You are on page 1of 7

Pemanfaatan Energi Angin untuk Sistem Aerator

Menggunakan Kincir Angin Savonius 4 Blade

Novtryugo Chandra, Darwin, M. Tadjuddin


Program Studi Teknik Mesin, Jurusan Teknik Mesin dan Industri
Fakultas Teknik, Universitas Syiah Kuala
Jl. Tgk. Syech Abdurrauf No. 7 Darussalam – Banda Aceh 23111, Indonesia
Email: novtri.yugo@gmail.com

Abstract
The aeration process is very important, especially in the nursery and aquaculture sector for various types
of aquatic animals. Lack of oxygen can cause aquatic animals to experience stress, easily contract
diseases, inhibit growth and cause death. Dissolved oxygen levels of 5 mg/l in water can still be tolerated
by aquatic animals. One way to meet the oxygen content is to carry out the aeration process. The
Savonius windmill is one of the windmills that has the advantage of being able to rotate at low wind
speeds. Where the average wind speed in Aceh is 3-5 m/s. The purpose of this study was to determine the
potential of wind energy in Rukoh Village on the performance achieved by the aerator system using a 4-
blade savonius windmill with a piston compressor as an air supplier for the aeration process. This study
uses experimental testing methods by utilizing wind energy available in the field. The results of data
measurements carried out for three days obtained varying wind speed values, with the lowest wind speed
1.24 m/s and the highest 8.61 m/s. The minimum wind speed required to move the mill is 2.76 m/s, this is
evidenced by the data obtained at the time of measurement. From the results of the analysis of the
performance of the 4 blade Savonius windmill at a wind speed of 8.61 m/s, wind power value 270.24
Watt, torque 3.11 Nm, turbine output power 92.167 Watt, Power Coefficient 34.1%, compressor air flow
sucked 0.263 m3/minute, and compressor power 0.377 Watt. The results showed that Rukoh Village has
wind speed potential for the development of renewable energy concepts, especially the Savonius
windmill.
Keywords: Wind Energy, Savonius Windmill, Piston Compressor, Aeration.

Abstrak
Proses aerasi sangat penting dilakukan terutama pada sektor pembibitan dan pembudidayaan untuk
berbagai jenis hewan air. Kekurangan oksigen bisa menyebabkan hewan air mengalami stres, mudah
tertular penyakit, menghambat pertumbuhan hingga menyebabkan kematian. 5 mg/l kadar oksigen
terlarut pada air masih dapat ditoleransi oleh hewan air. Untuk memenuhi kandungan oksigen
tersebut salah satunya dengan melakukan proses aerasi. Kincir angin savonius adalah salah satu
kincir yang memiliki keunggulan karena dapat berputar dengan kecepatan angin rendah. Dimana
rata-rata kecepatan angin di Aceh adalah 3-5 m/s. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui
potensi energi angin yang ada di desa rukoh terhadap kinerja yang dicapai oleh sistem aerator
menggunakan kincir angin savonius 4 blade dengan kompresor torak sebagai penyuplai udara untuk
proses aerasi. Penelitian ini menggunakan metode pengujian eksperimental dengan memanfaatkan
energi angin yang tersedia dilapangan. Hasil dari pengukuran data yang dilakukan selama tiga hari
diperoleh nilai kecepatan angin yang bervariasi, dengan kecepatan angin terendah 1,24 m/s dan yang
tertinggi 8,61 m/s. Kecepatan angin minimum yang dibutuhkan kincir untuk dapat bergerak yaitu
2,76 m/s, hal ini dibuktikan dari data yang diperoleh pada saat pengukuran. Dari hasil Analisis
kinerja kincir angin savonius 4 blade pada kecepatan angin 8,61 m/s, diperoleh nilai daya angin
270,24 Watt, torsi 3,11 Nm, daya output kincir 92,167 Watt, Power Coefficient 34,1 %, debit udara
yang dihisap kompresor 0,263 m3/menit, dan daya kompresor sebesar 0,377 Watt. Dari hasil
penelitian menunjukan bahwa desa rukoh memiliki kecepatan angin yang potensial untuk
pengembangan konsep energi terbarukan menggunakan kincir angin savonius khususnya.

1
Kata kunci: Energi Angin, Kincir Angin Savonius, Kompresor Torak, Aerasi.
1. Pendahuluan desa rukoh. Sehingga diperlukan proses aerasi
Energi angin merupakan salah satu energi dengan menggunakan aerator untuk
terbarukan yang banyak dimanfaatkan pada meningkatkan kembali kualiatas air pada
saat ini. Sebab, energi angin adalah salah satu tambak.
bentuk energi yang tersedia secara melimpah Pada penelitian ini penulis bertujuan
dan juga selalu tersedia setiap waktu. Energi menganalisis potensi energi angin terhadap
angin adalah energi yang relatif bersih dan kinerja kincir angin savonius 4 blade untuk
ramah lingkungan karena tidak menghasilkan proses aerasi pada air tambak yang berada di
karbon dioksida (CO2) atau gas-gas lain yang desa rukoh kota banda aceh.
dapat menyebabkan pemanasan global seperti
sulphur dioksida (SO2) dan nitrogen oksida
(NO2). Energi angin juga tidak menghasilkan
limbah yang berbahaya bagi lingkungan
ataupun manusia [1].
Penggunaan energi terbarukan yang
ramah lingkungan seperti energi angin sudah
digunakan manusia dari 2000 tahun yang lalu.
Salah satu pemanfaatan energi angin dengan
menggunakan kincir angin. kincir angin terus
mengalami pembaruan seiring berkembangnya Gambar 1. Kincir angin savonius 4 blade
zaman, hingga saat ini kincir angin memiliki
dua jenis yaitu kincir angin sumbu vertika dan 2. Tinjauan Pustaka
kincir angin sumbu horizontal. Salah satu tipe Angin merupakan suatu zat yang dapat
kincir angin sumbu vertikal yaitu kincir angin bergerak dari tekanan udara yang tinggi ke
savonius[2]. tekanan udara yang lebih rendah. Tekanan
Tuzarra (2019) menyebutkan bahwa udara ini dipengaruhi oleh temperatur dari
kincir angin savonius adalah salah satu kincir lingkungan, karena semakin meningkatnya
yang memiliki keunggulan karena dapat temperatur lingkungan membuat kerapatan
berputar dengan kecepatan angin rendah. udara (ρ) semakin berkurang akibat pemuaian
Dimana rata-rata kecepatan angin di Aceh yang terjadi [1].
adalah 3-5 m/s. Penggunaan kincir angin saat 2.1 Kincir angin Savonius
ini sudah luas baik di bidang pertambakan Kincir angin merupakan alat
maupun dibidang pertanian [3]. pengkonversi energi kinetik menjadi energi
Mudahnya dalam memanfaatkan energi mekanik untuk berbagai keperluan sesuai
angin, membuat manusia selalu menciptakan fungsinya. Kincir angin savonius merupakan
ide-ide baru dan kreatif dalam pemanfaatan salah satu jenis kincir angin dengan sumbu
energi angin sebagai penerapan konsep energi poros vertikal yang terdiri dari dua sudu atau
terbarukan, seperti halnya dalam proses aerasi. lebih. Kincir angin savonius memanfaatkan
Proses aerasi sangat penting dilakukan gaya hambat (drag) pada sudu untuk berputar
terutama pada sektor pembibitan dan seperti yang terlihat pada gambar 2 berikut
pembudidayaan untuk berbagai jenis hewan [5].
air. Kekurangan oksigen dapat menyebabkan
hewan air mengalami stres, mudah tertular
penyakit, menghambat pertumbuhan dan
menyebabkan kematian. Kadar oksigen
terlarut yang masih dapat ditoleransi oleh
hewan air yaitu sebesar 5mg/l [4].
Banyaknya masyarakat yang membuang
sampah ke sungai membuat kualitas air Gambar 2. Prinsip kerja kincir angin savonius
menjadi menurun, hal ini menyebabkan 2.2 Daya Angin
kurugian bagi pembudidaya tambak ikan di

2
Daya angin menyatakan energi kinetik 2π n
dari aliran udara dan massa aliran yang Pout =τ . ω ¿ τ …………………...(4)
60
menghasilkan sejumlah energi yang melewati
penampang (A) per satuan waktu. Secara Dimana:
fisika energi ini disebut dengan daya angin ( Pout = daya output kincir (Watt)
Po) pada persamaan 1 berikut ini [5]: T = Torsi (Nm)
1 ω = kecepatan sudut rotor kincir (rad/s)
Po = ∙ ρ ∙ A ∙v3………………..……...(1)
2 2.6 Power coefficient
Dimana:
Secara sederhana, Power coefficient (Cp)
Po = daya angin (Watt)
menyatakan tingkat kemampuan P2 k−1dari kincir
ρ = massa jenis udara (kg/m3)
A = luas penampang melintang aliran (m 2)
v = kecepatan angin (m/s)
angin dengan
N th =0,037 ∙ P1pengaruh
∙ va ∙
diterimanya. Besarnya {( ) }
k
k −1rasio
k
energi angin
−1 …(yang
7)
P1 perbandingan
antara keluaran daya mekanik kincir (P out)
2.3 Tip Speed Ratio (TSR) yang telah diubah dari energi angin dengan
Tip speed ratio ( λ) menyatakan nilai daya yang terkandung pada angin (P o) disebut
perbandingan antara kecepatan ujung rotor dengan Power coefficient (Cp). Sehingga
terhadap kecepatan angin yang melaluinya. menurut Eric hau (2006) nilai Cp dinyatakan
Dimana nilai dari tip speed ratio ini bersifat dengan persamaan 5 berikut ini [5]:
variatif dan berubah-ubahmengikuti kecepatan
P
angin. Tip speed ratio dinyatakan melalui CCp= out x 100 % …………………..…..(5)
persamaan 2 berikut ini [6]: Dimana: P o
Pout = daya output kincir (Watt)
v̇ ω ∙r 2 πnr
λ= = = …………………..(2) Po = daya angin (Watt)
v v v ∙ 60
Dimana : Menurut teori momentum betz, koefisien
λ = tip speed ratio daya maksimal pada kincir idealnya tidak
n = putaran kincir (rpm) lebih dari 60 % yang disebut dengan betz
r = jari-jari kincir (m) limit, hal ini dapat dilihat pada gambar 3
v = kecepatan angin (m/s) berikut ini [5].
2.4 Torsi
Torsi pada analisis kinerja kincir angin ini
menyatakan tingkat kemampuan rotor untuk
menggerakkan beban berupa kompresor. Torsi
pada masing-masing benda disebabkan oleh Cp

gaya total yang bekerja pada rotor tersebut.


Nilai torsi dapat dihitung dengan
menggunakan persamaan 3 berikut ini [7]:
v2r 3
τ= ……………………..…………..(3)
λ2 Tip Speed Ratio ( λ)
Dimana: Gambar 3. Hubugan tip speed ratio dan
v = kecepatan angin (m/s) power coefficient pada berbagai jenis rotor
r = jari-jari kincir (m) kincir angin
λ = tip speed ratio 2.7 Daya kompresor
Untuk menghitung daya kompresor,
2.5 Daya Output Kincir
terlebih dahulu harus diketahui nilai dari debit
Daya output kincir merupakan keluaran
udara yang dihisap oleh kompresor (v a). Untuk
daya mekanik yang dihasilkan oleh kincir,
mengetahui nilai debit udara yang dihisap
daya ini dievaluasi dari nilai torsi yang
dapat menggunakan persamaan 6 berikut ini:
didapatkan. Jadi besarnya keluaran daya
mekanik pada kincir yang telah diubah dapat π
v a=2 ∙ ∙ r 2 ∙ s ∙ η v ∙ n…...….………..(6)
dihitung menggunakan persamaan 4 berikut 4
ini [6]: Dimana :
3
va = debit udara yang dihisap (m3/menit) Gambar 4. Diagram alir proses penelitian
s = panjang langkah kompresor (m) Proses pengambilan data aktual untuk
r = Jari-jari kompresor (m) penelitian dilakukan setelah kincir dipastikan
n = putaran kincir angin (RPM) dapat bekerja pada kecepatan angin minimum
ηv = efisiensi volumetris (81%) ≤ 3 m/s. Pengukuran dilakukan pada titik yang
Setelah diperoleh nilai debit udara yang telah ditentukan pada objek penelitian,
dihasilkan oleh kompresor (va), maka nilai pengambilan data dimulai dari pukul 09.00
daya kompresor ( N th ) dapat dievaluasi melalui WIB sampai pukul 18.00 WIB dengan selisih
persamaan berikut [8]: waktu 30 menit sekali.
P2 k−1 3.3 Susunan Perangkat Penelitian
N th =0,037 ∙ P1 ∙ v a ∙
{( ) }
k
k −1 P1
k
−1 ….(7) Pada penelitian ini digunakan kincir angin
savonius 4 blade sebagai penggerak dua unit
Dimana : kompresor torak untuk proses aerasi pada air
N th = daya kompresor (Watt) tambak. Susunan perangkat penelitian seperti
P1 = tekanan masuk (kgf/cm 2) terlihat pada gambar 5 berikut ini.
P2 = tekanan keluar (kgf/cm 2)
k = koefisien gas yang tertinggal di dalam
volume sisa. Untuk udara, k = 1,4
3. Metode Penelitian
Metode yang digunakan adalah pengujian
eksperimental guna mengkaji potensi energi
angin terhadap kinerja kincir angin Savonius 4
Blade sebagai penggerak dua kompresor jenis
torak. Parameter unjuk kerja yang dikaji yakni
daya angin, tip speed ratio, torsi, daya output
kincir, power coefficient dan daya kompresor.
3.1 Alat dan Bahan yang digunakan
Alat ukur yang digunakan untuk
pengukuran data aktual yaitu thermometer,
anemometer, manometer, dan tachometer.
Adapun data aktual yang akan diukur yaitu:
v = Kecepatan angin (m/s) Gambar 5. Susunan perangkat penelitian
n = Putaran kincir (RPM)
5. Hasil dan Pembahasan
P = Tekanan masuk dan keluar kompresor
(kgf/cm2) 10
9
T = Temperatur lingkungan (oC) 8
Kecepatan angin (m/s)

7
3.2 Prosedur Penelitian 6
5
Alur proses penelitian ini dapat dilihat 4
3
pada Gambar 4 berikut ini. 2
1
0
09 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
.0 9 .3 0 .0 0 .3 1 .0 1 .3 2 .0 2 .3 3 .0 3 .3 4 .0 4 .3 5 .0 5 .3 6 .0 6 .3 7 .0 7 .3 8 .0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

20/02/2021 21/02/2021
Waktu (WIB) 22/02/2021

Data aktual kecepatan angin selama tiga


hari pengambilan data dapat dilihat pada
gambar 6 berikut ini.

4
Gambar 6. Data aktual kecepatan angin
Dalam menganalisis nilai kinerja yang
dicapai oleh objek penelitian, diambil data
dari pengukuran pada hari pertama tanggal 20
Gambar 8. Pengaruh Kecepatan Angin
Februari 2021.
Terhadap Jumlah Putaran Kincir
12 300 dan Daya output Kincir.
Kecepatan Angin (m/s)

10 250
Gambar 8 diatas menunjukkan pengaruh

Daya Angin (Po)


8 200

6 150 kecepatan angin (v) terhadap jumlah putaran


4 100 kincir (n) dan daya output kincir (Pout) yang
2 50 dihasilkan. Dapat dilihat bahwa ketiga
0 0 parameter tersebut berbanding lurus, dimana
Temperatur Lingkungan (oC)
pada saat kecepatan angin meningkat maka
Kecepatan Angin Daya Angin jumlah putaran kincir ikut meningkat. Dengan
5.1 Pengaruh Temperatur lingkungan (T) meningkatnya nilai putaran kincir maka daya
terhadap Kecepatan Angin (v) dan keluaran yang dihasilkan kincir juga ikut
Daya Angin (Po) meningkat. Hal ini terjadi karena digunakan
Gambar 7. Pengaruh temperatur lingkungan persamaan 4 untuk menghitung nilai daya
terhadap kecepatan angin dan daya angin. output kincir.
Pada gambar 7 dapat dilihat pengaruh 5.3 Hubungan Tip Speed Ratio ( λ) dengan
perubahan temperatur lingkungan terhadap Power coefficient
kecepatan angin dan daya angin yang 34.3
dihasilkan. Dimana pada saat temperatur 34.2
Power coefficient (%)

lingkungan meningkat maka kecepatan angin 34.1


34.0
cenderung juga ikut meningkat. Hal ini terjadi 33.9
karena angin bergerak dari tekanan udara yang 33.8

tinggi ke tekanan udara yang lebih rendah. 33.7


33.6
Tekanan udara ini dipengaruhi oleh 33.5
temperatur dari lingkungan, karena semakin Tip Speed Ratio (λ)

meningkat temperatur lingkungan membuat


kerapatan udara ( ρ ) semakin berkurang akibat
pemuaian yang terjadi. Begitu juga dengan
daya angin yang semakin meningkat seiring
dengan meningkatnya kecepatan angin.
Kecepatan angin tertinggi yang di capai yaitu
8,61 m/s pada temperatur lingkungan 32 oC
dengan daya angin sebesar 270,24 Watt.
5.2 Pengaruh Kecepatan Angin Terhadap
Jumlah Putaran Kincir (n) dan Daya
output Kincir (Pout)
Gambar 9. Hubungan tip speed ratio dengan
300 100
power coefficient
Daya Output Kincir (Watt)

90
Putaran Kincir (RPM)

250 80
200 70
60
Gambar 9 diatas menunjukkan hubungan
150 50
40
antara tip speed ratio (λ) dengan power
100 30 coefficient, dimana nilai power coefficient
20
50
10
0 0

Kecepatan Angin (m/s) 5


Putaran Kincir Daya Output Kincir
terlihat berubah-ubah seiring meningkatnya Kompresor (Nth), dimana dari gambar
nilai tip speed ratio. Hal ini membuktikan tersebut terlihat kedua parameter tersebut
gambar 3 yang memperlihatkan hubungan tip berbanding lurus dengan jumlah putaran
speed ratio dengan power coefficient, dimana kincir angin. Hal ini terjadi karena debit
untuk kincir angin savonius terlihat garis udara dipengaruhi oleh jumlah putaran
lengkung untuk nilai power coefficient dari titik kincir dan debit udara yang dihasilkan
minimum kemudian bertambah dan setelah kompresor mempengaruhi daya dari
mencapai puncak maka turun kembali, hal ini kompresor. Kompresor memiliki keterkaitan
dapat dilihat pada nilai tip speed ratio 1,178 dengan kincir, dimana semakin tinggi
sampai dengan 1,330 dan 1,247 sampai 1,294. putaran kincir angin membuat kompresor
Untuk nilai Cp tertinggi yaitu 34,25%, nilai ini
juga akan bergerak semakin cepat. Dapat
juga membuktikan teori momentum betz yang
dilihat dari gambar diatas untuk nilai debit
menyebutkan power coefficient pada kincir
udara yang dihisap kompresor dan daya
angin tidak lebih dari 60%.
kompresor tertinggi terjadi pada putaran
kincir 282,6 RPM, dengan nilai debit udara
0,263 m3/menit dan daya kompresor 0,377
(Watt).
6 Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan,
maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Desa rukoh memiliki kecepatan angin yang
bervariasi, mulai dari yang terkecil 1,24
m/s dan yang terbesar 8,61 m/s. Hal ini
menunjukan bahwa di daerah tersebut
5.4 Pengaruh Putaran Kincir (n) Terhadap memiliki potensi untuk pengembangan
Debit Udara yang Dihisap Kompresor konsep energi terbarukan menggunakan
(va) dan Daya Kompresor (Nth)
kincir angin savonius khususnya.
0.30 0.40
2. Kecepatan angin minimum untuk dapat
Daya Kompresor (Watt)
Debit Udara (m3/menit)

0.35
0.25

0.20
0.30
0.25
mengoperasikan kincir angin yaitu sebesar
0.15 0.20 2,76 m/s dengan putaran kincir angin 46,3
0.10
0.15
0.10
RPM.
0.05
0.05 3. Kinerja dari objek penelitian yang paling
0.00

Kecepatan Angin (m/s)


0.00
optimal dicapai pada hari pertama
pengambilan data (Sabtu, 20 Februari
Debit Udara m3/menit Daya Kompresor (Watt)
2021) pada pukul 15.00 WIB, dengan
kecepatan angin 8,61 m/s, daya angin
270,24 Watt, daya output kincir 92,167
Watt, Power coefficient (Cp) 34,1 %, tip
speed ratio (λ) 1,305, torsi (τ) 3.11 Nm,
debit udara yang dihisap kompresor 0,263
m3/menit, dan daya kompresor sebesar
0,377 Watt.
7 Daftar Pustaka
Gambar 10. Pengaruh Putaran Kincir [1] Yeni Yusuf., 2014. Analisis Kinerja
Terhadap Debit Udara yang Dihisap Kincir Angin Sederhana Dengan Dua
Kompresor dan Daya Kompresor Sudu Poros Horizontal. Jurnal Ilmiah,
Fakultas Teknik, Program Studi Teknik
Pada gambar 10 diatas terlihat pengaruh Mesin, UKI Toraja
jumlah putaran kincir (n) terhadap debit [2] Ikbal Pandu, Priyagung Hartono, Unung
Udara yang dihisap kompresor (va) dan daya Lesmanah.Badran., 2019. Perencanaan
6
Turbin Angin Sumbu Vertikal Tipe
Darrieus-H Dengan Penambahan 2
Blade Tipe Savonius Untuk Pembangkit
Listrik. Jurnal Ilmiah, Jurusan Teknik
Mesin, Fakultas Teknik, Universitas
Islam Malang.
[3] Tuzarra, Dirhamsyah. M, Darwin., 2019.
Analisis Pengaruh Variasi Kincir angin
Savonius 4 Sudu Terhadap Debit Air.
Jurnal Ilmiah, Program Studi Teknik
Mesin, Fakultas Teknik, Universitas
Syiah Kuala.
[4] Kordi, K dan Andi Baso Tancung., 2007.
Pengelolaan Kualitas Air dalam
Budidaya Perairan. PT. Rhineka Cipta.
Jakarta.
[5] Hau, Eric., 2006. Wind Turbine
Fundamental,Technologies, Aplications,
Economics. Second Edition. Springer
Verlag Berlin Heidelberg. Germany.
[6] Kadam. A., Patil. S., 2015. A Review
Study on Savonius Wind Rotors for
Accessing the Power Performance.
Journal Mechanical and Civil
Engineering, India.
[7] Marizka Lustia Dewi., 2010. Analisis
Kinerja Turbin Angin Poros Vertikal
Dengan Modifikasi Rotor Savonius L
Untuk Optimasi Kinerja Turbin. Tugas
Akhir, Departemen Fisika, Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas Sebelas Maret.
[8] Hartono., 1998. Menghitung daya
kompresor. Termuat di:
https://dokumen.tips/documents/menghitu
ng-daya-kompresor. (diakses pada
tanggal 13 Maret 2021)

You might also like