Professional Documents
Culture Documents
1 Juni 2017 1
Asram A.T.Jadda
Fakultas Hukum
Universitas Muhammadiyah Parepare, Jalan Jenderal Ahmad Yani KM 6 Kota Parepare
Kode Pos 91113, Telpon : 0421-22757/Fax 0421-2554 Sulawesi Selatan Indonesia
Asram_77@yahoo.co.id/081230293103
Abstract: This research is about “legal protection for patient as health service consumer”. It
belongs ti the juridical normative research, describing the provisions in law and regulation, in
relation to the fact in the field, then conducting analysis by comparing the existing ideal values in law
and regulation with the fact in the field. Therefore, it conducted library research supported with field
research provides knowledge on the difference between as sollen and das sein.The research conducts
document study and field research. Document study is data collecting from bibliography such as law
and regulation, book, magazine, document, and also articles relevant with this research tipic. Field
research collects data by direct observation in the field to look for the relevant information througt
direct using interview guideline and questionnaire. Respondents are selected using purposive
sampling method.Generally, legal protection for medical patient in Faisal Islamic Medical Centre
(RSI Faisal) Ujung Pandang is still low. It can be shown from the fact that medical action which may
cause patient’s health hazard or death are still untouched by law. Poor protection can also be seen
from the difficulty to ask hospital/doctor/ medical personnel to be responsible for patient heath
condition hazard or death because of doctor/medical personnel malpractice. Poor protection to the
patien is caused by there is no equality before the law between doctor/medical personnel and patient.
Poor protection to the patient also caused by the absence of malpractice act which is supposed to be
the base for settling malpractice committed doctor/medical personnel.
Keyword : Legal protection, patient, health
Abstrak: Penelitian ini membahas tentang "perlindungan hukum bagi pasien sebagai konsumen
layanan kesehatan". Ini termasuk dalam penelitian normatif yuridis, yang menjelaskan ketentuan
dalam undang-undang dan peraturan, terkait dengan fakta di lapangan, kemudian melakukan analisis
dengan membandingkan nilai ideal yang ada dalam peraturan perundang-undangan dengan fakta di
lapangan. Oleh karena itu, penelitian perpustakaan yang didukung dengan penelitian lapangan
memberikan pengetahuan tentang perbedaan antara das sollen dan das sein.Penelitian ini melakukan
studi dokumen dan penelitian lapangan. Dokumen penelitian adalah pengumpulan data dari daftar
pustaka seperti peraturan perundang-undangan, buku, majalah, dokumen, dan juga artikel yang relevan
dengan tipika penelitian ini. Penelitian lapangan mengumpulkan data dengan pengamatan langsung di
lapangan untuk mencari informasi yang relevan secara langsung dengan menggunakan pedoman
wawancara dan kuesioner. Responden dipilih dengan metode purposive sampling.Umumnya
perlindungan hukum bagi pasien medis di Rumah sakit Islam Faisal Faisal (RSI Faisal) Ujung
Pandang masih rendah. Hal ini dapat ditunjukkan dari kenyataan bahwa tindakan medis yang dapat
menyebabkan bahaya kesehatan pasien atau kematian masih belum tersentuh oleh undang-undang.
Perlindungan yang buruk juga bisa dilihat dari sulitnya meminta petugas medis / dokter / medis untuk
bertanggung jawab atas bahaya kondisi kesehatan pasien atau kematian karena malpraktek dokter /
medis. Perlindungan yang buruk terhadap kesabaran ini disebabkan tidak adanya persamaan hukum
antara dokter / tenaga medis dan pasien. Perlindungan yang buruk terhadap pasien juga disebabkan
Vol. 1 No. 1 Juni 2017 2
oleh tidak adanya tindakan malapraktik yang seharusnya menjadi dasar penyelesaian malpraktek yang
dilakukan dokter / petugas medis.
4
terhadap ketertiban umum.
M. Jusuf Hanafiah dan Amri Amir,: Etika
Kedokteran dan Hukum Kesehatan, (Jakarta: Dokter/tenaga kesehatan dan rumah
Penerbit Buku Kedokteran, 1999), hlm. 29.
sakit dapat memintakan tanggungjawab
5
Oemar Seno Adji, , Etika Profesional dan Hukum 6
Pertanggungjawaban Pidana Dokter Profesi Ibid.
Dokter,( Jakarta: Penerbit Erlangga, 1991) hlm.125.
Vol. 1 No. 1 Juni 2017 5
apabila ada pelindungan hukum maka bentuk „pemaksaan‟ sistem rumah sakit
kedua belah pihak akan melaksanakan hak untuk membayar biaya yang berat bagi
dan kewajibannya dengan baik. mereka. Masalah lain tentang biaya
Jika dilihat dari aspek hukum, maka pelayanan kesehatan yang sering
hubungan antara rumah sakit dan pasien dikeluhkan masyarakat adalah masalah
merupakan bentuk hubungan antara rumah mahalnya biaya kesehatan yang dianggap
sakit sebagai penyelenggara jasa kesehatan sangat adil bagi masyarakat Indonesia yang
dan pasien sebagai pengguna jasa justru banyak didominasi oleh masyarakat
pelayanan kesehatan. Dalam prakteknya kelas menengah ke bawah. Berikut akan
pelaksanaan jasa kesehatan dilakukan oleh dibahas mengenai aspek hukum dari
dokter/tenaga kesehatan. Dokter pelayanan kesehatan dan masalah biaya
berkewajiban untuk melaksanakan kesehatan yang diuraikan diatas.
tugasnya membantu menyembuhkan 1.1 Pelayanan Kedokteran dalam
pasien dengan segala ilmu dan Perawatan Pasien
pengetahuan yang dimilikinya, sebaliknya Dalam bidang jasa pelayanan
pasien sebagai pengguna jasa pelayanan kesehatan/medik, pelayanan kesehatan
kesehatan berkewajiban atas biaya dilakukan oleh dokter/tenaga kesehatan.
administrasi yang berkaitan dengan Dokter wajib menggunakan seluruh
pelayanan dokter dan rumah sakit. keahlian, kepandaian, dan keterampilan
Sering terdengar dalam praktek di yang dimilikinya untuk membantu semua
masyarakat bahwa seorang pasien yang pasien tanpa ada pengecualian. Kewajiban
tidak mempunyai kemampuan untuk ini timbul karena ada kata Kesepakatan
membayar biaya pelayanan kesehatan yang yang menjadi dasar terjadinya perjanjian
telah diterimanya kemudian „disandera‟ terapeutik.
pihak rumah sakit sampai ia dapat Menurut Hamzah Casa, untuk
melunasi semua kewajibannya. Dilihat dari memberikan pelayanan kesehatan baik
kepentingan rumah sakit sebagai pihak Rumah Sakit Pemerintah maupun
penyelenggara kesehatan dapat dikatakan Rumah Sakit Swasta tidak boleh
bahwa tindakan rumah sakit merupakan melakukan pembedaan pelayanan. Semua
bagian dari upaya rumah sakit agar tidak pasien dianggap sama berdasarkan aturan
dirugikan. Di lain pihak ditinjau dari yang telah ditetapkan oleh pemerintah Cq
kepentingan pasien selaku pengguna jasa Departemen Kesehatan dan aturan-aturan
kesehatan, tindakan tersebut merupakan
Vol. 1 No. 1 Juni 2017 10
dihargai. Untuk bias mengaitkan kedua itu merupakan satu-satunya cara mengobati
kepentingan dari dua pihak inilah ada yang pasien.
disebut „ informed consent‟ yang Ada juga situasi dimana pasien
sebenarnya ditunjukan untuk melindungi dirawat lama dan masih dalam kondisi
pasien, namun dalam perkembangan kritis. Pada keadaan seperti ini sukar
menjadi sering merugikan pasien karena mengumpulkan seluruh keluarga setiap
dianggap „tanda tangan dari pihak pasien hari, apalagi banyak yang bekerja kantor,
bahwa kalau terjadi apa-apa nanti, dokter maka sebaiknya ditunjuk oleh keluarga
tidak bertanggungjawab‟. Hal itu jelas seorang wakil yang selalu hadir menerima
tidak benar, karena pada intinya hal yang berbagai penjelasan-penjelasan dari hari ke
terkandung dalam informed consent adalah hari tentang kemajuan pasien, tentang
bentuk kewajiban dokter/tenaga kesehatan pemeriksaan, tentang obat, dan sebagainya.
menginformasikan berbagai tindakan Wakil ini kemudian meneruskankepada
medis yang akan diambil dan diresikonya keluarga, dan yang bersangkutan menjadi
terhadap kesehatan/nyawa manusia, penghubung keluarga dan dokter/rumah
sehingga pihak pasien/keluarganya dapat sakit.
mempertimbangkan dengan baik berbagai Mengenai informed consent masih
aspek yang terkait dengn sebaik-baiknya diperlukan pengaturan hukum lebih
dan ditanyakan mana-mana yang mana lengkap. Karena hanya untuk melindungi
masih belum jelas. Tegasnya, komunikasi pasien dari kewenangan dokter, tetapi juga
antara pihak pasien dengan pihak dokter diperlukan untuk melindungi dokter dari
harus dibina lebih dulu sebelum dilakukan kesewenangan pasien yang melanggar
tindakan. batas-batas hukum dan perundang-
Jadi sesungguhnya yang terutama undangan.
dalam informed consent adalah dokter Di dalam ketentuan informed consent
wajib memberikan informasi kepada diatur antara lain pada Peraturan
pasien/keluarganya dan selanjutnya Pemerintah No.18 Tahun 1981 dan Surat
meminta persetujuan kepada Keputusan PD IDI No.319/PB/A4/88.
pasien/keluarganya mengenai tindakan Pernyataan IDI tentang informed consent
medis yang akan dilakukan. Apabila tersebut adalah:
setelah dikomunikasikan tenyata Pertama, Manusia dewasa sehat
pasien/keluarganya tidak diperbolehkan jasmani dan rohani berhak sepenuhnya
tindakan medis tersebut walaupun tindakan menentukan apa yang hendak dilakukan
Vol. 1 No. 1 Juni 2017 12
dirawat secara rawat jalan dan berakhir Faisal tidak membeda-bedakan pasien
ketika kondisi pasien sudah merasa dalam hal perawatan medic. Semua pasien
membaik atau sembuh menurut dokter dianggap sama tanpa membedakan agama,
yang merawatnya. ras, suku, bahkan status kemampuan
Selain itu pasien akan mendaptkan ekonomi dari pasien. Pada prinsipnya
perawatan dari dokter/tenaga kesehatan Rumah Sakit harus melakukan pertolongan
yang ditunjuk untuk menangani pasien untuk menyelamatkan nyawa pasien.
berdasarkan penyakit yang diderita pasien. Hal ini sejalan dengan pendapat
Kadang ada pula pasien yang diopname yang dikemukakan oleh Hamzah Casa,
dipoli dan ada yang tiak dirawat, karena yang menyatakan bahwa dalam
hanya membutuhkan rawat jalan. Hal ini memberikan pelayanan kesehatan Rumah
terjadi dengan adanya kesepakatan antara Sakit Islam Faisal Ujung Pandang tidak
pihak RS dengan pasien. mengenal klasifikasi golongan pasien yang
Menurut Abu Bakar Betan, pelayanan datang berobat ke rumah sakit. Dalam hal
kedokteran dilakukan seorang ini Rumah Sakit memberikan
dokter/tenaga kesehatan harus selalu penggolangan berdasarkan obat-obatan
berdasarkan indikasi medis dan sesuai yang dipakai selama dirawat di Rumah
dengan prosedur tetap (protap) yang telah Sakit Islam Faisal dan biaya perawatan
menjadi acuan dalam memberikan berdasarkan pada kelas dimana pasien itu
pelayanan kedokteran. Adapun contoh dirawat. Jika pasien pasien itu dirawat
tindakan medis yang dilakukan kelas IIIA maka status pasien
dokter/tenaga kesehatan di Rumah Sakit dikategorikan golongan menengah ke
yang membutuhkan prosedur tetap adalah bawah (miskin), dan apabila pasien dirawat
tindakan operasi, infuse, suntikan dan pada kelas I, VIP Biasa dan VIP Utama
perawatan. selama pasien menjalani maka status pasien itu dikategorikan
perawatan dari Rumah Sakit, dokter/tenaga sebagai golongan menengah keatas (kaya).
kesehatan diharuskan memberikan Apa yang dikemukakan Hamzah
petunjuk mengenai hal-hal yang dianjurkan Casa diatas, juga sama dengan pendapat
dan hal-hal yang dilarang dalam rangkah Abu Bakar Betan yang menyatahkan
pengobatan pasien. bahwa dalam memberikan pelayanan
Hal senada diungkapkan Yusuf kesehatan RS Islam Faisal tidak mengenal
Saleh, dalam melakukan pelayanan klasifikasi golongan pasien yang datang ke
kesehatan tersebut Rumah Sakit Islam Rumah Sakit untuk mendapatkan
Vol. 1 No. 1 Juni 2017 14
tiga jenis tindakan yang biasa dilakukan Menurut Direktur Rumah Sakit Islam
dokter dalam usaha menyembuhkan Faisal, dr. Farid Husain, Sp.BD, dapat
pasien, yaitu tindakan kecil, tindakan diketahui bahwa sistem penyelenggaraan
sedang dan tindakan besar. Contoh pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Islam
tindakan kecil yang dilakukan oleh dokter Faisal Ujung Pandang, sudah sesuai
adalah menjahit luka si pasien. Contoh dengan peraturan perundang-undangan
tindakan sedang adalah operasi. Contoh yang ada berdasarkan Undang-Undang
tindakan besar adalah pengangkatan tumor, NO.23 Tahun 1992 tentang Kesehatan.
kanker, dan lain-lain. Secara umum apabila Dengan alasan bahwa Rumah Sakit Islam
tindakan yang dilakukan dokter hanya Faisal Ujung Pandang mendapatkan status
termasuk tindakan kecil, maka biasanya Akreditasi dari Departemen Kesehatan RI.
dokter langsung mengambil tindakan tanpa Lebih lanjut dikatakan bahwa sistem
memberitahukannya terlebih dahulu pelayanan kesehatan harus dijalankan
kepada pasien. Tindakan ini dilakukan secara menyeluruh dan terpadu untuk
karena tindakan kecil itu sendiri secara mendukung tercapainya pelayanan
umum tidak membahayakan nyawa pasien. kesehatan yang bermanfaat bagi
Akan tetapi jika tindakan yang dilakukan masyarakat Indonesia. Dari uraian diatas
itu termasuk tindakan sedang, apalagi jika diketahui bahwa dalam prakteknya
termasuk tindakan besar, maka dokter pelaksanaan informed consent di Rumah
harus memberitahukan dahulu sebelum Sakit Islam Faisal hanya dilakukan untuk
melaksanakan tindakan itu kepada pasien tindakan medis sedang dan besar yang
dan/atau keluarga pasien. Hal ini mempunyai risiko terhadap kesehatan
dikarenakan tindakan sedang dan tindakan pasien. Akan tetapi apabila tindakan medis
besar dapat membawa implikasi yang tidak yang dilakukan hanya tergolong tindakan
diharapkan, misalnya pasien meninggal kecil, maka biasanya dokter langsung
ketika mendapatkan tindakan medis. Oleh melakukan tindakan medis tanpa
karena itu agar pasien dan/atau keluarga menginformasikan sebelumnya kepada
pasien siap menerima kemungkinan yang pasien dan/atau keluaraganya mengenai
terjadi, maka sebelumnya harus tindakan media yang akan dilakukan.
diberitahukan terlebih dahulu kepada Selain itu dapat pula bahwa secara umum
pasien dan/atau keluarganya mengenai pasien dan/atau keluarganya tidak
tindakan medis yang akan dilakukan mengetahui bahwa mereka mempunyai hak
termasuk resiko-resiko yang menyertainya. untuk mengetahui tindakan-tindakan medis
Vol. 1 No. 1 Juni 2017 16
Rumah Sakit Islam Faisal. Pihak Rumah jika seorang dokter maka
Sakit Islam Faisal dan keluarga pasien dimusyawarahkan oleh Majelis Kode Etik
sama-sama menerima keputusan itu, Kedokteran, apabila pihak pengelolaan
sehingga permasalahan tidak diajukan ke Rumah Sakit maka diselesaikan melalui
pengadilan. majelis Kode Etik Rumah Sakit dan
Penyelesaian melalui MKEK apabila yang melakukan sengketa adalah
seringkali tidak memuaskan para pihak, perawat/tenaga kesehatan yang lain maka
dalam hal terjadi demikian maka pihak dihadapkan pada Majelis Kode Etik untuk
yang merasa dirugikan dapat membawa memutuskan sengketa itu, diharapkan
tersebut ke pengadilan guna mendapatkan keputusan majelis kode etik dapat
penyelesaian hukum. melindungi hak dan kewajiban para pihak
Dari hasil penelitian yang dilakukan dalam sengketa sehingga keputusan itu
di Pengadilan Negeri Ujung Padang tidak merugikan siapapun, akan tetapi
diketehui bahwa Rumah Sakit Islam Faisal kalau musyawarah mufakat tidak
belum pernah dimejahijaukan atas masalah menghasilkan keputusan yang baik, bahkan
pelayanan kesehatan yang diberikan ada pihak yang merasa dirugikan maka
kepada masyarakat di Kota Ujung silahkan membawa kasus/sengketa itu ke
Pandang, karena semua masalah yang ada pengadilan untuk diselesaikan secara
diselesaikan melalui musyawarah secara hukum. Untuk mendapatkan penyelesaian
kekeluargaan. Untuk mengetahui penyebab yang optimal, penyelesaian melalui jalur
tidak pernahnya Rumah Sakit Islam Faisal hukum (litigasi) melibatkan kuasa hukum
dimejahijaukan oleh pasiennya, penulis masing-masing pihak.
melakukan wawancara dengan Kepala Menurut dr. Rivai Pakki, dalam
Administrasi Rumah Sakit Islam Faisal, memberikan perlindungan hukum bagi
Jamaluddin Saleh dapat diketahui bahwa kedua belah pihak, maka pihak RS
pada umumnya jika terjadi sengketa di menjalankan tanggungjawab dengan
Rumah Sakit Islam Faisal maka sejauh dedikasi yang tinggi. Tanggungjawab
mungkin diselesaikan secara kekeluargaan dimaksud adalah tanggungjawab umum
untuk mencapai mufakat dalam rangka dan tanggungjawab khusus.
mencapai proses penyelesaian sengketa (di Tanggungjawab umum adalah
luar pengadilan/nonlitigasi). Penyelesaian tanggungjawab terhadap masyarakat,
melalui musyawarah dilakukan sesuai sedangkan tanggungjawab khusus adalah
dengan profesi para pihak di Rumah Sakit, kepada dokter/tenaga kesehatan yang
Vol. 1 No. 1 Juni 2017 20
Berdasarkan gambar diatas dapat pihak yang tergugat mempunyai hak untuk
diketahui bahwa perlindungan hukum tidak dipersalahkan sampai keputusan
terhadap pasien masih lemah disebabkan pengadilan yang mempunyai kekuatan
oleh adanya penerapan asas praduga tak hukum yang tetap. Hal ini juga diatur
bersalah yang membuat dokter sebagai dalam perundang-undangan tentang
Vol. 1 No. 1 Juni 2017 22
perlindungan hukum terhadap pasien, ada maka Rumah Sakit Islam Faisal siap
beberapa pihak yang mengusulkan bahwa melaksanakannya.
pasien Rumah Sakit dapat dilindungi Menurut dr.H.A.T. Tjambolang yang
dengan Undang-undang No.8 Tahun 1999 merupakan dokter dan Ketua Komite
tentang Perlindungan Konsumen. Medik di Rumah Sakit Islam Faisal, dapat
Sebagaimana diketahui salah satu hak diketahui bahwa sebenarnya Undang-
konsumen yang diatur dalam UUPK adalah undang No.8 tahun 1999 tentang
hak untuk mendapatkan kompensasi, ganti perlindungan konsumen dapat diterima
rugi atau penggantian, apabila barang dan sebagai aturan dalam penyelenggaraan
jasa yang diterima tidak sesuai denga upaya pelayanan kesehatan karena sarana
perjanjian atau tidak sebagaimana kesehatan merupakan institusi produsen
mestinya. Sebaliknya, hak konsumen tadi jasa pelayanan kesehatan, dimana setiap
menjadi kewajiban bagi pelaku usaha. produsen baik barang maupun jasa tunduk
Dengan demikian, pelaku usaha wajib, dan menerima ketentuan UU tersebut.
memberikan suatu jaminan atas barang Selain itu aturan-aturan yang terdapat
atau jasa yang diperdagangkan kepada dalam undang-undang ini tidak merugikan
konsumen. pihak Rumah Sakit, walaupun pada saat
Berdasarkan penelitian yang dirumuskan dan ditetapkan tidak
dilakukan di Rumah Sakit Islam Faisal, melibatkan pengelola Rumah Sakit dan
diketahui bahwa Rumah Sakit Islam Faisal para dokter/tenaga kesehatan sebagai pihak
selaku penyelenggara pelayanan kesehatan yang mempunyai kompentesi terhadap
bagi masyarakat masih belum menerapkan profesinya. Menurut dr. Rival Pakki, yang
UU No.8 Tahun 1999 dalam melaksanakan juga merupakan dokter di Rumah Sakit
tugas memberikan pelayanan kesehatan Islam Faisal, pembicaraan mengenai
kepada masyarakat. Hal ini dikarenakan kemungkinan diberlakukannya UU No.8
sampai sekarang masih belum ada Tahun 1999 dalam jasa pelayanan
ketentuan yang mewajibkan bahwa UU kesehatan, pernah dibicarakan oleh Ikatan
No.8 Tahun 1999 juga berlaku bagi Dokter Indonesia (IDI) pada tahun 2000 di
penyelenggara pelayanan kesehatan. Akan Kota Batu Malang Jawa Timur. Namun
tetapi jika pemerintah menerapkan bahwa demikian masih ada pro dan kontra
Undang-undang tersebut berlaku juga bagi mengenai hal tersebut.
pihak penyelenggara pelayanan kesehatan, Namun menurut Daeng Toba selaku
pasien di Rumah Sakit Islam Faisal sebagai
Vol. 1 No. 1 Juni 2017 24
RS/D/TK 6A
2
Memiliki cukup PUTUSAN:
7 Para Pihak
bukti
ETIK mendapatkan hak yang
- Kodeki MKEK sama dan perlindungan
- Kodersi 6A
hukum
Pasien
4 5 Tidak memiliki 9
1 cukup bukti
APT-KK Pembuktian
P
terbalik 6B
RS/D/TK 10
3 Memiliki cukup
8
bukti PUTUSAN:
HUKUM
Para Pihak
- Per-UU
6B Pengadilan mendapatkan keadilan
- Permen/Kep
kepastian dan
Pasien
Tidak memiliki perlindungan hukum
cukup bukti
Gambar 2
Kedudukan Pasien Setara dengan Rumah Sakit/Dokter/Tenaga Kesehatan
dalam Perlindungan Hukum
Keterangan :
APT-KK : Asas Praduga Terjadi Kesalahan/Kelalaian
KODEKI : Kode Etik Kedokteran Indonesia
KODERSI : Kode Etik Rumah Sakit Indonesia
MKEK : Majelis Kode Etik Kedokteran
P : Perkara
RS/D/TK : Rumah Sakit/Dokter/Tenaga Kesehatan
Sumber : Hasil Penelitian.
Berdasarkan gambar 2 di atas dapat suatu kesalahan/kelalaian yang sudah
diketahui bahwa perubahan yang sangat sedemikian jelasnya, sehingga orang awam
fundamental dalam usulan perubahan pun tahu bahwa telah terjadi
sistem perlindungan hukum terhadap kesalahan/kelalaian (the thing speaks for
pasien dalam jasa pelayanan kesehatan itself).
adalah diubahnya sistem pembuktian, yaitu Penerapan doktrin ini dalam sengketa
dari penggunaan asas praduga tak bersalah jasa pelayanan kesehatan menyebabkan
menjadi asas praduga terjadi berubahnya pihak yang harus
kesalahan/kelalaian. Asas praduga terjadi membuktikan dalam penyelesaian
kesalahan/kelalaian dapat diterapkan sengketa. Jika sebelumnya pihak pasien
dengan menggunakan dasar doktrin res yang harus membuktikan bahwa telah
ipsa loquintur. Doktrin ini berlaku untuk terjadi kesalahan/kelalaian dalam jasa
Vol. 1 No. 1 Juni 2017 26
harus dilaksanakan sesuai dengan hukum pihak Rumah Sakit / dokter / tenaga
ketentuan Pasal 28 H UUD 1945 yang kesehatan.
berbunyi”setiap orang berhak hidup Lemahnya perlindungan hukum
sejahtera lahir dan batin,bertempat tinggal terhadap pasien disebabkan karena belum
dan mendapatkan lingkungan hidup yang ada kesetaraan kedudukan antara pihak
baik dan sehat serta berhak mendapatkan pasien selaku pengguna jasa pelayanan
pelayanan kesehatan”. Jika perlindungan kesehatan dengan Rumah Sakit / dokter /
hukum yang diberikan kepada pasien tenaga kesehatan selaku penyelenggara
sesuai dengan ketentuan tersebut, maka jasa pelayanan kesehatan, walaupun
tidak ada terjadi pelanggaran terhadap menurut ketentuan perundang-undangan
aspek hukum kesehatan. seharusnya berlaku prinsip kesetaraan
antara kedua belah pihak tersebut di deoan
KESIMPULAN hukum (equality before the law).
Berdasarkan pembahasan yang telah Lemahnya pelindungan hukum terhadap
dilakukan, dapat diambil kesimpulan pasien juga disebabkan karena masih
bahwa sebagai berikut: belum adanya Undang-undang Malpraktek
Pelindungan hukum terhadap pasien yang dapat dijadikan dasar hukum untuk
sebagai konsumen jasa pelayanan menyelesaikan kasus malpraktek yang
kesehatan di RSI Faisal Ujung Pandang dilakukan dokter/tenaga kesehatan. Dilain
masih sangat lemah. Hal ini dapat pihak Undang-undang Kesehatan yang
diketahui dari kenyataan bahwa dalam telah ada, yaitu UU No. 23 Th.1992, belum
pelaksaan pelayanan kesehatan yang mampu secara tegas menjangkau perbuatan
membawah resiko pada kesehatan pasien, malpraktek dokter/kesehatan yang terjadi.
bahkan sampai menghilangkan nyawa
pasien, hukum sering kali tidak dapat DAFTAR PUSTAKA
melindungi pihak pasien sebagai pengguna Adji, Oemar Seno. Etika Profesional dan
Hukum Pertanggungjawaban Pidana
jasa pelayanan kesehatan. Disebabkan
Dokter ProfesiDokter. Jakarta:
karena pihak pasien / keluarganya sangat Penerbit Erlangga, 1991.
Ameln, fred. Kapita Selekta Hukum
sulit untuk membuktikan kesalahan /
Kesehatan. Jakarta : Grafikatama
kelalaian yang dilakukan dokter / tenaga Jaya, 1991.
Azwar, Bahar. Buku Pintar Pasien Sang
kesehatan terhadap memburuknya kondisi
Dokter. Bekasi : Kesai nt Blanc,
kesehatan / meninggalnya pasien. Apabila 2001.
untuk menuntut pertanggungjawaban
Vol. 1 No. 1 Juni 2017 28