You are on page 1of 11

Hasanuddin Law Review Vol.

1 Issue 2, August (2015)

HALREV
Volume 1 Issue 2, August 2015: pp. 296-306. Copyright © 2015 HALREV.
Faculty of Law, Hasanuddin University, Makassar, South Sulawesi,
Indonesia. ISSN: 2442-9880 | e-ISSN: 2442-9899.
Open Access at: http://pasca.unhas.ac.id/ojs/index.php/halrev
Hasanuddin Law Review is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License,
which permits unrestricted use, distribution, and reproduction in any medium, provided the original
work is properly cited.

Sistem Hukum dan Teori Hukum Chaos


Legal System and Legal Chaos Theory

Amir Syarifudin dan Indah Febriani


Fakultas Hukum Universitas Sriwijaya
Jln. Raya Palembang – Prabumulih KM 32, Ogan Ilir, Sumatera Selatan.
Tel./Fax: +62-711-580169 E-mail: amir_syarifudin53@yahoo.co.id

Submitted: Jun 12, 2015; Reviewed: Jul 2, 2015; Accepted: Jul 20, 2015

Abstract: Order of the universe and other objects can be described either by cosmology
and physics. But from of the regularity of the object there in terms or aspect of irregularity
or fractal (broken) that difficult to describe by Auklides and Calculus mathematical
models. Benoit Medelbrot tried to explain the chaotic objects with fractal theory which
basically a branch of mathematics. The fractal theory affect the view of the law that
inspired Charles Sampford which then sparked a legal chaos theory. The core of legal
chaos theory is (1) social relationships , including the relationship established based on
the relationship of forces (power relation), (2) the parties who make that relationship
does not have the same strength or balance, and (3) at the time of execution of the
respective relations based on their subjective opinions. Those three thing that is causing
chaos. But the atmosphere of chaos that would eventually return to the regularity,
because of the strength towing (strange attractor) that in the area of law is the law and
the power of the state. Chaos basically contained in the freedom -based relationship
beyond the confines of order. When the towing force managed to recover the chaos so
as to create harmony between order and freedom, the peace that one of the legal goal
is achieved.
Keywords: Chaos; State Power; Order; Peace; Power Relations; Strength Attractor

Abstrak: Keteraturan alam semesta dan objek lainnya dapat dideskripsikan baik oleh
kosmologi maupun fisika. Namun dari keteraturan objek itu terdapat segi atau aspek
ketidakteraturan atau fraktal (patah) yang sulit dideskripsikan oleh matematika model
Auklides dan Kalkulus. Benoit Medelbrot mencoba menjelaskan objek kacau tersebut
dengan teori Fraktal yang pada dasarnya merupakan cabang dari matematika. Teori
Fraktal tersebut mempengaruhi pandangan terhadap hukum yang mengilhami Charles
Sampford yang kemudian mencetuskan teori hukum chaos. Inti teori hukum chaos
ialah (1) hubungan sosial, termasuk hubungan hukum dibentuk berdasarkan hubungan
kekuatan (power relation), (2) pihak-pihak yang membuat hubungan itu tidak memiliki
memiliki kekuatan yang sama atau seimbang, dan (3) pada waktu pelaksanaan hubungan
itu masing-masing mendasarkan pada pendapat mereka secara subjektif. Ketiga hal
itulah yang menimbulkan chaos. Akan tetapi suasana chaos itu pada akhirnya akan
kembali pada keteraturan karena adanya kekuatan penarik (strange attractror) yang

296
Hasanuddin Law Review Vol. 1 Issue 2, August (2015)

dalam dunia hukum adalah hukum dan kekuasaan negara. Kekacauan (chaos) pada
dasarnya terdapat pada hubungan yang berbasis kebebasan yang melewati batas-batas
ketertiban. Bila kekuatan penarik berhasil memulihkan kekacauan itu sehingga tercipta
keserasian antara ketertiban dan kebebasan maka tercapai kedamaian yang merupakan
tujuan hukum.
Kata Kunci: Hubungan Kekuatan; Kekuasaan Negara; Kedamaian; Kekacauan;
Kekuatan Penarik; Keteraturan

PENDAHULUAN atau dideskripsikan oleh suatu teori adalah


Sistem adalah suatu keseluruhan yang ter- objek yang tidak teratur atau kacau (chaos)
diri dari beberapa bagian (subsistem) dan maka teori tersebut akan mengalami kesu-
antara sub sistem-sub sistem itu mempunyai litan dalam mendeskripsikannya, dan kare-
hubungan satu sama lainnya maupun hubun- na itulah diperlukan paradigma baru untuk
gan antara sub sistem dengan keseluruhan menjelaskan objek yang kacau tersebut.
(sistem).1 Pada umumnya suatu sistem ter- Benoit Mandelbrot (1924-2010) se-
masuk sistem hukum, dibangun dari objek orang matematikawan Prancis, mengintro-
yang memiliki keteraturan. Objek kajian dusir teori baru yang disebutnya teori fraktal
(gegenstand) ilmu yang merupakan objek yang dirancang khusus untuk mendeskripsi-
empiris2 dapat berupa objek fisik maupun kan objek fisik yang kacau tersebut dalam
non fisik. Objek-objek tersebut pada umum- ilmu fisika. Teori fraktal itu mengilhami
nya memiliki keteraturan, namun demikian Charles Sampford mengintrodusir teori
pada objek itu juga terdapat segi ketidakter- fraktal di bidang hukum. Teori fraktal di bi-
aturan (chaos). dang hukum dinamakan teori hukum chaos
Teori-teori yang dibangun berbasis yang dianggapnya mampu mendeskripsikan
pada objek teratur itu merupakan ilmu nor- ketidakanteraturan hukum itu. Uraian di
mal.3 Bila objek yang hendak dijelaskan bawah ini mencoba melihat latar belakang
1
A.M. Bos menyebut sebagai suatu a structural teori fraktal dalam fisika dan pengaruhnya
whole yang mengandung elemen-elemen (1) the terhadap teori hukum chaos.
divission of system, (2) the consistency of system,
(3) the completeness of system, (4) fundamental
concept of the system. Lihat, HAS Natabaya.
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
(2006). Sistem Peraturan Perundang-Undangan Paradigma Sistem dan Mekanistik
di Indonesia. Jakarta: Sekretariat Jenderal dan
Kepaniteraan Mahkamah Konstitusi Republik
Pemikiran sistem sebelum tahun 1930-an di-
Indonesia, hlm. 8 rumuskan oleh para biolog organistik, psiko-
2
Objek empiris adalah objek yang ada (ens, on,
being) yang dapat dialami, artinya objek itu dapat
log gestalt, dan para ekolog yang menun-
diketahui melalui panca indera manusia. tun para ilmuan berpikir dalam keterkaitan,
3
Ilmu normal merupakan istilah yang dipergunakan
oleh Thomas Kuhn Samuel dalam bukunya “The
hubungan-hubungan, dan konteks dan ke-
Structure of Scienstific Revolution”. Teori-teori mudian didukung pula oleh penemuan di bi-
yang dibangun atas dasar kerangka asumsi atau
model yang dikenal dengan istilah paradigma. Bila tidak dapat lagi menjelaskan realitas, maka ilmu
suatu teori tidak dapat menjelaskan suatu realitas itu memasuki apa yang disebut “situasi masalah”
maka menurut Kuhn paradigma ilmu itu telah atau anomali. Jika paradigma lama ditinggalkan
ketinggalan zaman dan karena itu perlu disepakati dan Hdigantikan dengan paradigma baru, maka
paradigma baru dari para ahli untuk menggantikan terjadilah apa yang disebut Kuhn dengan istilah
paradigma lama. Keadaan dimana paradigm lama “revolusi sains”.

297
Hasanuddin Law Review Vol. 1 Issue 2, August (2015)

dang fisika kuantum4. Pemikiran sistem atau Bahwa sistem jaringan dalam paradigma
ekologi berbeda secara signifikan dengan sistem telah diakui oleh para ahli seperti
pemikiran mekanistik ala Cartesian dan Einstein, Werner Heisenberg, dan Geoffrey
Newtonian. Pemikiran mekanistik berangga- Chew5.
pan bahwa perilaku keseluruhan hanya dapat Dari filsafat Bootstrap dari Geoffrey
difahami dengan menganalisis sifat-sifat Chew, jagat raya dipandang sebagai jaringan
bagian-bagiannya. Sebaliknya, pemikiran atau hubungan, alam tidak dapat diprediksi
sistem percaya bahwa semua sistem yang menjadi entitas pokok seperti balok-balok
hidup tidak dapat difahami melalui analisis materi bangunan, tetapi harus difahami se-
terhadap bagian-bagian. Bagian hanya dapat cara menyeluruh sebagai suatu jaringan. Bila
difahami dalam konteks keseluruhan. Sifat- paradigma mekanistik memandang alam
sifat bagian bukan sifat instrinsik, sehingga sebagai balok balok bangunan yang dapat
bagian hanya dapat difahami dalam konteks difahami dengan menganalisis masing ma-
keseluruhan. sing balok itu, apakah pandangan itu dapat
Dalam pemikiran mekanistik hubu- digunakan mendeskrisikan balok balok yang
ngan atau relasi antara bagian-bagian de- tidak teratur, kacau, atau patah? Ketidakter-
ngan bagian-bagian lainnya, antara bagian aturan hanya dapat difahami dengan men-
dengan keseluruhan, bersifat sekunder, ganalisis jaringan sebagaimana dikemukan
sedangkan dalam pemikran sistem maka oleh paradigma sistem.
hubungan atau relasi itulah merupakan hal
yang primer. Dengan demikian, setiap objek Teori Fraktal
pada dasarnya terletak dalam sistem jaringan Bermula dari objek fisik beberapa benda-
atau hubungan yang lebih besar. Pandangan benda di alam semesta yang menunjukan
dunia (paradigma) sistem tersebut bukan struktur fraktal (fractus = patah) seperti
saja mempengaruhi pandangan kita terha- awan, gunung, jaringan sungai, sistem pem-
dap alam semesta akan tetapi mempenga- buluh darah, turbulensi, garis pantai, pohon,
ruhi pandangan tentang pengetahuan ilmiah. dan lain-lain. Menurut Helge von Koch
Fisika Kuantum adalah cabang Fisika dasar
4 benda-benda tersebut sulit dideskripsikan
yang menggantikan Fisika klasik. Bila Fisika dengan menggunakan geometri klasik sep-
klasik beranggapan bahwa energi itu bersifat
sinambung (terus menerus), maka Fisika kuantum erti geometri Euklides dan Kalkulus. Ben-
berpendapat bahwa energi itu tidak kontinyu, oit Mandelbrot pada tahun 1975 mencoba
diskrit, paket, atau kuanta (jumlah). Pandangan ini
dikemukakan oleh Max Planck pada tahun 1900 mengembangkan geormetri fraktal yang
dan ini merupakan pandangan yang revolusioner. merupakan cabang dari matematika, untuk
Dalam hukum pandangan ini menjadi sumber
hasrat ingin lebih dari segi jumlah (kuanta) mengatasi kelemahan geometri klasik terse-
maupun mutu (kualitas) yang pada akhirnya but. Namun sebelum Mandelbrot, telah dipe-
menelorkan nilai Konservatisme (kuanta) dan
inovatisme (kualitas). Lihat Purnadi Purbacara lajari oleh Karl Theodor Wilhem Weierstross
dan Soerjono Soekanto. Ikhtisar Antinomi Nilai pada tahun 1872. Juga pada tahun 1914 Hel-
Sebagai Landasan Filsafat Hukum. Lihat juga
Fritjop Capra. Jaring-Jaring Kehidupan Visi Baru ge von Koch yang juga tidak puas pada teori
Epistimologi dan Kehidupan. Yogyakarta: Fajar
Baru, 2002. hlm. 59 5
Ibid., hlm 62

298
Hasanuddin Law Review Vol. 1 Issue 2, August (2015)

Weierstross tersebut mengembangkan teori yang kompleks, irregular, random, bergerak


baru yang disebutnya teori bunga salju Koch. secara acak, non linier, kegelisahan , turbu-
Sebelum Koch, Paul Pierre Levi pada tahun lensi, fluktuatif, dinamis, ketidakpuasan, dan
1938 telah membahas hal ini dalam teor- lain-lain. Namun demikian menurut teori
inya curva levic dalam tulisannya “Plane chaos, dalam situasi seperti tersebut di atas
or Space Curve and Services Consisting of tetap berada dalam batas-bartas tertentu, art-
Parts Simmiliar to Whole.”6 inya chaos itu tidak akan pernah melewati
Pada awalnya, teori Chaos berkembang batas-batas tertentu. Pembatas itu dinamak-
dalam ilmu fisika yang berlandaskan pada an kekuatan penarik (strange attractor)7.
faham materialisme. Alam semesta dipan- Dengan demikian situasi chaos adalah ba-
dang sebagai sebuah mesin mekanik yang gian dari suatu ketertiban atau keteraturan,
tersusun atas komponen-komponen materiel dalam arti keadaan chaos akan kembali pada
yang bergerak dan terhubung secara deter- situasi normal karena adanya strange attrac-
ministik. Paradigma mekanistis memandang tor tadi.
alam semesta tampak teratur dan terpredik- Keteraturan alam semesta serta keter-
si yang diatur oleh gaya dan kaedah yang aturan kehidupan bermasyarakat yang meru-
bekerja secara mekanistis. Alam semesta pakan bagian dari alam semesta merupakan
bekerja seperti jam raksasa yang bekerja se- dua hal yang menjadi ketakjuban Immanuel
cara otomatis. Kant selama karir filosofisnya. Dua tema
Pandangan alam semesta yang me- ketakjuban itu, yaitu keteraturan alam se-
kanisitik ala cartesian dan newtonian terse- mesta dan keteraturan umat manusia oleh
but mengalami krisis paradigma pada abad muridnya dituliskan pada batu nisan makam
ke-20. Ada dua teori yang menggoyangkan nya di Kalininberg, Rusia dengan kalimat
paradigma mekanistis itu, yaitu (1) teori rel- “ coellum stellatum supra me lex morales
ativitas Einstein, yang menjelaskan gravita- intra me” yang artinya langit berbintang-
si, kosmologi, dan fenomena makro lainnya, bintang diatas saya, hukum moral dalam
(2) teori kuantum yang menjelaskan partikel diri saya. Langit berbintang-bintang meng-
sub-atomik yang tidak dapat lagi dideskripsi- gambarkan keteraturan alam semesta, yang
kan secara mekanistik. Kedua teori ini mem- dapat dilihat dari keteraturan planet-planet,
buktikan keterbatasan paradigma mekanistik bintang-bintang, galaksi-galaksi yang tidak
itu, walaupun harus diakui bahwa paradigma pernah bertabrakan satu sama lainnya. Se-
ini telah berhasil membangun ilmu pengeta- dangkan keteraturan manusia dalam hidup
huan dan teknoplogi seperti yang kita nik- bermasyarakat dapat dilihat dari bangunan
mati sekarang ini. atau lembaga yang mereka ciptakan serta
Alam semesta tidak seluruhnya tera- bangunan hukum yang dijadikan basis pena-
tur dan terprediksi, tetapi di dalamnya ter- taan masyarakat.
dapat ketidakteraturan, chaos, tingkah laku 7
Sebagaimana dikutip pada laman website: https://
6
Wikipedia. Available online at: www.id.wikipedia. kelikwardiono.wordpress.com2010/12/28/chaos-
org/wiki/praktal. Diakses pada tanggal 5 Februari teori-sebuahancangan-dalammemahamihukum.
2015. Diakses tanggal 10 Februari 2015.

299
Hasanuddin Law Review Vol. 1 Issue 2, August (2015)

Keteraturan bangunan atau lembaga itu. Bila terdapat adanya inkonsistensi anta-
kemasyarakatan maupun lembaga hukum ra subbagian dan antara subbagian dengan
tidak lain didasarkan kepada hukum moral sistem keseluruhan maka ini disebut “sistem
(lex morales) yang terdapat dalam fikiran yang sakit”. Namun karena hukum pada
manusia sehingga ia bisa membedakan dan dasarnya merupakan suatu” sistem yang se-
mengetahui nilai perbuatan yang baik dan hat” maka bila terjadi atau terdapat inkonsis-
mana yang buruk. Baik dalam alam semesta tensi telah tersedia mekanisme penyelesaian
maupun dalam kehidupan masyarakat me- inkonsistensi itu.
mang terjadi ketidakteraturan atau chaos, Mekanisme dalam mengatasi inkon-
akan tetapi itu hanyalah bagian dari kehidu- sistensi itu adalah: 1) penerapan asas-asas
pan dan keadaan itu tetap akan kembali ke- perundang-undangan, yaitu (a) hukum yang
pada keteraturan karena adanya kekuatan tertinggi mengeyampingkan hukum yang
penarik (strange attractor) yang bekerja se- lebih rendah, (b) hukum yang berlaku kemu-
cara mekanistik pula. dian mengenyampingkan hukum yang ber-
laku terdahulu; 2) pengujian undang-undang
Sistem Hukum baik formil maupun materiel; 3) revisi atau
Apabila hukum dianggap sebagai suatu perubahan yang dilakukan oleh pemben-
sistem, maka paling tidak terdapat bebera- tuknya (legislative review); 4) penafsiran
pa faktor yang relevan8: (a) elemen-elemen oleh hakim maupun badan administrasi ne-
suatu sistem yaitu unsur-unsur dasar yang gara; (5) konstruksi hukum yang dilakukan
membentuk suatu sistem hukum; (b) pem- oleh hakim yang dapat berupa analogi dan
bagian sistem, artinya bahwa suatu sistem penghalusan hukum.
memiliki sub atau bagian yang membentuk Walaupun hukum merupakan sistem
sistem itu; (c) konsistensi, artinya antara yang teratur dan memiliki mekanisme men-
bagian/subbagian terdapat kesesuaian atau gatasi inkonsistensi, terdapat pula aspek keti-
tidak bertentangan; (d) kelengkapan sistem, dak teraturan hukum itu. Dengan demikian
artinya adanya suatu bagian yang menjadi ketidakteraturan dapat terjadi pada sikap
pelengkap dari bagian yang pokok; dan e) tindak yang tidak sesuai dengan hukum atau
pengertian-pengertian dasar, artinya setiap mereka merasa bertindak menurut hak dan
suatu sistem memiliki pengertian atau kon- kewajiban menurut persepsinya masing-ma-
sep tertentu yang membedakannya dengan sing. Contoh bentuk-bentuk ketidakteraturan
pengertian-pengertian yang dimiliki oleh itu di Indonesia dapat berupa prilaku atau si-
sistem yang lain. kap tindak kekerasan massa, pengkaplingan
Dengan demikian, sudah jelas bila kita tanah tanpa hak, pemagaran atau pembloki-
menyebut sistem hukum tersirat di dalamnya ran jalan tol dan jalan raya, pendudukan kan-
tidak mengandung inkonsistensi atau saling tor bupati, pengahncuran lokalisasi WTS,
bertentangan antara sub/bagian dalam sistem sweeping tempat maksiat dan perjudian,
Purnadi Purbacaraka dan Soerjono Soekanto.
8 pembantaian dukun santet, bentrok massa,
(1979). Sendi-Sendi Ilmu Hukum dan Tata Hukum. pembunuhan, pembakaran rumah ibadah ali-
Bandung: Alumni, hlm. 50

300
Hasanuddin Law Review Vol. 1 Issue 2, August (2015)

ran yang dianggap sesat , dan lain-lain. selanjutnya dilaksanakan oleh pihak-pihak
Mempelajari hukum dengan meng- yang tidak memiliki kekuatan yang sama
gunakan pendekatan yuridis-dogmatis yang itu memunculkan ketidakteraturan (disor-
dianggap sebagai teori keteraturan, dipan- der). Masing-masing pihak membuat putu-
dang kurang mampu menjangkau keadaan- san yang subjektif, seperti hakim membuat
keadaan tersebut di atas. Dalam pendekatan putusan berdarkan kewenangannya, advokat
yuridis- dogmatis hukum dipandang sebagai membuat putusan dengan menggali celah-
deskripsi dari kenyataan yang sebenarnya, celah kelemahan hukum demi kepentingan
yaitu suatu kenyataan yang penuh keter- kliennya, sedangkan orang awam melihat-
aturan. Dengan demikian hukum harus di- nya sebagai putusan penguasa.9
pandang tidak hanya deskripsi dari keter- Menurut teori chaos dunia tidak lagi
aturan tapi juga harus dipandang dari keti- dapat dilihat secara sepihak menurut konsep
dakteraturannya yang tidak dapat diprediksi keteraturan tetapi juga sekaligus harus dilihat
dan tidak sistematis. dikotominya, yaitu kekacauan atau disorder.
Pada tahun 1990-an Charles Sampford Dengan demikian masyarakat harus dilihat
dalam buku nya “The Disorder of Law”, mernurut konsep dikotomi keteraturan atau
mengkritik teori hukum yang telah mapan kekacauan, kesatuan/separatisme, integrasi/
seperti yang dipergunakan dalam pendeka- disintegrasi, keseragaman/keanekaragaman,
tan yuridis-dogmatis. Pokok-pokok aja- sentralisasi/desentralisasi, homogenitas/het-
ran Sampford adalah sebagai berikut: (1) erogenitas. Dengan demikian hukum dilihat
ketidakteraturan dan ketidak pastian dalam secara dualisme (dikotomi) sehingga teori
hubungan sosial, termasuk hubungan hu- hukum yang dihasilkan dapat mendiskripsi-
kum dibangun atas dasar hubungan kekua- kan kenyataan yang sesungguhnya.
tan (power relation), hubungan kekuatan
itu tidak tercermin dalam hubungan formil Refleksi
(hubungan hukum). Dengan demikian ter- Keteraturan alam semesta, keteraturan ma-
dapat kesenjangan antara hubungan formil syarakat juga mengandung ketidakteraturan.
dengan hubungan nyata (hubungan kekua- Adanya pengertian keteraturan, karena kita
tan). Kesenjangan inilah yang menimbul- tahu adanya ketidakteraturan. Analog dengan
kan ketidakteraturan (chaos), (2) hubungan itu ialah kita mengenal konsep siang karena
dalam masyarakat yang didasarkan pada 9
Bandingkan arti hukum yang diberikan oleh mas-
hubungan kekuatan, dimana masing-masing ing masing pihak atau masyarakat sangat berane-
pihak tidak memiliki kekuatan yang sama ka ragam,terlepas dari apakah arti yang diberikan
etu benar atau salah. Arti hukum yang pernah di-
akibatnya timbul adu kekuatan dari masing- berikan masyarakat antara lain (1) hukum sebagai
masing pihak. Keadaan ini menimbulkan ke- ilmu pengetahuan,(2) hukum sebagai disiplin,(3)
hukum saebagai kaedah,(4)hukum sebagai tata
adaan asimetris yang dinamakannya “social hukum,(5)hukum sebagai petugas,(6)hukum seb-
melee” suatu hubungan sosial yang cair (flu- agai putusan penguasa,(7)hukum sebagai proses
pemerintahan,(8)hukum sebagai perilaku yang
id), (3) setelah hukum ditetapkan oleh pen- ajeg,dan(9)hukum sebagai jalinan nilai. Lihat Pur-
guasa atau oleh pihak-pihak maka hukum itu nadi Purbacaraka dan Soerjono Soekanto. Perihal
Kaedah Hukum., Op., Cit. Hlm. 4

301
Hasanuddin Law Review Vol. 1 Issue 2, August (2015)

adanya konsep malam. Tidak akan ada kon- melengkapi, sehingga dapat terwujud da-
sep siang jika orang tidak tahu malam. Se- lam keadaan yang serasi12. Di samping
cara filosofis, di dalam hukum terdapat nilai berpasang-pasangan, seperti ketertiban dan
yang menggambarkan pasangan-pasangan kebebasan, maka nilai itu berjalinan, artinya
realitas, sebagaimana digambarkan oleh pasangan nilai ketertiban dan kebebasan
teori chaos seperti keteraturan/kekacauan, berhubungan erat dengan pasangan nilai
kesatuan/pemisahan, dan lain-lain. Namun kepastian hukum dan kesebandingan hu-
pasangan-pasangan itu merupakan nilai kon- kum. Begitu pula pasangan nilai kepastian
trair/saling menutupi. hukum dan kesebandingan hukum berjalinan
Jika ada keteraturan pasti menutup lagi dengan nilai restriksi hukum dan nilai
kekacauan, jika terdapat suasana kacau, pas- proteksi hukum dan seterusnya.
ti tidak ada ketertiban. Menurut pandangan Jika nilai-nilai yang ada di sebelah kiri
kita, bahwa penggambaran yang demikian diberi nama kutub A, dan nilai disebelah
kurang realistis. Sesungguhnya yang ada kanan diberi nama kutub B, maka jika nilai
bahwa dalam ketertiban/keteraturan itu ter- kutub A diutamakan (diperbesar) maka kon-
dapat kebebasan. Apabila kebebasan itu sekwensinya nilai kutub B harus diperkecil,
melampaui batas itulah yang berpotensi tapi tidak boleh sampai hilang. Keserasian
membuat kekacauan. Namun demikian yang antara kutub A dengan kutub B sangat di-
realistis adalah ketertiban dan kebebsan, tentukan oleh ruang dan waktu. Gambaran
yang keduanya tidak dapat saling menutu- keserasian nilai kutub A dan kutub B dapat
pi, tetapi saling membatasi dan melengkapi dilihat pada Gambar 2.
dalam Suasana serasi. Nilai-nilai itu dina- Gambar 2. Gambaran keserasian nilai kutub A dan kutub B
makan nilai antinomi, yaitu nilai-nilai yang
berpasang-pasangan, walaupun ada kalanya
Perubahan Nilai
bertegangan10, tetapi saling membatasi. Ni- A B A B
1500 2100 2000 1600
lai-nilai antinomi, sebagaimana diuraikan
pada Gambar 1.11
Nilai itu dikatakan berpasangan ka- Catatan: Jika nilai kutub A 1500 , maka akibatnya nilai kutub B
rena mereka saling membatasi, saling 2100; jika nilai kutub A diperbesar menjadi 2000 maka nilai kutub
B harus diperkecil. Tidak bisa nilai kedua kutub sama-sama
diperbesar atau sama-sama diperkecil.
10
Ketegangan nilai artinya apabila nilai yang satu
mendesak atau menekan nilai pasangan, misalnya
nilai ketertiban menekan kebebasan, sehingga Keserasian nilai adalah tujuan hukum. Keserasian
12

orang merasa kebebasannya tertekan, yang wu- merupakan pengertian umum (genus), sedangkan
judnya berupa demo(unjuk rasa), protes pem- pengertian khusus adalah tergantung pada nilai
berontakan, separatisme, dan lain-lain. Dengan yang bersangkutan. Keserasian antara ketertiban
demikian diperlukan penyerasian yaitu dengan dengan kebebasan disebut kedamaian; keserasian
cara memperkecil nilai yang menekan (ketert- antara kepastian dan kesebandingan disebut ke-
iban) dengan memperbesar nilai yang ditekan adilan; keserasian antara materialisme dan spiri-
(kebebasan) tualisme disebut kesejahteran. Kedamaian, keadi-
11
Purnadi Purbacaraka dan Sorjono Soekanto. Ikhti- lan, dan kesejahteraan adalah tujuan yang hendak
sar Antinomi Nilai Aliran Filsafat Sebagai Lan- dicapai oleh hukum. Lihat Pengabdian Tiga Guru
dasan Filsafat Hukum. Jakarta:Rajawali, Cetakan Besar Filsafat Hukum. Jakarta: Djokosoetono
kedua. hlm. 5. Centre, 2013. Hlm. 22

302
Hasanuddin Law Review Vol. 1 Issue 2, August (2015)

Gambar 1. Nilai-Nilai Antinomi

Ketertiban - Kebebasan

Kepastian hukum - Kesebandingan hukum

Restriksi hukum - Proteksi hukum

Kolektivisme - Individualisme

Keketatan hukum - Keluwesan hukum

Konservatisme - Inovatisme

Materialisme - Spiritualisme

Ascetisme - Hedonisme

Pragmatisme - Voluntarisme

Rasionalisme - Romantisme

KUTUB A KUTUB B

Catatan:
 Tanda strip (-) menunjukan berpasang-pasangan, artinya kedua nilai itu
tidak dapat dipisahkan

 Tanda panah menunjukan berjalinan antara dengan nilai di atas atau di


bawahnya.

Ketertiban yang bermakna dapat di- basan. Kebebasan adalah nilai yang diang-
perkirakan (voorspelbaarheit) atau ketaatan gap baik, karena dengan kebebasan orang
(conformiteit) sebagaimana dikemukakan dapat menikmati hidupnya. Akan tetapi ke-
oleh Schuyt13. Ketertiban adalah nilai yang bebasan tanpa batas, berpotensi menggang-
dianggap baik, karena pada dasarnya ma- gu kebebasan orang lain, akan menggang-
nusia juga ingin hidup tertib. Akan tetapi gu ketertiban. Kebebasan tanpa ketertiban
ketertiban tanpa kebebasan menjadi totaliter adalah anarkhi.
seperti robot, oleh karena itu ketertiban tidak Dengan demikian, kebebasan itu hanya
boleh mengganggu dan mengekang kebe- dapat dicapai dalam suasan yang tertib. An-
13
Schuyt mengemukakan ciri keadaan tertib se- tara ketertiban dan kebebasan bersifat anti-
bagai berikut: (1) voorspelbaarheid (dapat di-
perkirakan), (2) cooperative (kerjasama), (3) nomik, artinya ia saling melengkapi, tidak
controle van geweld (pengendalian kekerasan), saling menutup. Berbeda dengan ketertiban
(4) consistentie (kesesuaian), (5) duurzaamheid
(langgeng), (6) stabiliteit (mantap), (7) hierarchie atau keteraturan dan kekacauan (chaos), dua
(berjenjang), (8) comformiteit (ketaatan), (9) af- nilai itu bersifat kontrair, saling menutup,
wezigheid van conflict (tanpa perselisihan), (10)
uniformiteit (keseragaman), (11) gemeenschap- artinya jika ada ketertiban/keteraturan, maka
pelijkeheid (kebersamaan), (12) regelmaat ( ajeg), pasti tidak kacau. Sebaliknya, jika terdapat
(13) bevel (suruhan), (14) volgorde (keberurutan),
(15) uiterlijke stijl (corak lahir), dan (16) rang- kekacauan pasti tidak tidak tertib. Analog
schikking (tersusun). Lihat Purnadi Purbacaraka dengan pengertian tersebut seperti konsep
dan Sorjono Soekanto. (1982). Renungan Tentang
Filsafat Hukum. Jakarta: Rajawali Pers, p. 17-18. siang dan malam, karena bersifat kontrair,

303
Hasanuddin Law Review Vol. 1 Issue 2, August (2015)

saling menutup. Jika siang, maka pasti tidak Akan tetapi kekacauan yang dikonsepkan
malam, dan sebaliknya jika malam pasti ti- oleh Sampford itu tetap tidak boleh melam-
dak siang. Tidak mungkin terjadi keserasian paui batas ketertiban. Kekuatan penjaga
antara siang dan malam atau ketertiban den- ketertiban itu yang dinamakan kekuatan
gan kekacauan. Konsep antinomik hanya penarik (strange attractor) adalah kekua-
terdapat pada nilai yang saling mengisi dan saan (negara). Kekuasaan negara itu juga
saling membatasi (nilai antinomi), tidak ter- berpotensi membuat kekacauan jika tidak di-
dapat pada nilai yang saling menutup dan batasi dan dilandasi oleh hukum. Sisi lemah
kontrair. dari hukum yang membatasi kekuasaan ne-
Sebagaimana dikemukakan Sampford gara itu adalah hukum itu dilaksanakan dan
bahwa kekacauan atau chaos yang dise- ditegakkan oleh kekuasaan. Hukum tanpa
babkan oleh hubungan (relasi) antara pihak kekuasaan negara adalah lumpuh, tidak ada
didasarkan pada kekuatan (power) yang ti- kekuatan yang dapat menegakkan hukum.
dak seimbang. Akan tetapi ketidakseimban- Kecenderungan umum adalah kekua-
gan itu bersifat sementara, ia akan kembali saan itu cenderung melanggar hukum15. Agar
kepada suasan tertib/teratur. Hal itu terjadi kekuasaan tidak melanggar hukum, maka
karena baik dalam alam semesta maupun kekuasaan itu harus diwasi oleh kekuasaan
kehidupan sosial, terdapat kekuatan penarik lain dalam posisi yang seimbang, yang dike-
(strange attractor) yang mendorong terjadi nal dengan konsep “Checks and Balances”16
keteraturan atau ketertiban itu. Kekuatan seperti yang diterapkan dalam konstitusi
penarik gaya dalam alam semesta terdapat Amerika dan juga telah diadopsi oleh UUD
gaya nuklir kuat atau lemah dan gravitasi. 1945 pada perubahan ke-317.
Sedang dalam bidang sosial terdapat kekua-
tan (power) atau kekuasaan (macht, power, 15
Tesis Lord Acton: “Power tends to corrupt, ab-
kraft). Kekuatan itu mewujudkan diri dalam solute power corrupt absolutely” telah dijadikan
semacam postulat yang dijadikan premis dalam
hukum dan kekuasaan negara.14 Hukum dan kehidupan masyarakat modern.
kekuasaan negara adalah dua lembaga yang
16
Konsep Checks and Balances bermula pada kon-
sep pengendalian (cybernetic) yang dikemukakan
memiliki kemampuan menarik suasana cha- oleh Nobert Wiener yang banyak dipergunakan
os kepada ketertiban. oleh ilmu sosial seperti konsep “Invisible Hand”
Adam Smith, “Check and Balances” dalam Kon-
Secara antinomi, kekacauan itu adalah stitusi Amerika, “tesis-antitesis” dalam dialektika
berbasis pada kebebasan yang ditafsirkan Hegel. Lihat Fritjop Capra., Op., Cit. Hlm 97
17
Check and Balances adalah konsep pengendal-
secara subjektif oleh masing-masing pihak. ian kekuasaan agar tidak bertindak lebih, me-
langgar hukum. Kekuasaan negara dipisah men-
Kekuatan dalam masyarakat itu mewujudkan
14
jadi kekuasaan legislatif, eksekutif, dan judisial.
diri dalam dua lembaga yaitu (1) lembaga penata Masing-masing kekuasaan itu dipegang oleh satu
masyarakat secara normatif (lembaga hukum), subjek hukum dan meraka saling mengawasi
dan (2) lembaga penata masyarakat secara efektif, (checks), lembaga lainnya dalam posisi seimbang
yang mampu bertindak (lembaga kekuasaan). (balances). Konsep ini dapat dilihat dalam pen-
Kekuasaan (negara) dijalankan/dilaksanakan atas gawasan DPR terhadap presiden. Pengawasan
landasan hukum, sebaliknya hukum dilaksanakan produk undang-undang oleh Mahkamah Konsti-
dan ditegakkan oleh kekuasaan. Lihat Frans tusi, pengawasan pada halim oleh Komisi Yudi-
Magnis Suseno. (1984). Etika Politik. Jakarta: sial, pengawasan peraturan perundang-undangan
Gramedia Pustaka Utama, hlm. 70 di bawah undang-undang oleh Mahkamah Agung.

304
Hasanuddin Law Review Vol. 1 Issue 2, August (2015)

Adanya kekuasaan yang melewati ba- alitas kacau seperti tersebut di atas itu, diba-
tas merupakan dasar kekacauan. Dengan ngunlah suatu teori untuk mendeskripsikan
demikian kebebasan yang tanpa batas, me- realitas tersebut, seperti teori Fraktal dalam
lewati batas ketertiban harus dibawa ke arah fisika, dan teori keos dalam hukum.
ketertiban, baik melalui peradilan maupun Menurut Charles Sampford, realitas
tindakan pemerintahan. chaos dalam dunia hukum disebabkan oleh
Keadaan yang tidak terduga dan ti- hubungan sosial, dibangun oleh manusia
dak terprediksi juga telah diantisispasi oleh didasarkan pada hubungan kekuatan (pow-
hukum. Keadaan darurat18, bencana alam, er relation) yang tidak seimbang. Sewaktu
gempa bumi, kepentingan memaksa, perang, mereka meralisasikan/melaksanakan hubun-
kerusuhan telah disediakan perangkat hu- gan itu, berdasarkan pada kekuatan mereka
kum dalam bentuk hukum darurat, Peraturan masing-masing dan inilah sumber dari keka-
Pemerintah Pengganti Undang-Undang19, cauan itu. Akan tetapi pencetus teori Chaos
keadaan bahaya20. Keberlakuan suatu un- meyakini bahwa kekacauan itu sifatnya tidak
dang-undang juga telah menyediakan aturan permanen, ia akan kembali kepada keadan
penyimpangan yang mencakup pembenaran normal/keteraturan. Terdapat suatu kekuatan
dan bebas kesalahan (pemaafan) untuk ke- penarik (strage attractor) yang mendorong
adaan “overmacht”, “noodtoestand”21. Anti- kembali keadaan kacau (chaos) pada ke-
sipasi hukum terhadap keadaan sebagaimana adaan teratur. Kekuatan atau tenaga penarik
tersebut di atas pada intinya untuk menang- itu dalam alam semesta seperti gaya nuklir
gulangi keadaan kacau untuk menuju ke arah kuat, gaya nuklir lemah, gaya elektromag-
keteraturan/ketertiban. netik, dan gaya gravitasi. Kekuatan penarik
dalam hubungan sosial adalah kekuatan
PENUTUP dalam masyarakat yang menurut Magnis
Sistem hukum pada umumnya dibangun Suseno menjelma dalam dua lembaga pena-
berdasarkan realitas yang teratur, realitas ta masyarakat secara normatif (lembaga hu-
yang tertib, dan menghasilkan teori hukum kum) dan lembaga penata masyarakat yang
yang teratur seperti teori hukum positif yang mampu bertindak (kekuasaan negara). Hu-
menggunakan pendekatan yuridis dogmatis. kum dan kekuasaan negara itulah yang me-
Akan tetapi, dalam keteraturan/ketertiban narik keadaan kacau kepada keadaan tertib.
alam semesta dan masyarakat terdapat segi/ Dari segi filsafat, ketertiban/keter-
dimensi kekacauan (chaos). Dari dimensi re- aturan merupakan nilai yang berpasangan
dengan kebebasan. Kebebasan yang tanpa
18
Lihat Undang-Undang darurat Nomor 12 Tahun
1951 tentang Mengubah Ordonantietijdellijke ketertiban itulah yang menimbulkan chaos.
Bozondere Strafbepalingen (Stbl 1940 No. 17) Oleh karena itu keadaan chaos akan ditarik
dan Undang-Undang Indonesia Dahulu No. 8 Ta-
hun 1948. kekuatan penarik (strange power) pada situ-
19
Lihat UUD NRI 1945 Pasal 22 asi teratur/tertib. Jika kebebasan itu tidak
20
Lihat UUD NRI 1945 Pasal 12
21
Purnadi Purbacaraka dan Soerjono Soekanto. melewati batas ketertiban, maka terciptlah
(1983). Perihal Kaedah Hukum. Bandung: Citra kedamaian, yaitu suatu keadaan yang ingin
Aditya Bakti, hlm. 60

305
Hasanuddin Law Review Vol. 1 Issue 2, August (2015)

dicapai oleh hukum. Dengan perkataan lain Purnadi Purbacaraka dan Soerjono Soekanto.
kedamaian adalah tujuan hukum. (1982). Renungan Tentang Filsafat
Hukum. Jakarta: Rajawali Pers.
BIBLIOGRAFI __________________. (1983). Perihal Kae-
Frans Magnis Suseno. (1984). Etika Politik. dah Hukum. Bandung: Citra Aditya
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Bakti.
Fritjop Capra. (2002). Jaring-Jaring Ke- __________________. (2002). Ikhtisar An-
hidupan Visi Baru Epistimologi dan tinomi Nilai Aliran Filsafat sebagai
Kehidupan. Yogyakarta: Fajar Baru. Landasan Filsafat Hukum. Cetakan
H.A.S Natabaya. (2006). Sistem Peraturan kedua. Jakarta: Rajawali.
Perundang-Undangan di Indone-
sia. Jakarta: Sekretariat Jenderal dan Sumber lainnya:
Kepaniteraan Mahkamah Konstitusi Laman website: https://kelikwardiono.word-
Republik Indonesia. press.com2010/12/28/chaos-teori-
Pengabdian Tiga Guru Besar Filsafat Hu- sebuahancangan-dalammemahami
kum. Jakarta: Djokosoetono Re- hukum. Diakses tanggal 10 Februari
search Centre, 2013. 2015.
Purnadi Purbacaraka dan Soerjono Soekanto. Wikipedia. Available online at: www.
(1979). Sendi-Sendi Ilmu Hukum dan id.wikipedia.org/wiki/praktal. Diak-
Tata Hukum. Bandung: Alumni. ses pada tanggal 5 Februari 2015.

***

306

You might also like