You are on page 1of 9

p-ISSN 2502-5570 Jurnal Formil (Forum Ilmiah) KesMas Respati, Volume 3, Nomor 2, Oktober 2018

e-ISSN 2550-0864

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DAN DURASI PENGGUNAAN


GADGET DENGAN PERKEMBANGAN ANAK PRA SEKOLAH DI TK
GUGUS IX KECAMATAN DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA

CORRELATION OF PARENT’S ROLE AND DURATION OF GADGET USE


WITH DEVELOPMENT OF PRE-SCHOOL CHILDREN AT TK GUGUS IX
DEPOK SUBDISTRICTSLEMAN YOGYAKARTA

Vitrianingsih1*, Sitti Khadijah2, Inayati Ceria3

1,2,3
Universitas Respati Yogyakarta
*Hp/e-mail: 085712166956 / vee.three080589@gmail.com

Abstract

Background: One of the technologies that children like today is gadget. Although the use of
gadgets has positive impacts such as stimulating their creativity and intelligence through lesson
applications, negative impacts can also occur. The excessive use of gadgets makes a child
behave indifferently to the environment both in the family and school. Children will become
lazy to socialize and keep themselves occupied in front of the gadget as long as possible, and
forget about playing time with friends and other family members. This will affect their health and
development and disrupt social interaction. Therefore, parents should play a signicant role in
the use of gadgets in children.
Objective: to know the relationship between the role of parents and the duration of using
gadgets with the development of pre-school children in TK Gugus IX Subdistrict of Depok
Sleman, Yogyakarta
Methods: This research is an analytic survey with cross sectional design. The population was
all parents and pre-school children at TK Gugus IX of Depok Subdistrict, Sleman, Yogyakarta.
Samples were taken using purposive sampling with a sample size of 103 respondents. The
research instruments were questionnaire and the Denver Development Screening Test (DDST).
Data were analyzed using univariate, bivariate analysis with chi square test, and multivariate
with logistic regression test.
Results: 87% of the parent’s role in the use of gadgets at TK Gugus IX of Depok Subdistrict,
Sleman, Yogyakarta was good. 86.4% of the development of children at TK Gugus IX was
normal. The correlation between the parent’s role in the use of gadgets and the development
of children indicated p value of 0.008. The correlation between the duration of the gadget use
and the development of children indicated p value 0.005.
Conclusion: There is a correlation of parent’s role and duration of gadget use with development
of pre-school children. The duration of gadget use dominantly affects the development of pre-
school children.

Keywords: Role, Parents, Gadget, Development, Pre-School Children

101
Jurnal Formil (Forum Ilmiah) KesMas Respati, Volume 3, Nomor 2, Oktober 2018 p-ISSN 2502-5570
e-ISSN 2550-0864

Intisari

Latar Belakang: Salah satu teknologi yang di sukai anak-anak saat ini adalah gadget.
Walaupun penggunaan gadget memiliki dampak positif seperti dapat mengasah kreativitas
dan kecerdasan anak dengan adanya aplikasi-aplikasi pelajaran, namun dampak negatif juga
dapat terjadi Penggunaan gadget yang berlebihan membuat seorang anak akan bersikap
tidak peduli terhadap lingkungan baik dalam keluarga maupun. Anak akan menjadi malas
bergaul dan berdiam diri di depan gadget selama mungkin, dan melupakan waktu bermain
dengan teman-teman maupun anggota keluarga lain. Hal ini akan berdampak pada kesehatan
maupun perkembangan anak serta gangguan interaksi sosial. Untuk itu peran orang tua dalam
penggunaan gadget pada anak harus diperhatikan.
Tujuan : untuk mengetahui hubungan peran orang tua dan durasi penggunaan gadget dengan
perkembangan anak pra sekolah di TK Gugus IX Kecamatan Depok Sleman Yogyakarta
Metode: Jenis penelitian yaitu survey analitik dengan rancangan cross sectional. Populasi
penelitian yaitu seluruh orang tua dan anak pra sekolah di gugus IX Kecamatan Depok Sleman
Yogyakarta dengan teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling sebanyak
103 responden. Instrumen penelitian yaitu menggunakan kuesioner dan Denver Development
Skreening Test (DDST). Analisa data menggunakan analisis univariat, bivariat dengan uji chi
square dan multivariat menggunakan uji regresi logistik
Hasil: Peran orang tua dalam penggunaan gadget di gugus IX Kecamatan Depok Sleman
Yogyakarta sebanyak 87% dalam kategori baik. Sebanyak 86,4% perkembangan anak di
TK gugus IX dalam kategori normal. Hubungan peran orang tua dalam penggunaan gadget
dengan perkembangan anak didapatkan p value 0,008. Hubungan durasi penggunaan gadget
dengan perkembangan anak didapatkan p value 0,005.
Kesimpulan: Ada hubungan peran orang tua dan durasi penggunaan gadget dengan
perkembangan anak pra sekolah. Durasi penggunaan gadget dominan mempengaruhi
perkembangan anak pra sekolah.

Kata Kunci: Peran, Orang Tua, Gadget, Perkembangan, Anak Pra Sekolah

PENDAHULUAN pra sekolah (usia 3-6 tahun) yang seharusnya


belum layak menggunakan gadget(3).
Keluarga sebagai faktor penting dalam
Gadget mempunyai daya tarik untuk anak-
perkembangan anak dan menjadi penentu
anak dimana gadget dapat digunakan untuk
keberhasilan hubungan sosial anak(1). Namun
mengisi berbagai macam aplikasi, seperti game,
di era globalisasi ini, anak banyak terpengaruh
video online sampai aplikasi pelajaran. Penyajian
dengan kemajuan teknologi, yang mengakibatkan
dari aplikasi tersebut menjadi lebih menarik
perkembangan anak menjadi terganggu. Salah
dimana menerapkan beraneka warna dan karakter,
satu teknologi yang di sukai anak-anak adalah
sehingga anak yang sudah pernah mencoba
gadget.Gadget awalnya hanya mampu dibeli
menggunakan gadget akan ketagihan dan senang
oleh orang yang berpenghasilan tinggi, namun
menggunakan gadget berlama-lama. Namun perlu
sekarang orang yang berpenghasilan pas-pasan
kita sadari, penggunaan gadget yang berlebihan
pun mampu membeli gadget(2). Sehingga menjadi
sangatlah tidak tepat(2).
tidak heran jika gadget digunakan di semua
Walaupun penggunaan gadget memiliki
kalangan bahkan juga digunakan di kalangan anak
dampak positif seperti dapat mengasah kreativitas
dan kecerdasan anak dengan adanya aplikasi-

102
p-ISSN 2502-5570 Jurnal Formil (Forum Ilmiah) KesMas Respati, Volume 3, Nomor 2, Oktober 2018
e-ISSN 2550-0864

aplikasi pelajaran, namun dampak negatif juga peran orang tua dan durasi penggunaan gadget
dapat terjadi. Penggunaan gadget yang berlebihan terhadap perkembangan anak prasekolah di TK
membuat seorang anak akan bersikap tidak peduli Gugus IX Kecamatan Depok Sleman Yogyakarta.
terhadap lingkungan baik dalam keluarga maupun Rancangan penelitian ini adalah cross sectional
masyarakat. Anak akan menjadi malas bergaul yaitu variabel bebas (peran orang tua) dan variabel
yang akan berdampak pada perkembangan anak. terikat (perkembangan anak), dikumpulkan dalam
Gadget memberi kemudahan dalam mengakses waktu yang bersamaan. Populasi penelitian
berbagai media informasi dan teknologi sehingga yaitu seluruh orang tua dan anak pra sekolah di
menyebabkan anak menjadi malas bergerak dan TK Gugus IX Kecamatan Depok sejumlah 130.
beraktivitas. Anak akan berdiam diri di depan Sampel dalam penelitian ini orang tua dan anak
gadget dalam waktu yang lama, dan melupakan pra sekolah di TK Gugus IX Kecamatan Depok
waktu bermain dengan teman-teman maupun Sleman Yogyakarta sejumlah 103 yang diambil
anggota keluarga lain. dengan teknik purposive sampling. Kriteria inklusi
Penggunaan gadget yang tidak tepat anak pra sekolah usia 3-6 tahun dan menggunakan
berdampak pada kesehatan maupun gadget sedangkan kriteria eksklusi yaitu anak yang
perkembangan anak serta gangguan interaksi tidak kooperatif untuk dilakukan pemeriksaan.
sosial. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Instrumen penelitian menggunakan kuesioner
Trinika (2015) diketahui bahwa pada saat anak untuk mengetahui peran orang tua dan DDST
menggunakan gadget, waktu yang dihabiskan (Denver Develomnent Skrining Test) untuk melihat
untuk bermain game lebih banyak dibandingkan perkembangan anak. Analisa data menggunakan
waktu untuk belajar, terlebih saat anak tidak analisis univariat, bivariat menggunakan uji chi
didampingi oleh orang tua. Untuk itu peran orang square dan multivariat menggunakan uji regresi
tua dalam penggunaan gadget pada anak harus logistik.
diperhatikan(4). Hal ini didukung dengan hasil
peneitian Warsiyah (2015) dimana pendampingan HASIL
dialogis orang tua dapat mencegah anak dari
Hasil penelitian perkembangan anak pra
pengaruh negatif pemakaian gadget (5).
sekolah di TK Gugus IX dapat yang diukur
Penelitian ini dilaksanakan di TK wilayah
menggunakan DDST adalah sebagai berikut
gugus IX Depok Sleman. Adapun alasan pemilihan
tempat dikarenakan TK Gugus IX terletak diantara
Tabel 1. Perkembangan Anak
pedesaan dan perkotaan dengan demikian
diharapkan peran orang tua dalam mendidik anak
Perkembangan Jumlah Prosentase (%)
lebih bervariasi. Hal ini sesuai dengan penelitian Normal 89 86,4
yang dilakukan oleh Riyadi (2014) dimana orang Suspect 14 13,6
tua di wilayah perkotaan cenderung memiliki waktu Total 103 100
yang lebih sedikit untuk berinteraksi degan anak
dibandingkan wilayah pedesaan(6). Berdasarkan tabel 1 menunjukkan bahwa
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui sebagian besar perkembangan anak kategori
hubungan peran orang tua dan durasi penggunaan normal sejumlah 89 anak (86,45%), namun
gadget dengan perkembangan anak pra sekolah terdapat pula anak yang mempunyai masalah
di TK Gugus IX Kecamatan Depok Sleman perkembangan suspect sejumlah 14 anak (13,6%).
Yogyakarta Angka kejadian keterlambatan perkembangan
secara umum terjadi sekitar 10% pada anak-
METODE anak di seluruh dunia(7). Pada tahun 2007, anak di
Indonesia 35,4% menderita penyimpangan dalam
Jenis penelitian ini merupakan survey
motorik kasar, motorik halus, serta penyimpangan
analitik. Dalam penelitian ini peneliti menganalisa
mental emosional(8). Melalui deteksi dini dapat

103
Jurnal Formil (Forum Ilmiah) KesMas Respati, Volume 3, Nomor 2, Oktober 2018 p-ISSN 2502-5570
e-ISSN 2550-0864

diketahui penyimpangan tumbuh kembang keeratan yang cukup kuat antara pengetahuan
anak secara dini, sehingga upaya pencegahan, dengan sikap ibu dalam kemampuan menstimulasi
stimulasi, penyembuhan serta pemulihan dapat pertumbuhan dan perkembangan pada anak balita
diberikan dengan indikasi yang jelas pada masa- gizi kurang(18).
masa kritis proses tumbuh kembang(9).
Periode penting dalam proses tumbuh Tabel 2. Penggunaan Gadget
(10)
kembang anak adalah lima tahun pertama .
Kegagalan pada masa golden age dalam pola Jumlah Prosentase
Penggunaan Gadget
pengasuhan dan pendidikan akan berpengaruh (N=103) (%)
kepada masa kedewasaannya. Sehingga, orang Jenis Gadget
tua, pendidik dan masyarakat harus membimbing Handphone 50 49
anak agar terhindar dari pengaruh negatif. (11) Smartphone 40 39
Perkembangan anak juga tidak terlepas dari Tablet 40 39
adanya faktor-faktor yang dapat mempengaruhi(12). Laptop 14 14
Keluarga mempunyai peran penting dalam Aplikasi yang di buka
tahapan tumbuh kembang anak yakni memberikan Game 54 52
stimulasi bagi tumbuh kembang anak. Pemberian Video 59 57
stimulasi sangat dibutuhkan sebagai rangsangan Puzzle 23 22
mencapai kematangan optimal. Anak yang berada Belajar membaca 38 37
pada lingkungan kondusif dipastikan tumbuh Menebak gambar 30 29
kembang anak akan optimal, jika tidak anak akan Lainnya 9 9
mengalami berbagai masalah atau keterlambatan Respon saat menggunakan gadget
tumbuh kembang(13). Tidak menoleh jika 57 55
Anak yang mendapat stimulasi yang teratur dipanggil
dan terarah akan lebih cepat berkembang Tidak menjawab jika 34 33
dibandingkan dengan anak yang kurang/ diajak bicara
Jarang bersosialisasi 17 17
tidak mendapat stimulasi(14). Salah satu bentuk
Marah jika diambil 34 33
stimulasi adalah dengan bermain. Bermain dapat
gadgetnya
merangsang perkembangan anak seperti latihan
Suka menyendiri 4 4
gerak, berbicara, berpikir, kemandirian dan
Malas makan/minum 14 14
sosialisasi. Tanpa stimulasi baik dari orang tua
Lainnya 15 15
maupun lingkungan, anak cenderung berdiam diri
dan kurang komunikasi(15).
Berdasarkan tabel 2, mayoritas anak
Hal serupa dikemukanan Arif (2009),
menggunakan jenis gadget berupa handphone
bahwa perkembangan anak dapat dipengaruhi
sejumlah 50 anak (49%), diikuti jenis smartphone
oleh keluarga dan masyarakat. Rangsangan
dan tablet dengan jumlah yang sama yaitu
lingkungan dari keluarga membantu anak untuk
sejumlah 40 anak (39%). Aplikasi yang di buka
mencapai potensinya. Struktur keluarga dan
saat menggunakan gadget mayoritas adalah
dukungan layanan masyarakat merupakan
video sejumlah 59 anak (57%) diikuti dengan
pengaruh lingkungan dalam proses pertumbuhan
aplikasi game sejumlah 54 anak (52%). Respon
dan perkembangan anak(16).
anak yang ditunjukkan saat menggunakan gadget
Selain faktor stimulasi, status gizi
mayoritas adalah tidak menoleh jika dipanggil yaitu
merupakan salah satu faktor yang memungkinkan
sejumlah 57 anak (55%), diikuti dengan respon
mempengaruhi anak dengan suspected atau
tidak menjawab jika diajak bicara dan marah jika
dicurigai mengalami keterlambatan khususnya
diambil gadgetnya dengan jumlah yang sama yaitu
motorik halus (17). Menurut penelitian yang dilakukan
34 anak (33%).
oleh Sulistiyawati (2016) menunjukkan adanya

104
p-ISSN 2502-5570 Jurnal Formil (Forum Ilmiah) KesMas Respati, Volume 3, Nomor 2, Oktober 2018
e-ISSN 2550-0864

Aplikasi yang di akses anak sebagian besar yang tidak ada komunikasi verbalnya, anak
adalah menonton video/ lm animasi serta bermain menjadi agresif, anak menjadi kurang konsentrasi
gamedan hanya sedikit yang menggunakan untuk dalam belajar dan anak mengalami kecanduan
media pembelajaran. Padahal gadget dapat untuk selalu menggunakan gadget(22).
berdampak positif pada anak seperti menjadi Gadget yang hampir seluruh aplikasinya
media pembelajaran yang menarik, belajar bahasa menggunakan internet, sekilas memang banyak
inggris lebih mudah, meningkatkan logika lewat sekali kegunaan dan keuntungannya, namun tidak
game interaktif yang edukatif(19). Hasil penelitian ini dipungkuri gadget juga membawa dampak negatif
(23)
sesuai dengan penelitian Sari dan Mitsalia (2016), . Anak dianggap sudah berlebihan bermain
dimana rata-rata anak menggunakan gadget untuk gadget jika dalam sehari bermain dengan gadget
bermain game daripada digunakan untuk hal lebih dari dua jam. Jika gadget diambil maka anak
lainnya. Hanya sedikit yang menggunakan untuk akan marah sekali, menangis berlebihan atau
menonton kartun saat menggunakan gadget(20). berteriak-teriak (tantrum) (19).
Interaksi anak dengan teknololgi elektronik Perilaku emosi (berhubungan dengan diri
mengurangi aktivitas gerak karena konsep sendiri) yang mulai menyimpang, jika tidak segera
teknologi adalah memudahkan kehidupan manusia diatasi, maka level berikutnya adalah gangguan
sehingga membatasi aktivitas sik(21). Dampak pada perilaku sosial. Dampak gadget pada anak
negatif dapat timbul diantaranya tumbuh kembang yang terasa paling nyata adalah penurunan dalam
anak menjadi tidak optimal karena anak terlalu kemampuan bersosialisasi. Anak yang terlalu
lama duduk asyik dengan gadget. Pertumbuhan asyik bermain dengan gadget menjadi tidak
anak menjadi susah berbicara jelas karena terlalu peduli dengan lingkungan sekitar, sehingga tidak
banyak menonton lm kartun atau game online memahami etikabersosialisasi(11)

Tabel 3. Hubungan Durasi Pemakaian Gadget dengan Perkembangan Anak

Perkembangan
Total p-value
Durasi Normal Suspect
N % N % N %
< 2 Jam 67 93,1 5 6,9 72 100 0,005
>= 2 Jam 22 71,0 9 29 31 100
Total 89 86,4 14 13,6 103 100

Berdasarkan tabel 3, anak yang menggunakan American Academy of Pediatrics (AAP) yang
gadget< 2 jam mempunyai tingkat perkembangan merekomendasikan durasi penggunaan media
suspect sejumlah 5 anak (6,9%) sedangkan anak berbasis layar untuk anak tidak lebih dari 1 sampai
yang menggunakan gadget >= 2 jam mempunyai 2 jam per hari(24). Asosiasi dokter anak Amerika
tingkat perkembangan suspect sejumlah 9 anak dan Canada juga merekomendasikan anak usia
(29%). Nilai p value 0,005 yang berarti p<0,05, 0-2 tahun tidak boleh terpapar gadget, anak usia
sehingga dapat disimpulkan ada hubungan durasi 3-5 tahun dibatasi 1 jam perhari dan anak usia
pemakaian gadget dengan perkembangan anak. 6-18 tahun 2 jam per hari(25).
Pemakaian gadget dengan intensitas yang Menggunakan gadget secara berlebihan,
tergolong tinggi pada anak usia dini adalah lebih maka anak-anak kehilangan waktu dan semangat
dari 45 menit dalam sekali pemakaian per harinya untuk bermain dengan teman-temannya,
dan lebih dari 3 kali pemakaian per harinya. padahal bermain bersama teman-temannya
Pemakaian gadget yang baik pada anak usia dini adalah cara dan media anak untuk membangun
adalah tidak lebih dari 30 menit dan hanya 1-2 kecerdasannya. Orang tua harus selalu hati-
kali pemakaian per harinya (4). Hal ini didukung hati karena penggunaan gadget bisa membuat

105
Jurnal Formil (Forum Ilmiah) KesMas Respati, Volume 3, Nomor 2, Oktober 2018 p-ISSN 2502-5570
e-ISSN 2550-0864

seorang anak cerdas secara logika, namun belum memegang alat-alat tulis dengan baik. Akhirnya
(11)
tentu cerdas secara emosi . mewarnai dan menulis tidak menarik, bahkan anak
Intensitas penggunaan gadget memiliki menjadi malas menulis(19). Menurut Harmanto
hubungan yang dapat mempengaruhi pola (2015), anak-anak belum perlu mengenal gadget
interaksi sosial dalam keluarga. Anak usia dini dikarenakan masih memerlukan permainan-
yang menggunakan gadget minimal 2 jam tetapi permainan yang dapat merangsang otak dan
berkelanjutan setiap hari mempengaruhi psikologis menunjang semua aspeknya baik aspek sik,
anak, misalnya anak menjadi kecanduan bermain kognitif, sosial emosional, bahasa dan moral(27).
gadget daripada melakukan aktitas yang Menurut Rich dalam Febrino (2017)
(26)
seharusnya . menjelaskan bahwa dengan pengelolaan waktu
Semakin panjang durasi interaksi anak pemakaian gadget dan game juga berpengaruh
dan tergantung dengan perangkat elektronik positif pada anak. Anak-anak yang bermain game
maka semakin parah gangguan yang dialaminya terutama permainan yang berkonsep manajemen,
sehingga anak akan menjadi semakin pasif. Anak strategi ataupun teka-teki dapat memberikan
yang semakin tergantung pada alat elektronik, pengaruh yang baik terhadap perkembangan
dapat menyebabkan hubungan dengan orang tua otak. Orang tua harus membangun kebiasaan
akan merenggang sehingga dapat menyebabkan anak menggunakan gadget dengan bijak, 1-2 jam
keterlambatan perkembangan perilaku sosial (19). sehari, yang penting penggunaan untuk hal yang
Pemakaian gadget yang cukup dengan baik, seperti game, lagu dan lm atau aplikasi
sentuhan juga bisa membuat motorik halus edukatif lebih berdampak positif(11). Intensitas serta
anak tidak bekerja dengan baik. Tidak bisa durasi pemakaian tergantung dari pengawasan
mencengkram, menggenggam dan tidak bisa dan kontrol orang tua.

Tabel 4. Hubungan Peran Orang Tua dengan Perkembangan Anak

Perkembangan
Total p-value
Peran Normal Suspect
N % N % N %
Baik 79 90,8 8 9,2 87 100 0,008
Tidak Baik 10 62,5 6 37,5 16 100
Total 89 86,4 14 13,6 103 100

Hasil dari tabel 4 menunjukkan bahwa 50%, sehingga apabila usia emas ini anak tidak
proporsi anak dengan perkembangan normal lebih mendapatkan rangsangan yang maksimal maka
besar terjadi pada anak dengan peran orang tua tumbuh kembang anak baik sik maupun mental
yang baik (90,8 %) dibandingkan dengan peran tidak akan optimal(28). Peran orang tua yang baik
orang tua yang tidak baik (62,5%). Proporsi anak dalam keluarga seperti kegiatan mendampingi,
dengan perkembangan suspect lebih besar terjadi mengarahkan, mengawasi, menjalin komunikasi
pada anak dengan peran orang tua yang tidak yang baik, memberikan kesempatan, mendorong
baik (37,5%) dibandingkan dengan peran orang dan memberikan motivasi pada anak dapat
tua yang baik (9,2%). Hasil uji statistik dengan chi menjadikan anak belajar sebaik-baiknya sehingga
square menunjukkan ada hubungan yang signikan perkembangannya menjadi baik/optimal(29).
antara peran orang tua dengan perkembangan Penelitian Lestari (2012) menunjukkan
anak ditunjukkan dengan nilai p value 0,008. ada hubungan antara peran orang tua dengan
Peran orang tua merupakan hal yang pencapaian perkembangan kognitif pada anak
penting dan sangat strategis dalam optimalisasi usia prasekolah (r=0,000). Komponen utama untuk
pendidikan anak usia dini. Pertumbuhan sel mencapai perkembangan anak yang paling penting
jaringan otak pada anak 0-4 tahun mencapai adalah peran orang tua terutama dalam menjalankan

106
p-ISSN 2502-5570 Jurnal Formil (Forum Ilmiah) KesMas Respati, Volume 3, Nomor 2, Oktober 2018
e-ISSN 2550-0864

tugas perkembangan dalam pengasuhan anak. anak. Dampak negatif yang dapat terjadi antara
Penelitian Anitasari (2016), ada hubungan peran lain keterlambatan berbicara, anak cenderung
orang tua terhadap perkembangan motorik halus menghabiskan waktu berjam-jam dengan gadget,
anak usia prasekolah (r=0,000).Peran orang tua anak akan kehilangan banyak waktu untuk
yang baik dapat meningkatkan perkembangan berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang
motorik halus anak usia prasekolah secara optimal lain/keluarga. Semakin sering anak menggunakan
sehingga diharapkan orang tua selalu memberikan gadget semakin besar kecenderungan anak
perhatian, kasih sayang dan stimulasi yang baik mengalami keterlambatan bicara.
(30)
kepada anak usia pra sekolah . Dampak negatif lainnya berhubungan
Hal ini juga diperkuat dengan hasil penelitian dengan masalah mental seperti meningkatkan
yang dilakukan oleh Hati (2016) yang menunjukkan terjadinya anak hiperaktif (ADHD), kegelisahan,
ada hubungan positif antara stimulasi tumbuh tidak fokus belajar dan pembunuhan karakter
kembang oleh ibu dengan perkembangan, pada anak. Membiarkan anak menggunakan gadget
batita usia 1-3 tahun. Stimulasi yang diberikan dalam waktu yang lama atau berlebihanakan
orang tua akan memiliki peluang 3.37 kali untuk membuat mereka menjadi kecanduan gadget dan
meningkatkan perkembangan anak usia 1-3 memberikan efek negatif pada perkembangan
tahun(31). emosional, karena menjadi kurang berinteraksi
Beberapa bukti menunjukkan anak-anak sosial dengan lingkungan. Melihat dampak
yang berkembang secara normal merupakan ini sebaiknya orang tua mengatur waktu atau
anak-anak yang memiliki peran yang baik dengan membatasi anak dalam bermain gadget, mengajak
orang tua, baik secara afektif, emosional, kognitif anak bermain, berinteraksi dengan keluarga dan
serta perhatian yang diberikan lebih dini sehingga teman-temannya dan hindari penggunaan gadget
menunjukkan hasil perkembangan yang lebih sebagai bebysitter.(33)
baik(32).
KESIMPULAN
Tabel 5. Faktor Dominan Mempengaruhi
1. Peran orang tua dalam penggunaan gadget
Perkembangan Anak
di gugus IX Kecamatan Depok Sleman
Yogyakarta sebanyak 87% dalam kategori
p-value OR
baik.
Durasi .032 3.975
Peran .048 3.825 2. Perkembangan anak di TK gugus IX
Constant .000 .004 sebanyak 86,4% dalam kategori normal.
3. Ada hubungan durasi penggunaan gadget
Hasil analisis multivariat menunjukkan dengan perkembangan anak (p- value=
bahwa durasi penggunaan gadget lebih dominan 0,005).
mempengaruhi perkembangan anak dibandingkan 4. Ada hubungan peran orang tua dalam
peran orang tua. Durasi penggunaan gadget penggunaan gadget dengan perkembangan
3,975 kali berpengaruh terhadap perkembangan anak (p-value= 0,008).
anak ditunjukkan dengan nilai OR=3,975 p-value 5. Durasi penggunaan gadget dominan
= 0,032. Penelitian yang dilakukan Trinika (2015), mempengaruhi perkembangan anak pra
menunjukkan ada pengaruh antara penggunaan sekolah (OR=3,975, p-value= 0,032)
gadget terhadap perkembangan psikososial anak
usia prasekolah (3-6 tahun) di TK Kristen Immanuel SARAN
tahun ajaran 2014-2015 dengan nilai p = 0,005.
1. Bagi orang tua
Perkembangan teknologi sekarang membuat
Sebaiknya lebih bijak dan membuat aturan
anak tidak dapat terlepas dari gadget. Ada dampak
dalam memberikan gadget kepada anak
positif dan negatif dari penggunaan gadget pada
misalnya membatasi waktu penggunaan,

107
Jurnal Formil (Forum Ilmiah) KesMas Respati, Volume 3, Nomor 2, Oktober 2018 p-ISSN 2502-5570
e-ISSN 2550-0864

serta melakukan pendampingan ketika anak Kandung. Jurnal Majalah Kebidanan


menggunakan gadget. Bandung, Volume 46 (2).
2. Bagi tenaga kesehatan
7. Suwarba IGN, Widodo DP, Handryastuti,
Memberikan penyuluhan atau sosialisasi
RAS. (2008). Prol Klinis dan Etiologi Pasien
kepada orang tua tentang peran orang tua
Keterlambatan Perkembangan Global di
dalam penggunaan gadget pada anak pra
Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Jakarta.
sekolah untuk menghindari dampak negatif
Sari Pediatri. Vol 10 (4) : 255-261
penggunaan gadget.
3. Bagi guru PAUD 8. Soedjatmiko. (2008). Peranan TPA dalam
Melakukan pemantauan dan stimulasi tumbuh Upaya Pembinaan Tumbuh Kembang Anak,
kembang kepada anak pra sekolah secara dalam Buku Ajar 2 Tumbuh Kembang Anak
rutin sesuai dengan tahap perkembangan. dan Remaja, Jakarta: Sagung Seto.

9. Sitoresmi S, Kusnanto, Krisnana. (2015).


DAFTAR PUSTAKA Perkembangan Motorik Anak Toddler pada
1. Nikmah A. (2013). Dampak Penggunaan Ibu Bekerja dan Ibu Tidak Bekerja. Jurnal
Handphone terhadap Prestasi Siswa. Pediomaternal, Vol 3 (01)
E-jurnal. Dinas Pendidikan Kota Surabaya. 10. Center on the Developing Child Harvard
Vol.5 University. (2007). Inbrief The Science of Early
2. Novitasari W, Khotimah N. (2016). Dampak Childhood Development [Internet] Tersedia
Penggunaan Gadget Terhadap Interaksi dalam https://developingchild.harvard.edu/
Sosial Anak Usia 5-6 Tahun. Jurnal PAUD resources/inbrief-science-of-ecd/
Teratai, Vol 5(3) 11. Febrino. (2017). Tindakan Preventif Pengaruh
3. Widiawati, L., Sugiman, H., & Edy. (2014). Negatif Gadget terhadap Anak. Noura. Vol
Pengaruh Penggunaan Gadget terhadap 1(1)
Daya Kembang Anak. Prosiding Seminar 12. Chamidah, AN. (2009). Deteksi Dini
Nasional Multidisiplin Ilmu. Jakarta. Gangguan Pertumbuhan dan Perkembangan
Universitas Budi Luhur, Mei 2014; 106- Anak. Jurnal Pendidikan Khusus. Vol 5(2).
112 Tersedia dalam https://id.scribd.com/
13. Suryaningsih, Y. (2004). Studi Komparasi
doc/307013236/Dampak-Perkembangan-
Tingkat Perkembangan Anak Usia 18-24
Gadget
Bulan Diasuh Keluarga dan di TPA. Skripsi.
4. Trinika Y. (2015). Pengaruh Penggunaan Universitas Brawijaya Malang
Gadget terhadap Perkembangan Psikososial
14. Soetjiningsih. (2010). Tumbuh Kembang
Anak Usia Pra sekolah (3-6 tahun). Jurnal
Anak. Jakarta: Buku Kedokteran ECG
Pro Ners. Vol 3(1)
15. Suherman. (2000). Buku Saku Keperawatan
5. Warisyah S. (2015). Pentingnya
Anak. Jakarta: EGC
Pendampingan Dialogis Orang Tua dalam
Penggunaan Gadet pada Anak Usia Dini. 16. Arif, N. (2009). ASI dan Tumbuh Kembang
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan. Bayi. Yogyakarta: MedPress
FKIP Universitas Muhammadiyah Ponorogo 17. Jurana. (2017). Perkembangan Motorik
6. Riyadi, Rusmil, K., Effendi, S. (2014). Kasar dan Halus pada Anak Usia 1-3 Tahun
Risiko Masalah Perkembangan dan Mental (Toddler) di Kelurahan Mamboro Barat
Emosional Anak yang Diasuh di Panti Asuhan Wilayah Kerja Puskesmas Mamboro. Medika
Dibandingkan dengan Diasuh Orangtua Tadulako Jurnal Ilmiah Kedokteran. Vol
4(3):47-63.

108
p-ISSN 2502-5570 Jurnal Formil (Forum Ilmiah) KesMas Respati, Volume 3, Nomor 2, Oktober 2018
e-ISSN 2550-0864

18. Sulistiyawati, M., Ros Mistyca H. Pere 27. Harmanto, B. (2015). Mendesain
(2016). Pengetahuan Berhubungan dengan Pembelajaran yang Menyenangkan.
Sikap Ibu dalam Kemampuan Menstimulasi Prosiding: Inovasi Pembelajaran untuk
Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Pendidikan Berkemajuan. Universitas
Balita. Jurnal Ners dan Kebidanan Indonesia Muhammadiyah Ponorogo
[Internet]. Vol 4(1):63-69. Tersedia di https://
28. Permono, H. (2013). Peran Orangtua dalam
ejournal.almaata.ac.id/index.php/JNKI/
Optimalisasi Tumbuh Kembang Anak untuk
article/view/242/234
Membangun Karakter Anak Usia Dini.
19. Wijanarko, Jarot. (2016). Ayah Ibu Baik Prosiding Seminar Nasional Psikologi UMS
Parenting Era Digital. Jakarta Selatan, 34-47
Keluarga Indonesia Bahagia
29. Muthmainnah. (2012). Peran Orang tua
20. Sari P, Mitsalia AA. (2016). Pengaruh dalam Menumbuhkan Pribadi Anak yang
Penggunaan Gadget terhadap Personal Androgynius Melalui Kegiatan Bermain.
Sosial Anak Usia Pra Sekolah di TKIT Al FIP Universitas Negeri Yogyakarta. Jurnal
Mukmin. Jurnal Profesi, Vol 13 (2) : 73-77. Pendidikan Anak, Vol 1(1).

21. Yudiningrum, FR. (2011). Efek Teknologi 30. Lestari, I. (2012). Hubungan Peran Orang
Komunikasi Elektronik bagi Tumbuh Kembang Tua dengan Pencapaian Perkembangan
Anak. Jurnal Komunikasi Massa. Vol 4 (1) : Kognitif pada Anak Usia Pra Sekolah Di Desa
1-15 Sumber Karang Dlanggu Mojokerto. Jurnal
Keperawatan Bina Sehat. Vol 5(1).
22. Mardiya. (2017). Mengasuh Anak di Era
Digital [internet] tersedia dalam https:// 31. Hati, FS, Prasetya, Lestari. (2016). Pengaruh
anzdoc.com/mengasuh-anak-di-era-digital- Pemberian Stimulasi pada Perkembangan
oleh-drs-mardiya.html Anak Usia 12-36 Bulan di Kecamatan
Sedayu, Bantul. Jurnal Ners dan Kebidanan
23. Oneto E, Sugiarto Y, (2009). Anti Gaptek,
Indonesia [Internet]. Vol 4(1):44-48. Tersedia
Internet. Jakarta : Kawan Pustaka.
di https://ejournal.almaata.ac.id/index.php/
24. American Academy of Pediatrics Committee JNKI/article/view/227/221
on Public Education. Children, Adolescents
32. Landry, SH. (2014).The Role of Parents in
and Television. (2001). Pediatri.; 107 (2) :
Early Childhood Learning, Encyclopedia on
423-6.
early Childhood Development, Children’s
25. Antonius S,. (2016). Persepsi Orangtua Learning Institude Univercity of Texas Health
terhadap Dampak Penggunaan Gadget pada Science Centre, USA [Internet]
Anak Usia Pendidikan Dasar di Perumahan
33. Tersedia dalam http://www.child-
Bukit Kemiling Permai Kecamatan Kemiling
encyclopedia.com/parenting-skills/according-
Bandar Lampung. Skripsi. Universitas
experts/role-parents-early-childhood-learning
Lampung.
34. Sundus. (2018). The Impact of using Gadgets
26. Sulthon. (2013). Anak dan Gadget yang
on Children. Journal of Depression and
Penting Aturan Main. Tabloid Nakita. Tersedia
Anxiety. Vol 7(1)
dalam http://nakita.grid.id/balita/anak-dan-
gadget-yang-penting-aturan-main?page=2

109

You might also like