Prof. Dr Naguib Al-Attas MA. Ph. D.
DEKAN FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS
KEBANGSAAN MALAYSIA TELAH MEM-
BUKA UFUK BARU TENTANG :
To’rif Imu dan
Tujaan
Pengantar Redaksi :
‘Pada tanggal 13 s/d 16 Mei 1979 yang lalu telah berlangsung
Seminar Sistim Pendidikan Islam di Indonesia yang diselenggara-
kan olch BKS — Perguruan Tinggi Islam Swasta,
Prof, Dr. Naguib Al — Attas, Dekan Fakultas Sastra Universitas
Kebangsaan Malaysia. Pikiran-pikiran Professor ini banyak mem-
buka ufuk tentang Imu dan Pendidikan Islam; pendapataya disam-
Paikan dalam setiap kesempatan seminar baik pada Konperensi Du-
nia I tentang Pendidikan Muslim, yang diselenggarakan oleh KING
ABDUL AZIZ UNIVERSITY, Mekkah tahun 1977 yang lalu, mau-
pun pada seminar Pendidikan Isiam yang baru-baru ini di seleng-
Redaks! Majalah Kiblat, sempat melakokan wawancara dengan
Prof. Naguib Al — Attas, di Hotel Sahid dimana beliau menginap
selama seminar.
Dibawah ini intisari dari pemikiran pemikiran beliau dari has
wawancara tersebut, (Redaksi)
Pertama, ILMU FARDHU ’AIN
Kedoa, ILMU FARDHU KIFA-
YAH.
‘Yang saya maksudkan dengan
‘au Fardhu ’Ain, adalah mu
Sang wajid dituntut oleh laki laki
‘dea perempuan yang Muslim,
_ Begitu juga, Imu Fardhu Ki-
‘feyeh adalah Timu yang wajib di
Gentur oleh sebagian dari Kaum
jin, jadi tidak selurubnya
KIBLAT No. 3/XXVII
wajib.
Ini tentu saja adalah merupakan
pengertian yang baru, bukan pe-
ngertian Ummat pada zaman da
hulu dan saya kira sampai seka-
rang masih menjadi "miss under
stood” pengertiannya bagi seba-
sian besar masyarakat Islam, Me-
‘urut hemat saya, pengertian dulu
isi kandungannya terlalu sedikit,
sekarang ini kita harus menambah
lagi bahan bahan untuk dapat di
masukkan kedalam Imu Fardhu
*Ain tersebut. Isj Fardhu “Ain ti-
dak sekedar kita belajar sholat,
puasa, Zakat dan lain lain, sete.
Jah itu kita berhenti, Kebanyak-
an dari kita justru banyak menun
tut ilmu yang sifatnya dhobiriyah
saja. Yang saya maeksudkan ada
tambahan bahan bahan dalam Ik
ma Fardhu ’Ain adalah, Iimu yg
termasuk Fardhu *Ain harus dibe
rikan kepada anak didik sejak se
kolah Rendah sampai dengan Per
guruan Tinggi atau Universitas,
Proj, Dr. Nagut
AL-Attas MAPhD.
‘Ukuran yang kita pakai mudah
saja, yakni setingkat dengan dibe
rikan pada Imu Inu lain (Far-
dhu Kifayah), supaya ada keseim-
bangan pada diri seorang Muslim.
Sebab sudah jelas tidak semua
kita akan menjadi Insinyur, atau
dokter, hal itu dalam rangka men
capai tujuan menunaikan fardhu
kifayah, agar pada seorang Mus-
limpun ‘memiliki ilmu-ilmu_terse-
but. Dan Iimu ilmu yang sifatnya
Fardhu Kifayah itu adalah untuk
kepentingan dunia, jelasnya hab-
lun minannas !
Misalkan untuk tingkat Per-
guruan Tinggi, termasuk diantara
nya Hmu Inu mengenai Syari'ah,
Ya.tu Al Qur'an, Tafsir, Hadist,
Juga Sejarah, Tauhid, Dasar dasar
Islam, Rokun Islam, Rukun Iman
dan juga mengenaj Tkhsan dan
Sunnah Rasul, Juga Sejarah para
‘Ambiya dan Mursalin, pecbanding
‘an Agama, Bahasa Arab dan Ta-
sawut,
‘Untuk perbandingan Agama,
adalah perbandingan disisi Islam
dengan lebih memperjelas di sini
bahwa Islam memiliki perbedaan
dalam faham Tauhid dengan Fa-
ham Ketuhanan pada agama lain,
Dan saya memberikan Ta’rif
pada Tasawaf yang saya maksud
adalah "Amalan Syari'wh pada
fikhsan”,
‘Untuk Imu’ yang diketakan
sebagai Fardhu kifayah termasuk
diantaranya Imu mengenai Seja-
rah dan Tammadun Islam, Seja-
5
2 PUSAKA 3rah Islam dunia, Sejarah Perkem
bangan pemikiran Islam dan pemi
icran Islam itu sendiri dan Timu
Hmu Jain, Imu ilmu lain tentu-
nya dimaksudkan yang sudah di
ajarkan di Universitas universitas
yang ada dalam bidang kemanu-
siaan,
Misalken Timu_pengetahuan
Sastra,, Teknologi, Sains Tabi'i
‘@Natural Sciences) dan mu ‘ama
i (epplied Sciences), baik imu Fi
sika, Hmu Biologi dan Kesenian.
‘Namun pengertian Tmu Far-
dhu *Ain dan Iimu Fardhu Kifo-
yah itu bukan dalam kondisinya
yang Statis,, Akan tetapi edakala
nya orang yang kekurangan da-
lam bidang Fardhu Kifayab, ma-
Ka dalam Keadaannya yang demi-
kkian itu bisa bergeser sebagai far
hu Ain,
Saya berpendapat behwa Iimu
‘imu yang berasal dari barat ha-
‘Tus kita per Islamkan. Sebab dalam
*
Balsem Bintang Tujuh
Obat gosok serba guna
Manjur Sekali Untuk :
masuk angin « sakit kepala » sakit perut
‘mabuk dalam perialanan « rheumatik /encok
‘kebudayaan Barat, Ilmu sebagai
alat untuk mengenali hakekat su
‘atu benda, dan dalam ha} ini akan
selalu berorientasi pada Materi
(benda), Menurut Islam, Timu bu
kan hanya mengenali hakekat ben
dda, juga bukan sekedar mengenali
hhakekat diri sendirj saja. Akan te-
tapi Timu dalam kendungan Is-
Jam adalah mengenali Ma’na da
Jam diri. Namun kita harusk ke-
nal Tammadun dan Kebudayaan
Barat dahulu, setelah itu baru kita
Keluarkan hal hal yang sekuler
dari badan Iimu.
Dan bagi saya mengenal Kebuda
yaan Barat dan Iimu Barat seba
gai Fardhu Kifayah, dan harus ki
ta kenal.
Seperti _halnya kita melihat
Imam Al Ghazali yang meng-[s-
Jamkan fa'safah dari sumber fal-
safah Yunani, Pendeknya tiap TL
‘mu dari Barat harus dikaji dan di
selidiki agar perkara perkara yang
***
bukan Islam dikeluarkan,
Karena tujuan pendidikan Is-
Jam adalah kembali kepada keada
‘an ahsanj Taqwim, yakni menuju
insan yang sempurna (insan ka-
mil), maka menurut pendapat sa-
ya kita harus mulai kearah itu
sekerane dan ini haris dimulai
dari tingkat Universitas, Jadi bu-
kan dari sekolah rendah !
Sebab kita harus masih perla
‘membersibkan Imu dan Kebuda-
yaan Barat terlebih dahulu baru
Kita per Islamkan.
‘Untuk itu saya cenderung untuk
amembuat semacam Pilot Proyek
sebuah Universitas dengan systim
dan Methode Islam, Sistim itu ten
4u saja perlu kita uji terlebih da
hhulu, baru kemudian kita promosi
kan kepada negara negara Islam
untuk dipakai secara menyclurub,
termasuk diantaranya buku buku
rujuken, Buku buku fardhu kifa-
yah juga harus disiapken oleh In
telektuil Muslim yang lebih tabu,
mereka harus betkumpul disuatu
tempat untuk mengolah mu jlmu
dari Barat, misalkan Timu Sosie-
Jogi digarap oleh seorang abli So-
siologi Muslim lalu kita mencoba
menyusunnya dengan cara, Dan
tentu saja harus-membutuhkan
waktu yang cukup lama, bukan
satu dua tahua, tetapi mungkin
sampai Ema sampai sepuluh ta-
(NZ) ***
Inti
(Sambungan. dari Hal 22)
Manusia beluuwah keluar dari
karan Matahari, yang kita hidup
dalam salan satu planitnya yaitu
al at een
‘Nabi mi’rajkeatas langit, seba-
geimana nama itu disebutkan di
dalam segala kitab-kitab suci yg
Samet tao Nakooies
kanlah langit-langit menurut arti
yang “lugawiy” (bahasa sehari-
hari), tetapi yang dimaksud ialah
segala langit yang menjadi tempat
nya malaikat dan arwah-arwah
yang suci, suatu alam ’malakut”
rg a ee aay
‘oleh manusia dan jin, kecuali oleh
orang yang mendapat kehormat
an dari Tuhan utk memasukiny:
“Apalah artinya Bulan diban-
ding dengan langit yang hakiki
itu (AFWe'yul Islamy no. 79 hal.
30, tgl 22 Agustus 1971).
KIBLAT No 3./XXVIL