You are on page 1of 13

DOI: 10.18196/ jmh.2018.0103.

68-80

VOL. 2 5 NO. 1 / JU N I 2 0 1 8

The M adrid Prot ocol: M ew ujudkan


Perlindungan Hukum Yang Ef ekt if Bagi
M erek Terkenal di ASEAN
Rohaini

DATA NASKAH ABSTRACT


M asuk: 6 Nopem ber 2017
Diterim a: 17 April 2017
The systems of Intellectual Property Rights protection are teritorial. Registra-
Terbit: 1 Juni 2018 tion process and law anforcement should be done separately in each of yurisdiction
concerned. In the field of Trademark Rights, it is often become a challenge of its
KORESPONDEN PENULIS:
Fakultas Hukum Universitas Lam pung
law enforcement. In practice, it is often a well-known mark is used without per-
Jalan Sri Soem antri Brojonegoro No. 1 mission by the parties whose not entittled due to the mark has not been regeistered.
Gedong M eneng, Bandar Lam pung This condition occurs in ASEAN region, as an example is Viet Nam. In Viet-
E-m ail: rohaini.arifien81@gm ail.com
nam, it will be very easy to find the missapropriation of well-known marks by
certain parties due to the mark is not registered in Viet Nam. The Madrid Protocol,
which is an improvement of Madrid Agreement, since its appearance in 1989, be-
coming an alternative in establishing the international registration system. It
offers convinience ways for the owner of trademarks for protecting their marks all
over the world (member of the Protocol) with just one a pplica tion
and one procedure through  the WIPO International Berau  for  reviewing  and
proceeds to destination countries.
Keywords: Intellectual Property Rights, Legal Protection, Trademark Rights, The
Madrid Protocol

ABSTRAK
Sistem perlindungan Hak Kekayaan Intelektual bersifat teritorial.
Pendaftaran dan penegakan hukum harus dilakukan secara terpisah
dimasing-masing yuridiksi bersangkutan. Pada rezim merek, sistem ini
seringkali menjadi tantangan tersendiri bagi penegakan hukum merek.
Dalam praktek, seringkali sebuah merek dengan reputasi terkenal (well-
known trademarks) digunakan tanpa izin bahkan didaftarkan oleh pihak
yang tidak berhak hanya karena merek tersebut belum terdaftar dinegara
tersebut. Kondisi inipun terjadi di kawasan ASEAN. Ambil contoh
Vietnam, di Vietnam akan sangat mudah ditemukan penggunaan merek-

68
VOL. 25 NO. 1
JUNI 2018

merek terkenal tanpa izin oleh pihak-pihak tertentu jutaan rupiah untuk membangun citra produknya (brand
dengan sangat bebas karena tidak didaftarkannya merek image). M ereka tidak perlu repot-repot membuat divisi riset
tersebut di Vietnam. Protokol Madrid yang merupakan dan pengembangan untuk dapat menghasilkan produk yang
penyempurnaan dari the Ma drid Agreement , sej ak selalu up to date, karena mereka tinggal menjiplak produk
kemunculannya tahun 1989 merupakan sebuah alter-
orang lain dan untuk pemasarannya biasanya sudah ada
natif dalam membangun sistem perndaftaran inter-
‘kelompok’ yang siap untuk menerima produk hasil tiruan
nasional. Sistem ini menawarkan kemudahan bagi
tersebut. Selain itu juga suburnya praktek ‘ilegal’ ini karena
pemilik merek untuk mendapatkan proteksi atas merek-
didukung oleh tingginya daya beli konsumen yang pas-pasan
nya di seluruh dunia (negara anggota Protokol) hanya
dengan satu aplikasi dan satu prosedur melalui WIPO tetapi ingin tampil trendi.
International Berau untuk dilanjutkan ke negara-negara Guna memenuhi kebutuhan kaum kelas menegah ini,
tujuan. pelaku bisnis lokalpun mulai melakukan mix products. Sudah
Kata kunci: Perlindungan Hukum, Merek Terkenal, Madrid umum bila pelaku bisnis tersebut mulai melihat keluar kawa-
Protokol, Pendaftaran Merek Internasional san Asia Tenggara sebagai sumber ‘inspirasi’. Hal ini menjadi
tendesi bagi mereka untuk memproduksi barang asli tapi
palsu (imitasi) dari suatu produk terkenal ataupun produk
I. PENDAHULUAN yang sedang berkembang di luar kaw asan Asia Tenggara.
M erek merupakan bagian pent ing dan pokok yang Fenomena ini pada akhirnya menyebabkan pemilik merek
berfungsi sebagai identitas suatu barang atau jasa. Lew at terkenal seringkali dihadapkan pada kenyataan pahit ternyata
merek, konsumen mampu mengidentifikasi dan membe- produk mereka telah ditiru atau merek mereka ternyata telah
dakan suatu barang atau jasa dari suatu produsen. Selain terdaftar atas nama pengusaha lokal disuatu negara.
bermanfaat untuk konsumen, bagi perusahaan merek ber- Secara umum, perlindungan hukum atas penggunaaan
fungsi sebagai tanda untuk membedakan asal-usul, citra, merek di negara-negara Asia Tenggara yang tergabung dalam
reputasi maupun bonafiditas diantara perusahaan sejenis Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) sendiri saat
yang satu dengan yang lainnya. Tentu saja hal ini menjadi ini menunjukan kesamaan sistem. Umumnya sistem yang
penting, mengingat merek barang atau jasa yang teriden- digunakan adalah sistem first to file/first come, first served
tifikasi baik oleh masyarakat , secara tidak langsung akan (Vachanavuttivong, 2016). Sistem ini sendiri mengakibatkan
memberikan kontribusi terhadap pengembangan citra peru- secara umum merek yang tidak terdaftar di negara ASEAN,
sahaan tersebut. secara otomatis tidak akan dilindungi di ASEAN. Ada dugaan
Kawasan Asia Tenggara sendiri bagi produsen merupakan inilah yang menyebabkan tingginya fenomena pendaftaran
sebuah market yang sangat besar. Dengan jumlah penduduk merek terkenal oleh pihak yang tidak seharusnya.
yang mencapai lebih dari 600 juta jiwa dan dengan angka M enyikapi fenomena tersebut, sejumlah pedoman re-
pertumbuhan ekonominya yang mencapai 4.8% tahun 2016 gional di kawasan ASEAN telah dibentuk, diantaranya Com-
benar-benar m engiurkan secara ekonomi (Secretariat of mon Guidelines for the Subtantive Examination of Trade-
ASEAN, 2016). Selain itu, pertumbuhan pendapatan di marks (Common Guidelines), ASEAN Dat abase on Int el-
kaw asan Asia Tenggara yang semakin tinggi menjadikan lectual Propert y, the ASEAN TM View , dan melakukan
jumlah masyarakat kelas menengah (middle class) dikawasan pembaharuan terhadap Undang-Undang M erek. Selain itu,
ini semakin meningkat . Banyak alasan mengapa tidak sedikit n eg ar a- n eg ar a A SEA N ju g a b er k o m i t m en u n t u k
industri memanfaatkan merek-merek terkenal untuk diguna- melaksanakan the M adrid Protocol pada tahun 2015.
kan tanpa izin pada produk-produknya. Salah satunya adalah Dengan melaksanakan Protocol ini, pemilik nantinya cukup
agar mudah dijual. Dengan menggunakan merek terkenal melakukan satu kali pendaftaran merek dalam rangka untuk
produk barang atau jasa baru tak perlu repot-repot mengurus mendapat kan perlindungan di seluruh negara anggota
nomor pendaftaran ke Dirjen HKI atau mengeluarkan uang Protokol.

69
II. RUM USAN M ASALAH akan dapat m endapatkan sebuah pemahaman terkait
1. Bagaimanakah gambaran perlindungan hukum merek kebijakan nasional apa yang harus dilakukan oleh masing-
terhadap merek terkenal (w ell-know n trademarks) di masing negara di ASEAN untuk mengharmonisasikan sistem
negara-negara ASEAN? pendaftaran M erek di M adrid Prot okol dalam undang-
2. Bagaimanakah keutamaan the M adrid Protocol dalam undang merek di tiap-tiap negara.
mewujudkan sebuah sistem perlindungan hukum yang
efektif bagi merek terkenal di kawasan ASEAN? IV.HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS
A. Protocol Relating to the Madrid Agree-
III. M ETODE PENELITIAN ment Concerning The International Registra-
Penelitian ini merupakan penelitian yang mengkaji studi
tion Of Marks (Madrid Protocol)
dokumen, yakni menggunakan berbagai data sekunder
Madrid Protocol merupakan perjanjian internasional yang
seperti peraturan perundang-undangan, keputusan penga-
disepakati oleh negara anggota WIPO pada tahun 1989 sebagai
dilan, teori hukum, dan dapat berupa pendapat para sarjana.
dasar hukum pembentukan Sistem Madrid (Madrid System)
Penelitian jenis normatif ini menggunakan analisis kualitatif
untuk pendaftaran internasional merek. Dengan adanya Sistem
yakni dengan menjelaskan data-data yang ada dengan kata-
M adrid, para negara anggota dapat mendaftarkan mereknya
kata atau pernyataan bukan dengan angka-angka. Pendeka-
di semua negara anggota hanya dengan satu kali pendaftran
tan penelitian dilakukan secara konseptual (concept ual
di kantor merek negaranya (Ali, 2008: 9).
approch), pendekatan perundang-undangan (statue ap-
Permohonan pendaftaran merek internasional tersebut
proach), serta pendekatan komparatif (comparative approch)
harus berdasarkan pada satu atau lebih pendaftaran pada
(Soerjono dan Mamuji, 2001: 14). Pendekatan secara
Negara peserta Protocol di mana Pemohon tinggal, berbisnis
konseptual dilakukan karena penelitian ini ditujukan untuk
atau berkew arganegaraan. Permohonan t ersebut harus
mempelajari kebijakan baru terkait sistem pendaftaran merek
diajukan melalui Kantor Merek Negara tersebut. Kantor M erek
secara internasional. Oleh karena itu, pemahaman terhadap
akan memeriksa detail dari permohonan internasional
pandangan/doktrin yang berkembang dalam ranah hak
tersebut termasuk kesamaannya dengan aplikasi atau pendaf-
kekayaan intelektual umumnya, dan hukum merek khususnya
taran pada Negara tersebut selanjutnya mengirim ke WIPO
sangat perlu dilakukan. Pemahaman yang komprehensif ini
International Bureau (IB). IB tidak melakukan pemeriksaan
selanjutnya akan menjadi menjadi pijakan untuk memba-
substant if. IB hanya m elakukan pemeriksaan formalitas
ngun argumentasi hukum terkait keutamaan M adrid Proto-
termasuk juga biaya, pengklasifikasian merek berdasarkan
col sebagai dasar pemberlakukan kebijakan sitem pendafta-
Nice Agreement. Apabila ada ketidaksesuaian maka IB akan
ran merek secara internasional, dan efektivitas sistem baru
memberitahukan Kant or M erek Negara asal dan at au
ini dalam memproteksi merek terkenal di ASEAN.
Pemohon, dan memberikan waktu untuk perbaikan. Apabila
Pendekatan secara komparatif (comparative approch)
tidak ada ketidaksesuaian atau perbaikan sudah dilakukan
pada penelitian ini akan dilakukan mengingat objek penelitian
maka IB akan mendaftar merek tersebut pada International
ini adalah seluruh negara-negara ASEAN yang secara regulasi
Register, memberitahukan Kantor M erek Negara asal dan
memiliki sistem perlindungan merek yang berbeda-beda.
mengirim sertifikat pendaftaran pada pemegang. IB juga
Pendekatan perundang-undangan (statue approach) adalah
akan mempublikasikan pendaftaran pada Berita Resmi WIPO
pendekatan terakhir yang akan digunakan dalam penelitian
atas m erek internasional dan mengirim detail ke Negara-
ini terutama undang-undang/regulasi terkait merek yang
neg ara t ujuan. M asing-m asing Neg ara t ujuan akan
berlaku di negara-negara ASEAN. Hal ini w ajib dilakukan
memeriksa International Registration berdasarkan Undang-
mengingat setiap negara di ASEAN memiliki regulasi yang
Undang M ereknya masing-masing.
berbeda dalam memproteksi merek di negaranya. Dengan
Apabila ada keberatan atau oposisi maka Negara tujuan
melakukan kajian terhadap regulasi ini, diharapkan penulis

70
VOL. 25 NO. 1
JUNI 2018

akan memberi tahu IB yang akan menyampaikan kepada bulan sejak tanggal pembatalan, tanpa registrasi ulang
Pemegang Merek. Selanjutnya penyelesaian akan diteruskan seperti pada awal pendaftaran merek, filling date dihi-
dengan melalui bantuan agen merek lokal. Berdasarkan tung berdasarkan pendaftaran pertama, dan tanpa biaya
M adrid Protocol, Kantor M erek harus mengeluarkan penola- pendaftaran lagi (Hidayati dan Ester, 2017: 178).
kan dalam jangka waktu 12 bulan dengan pilihan perpan-
jangan 6 bulan. Apabila tidak ada penolakan dalam 12 atau B. ASEAN dan Intellectual Property
18 bulan maka merek harus mendapatkan perlindungan. The Associat ion of Southeast Asian Nations (ASEAN)
Tujuan yang hendak dicapai dari Perjanjian M adrid adalah adalah sebuah organisasi internasional yang didirikan di
mempermudah cara pendaftaran merek-merek di berbagai Bangkok pada 8 Agustus 1967 atas inisisasi beberapa negara
negara dan juga menghindarkan pemberitahuan asal barang di Asia Tenggara yaitu Indonesia, M alaysia, Filipina, Singa-
secara palsu. Indonesia sendiri sampai saat ini belum masuk pura, dan Thailand. Secara historis, pembentukan ASEAN
sebagai anggota Perjanjian M adrid. dilatarbelakangi karena adanya kepentingan dan tujuan yang
Keung gulan Int ernat ional Regist rat ion of M arks sama dari negara-negara tersebut, menciptakan perdamaian
berdasarkan Protokol M adrid adalah sebagai berikut: dan stabilitas ekonomi dan politik di kawasan Asia Tenggara.
1. Kepraktisan Saat ini hampir seluruh negara di Asia Tenggara telah menjadi
2. Penghematan dari sisi anggaran, karena baik biaya pendaf- anggota ASEAN, yaitu Brunei Darussalam, Kamboja, Indo-
taran maupun biaya perpanjangan hanya dilakukan satu nesia, Lao PDR, M alaysia, M yanmar, Filipina, Singapura,
kali Thailand, dan Vietnam.
3. Penghematan waktu, karena begitu didaftarkan pada IB Beraw al pada KTT yang dilaksanakan di Kuala Lumpur
di WIPO, maka otomatis berlaku bagi semua negara pihak pada tanggal 1997, sebagaimana tercantum dalam ASEAN
dalam protokol ini Vision 2020 disepakatilah ASEAN untuk menjadi suatu
4. Perluasan Perlindungan pada negara baru yang berga- kawasan makmur, stabil dan sangat bersaing dalam perkem-
bung dalam sistem ini bangan ekonomi yang berlaku adil dan dapat mengurangi
5. Adanya pilihan kepada para pendaftar merek mengenai kesenjangan dan kemiskinan sosial ekonomi dengan cara
filing date, berdasarkan pada national applications atau membentuk sistem perdagangan bebas atau free trade antara
berdasarkan pada national registrations negara-negara anggota ASEAN.
6. Adanya w aktu pemeriksaan yang lebih panjang yakni Sejalan dengan tujuan yang hendak dicapai, akan banyak
18 (delapan belas) bulan, sehingga memberikan kelelua- juga tantangan-tantangan yang dihadapi, termasuk dalam
saan w aktu pada setiap kant or pendaft aran merek di bidang perlindungan terhadap int ellectual propert y (IP).
negara pihak Sebagaimana di Kelompok M asyarakat Uni Eropa (the Eu-
7. Tersedianya database m erek yang terdaftar melalui ropean Union), arus barang (arus manusia, arus jasa, dan
mekanisme M adrid System secara detail dan online pada arus modal) bebas keluar masuk di kawasan ini. Kondisi ini
website WIPO tentu tidak akan jauh berbeda dialami oleh ASEAN ketika
8. Adanya pemasukan pendapatan melalui “ individual fee” M EA diberlakukan. Untuk mengontrol efek samping dari
untuk Kantor Pendaftaran merek di negara pihak yang kebebasan ini, khususnya dalam bidang IP, perlu dikembang-
menjadi tempat tujuan pendaftaran merek kan sebuah sistem yang dapat memberikan perlindungan
9. Adanya mekanisme transformasi untuk setiap merek yang intellectual property lintas batas.
telah terdaftar di WIPO selama masa percobaan 5 (lima) Secara umum, menyikapi permasalahan komersialilasi
tahun sejak f illing date di international registrat ion hak kekayaan int elekt ual di kaw asan Asia Tenggara,
mendapat klaim dari negara asal atau off ice of origin sebenarnya telah dilakukan berbagai upaya, diantaranya:
dan terbukti sehingga pendaftaran mereknya harus 1. M elaksanakan Rencana Aksi Kekayaan Intelektual ASEAN
dibatalkan. M ekanisme transformasi diberi waktu 3 (tiga) 2004-2010 (rencana aksi) dan Rencana Kerja untuk Kerja

71
sama Hak cipta ASEAN (rencana kerja); Protokol Madrid antara lain: Singapura. Kamboja, Laos, Viet-
2. M embentuk sebuah sistem pengarsipan ASEAN untuk nam, Filipina, dan terakhir Indonesia.
desain dalam rangka memfasilitasi pengajuan oleh
pengguna dan meningkatkan koordinasi kantor-kantor C. Perlindungan terhadap Merek Terkenal
IP antara ASEAN M ember States (AM S);
(Well-Known Marks)
3. Untuk menyetujui perjanjian internasional yang sama,
M erek dagang merupakan bagian penting dari identitas
termasuk the M adrid Protocol;
produk barang dan jasa. M erek membantu masyarakat untuk
4. Unt uk mempert ahankan konsult asi dan pertukaran
mengenali kwalitas produk sejenis. M erek juga dapat menjadi
informasi di antara lembaga penegak nasional dalam alat untuk membangun kepercayaan, reputasi dan memba-
perlindungan intellectual property rights; dan ngun loyalitas konsumen. M erek memberikan fungsi untuk
5. Untuk mempromosikan kerja sama regional dalam in- membedakan satu produk terhadap produk sejenis lain dengan
tellectual property rights baru seperti pengetahuan memberikan tanda pembeda. Tanda pembeda tersebut dapat
tradisional, sumber daya genetik dan ekspresi budaya berupa gambar, w arna, logo, nama, kata, angka, atau
tradisional (Dirjen Kerjasama Perdagangan Internasional, kombinasi dari hal-hal tersebut. Dibeberapa negara ASEAN,
2011: 65). seperti Singapura, Brunei Darusalam, Malaysia, Laos, Kamboja,
Khusus dalam bidang perlindungan hukum merek, telah Vietnam, dan Thailand bahkan memasukan bentuk 3D kemasan
disiapkannya sejumlah petunjuk teknis pemeriksaan subtan- suatu barang ke dalam perlindungan rezim Merek.
tive merek yang dituangkan dalam The Common Guide- Berdasarkan reputasi (reputation) dan kemasyhuran
lines for the Subtantive Examination of M ark. Dikembangkan (reknow n) suatu m erek, merek dibedakan ke dalam t iga
pula beberapa perangkat pendukung, termasuk the South- kategori yaitu merek biasa (normal marks), merek terkenal
East Asia TM View . (well-known marks), dan merek termasyhur (famous marks)
Selain ASEAN TM View, untuk mengoptimalkan sistem (Harahap, 1996). Suatu merek dapat dianggap terkenal
pendaftaran dan perlindungan terhadap merek di ASEAN, bukan hanya merek yang dimiliki oleh pihak asing saja tetapi
dikembangkan pula ASEAN TM Class yang merupakan da- juga merek-merek lokal yang dimiliki oleh para pengusaha
tabase online yang dapat diakses dalam 7 bahasa nasional. nasional yang dianggap terkenal oleh kalangan tertentu, atau

ASEAN TM Class merupakan media konsultasi gratis yang masyarakat pada umumnya.
Penentuan mengenai terkenal tidaknya suatu merek di
menawarkan aktivitas pemrosesan ke database yang berisikan
satu negara dengan negara yang lain berbeda-beda. Beberapa
sekumpulan istilah yang dit erim a oleh Kantor Kekayaan
negara m engizinkan p em ilik m erek t erkenal cukup
Intelektual di ASEAN yang berpartisipasi dalam pemilihan
mendaftarkan mereknya sehingga mendapatkan sertifikat
istilah yang autentik untuk keperluan identifikasi barang dan
merek terkenal. Sementara dikebanyakan negara-negara yang
jasa serta untuk keperluan pendaftaran merek. Melalui ASEAN
lain, terkenal atau tidak sebuah merek ditetapkan berbeda-
TM Class pemilik merek yang akan mendaftar dapat mencari
beda case by case didasarkan pada proses pem eriksaan
dan memverifikasi pengklasifikasian istilah yang benar untuk
sebuah sengket a m erek at au berdasarkan pengujian
keperluan merek pada barang atau jasa sesuai dengan kriteria
admintrasi. Dalam hal ini, alat bukti yang sering kali
yang telah ditent ukan oleh Klasifikasi International (Nice
digunakan sebagai pengukur ket erkenalan suatu produk
Agreem ent).
barang atau jasa adalah penjualan (sales), iklan (advertis-
Selain itu, dalam 5 t ahun terakhir, beberapa negara ing) dan besar pendapatan (revenue figures), luas w ilayah
dikaw asan ASEAN t ercatat telah menyetujui sejumlah p em ak aian (geo gr ap h ical sco p e of u se) , sal ur an
perjanjian internasional yang dikeluarkan WIPO terkait perdagangan (channels of t rade), banyaknya jumlah
pendaftaran IP, diantaranya the Patent Coperation Treaty pendaftaran yang dilakukan dinegara lain (registrations in
Organization, the M adrid Protocol, and the Hague Agree- home and other countries), catatan keberhasilan pemenuhan
ment. Saat ini negara ASEAN yang telah bergabung dalam hak atas merek (past enforcement efforts), dan juga tingkat

72
VOL. 25 NO. 1
JUNI 2018

pengenalan produk tersebut oleh masyarakat (the results of yang akan dipasarkan di ASEAN, setiap merek dagang
consumer recognit ion surveys) (International Tradem ark haruslah didaftarkan dan teregistrasi disetiap negara anggota
Associaton,. ASEAN. Namun demikian, beberapa negara anggota ASEAN
WIPO sendiri pada Art icle 2 Joint Recomm endat ion telah menandatangani dan menjadi anggota the M adrid
Concerning Provisions on the Protect ion of Well-Know n Protocol. Dengan meratifikasi Protokol, melalui single ap-
Marks  m enyebut kan beb erap a f akt or yang dapat plication sistem, nantinya pelaku usaha cukup mendaftarkan
dipergunakan untuk mem pertimbangkan t erkenal atau merek dagangnya di salah satu negara anggota ASEAN saja.
tidaknya suatu merek, yaitu: 1. Bru nei Daru ssalam
(1) Factors for Consideration Ket entuan hukum m erek di Brunei Darussalam dapat
a) In determining whether a mark is a well-known mark, dit emukan pada the Trade M arks Order 1999. Undang-
the competent authority shall take into account any Undang M erek ini sejatinya hasil adopsi dari the English
circumst ances from w hich it may be inferred t hat Trade M ark Act 1994. Berdasarkan the Trade M arks Order
the mark is w ell know n; 1999 , merek di Brunei dibedakan menjadi tiga yaitu, merek
b) In particular, the competent authority shall consider dagang, merek jasa dan merek kolektif. Lebih lanjut, secara
information submitted to it w ith respect to factors adm inistrasi apabila suatu merek dibuat dalam bentuk
from which it may be inferred that the mark is, or is menggunakan karakter lain diluar huruf romaw i/alpabet
not , w ell know n, including, but not lim ited to, in- Inggris, contohnya huruf Chinese atau Jepang atau huruf
formation concerning the follow ing: Arab, m aka huruf-huruf tersebut harus diterjemahkan ke
1. The degree of know ledge or recognition of the dalam bahasa lokal.
mark in the relevant sector of the public; Terhadap perlindungan merek terkenal, hukum positif
2. The duration, extent, and geographical area of Brunei secara tegas m emberikan perlindungan t erhadap
any use of the mark; set iap merek yang dianggap sebagai m erek t erkenal
3. The duration, extent and geographical area of any berdasarkan the Paris Convention dan merupakan kepunyaan
promotion of the mark, including advertising or warga negara yang merupakan salah satu anggota the Paris
publicity and the presentation, at fairs or exhibi- Convention, seseorang yang berdomisili at au seseorang
tions, of the goods and/or services to w hich the yang memiliki usaha atau kegiatan perdagangan disalah satu
mark applies; negara angg ot a t he Paris Convent ion, sejauh yang
4. The duration and geographical area of any regis- bersangkutan melakukan kegiatan bisnis dan memiliki niat
trations, and/or any applications for registration, baik (good w ill) di negara Brunei Darussalam. Sementara
of the mark, to the extent that they reflect use or untuk klasifikasi kelas barang dan Jasa, Negara Brunei meru-
recognition of the mark; juk pada the International Classification of Goods and Ser-
5. The record of successful enforcement of rights in vices System s yang terdapat dalam the Nice Agreement.
the mark, in part icular, t he extent to w hich the Brunei Darussalam sendiri secara resmi bergabung sebagai
mark was recognized as w ell know n by compe- anggota M adrid Protokol pada 6 Januari 2017. Secara gen-
tent authorities; eral penegakan hukum yang lemah terkait pelanggaran
6. The value associated w ith the mark. merek m erupakan alasan mengapa praktek penggunaan
merek terkenal tanpa izin masih marak terjadi.
D. Perlindungan Hukum Merek Terkenal
(Well-Known Marks) di Negara-Negara 2. Ka m b o ja
Hak merek akan diberikan terhadap merek yang berwujud
ASEAN
kata-kata dan simbol yang secara visual memiliki perbedaan
Dalam rangka perlindungan terhadap merek dagang
atau dapat membedakan dengan merek dagang tau merek

73
jasa yang satu dengan yang lain. Undang-Undang M erek ditemukan kesenjangan-kesenjangan hukum yang signifikan
juga memungkinkan pendaftaran bagi merek kolektif, merek (significant gaps) dan ketidakpastian dalam penerapan dan
dagang, dan indikasi geografis. M eskipun tidak dinyatakan peng-interpretasi-an ketentuan, khususnya terhadap definisi
dalam undang-undang, M erek 3D juga dimungkinkan untuk terkenal tidaknya suatu merek.
didaftarkan (sepanjang memenuhi persyaratan-persyaratan
yang dit entukan dan mem iliki daya pem beda). Negara 3. In do n esia
Kamboja menganut sistem pendaftaran merek the first-to- Secara yuridis, rezim merek di Indonesia didasarkan pada
file principle. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2016 tentang M erek dan
Berdasarkan Undang-Undang M erek Kamboja, The Law Indikasi Geografis. Undang-undang ini memungkinkan
Concerning M arks, Trade Names and Acts of Unfair Com- bent uk (shapes) 2D/3D, hologram dan suara dilindungi
petition sebagaimana telah mengalami amandemen pada dalam rezim m erek. Nam un dem ikian, rezim m erek
tanggal 7 Februari 2002, pengakuan perlindungan terhadap diIndonesia belum mengakui aroma (smell) sebagai bagian
merek t erkenal dapat ditem ukan pada beberapa pasal, dari merek dagang. Sistem pendaftaran merek di Indonesia
diantaranya Article 4, Article 14, Article 25 and Article 26 menganut sistem ‘first-to-file’.
of The Law Concerning M arks, Trade Names and Acts of Pengakuan dan perlindungan terhadap merek terkenal
Unf air Compet ition. Wujud pelindungan sebagaim ana dapat ditemukan pada Pasal 21 Undang-Undang Nomor 20
disebutkan meliputi: Tahun 2016 tentang M erek dan Indikasi Geografis. Pasal ini
1. Penggunaaan merek terkenal yang terdaftar ataupun tidak secara t egas m eng am anat kan b ahw a p erm ohonan
terdaftar di Kamboja, baik sama secara keseluruhan pendaftaran sebuah merek akan ditolak jika merek tersebut
maupun sama pada pokoknya akan dikategorikan sebagai mempunyai persamaan pada pokoknya atau keseluruhannya
pelanggaran bilamana penggunaan merek tersebut tanpa dengan merek terkenal milik pihak lain untuk barang dan/
disertai surat persetujuan dari pemilik m erek terkenal atau jasa sejenis. Selain pasal tersebut, Pasal 83 Undang-
tersebut (Law Concerning M arks of Cambodia, art. 25- Undang Nomor 20 Tahun 2016 tentang M erek dan Indikasi
26). Geografis memberikan hak kepada pemilik merek terkenal
2. Pendaftaran sebuah merek dagang atau jasa akan ditolak untuk mengajukan Gugatan kepada Pengadilan Niaga berupa
apabila merek tersebut m em iliki kesam aan secara ganti rugi dan/at au penghentian sem ua perbuat an yang
keseluruhan m aupun sam a pada pokoknya, at au berkaitan dengan penggunaan sebuah merek terkenal kepada
merupakan terjemahan dari sebuah merek dagang yang pihak lain yang secara tanpa hak menggunakan merek
terkenal di Kamboja (Law Concerning M arks of Cambo- tersebut baik sama pada pokoknya maupun sama secara
dia, art. 4). keseluruhan.
3. Sebuah merek dagang yang memiliki kesamaan secara M engenai merek terkenal sendiri, hukum merek di In-
keseluruhan maupun sama pada pokoknya dengan merek donesia tidak secara tegas m endefinisikan apa itu merek
terkenal berdasarkan permohonan dari Kem enterian terkenal. Berdasarkan Penjelasan Pasal 21 ayat (b) Undang-
Perdagangan dapat dilakukan pembatalan (Law Concern- Undang Nomor 20 Tahun 2016 tentang M erek dan Indikasi
ing M arks of Cambodia, art. 14). Geografis, parameter merek terkenal untuk barang dan/atau
Dalam praktek, kriteria yang dipakai untuk menentukan jasa yang sejenis dilakukan dengan m em perhat ikan
terkenal tidaknya suatu merek didasarkan pada Art icle 2 pengetahuan umum masyarakat mengenai M erek tersebut
Joint Recommendation Concerning Provisions on the Pro- di bidang usaha yang bersangkut an. Di sam ping it u
tection of Well-Known M arks. Dalam rangka memperkuat diperhatikan pula reputasi M erek terkenal yang diperoleh
penegakan hukum merek, pemerintah Cambodia sendiri Juni karena promosi yang gencar dan besar-besaran, investasi di
2015 telah tercatat sebagai anggota dari the M adrid Proto- beberapa negara di dunia yang dilakukan oleh pemiliknya
col. M eskipun demikian, dalam pelaksanaannya masih dan disertai bukti pendaftaran M erek tersebut di beberapa

74
VOL. 25 NO. 1
JUNI 2018

negara. Apabila hal-hal di atas belum dianggap cukup, ing w here such know ledge is a result of promotion of the
Pengadilan Niaga dapat memerintahkan lembaga yang trade mark” . Berdasarakan undang-undang ini, sebuah merek
bersifat mandiri untuk melakukan survei guna memperoleh baru akan dilindungi dan mendapatkan sert ifikat merek
kesimpulan mengenai terkenal atau tidaknya M erek yang apabila diantaranya merek yang akan didaftarkan tersebut
menjadi dasar penolakan. tidak sama identik dengan merek yang telah terkenal.
Aksesi M adrid Protokol sendiri oleh Pemerintah Republik Selain hal tersebut di atas, sebuah merek dapat dianggap
Indonesia melalui Kementerian Hukum dan HAM dilakukan terkenal sepanjang memenuhi persyaratan-persyaratan
pada 2 Oktober 2017 dan mulai efektif berlaku pada tanggal sebagai berikut:
2 Januari 2018. Indonesia m erupakan negara anggota 1. M erek tersebut harus dikenal luas diwilayah negara Laos;
madrid protokol yang ke-100. Sebagai negara anggota 2. M erek tersebut telah memiliki sirkulasi penjualan yang
protokol madrid, pemerintah Indonesia dituntut untuk luas dibanyak negara;
melakukan penyesuaian terhadap beberapa ketetuan protokol 3. Pemakaian merek yang terus-menerus;
madrid ke dalam peraturan merek Indonesia, terutama untuk 4. Konsumen dosmestik mengenali dan mengetahui reputasi
mengakomodir ketentuan terkait pendaftaran merek secara dari merek tersebut;
internasional pada 26 November 2016 akhirnya secara resmi 5. Dan beberapa pesyaratan lain seperti niat baik (good
pemerintah mencabut UU M erek Tahun 2001. Sebagaimana will) yang menyertai penggunaan merek tersebut seperti
umumnya tantangan yang dihadapi oleh banyak negara kualitas produk yang baik, service, pengetahuan masya-
ASEAN, Indonesia juga mengalami masalah dalam penega- rakat t erhadap reput asi m erek t erseb ut , volum e
kan hukum terhadap pelanggaran m erek (ERIA Working penjualan, dan nilai invest asi yang tinggi dari merek
Group, 2015: 185-186). Di Indonesia, masih sangat mudah tersebut (Law on Intellectual Property of Lao PDR, Art.
ditemukan perdagangan barang-barang yang menggunakan 16).
merek terkenal tanpa izin, dan sepertinya masyarakatpun Laos juga merupakan salah satu negara anggota ASEAN
memang menyukai barang-barang bermerek (meskipun itu yang telah bergabung dalam keanggotaan M adrid Protokol,
palsu). Lemahnya penegakan hukum ini sendiri setidaknya tepatnya pada tanggal 7 M aret 2016. Ketergabungan Laos
secara teori dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor dalam keanggotaan Madrid Protokol sendiri dilakukan dalam
UU, penegak hukum , fasilit as penegakan hukum, faktor rangka mengoptimalkan perlindungan bagi merek asing di
masyarakat, dan faktor kebudayaan (Soekanto,2007: 5). Laos, hal ini mengingat 95% merek yang terdaftar di Laos
merupakan merek asing, hanya 5% yang merupakan merek
4. Rep u b lik De m o krat ik Ra kyat Lao s lokal (Watanabe, 2011: 105).
Di baw ah Decre No. 06-PM on Trademarks of Laos,
perlindungan atas sebuah merek dagang dapat diberikan 5. Malaysia
untuk tanda atau kombinasi dari tanda-tanda tersebut yang Sebuah merek dagang dapat berupa lambang, merek,
dapat membedakan produk barang atau jasa yang satu judul, label, tiket, nama, tandatangan, kata, huruf, nomor,
dengan yang lain. Oleh karena itu, tanda atau kombinasi at au kombinasi dari hal-hal t ersebut. M eskipun tidak
tanda-tanda tersebut haruslah terdiri dari karakter-karakter disebutkan secara jelas, berdasarkan Jurisprudensi, bentuk-
yang berbeda dengan karakter-karakter dari merek dagang bentuk dan w arna juga dapat dipertimbangkan sebagai
yang lain. Terkait merek terkenal, UU M erek Laos tidak merek dagang. Berdasarkan hukum merek M alaysia, suara
mengatur mengenai merek terkenal. Perlindungan atas merek atau aroma dapat didaftarkan sebagai merek dagang.
terkenal (w ell-know n marks) tercantum dalam Law on In- Sebagai salah satu negara anggota the Paris Convention
tellectual Property. Well-know n mark sendiri diartikan dan TRIPs Agreement, pada tahun 2001 M alaysia melakukan
sebagai “ a trademark, w hich is w idely recognized by the amandemen the Trade M ark Act 1976 dalam rangka
relevant sector w ithin the territory of the Lao PDR, includ- melindungi merek terkenal. Berdasarkan Pasal 13B the Trade

75
M arks Regulation 1997 , beberapa kriteria yang dapat 1. M engirimkan surat penghentian cease-and-desist yang
digunakan untuk menentukan sebuah merek terkenal adalah: m em er i n t ah k an p i h ak yan g m el an g g ar u nt u k
1. Derajat pengetahuan dan pengenalan publik terhadap menghentikan pelanggaran (infringement) tersebut;
merek tersebut; 2. M engajukan upaya pembatalan terhadap merek terdaftar
2. Durasi pemakaian dan luas w ilayah dimana merek yang tidak sah (infringed registered trademark);
tersebut di gunakan; 3. M engajukan penetapan sementara dari pengadilan dan
3. Durasi dan luas jangkauan promosi merek, termasuk iklan membawa kasus ke pengadilan.
atau presentasi umum di pameran-pameran atau exhi- Pada saat melakukan upaya-upaya hukum tersebut diatas,
bition; sebagai pemilik m erek yang bersangkutan harus bisa
4. Durasi dan banyaknya w ilayah dimana merek tersebut membuktikan bahw a dia adalah pemilik yang sah dengan
terdaftar atau melakukan pendaftaran merek; menunjukan adanya penggunaan merek tersebut di M yan-
5. Cat atan keberhasilan merek terkait untuk dilindungi mar. Untuk mem buktikan hal ini, pemilik merek haruslah
sebagai merek terkenal; menjual dan mendistribusikan produk-produknya dengan
6. dan nilai dari hal-hal yang terkait dengan merek. merek tersebut di M yamar. Selain itu, seorang pemilik merek
juga harus bisa membuktikan adanya kerusakan reputasi
6. Myan m ar akibat penggunaan tidak sah oleh pihak lain.
Hingga saat ini, belum ada ketentuan hukum atau un-
dang-undang terkait perlindungan bagi merek dagang atau 7. Filip in a
ketentuan yang spesifik untuk mengatur pendaftaran merek Filipina merupakan salah satu negara ASEAN yang secara
dagang di negara M yanmar. Kekosongan hukum ini juga resm i t elah m enandat angani beberapa kesepakat an
mengakibatkan belum terbangunnya sebuah fasilitas pen- internasional terkait intelektual property, diantaranya WTO
carian atau database merek, serta tidak adanya sistem kebera- – GATT Treaty Uruguay Round (Annex C – Agreement on
tan yang dapat diajukan untuk mencegah sebuah merek Trade Related Aspects of Intellectual Property Rights (TRIPS),
ketika melakukan pendaftaran. Kondisi-kondisi tersebut di Paris Convention , dan the M adrid Protokol. Dalam rangka
atas, menyebabkan sebuah merek dagang atau jasa, baik penegakan hukum, Filipina juga telah memiliki undang-
merek biasa maupun merek terkenal, sangat rentan diguna- undang khusus terkait merek yait u Philippines Rules and
kan tanpa izin oleh pihak lain. Regulations On Trademarks, Service M arks, Tradenames and
Praktek yang berlaku di M yanmar saat ini, apabila M arked or Stamped Containers as amended by Office Or-
seseorang Pemilik merek ingin melindungi mereknya maka der No.49 S.2006.
yang bersangkutan diperbolehkan untuk mengumumkan ke- Terkait dengan merek terkenal, sebagaimana umumnya
pemilikan (declaration of ownership) merek yang dimaksud. negara-negara di ASEAN yang menganut sistem registrasi
Selanjutnya berdasarkan the Registration Act pengumuman first-to-file, agar mendapat pengakuan sebagai merek
tersebut kemudian didaftarkan ke kantor the Registrar of terkenal dan dilindungi oleh hukum merek Filipina, maka
Deeds and Assurances. Apabila telah terdaftar, disarankan status t ersebut haruslah dikeluarkan oleh lembaga yang
declarat ion of ow nership tadi kem udian di um umkan ke berw enang, seperti pengadilan, Direktoral Jenderal, Biro
publik. Pengumuman dapat dilakukan melalui surat kabar Hukum kantor Hak Kekayaan Intelektual atau instansi peme-
bertaraf nasional dalam bentuk pemberitahuan peringatan rintah lainnnya yang berw enang untuk memeriksa dan
(cautionary notice) untuk mengingatkan pihak lain agar tidak mengadili setiap tindakan penegakan hukum. Status terkenal
menggunakan merek tersebut secara melaw an hukum. tersebut akan diberikan bilamana merek tersebut telah
Bilamana telah terjadi pelanggaran pemakaian merek memenuhi beberapa parameter utama, diantaranya: derajat
yang tidak sah atau pemakai yang tidak beritikad baik (bad penget ahuan dan pengenalan publik terhadap merek
faith), upaya hukum yang dapat dilakukan antara lain: tersebut, durasi pemakaian dan luas wilayah dimana merek

76
VOL. 25 NO. 1
JUNI 2018

tersebut di gunakan, durasi dan luas jangkauan prom osi 9. Th ailan d


merek, termasuk iklan atau presentasi umum di pameran- Hukum merek Thailand mengakui tanda-tanda 3D (three-
pam eran atau exhibition, durasi dan banyaknya w ilayah dimensional signs) sebagai merek yang dapat didaftarkan
dimana merek tersebut terdaftar atau melakukan pendaftaran dan dilindungi. Saat ini, Dewan Perwakilan Rakyat Thailand
merek, catatan keberhasilan merek terkait untuk dilindungi (The Thai Senat e) sedang mengupayakan am andem ent
sebagai merek terkenal, dan parameter lain sebagiamana terhadap beberapa ketentuan dalam Undang-Undang M erek.
yang disebutkan dalam Rule 102 Philippines Rules and Regu- Amandemen Undang-Undang M erek ini nantinya akan me-
lat ions On Tradem arks, Service M arks, Tradenames and ngakui suara dan wew angian (scent) dalam lingkup perlin-
M arked or Stamped Containers. dungan rezim merek. Sebagai anggota the Paris Conven-
tion for the Protection of Industrial Property, rezim hukum
8. Sin g ap u ra merek di Thailand memberikan pengakuan terhadap ‘right
Sama halnya dengan Filipina, Singapura adalah salah satu of priority’ . Artinya apabila seseorang sebelum mendaftarkan
negara ASEAN yang pada 31 Oktober 2000 secara resmi mereknya di Thailand, yang bersangkutan terlebih dahulu
menjadi anggota the M adrid Protokol. Dalam penegakan telah mendaftarkan merek tersebut disalah satu negara angota
hukum mereknya, Singapura dapat dikatakan merupakan the Paris Convention , m aka t anggal pendaftaran akan
negara yang tergolong selangkah lebih progresif dari negara merujuk pada tanggal pertama kali merek tersebut didaft-
ASEAN lain. Hukum merek Singapura sendiri yait u Trade arkan dinegara anggota the Paris Convention. Keaktifan Thail-
M ark Act of Singapore hingga saat ini telah tercatat beberapa and dikancah internasional terkait perlindungan bagi merek
kali mengalami amandemen. Amandemen terakhir dilakukan diwujudkan melalui keanggotaannya di Madrid Protokol pada
pada tahun 2015. 7 November 2017.
M eskipun konsep merek terkenal telah diperkenalkan M erujuk pada Surat Edaran M enteri tanggal 21 Septem-
pada Amandment Trade M ark Act of Singapore of 1999, ber 2004 tentang Ketentuan-ketentuan untuk M enentukan
namun putusan pertama yang dibuat terkait merek terkenal Sebuah M erek Terkenal, untuk menetapkan apakah sebuah
di Singapura baru terjadi 8 (delapan) tahun kemudian, yaitu merek terkenal ada beberapa hal yang harus digunakan,
tahun 2007 pada kasus yang terjadi antara Amanresort Lim- yaitu:
ited and Another vs Novelt y Pte.Ltd { 2008} 2SLR 32. 1. Berdasarkan itikad baik, merek tersebut telah digunakan,
Untuk menentukan apakah suatu merek terkenal atau diiklankan sebagai merek produk barang atau jasa, atau
tidak, ada beberapa faktor yang digunakan oleh hakim lewat produk lain;
keputusannya, antara lain: 2. M erek tersebut telah digunakan secara luas baik di Thai-
1. Derajat pengetahuan sektor terkait terhadap merek land atau negara lain;
tersebut; 3. M erek tersebut digunakan dan diterima oleh konsumen
2. Luas w ilayah penggunaan at au promosi atas merek karena memiliki reputasi dan qualitas yang baik;
tersebut; 4. M erek tersebut digunakan baik oleh pemilik merek,
3. Jenis pendaftaran atau permohonan pendaftaran dan penerima lisensi, atau pihak yang ditunjuk oleh pemilik
hasil penilaian terkait merek tersebut. merek, baik di Thailand ataupun luar negeri.
Sebagai negara yang paling maju di kaw asan ASEAN, Terkait spesifik issue yang menjadi permasalahan hukum
permasalahan terkait intelektual properti di Singapura relatif merek di Thailand, berdasarkan penelitian yang dilakukan
rendah, kecuali untuk sistem penegakan hukum yang oleh ERIA, biaya yang tinggi, waktu pemeriksaan yang terlalu
dianggap masih lemah, khususnya terkait kontrol perbatasan lam a, serta prosedur yang rumit , menjadikan Thailand
(ERIA Working Group, 2015: 186). sebagai negara yang mendapat perhatian khusus dari inves-
tor yang akan berinvestasi di sana (ERIA Working Group,
2015: 186).

77
10. Vietnam E. The Madrid Protocol: U paya Mewujudkan
Berdasarkan Undang-Undang M erek Vietnam, yang
Sebuah Sistem Perlindungan Hukum yang
dimaksud sebagai merek adalah tanda-tanda berupa huruf,
Efektif Bagi Merek Terkenal di ASEAN
kata, gambar termasuk hologram, atau kombinasi dari unsur-
The M adrid Protokol merupakan pengembangan dari
unsur tersebut, yang diw ujudkan dalam bentuk satu atau
M adrid Agreement 1891 . Oleh karena pengembangan dari
lebih dua w arna. Lebih jauh, berdasarkan Undang-Undang
M adrid Agreement , konsep perlindungan bagi merek yang
merek Vietnam tanda/gambar 3D (three-dimensional signs/
dikembangkan oleh the M adrid Protokol sama dengan
shapes) dapat didaftarkan sebagai merek dagang. Namun
konsep perlindungan yang dikembangkan dalam M adrid
demikian, merek dagang berupa suara dan aroma tidak dapat
Agreement , yaitu one applicat ion, one number of regis-
dilindungi oleh rezim merek. Vietnam sendiri selain terdaftar
tration, one renew al, one currency, and one document .
sebagai anggota the Paris Convention for the Protection of
Baik the M adrid Protokol ataupun the M adrid Agreement ,
Industrial Property, the M adrid Agreement, demikian juga
keduanya sama-sama mengem bangkan konsep satu kali
the M adrid Protocol.
pendaftaran merek untuk mendapatkan perlindungan hukum
Terkait dengan merek terkenal, Article 75 IP Law 2005
dibanyak neg ara, sering kali disebut sebagai sit em
menjelaskan beberapa kriteria agar suatu merek dapat
pendaftaran internasional/ M adrid system. Setiap pihak di
dinyatakan terkenal, yaitu:
negara anggota yang telah melakukan pendaftaran dinegara
1. Tingkat pengetahuan konsumen untuk mengenali suatu
asalnya cukup mengajukan permohonan pendaft aran
merek barang atau jasa pada sebuah iklan;
internasional kepada WIPO International Berau melalui kantor
2. Luas w ilayah pemasaran dari barang atau jasa dengan
merek dinegara asal. Nantinya, pendaftaran merek di negara
merek tersebut;
asal akan berfungsi sebagai basic registration yang dapat
3. Lamanya merek tersebut telah digunakan;
digunakan sebagai dasar pengajuan pendaftaran merek
4. Rep ut asi d ari m erek b arang at au jasa t erseb ut
internasional.
dimasyarakat;
Dalam melaksanakan f ungsinya tersebut, WIPO Inter-
5. M erek tersebut telah terdaftar diberapa banyak negara;
national Berau tidak melakukan pem eriksaan subtant ive,
6. Jumlah negara lain yang mengakui merek tersebut sebagai
WIPO International Berau hanya melakukan pemeriksaan
merek terkenal;
formalitas termasuk juga biaya, pengklasifikasian merek yang
7. Penetapan harga, harga lisensi, atau kont ribusi nilai
didasarkan pada nice agreement clasiffication. Pemeriksaan
investasi modal dari merek tersebut;
detail terhadap pengajuan merek internasional t ermasuk
8. Purna jual dan perbaikan barang atas barang atau jasa
kesamaannya dengan aplikasi atau pendaftaran pada negara
yang telah dijual.
asal dilakukan oleh kantor merek di mana pemohon tinggal,
Namun demikian, meskipun IP Law 2005 telah menen-
berbisnis atau berkewarganegaraan.
tukan kriteria penentuan merek terkenal, minimnya pasal
Terhadap pemeriksaan pengajuan pendaftaran merek
terkait merek terkenal di IP Law 2005 juga di t enggarai
internasional, apabila WIPO International Berau menemukan
menjadi sumber masalah bagi kepastian penegakan hukum
adanya ketidaksesuaian, WIPO Int ernat ional Berau akan
merek di Viet nam. Hanya terdapat 3 pasal terkait merek
memberitahukan hal tersebut kepada kantor merek negara
terkenal dan ketentuan-ketentuan itupun sangat general. Hal
asal untuk segera diperbaiki. Apabila semua telah sesuai
ini berakibat pada penegakan hukum menjadi tidak efektif.
maka WIPO International Berau akan mendaftarkan merek
lebih jauh, ket idaksinkronan beberapa peraturan hukum
tersebut pada Internasional Register, mempublikasikan pada
terkait seperti hukum acara, hukum persaingan usaha,
Berita Resmi WIPO, dan memberitahukan kant or merek
hukum adat juga m enciptakan sebuah kondisi sulit bagi
negara asal, mengirim kan sertif ikat pendaftaran pada
aparat penegak hukum dalam melakukan penegakan hukum
pemegang, serta mengirim detail ke negara-negara tujuan.
merek (Ngoc, 2011: 195).

78
VOL. 25 NO. 1
JUNI 2018

Nantinya, berdasarkan undang-undang mereknya, masing- M eskipun pada lingkup regional mayoritas negara ASEAN
masing negara tujuan akan memeriksa International Regis- belum banyak yang secara resmi menjadi anggota dan berko-
ter. Apabila terdapat keberatan, maka negara tujuan akan mit men untuk menerapkan sistem one applicat ion, one
memberitahukan hal tersebut ke WIPO International Berau num ber of registration, one renew al, one currency, and
yang selanjut nya akan disam paikan kepada pemegang one document dalam rezim hukum merek dinegaranya,
merek. Penyelesaian selanjutnya akan dilakukan oleh agen/ namun demikian dalam rangka membangun sebuah sistem
konsultan merek lokal. perlindungan hukum merek yang efektif, khususnya untuk
Sejatinya pendaftaran internasional tidak dikhususkan merek terkenal (w ell know n m arks), negara ASEAN dan
hanya untuk pendaftaran bagi merek terkenal, semua jenis negara di dunia perlu kiranya untuk segera mengintegrasikan
m erek diperkenankan unt uk m endaf t arkan m ereknya spirit dari the M adrid Protokol ini ke dalam sistem hukum
menggunakan sistem ini. Terutama bagi merek-merek yang nasionalnya.
dalam strategi pemasarannya telah memiliki platform jangka
panjang untuk pemasaran hingga keluar negara asal merek V.KESIM PULAN DAN SARAN
tersebut. Dengan sistem internasional ini, merek-merek yang A. Simpulan
bereputasi terkenal tentu akan sangat terbantu. Pemilik Dalam praktek sistem pendaftaran hak merek yang
merek terkenal tidak perlu lagi mendaftarkan mereknya satu bersifat teritorial seringkali menjadi tantangan tersendiri dalam
persatu ke negara tujuan pemasaran, dan otomatis tidak penegakan hukum m erek. Tunt utan pendaftaran harus
perlu lagi mengeluarkan biaya sewa konsultan hukum ditiap dilakukan disetiap negara tujuan menjadikan merek terkenal
negara tujuan pemasaran. sangat rentan untuk dimanfaatkan tanpa izin oleh pihak-
Setelah lebih dari dua puluhan tahun diset ujuinya the pihak yang tidak berhak. Secara umum sistem pelindungan
M adrid Protocol, hingga saat ini tercatat ada sebanyak 98 merek negara-negara ASEAN menggunakan sistem f irst to
negara yang telah secara resmi menjadi anggota protokol. file. Sistem ini mengharuskan kew ajiban pendaftaran bagi
Sementara negara ASEAN yang menjadi anggota baru ada merek terkenal agar dilindungi diset iap negara ASEAN.
4 negara, yaitu Brunei Darussalam, Laos, Filipina, dan Dengan mengimplementasi sistem pendaftaran internasional
Singapura. Setidaknya, dengan merujuk pada pendapat (M adrid system ) yang ditaw arkan oleh M adrid Protokol,
WIPO, dengan meratifikasi dan mengimplementasikan the yait u single application, one number of registration, one
M adrid Protokol dalam sistem hukum national, suatu negara renew al, one currency, and one document pemilik merek
akan mendapatkan beberapa keuntungan, antara lain: cukup sekali melakukan pendaftaran di salah satu negara
1. M udah (convinient): dengan mengunakan m adrid ASEAN untuk mendapatkan perlindungan diseluruh negara-
sistem, untuk mendapatkan perlindungan internasional negara ASEAN. Secara ot om at is pem ilik m erek yang
dibanyak negara, pem ilik m erek cukup sekali saja mendaftar dengan menggunakan M adrid system akan
mendaftarkan mereknya yang dilakukan di negara asal; mendapat kan perlindungan diseluruh negara anggota
2. Lebih hemat biaya (cost effective): dengan melakukan M adrid Protokol yang saat ini berjumlah 167 negara.
pendaftaran internasional itu berart i pendaft ar telah Singkatnya, dengan M adrid syst em ham bat an biaya,
melakukan pendaftaran di banyak negara. Pendaftar telah hambatan prosedural, dan hambatan teritorial bukan lagi
m elakukan penghem at an biaya khususnya biaya menjadi masalah bagi para pemilik merek terkenal.
terjemahan bahasa, dan biaya pengurusan kelengkapan
administratif di banyak negara;
B. Saran
3. Cakupan geog raf is yang luas (broad geographic
Sebagai salah satu negara anggot a M adrid Protokol,
coverege): dengan meratifikasi the M adrid protocol, satu
Pemerintah Indonesia perlu segera mengesahkan peraturan
pendaftaran internasional dapat memberikan perlindu-
pelaksana terkait perm ohonan pendaft aran merek int er-
ngan merek hingga 117 negara.

79
nasional, dan insfrastruktur kebijakan lainnya. Selain itu perlu PT Raja Grafindo Persada.
dibentuk pula tim protokol madrid yang bertugas secara Tam Phan Ngoc, 2011, Well-Known Trademark Protection. A
Comparative Study Between The Laws Of The European
khusus memeriksa dan menangani perm ohonan merek
Union And Vietnam. Sweden, Lund University.
tradisional.
Thu, Hà Thi Nguyet, 2010, Well-Known Trademark Protec-
tion Reference To The Japanese Experience. Dalam Http://
DAFTAR PUSTAKA Www.Wipo.Int/Export/Sites/Www/AboutWipo/ En/
Anonim, 2013, Trade Mark Protection in Southeast Asia, Viet- Offices/Japan/ Research/Pdf/Vietnam_2010.Pdf.
nam, Rouse & Co. International. WIPO, 2000, Joint Recommendation Concerning Provisions On
Ali, Chaudhry Asfand, 2008, Analysis On The Impact Of The Protection Of Well-Known Marks, Geneva, WIPO.
Madrid Protocol For The Economies Of Developing Coun- WIPO, 2016, Guide(To The International Registration of Marks
tries, Tokyo, Japan Patent Office & Asia-Pacific Indus- Under The Madrid Agreement(And The Madrid Protocol,
trial Property Centre, Japan Institute of Invention and Geneva, WIPO.
Innovation. Watanabe, Shuo, 2011, Trends in Development and Issues
Degelsegger, Alexander, Svend Otto Remøe, & Rudie Related to IP Systems in Three GMS Countries: Cambodia,
Trienes, 2016, ASEAN Economic Community and Intellec- Lao PDR and Thailand, Japan, Ritsumeikan University
tual Property Rights: An Assessment of Framework Condi-
tions For Innovation. Dalam https://W ww.Knaw.Nl/
Peraturan Perundang-Undangan
S hared/R esources/Inter national/B estanden/
Law Concerning Marks, Trade Names and Acts of Unfair
Aseaneconomiccommunityandintellectualpropertyrights.Pdf.
Competition of the Kingdom of Cambodia
Direktorat Jenderal Kerja Sama Perdagangan Internasional,
Madrid Protocol Concerning The International Registra-
2011, Informasi Umum: Masyarakat Ekonomi Asean, Com-
tion Of Marks
munity In A Global C ommunity Of Nations, Jakarta,
Myanmar Registration Act No. 16 of 1908
Kementerian Perdagangan Republik Indonesia.
Protocol Relating to the Madrid Agreement Concerning
ERIA Working Group, 2015, Problems and Challenges of
the International Registration of Marks
Intellectual Property Systems in ASEAN, in Reforming the
Malaysia Trademark Act 175 of 1976 as Amended by Act
Intellectual Property System to Promote Foreign Direct In-
A1138 Of 2002
vestment in ASEAN, Jakarta: ERIA.
Philippines Rules and Regulations on Trademarks, Ser-
Ibrahim, Johnny, 2006, Teori dan Metodologi Penelitian
vice Marks, Tradenames and Marked or Stamped Con-
Hukum Normatif , Bandung, PT Remaja Rosdakarya.
tainers as Amended by Office Order No.49 S.2006
Intellectual Property Office of Singapore, 2012, Trademarks
Regulation No.466/Stea-Pmo of Prime Minister on Regis-
infopack of Singapore. Dalam https://W ww.Hg.Org/
tration of Trademarks of Lao People’s Democratic Re-
Article.Asp?Id=5086.
public
Hidayati, Nurul dan Naomi Yuli Ester S, 2017, Urgensi
Trademark Law Treaty of Singapore year 1994
Perlindungan Merek Melalui Protokol Madrid (Trademark
Trademark Act B.E. 2534 (1991) as Amended by The Trade-
Protection Urgency Through The Madrid Protocol, Jurnal
mark Act (No. 2) B.E. 2543 (2000) of Thailand
legislasi indonesia,), Vol. 14 No. 02
Trade Marks Act of Brunnai Darussalam
Lackert, Clark W dan Maren C Perry, 2008, Protecting Well-
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun
Known And Famous Marks: A Global Perspective, Building
2016 Tentang Merek dan Indikasi Geografis
and Enforcing Intellectual Prodaperty Value 2008, United
Kingdom, Global White Page Ltd.
Setianingrum, Reni Budi, 2016, Mekanisme Penentuan Nilai
Ekonomis dan Pengikatan Hak Cipta Sebagai Objek Jaminan
Fidusia, Jurnal Media Hukum, Vol. 23 No. 2
Soekanto, Soerjono dan Sri Mamuji, 2003, Penelitian Hukum
Normatif Suatu Tinjauan Singkat, Jakarta, Raja Grafindo
Persada.
Soekanto, Soerjono, 2007, Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta,

80

You might also like