You are on page 1of 9

JURNAL HUTAN LESTARI (2015)

Vol. 3 (3) : 374–382

SIFAT FISIK DAN MEKANIK PAPAN PARTIKELDARI KAYU SENGON


(PARASERIANTHES FALCATARIA. L) DAN SERBUK SABUT KELAPA
(COCOS NUCIFERA.L)

Physical and Mechanical Properties of Particle Board from Sengon Wood


(Paraserianthes falcataria. L) and Coconut Powder (Cocos nucifera. L)

Dewi Roza, M. Dirhamsyah, Nurhaida


Fakultas Kehutanan Universitas Tanjungpura. Jln Imam Bonjol Pontianak 78124
E-mail : dewiroza27@yahoo.com

ABSTRACT
This research aims to utilize the low quality of wood i.e.sengon (Paraserianthes falcataria) and
waste of Coconut fiber dust to made particle board. Particle board made with different ratio
i.e 100% sengon, 80% sengon and 20% Ccocnut fiber with adhesive concentration of 12%,
14% and 16%. Particle board made with size 30 cm x 30 cm x 1 cm with a density of 0,6 g/cm3
at a pressure of 25 kg/cm2 at 1400C for 8 minutes. Evaluated the physical properties (density,
water content, water absorption and thickness swelling) and mechanical properties modulus of
elastis (MOE), modulus of rupture (MOR) and internal bonding (IB) was conducted in
accordance with JIS A 5908-2003 standard. The results showed that the density value sranged
between 0.53g/cm3 - 0.58g/cm3, water contentranged from 6.63%-8.27%, thickness swelling
ranged between7.51% -11.75%,water absorption ranged between 53.75% - 64.62%, MOE
ranged between 14654.54 kg/cm2 - 18031.95 kg/cm2, MOR ranged between 169.54kg/cm2 -
218.47 kg/cm2, internal bonding ranged from3.33 kg/cm2-4.93 kg/cm2. The particle board
values can fulfill the standart of JIS A 5908-2003, except for the value of the MOE.
Composition of raw materials significantly affect the water absorption value, MOE and MOR
mean while the concentration of adhesive significantly affect the value of thickness swelling,
water absorption, MOE and MOR. Interaction between the ratio of raw material and
concentration of adhesive did not significantly affect the physical and mechanical properties of
particle board. The best values of particle board was achieved with composition sengon 80%
and 20% coconut fiber dust withan adhesive concentration 16%.

Keyword : Coconut fiber, paraserianthes falcataria, particle board, physical, mechanical


properties.

PENDAHULUAN varietas kelapa yang berbeda tentunya


Kayu sengon telah dimanfaatkan presentase diatas akan berbeda pula
oleh masyarakat untuk bahan bangunan (Sudarsono, 2010).
dan bahan baku industri pengolahan kayu Pembuatan papan partikel
dimana dalam proses produksinya yang berdasarkan pada pertimbangan
menghasilkan limbah berupa serbuk ekonomis yaitu untuk memperbaiki
gergajian (saw dust), pasahan (shaving), sumber bahan baku yang berasal dari
potongan kecil kayu, tatal dan lain-lain perkebunan dengan usaha-usaha
(Siregar, et al., 2008). Sabut kelapa, kulit pemanfaatan limbah dari berbagai jenis
kelapa yang terdiri dari serat yang yang berkualitas rendah. Papan partikel
terdapat diantara kulit dalam yang keras selain digunakan untuk keperluan
(batok), tersusun kira–kira 35% dari berat membuat dinding, lemari, bangku dan
total buah kelapa yang dewasa. Untuk lantai, juga digunakan dalam pembuatan

374
JURNAL HUTAN LESTARI (2015)
Vol. 3 (3) : 374–382

bangunan rumah. Papan partikel adalah cm x 30 cm x 1 cm dan target kerapatan


produk kayu yang dihasilkan dari 0,6 gr/cm3, sehingga menghasilkan berat
pengempaan panas antara campuran bahan baku sebesar 540 gr. Papan
partikel kayu atau bahan berligno selulosa partikel dibuat dengan komposisi bahan
lainnya dengan perekat organik serta baku 100% kayu sengon : 0% serbuk
bahan perekat lainnya yang dibuat sabut kelapa, dan 80% kayu sengon :
dengan cara pengempaan mendatar 20% serbuk sabut kelapa. Konsentrasi
dengan dua lempeng datar. perekat urea formal dehida 12%, 14% dan
Tujuan penelitian untuk mengetahui 16% dari berat bahan baku. Campuran
pengaruh komposisi bahan baku (kayu partikel dan perekat dicetak dengan
sengon dan serbuk sabut kelapa) cetakan kayu dan diberi perlakuan kempa
daninteraksi dengan konsentrasi perekat panas selama 8 menit dengan tekanan 25
terhadap sifat fisik mekanik yang kg/cm2 pada suhu 140oC. Papan partikel
memenuhi standar JIS A5908-2003. dikondisikan selama satu minggu pada
suhu ruangan setelah itu dilakukan
METODOLOGI PENELITIAN pemotongan contoh uji untuk pengujian
Penelitian dilaksanakan di sifat fisik dan mekanik papan
Laboratorium Pengolahan Kayu menggunakan standar JIS A 5908-2003.
Universitas Tanjungpura sebagai tempat Data hasil pengamatan yang diperoleh
persiapan partikel, dan PT. Duta Pertiwi dianalisa menggunakan metode factorial
Nusantara sebagai tempat untuk rancangan acak lengkap (RAL) sebanyak
pembuatan papan serta pengujian sifat tiga (3) kali ulangan dengan perbedaan
fisik dan mekanik papan partikel. Alat konsentrasi perekat urea formaldehida
yang digunakan meliputi Chain saw, yang digunakan.
kantong plastik besar, saringan/ayakan 10
mesh dan 40 mesh, timbangan analitik, HASIL DAN PEMBAHASAN
batang pengaduk, gelas ukur, oven listrik, Kerapatan
desikator, masker, bak, papan pencetak, Kerapatan merupakan salah satu sifat
plat baja, stopwach, mesin kempa panas, fisik yang menunjukan perbandingan
universal testing machine. Bahan yang antara massa benda terhadap volume
digunakan meliputi kayu sengon, serbuk yang dimilikinya, dengan kata lain
sabut kelapa, perekat urea formaldehid kerapatan adalah banyaknya massa zat
(UF), katalis (NH4CL) 25% dan emulsi per satuan volume. Nilai kerapatan papan
(parafin) 40%. partikel kayu sengon dan serbuk sabut
Partikel yang digunakan yaitu kayu kelapa sebesar 0,54 gr/cm3 - 0,58 gr/cm3.
sengon dan serbuk sabut kelapa. Partikel Dengan demikian nilai kerapatan papan
kayu sengon diayak menggunakan partikel kayu sengon dan serbuk sabut
saringan tertahan 10 mesh dan serbuk kelapa telah memenuhi standar JIS A
sabut kelapa menggunakan tertahan 5908-2003 untuk kerapatan papan
saringan 40 mesh, kemudian kedua bahan partikel medium density particleboard
tersebutdi oven hingga kadar air ± 5%. yaitu papan partikel dengan kerapatan
Papan partikel dibuat dengan ukuran 30 antara 0,4-0,9 gr/cm3 (Gambar 1).

375
JURNAL HUTAN LESTARI (2015)
Vol. 3 (3) : 374–382

1 jJIS A 5908-2003
0.9 (0,4 - 0,9 gr/cm3 )
0.8
0.7 Konsentrasi
0,58 0,56
Kerapatan
(gr/cm³) 0,58 0,57 Perekat
0.6 0,54
0.5 12% (b1)
0.4 14% (b2)
0.3 16%(b3)
0.2
0.1
0
100 : 0 (a1) 80 : 20 (a2)
Papan Partikel Kayu Sengon : Serbuk Sabut Kelapa

Gambar1. Nilai Kerapatan Papan Partikel dari Kayu Sengon dan Serbuk Sabut
Kelapa (Density Value of Particleboard made from Sengon and
Coconut Fiber)

Hasil penelitian menunjukkan keseluruhan berkisar 0,54 gr/cm2 -


bahwa kerapatan papan partikel yang 0,58 gr/cm2. Nilai kerapatan tersebut
dihasilkan tidak mencapai target, telah memenuhi standar JIS A 5908-
kerapatan tertinggi terdapat pada 2003 yaitu antara 0,4 gr/cm 2- 0,9
komposisi kayu sengon 100% dan 0% gr/cm2.
serbuk sabut kelapa dengan
Kadar Air
konsentrasi perekat 12% dan 14% Hasil penelitian menunjukan nilai
(0,58 gr/cm3) dan kerapatan terendah kadar air papan partikel berkisar
terdapat pada komposisi kayu sengon 6,25% - 9,15% (Gambar 2) secara
100% dan 0% serbuk sabut kelapa keseluruhan nilai kadar air papan
dengan konsentrasi perekat 16% (0,54 partikel dari kayu sengon dan serbuk
gr/cm3). sabut kelapa semuanya telah
Kerapatan papan partikel tidak memenuhi standar JIS A 5908-2003
mencapai target, hal ini diduga karena yang mensyaratkan nilai kadar air
berat papan berkurang sehingga nilai berkisar antara 5 -1 3%.
kerapatan menurun. Menurut Hakim et Analisis sidik ragam
al. (2011) nilai kerapatan dipengaruhi menunjukkan bahwa komposisi bahan
oleh tebal dinding sel, kadar air dan baku (A), konsentrasi perekat (B) dan
proses perekatan serta pengempaan. interaksi antara kedua faktor (AB)
Nilai rerata setiap perlakuan kerapatan tidak berpengaruh nyata terhadap
papan partikel yang dihasilkan secara kadar air yang dihasilkan.

376
JURNAL HUTAN LESTARI (2015)
Vol. 3 (3) : 374–382

JIS A 508-2003
14 Maksimal 5-13%
12
7.76 9.15

Kadar Air
10 7.35 Konsentrasi
7.27 6.82 6.25
8 Perekat

(%)
6
12% (b1)
4
14%(b2)
2
0 16%(b3)

100: 0 (a1) 80 : 20 (a2)


Partikel Kayu Sengon : Serbuk Sabut Kelapa

Gambar 2. Nilai Kadar Air Papan Partikel Kayu Sengon dan Serbuk Sabut
Kelapa (Water ContentValue of Particleboard made from Sengon
and Coconut Fiber)

Hasil dari penelitian menunjukkan tinggi kerapatan papan partikel maka


nilai kadar air papan partikel tertinggi semakin kecil kadar air papan partikel.
pada komposisi kayu sengon 80% dan
Pengembangan Tebal
serbuk sabut kelapa 20% dengan
Nilai rerata pengembangan tebal
konsentrasi perekat 14% (9,15%).Kadar
berkisar antara 7,28% - 10,44%, untuk
air terendah pada komposisi kayu sengon
lebih jelasnya data pengembangan tebal
80% dan serbuk sabut kelapa 20%
papan partikel kayu sengon dan serbuk
dengan konsentrasi perekat 16% (6,25%).
sabut kelapa disajikan pada Gambar 3.
Kadar air dalam penelitian ini bervariasi,
Hasil analisis sidik ragam menunjukkan
menurut Prasetyani dan Ruhendi (2009),
bahwa faktor konsentrasi perekat
kadar air ditentukan oleh kadar air awal berpengaruh sangat nyata, sedangkan
partikel, jumlah air dalam perekat, dan komposisi bahan baku dan interaksi
jumlah air yang menguap selama proses kedua faktor tidak berpengaruh nyata
pengempaan. Selain itu kadar air juga terhadap pengembangan tebal.
dipengaruhi oleh kerapatan, semakin

14
12
Pengembanga
n Tebal ( %)

10 Konsentrasi Perekat
8 12%(b1)
6 14%(b2)
4 16%(16)
2
0
100 ; 0 (a1) 80 ; 20 (a2)
Partikel Kayu Sengon : Serbuk Sabut Kelapa
Gambar 3. Nilai Pengembangan Tebal Papan Partikel Kayu Sengon dan Serbuk
Sabut Kelapa (Thickness Swelling Value of Particleboard made from
Sengon and Coconut Fiber)

377
JURNAL HUTAN LESTARI (2015)
Vol. 3 (3) : 374–382

Hasil penelitian menunjukkan akan semakin kecil.JIS A 5908-2003


bahwa pengembangan tebal papan mensyaratkan nilai pengembangan
partikel yang dihasilkan sudah papan partikel maksimal 12%, jadi
memenuhi standar. Gambar 3 keseluruhan papan partikel yang
menunjukan bahwa presentase perekat dihasilkan sudah memenuhi standar dari
dan nilai pengembangan tebal JIS A 5908-2003.
berbanding terbalik yaitu semakin
Daya Serap Air
tinggi presentase perekat yang Daya serap air tidak masuk dalam
digunakan dalam pembuatan papan standar JIS A 5908-2003 akan tetapi
partikel kayu sengon dan serbuk sabut daya serap air papan partikel tetap harus
kelapa maka nilai pengembangan tebal diperhatikan karena mempengaruhi
papan partikel akan menurun.Hal ini kualitas papan partikel, daya serap air
sesuai dengan hasil penelitian Sitorus, menunjukkan persentase banyaknya air
et al. (2009), dan Massijaya, et al. yang diserap oleh papan partikel setelah
(2009) dengan bertambahnya jumlah perendaman selama 24 jam. Nilai rerata
konsentrasi perekat yang digunakan daya serap air berkisar antara 49,33% -
dalam adonan maka nilai 66,41%, disajikan pada Gambar 4.
pengembangan tebal papan partikel

66.3 66.41 64.61


70 59.7 59.8
Daya Serap

Konsentrasi
Air (%)

60 49.33 Perekat
50
40 12% (b1)
30 14% (b2)
20
16% (b3)
10
0
100:0 (a1) 80:20 (a2)

Partikel Kayu Sengon : Serbuk Sabut Kelapa

Gambar 4. Nilai Daya Serap Air Papan Partikel Kayu Sengon dan Serbuk Sabut Kelapa
(Water AbsorbtionValue of Particleboard made from Sengon and Coconut
Fiber)

Hasil dari penelitian menunjukkan serbuk sabut kelapa 0% dengan


bahwa daya serap air papan partikel yang konsentrasi perekat 16% (49,33%).
dihasilkan tertinggi pada komposisi kayu Semakin banyak serbuk sabut kelapa
sengon 80% dan serbuk sabut kelapa maka nilai daya serap air yang dihasilkan
20% dengan konsentrasi perekat 12% juga meningkat. Menurut Wulandari
(66,41%) dan daya serap air terendah (2012), sifat papan partikel yang bersifat
pada komposisi kayu sengon 100% dan higroskopis dikarenakan mengandung

378
JURNAL HUTAN LESTARI (2015)
Vol. 3 (3) : 374–382

lignin dan selulosa, dimana semua bahan nilai MOE tertinggi terdapat pada
yang mengandung lignin dan selulosa komposisi kayu sengon 100% dan 0%
sangat mudah menyerap dan melepaskan serbuk sabut kelapa dengan konsentrasi
air. perekat 16% (17679,83 kg/cm2) dan
terendah pada komposisi kayu sengon
Keteguhan Lentur Statis/Modulus
Elastisitas (MOE) 80% dan 20% serbuk sabut kelapa
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan konsentrasi perekat 12%
MOE papan partikel yang dihasilkan (13091,69 kg/cm2).
tidak sesuai standar JIS A5908-2003,

JIS A 508-2003
Minimal 20400
30000
25000
(Kg/cm2)
MOE

20000
12% (b1)
15000
14%(b2)
10000 16%(b3)
5000
0
100 ;0 (a1) 80 ; 20 (a2)
Papan Partikel Kayu Sengon : Serbuk Sabut Kelapa

Gambar 5. Nilai MOE Papan Partikel Kayu Sengon dan Serbuk Sabut Kelapa
(Modulus ElastistasValue of Particleboard Made From Sengon and
Coconut Fiber)
Berdasarkan hasil analisis sidik meningkatkan nilai MOE. Nilai dari
ragam MOE papan partikel menunjukkan MOE yang dihasilkan masih berada
bahwa interaksi antara kedua faktor (AB) dibawah standar JIS A 5908-2003 yang
berpengaruh sangat nyata, sedangkan mensyaratkan nilai MOE minimal 20400
komposisi bahan baku, konsentrasi kg/cm2.
perekat tidak berpengaruh nyata terhadap
Keteguhan Lentur Patah/ Modulus Of
MOE dari papan partikel yang dihasilkan. Repture (MOR)
Modulus elastisitas adalah ukuran Keteguhan lentur patah merupakan
kemampuan kayu untuk menahan kemampuan papan partikel dalam
lenturan atau perubahan bentuk yang menahan beban maksimum (ketahanan
terjadi sampai batas elastis. Semakin maksimum papan partikel terhadap beban
banyak serbuk kelapa yang digunakan hingga papan mengalami kerusakan atau
menunjukkan nilai MOE papan partikel patah) (Bowyer, et al. 2003). Nilai
yang dihasilkan semakin menurun dan keteguhan lentur patah papan partikel
penambahan konsentrasi perekat dapat sebesar150,12 kg/cm2- 225,36 kg/cm2.

379
JURNAL HUTAN LESTARI (2015)
Vol. 3 (3) : 374–382

250 214.27 Konsentrasi Perekat


205.32
200 180.27 180.92 179.35

(Kg/cm2)
150.12 12%(b1)

MOR
150 14%(b2)
16%(b3)
100
50
0
100 : 0 (a1) 80 : 20 (a2)
Papan Partikel Kayu Sengon : Serbuk Sabut Kelapa

Gambar 6. Nilai Keteguhan Lentur Patah (MOR)Papan Partikel Kayu Sengon


dan Serbuk Sabut Kelapa (Modulus Of Rufture Value of
Particleboard Made From Sengon and Coconut Fiber)
Hasil penelitian menunjukkan bahwa mencapai standar, IB tertinggi terdapat
MOR papan partikel yang dihasilkan pada perlakuan komposisi kayu sengon
mencapai target, MOR tertinggi terdapat 80% dan serbuk sabut kelapa 20%
pada perlakuan komposisi kayu sengon dengan konsentrasi perekat 16% (5,04
100% dan serbuk sabut kelapa 0% kg/cm2), dan IB terendah terdapat pada
dengan konsentrasi perekat 16% ( 214,27 perlakuan komposisi kayu sengon 80%
kg/cm2), MOR terendah pada perlakuan dan serbuk sabut kelapa 20%dengan
komposisi kayu sengon 80% dan serbuk konsentrasi perekat 14% (2,70 kg/cm2).
sabut kelapa 20% dengan konsentrasi Berdasarkan hasil analisis sidik ragam IB
perekat 12% (150,12 kg/cm2). Nilai MOR
papan partikel menunjukkan bahwa
yang dihasilkan telah memenuhi standar
komposisi bahan baku dan konsentrasi
JIS A 5908-2003 yang mensyaratkan nilai
perekat dan interaksi antara kedua faktor
MOR minimal 82 kg/cm2, semakin
tidak berpengaruh nyata terhadap IB dari
tinggi komposisibahan baku kayu maka
papan partikel yang dihasilkan. Nilai IB
semakin semakin tinggi nilai MOR yang
dihasilkan (Mediastika, 2007). papan partikel berkisar 2,70 kg/cm2 – 5,04
kg/cm2, untuk lebih jelasnya data IB papan
Keteguhan Rekat (Internal Bonding / partikel kayu sengon dan serbuk sabut
IB)
kelapa dapat dilihat pada (Gambar 7).
Hasil dari penelitian menunjukkan
bahwa IB papan partikel yang dihasilkan

380
JURNAL HUTAN LESTARI (2015)
Vol. 3 (3) : 374–382

Internal Bonding
6
Konsentrasi Perekat

( Kg/cm))
5
4 12%(b1)
3 14%(b2)
16%(b3)
2
1 JIS A 508-2003
0 (Minimal 1,5
Kg/cm2))
100 ; 0 (a1) 80 ; 20(a2)
Papan Partikel Kayu Sengon : Serbuk Sabut Kelapa

Gambar 7. Nilai Keteguhan Rekat (IB) Papan Partikel Kayu Sengon dan Serbuk Sabut
Kelapa (Internal BondingValue of Particleboard Made From Sengon and
Coconut Fiber)

Papan partikel yang memiliki –18031,95 kg/cm2, MOR berkisar


kekuatan rekat internal rendah cenderung antara 169,54 kg/cm2–218,47 kg/cm2,
akan mudah pecah atau membelah. internal bonding berkisar antara 3,33
Faktor yang dapat mempengaruhi kg/cm2 – 4,93 kg/cm2. Semua nilai
kekuatan rekat internal adalah bahan baku pengujian telah memenuhi standar JIS
dan perekat yang digunakan dalam A 5908-2003, kecuali nilai MOE.
pembuatannya selain itu jumlah zat 2. Komposisi bahan baku berpengaruh
ekstraktif yang terkandung didalam bahan nyata terhadapnilai daya serap, MOE
baku juga dapat mempengaruhi proses dan MOR.
perekatan dan hasil rekatan (Shmulsky 3. Konsentrasi perekat berpengaruh nyata
dan Jones, 2011). Japanesse Industrial terhadap nilai pengembangan tebal,
Standard (JIS) A5908-2003 daya serap air, MOE dan MOR.
mengsyaratkan nilai keteguhan rekat
4. Interaksi antara komposisi bahan baku
papan partikel minimal 1,5 kg/cm2 dan
serbuk sabut kelapa dan konsentrasi
dengan demikian maka nilai keteguhan
perekat tidak berpengaruh nyata
rekat papan partikel yang dihasilkan
terhadap sifat fisik dan mekanik papan
sudah memenuhi standar tersebut.
partikel.
PENUTUP 5. Papan partikel terbaik adalah papan
A. Kesimpulan partikel dengan komposisi bahan baku
1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kayu sengon 80 % : serbuk sabut
nilai kerapatan berkisar antara antara kelapa 20% dengan konsentrasi
0,53 gr/cm3 – 0,58 gr/cm3, kadar air perekat 16%.
berkisar antara 6,63% – 8,27%, 6. Papan partikel yang dihasilkan dapat
pengembangan tebal berkisar antara digunakan sebagai bahan yang tidak
7,51% – 11,75%, daya serap air memerlukan pembebanan yang berat
berkisar antara 53,75% – 64,62%, seperti bahan penyekat dinding,
MOE berkisar antara 14654,54 kg/cm2 partisi, furniture dan lain-lain.

381
JURNAL HUTAN LESTARI (2015)
Vol. 3 (3) : 374–382

B. Saran Ria DS, Massijaya MY, Arinana. 2009.


1. Pembuatan papan yang menggunakan Ketahanan Papan Komposit Dari
partikel serbuk sabut kelapa sebaiknya Limbah Kayu Dan Anyaman
menggunakan ukuran partikel kayu Bambu Betung (Dendrocalamus
Asper (Schult F.) Backer Ex Heyne)
sengon yang lebih besar.
Terhadap Serangan Rayap Tanah
2. Perlu penelitian lebih lanjut (Coptotermes curvignathus
mengetahui keawetan papan partikel Holmgren). Prosiding Simposium
dari kayu sengon dan serbuk sabut Nasional I Forum Teknologi Hasil
kelapa terhadap serangan rayap dan Hutan (FTHH), Bogor, 30-31
jamur. Oktober 2009. Hal 51-56
Shmulsky R dan Jones PD. 2011. Forest
DAFTAR PUSTAKA Products and Wood Science An
Bowyer JL, Shmulsky R, Haygreen JG. introduction. Sixth Edition.
2003. Forest Product and Wood Publish by A John Wiley & Sons,
Science An Introduction. Fourth Inc.
Edition. Iowa State Press. Sitorus R, Massijaya MY, Kusumah SS.
2009. Determinasi Komposisi Perekat
JIS A5908-2003. Particleboard. Japanese Isocyanate Dan Melamine
Industrial Association. Japan. Formaldehyde Serta Kadar Parafin
Hakim L, Herawati, E, Wistara, INJ. Optimum Papan Komposit Dari
2011. Papan Serat Berkerapatan Limbah Kayu Dan Anyaman Bambu
Sedang Berbahan Baku Sludge Betung (Dendrocalamus Asper
Terasetilasi Dari Industri Kertas. (Schult.F) Backer Ex Heyne).
Jurnal Makara Teknologi. (15 : 2) Prosiding Simposium Nasional I
(123 - 130). Forum Teknologi Hasil Hutan
(FTHH), Bogor, 30-31 Oktober 2009.
Mediastika, CE. 2007. Potensi Jerami Hal 43-50
Padi sebagai Bahan Baku Panel Sudarsono, 2010. Pembuatan Papan
Akustik, Dimensi Teknik Arsitektur. Partikel Berbahan Baku Sabut
Universitas Kristen Petra Surabaya. Kelapa dengan Bahan Pengikat
Muharram, Ahmad. 1993. Pengaruh Alami (LemKopal). Jurnal
Ukuran dan Kerapatan Lembaran Teknologi. (3:1)
Terhadap Sifat Fisik dan Mekanik Wulandari. 2012. Deskripsi Sifat Fisika
Papan Partikel Ampas Tebu. Dan Mekanika Papan Partikel
Bogor. Jurnal Fakultas Pertanian Tangkai Daun Nipah (Nypa
Institut Pertanian Bogor. fruticans.Wurmb) Dan Papan
Prasetyani SR, Ruhendi S. 2009. Partikel Batang Bengle (Zingiber
Keteguhan Rekat Internal Papan cassumunar. Roxb). Jurnal Media
Partikel Ampas Tebu Dengan Swa Bina Ilmiah (6 : 6) (7 - 11).
Adhesi Dan Perekat Urea.
Prosiding Simposium Nasional I
Forum Teknologi Hasil Hutan
(FTHH), Bogor, 30-31 Oktober
2009. Hal 66-74.

382

You might also like