31,98 31,54 31,99 6.400 6.500 5.900 6.350 5,36 5,45 5,28 5,44
4 32,83 31,90 32,37 31,31 6.300 6.600 5.850 6.000 5,36 5,46 5,26 5,44
6 33,79 30,93 31,92 31,44 6.500 6.500 6.250 6.250 5,31 5,31 5,26 5,42
8 33,39 30,45 31,83 31,20 5.450 6.400 4.950 6.050 5,19 5,38 5,26 5,36
10 31,40 31,70 31,12 30,55 5.550 6.300 4.850 6.200 5,20 5,24 5,27 5,20
12 31,46 31,50 32,10 31,16 5.150 6.350 4.750 6.030 5,30 5,35
14 28,30 15,00 5.300 6.300 5,20 5,25
16 33,30 30,10 5.250 6.900 5,10 5,25
20 22,10 26,10 5.240 6.500 5,10 5,25
24 33,20 27,00 5.250 6.200 5,10 5,30

Tabel 3. Hasil analisis kadar total fenol pada penyimpanan suhu kamar dan 40oC/RH 75%

Kadar total fenol pada peyimpanan Kadar total fenol pada peyimpanan
Minggu
Suhu kamar (%) 40oC/RH 75% (%)
ke-
Batch 1 Batch 2 Batch 1 Batch 2
0 0,13 0,21 0,13 0,21
2 0,15 0,19 0,14 0,20
4 0,14 0,25 0,15 0,24
6 0,16 0,20 0,16 0,12
8 0,12 0,20 0,13 0,20
10 0,19 0,18 0,19 0,19
12 0,13 0,19 0,16 0,18
16 0,14 0,20
20 0,14 0,23
24 0,14 0,21

212
Bul. Penelit. Kesehat, Vol. 41, No. 4, 2013: 207 - 216

M 14 A I
Penentuan kadar total fenol cukup K - 2 8 0 0

P e g a g a n
[ 1 ]

Name
mudah dilakukan sehingga dapat menjadi 2250

2000
Retention Time
2250

2000

parameter yang diamati pada pengujian stabi- 1750 1750

litas kimia. Hasil uji menunjukkan kadar 1500 1500

6.39
1250 1250

fenol pada sediaan batch 1 dan 2 masing–

1.46
1.39
1.34
mAU

mAU
1000 1000

masing adalah pada rentang 0,13–0,19% dan 750 750

1.63
0,18–0,25%. 500 500

13.52

19.45
10.68

12.04

16.68
17.23

18.25
5.82
3.46
4.13

8.29
4.56
5.06
5.27
5.49

9.02

9.90
1.00
250 250

Sedangkan profil kromatogram

2.10
0 0

KCKT sediaan pada minggu ke-0, 12 dan 14 -250


0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Minutes
11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
-250

pada penyimpanan suhu kamar ditunjukkan 2. c


pada Gambar 2a–2c. Gambar 2.a–2.c menun- Gambar 2. Profil kromatogram sediaan
jukkan kromatogram analisis KCKT sediaan antiacne pada minggu ke - (a) 0, (b) 12 dan (c)
antiacne dengan waktu penyimpanan selama 14
0, 12 dan 14 minggu. Hasil uji stabili-as
kimia sediaan antiacné dengan melihat profil Hasil uji stabilitas mikrobiologi
kromatografi KCKT selama waktu penyim- sampel sediaan antiacne sebanyak 2 batch
panan menunjukkan bahwa profil kromato- pada penyimpanan suhu kamar selama 24
gram sediaan antiacne pada minggu ke-0, 12 minggu dan penyimpanan suhu 40˚C/RH
dan 14 mempunyai pola dan intesi-tas 75% selama 12 minggumenunjukkan hasil
puncak yang identik. yang baik yakni mempunyai angka lempeng
total (cfu/ml) dan angka kapang khamir
(cfu/ml) yang memenuhi stándar masing –
K - 2 8 0 0 [ 1 ]
M0I
masing yakni =<10 dan < 10.
P e g a g a n

2250 Name 2250

Retention Time
2000 2000

1750 1750
PEMBAHASAN
1500 1500
Adanya aktivitas antibakteri sediaan
6.33

antiacné berupa daya hambat terhadap per-


1.45

1250 1250
1.38
1.31
mAU

1000 1000

750 750 tumbuhan Propionibacterium acnes setelah


1.62

500 500

penyimpanan selama 24 minggu pada suhu


13.41

19.39
14.89
10.61

11.82
11.93
12.02
12.39
12.49

17.15

18.27
3.44

5.79
4.10

8.22
3.24

4.54
5.03
5.24

8.97

9.84
1.00

kamar dan 12 minggu pada suhu 40oC/RH


250 250
2.11

0 0

-250
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Minutes
11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
-250
75% menunjukkan bahwa sediaan mem-
2.a punyai stabilitas khasiat yang baik. Stabilitas
aktivitas antibakteri tersebut ditunjukkan
oleh besarnya diameter daya hambat yang
K -2 8 0 0

P e g a g a n
[1 ]
M 12 B I
relatif stabil yakni pada rentang 19–21 mm.
2250
Name
Retention Time
2250
Bila membandingkan daya hambat aktivitas
antibakteri sediaan antiacné nanopartikel
2000 2000

1750 1750

1500 1500 kitosan ekstrak G. mangostana-C. asiatica


1250 1250
dengan2 contoh sediaan pembanding yang
1.46

6.26
mAU

1.30

berbahan baku aktif antibiotik dengan daya


1000 1000

750 750

500 500 hambat masing–masing sebesar 14 dan 22


13.09

19.04
16.54
16.73
16.86
17.39
17.47
17.59
17.67
17.92
8.93
3.43

8.09
5.72
4.08
4.52

5.40
5.21

250 250

mm, maka aktivitas sediaan yang diuji adalah


2.12

0 0

-250 -250
berada diantara kedua contoh produk ter-
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Minutes

sebut. Sedangkan bila dibandingkan aktifi-tas


2. b
antiacné dengan penelitian lainnya, di-
antaranya dengan hasil uji Vats dan Sharma

213
Pengujian Stabilitas Sediaan Antiacne ... (Eriawan Rismana et. al)

yang menggunakan bahan aktif minyak Hasil uji stabilitas kimia pada
Coriander dari Coriandrum sativum (ketum- paramter pH sediaan menunjukkan tidak ada
bar) sebagai bahan aktif sediaan antiacné penurunan yang signifikan, artinya sediaan
dengan daya hambat 31,4 mm maka daya stabil dan tidak terjadi perubahan kimia
hambat kitosan/ekstrak G. mangostana-C. dalam bahan–bahan kimia pada sediaan yang
asiaticaadalah lebih rendah.23 Dan bila memungkinkan terjadinya perubahan pH.
dibandin-kan dengan hasil penelitian Hada- Adanya kandungan senyawa total fenol
wiyah R yang menggunakan bahan aktif 20% setelah penyimpanan pada suhu kamar dan
ekstrak etanol belimbing wuluh dan Rasheed, suhu dipercepat selama pengujian, menun-
dkk yang menggunakan campuran ekstrak jukkan bahwa sediaan stabil secara sifat
Andrographis paniculata, Glycyrrhiza gla- kimia. Identiknya pola kromatogram pada
bra, Ocimum sanctum, Azadiracta indica, sampel sediaan setelah disimpan pada waktu
dan teh hijau masing–masing dengan aktifitas tertentu menunjukkan bahwa senyawa kimia
daya hambat 15 mm dan 21 mm, maka yang ada dalam sediaan berupa ekstrak G.
aktifitas kitosan/ekstrak G. mangstana-C. mangostana dan C. asiaticaadalah stabil.
asiaticaadalah lebih kuat. 24, 25 Hasil uji stabilitas mikrobiologi
Pengamatan stabilitas fisika melalui menunjukkan bahwa angka lempeng total
uji organoleptik sampai minggu ke 24 pada (ALT) dan angka kapang kamir (AKK) pada
suhu kamar menunjukkan tidak ada per- sediaan tersebut selama penyimpanan masih
ubahan signifikan dari bentuk, warna, bau, memenuhi persyaratan yakni berada di
homogenitas dan tipe emulsi. Sedangkan bawah persyaratan untuk angka lempeng
pada sediaan yang disimpan pada suhu total sediaan = <10 dan angka kapang khamir
40˚C/RH 75% selama 12 minggu menunjuk- <10. Dengan kata lain formula sediaan
kan ada sedikit perubahan yang terjadi pada antiacné tersebut mempunyai stabilitas
parameter warna dan bau yakni menunjukkan mikrobiologi yang baik dan aman untuk
adanya perubahan warna dan penurunan digunakan secara topikal.
intensitas keharuman, namun tidak signifi- Keseluruhan uji stabilitas órgano-
kan. Hal ini kemungkinan besar disebabkan leptik, fisik, kimia dan mikrobiologi terhadap
pewangi yang digunakan mengalami sedikit sediaan antiacné mengandung kitosan/ekstrak
penguapan selama proses penyimpanan, G. mangostana-C. asiaticaadalah sesuai
sedangkan perubahan warna kemungkinan pesyaratan FI IV dan hasil yang dilaporkan
terjadi karena terjadi proses kimia seperti Vats dkk dan Hadawiyah.
oksidasi oleh udara atau panasselama
penyimpanan.
Secara umum hasil uji stabilitas fisika KESIMPULAN
pada parameter stabilitas berat menunjukkan Hasil pengujian stabilitas terhadap
hasil yang stabil yakni dengan penurunan parameter uji khasiat, fisika, kimia dan
berat sediaan 0,05–2,12%. Data berat sampel mikrobiologi dari sediaan topikal gel
juga menunjukkan adanya sedikit ketidak- antiacne berbahan aktif nanopartikel kitosan/
seragaman berat sampel akibat proses ekstrak G. mangostana-C. asiatica setelah
pengisian pada kemasan awal masih dilaku- disimpan selama 24 minggu pada suhu kamar
kan secara manual Sedangkan penurunan dan 12 minggu pada kondisi dipercepat.
yang cukup signifikan pada sediaan batch 1 menunjukkan hasil yang baik. Produk
dibanding batch 2 diduga karena adanya sediaan bersifat stabil, berkhasiatdan aman
perbedaan homogenitas diantara kedua untuk digunakan selama proses penyimpan-
sediaan pada saat formulasi. an.

214
Bul. Penelit. Kesehat, Vol. 41, No. 4, 2013: 207 - 216

UCAPAN TERIMA KASIH in Vietnam. Yakugaku Zasshi. 1994 : 114 ; 129-


33.
Penulis mengucapkan terima kasih 11. National Agency of Drug and Food Control
kepada Kementerian Riset dan Teknologi Republic of Indonesia. Monography of
atas dukungan dana melalui Program Insentif Indonesian Medicinal Plant Extract. 2004 ;
Riset serta PT. Mustika Ratu atas 12. Anonim. Centella asiatica. 2009. [Disitasi 1
kerjasamanya dalam pembuatan sediaan Oktober 2009]. Diunduh dari
antiacne. :http://en.wikipedia.org/wiki/Centella_asiatica. .
13. Quan LY, Hong QD, Takaishi Y,Wen YG. A
Novel Triterpene from Centella asiatica.
DAFTAR RUJUKAN Molecules, 2006 : 11; 661-665
14. Rismana E, Kusumaningrum S, Bunga O,
1. MartinA, SwarbrickJ, CammarataA.Farmasi Rosidah I, Marhamah. Sintesis dan karakterisasi
Fisik : Dasar-Dasar Farmasi Fisik dalam Ilmu nanopartikel kitosan – ekstrak kulit buah
Farmasetika. Edisi Ketiga.Jilid 2. Jakarta: UI- manggis (Garcinia mangostana). Jurnal Sains
Press.2008. 1143-1164. dan Teknologi Indonesia. 2012 : 14 (3); 189 –
2. Lachman L. Lieberman HA, Kanig 196.
JL.diterjemahkan oleh Siti Suyatmi. Teori dan 15. Dustgani A, Ebrahim V, Mohammmad I.
Praktek Farmasi Industri II. Penerbit Universitas Preparation of chitosan nanoparticles loaded by
Indonesia. Edisi ke-3. 1994.1029-1089 dexamethasone phosphate. Iranian Journal of
3. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Pharmaceutical Sciences. 2008 ; 4(2) : 111-14.
Farmakope Indonesia. Edisi IV. Jakarta. 2005. 16. Kim D, Young IJ, Mi-Kyeong J, Jun-Kyu P,
847 – 854, 999, 1037-9 Hak-Su J, Min-Ja J, Joong-Kuen K, Dong-Hyuk
4. Somchit MN,et al.Antinociceptive and S, Jae-Woon N. Preparation and
antiinflammatory effects of Centella Asiatica. Characterization of Retino-encapsulated
Indian Journal Pharmacol. 2004 : 36 (6) ; 377- Chitosan Nanoparticle. Journal Applied
380 Chemistry.2006 ;10(1) : 65-8.
5. Chomnawang MT, Surassmo S, Nukoolkarn VS, 17. Wu Y, Wuli Y, Changchun W, Jianhua H,
Gritsanapan, W. Antimicrobial effects of Thai Shoukuan F. Chitosan nanoparticles as a novel
medicinal plants against acne-inducing bacteria. delivery System for ammonium glycyrrhizinate.
Journal of Ethnopharmacology.2005 ; 101 : 330 International Journal of Pharmaceutics 2005 ;
– 33. 295: 235-245
6. Gopalakrishnan G, Banumathi B, Suresh 18. Wang X, Na C, Xian T. Preparation of estradiol
G.Evaluation of the antifungal activity of natural chitosan nanoparticles for improving nasal
xanthones from Garcinia mangostana and their absorption and brain targeting. European
synthetic derivatives. J. Nat. Prod. 1997 ; 60 : Journal of Pharmaceutics and
519-24. Biopharmaceutics.2008 ;70 : 735-40.
7. Nilar, Nguyen LHD, Venkatraman G, Sim KY, 19. SharmaD, RajputJ, KaithBS, KaurM,
Harrison LJ.Xanthones and benzophenones from SharmaS.Synthesis of ZnO nanoparticles and
Garcinia griffithii and Garcinia mangostana. study of their antibacterial and antifungal
Phytochemistry. 2005 ; 66 : 1718-23. properties. Thin Solid Films. 2010 ; 519 (3)
8. Suksamrarn S, Suwannapoch N, Ratananukul P, 1224–9.
Aroonlerk N, Suksamrarn A. Xanthones from the 20. Martinez GF, OlivePL, Banuelos A. Synthesis,
green fruit hulls of Garcinia mangostana. J. Nat. characterization, and evaluation of antimicrobial
Prod.2002 ; 6 : 761-63. and cytotoxic effect of silver and titanium
9. Suksamrarn S, Suwannapoch N, Phakhodee W, nanoparticles. Nanomedicine: Nanotechnology,
Thanuhiranlert J, Ratananukul P, Chimnoi N, Biology, and Medicine. 2010 ; 6 (5) : 681–8.
Suksamrarn A. Antimycobacterial activity of 21. BriggerI, DubernetC, CouvreurP. Nanoparticles
prenylated xanthones from the fruits of Garcinia in cancer therapy and diagnosis. Adv. Drug
mangostana. Chem. Pharm. Bull. 2003 ; 51 : Deliv. Rev. 2002 ;54: 631-51.
857-59. 22. Tsai TH, Tsai TH, Chien YC, Lee CW, Tsai PJ.
10. Yoshikawa M, Harada E, Miki A, Tsukamoto K, In vitro antimicrobial activities against
Liang SQ, Yamahara J, Murakami N. cariogenic streptococci and their antioxidant
Antioxidant constituents from the fruit hulls of capacities: A comparative study of green tea
mangosteen (Garcinia mangostana) originating

215
Pengujian Stabilitas Sediaan Antiacne ... (Eriawan Rismana et. al)

versus different herbs. Food Chemistry.2008 ; (Averrhoa bilimbi L.) dan Uji Aktivitasnya
110 : 859–64. Terhadap Beberapa Bakteri Penyebab Jerawat.
23. Vats A, Sharma P. Formulation and evaluation Tesis. USU. 2012
of topical antiacne formulation of Coriander Oil. 25. Rasheed A, Shama SN, Joy JM, Reddy BS, Roja
International Journal of Pharmacy and C. Formulation and eavaluation of herbal
Pharmaceutical Science Research. 2011; 2 (3) : antiacne moisturizer. Pak. J. Pharm. Sci. 2012 ;
61 – 66. 25 (4) ; 867 – 70.
24. Hadawiyah R. Formulasi Sediaan Gel Dari
Ekstrak Etanol Buah Belimbing Wuluh

216

You might also like