Professional Documents
Culture Documents
Cara mengutip:
Artiningsih, A; Putri, N C; Muktiali, M; Ma’rif, S. 2019. Skema Pembiayaan Pembangunan Infrastruktur Non-Konvensinal
di Kota Semarang. Jurnal Riptek. Vol. 13 (2): 92-100
Instrumen
Instrumen Pelaku Keterangan
Keuangan
Tagihan modal yang ditujukan untuk menutupi atau membiayai
Betterment Levies Pemerintah
biaya modal dari investasi prasarana.
Pembangunan infrastruktur yang dilakukan oleh swasta sebagai
Development Impact
Swasta kompensasi dampak yang ditimbulkan dari adanya pembangunan
Fees
Pendapatan baru.
Kebijaksanaan pertanahan mengenai penataan kembali penguasaan
dan penggunaan tanah serta usaha pengadaan tanah untuk
Land Readjustment Pemerintah dan Swasta kepentingan pembangunan, untuk meningkatkan kualitas lingkungan
dan pemeliharaan sumberdaya alam dengan melibatkan partisipasi
aktif masyarakat.
Sumber pendanaan non APBD untuk menutupi kukurangan kas
Pinjaman Daerah Pemeintah dan swasta daerah dengan kewajiban pengembalian dalam jangka waktu
tertentu
Bentuk pinjaman oleh pemerintah maupun perusahaan daerah
Obligasi Pemerintah
untuk membiayai investasi prasarana.
Pungutan yang dikenakan pada developer dalam rangka
Development
Swasta pembangunan prasarana dalam lingkungan kawasan pembangunan
Exactions
sebagai syarat sebelum pembangunan dimulai.
Hutang
Pembiayaan infrastruktur yang biasanya digunakan untuk
membangun kembali daerah kumuh dengan memberikan sebagian
Excess Condemnation Pemerintah dan Swasta
lahan kepada developer untuk kebutuhan komersial dan sisanya
digunakan untuk membangun prasarana.
Penyediaan infrastruktur sejenis yang dibebankan oleh swasta
sebagai persetujuan pembangunan sarana/prasarana komersial.
Linkage Pemerintah dan Swasta
Contoh: penyediaan rumah sederhana oleh swasta sebagai
kompensasi diberikan izin membangun perumahan mewah
Manajemen aset daerah, seperti inventarisasi lahan, gedung dan
aset tidak produktif untuk digunakan dalam pembangunan
Manajemen Aset Pemerintah
infrastruktur atau dijual/disewakan untuk membiayai pembangunan
infrastruktur.
KPBU- Sebagian Bentuk KPBU dimana terdapat pembagian peran antara pemerintah
Pemerintah dan swasta
Kontruksi dan swasta dalam pembiayaan kontruksi.
Lainnya
Bentuk tindakan sukarela, kedemawanan, atau donasi untuk
Masyarakat, organisasi
Filantropi membantu kepentingan publik tanpa mengharapkan keuntungan
masyarakat, badan usaha
atau imbalan khusus
KPBU lain pada proyek LRT. KPBU terdiri dari diterapkan di Kota Semarang.
empat jenis skema, antara lain KPBU dengan VGF,
KPBU-AP, KPBU sebagian konstruksi dan KPBU Pinjaman daerah dan Obligasi: Pinjaman daerah
sebagai penjamin. Pemilihan dan pengajuan skema diatur dalam Pinjaman daerah diatur dalam PP
KPBU dilihat dari berbagai aspek, khususnya melihat Nomor 30 Tahun 2011 tentang Pinjaman Daerah.
kemampuan fiskal anggaran daerah. Di Kota Pinjaman daerah dapat besumber dari Pemerintah
Semarang Proyek SPAM Semarang Barat Pusat (Pinjaman dalam Negeri maupun Pinjaman
menggunakan skema VGF (Viability Gap Fund) yang Luar Negeri), Pemerintah Daerah lain, Lembaga
didalamnya ada penyertaan modal dari pemerintah, Keuangan Bank, Lembaga Keuangan Bukan Bank,
sehinggga swasta yang terlibat akan lebih efisien serta masyarakat. Pinjaman daerah terdiri dari tiga
melaksanakan proyek dan mendapatkan keuntungan. jenis antara lain pinjaman jangka pendek, pinjaman
PLTSa Jatibarang menggunakan skema KPBU–AP jangka menengah dan pinjaman jangka panjang.
(Availability Payment) yang dalam pelaksanaannya Pinjaman jangka pendek memiliki jangka waktu
pemerintah daerah wajib membayarkan sejumlah pelaksanaan satu tahun. Biasanya pinjaman jangka
pembiayaan tiap tahun kepada swasta yang pendek bertujuan untuk menutup kekuarangan arus
menjalankan proyek infrastruktur. kas. Pinjaman jangka menengah biasanya
dilaksanakan dalam satu tahun anggaran (5 tahun)
CSR dan Filantropi; Kota Semarang telah cukup yang bertujuan untuk membiayai infrastruktur non-
banyak memanfaatkan sumber pembiayaan melalui profit. Sedangakan pinjaman jangka Panjang
mekanisme CSR, seperti pembangunan panggung merupakan pinjaman dalam jangka waktu lebih dari
utama Taman Indonesia Kaya (PT. Djarum satu tahun anggaran yang bertujuan untuk
Foundation), pengadaan bus pariwisata (CIMB Niaga membiayai investasi infrastruktur yang menghasilkan
dan Djarum Foundation), dan pengembangan penerimaan dan memberikan manfaat ekonomi,
destinasi wisata berbasis masyarakat seperti lingkungan dan sosial. Pemerintah Kota Semarang
kampung tematik. Besaran anggaran CSR ini memiliki jejaring kerjasama yang cukup baik untuk
umumnya tidak begitu besar karena tujuan utama menerapkan instrumen pembiayaan ini untuk
kegiatan CSR ialah untuk meningkatkan citra melaksanakan pembangunan infrastruktur.
perusahaan melalui kegiatan sosial yang langsung Pemerintah Kota Semarang memiliki hubungan yang
menyentuh masyarakat. Akan tetapi, kerjasama dan baik dengan PT. SMI (Sarana Multi Infrastruktur)
kolaborasi dengan CSR ini belum diwadahi dengan yang merupakan perusahaan pengawasan dan
maksimal melalui forum CSR. Di Indonesia, contoh penjamin infrastruktur yang saat ini dipercaya oleh
penerapan forum CSR yang telah berjalan berada di Kementerian Keuangan Republik Indonesia untuk
Jakarta, dimana pelaksanaannya di delegasikan mengawasi pelaksanaan KPBU di Indonesia. Apabila
kepada pihak non-pemerintah namun masih dalam pemerintah Kota Semarang ingin menerapkan jenis
pengawasan penuh pemerintah provinsi Jakarta. pembiayaan ini, maka beberapa hal perlu
Kota Semarang sejatinya memiliki potensi dipersiapkan secara matang, mulai dari kesiapan
pengembangan forum CSR, karena Kota Semarang fiskal, dokumen perencanaan dan sebagainya. Jenis
pernah membuat model forum CSR bertema Gerdu infrastruktur yang biasanya menggunakan instrumen
Kempling (Gerakan Terpadu Bidang Kesehatan, pinjaman daerah adalah infrastruktur yang bersifat
Ekonomi, Pendidikan, Infrastruktur dan Ekonomi) fisik dan menghasilkan pendapatan. Contohnya
pada tahun 2011 (Ma’rif, Sugiri, Waskitaningsih, & adalah pembangunan rumah sakit dan jalan tol.
Hayati, 2013). Model forum CSR ini berhasil
menurunkan angka kemiskinan sebesar 4%. Akan Jenis pinjaman daerah lain yakni penerbitan obligasi.
tetapi forum CSR ini tidak lagi berjalan dengan Obligasi merupakan pinjaman daerah jangka
maksimal. Apabila forum ini dihidupkan kembali, menengah maupun jangka panjang yang bersumber
maka dapat membantu Pemerintah Kota Semarang dari masyarakat. Pelaksanaan obligasi berupa
untuk menyediakan infrastruktur yang lebih merata pengeluaran surat utang yang diterbitkan oleh
dengan pembiayaan yang lebih efisien. pemerintah daerah dan tidak dijamin oleh
pemerintah pusat. Terdapat tiga jenis obligasi
Kerjasama pemerintah daerah Kota Semarang dapat antara lain 1) general obligation bonds (obligasi
diwujudkan dalam model instrumen pembiayaan umum) yaitu obligasi yang dijamin oleh penerimaan
lainnya. Beberapa instrumen pembiayaan non- pajak dan penerimaan umum lainnya; 2) revenue
konvensional sudah pernah diterapkan di Kota-Kota bond (obligasi pendapatan) yaitu obligasi yang
Besar di Indonesia, seperti Jakarta, Surabaya maupun dijamin oleh satu jenis penerimaan bukan pajak; dan
Medan. Berikut ini beberapa instrumen atau 3) double barrel bonds yang merupakan kombinasi
mekanisme pembiayaan infrastruktur yang dapat dari obligasi umum dan obligasi pendapatan.
Development Impact Fees (DIF); DIF belum pernah dilaksanakan dalam beberapa proyek
pernah diterapkan di Kota Semarang, akan tetapi infrastruktur, seperti pembangunan jalan tol
sudah pernah diterapkan di Kota Jakarta. Patimban, oleh JICA dan Bina Marga, serta proyek
Pelaksanaan DIF di Jakarta terbilang fenomenal dan pertambangan di Papua yang melibatkan BUMD
sukses, karena pembangunan dengan instrumen ini dengan Inalum.
tidak menggunakan anggaran APBD melainkan
sepenuhnya menggunakan dana non-pemerintah. Linkage; dapat diterapkan pada proyek
Proyek infrastruktur dengan metode ini ialah infrastruktur dengan nilai investasi sedang hingga
pembangunan jalan simpang susun semanggi. tinggi. Pada prinsipnya penerapan linkage adalah
Pembangunan ini dibangun atas kesepakatan dengan sebuah syarat perizinan proyek
kompensasi antara Pemerintah Provinsi Jakarta pembangunan dengan menyertakan infrastruktur
dengan PT Mitra Panca Persada sebagai izin sejenis yang bersifat publik dan menguntungkan
memperluas KLB. Mekanisme ini dapat digunakan secara ekonomi. Salah satu penerapan linkage
oleh pemerintah Kota Semarang untuk menertibkan diantaranya adalah pengembangan hunian seimbang
tata ruang sekaligus memberikan prasyarat dimana pengembang diwajibkan menyediakan
pembangunan dengan kesepakatan tertentu. perumahan sederhana dan menengah dalam sebuah
kawasan permukiman mewah.
Manajemen Aset; instrumen pembiayaan
manajemen aset sudah dikenal oleh pemerintah Adapun beberapa skema lainnya yang dapat
daerah maupun pusat sebagai bentuk efisiensi dan diterapkan pemerintah untuk menyediakan
optimalisasi aset agar menghasilkan nilai tambah infrastruktur, seperti betterment levies, development
berupa pendapatan daerah. Hasil pendapatan yang exaction, Excess Condemnation dan sebagainya. Akan
dihasilkan dari manajemen aset ini dapat digunakan tetapi, skema tersebut belum pernah dilaksanakan di
untuk melakukan pembangunan, perbaikan maupun Indonesia sehingga belum ada regulasi yang dapat
operasional infrastruktur yang relatif rendah. menjadi dasar penerapan skema ini. Apabila
Manjemen aset diatur dalam PP No. 27 Tahun 2014 pemerintah ingin menerapkan skema ini, maka perlu
tentang Pengelolaan Barang Milik Negara / Daerah. mempertimbangkan kondisi sosial, ekonomi dan
Bentuk manajemen aset dapat berbentuk sewa, politik didaerah yang dikembangkan.
pinjam pakai, kerjasama pemanfaatan, bangun guna
serah maupun penyediaan infrastruktur. Dari pertimbangan dan penjabaran diatas, strategi
pembiayaan infrastruktur non-pemerintah yang
PINA; PINA merupakan akronim dari Pembiayaan disesuaikan dengan pendekatan kelayakan finansial
Investasi Non-Anggaran Pemerintah yang bertujuan dan ekonomi oleh Kementerian Keuangan dapat
untuk menoptimalkan ketergantungan belanja dilihat paada Gambar 2.
anggaran belanja pemerintah pusat maupun daerah
sehingga swasta, BUMN dapat ikut serta dalam Gambar 2. Strategi Penyediaan Infrastruktur
pembangunan infrastruktur tanpa bantuan modal
dari pemerintah (PT SMI, 2017). Awalnya PINA
merupakan pengembangan dari skema PMN
(Penyertaan Modal Pemerintah) akan tetapi jika
pembangunan infrastruktur bergantung dengan
skema tersebut, maka akan menyulitkan pemerintah
dalam sisi anggaran. Pelaksanaan proyek
infrastruktur dengan skema ini sudah dilaksanakan
diberbagai lokasi di Indonesia. Hanya saja, kriteria
infrastruktur yang dibangun merupakan proyek
infrastruktur yang dapat menghasilkan pendapatan
dan keuntungan yang tinggi. Contohnya adalah
pembangunan jalan tol, pembangkit listrik, Berdasarkan kriteria penyediaan infrastruktur di
penyediaan air minum dan sebagainya. atas, disusun skema pembiayaan infrastruktur non-
pemerintah disesuaikan dengan besaran investasi
Join Venture; Join venture biasanya diterapkan pada yang harus dikeluarkan untuk pembiayaan
proyek dengan nilai investasi serta memiliki nilai infrastruktur (lihat Tabel 3).
manfaat finansial yang tinggi, karena pada dasarnya
skema join venture ini melibatkan banyak Sebagian besar instrumen pembiayaan dapat
perusahaan swasta. Di Indonesia, join venture diterapkan pada proyek infrastruktur dengan biaya
Besaran Investasi
Tinggi (≥100 Milyar) Sedang (20–100 Milyar) Rendah (0-20 Milyar)
Tidak Layak Ekonomi APBD/APBN APBD/APBN APBD/APBN
Layak Secara Ekonomi APBD/APBN APBD/APBN
APBD/APBN
namun Tidak Layak Secara Betterment Levies CSR
CSR
Finansial CSR Filantropi
Layak Secara Ekonomi
namun Kurang Layak Secara Pinjaman Daerah Manajemen Aset Manajemen Aset
Finansial
KPBU-AP Development Impact Fees
Layak Secara Ekonomi dan
KPBU-ESCO Development Exaction
Finansial Marjinal (dengan • Konsolidasi lahan
Pinjaman Daerah Linkage
Kapasitas Fiskal yang • Development Exaction
Development Impact Fees Excess Condemnation
Terbatas)
Linkage Konsolidasi Lahan
Layak Secara Ekonomi dan
KPBU-VGF
Finansial Marjinal (dengan
Pinjaman Daerah
Kapasitas Fiskal yang Cukup
Obligasi
Tinggi)
KPBU Reguler
KPBU Penjaminan
Layak Secara Ekonomi dan
KPBU Sebagian Konstruksi Join Venture
Layak Secara Finansial
Join Venture
PINA
Tipologi ini dapat dipertimbangkan kembali dengan Untuk menghadapi kurangnya ketersediaan anggaran
konteks infrastruktur yang hendak dibangun serta tersebut, pemerintah dapat memanfaatkan skema
risiko di tiap instrumen. Seperti contohnya pembiayaan non-pemerintah sebagai alternatif
penerapan CSR untuk menyediakan infrastruktur. pembiayaan infrastruktur. Skema Tipologi
Meskipun secara garis besar CSR memiliki nilai Pembiayaan infrastruktur dibuat berdasarkan
investasi yang kecil, namun dapat di katagorikan kriteria kelayakan finansial dan ekonomi, serta nilai
kedalam instrumen pembiayaan dengan nilai besaran investasi di Kota Semarang. Kota Semarang
investasi yang besar. Hal itu dapat dilakukan dengan mempunyai kesempatan untuk menyediakan
menguatkan hubungan antara perusahaan melalui infrastruktur non–pemerintah dengan CSR,
forum CSR, sehingga proyek yang bernilai tinggi Filantropi dan betterment levies dengan tipologi
dapat dilakukan dengan mekanisme CSR dari pembiayaan investasi yang rendah. Pada kategori
beberapa perusahaan yang terlibat. pembiayaan menengah, instrumen Manajemen Aset,
DIF (Development Impact Fee), Development Exaction,
Contoh lain adalah penyediaan infrastruktur melalui Excess Condemnation, Linkage bisa diterapkan.
Peluang lainnya adalah melalui mekanisme pinjaman, N. (2013). Kajian Kebijakan Corporate Social
obligasi, KPBU, PINA dan Join Venture pada proyek Responsibility (CSR) di Kota Semarang.
infrastruktur dengan nilai investasi yang tinggi. Riptek, 7(2), 11–36.
Sebagai tindak lanjut Pemerintah Kota Semarang Sarana Multi Infrastruktur (2018). Panduan Inisiasi
perlu mengkaji risiko–risiko tiap instrumen sesuai Pinjaman Daerah PT. SMI
dengan kondisi sosial, ekonomi dan politik di Kota PT.SMI. 2016. SMI Beri Pinjaman Rp 231 Miliar
Semarang. untuk Pengembangan RSUD Konawe. Diakses
dalam https://www.ptsmi.co.id/id/berita/smi-
DAFTAR PUSTAKA beri-pinjaman-rp-231-miliar-untuk-
Chen, C., & Bartle, J. (2017). Infrastructure pengembangan-rsud-konawe/
financing: A guide for local government Public Private Partnerships Book Bappenas Tahun
managers. ICMA Policy Issue White Paper, 1–35. 2018.
Retrieved from https://icma.org/documents/ Tribun Jateng. 2018. Hendi Luncurkan Bus Wisata
infrastructure-financing-guide-local- Tingkat Si Kuncung, Masyarakat Bisa
government-managers. Menaikinya Gratis!, diakses dalam https://
Handayani, W., Fisher, M. R., Rudiarto, I., Sih jateng.tribunnews.com/2019/02/18/hendi-
Setyono, J., & Foley, D. (2019). luncurkan-bus-wisata-tingkat-si-kuncung-
Operationalizing resilience: A content analysis masyarakat-bisa-menaikinya-gratis?page=2.
of flood disaster planning in two coastal cities UNDP (2016). Sustainable Development Goals.
in Central Java, Indonesia. International Journal Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang
of Disaster Risk Reduction, 35, 101073. https:// Pemerintah Daerah.
doi.org/10.1016/j.ijdrr.2019.101073. Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang
Hirawan, S. B. (1995). Pembiayaan Pembangunan Sistem Pendidikan Nasional.
Perkotaan melalui Pemanfaatan Instrumen Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Keuangan.pdf. Jurnal PWK. Kesehatan.
Ma’rif, S., Sugiri, A., Waskitaningsih, N., & Hayati, R.