You are on page 1of 9

Transformasi Genetik dan Ekspresi Mutan... Fibriani et al.

VOLUME 6 NOMOR 1 JUNI 2019 ISSN 2548 – 611X

JURNAL
BIOTEKNOLOGI & BIOSAINS INDONESIA

Homepage Jurnal: http://ejurnal.bppt.go.id/index.php/JBBI

TRANSFORMASI GENETIK DAN EKSPRESI MUTAN SUCROSE


PHOSPHATE SYNTHASE PADA TANAMAN TOMAT
Genetic Transformation and Expression of Sucrose Phosphate Synthase
Mutant in Tomato Plant
Suwinda Fibriani1,2, Inyana Agustien2,3, Widhi Dyah Sawitri1,2,4,*, Bambang Sugiharto1,2,3
1ProdiMagister Bioteknologi, Program Pascasarjana, Universitas Jember. Jl. Kalimantan 37, Jember 68121
2UPT. Laboratorium Terpadu dan Sentra Inovasi Teknologi-CDAST, Universitas Jember. Jl. Kalimantan 37, Jember 68121
3Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Jember. Jl. Kalimantan 37, Jember 68121
4Departemen Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada. Jl. Flora Bulaksumur, Yogyakarta 55281

*Email: widhi.pasca@unej.ac.id

ABSTRACT
Sucrose phosphate synthase (SPS) is a key enzyme responsible for sucrose biosynthesis. In
its regulation, SPS activity is modulated by an allosteric effector glucose-6-phosphate (G6P)
suggested to have an ability to bind SPS N-terminus domain. To understand the role of N-
terminus in regulating SPS, the SPS gene was mutated with the deletion of N-terminus domain
(∆N-SPS). The ∆N-SPS gen was transformed into tomato plants with 5% transformation
efficiency. Three transgenic tomato plant 4.20, 5.5.1, and 5.10 were obtained and confirmed
by PCR analysis. Transgenic tomato expression was characterized by enzymatic analysis.
Result showed that the G6P allosteric regulation in transgenic ∆N-SPS had lost and the SPS
activity increased by 2-fold compared to non-transgenic plant. This showed that N-terminus
domain-deleted SPS could be actively expressed in plant.

Keywords: enzyme, genetic transformation, N-terminus domain deletion, sucrose phosphate


synthase, tomato

ABSTRAK
Sucrose phosphate synthase (SPS) merupakan enzim kunci yang bertanggung jawab dalam
sintesis sukrosa. Dalam regulasinya, aktifitas SPS dipengaruhi oleh alosterik efektor glukosa-
6-fosfat (G6P) yang diduga dapat berikatan pada domain N-terminus SPS. Untuk mengetahui
peran N-terminus pada regulasi SPS, dilakukan mutasi SPS dengan penghilangan domain N-
terminus (∆N-SPS). Gen ∆N-SPS diinsersi pada tanaman tomat melalui transformasi genetik
dengan efisiensi transformasi 5%. Tiga tanaman transgenik tomat (event4.20; 5.5.1; dan 5.10)
didapatkan dan positif terkonfirmasi melalui analisis PCR. Ekspresi mutan dikarakterisasi
melalui analisis enzimatik. Hasil menunjukkan bahwa tanaman tomat transgenik ∆N-SPS tidak
dipengaruhi regulasi alosterik G6P dan aktifitas SPS 2 kali lipat lebih tinggi daripada tanaman
bukan transgenik. Ini menunjukkan bahwa SPS dengan delesi domain N-terminus dapat
terekspresi aktif pada tanaman.

Kata Kunci: delesi domain N-terminus, enzim, sucrose phosphate synthase, tomat,
transformasi genetik

Received: 14 February 2019 Accepted: 28 June 2019 Published: 10 July 2019

130
J Bioteknol Biosains Indones – Vol 6 No 1 Thn 2019

PENDAHULUAN didapatkan bahwa SPS yang kehilangan


domain N-terminus tidak dapat diaktivasi oleh
Sukrosa berperan sangat penting, G6P, tetapi spesifik aktifitas enzim meningkat
utamanya sebagai penyedia energi dan hingga 10 kali lipat (Sawitri et al. 2016).
sumber karbon pada tanaman (Lemoine et al Meskipun mutan tersebut lebih stabil dan
2000; Ruan 2012). Sucrose phosphate memiliki prospek dalam pengembangan
synthase (SPS; EC 2.4.1.14) merupakan bioteknologi, tetapi karakterisasi dan ekspresi
enzim kunci yang mengkatalisis terbentuknya penghilangan domain N-terminus SPS perlu
sukrosa dimana reaksinya bersifat dikaji lebih lanjut pada tanaman.
irreversible dari uridine diphosphate glucose Tujuan dari penelitian ini adalah
(UDP-G) dan fructose 6-phosphate (F6P) dilakukan transformasi genetik dan
menjadi sucrose 6-phosphate (S6P) dan UDP karakterisasi tanaman transgenik untuk
(Verma et al. 2011; Wang et al. 2018). SPS mempelajari ekspresi penghilangan domain
tidak hanya diregulasi dalam sel tanaman, N-terminus SPS secara in vivo. Pada studi ini,
tetapi juga terdapat pada sel prokariotik lain tanaman tomat digunakan sebagai tanaman
seperti cyanobacteria (But et al., 2013) dan model selama proses transformasi genetik
bakteri non-fotosintetik (Diricks et al. 2015). (Sun et al. 2015).
Selain itu, SPS dipercaya dapat
mempengaruhi partisi karbon pada tanaman. BAHAN DAN METODE
Hal ini dibuktikan dengan overekspresi yang
telah dilakukan pada beberapa tanaman Konstruksi mutan SPS pada vektor biner
seperti pada transgenik arabidopsis, tomat, Konstruksi gen ∆N-SPS dimulai dengan
tembakau, tebu menunjukkan peningkatan delesi sekitar 0,3 kB pada domain N-terminus
translokasi sukrosa pada tanaman (Coleman et gen full-SPS yang telah dilakukan pada
al. 2010; Maloney et al. 2015; Seger et al. 2015). penelitian sebelumnya (Sawitri et al. 2016). Full-
Mekanisme aktivitas SPS sangat SPS adalah gen full-length cDNA SPS tebu
kompleks karena melibatkan regulasi (SoSPS1) yang berukuran 3,3 kB dengan
alosterik, fosforilasi, dan pengaruh kondisi nomor aksesi AB001337 di GenBank
sinar terang-gelap (Yonekura et al. 2013; (Sugiharto et al. 1997). Vektor pRI101-AN
Solis-Guzman et al. 2017). Regulasi alosterik merupakan vektor biner yang mengandung gen
SPS pada tanaman dikontrol oleh metabolit penyandi ketahanan pada antibiotik Kanamycin
glucose 6-phoshate (G6P) dan inorganik yaitu nptII dengan promoter CaMV 35S
fosfat (Pi) (Volkert et al. 2014). Regulasi (Gambar 1).
fosforilasi dan defosforilasi SPS diatur pada Tahap pertama konstruksi dilakukan
residu asam amino serin posisi 162 (Ser162) dengan mengamplifikasi gen full-SPS dan gen
pada tanaman jagung dan tebu (Sugiharto et ∆N-SPS dengan menggunakan reagen
al. 1997) serta posisi 158 (Ser158) pada PrimeSTAR HS DNA Polymerase (TAKARA,
tanaman bayam (Toroser et al. 1999). Japan) dan sepasang primer yang
Aktifitas SPS meningkat pada siang hari mengandung penambahan NdeI (forward) dan
dimana kondisi SPS mengalami de-fosforilasi AfeI (reverse) di kedua sisi ujungnya. Kondisi
dan metabolit G6P melimpah, sedangkan suhu polymerase chain reaction (PCR) yaitu
aktifitas SPS berkurang ketika SPS 94°C pada suhu pre-denaturation selama 3
mengalami fosforilasi dan konsentrasi G6P menit, 98°C suhu denaturation selama 10 detik,
berkurang pada malam hari (Huber dan 55°C suhu anelling selama 10 detik, 72°C suhu
Huber 1996). extention selama 3 menit dengan 35 siklus, dan
Studi sebelumnya melaporkan bahwa 72°C suhu final extention selama 7 menit.
adanya perbedaan ekspresi SPS di bakteri PCR produk ∆N-SPS yang dihasilkan
dan tanaman (Wang et al. 2017). Perubahan mengandung restriksi enzim NdeI dan AfeI,
ini diasumsikan karena terputusnya domain selanjutnya dipotong dan diinsersikan pada sisi
N-terminus SPS selama proses kultivasi yang NdeI dan SmaI yang terdapat pada vektor biner
berlangsung di E. coli. Untuk mempelajari pRI101-AN (TAKARA, Japan). Strategi
peran domain N-terminus pada regulasi konstruksi gen yang dilakukan adalah dengan
alosterik SPS, maka mutan SPS dengan pemotongan dan penyambungan pada bagian
pemotongan domain N-terminus dianalisis NdeI di sisi 5’ (upstream) insert dan vektor.
secara in vitro. Hasil analisis tersebut Sedangkan pada sisi 3’ (downstream), insert

131
Transformasi Genetik dan Ekspresi Mutan... Fibriani et al.

dipotong dengan AfeI dan vektor dipotong dan memaksimalkan proses transfer T-DNA dari
dengan SmaI selanjutnya diligasi melalui teknik Agrobacterium ke tanaman (Gambar 2.1).
dengan menghasilkan potongan yang Setelah eksplan diinkubasi selama 30 menit
komplemen satu sama lainnya (compatible dengan kultur Agrobacterium yang
cohesive ends). mengandung gen target, selanjutnya
Konstruk yang telah didapat selanjutnya dilakukan ko-kultivasi dimana eksplan
diperbanyak pada bakteri E. coli strain XL10- ditumbuhkan dalam media basal MS
Gold, kemudian hasil konstruksi gen mengandung acetosyringone selama 2 hari.
dikonfirmasi dengan pemotongan DNA dan Eksplan yang terinfeksi dipindahkan pada
sekuensing DNA. Konfirmasi melalui teknik media seleksi MS basal mengandung 75ppm
pemotongan DNA dilakukan pemotongan antibiotik kanamycin dan 500ppm cefotaxime
dengan restriksi enzim NdeI untuk bagian (Gambar 2.2).
upstream dan EcoRI di bagian downstream Seleksi tanaman transgenik dilakukan
karena pada bagian downstream tidak lagi bisa sebanyak 5 kali seleksi dan dibutuhkan 2
memotong restriksi enzim AfeI maupun SmaI. minggu setiap 1 kali seleksi. Tanaman yang
mampu bertahan pada medium seleksi
Transformasi genetik dan seleksi merupakan tanaman putatif transgenik (Gambar
Tunas apikal tanaman tomat yang telah 2.3). Pada medium seleksi, cefotaxime berperan
ditumbuhkan secara in vitro selama 14 hari untuk mengeliminasi pertumbuhan bakteri
digunakan sebagai eksplan dalam proses Agrobacterium supaya tidak mengalami over-
transformasi menggunakan Agrobacterium growth. Sedangkan mekanisme gen nptII
tumefaciens strain GV3101. Gen yang akan terhadap ketahanan antibiotik yaitu dengan
ditransformasi meliputi full-SPS dan ∆N-SPS mensintesis enzim nptII dan menginaktivasi
yang telah diinsersi pada vektor pRI101-AN. antibiotik melalui proses fosforilasi antibiotik jenis
Metode transformasi yang digunakan sesuai aminoglukosida seperti kanamycin (Breyer et al.
dengan protokol yang telah deskripsi oleh 2014). Setelah dilakukan hingga seleksi ke-5,
Sugiharto (2018). eksplan diaklimatisasi di dalam growth
Transformasi gen full-SPS dan ∆N-SPS chamber selama 4 minggu dan dipindahkan
melalui infeksi Agrobacterium meliputi beberapa ke rumah kaca.
tahapan yang terdapat pada Gambar 2. Setelah Tahap selanjutnya adalah aklimatisasi
proses inkubasi eksplan selama 30 menit dengan menumbuhkan tanaman putatif
dalam kultur Agrobacterium yang mengandung transgenik pada medium tanah di growth-
gen target, tahap ko-kultivasi dilakukan untuk chamber (Gambar 2.4) dan rumah kaca
memberi kesempatan infeksi Agrobacterium (Gambar 2.5 dan 2.6).

Gambar 1. Skema yang mewakili desain konstruk pRI101AN::∆N-SP

132
J Bioteknol Biosains Indones – Vol 6 No 1 Thn 2019

Analisis genomik melalui PCR sentrifugasi dengan kecepatan 12.000 rpm


Metode ekstraksi DNA dari daun tomat pada suhu 4°C, selanjutnya supernatan
mengacu pada metode Dellaporta et al. dipresipitasi dengan penambahan 0,8 kali
(1983) dengan modifikasi minor dan sesuai volum isopropanol dan diinkubasi pada suhu
dengan metode yang dilakukan oleh Apriasti -20°C selama 1 jam. DNA yang terpresipitasi
et al. (2018). DNA genom yang diekstraksi didapatkan dari sentrifugasi 12.000 rpm dan
sebanyak 0.5 gram daun tanaman tomat suhu 4°C setelah inkubasi -20°C selama 1
yang ditumbuhkan di rumah kaca. Daun jam. Pellet DNA dilarutkan dalam 300μL
tomat tersebut digerus dengan penambahan buffer TE dan untuk menghilangkan
nitrogen cair di dalam mortal dan pestel, kontaminan RNA, dilakukan penambahan
selanjutnya dicampur buffer sebanyak 1 mL RNAse dan inkubasi selama 1 jam.
(2 kali volum) yang mengandung 100 mM Selanjutnya DNA dipresipitasi kembali
Tris-HCl (pH 8), 50 mM EDTA, 500 mM NaCl, menggunakan metode presipitasi etanol dan
1% SDS, dan 5 mM 2-mercaptoethanol. pellet DNA yang didapat dilarutkan dalam
Setelah diinkubasi pada suhu 65°C selama 20μL buffer TE.
10 menit, sampel diberi 300μL 5M Potasium Analisis PCR dilakukan untuk
Asetat dan diinkubasi dalam es selama 10 mendeteksi keberadaan gen target pada
menit. Pemisahan antara pellet dan tanaman tomat putatif transgenik. Pada studi
supernatan dilakukan menggunakan ini, analisis PCR yang ditargetkan adalah gen

1 2 3

4 5 6

Gambar 2. Tahap transformasi gen ∆N-SPS pada tanaman tomat: (1) ko-kultivasi; (2) eliminasi; (3) seleksi dengan
medium mengandung Kanamycin; (4) aklimatisasi di growth-chamber; (5-6) aklimatisasi di rumah kaca

133
Transformasi Genetik dan Ekspresi Mutan... Fibriani et al.

Tabel 1. Prosentase hasil efisiensi transformasi gen ∆N-SPS pada tanaman tomat

Tahap transformasi
K S1 S2 S3 S4 S5 A
Jumlah tanaman 298 231 231 217 173 150 15
Prosentase 100% 78% 78% 73% 58% 50% 5%

nptII (neomcyin phosphortransferaseII) dan Ekspresi protein melalui aktifitas enzim


gen SPS (full-length SPS dan ∆N-SPS). Enzim yang digunakan dalam uji
Amplifikasi gen nptII menggunakan sepasang aktifitas enzim didapatkan dari daun
primer nptII forward (F1) 5’-GTC ATC TCA transgenik tomat. Metode ekstraksi mengacu
CCT TGC TCC TGC C-3’ dan reverse (R1) 5’- pada Torres et al. 1989 dengan sedikit
GTC GCT TGG TCG GTC ATT TCC-3’ dan modifikasi (Sawitri et al. 2016; Neliana et al.
reagen PCR Master Mix (Promega, USA), 2019). Daun tomat digerus dengan nitrogen
sedangkan untuk gen SPS menggunakan cair dan dicampur dengan modifikasi buffer
primer promoter Cauliflower mosaic virus ekstraksi sebanyak 3 kali volum [50mM Tris-
(CaMV) 35S pada bagian forward (F2) 5’-GAA HCl (pH 7,5), 150mM NaCl, 1mM MgCl2,
GAC GTT CCA ACC ACG-3’dan primer SPS 1mM EDTA, 2,5mM DTT dan 10% PVPP].
P9 pada bagian reverse (R2) 5’-ACA CGG Ekstrak tersebut selanjutnya disentrifugasi
TAT GCG CAC AAT GTA-3’ dengan reagen dengan kecepatan 14000 rpm pada suhu 4°C
LA Taq DNA polymerase (TAKARA, Japan). selama 15 menit. Bagian supernatan diambil
Reaksi PCR dilakukan menggunakan mesin dan selanjutnya dipakai dalam pengukuran
T100 Thermal Cycler (Bio-Rad, USA) dengan aktifitas enzim SPS.
kondisi suhu pre-denaturation 95°C selama 3 Analisis biokimia dilakukan dengan
menit, selanjutnya proses denaturation 95°C mereaksikan supernatan dari ekstrak daun
selama 30 detik, anelling selama 58°C selama tanaman tomat dengan substrat UDP-G dan
30 detik, extention 72°C selama 1 menit F6P yang diperlakukan dengan penambahan
sebanyak 35 siklus, dan final extention 72°C efektor alosterik G6P. Metode pengujian
selama 1 menit. Visualisasi produk PCR aktifitas SPS telah dideskripsikan pada
selanjutnya dielektroforesis menggunakan 1% penelitian sebelumnya (Huber et al. 1985;
agarose dengan ethidium bromide dan Sawitri et al. 2016; Sawitri et al. 2018b)
didokumentasikan menggunakan Gel dengan menggunakan mixture buffer yang
Documentation System (Major Science, USA). mengandung 50mM MOPS-NaOH (pH 7,5)
dan 20mM MgCl2. Buffer tersebut dicampur
dengan substrat 20mM F6P dan 20mM UDP-
G, selanjutnya direaksikan dengan ekstrak
enzim SPS selama 10 menit. Reaksi
enzimatis dihentikan dengan penambahan
35μL 1M NaOH dan diinkubasi pada suhu
95°C selama 10 menit. Sukrosa yang
terbentuk selanjutnya diwarnai dengan
penambahan 125μL 0.1% Resolcinol dalam
95% Etanol, 375μL 30% HCl, dan diinkubasi
pada suhu 85°C selama 5 menit. Warna yang
terbentuk diukur dengan panjang gelombang
520nm menggunakan microtiter plate reader
SH-1000 (Corona Electric, Japan).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Konstruksi gen ∆N-SPS dan transformasi


Gambar 3. Hasil pemotongan restriksi enzim Pada hasil konstruksi gen ∆N-SPS
Ndel/EcoRI. Marker (M) DNA yang telah didapatkan bahwa vektor pRI101AN
digunakan adalah 1kB DNA Ladder
(New England Biolabs, UK) berukuran 10kB dan insersi gen ∆N-SPS

134
J Bioteknol Biosains Indones – Vol 6 No 1 Thn 2019

berukuran 3 kB dapat terpotong sempurna sampel yang teramplifikasi sebesar 1 kb,


pada sampel hasil kloning setelah 2 jam maka dapat dipastikan bahwa sampel
inkubasi (Gambar 3). Hal ini membuktikan merupakan SPS dimana domain N-
bahwa telah didapatkan klon positif yang terminusnya masih belum hilang (full-SPS)
mengandung gen ∆N-SPS. Selanjutnya dan ditunjukkan pada sampel nomor 1. Oleh
sekuensing DNA dilakukan untuk memeriksa karenanya sampel nomor 1 dijadikan sebagai
apakah urutan basa nukleotida pada klon kontrol pada penelitian ini.
positif tersebut sesuai dengan desain Tiga macam sampel pada penelitian ini
konstruk yang dibuat (data tidak ditampilkan). digunakan sebagai kontrol yaitu sampel
Klon positif tersebut selanjutnya digunakan nomor 1, 2, dan 3 (Gambar 4). Sampel nomor
untuk transformasi genetik sehingga 1 adalah plasmid pRI101AN dengan insersi
menghasilkan tanaman transgenik tomat. full-SPS, sampel nomor 2 adalah plasmid
Pada penelitian ini, efisiensi metode pRI101AN dengan insersi ∆N-SPS, dan
transformasi genetik mulai tahap ko-kultivasi sampel nomor 3 adalah tanaman tomat wild-
(K), seleksi (S) 1 hingga 5, dan aklimatisasi type (non-transgenik) yaitu tanaman yang
(A) tanaman putatif transgenik sebesar 5%. tidak dilakukan transformasi genetik. Hasil
Sesuai dengan referensi yang ada bahwa transformasi gen didapatkan 3 event
prosentase efisiensi transformasi pada tanaman tomat yang positif mengandung
tanaman yang bagus adalah di atas 1% insersi gen ∆N-SPS. Hal ini menunjukkan
(Sugiharto 2018; Apriasti et al. 2018). bahwa ukuran amplifikasi gen menggunakan
Perhitungan hasil transformasi disajikan pada primer F2-R2 adalah 0,5 kb, sedangkan
Tabel 1. Penurunan paling tinggi adalah positif teramplifikasi gen nptII menggunakan
perpindahan pada seleksi 5 (S5) ke tahap primer F1-R1 (Gambar 4). Tiga event
aklimatisasi yaitu terdapat penurunan tanaman tomat positif transgenik tersebut
sebesar 10 kali lipat. Hal ini mungkin adalah event 4.20 (sampel nomor 4), event
disebabkan tanaman membutuhkan 5.5.1 (sampel nomor 5), dan event 5.10
penyesuaian dari medium kultur jaringan ke (sampel nomor 6). Ketiga tanaman transgenik
medium tanah karena tanaman masih dalam ∆N-SPS tersebut selanjutnya dilakukan studi
kondisi tidak stabil. biokimia melalui analisis enzimatik untuk
mengkonfirmasi apakah mutan ∆N-SPS pada
Konfirmasi tanaman putatif transgenik tanaman merupakan enzim yang masih aktif
Untuk membuktikan bahwa tanaman seperti penelitian sebelumnya pada bakteri E.
putatif transgenik telah terinsersi gen target, coli (Sawitri et al. 2016).
analisis genomik menggunakan PCR
digunakan dalam penelitian ini. Hasil Analisis enzimatik tanaman mutan ∆N-SPS
amplifikasi PCR dengan menggunakan Studi biokimia melalui analisis aktifitas
pasangan primer F1-R1 dan F2-R2 enzim pada tanaman positif transgenik ∆N-
menunjukkan bahwa tanaman tomat
merupakan tanaman transgenik ∆N-SPS.
Pada umumnya, nptII sering digunakan
dalam mendeteksi tanaman transgenik (Yang
et al. 2013). Pasangan primer F1-R1
mengamplifikasi DNA dengan ukuran sekitar
0,5 kb pada gen nptII, sedangkan primer F2-
R2 mengamplifikasi DNA dari promoter
CaMV 35S sampai dengan gen insersi SPS.
Pada Gambar 4, hasil amplifikasi PCR yang
menggunakan pasangan primer F2-R2
terdapat 2 macam band yaitu berukuran 1 kb Gambar 4. Hasil analisis PCR genomik DNA: (M)
dan 0,5 kb. Jika produk PCR yang dihasilkan marker 1Kb DNA Ladder (Geneaid,
sebesar 0,5 kb, maka gen yang terinsersi Taiwan); (1) plasmid pRI101AN::full-
sesuai dengan gen target yaitu SPS yang SPS; (2) plasmid pRI101AN::∆N-SPS;
(3) tanaman tomat non-transgenik;
telah kehilangan domain N-terminus (∆N- (4) tanaman tomat transgenik event 4.20;
SPS). Hal ini ditunjukkan sampel nomor 2, 4, (5) tanaman tomat transgenik event
5, dan 6 pada Gambar 4. Sedangkan jika 5.5.1; (6) tomat transgenik event 5.10

135
Transformasi Genetik dan Ekspresi Mutan... Fibriani et al.

SPS perlu dilakukan untuk mengetahui pada penelitian sebelumnya bahwa ketika gen
regulasi SPS di tanaman. Grafik hasil analisis ∆N-SPS diekspresikan pada E. coli, dimana
aktifitas enzim disajikan dalam Gambar 5. SPS yang mengalami pemotongan domain N-
Warna biru menunjukkan aktifitas enzim SPS terminus menunjukkan adanya penghilangan
ketika tidak ditambahkan G6P dan warna sifat alosterik dan tidak terpengaruh oleh G6P
merah menunjukkan aktifitas enzim SPS (Sawitri et al. 2016; Sawitri et al. 2018b).
dengan penambahan G6P. Sesuai dengan Selain itu sesuai dengan referensi
referensi sebelumnya bahwa pada tanaman sebelumnya oleh Sawitri et al. (2016) bahwa
wild-type aktifitas enzim SPS diinduksi oleh aktifitas enzim pada transgenik ∆N-SPS lebih
metabolit G6P (Sawitri et al. 2016; Sawitri et al. tinggi daripada wild-type, meskipun
2018b). peningkatan ekspresinya tidak seperti pada
Hal ini sesuai dengan hasil analisis bakteri E. coli maupun kultur sel eukaryotik
enzimatis pada Gambar 5, yaitu menunjukkan (insect cell). Pada tanaman, ekspresi
adanya regulasi alosterik pada tanaman tomat peningkatan aktifitas ∆N-SPS hanya
yang tidak transgenik (wild-type). Aktifitas mencapai sekitar 2 kali lipat lebih tinggi
enzim pada wild-type dalam kondisi tanpa daripada wild-type pada kondisi tanpa G6P
G6P menunjukkan sukrosa yang terbentuk (Gambar 5).
sekitar 0,28 mM sukrosa/10 menit. Sedangkan Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
dengan pemberian 5 mM G6P, produk N-terminus SPS berpengaruh penting dalam
sukrosa yang terbentuk mengalami regulasi sintesis sukrosa. Domain N-terminus
peningkatan hingga 0,38 mM sukrosa/10 SPS diasumsikan berinteraksi dengan G6P
menit (Gambar 5). Sehingga dapat dan berfungsi sebagai suppressor aktifitas
disimpulkan bahwa aktifitas SPS pada SPS (Sawitri et al. 2016). Tetapi ketika domain
tanaman wild-type dipengaruhi oleh G6P. N-terminus dihilangkan maka SPS akan
Tetapi ekspresi SPS pada tanaman tomat kehilangan interaksi dengan G6P, sehingga
transgenik ∆N-SPS menunjukkan adanya regulasi alosterik menjadi hilang. Tanaman
perbedaan dari tanaman wild-type. Melalui wild-type mengandung full-length SPS asli dari
data yang dihasilkan pada Gambar 5, tomat dimana domain N-terminus masih
tanaman transgenik ∆N-SPS secara dominan terdapat pada SPS. Oleh karenanya, aktifitas
tidak dipengaruhi oleh G6P. Sukrosa yang SPS tanaman wild-type berpengaruh terhadap
terbentuk pada kondisi tidak diberi G6P yaitu G6P. Sedangkan ∆N-SPS pada tanaman
sekitar 5,8 mM sukrosa/10 menit, sedangkan transgenik tomat ekspresinya lebih dominan,
pada kondisi adanya G6P sebesar 5,7 mM maka sesuai prediksi bahwa aktifitasnya lebih
sukrosa/10 menit. Hasil yang sama didapat tinggi dan tidak terpengaruh pada G6P. Hasil
ini membuktikan bahwa mutasi penghilangan
0.7 domain N-terminus masih menghasilkan
G6P- enzim SPS yang aktif pada tanaman. Oleh
0.589 0.574
0.6 G6P+ karenanya, dapat diasumsikan bahwa gen
∆N-SPS berpotensi untuk menjadi target
0.5
dalam pengembangan genom editing.
0.383
0.4
Kesimpulan
0.287
0.3 Melalui studi ini telah didapatkan tiga
positif tanaman transgenik tomat dengan
0.2 transformasi genetik yaitu tanaman
transgenik event 4.20, 5.5.1, dan 5.10.
0.1 Tanaman transgenik telah dikonfirmasi
melalui analisis PCR dan karakterisasi
0
Tanaman Tanaman tanaman transgenik dilakukan dengan
transgenik ∆N-SPS wild type analisis biokimia. Sesuai prediksi, hasil
analisis tersebut menunjukkan bahwa
ekspresi ∆N-SPS pada tanaman transgenik
Gambar 5. Perbandingan aktifitas enzim SPS terhadap tomat merupakan enzim yang sama aktifnya
regulasi G6P antara tanaman transgenik
∆N-SPS dan tanaman wild-type dengan ekspresi ∆N-SPS di E. coli.

136
J Bioteknol Biosains Indones – Vol 6 No 1 Thn 2019

UCAPAN TERIMAKASIH Diricks M, De Bruyn F, Van Daele P, Walmagh


M, Desmet T (2015) Identification of
Penelitian ini didanai oleh hibah sucrose synthase in nonphotosynthetic
penelitian internal Universitas Jember tahun bacteria and characterization of the
2018 dengan skema Kelompok Riset (KeRis) recombinant enzymes. Appl Microbiol
atas nama Widhi Dyah Sawitri. Selain itu, Biotechnol 99(20), 8465–8474. doi:
penelitian ini juga sebagiandidanai dari 10.1007/s00253-015-6548-7
Kementerian Riset, Teknologi, dan Huber SC, Kerr PS, and Rufty TW (1985)
Pendidikan Tinggi dengan skema Penelitian Diurnal changes in sucrose phosphate
Unggulan Strategis Nasional (PUSNAS) synthase activity in leaves. Physiol Plant
Tahun 2018 atas nama Bambang Sugiharto. 64:81-87
Huber SC, Huber JL (1996) Role and
DAFTAR PUSTAKA regulation of sucrose-phosphate
synthase in higher plants. Annu Rev
Apriasti R, Widyaningrum S, Hidayati WN, Plant Physiol Plant Mol Biol 47:431-444.
Sawitri WD, Darsono N, Hase T, doi: 10.1146/annurev.arplant.47.1.431
Sugiharto B (2018) Full sequence of the Lemoine R, Camera SL, Atanassova R,
coat protein gene is required for the Dedaldechamp F, Allario T, Pourtau N,
induction of pathogen-derived Bonnemain JL, Laloi M, Thevenot PC,
resistance against sugarcane mosaic Mauorousset L, Faucher M, Girousse C,
virus in transgenic sugarcane. Mol Biol Lemonnier P, Parrilla J and Durand M
Rep 45(6):2749–2758. doi: (2013) Source-to-sink transport of sugar
10.1007/s11033-018-4326-1 and regulation by environmental factors.
Baskaran S, Roach PJ, DePaoli-Roach, AA, Front Plant Sci 4(272):1-21. doi:
Hurley TD (2010) Structural basis for 10.3389/fpls.2013.00272
glucose-6-phosphate activation of Maloney VJ, Park JY, Unda F, Mansfield SD
glycogen synthase. Proc Natl Acad Sci (2015) Sucrose phosphate synthase
U S A 107(41):17563-17568. doi: and sucrose phosphate phosphatase
10.1073/pnas.1006340107 interact in planta and promote plant
Breyer D, Kepertekh L, Reheul D (2014) growth and biomass accumulation. J
Alternatives to antibiotic resistance Exp Bot 66(14): 4383-4394. doi:
marker genes for in vitro selection of 10.1093/jxb/erv101
genetically modified plants – scientific Neliana IR, Sawitri WD, Ermawati N, Handoyo
developments, current use, operational T, Sugiharto B (2019) Development of
access, and biosafety considerations. allergenicity and toxicity assessment
CRC Crit Rev Plant Sci 33(4):286-330. methods for evaluating transgenic
Doi: 10.1080/07352689.2013.870422 sugarcane overexpressing sucrose-
But SY, Khmelenina VN, Reshetnikov AS, phosphate synthase. Agronomy 9(1):23.
TrotsenkoYA (2013) Bifunctional doi: 10.3390/agronomy9010023
sucrose phosphate Ruan YL (2012) Signaling role of sucrose
synthase/phosphatase is involved in the metabolism in development. Mol Plant
sucrose biosynthesis by Methylobacillus 5(4):763-765. doi: 10.1093/mp/sss046
flagellatus KT. FEMS Microbiol Lett Sawitri WD, Narita H, Ishizaka-Ikeda E,
347(1):43-51. doi: 10.1111/1574- Sugiharto B, Hase T, Nakagawa A
6968.12219 (2016) Purification and characterization
Coleman HD, Beamish L, Reid A, Park JY, of recombinant sugarcane sucrose
Mansfield SD (2010) Altered sucrose phosphate synthase expressed in E. coli
metabolism impacts plant biomass and insect Sf9 cells: An importance of
production and flower development. the N-terminal domain for an allosteric
Transgenic Res 19(2):269-283. doi: regulatory property. J Biochem 159(6):
10.1007/s11248-009-9309-5 599–607. doi: 10.1093/jb/mvw004
Dellaporta SL, Wood J, Hicks JB (1983) A Sawitri WD, Sugiharto B (2018a) Rekayasa
plant DNA minipreparation: Version II. Sucrose Phosphate Synthase untuk
Plant Mol Biol Rep 1:19–21. https Meningkatkan Sukrosa Sebagai Sumber
://doi.org/10.1007/BF027 12670 Karbon dan Energi Bagi Pertumbuhan

137
Transformasi Genetik dan Ekspresi Mutan... Fibriani et al.

Tanaman. In: Wikantika K (ed) Bunga Kurrect J, Sonnewald U, Stitt, Hubber


Rampai ForMIND 2018. ITB Press, SC (1999) Site-directed mutagenesis of
Bandung, Indonesia, pp 165-172. ISBN: serine-158 demonstrated its role in
978-602-0705-19-4 spinach leaf sucrose-phosphate
Sawitri WD, Afidah SN, Nakagawa A, Hase T, synthase modulation. Plant J 17(4):407-
Sugiharto B (2018b). Identification of 413. doi: 10.1046/j.1365-
UDP-glucose binding site in 313X.1999.00389.x
glycosyltransferase domain of sucrose Torres WK, Kerr PS, Huber SC (1987)
phosphate synthase from sugarcane Isolation and characterization of multiple
(Saccharum officinarum) by structure- form of maize leaf sucrose-phosphate
based site-directed mutagenesis. synthase. Physiol Plantarium 70:653-
Biophys Rev 10(2):293–298. doi: 658
10.1007/s12551-017-0360-9 Verma AK, Upadhyay SK, Verma PC,
Seger M, Gebril S, Tabilona J, Peel A, Solomon S, Singh SB (2011) Functional
Sengupta-Gopalan, C (2014) Impact of analysis of sucrose phosphate synthase
concurrent overexpression of cytosolic (SPS) and sucrose synthase (SS) in
glutamine synthetase (GS1) and sugarcane (Saccharum) cultivars. Plant
sucrose phosphate synthase (SPS) on Biol 13(2):325-332. doi: 10.1111/j.1438-
growth and development in transgenic 8677.2010.00379.x
tobacco. Planta 241(1):69-81. doi: Volkert K, Debast S, Voll LM, Schieβl I,
10.1007/ s00425-014-2165-4 Hofmann J, Schneider S, Börnke F
Solis-Guzman MG, Arguello AG, Lopez BJ, (2014) Loss of the two major leaf
Ruiz HLF, Lopez MJE, Sanchez CL, isoforms of sucrose-phosphate
Carreon AY, Martinez TM (2017) synthase in Arabidopsis thaliana limits
Arabidobsis thaliana sucrose phosphate sucrose synthesis and nocturnal starch
synthase (sps) genes are expressed degradation but does not alter carbon
differentially in organ and tissue, and partitioning during photosynthesis. J Exp
their transcription is regulated by Bot 65(18):5217-5229. doi:
osmotic stress. Gene expr patterns 25- 10.1093/jxb/eru282
26:92-101.doi: Wang J, Du J, Mu X, Wang P (2017) Cloning
10.1016/j.gep.2017.06.001 and characterization of the Cerasus
Sugiharto B, Sakakibara H, Sumadi, humilis sucrose phosphate synthase
Sugiyama T (1997). Differential gene (ChSPS1). Plos One 12(10):
expression of two genes for sucrose- e0186650. doi:
phosphate synthase in sugarcane: 10.1371/journal.pone.0186650
Molecular cloning of the cDNAs and Wang D, Zhao J, Hu B, Li J, Qin Y, Chen L,
comparative analysis of gene Qin Y, Hu G (2018) Identification and
expression. Plant Cell Physiol expression profile analysis of the
38(8):961-965. doi: 10.1093/ sucrose phosphate synthase gene
oxfordjournals.pcp.a029258 family in Litchi chinensis Sonn. PeerJ
Sugiharto B (2018) Chapter 8: Biotechnology 6:e4379. doi: 10.7717/peerj.4379
of drought-tolerant sugarcane. In: Yang L, Wang C, Wang L, Xu C, Chen K
Oliveira AD (ed) Sugarcane Technology (2013) An efficient multiplex PCR assay
and Research. IntechOpen, Florida, for early detection of Agrobacterium
USA, pp 139-165. doi: tumifaciens in transgenic plant material.
10.5772/intechopen.69564 Turk J Agric For 37:157-162. doi:
Sun S, Kang XP, Xing XJ, Xu, XY, Cheng J, 10.3906/tar-1009-1265
Zheng SW, Xing GM (2015) Yonekura M, Naohiro A, Hirose T, Onai K,
Agrobacterium-mediated transformation Ishiura M, Okamura M, Ohsugi R, Ohto
of tomato (Lycopersicon esculentum L. C (2013) The promoter activities of
cv. Hezuo 908) with improved efficiency. sucrose phosphate synthase genes in
Biotechnol Biotechnol Equip 29(5):861- rice, OsSPS1 and OsSPS11, are
868 doi: controlled by light and circadian clock,
10.1080/13102818.2015.1056753 but not by sucrose. Front Plant Sci
Toroser D, McMichael Jr R, Krause KP, 4(31):1-8. doi: 10.3389/fpls.2013.00031

138

You might also like