Professional Documents
Culture Documents
ABSTRACT
Safety and Security in Airports flight something that should not be ignored. To anticipate a
situation that allows the occurrence of accident and incident, the airport operator and all units
of the organization that is the environment of the airport should be able to identify hazards I
problems based on events that never happened. The survey was conducted in Supadio Airport
towards the application of hazard identification and safety risk management, using the method
of comparative analysis and evaluation to make mengukuran of 13 variables. Based on mea-
surements of 13 variables, obtained by 3 variables included in the criteria can not be accepted
on condition that there is, namely a foreign object variable that has the potential to cause
damage to the aircraft (foreign object damage 4.B), the variable things that can disrupt flights
(obstacle 4.B), and variable in Apron vehicles (vehicle in Apron 5.C). Two criterion variables
risk control/ mitigation requires a management decision that is, variable Noise (noise 5), and
variable Security Issues (security issues. 2A). This value indicates that the 3 variables are
included that are essential for risk reduction targets.
Key words: Airports, Safety Management System, hazard identification, safety risk.
PENDAHULUAN
Bandar udara adalah kawasan didaratan Udara Supadio-Pontianak, sistem
dan/ atau perairan dengan batas - batas manajemen keselamatan belum dilaksa-
tertentu yang digunakan sebagai pesawat nakan sesuai dengan yang diamanatkan
udara mendarat dan lepasa landas, naik dalam Keputusan Menteri Perhubungan
turun penumpang, bongkar muat barang, Nomor KM 20 Tahun 2009 Tentang Sistem
dan tempat perpindahan intra dan antar Manajemen Keselamatan , karena belum
moda yang dilengkapi dengan fasilitas adanya satu unit khusus SMS secara
keselamatan dan keamanan penerbangan, definitif yang dipimpin oleh seorang Safety
serta fasiltas pokok dan fasiltas penunjang Manager Officer yang bertanggung jawab
lainnya (UU No. 1 Tahun 2009 tent?111g yang memberikan panduan dan arahan
Penerbangan). Penyelenggara bandar dalam melaksanakan sistem manajemen
udara, pengguna jasa bandar udara, dan keselamatan. Walaupun unit khusus SMS
semua unsur yang beroperasi di bandar secara definitif belum dibentuk, sistem
udara harus menjalin suatu kerjasama manajemen keselamatan sudah dilaksa-
untuk menciptakan keselamatan dan nakan akan tetapi tidak terdokumentasi,
keamanan di bandar udara. Di Bandar masih dalam bentuk teguran atau
pemberitahuan apabila terjadi suatu gangguan sampai pada batasan/ tingkatan
kesalahan atau kekurangan. Sehingga yang telah ditentukan dan dapat diterima,
untuk mengidentifikasi bahaya agar tidak Perbedaannya adalah terletak pada obyek
terjadi lagi sulit karena belum dilakukan bahaya/ gangguannya. Obyek bahaya/
dengan tertib dan terdokumentasi. Karena ganguan dalam kesela-matan sangat luas
keselamatan merupakan prioritas utama yaitu mencakup gangguan alam, kesalahan
dan w ajib ada dalam setiap kegiatan manusia/ organisasi/ sistem, baik disengaja
penerbangan, semua .instansi pengguna maupun tidak disengaja. Sedangkan aspek
jasa yang melakukan kegiatan di bandar keamanan lebih spesifik yaitu tindakan
udara harus mempunyai komitmen untuk melawan hukum yaitu aksi teroris, anarkis,
bersama-sama menerapkan, mengem- dan lain-lain. Kamus umum Bahasa Indcr
bangkan dan meningkatkan strategi, sistern nesia (1999), · menyatakan bahwa kese-
manajemen dan proses yang sesuai untuk lamatan adalah keadaan selamat, dimana
memastikan bahwa seluruh kegiatan selamat berarti terbebas/terhindar dari
penerban gan hams mempriori-taskan bahaya, malapetaka, bencana, tidak kurang
keselamatan yang sesuai dengan standar suatu apa, tidak mendapat gangguan, dan
nasional dan internasional. Dengan kerusakan. Sedangkan keamanan adalah
demikian semua instansi tersebut berkewa- keadaan aman, dimana aman berarti bebas
jiban dengan segera melaporkan identifikasi dari gangguan. Untuk terwujudnya
bahaya/ hazard berupa kesalahan dan keselamatan dan keamanan penerbangan
kekurangan , baik dalam fasilitas, prosedur, diperlukan suatu pendekatan dalam bentuk
· operasi maupun personel yang melaksana- sistem manajemen keselamatan (Safehj Man-
kan yang berhubungan dengan keselamat- agement System) di bandar udara. Sistem
an. Semua laporan/ informasi yang diterima manajemen keselamatan (Safety Management
oleh unit khusus SMS akan segera dianalisis System) merupakan suatu pendekatan atau
untuk mencari solusi permasalahannya agar upaya yang sistematis untuk mengelola
kesalahan tidak terulang kembali kesela-matan dan keamanan penerbangan
Tujuan peneltian ini adalah mengetahui termasuk didalamnya adalah organi-
penerapan sistem manajemen kesela- sasinya, kewajiban, kebijakan, dan prosedur,
matan melalui identifikasi bahaya dan serta fasilitas yang diperlukan untuk terbebas
manajemen resiko keselami'ltan ditinjau dari bahaya/ gangguan penerbangan pada
dari probabilitas kejadian dan keparahan tingkat yang masih dapat diterima. Dalam
resiko suatu peristiwa. Kontribusi yang pelaksanaannya, peraturan tentang
dihas ilkan dari penelitian ini adalah keselamatan dan keamanan hams dija-
memberikan masukan tentang bagaimana barkan dalam bentuk peraturan teknis yang
penerapan sistem manajemen kesela- mengatur secara rinci tentang aspek-aspek
matan di Bandara Supadio - Pontianak yang berhubungan dengan penja-minan
kepa da peny elenggara bandara dan dan peningkatan keselamatan dan
pihak-pihak yang terkait. keamanan penerbangan . Identifikasi
bahaya dan manajemen resiko kesela-
TINJAUAN PUSTAKA matan, merupa-kan salah satu indikator
dari Sistem Manajemen Keselamatan
Pada dasarnya tujuan dari keselamatan dan
(Safety Management Sys tem) untuk
keamanan secara garis besarnya sama, yaitu
mengetahui bagaimana probabilitas
terbebas atau terhindar dari bahaya/
Definisi
No Arti Nilai
Penerbangan
SA, SB, SC, 4A, 4B, 3A Tidak dapat diterima pada posisi yang ada
S0 ,5E, 4C, 3B, 3C, 2A,2B Pengendalian resiko/ mitigasi memerlukan kepu tusan manajemen
40, 4E, 30 , 2C, lA, 1B Oapat diterima setelah mengkaji paJaksanaan operasi
3E, 20, lC, 10, lE Oapat diterima
Sumber: Manual Sistem Manajemen Keselamatan, Ditjen Perhubungan Udara, 2010
Probabilitas Keparahan
NO Variabel
Kejadian resiko
l. Noise (kebisingan) 5 D
2. Cuaca yang sering berubah menjadi buruk 2 B
3. Padatnya lalu lintas udara yang beresiko terhadap nearamis collision Missed 1 B
Aproach
4. Kegagalan komunikasi (Communication Failure) 1 A
5. jarak dua pesawat yang melampaui batas minimal (Reduced Separation Minimal) 1 B
6. Sistem yang tidak berfungsi (System Malfunction) 2 B
7. Obyek asing yang berpote nsi menimbu lkan kerusakan pada pesawat udara (Foreign 1 A
8. Object Damage) 4 B
9. Hal-ha! yang dapat mengganggu penerbangan (obstacle) 4 B
10. Ketinggian bangunan di sekitar bandar udara 1 B
11 . Kendaraan di Apron (Vehicle in apron) 5 c
12. lsu keamanan (security Issues) 2 A
13. Kehiduoan liar di area bandar udara (wild life\ 1 B
Surnber has1l pengolahan
Dari has il analisis terhadap jawaban 2. dari 13 variabel identifikasi bahaya dan
respo nden (penyelenggara Bandara manajemen resiko terdapat 3 variabel
Supadio ), menunjukkan bahwa dari 13 yang penting untuk menjadi target
variabel yang dinilai, terdapat 3 variabel penurunan resiko yaitu : obyek asing
y ang usulan kriteriany a tidak dapat yang berpotensi menimbulkan keru-
diterima pada kondisi yang ada yaitu: sakan pada pesawat udara (foreign ob-
jec t damage) , hal-hal y ang dapat
1. Oby ek asing y ang berpotensi
mengganggu penerbangan (obs tacle),
m enimbulkan kerusakan pada dan kendaraan di apron (vechicle in
pesawat udara (Foreign Object Damage) apron). Dan 2 variabel yang kriterianya
(4B),
pengendalian resiko/ mitigasi mem-
2. H al-hal yang dapat menganggu peroleh keputusan manajemen yaitu :
penerbangan (Obstacle) (4B), kebisingan (noise), dan isu keamanan
3. Kendaran di Apron (Vehicle in Apron) (security issues)
(SC).
B. Saran
Sedangkan yang kriterianya pengendalian
resiko / mitigasi memerlukan keputusan Kepada peny elenggara Bandar udara
manajemen, yaitu kebisingan (noise) dan Supadio-Pontianak agar membentuk
isu keamanan (Security Issues) (2A). pusat krisis (crisis cen ter) untuk memantau
seluruh kegiatan di bandar udara secara
rutin sehingga setiap saat dapat memberi-