GIAN TEMU PENYARIT MATA.
"AKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PADJADJARAN
MAH SAKIT MATA CICENDO BANDUNG
ran Kasus, Ambliopia anisomettopia
Dedi Mulyana
idr. Edia Asmara Seclendra, Sp.M (K)
Pembimbing Unit Refraksi dan Strabismus
pete
dr. Edia Asmara Soelendro, Sp M (K)
Bandung, 12 April 2001ENDAHULUAN
Ambliopia merupakan penurunan ketajaman penglihatan tanpa ditemukannya
nan secara oftalmoskopik maupun kelainan pada jalur visual aferen penglihatan,
bab ambliopia adalah strabismus, anisomettopia, katarak kongenital, ptosis
ital. dan tumor pada palpebra misalnya hemangioma, Derajat ambliopia dapat
menjadi ambliopia ringan (visus 0,6 atau lebih), sedang (visus 0,2-0,6), dan
(visus 0,1-0,2). Banyak penderita ambliopia tidak menyadari dirinva menderita
snbtiopia anisometropia yang tidak disertai tond:
asus
yang mencurigakan.'*
Anisometropia adalah suatu Kelainan optikal binokular dimana terdapat
edaan Kekuatan reffaksi kedua mata, Perbedaan ersebut bisa Kecil (0,25 D) atau
juga Sangat besar. Variasianisometropia dapat berupa satu mats emetrop, mata
mya ametrop (hipermetrop, miop, atau astiemat), atau kedua mata hipermetrop,
P, atau astigmat dengan kekuatan reftaksi yang berbeda, atau satu mata
smetrop, mata lainnya miop.!°>
Anisometropia akan diikuti oleh kelainan-kelainan berupa perbedaan tajam
iglihatan pada kedua mata, aniseikonia yaitu keadaan dimana ukuran dan bentuk
wangan pada kedua mata tidak sama, dan anisoforia yaitu oerbedaan derajat
roforia dari Kedua mata pada berbagai arah pandangan. Anisometropia, juga
Tupakan faktor predisposisi untuk timbulnya ambliopia, ‘supresi dan strabismus
la penderita sia muda.'?
Pacla laporan kasus ini akan dibahas mengenai seorang anak yang menderita
isometropia yang disertai ambliopia, supresi dan eksoforia
|. LAPORAN KASUS
Seorang anak lakidaki berumur 10 tahun berobat ke Rumah Sakit Cicendo
pada tanggal 27-2-2001 dengan keluhan utama bila melihat jauh buram.nesia Khusus (Alloanamnesa dan Autoanamnesa)
Sejak 3 tahun ya
ing lalu saat penderita mulai masuk sekolah dasa, penderiia
@sa bila metihat jauh burem sehingea untuk melihattulsan di papan ttis dengan
* penderita duduk di deretan bangku ke-3 dari depan ‘etapi keluhan ini tidak
Snah diceritakan kepada orang twa maupun gurunya, Makin lama Kelukan buram
bertambah sehingea penderta harus pindab duduk ke dereian bangku terdepan
tlisan di papan tulisterlhat jelas. Penderita juga harus sering memicingkan
@ agar dapat melihea lebih jelas. Bil
‘erate ama melihas wlisin d pepsin
til
pan tulis
ssdetita merasa matanya menjadi telah, berair disertai pusing Penderita melihat
wh icles bila mata kanannya dipejamkan atau ditutup. Keluhan penglihatan ganda
dak ada
Penderita tidak pemah memakai kacamata, Riwayat kecelakaan
ena mata ataupun opcrasi katarak pad mata tidak ada. Riwayat keluarga
dderita penyakit yang sama tidak diketahui
yang
yang
Ssatus generalis : dalam batas normal
op Os
W60PH 3/60 - 0,16 PHO6
S-1,50
Keseimbangan Otot bola mata Eksoforia
Gerakan bola mata Versi baik
Duksi baik Duksi baikweriksaan_eksternal
oD
6
bra sup tak ada kelainan
ipebra int tak ada kelainan
tikiasis -
. Lakrimalis lakrimasi -
ij. Tarsalis sup: tenang
nj. Tarsalis inf: tenang,
4}. Bulbi + tenang
jemi
mar depan > sedang_
bulat, 4-5 mm,
RC+A
sinekia -
jemnih
-meriksaan Biomikroskop
alia trikiasis -
Konj. Bulbi tenang
‘Kornea > jernih,
Kamar depan sedang, flare-, sel-
tak ada kelainan
tak ada kelainan
trikiasis—
lakrimasi ~
tenang
tenang
tenang
jemih
sedang
bulat, 4-5 mm,
RCH
. sinekia—
jemih
twikiasis —
tenang
jernih
sedang, flare-, se!-nena Pema
sinekia -
sa jemih
anan intra intraokular > 17,3 mmHg,
aduskopi Media jemnih
Papil bulat batas tegas
cfd 03
retina flat
makula FR +
=meriksaan lain-lain
jj tutup buka : eksoforia OD.
ji batang Maddox : eksoforia OD 4”
jeriksaan sinoptofor : eksoforia 3°
ji kaca beralur Bagolini : ~€\__ = supresi OD
SUji Worth Four Dots = supresi OD
sinekia—
jernih
17,3 mmHg
Media jemnih
Papil bulat batas tevas
cid 03
alw! 2/3,
retina flat
makula FR +‘iksean refraktometer
op =
= 10,75 C- 1,25 x3”
OS=S-2,00 C-6,s0x94°
OD=S - 10,25 C—2,00 x3”
os=
- 2,00
isis Kerja : Astigmas mniop kompositus OD + eksoforia OF
anisometropia OD + miop simpleks OS
I koreksi :
AVOD : 1/60 $ ~ 10,00 C-2,00 x 180°= 0,16
AVOS : 0,16 S— 2,00 = 0,8
AVODS = 0,8 > Penderita mengeluh pusing
AVOD 1/60: S 9,00 C-2,00 x 180° = 0,125
AVOS : 0,16 S—2,00=0,8
AVODS : 0,8 > Penderita tidak pusing
Pupil distance : 58/56 mmpi Diberikan resep kacamata sesuai dengan koreksi visus no.
MATA “CICENDO”
Jip. (022) 4231280 - 4231281
andung
2.
UKURAN KACAMATA
ubbel focus
viru Pima | vim | virom |. Prisms | forma | cole | oisant | ome |
cia, | he | Beam, | Sine | Gym, | mee Bat | Moe | Ge | ert | As
-4,00] 160° ~ 2,00 58 |
i
| =
|
Am. Ascp ix Bandung, BB. Be enn 20.08
wth
‘II, PEMBICARAAN
Anisometropia dapat disebabkan oleh berbagai macam faktor. Faktor-faktor
‘ersebut yaitu kelainan sejak lahir, sesudah operasi Katarak pada satu mata, sesudah
Aecelakaan pada mata yang menyebabkan katarak traumatika atau kerusakan pada
Korea. ‘>Pada penderita ini tidak dijumpai riwayat kecelakaan pada mata maupun
sayat operast katarak. Diduga anisometropianya karena kelainan sejak lahir.
Anisomeiropia dapat digolongkan menjadi 5 kelas yaitu
Anisometropia kelas I dimana perbedaan refraksi ametropia Kedua mata kurang
dari 1,50 D. Pada keadaan ini kedua mata digunakan bersama-sama dan
mempunyai fusi serta penglihatan stereopsis yang baik.'?
Anisometropia kelas If dimana perbedaan-reftaksi antara kedua mata 1,50 sampoi
Gengan 3,06 D. Kedua mata lebih scring digunakan bersama-sama dan fusi serta
penglihatan binokular tungeal biasanya baik. Supresi mata nondominan terjadi
pada saat melihat objek-objek yang kecil. Supresi biasanya terjadi pada bagian
sentral sehingga mata tetap lurus karena pengaruh fusi perifer. Koreksi ametropia
akan meningkatkan tajam penglihatan pada kedua mata, tetapi penglihatan tetap
lebih baik pada mata dominan, Koreksi pada mata non dominan hanya dapat
meningkatkan tajam penglihatan sampai 20/30 sedangkan pada mata dominan
Koreksinya dapat mencapai 20/20 atau 20/15.'?
Anisometropia kelas III dimana perbedaan ametropia pada kedua mata lebih dari
3 D. Mata dominan dapat dikoreksi sampai 20/20, tetapi mata Jainnya mengalami
ambliop dan koreksinya hanya mencapai 20/100 atau 20/200. Supresi akan terjadi
pada mata yang lebih ametrop (ambliop), Ambliop yang terjadi pada keadaan ini
disebut ambliopia refraktif. Mata biasanya tetap’ lurus Karena fusi perifer tetap
utub. Karena terjadi supresi, tidak ada gejala yang dikeluhkan penderita.'*
Anisometropia kelas TV dimana tajam penglihatan kedua mata penderita baik,
tclapi kedua mata digunakan berganti-ganti. Contohnya ialah penderita dengan
emetrop pada satu mata dan miop sedang pada mata lainnya, penderita merasa
bahwa kedua matanya tidak dapat digunakan bersama-sama, sehingga dia
mempunyai kecenderungan untuk mensupresi salah satu matanya untuk melihat
Jauh dan mata tainnya untuk metihat dekat. Keadaan ini sering dijumpai pada
anak-anak dengan strabismus. Koreksi retraktif dapat diterima oleh anak-anaktetapi tidak olch orang dewasa. Pada orang dewasa keadaan ini dapat diatasi
dengun koreksi untuk melihat jauh pada satu mata dan koreksi untuk melihat
dekat pada mata Jainnya.'*
5. Anisometropia kelas V dimana tajam penglihatan kedua mata penderita baik
dengan fusi dan stereopsis yang baik, tetapi tidak nyaman saat digunakan untuk
melihat, Keadaan ini bissanya berhubungan dengan ketidakseimbangan otot Iuar
bola mata.'?
Pada penderita ini dari anamnesa didapatkan adanya keluhan pei can jaub
buram yang makin lama makin bertambah buram. Penderita juga merase
cenglihatannya menjadi lebih jelas bila mata kanannya dipejamkan atau ditutup. Pada
semeriksaan refraksi didapatkan tajam penglihatan mata kanan lebih buruk
ibandingkan mata kiri dan dengan koreksi didapatkan perbedaan 7,00 D antara
Kedua mata untuk sferisnya. Pada pemeriksaan kescimbangan otot luar bola mata,
cover/uncover, dan sinoptofor didapatkan adanya eksoforia pada mata kanan, dan
ada pemeriksaan Bagollini dan Worth Four Dot didapatkan adanya supresi pada
mata kanan, Mata kanan sudah mengalami ambliop karena perbedaan refraksi yang
sangat besar dengan mata kiri, Dari anamnesa dan pemeriksaan tersebut,
snisometropia pada penderita termasuk anisometropia Kelas ILL
Pada penderita anisometropia penglihatan dapat dilakukan dengan cara
sebagai berikut
1. Penglihatan binokular, yaitu penglihatan kedua mata sekaligus. Biasanya dapat
dilakukan bila refraksi mata kiri dan kanan hanya sedikit berbeda (+ 2.5 D).°
2. Penglihatan alternans yaitu penglihatan mata kiri dan kanan secara berganti-ganti
Keadaan ini biasa terjadi bila satu mata miop dan Jainnya hipermetrop. Jad mata
miop digunakan untuk melihat dekat dan hipermetrop untuk melihat jauh.®
Penglihatan monokular yaitu penglihatan dengan satu mata dimana yang
berfungsi secara aktif hanya mata yang baik. Pada mata yang kabur bayanganakan disupresi/dihilangkan sehingga lama-lama mata yang kabur dan tak dapat
berfungsi lagi dan menjadi ambliop®
Pada penderita ini dari pemeriksaan Bagollin dan Worth Four Dot didapatkan
‘nya supresi pada mata kanan sehingga penglihatan pada penderita ini adalah
wlihatan monokular.
Dalam penatalaksanaan anisometropia setiap kasus harus diperhatikan sendiri-
-sendiri, Penatalaksanaan anisometropia pada anak-anak berbeda dengan pada dewasa,
‘San penatalaksanaan anisometropia hipermetrop juga berbeds deuyan avisemiettopi
Imiop.'**
Penatalaksanaan anisometropia pada anak-anak alah dengan koreksi
Aacamata yang menghasilkan tajam penglihatan terbaik, Juga harus dilakukan fatihan
asi. Koreksi penuh dari anisometropia dan latihan fusi dapat mencegah strabismus
pada anak-anak. Bila sudah terjadi ambliop dapat dilakukan oklusi pada mata yang
aik,'”
Untuk kasus anisometropia hipermetrop pada anak-anak, pertama-tama harus
diperiksa ada tidaknya esotropia akibat ambliopia. Bila terdapat esotropia, koreksi
penuh harus diberikan pada kedua mata ditambah oklusi pada mata yang baik, Bila
fidak terdapat esotropia, penanganan yang direkomendasikan ialah_mencegah
akomodasi pada mata nonambliop dengan menggunakan atropin dan memperkuat
kerja mata ambliop untuk penglihatan dekat dengas! menggunakan fosfolin yodida
Atropin dan fosfolin yodida diberikan masing-masing 1 tetes pada malam hari
sebelum tidur. Terapi ini diberikan bila anisometropia Kurang dari 6,00 D. Jika
penglihatan pada mata yang aktif telah meningkat (biasanya terjadi dalam 2-3 bulan),
pemberian atropin tidak dilanjutkan tetapi pemberian fosfolin yodida tetap dipertukan
sampai sekurang-kurangnya 1 tahun dengan pemantauan yang sering untuk
memeriksa apakah tajam penglihatannya telah membaik*Penderita anisometropia miop dapat menerima koreksi kacamata lebih cepat
Serena peningkatan tajam penglihatan lebih cepat tercapai. Hal ini biasanya terjadi
Sila perbedaan refraksi kedua mata kurang dari 6,00 D dan tidak dijumpai adany
Sstigmat yang bermakna. Bila sudah terjadi ambliop pada anak-anak berumur kurang
e710 tahun, pemberian lensa kontak yang dikombinasi dengan terapi pleoptik dapat
meningkatkan tajam penglihatan mendekati normal
Penatalaksanaan anisometropia pada orang dewasa ialah dengan memberikan
Aorcksi maksiimal yang memberikan rasa nyaman. Jika penderita menggunakan sate:
ata untuk melihat jauh dan mata lainnya untuk melihat dekat, koreksi yang sesuai
arus diberikan. Untuk mata yang lebih baik sebaiknya diberikan koreksi sebagian
Xoreksi sebagian sebaiknya diberikan lebih awal dan dilakukan pemantauan tiap 6
Dulan untuk menyesuaikan koreksi. Koreksi yang diberikan sebaiknya didasarkan
pada kebutuhan penderita, pekerjaan dan kenyamanan.!*
Berdasarkan pengalaman didapat bahwa bila anisometropianya lebih dari 6,00
D biasanya tidak dapat dibantu lagi dengan berbagai terapi yang ada”
Pengobatan ambliopia dilakukan dengan cara menjernihkan media optik
(misalnya operasi segera pada katarak Kongenital), koreksi terhadap kelainan refraksi,
menggunakan cara/teknik yang memaksa penderita melihat dengan mata ambliop,
dan meluruskan posisi mata sebaik mungkin (dengan operasi sedini_ mungkin),
‘Teknik yang memaksa penderita melihat dengan mata ambliop ialah dengan oklusi,
penalisasi, latihan stimulasi CAM, pleoptik, filter merah atau prisma.*
+ Terapi okusi dilakukan dengan tujuan untuk merangsang fiksasi mata yang
tidak ditutup, mempertahankan visus, mencegah supresi, menghambat sementara
penglihatan binokular yang tidak normal dan pada esotropia konginital untuk
memperkuat otot-otot abduksi bola mata. Sebelum oklusi dimulai, mata ambliop
harus diberi koreksi secara penuh. Oklusi dapat dilakukan mulai beberapa jam sampai
{hari penuh, Pengobatan dengan oklusi penuh memerlukan waktu 3-18 bulan, Oklusi
dinyatakan gagal bila tidak ada perbaikan visus sesudzh 4 bulan pengobatan.**
10Penalisasi merupakan suatu bentuk pengobatan dengan memaksa penderita
‘nggunakan satu mata untuk penglihatan jauh dan mata lainnya untuk penglihatan
Kat, Penalisasi dilakukan dengan optik + atropin, attopin mata dominan dan
‘tika mata ambliop atau optik saja, Cara ini dianjurkan pada penderita ambliop
gan perbedaan 2-3 haris Snellen, misalnya OD = 20/20 dan OS = 20/50.
wlisasi tidak berhasil pada ambliopia berat dan tidak efektif bila mata sebelah
Op. fe
CAM Vision Stimulator berasal dari Cambridge, Ingeris. Alat ini terdiri dari
for yang akan menggerakkan/memutar lempengan bulaUpiringan yang terletak di
nya dan satu seri lempengan bulat bergaris hitam putih terdiri dari 7 lempengan
diameter 10 cm. Tujuan Jatihan stimulasi CAM ialah memperbaiki ketajaman
nglihatan dengan cara mengaktifkan Kembali sel-sel penglihatan pada korteks
mal penderita ambliop fungsional, Latihan stimulasi CAM terutama ditujukan
tuk penderita ambliopia anisometropia usia 2,5 — 14 tahun, Latihan stimulasi CAM
anya dilakukan 1-2 x dalam seminggu, Pengobatan dihentikan bila berturut-turut
x latihan tidak ada perbaikan visus, atau visus mata ambliop sudah sama dengan
a dominan,*7
Pleoptik digunakan pada ambliopia dengan fiksasi eksentrik. Tujuan
ngobatannya agar fiksasi menjadi sentral lagi, Kembali pada fiksasi fovea. Alat-aiat
fang dapat digunakan yaitu pleoptophor, enthyscope, atau prozectoscope. Dasar kerja
xi alat pleoptophor ialah memberi sinar kuat pada fiksasi eksentrik sampai menjadi
Jau, sesudah itu forea dirangsang dengan eahaya Iunak.*
I occ ieee ieee ase ata Keneanyn onl eatguiat nicn
mpositus dan pada mata kirinya adalah miop simpleks. Perbedaan refraksi kedua
ata (untuk sferisnya) 7,00 D (mata kanan $ — 9,00 D dan mata kiri S-2,00 D), Mata
man penderita sudah mengalami ambliopia refiaktif dan supresi. Terapi_ yang
sberikan pada penderita ini ialah pemberian kacamata korcksi yang memberikan
“sus terbaik dan rasa nyaman (tidak pusing). Untuk terapi ambliop mata kanan dapat
WyKukan latihan stimulasi CAM | -2 x dalam seminggu, Tapi untuk latihan CAM
it dilakukan karena penderita sekolah
Prognosa qua ad functionam mata kanan pada pendetita ini adalah dubia ad
am arena ada ambliopia berat (visus 1/60 dan dengan -koreksi 0,125),
ssometropia lebih dari 7,00 D, supresi dan eksoforia,TAR PUSTAKA
Sloane, AE, Anisometropia. In : Sloane, AE, Garcia., GE, Manual of Refraction,
3“ Little, Brown and Co., Boston., 1979 : 139-144,
Haristein, J. Anisometropia and Aniseikonia. In : Hartstein,J. Review of
Refraction. The CV. Mosby Co., St. Louis. 1971 : 45-48.
Anisometropia, Aniseikonia and Unilateral Aphakia, In : Basic Clinical Science
Course Section 3 : Optics, Refraction, and Contact Lenses. American Academy of
Ophthalmology. San Fransicso. 1997-1998: 114-115
Soclendro, Edia Asmara, Penanganan Ambliopia, Dalam buku kumpulan makalah
seminar Strabismus pada Anak dengan Rekonstruksi Mata. PIT. XII PERDAMI,
Semarang, Juli 1994.
Kansky, J.J. Amblyopia. In : Kansky, J.J. Clinical Ophtalmology, 4" ED.
Butterworth Heinemann, Oxford, 1999 : 518-519.
Katz, M., Anisometropia. In : Duane, TD. Clinical Ophthalmology. Harper and
Row Pub. Philadelphia. 1987: Chap. 33.p. 47-48.
Erlangga K. Keberhasilan Perbaikan Ketajaman Penglihatan dengan Pemakaian
CAM Vision Stimulator pada Pengobatan Ambliop Anisometropia. Bandung,
Tesis, 1985.