Professional Documents
Culture Documents
EduMatSains
Jurnal Pendidikan, Matematika dan Sains
http://ejournal.uki.ac.id/index.php/edumatsains
ABSTRACT
Inflammation is protective response of vascular tissue to various harmful stimuli that characterized by pain,
redness, and swelling. Empirically, stem bark of Ceiba pentandra has various chemical compounds that
nutritious for health and have potential to be used as anti-inflammatory. This research will provide information
the benefit of C. pentandra stem bark especially as anti-inflammatory agents and it’s correlation with the
compounds. Maceration method with 70% ethanol was used in extraction and the yield was 75,54%. In
phytochemical test, it was identified in crude extract contained flavonoids, tannins, saponins, steroids, β-
sitosterol, 1,2-benzendiol, quinic acid, and octadec-9-enoic acid. On extract and ointment products C.
pentandra has antioxidants activity with IC50 value of extract was 52,64 ppm and IC50 value of ointment
products was 117,64 ppm. This research is included RAL experimental which was carried out on male mice
that divided into 5 groups: negative control (ointment base), positive control (Betametasone valerate 0,1%),
and 50%, 75%, 100% of C. pentandra ointment. The ointment was applied after the mice were induced by
carrageenan, measured with the parameter of skinfold thickness of mice’s back every hour for 6 hours of
observation. The result showed C. pentandra stem bark ointments has anti-inflammatory effect which %PI
value in the 50%, 75%, 100% were respectively 10,85%; 18,99%; 30,84%.
*Correspondence Address
E-mail: setyawidiastutih@gmail.com
S. W. Harianto, A. Prasetyaningsih, V. C. Prakasita/ Edumatsains 6 (1) (2021) 47-60
48
S. W. Harianto, A. Prasetyaningsih, V. C. Prakasita/ Edumatsains 6 (1) (2021) 47-60
terhadap edema kulit punggung mencit. wagner, dan larutan C diberi aquades 3 tetes
Selain itu, pada penelitian ini juga akan sebagai kontrol negatif. Hasil positif
memberikan informasi mengenai korelasi ditunjukkan dengan terbentuknya endapan
senyawa dalam ekstrak kulit batang C. berwarna jingga, coklat, dan putih pada
pentandra dengan efek anti-inflamasi. sampel uji. Uji tanin dengan cara menimbang
0,05 g ekstrak ditambahkan 10 ml air panas
METODE PENELITIAN dan didihkan selama 5 menit. Larutan
Pembuatan Ekstrak disaring dengan kertas saring dan filtrat
Serbuk simplisia C. pentandra sebanyak 5 ml dimasukkan dalam tabung
sebanyak 300 gr dimasukkan ke dalam toples reaksi baru, lalu ditambahkan 0,1 g FeCl3.
bermulut lebar dan direndam dalam etanol Hasil positif ditunjukkan dengan perubahan
70% dengan perbandingan simplisia : etanol warna larutan uji menjadi biru kehitaman
(1:7) selama 1x24 jam dan setiap 12 jam atau hijau kehitaman. Uji flavonoid dengan
sekali diaduk, lalu ditutup rapat. Proses cara 0,5 g ekstrak dilarutkan dalam 5 ml
penggantian larutan dilakukan sebanyak 3 etanol 70% dan diambil larutan uji sebanyak
kali dan setelah masa maserasi berakhir 2 ml, lalu ditambahkan 0,1 g Mg dan 10 tetes
maka diambil maseratnya dengan melakukan HCl pekat, gojog perlahan. Hasil positif
penyaringan menggunakan kertas saring ditunjukkan dengan perubahan warna larutan
Whatmann. Maserat dipekatkan uji menjadi merah atau jingga. Uji saponin
menggunakan rotary evaporator pada dengan cara 0,5 g ekstrak ditambahkan 10 ml
kecepatan 30 rpm dengan suhu 30 oC hingga air panas, dinginkan dan ditambahkan 1 tetes
pelarut menguap dan diperoleh ekstrak HCl 2N lalu digojog kuat. Hasil positif
kental, kemudian dihitung persentase ditunjukkan dengan terbentuknya busa
rendemen yang diperoleh. setinggi ±1 cm. Uji steroid dilakukan dengan
Identifikai Senyawa Kimia dengan 0,3 g ekstrak dilarutkan dalam 15 ml etanol
Metode Reagen 70%, diambil 5 ml larutan dan ditambahkan
Identifikasi alkaloid dengan cara 0,3 g asam asetat anhidrat dan H2SO4 pekat
ekstrak ditambahkan 5 ml HCl 2N, masing-masing 3 tetes dan 1 tetes, dikocok
dipanaskan selama 2-3 menit lalu ditunggu perlahan. Hasil positif ditandai dengan
hingga dingin. NaCl 0,3 g ditambahkan dan perubahan warna pada larutan uji menjadi
diaduk, lalu disaring dan ditambahkan 5 ml biru hijau atau kuning muda.
HCl 2N. Larutan dibagi ke dalam 3 tabung
reaksi A, B, dan C. Larutan A diberi 3 tetes
reagen mayer, larutan B diberi 3 tetes reagen
49
S. W. Harianto, A. Prasetyaningsih, V. C. Prakasita/ Edumatsains 6 (1) (2021) 47-60
50
S. W. Harianto, A. Prasetyaningsih, V. C. Prakasita/ Edumatsains 6 (1) (2021) 47-60
dimasukkan ke dalam mortar dan randu dan digerus kembali hingga terbentuk
ditambahkan adeps lanae kemudian digerus massa semi-solid. Keluarkan produk salep
perlahan. Ditambahkan propil paraben lalu dan dimasukkan ke dalam wadah
dihomogenkan, tambahkan sedikit demi penyimpanan.
sedikit ekstrak etanol kulit batang kapuk
51
S. W. Harianto, A. Prasetyaningsih, V. C. Prakasita/ Edumatsains 6 (1) (2021) 47-60
= Area di bawah kurva mulai jam maka dilanjutkan dengan prosedur uji
ke-0 hingga jam ke-6 pengamatan analisis non-parametrik menggunakan uji
(cm.jam) Kruskal Wallis untuk mengetahui perbedaan
= Besarnya tebal edema pada jam ke-n aktivitas efek anti-inflamasi antar kelompok
= Besarnya tebal edema pada jam ke-(n- Whitney untuk mengetahui adanya perbedaan
bermakna atau signifikan (p<0,05) atau tidak
1) (cm)
bermakna (tidak signifikan) (p>0,05).
= Jam ke-n (jam)
= Jam ke-(n-1) (jam) HASIL DAN PEMBAHASAN
Karakteristik Ekstrak Etanol 70% Kulit
Untuk mengetahui persentase
Batang C. pentandra
penghambatan inflamasi, digunakan rumus
Ekstraksi serbuk simplisia kulit batang
sebagai berikut:
kapuk randu 300 g menghasilkan ekstrak cair
sebanyak 226,81 g dan rendemen sebesar
75,54%. Rendemen ekstrak yang diperoleh
Keterangan:
cenderung tinggi, hal ini dikarenakan ukuran
= rata-rata kelompok
partikel ekstrak yang kecil. Hal ini didukung
kontrol
dengan pernyataan menurut Antari dkk
negatif (cm.jam)
(2015) bahwa semakin kecil ukuran partikel,
= setiap mencit pada
maka persentase rendemen meningkat.
kelompok yang diberikan
Ukuran partikel serbuk simplisia yang kecil
perlakuan konsentrasi sebesar n
ini mengakibatkan semakin luas pula bidang
(cm.jam)
kontak antara bahan dengan pelarut hingga
(Ikawati dkk, 2007).
sampai pada batas senyawa yang diekstrak
Analisis Statistik
telah habis sehingga senyawa yang berhasil
Hasil data yang diperoleh diuji analisis
ditarik oleh pelarut jauh lebih banyak.
dengan Saphiro-Wilk guna mengetahui
Berdasarkan metode reagen, pada
distribusi data normal atau tidak sebagai
ekstrak kulit batang C. pentandra
persyaratan analisis parametrik. Melalui
teridentifikasi senyawa kimia seperti pada
Saphiro-Wilk data tidak terdistribusi normal,
tabel 3.
52
S. W. Harianto, A. Prasetyaningsih, V. C. Prakasita/ Edumatsains 6 (1) (2021) 47-60
Pada identifikasi senyawa kimia dengan pemisahan senyawa yang baik dan zat warna
kromatografi lapis tipis (KLT) memberikan visualisasi yang bagus. Pada Tabel 3
hasil yang paling baik dengan perbandingan menunjukkan kandungan senyawa kimia
n-heksan:etil asetat = 6:4 yang dapat pada ekstrak kulit batang C. pentandra
dicermati pada Gambar 1. Perbandingan melalui identifikasi menggunakan KLT.
eluen terbaik ini didasarkan pada hasil
Nilai peak area yang paling besar tersebut terkandung ini berdasarkan database Willey
artinya senyawa kimia yang teridentifikasi v7.0 yang memberikan indeks kemiripan atau
yaitu 1,2-Benzendiol memiliki jumlah jauh Similarity Index (SI) pada senyawa 1,2-
lebih banyak dibandingkan pada senyawa Benzendiol, asam kuinat, dan Octadec-9-
kimia yang teridentifikasi dalam peak Enoic Acid secara berturut-turut 97, 94, dan
lainnya. Menurut Rastuti dan Purwati (2010), 83.
senyawa 1,2-Benzendiol tergolong dalam Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol
senyawa fenol yang memiliki kemampuan 70% Kulit Batang C. pentandra
sebagai antioksidan. Senyawa kedua yang Pada uji antioksidan digunakan ekstrak
teridentifikasi yaitu Quinic Acid atau disebut kasar dengan konsentrasi bertingkat 25%,
juga dengan asam kuinat. Menurut Richelle 50%, 75%, dan 100% untuk mengetahui
(2001), asam kuinat merupakan komponen kemampuan antioksidan yang paling optimal
polifenol yang memiliki kemampuan guna menentukan 3 konsentrasi bertingkat
antioksidan. Senyawa ketiga yang utama yang nantinya akan digunakan pada
teridentifikasi dengan jumlah yang paling produk salep. Pada Tabel 4 dan Tabel 5
kecil adalah Octadec-9-Enoic Acid. Menurut masing-masing menunjukkan data saat
Rahmaningsih dan Andriani (2017), senyawa pengukuran absorbansi pada ekstrak uji
ini memiliki aktivitas antimikroba dan (konsentrasi 50%, 75%, dan 100%) dan
antivirus khususnya terhadap virus influenza. larutan standar kuersetin (2 ppm, 4 ppm, 6
Penentuan dugaan senyawa kimia yang ppm, dan 8 ppm).
54
S. W. Harianto, A. Prasetyaningsih, V. C. Prakasita/ Edumatsains 6 (1) (2021) 47-60
55
S. W. Harianto, A. Prasetyaningsih, V. C. Prakasita/ Edumatsains 6 (1) (2021) 47-60
Berdasarkan uji antioksidan baik pada pentandra pada konsentrasi 100% yang
kontrol negatif, kontrol positif, dan produk bahkan lebih besar dibandingkan aktivitas
salep C. pentandra diperoleh informasi antioksidan pada kontrol positif berupa salep
bahwa salep kontrol negatif yang hanya anti-inflamasi komersial Betametasone
terdiri dari basis salep tidak memiliki valerate 0,1%. Persamaan regresi linear y =
aktivitas antioksidan, sedangkan pada 0,6493x – 26,387, R2 = 0,9219 yang
kontrol positif dan produk salep C. diperoleh maka didapatkan nilai IC50 sebesar
pentandra dalam berbagai konsentrasi 117,64 ppm (101-250 ppm) yang tergolong
memiliki aktivitas antioksidan. Dalam hasil dalam kemampuan antioksidan sedang. Jika
penelitian, semakin tingginya konsentrasi dibandingkan dengan kemampuan
ekstrak pada sediaan salep maka akan antioksidan pada ekstrak ternyata dalam
diperoleh aktivitas antioksidan yang semakin sediaan salep kemampuan antioksidannya
meningkat pula. Aktivitas antioksidan menurun. Hal ini disebabkan oleh kandungan
terbesar ditunjukkan pada produk salep C. ekstrak pada sediaan salep yang jauh lebih
56
S. W. Harianto, A. Prasetyaningsih, V. C. Prakasita/ Edumatsains 6 (1) (2021) 47-60
Gambar 3. Grafik rerata selisih tebal lipat kulit punggung mencit tiap kelompok terhadap
waktu.
Kontrol positif menunjukkan aktivitas anti- mengandung senyawa aktif. Sedangkan pada
inflamasi dengan penurunan tebal kulit kelompok salep C. pentandra baik pada
punggung mencit sebesar 50%. Hal ini konsentrasi 50%, 75%, dan 100%
disebabkan oleh adanya kandungan kimia menunjukkan aktivitas anti-inflamasi dengan
betametason yang terbukti memiliki khasiat adanya penurunan tebal lipat kulit mencit
sebagai agen anti-inflamasi. Sementara itu, masing-masing sebesar 38,3%; 45%; 63,3%.
pada kontrol negatif mengalami penurunan Salep C. pentandra pada konsentrasi 100%
tebal kulit punggung sebesar 23,3% yang menunjukkan aktivitas anti-inflamasi paling
membuktikan bahwa basis salep tidak tinggi dibandingkan dengan semua
memiliki kemampuan sebagai anti-inflamasi konsentrasi dan kontrol negatif bahkan
sebab basis salep yang digunakan tidak kontrol positif juga.
57
S. W. Harianto, A. Prasetyaningsih, V. C. Prakasita/ Edumatsains 6 (1) (2021) 47-60
Tabel 7. Rerata Area Under Curve (AUC) total dan nilai persentase penghambatan inflamasi
(%PI) setiap kelompok perlakuan.
Kelompok Rata-rata AUC total ± SE (cm.jam) Rata-rata %PI ± SE
I 3,08 ± 0,0435 -0,004 ± 1,41
II 2,47 ± 0,067 19,79 ± 2,19
III 2,745 ± 0,0255 10,87 ± 0,83
IV 2,495 ± 0,079 18,99 ± 2,57
V 2,13 ± 0,242 30,84 ± 0,78
Keterangan:
Kelompok I : Kontrol Negatif (Basis salep)
Kelompok II : Kontrol Positif (Betametasone valerate 0,1%)
Kelompok III : Konsentrasi 50%
Kelompok IV : Konsentrasi 75%
Kelompok V : Konsentrasi 100%
salep dalam berbagai konsentrasi bertingkat
Nilai AUC (Area Under Curve) merupakan
juga memberikan penurunan rerata AUC
data kuantitatif penelitian berdasarkan kurva
yang bersamaan dengan meningkatnya
rerata tebal edema terhadap jangka waktu
konsentrasi ekstrak C. pentandra. Hal
dan persentase efek anti-inflamasi. Pada
tersebut membuktikan bahwa semakin tinggi
Tabel 7 memberikan informasi bahwa nilai
konsentrasi ekstrak maka semakin baik
rerata AUC kelompok kontrol negatif hasil
kemampuan anti-inflamasi yang diperoleh.
olesan basis salep pada edema punggung
mencit menunjukkan nilai 3,08 ± 0,0435 Korelasi Kandungan Senyawa Ekstrak
cm.jam. Nilai AUC kontrol negatif jauh Kulit Batang C. pentandra dengan Efek
lebih tinggi apabila dibandingkan dengan Anti-inflamasi
kontrol positif berupa Betametasone valerate Korelasi antara kemampuan
0,1% dan kelompok salep C. pentandra antioksidan dengan kemampuan anti-
dalam konsentrasi 50%, 75%, dan 100%. Hal inflamasi sebab berdasarkan hasil uji
ini membuktikan bahwa basis salep tidak antioksidan pada salep dan uji in vivo dapat
memberikan efek anti-inflamasi bermakna. dikatakan bahwa semakin meningkatnya
Pada kelompok kontrol positif terdapat konsentrasi maka aktivitas antioksidan
penurunan edema atau ketebalan lipat kulit semakin meningkat, serta aktivitas anti-
punggung mencit secara signifikan inflamasi juga semakin tinggi. Senyawa yang
dibandingkan dengan kontrol negatif. Hal berperan sebagai antioksidan ini didominasi
tersebut membuktikan bahwa salep oleh senyawa fenolik dan polifenolik.
Betametasone valerate 0,1% memiliki efek Senyawa fenolik maupun polifenolik yang
sebagai agen anti-inflamasi. Pada kelompok terkandung dalam ekstrak kulit batang kapuk
58
S. W. Harianto, A. Prasetyaningsih, V. C. Prakasita/ Edumatsains 6 (1) (2021) 47-60
randu, antara lain: flavonoid, tanin, saponin, konsentrasi 50%, 75%, dan 100% secara
steroid, 1,2-benzendiol, dan asam kuinat. berturut-turut adalah 10,87%; 18,99%;
Mekanisme senyawa antioksidan terhadap 30.84%.
aktivitas anti-inflamasi yaitu dengan cara
DAFTAR PUSTAKA
menghambat proses pelepasan mediator
Aberoumand, A., & Deokule, S. S. (2008).
kimia seperti serotonin dan histamin yang
Comparison of Phenolic Compounds
merupakan mediator pro-inflamasi ke tempat
of Some Edible Plant of Iran and India.
terjadinya radang. Selain itu, senyawa
Pakistan J of Nutr 7, 582-585.
antioksidan juga bekerja pada mediator
Antari, N. M. R. O., Wartini, N. M., &
utama yang berasal dari sintesis
Mulyani, Sri. (2015). Pengaruh
prostaglandin melalui penghambatan kinerja
Ukuran Partikel dan Lama Ekstraksi
enzim siklooksigenase 2 (COX-2) sehingga
Terhadap Karakteristik Ekstrak
tidak akan terjadi perubahan senyawa asam
Warna Alami Buah Pandan
arakidonat menjadi prostaglandin. Menurut
(Pandanus tectoris). Jurnal Rekayasa
Marbun & Restuati (2015), senyawa
dan Manajemen Agroindustri Vol.3
prostaglandin ini berperan dalam proses anti-
No.4, 30-40.
inflamasi yang ditandai dengan munculnya
Asare, P., & Oseni, L. A. (2012).
rasa sakit, demam, dan pembengkakan. Oleh
Comparative Evaluation of Ceiba
karena itu, karena pembentukan senyawa
pentandra Ethanolic Leaf Extract,
prostaglandin terhambat maka efek inflamasi
Stem Bark Extract, and The
tidak terjadi.
Combination Thereof for In Vitro
KESIMPULAN Bacterial Growth Inhibition. Journal
Salep ekstrak kulit batang C. of Nature Science Research Vol.2
pentandra memiliki aktivitas anti-inflamasi No.5, 44-55.
sehingga dapat mengurangi efek inflamasi Kusnadi, & Devi, E. T. (2017). Isolasi dan
(pembengkakan) yang muncul pada Identifikasi Senyawa Flavanoid pada
punggung mencit yang terinduksi karagenan. Ekstrak Daun Seledri (Apium
Konsentrasi optimal ekstrak kulit C. graveolens L.) dengan Metode
pentandra pada sediaan salep adalah 100% Refluks. Pancasakti Science
sebab memiliki aktivitas anti-inflamasi dan Education Jurnal, 56-67.
nilai %PI tertinggi. Persentase nilai Lelo, A. (2005). NSAID: Friend or Foe.
penghambatan inflamasi (%PI) oleh salep Journal of the Indonesia Dental
ekstrak kulit batang C. pentandra Association.
59
S. W. Harianto, A. Prasetyaningsih, V. C. Prakasita/ Edumatsains 6 (1) (2021) 47-60
Ikawati, Z., Supardjan, A. M., & Asmara, L. Widya Kesehatan dan Lingkungan,
S. (2007). Pengaruh Senyawa 53-60.
Heksagamavunon-1 (HGV-1) Rahmaningsih, S., & Andriani, R. (2017).
Terhadap Inflamasi Akut Akibat Aktivitas Biologis Ekstrak Daun
Reaksi Analfilaksis Kutaneus Aktif Majapahit (Crescentia cujete) dan
pada Tikus Wistar Jantan Terinduksi Potensinya sebagai Antibakteri
Ovalbumin. Yogyakarta: Fakultas Vibrio Harveyi secara Insilico.
Farmasi Universitas Gadjah Mada. Proseding Seminar Nasional Unirow
Itou, R. D. G. E., Sanogo, R., Ossibi, A. W. Tuban.
E., Ntandou, F. G. N., Ondelé, R., Rastuti, U., & Purwati. (2010). Uji Aktivitas
Pénemé, B. M., Andissa, N. O., Antioksidan Hasil Degradasi Lignin
Diallo, D., Ouamba, J. M., & Abena, dari Serbuk Gergaji Kayu Kalba
A. A. (2014). Anti-Inflammatory and (Albizia falcataria) dengan Metode
Analgesic Effects of Aqueous Extract TBA (Thio Barbituric Acid). Seminar
of Stem Bark of Ceiba pentandra Nasional Kimia dan Pendidikan
Gaetrn. Pharmacology & Pharmacy Kimia Undip Semarang, 98-104.
5, 1113-1118. Richelle, M., Tavazzi, I., & Offord, E.
Mueller, M., Hobiger, S., & Jungbaurer, A. (2001). Comparison of Antioxidant
(2010). Anti-inflammatory Activity Activity of Commonly Consumed
of Extracts From Fruits, Herbs, and Polyphenolic Beverages (Coffee,
Spices. J Food Chemistry 122(4): Cocoa, and Tea) Prepared Per Cup
987-996. Serving. Journal of Agriculture Food
Necas, J., & Bartosikova, L. (2013). Chemistry, 49(7): 3438-3442.
Carrageenan: a review, Faculty of Sopianti, D. S., & Sary, D. W. (2018).
Medicine. Veteranarni Medicina Skrining Fitokimia dan Profil KLT
58(4), 187-205. Metabolit Sekunder dari Daun Ruku-
Nuraini, F. (2002). Isolasi dan Identifikasi Ruku (Ocimum tenuflorum L.) dan
Tanin dari Daun Gamal (Gliricidia Daun Kemangi (Ocimum sanctum
Sepium (Jackquin) Kunth Ex Walp.). L.). Scientia Jurnal Farmasi dan
Malang: Universitas Brawijaya. Kesehatan, 44-52.
Pratiwi, R. H. (2014). Potensi Kapuk Randu
(Ceiba pentandra Gaetrn) dalam
Penyediaan Obat Herbal. E-Journal
60