Professional Documents
Culture Documents
Pengaruh Lingkungan Dan Kapasitas Manaje E68e8232
Pengaruh Lingkungan Dan Kapasitas Manaje E68e8232
Oleh :
Dosen Fak. Ekonomi Universitas Kadiri Dosen Fak. Teknik Universitas Kadiri
Kediri-Jawa Timur Kediri-Jawa Timur
lely_ny@yahoo.co.id anakomari63@gmail.com
Abstract
This research talks about the environment of craftsmen, Managerial Capacity and
Funding Decision for Small Scale Enterprises in East Java. The population of the study
was 3,711 craftsmen in East Java. Using Slovin formula with a tolerance of 5%, the sample
size was 392 respondents.
Test model with Generalized Least Square Estimation (GLS), structural equation
model (SEM) analysis, proportional random sampling method and Amos 22 software aid,
in 392 respondents. The test results show the model (fit) seen from the value of GFI, AGFI,
TLI, CFI, RMSEA and CMIN / DF, each of 0.927, 0.914, 0.965, 0.968, 0.072 and 1.284 are
all within the expected range of values so that the model can be accepted.
The results showed that: 1). There is a direct influence of the craftsman's Environment
on the managerial capacity of the craftsmen by 0.720. 2). There is a direct influence of the
craftsman's Environment on the craftsman's financing decision of 0.679. 3). There is a
direct influence of the managerial capacity of the craftsmen on the craftsman's financing
decision of 0.324. 4). There is an indirect influence of the craftsman's Environment on the
financing decision of the craftsman through the managerial capacity of 0.233.
Major indirect linkage between environmental variables of craftsmen and financing
variables of small craft businesses through managerial capacity variables. This indicates
that the managerial capacity of small craft business will increase, with the management of
the business environment of the good craftsmen in East Java Province.
1
Nur Laely & Ana Komari
sangat signifikan bila dilihat dari kontri korporasi keuangan negara, pusat usaha
businya terhadap PDB. Dalam dua tahun daerah, korporasi usaha kecil nasional dan
terakhir yaitu 2014-2016, sumbangan usaha lainnya. Sumber modal yang tidak
kecil kerajinan (indsutri kecil kerajinan) terorganisasi adalah: dana sendiri, bantuan
terhadap PDB mencapai 8.1 persen atau setara teman dan famili, peminjam uang dan komite
dengan 112.4 Triliun rupiah. Pada kurun hutang dan lain-lain.
waktu yang sama, rata-rata serapan tenaga Kepemilikan modal usaha oleh
kerja sekitar 5.4 juta dengan tingkat partisipasi pengusaha kerajinan (khususnya usaha kecil
sebesar 5.8 persen (Departemen Perdagangan, kerajinan) sangat terbatas, dan ini merupakan
2016). kendala yang cukup krusial dalam
Perhatian dan dukungan Pemerintah mengembangkan usahanya. Dengan kondisi
dalam pembinaan dan pengembangan usaha tersebut tidak ada kemajuan yang dicapai
kecil kerajinan pada dasarnya cukup besar. dalam usaha mereka dan terkesan "jalan
Kondisi ini setidaknya tercermin dari rencana ditempat", sehingga untuk tetap jalannya
kebijakan yang terungkap dalam Rencana aktivitas usaha, mereka mengandalkan dan
Pembangunan Jangka Menengah Nasional hasil penjualan yang terbatas atau kadang
(RPJMN, 2015-2020) Kementrian Koperasi dengan menjual barang-barang yang dianggap
dan UKM bahwa arah kebijaksanaan dalam berharga dalam rumah tangganya. Sementara
rangka pemberdayaan usaha mikro, usaha di sisi lain sumber dana di luar komunitas
kecil dan usaha menengah adalah pengusaha pada dasarnya cukup banyak, baik
meningkatkan pemenuhan pelayanan dasar sumber formal maupun nonformal. Untuk
dan kualitas kebijakan penanggulangan sumber formal yang terorganisasi (biasanya
kemiskinan untuk masyarakat miskin. difasilitasi oleh pemerintah) dengan berbagai
Secara Nasional arah kebijakan di program dan proyek yang diperuntukkan
bidang pemberdayaan usaha mikro, usaha membantu usaha kecil dan menengah.
kecil dan usaha menengah ditujukan pada Pemerintah sering membuat kebijakan yang
peningkatan akses pembiayaan bagi usaha berpihak kepada usaha mikro kecil menengah
mikro, usaha kecil, dan usaha menengah. Hal agar akses terhadap kredit semakin meningkat
ini ditujukan pada peningkatan usaha dinikmati oleh usaha mikro kecil dan
masyarakat yang dapat menurunkan tingkat menengah dengan menempatkan dana
kemiskinan atau peningkatan kesejahteraan pemerintah di dua lembaga keuangan yaitu
masyarakat miskin. Sedangkan pengembangan ASKRINDO dan JAMKRINDO untuk
usaha kecil khususnya usaha kecil kerajinan di menjamin kredit yang dipinjam kepada
Indonesia selama ini memang mendapat lembaga keuangan, program ini lebih popular
perhatian yang sungguh-sungguh dari disebut dengan singkatan KUR (Kredit Usaha
pemerintah maupun dari masyarakat pada Rakyat).
umumnya. Pelaksana dari pada KUR ini
Sharma (2000), menyebutkan bahwa dipercayakan kepada 7 (tujuh) bank pelaksana
sumber permodalan bagi suatu usaha pada yaitu BRI, BNI 1946, BTN, Bank Mandiri,
umumnya berasal dari dua sumber yaitu modal Bank Syariah Mandiri, BUKOPIN dan PT.
sendiri (owners capital) dan modal pinjaman Bank Pembangunan Daerah. Namun berbagai
(borrowed capital). Modal sendiri biasanya piranti kebijakan tersebut belum sepenuhnya
dalam bentuk aset (tanah dan bangunan tempat dapat ditindaklanjuti pada tingkat pelak
usaha) dan sebagian aktiva lancar yang sanaannya. Hal ini disebabkan karena selain
dimiliki pengusaha, sedangkan modal jumlah, usaha kecil khususnya usaha kecil
pinjaman merupakan modal dalam bentuk kerajinan yang sangat banyak dan menyebar
utang yang diperoleh dari pihak pemberi sampai kepelosok pedesaan, juga nilai
pinjaman. Namun secara organisatoris sumber nominal dana yang dialokasikan untuk kredit
modal tersebut dapat dikelompokkan menjadi usaha kecil tidak berimbang dengan jumlah
sumber yang teroganisasi: bank komersial, usaha yang ada. Di samping itu belum
2
Pengaruh Lingkungan dan Kapasitas Manajerial Terhadap Keputusan Pendanaan
Bagi Usaha Kecil Kerajinan di Jawa Timur
3
Nur Laely & Ana Komari
digunakan, dalam bentuk apa hutang dan dimanfaatkan secara optimal oleh pengusaha
modal sendiri akan ditarik, dan kapan akan kecil kerajinan. Dengan ketersediaan dana
memperoleh dana-dana tersebut. Apabila pasar yang ada serta tidak terbatas dengan waktu,
modal efisien sulit bagi perusahaan untuk tentu hal ini akan sangat membantu
memperoleh dana murah karena semua pengembangan usaha kecil kerajinan
sekuritas akan dinilai wajar (Suad Husnan dan pedesaan, apabila masyarakat perajin mampu
Enny Pudjiastuti, 2012). untuk mengaksesnya. Karena dengan akses
Usaha kecil kerajinan memerlukan perajin yang cukup baik pada lembaga
berbagai sumber daya diantaranya sumber perbankan, maka masalah permodalan perajin
daya manusia, kapital (dana), bahan baku, akan dapat teratasi sehingga peluang untuk
mesin bangunan, peralatan dsb. Kapital (dana) mengembangkan usahanya akan makin
boleh dikata adalah “darah” bagi bisnis. terbuka dan maju kedepan.
Kekurangan kapital akan menyebabkan bisnis Namun sementara ini untuk dapat
lesu. Oleh karena itu, uang harus dikelola memasuki lembaga perbankan tersebut,
dengan benar agar bisnis dapat bertahan dan nampaknya tidak semua perajin mempunyai
berkembang. kesempatan akses yang baik dan merata. Salah
Terdapat 3 jenis sumber dana yang dapat satu kendala yang menghambat disini adalah
digunakan dalam pembiayaan perusahaan, karena seringkali usaha kecil kerajinan tidak
yaitu sumber internal, sumber eksternal, dan dapat memenuhi persyaratan-persyaratan
modal sendiri. Modal sendiri antara lain dapat teknis yang diminta lembaga perbankan,
berupa saham dan dividen yang ditahan. karena kapasitas manajerial pengusaha yang
Sumber dana dari internal, antara lain berupa belum baik, dan belum tersedianya data
laba dan depresiasi. Sedangkan sumber maupun informasi yang disyaratkan, seperti
eksternal antara lain berasal dari bank, dan misalnya tidak tersedianya administrasi
lembaga keuangan nonbank. keuangan/akuntansi yang lengkap (Ariawati,
Dari pantauan awal peneliti di lapangan 2000:7). Ratio-ratio keuangan sangat perlu
menunjukkan bahwa kecenderungan masya- bagi lembaga perbankan sebagai jaminan
rakat perajin pada lembaga perbankan untuk kelancaran kredit yang diberikan. The
memenuhi permodalannya cukup tinggi. Hal transactions-based technologies of financial
ini disebabkan karena, a) dana bank yang statment lending, asset-based lending and
selalu tersedia, b) tidak dibatasi waktu, artinya credit scoring are based primarily on
kapan saja diperlukan akan tetap ada, c) quantitative financial ratios, collateral ratios
biasanya dengan suku bunga yang relatif lebih and credit scores respectively, (Berger and
ringan dibanding dengan sumber modal Udell, 2002:12). Namun keadaan ini
nonformal, d) dana yang diperoleh bebas merupakan keterbatasan kemampuan para
untuk dikelola, dan e) keberadaan lembaga perajin yaitu: belum terbentuknya kapasitas
perbankan sudah menyebar sampai ke wilayah manajerial yang baik, dan faktor lain diluar
pedesaan. jangkauan mereka yang juga berpengaruh.
Kondisi tersebut sangat berbeda dengan Demikian juga keadaannya dengan
sumber modal lain seperti dana dari BUMN usaha kecil kerajinan di Jawa Timur. Sebagai
maupun modal ventura, yang ketersediaannya salah satu daerah tujuan wisata yang
bersifat temporer. Jumlah dana terbatas. berkembang dan utama Indonesia mempunyai
keberadaannya tidak merata di semua daerah banyak unit usaha kecil kerajinan yang
dan lingkungan pembatas lainnya apalagi dari potensial. Sebagai gambaran, sampai tahun
sumber yang sifatnya informal seperti para 2015 jumlah usaha kecil kerajinan (usaha kecil
pelepas uang (rentenir), makin tidak menentu kerajinan) yang terdaftar adalah sebanyak
dengan persyaratan yang berat. 10.252 unit dengan penyerapan tenaga kerja
Keberadaan lembaga perbankan yang sebanyak 77.766 orang dengan total nilai
relatif mampu menjangkau masyarakat sampai investasi sebesar Rp. 241.235 juta,
ke pelosok pedesaan tersebut semestinya dapat (Disprindag-Jawa Timur, 2015).
4
Pengaruh Lingkungan dan Kapasitas Manajerial Terhadap Keputusan Pendanaan
Bagi Usaha Kecil Kerajinan di Jawa Timur
5
Nur Laely & Ana Komari
6
Pengaruh Lingkungan dan Kapasitas Manajerial Terhadap Keputusan Pendanaan
Bagi Usaha Kecil Kerajinan di Jawa Timur
Hubungan Lingkungan Pengrajin Dengan lingkungan eksternal ini, perlu dianalisis untuk
Kapasitas Manajerial mengetahui kekuatan dan kelemahan yang ada
Menurut Peter et al., terdapat dua dalam perusahaan. Oleh karena itu,
lingkungan yang berpengaruh terhadap lingkungan internal dan eksternal perusahaan
perusahaan yaitu, lingkungan internal dan berpengaruh terhadap kapasitas manajerial
lingkungan eksternal. Lingkungan internal pengusaha.
perusahaan merupakan sumber daya perusa-
haan yang akan menentukan kekuatan dan Hubungan Kapasitas Menajerial dengan
kelemahan perusahaan. Sumber daya Keputusan Pendanaan Usaha
perusahaan ini meliputi sumber daya manusia, Para ahli keuangan sering mengatakan
sumber daya perusahaan, dan sumber daya bahwa pendanaan usaha yang optimal adalah
phisik. Jika kapasitas manajerial perusahaan kombinasi dari utang pinjaman dan modal
dapat mengoptimalkan penggunaan sumber equitas dari pemilik sendiri dimana kedua
daya tersebut maka, ketiga sumber daya diatas sumber tersebut akan menghasilkan biaya
memberikan perusahaan sustained competitive dana rata-rata yang paling rendah. Meskipun
advantage. demikian teori mereka sering tidak realistis
Disamping lingkungan internal, ketika diterapkan pada usaha kecil dan usaha
lingkungan eksternal juga perlu dianalisis, baru (Kao Raymond WY. and Liang, Tan
dimana lingkungan eksternal adalah Wie, 2001).
lingkungan yang berada diluar organisasi dan Terlepas dari kondisi mahal dan
perlu dianalisis untuk menentukan kesempatan murahnya biaya untuk sumber dana tersebut,
dan ancaman yang akan dihadapi perusahaan. dalam kenyataan bahwa sumber modal
Terdapat dua perspektif untuk meng- pengusaha kecil sendiri secara umum cukup
konseptualisasilkan lingkungan eksternal. terbatas. Karena pada dasarnya dua masalah
Pertama, perspektif yang memandang utama dalam aspek finansial usaha kecil
lingkungan eksternal sebagai wahana yang adalah mobilisasi modal awal (star-up capital)
menyediakan sumberdaya (Clark et al., 1994: dan akses ke modal kerja dan finansial jangka
Tan & Litschert, 1994). Kedua perspektif yang panjang untuk investasi yang terbatas
memandang lingkungan eksternal sebagai (Tambunan, 2002).
sumber informasi. Namun untuk menjalankan usaha dan
Perspektif kedua mengaitkan informasi pertumbuhan output jangka panjang, alternatif
dengan ketidak pastian lingkungan pinjaman modal dari luar tidak dapat
(environmental uncertainty). Ketidak pastian dihindari. Untuk itu sumber dana paling
lingkungan mengacu pada kondisi lingkungan memungkinkan untuk mendapatkan pinjaman
eksternal yang sulit diramalkan perubahannya adalah dari lembaga perbankan, mengingat
(Clark et al., 1994). Hal ini berhubungan keberadaannya merata disemua wilayah,
dengan kemampuan anggota organisasi dalam dananya cukup dan fungsi intermediasi yang
pengambilan keputusan (decision making). diembannya.
Lingkungan eksternal memberikan peluang Di sisi lain, untuk mendapatkan
dan ancaman (tantangan) bagi perusahaan pinjaman bank tidak mudah. Pemikiran
untuk mewujudkan visi, misi dan tujuan kebanyakan pengusaha untuk masuk ke bank
perusahaan. Lingkungan eksternal diatas tidak adalah bagaimana menjelaskan ide mereka,
dapat dikendalikan perusahaan tanpa adanya dan bagaimana menyampaikannya untuk
strategi yang tepat dan sesuai dengan situasi mendapatkan pinjaman. Dalam kondisi inilah
perubahan lingkungan. kapasitas manjerial pengusaha dibutuhkan.
Disisi lain pengambilan keputusan atas Sudah dijelaskan bahwa kapasitas
modal usaha, baik dari lingkungan internal manajerial merupakan kepemilikan terhadap
maupun lingkungan ekternal sangat karakteristik personal dan skill yang cocok
dipengaruhi oleh kapasitas manajerial (termasuk keinginan dan motivasi,
pengusaha, dimana lingkungan internal dan kemampuan dan kecakapan, dan juga biografi)
7
Nur Laely & Ana Komari
untuk mengatasi persoalan dan kesempatan mengambil resiko, masih kesulitan untuk
yang pada saat dan cara yang tepat. mencari informasi, dan lainnya. Oleh karena
Penyelesaian masalah dan pemanfaatan itu kapasitas manajerial pengusaha kecil
kesempatan yang dilakukan pengusaha seperti kerajinan, sangat berpengaruh terhadap
perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian. pengambilan keputusan atas pendanaan
Kapasitas manajerial terdiri dari 2 usahanya.
komponen yaitu: personal aspect dan decision
making process aspect. Aspek personal
Kerangka Konseptual dan Hipotesis
(personal aspect) terdiri dari drives,
Penelitian
motivation, abilities dan biographical facts. Dari penjelasan tentang latar belakang
Sedangkan aspek dari proses pengambilan penelitian, rumusan penelitian, tujuan
keputusan adalah praktek dan prosedur dalam penelitian, penelitian terdahulu dan kajian
planning, implementation dan control. teori, pada akhirnya dapat dikemukakan
Penelitian Suroso (Tambunan, 2001) kerangka kon-septual penelitian yang
tentang peranan lembaga keuangan formal dan berfungsi sebagai pe-nuntun untuk
non-formal dalam pengembangan industri memudahkan dan memahami alur berfikir
kecil di Propinsi Jawa Tengah, menyimpulkan dalam penelitian ini Sebagai berikut:
bahwa berbagai faktor yang menyebabkan
industri kecil kurang mampu memanfaatkan
sumber modal lembaga keuangan formal,
antaranya adalah: latar belakang sosial budaya
para perajin itu sendiri, yaitu dalam
melakukan usahanya cenderung menggunakan
dana sendiri dan ketidak beranian mereka
untuk mengambil resiko. Dia juga
mengungkapkan bahwa kemampuan industri
kecil dalam memanfaatkan kredit dari lembaga
keuangan formal terkendala dengan
persyaratan pinjaman yang sulit, tinggmya Gambar 1.
jaminan, jangkauan pelayanan bank yang Kerangka Konseptual Penelitian
terbatas, prosedur yang berbelit-belit, serta
tidak jelasnya informasi tentang adanya kredit. Hipotesis
Hal tersebut didukung pula oleh hasil Adapun hipotesis dalam penelitian ini
penelitian Rahardjo dan Ali, dalam adalah:
(Laksmono, 2004) yang meneliti tentang 1. Lingkungan pengrajin berpengaruh
faktor-faktor keuangan yang Memengaruhi signifikan terhadap kapasitas manajerial
usaha kecil dan menengah di Indonesia usaha kecil kerajinan di Jawa Timur.
menunjukkan bahwa 37 persen modal para 2. Lingkungan pengrajin berpengaruh
pengusaha kecil berasal dari warisan, dan 54 signifikan terhadap keputusan pendanaan
persen dari tabungan pribadi. Usaha kecil usaha kecil kerajinan di Jawa Timur.
kurang mampu memenuhi persyaratan yang 3. Kapasitas manajerial berpengaruh
ditentukan oleh lembaga keuangan formal signifikan terhadap keputusan pendanaan
serta adanya diskriminasi perlakuan yang usaha kecil kerajinan di Jawa Timur.
dirasakan oleh sebagian pengusaha, terutama 4. Lingkungan pengrajin berpengaruh tidak
dalam hal pelayanan pinjaman. langsung signifikan terhadap keputusan
Dari beberapa hasil penelitian yang sudah di pendanaan melalui kapasitas manajerial
jelaskan sebelumnya menunjukkan bahwa usaha kecil kerajinan di Jawa Timur.
pengusaha kecil belum memiliki sikap
menejerial yang baik, hal itu dibuktikan
dengan pengusaha yang belum berani
8
Pengaruh Lingkungan dan Kapasitas Manajerial Terhadap Keputusan Pendanaan
Bagi Usaha Kecil Kerajinan di Jawa Timur
9
Nur Laely & Ana Komari
10
Pengaruh Lingkungan dan Kapasitas Manajerial Terhadap Keputusan Pendanaan
Bagi Usaha Kecil Kerajinan di Jawa Timur
Dengan demikian terdapat keterkaitan tidak Djumadi, 2010. Pengaruh kebijakan pemerintah
langsung yang cukup besar antara variabel dan lingkungan kerja terhadap kepuasan
lingkungan pengrajin dengan variabel kerja dan komitmen karyawan terhadap
keputusan pendanaan usaha kecil kerajinan kepuasan kerja dan komitmen karyawan
melalui variabel kapasitas manajerial. Hal ini serta dampaknya pada produktivitas
menunjukkan bahwa kapasitas manajerial kerja karyawan. Disertasi Program
usaha kecil kerajinan akan meningkat, dengan Doktor Ilmu Ekonomi Untag Surabaya.
adanya pengelolaan lingkungan usaha Emory, C.William and Donald R Cooper, 2005.
pengrajin yang baik di Provinsi Jawa Timur. Busines Reseach Methods. Fouth
Dari kedua variabel yang dihipotesiskan Edition. Richard D. Irwin, Inc.
berpengaruh terhadap keputusan pendanaan Fadel, Muhammad, 2006. Industialisasi dan
usaha kecil kerajinan pada penelitian ini, yang Wirawasta Masyarakat Industri Belah
terbesar nilainya adalah keterkaitan langsung Ketupat, Cetakan ke 5. PT. Gramedia
antara lingkungan pengrajin dengan keputusan Pustaka Utama, Jakarta.
pendanaan. Hal ini mempertegas bahwa Gallardo, Joselito, 1999. Leasing to Support
lingkungan usaha kecil kerajinan sangat Micro and Small Enterprise, Financial
dominan Memengaruhi keputusan pendanaan di Sector Development Department, The
Provinsi Jawa Timur. Oleh sebab itu World Bank.
pengambilan keputusan pendanaan usaha akan Ghosh, B.C.. Liang. Tan Wee,; Meng, Tan
naik dengan meningkatkan lingkungan usaha, Teck,; Chan. Ben, 2001. The Key
dan menaikkan kapasitas manajerial usaha, Success Factors, Drstmctive
dimana hal ini dapat dilakukan dengan cara Capabilities, and Strategic Thrusts of
memberikan tambahan modal dengan Top SMEs in Singapore, Journal of
mempermudah pengambilan kredit, dan Business Research 51:209- 221, Elsevier
menaikkan profit usaha. Untuk menaikkan Science Inc., Singapore.
kapasitas manajerial dapat dilakukan dengan Gustaman, Ria, 2000. Faktor-Faktor Sosial
memberikan pendampingan dalam pengelolaan Ekonomi Masyarakat Tarn yang
usaha, dan juga memberikan kesempatan untuk Memengaruhi Kesediaan Pengembalian
mengikuti pelatihan-pelatihan dan edukasi yang Kredit (Kasus Kredit Usaha Tani Padi di
dilakukan oleh pihak pemilik modal. Jawa Barat), Disertasi Program
Pascasarjana Universitas Padjadjaran,
Bandung.
DAFTAR PUSTAKA
Goodfellow, Rob and Marsh, Antony, 2005.
Ananti Yekti, 2010. Peranan Lembaga Indonesian Business Culture, Sub title
Keuangan Formal dan In formal, Bagi Management in Indonesia, A State of
Masyarakat Pertanian di Pedesaan, transition, Butterworth Heinemann Asia,
Jumal llmu-ilmu Pertanian, Volume 6, Fifth Edition Singapore.
Nomor2, Desember 2010, ISSN 1858- Hair, Josep f., Jr. Anderson, Rolph E., Tatham,
1226 Runald L., Black, Wiliam C, 2002.
Budiantoro, Setyo, 2004. Financial Reform Multivariate Data Analysis, Fifth
untuk Keuangan Mikro, Jurnal Ekonomi Edition, Prentice Hall International Inc.,
Keuangan, Jakarta. New Jersey.
David, Fred R., 2004. Manajemen Strategis: Halcon, Yunsak El., 1998. Problema
Konsep-konsep (Edisi Kesembilan). PT Pemberdayaan Pedagang Kecil dalam
Indeks Kelompok Gramedia. ISBN 979- Mengakses Kredit Perbankan, Thesis
683-700-5. Program Pascasarjana Universitas Gajah
Didin S. Damaril Juri, 2002. Posisi dan Prospek Mada, Yogyakarta.
U'KM di Indonesia, Makalah Seminar Jalaludin, Selamat, 2003. Studi Komparasi
Institut Pertanian Bogor, Bogor. Kinerja Bank Perkreditan Rakyat
Syariah (BPR-Syariah) .dengan Bank
11
Nur Laely & Ana Komari
12
Pengaruh Lingkungan dan Kapasitas Manajerial Terhadap Keputusan Pendanaan
Bagi Usaha Kecil Kerajinan di Jawa Timur
Ratna, Ria Ariawati, 2000. Usaha Kecil: Masih Lapisan Bawah, Makalah Bappenas.
Adakah Peluang Usaha Bagj Mereka? Cetakan kelima. Jakarta.
Tinjauan dari Perspektif Ahmtansi, Suroso, Agus, 2005. Peranan Lembaga
Pidato Pengukuhan Guru Besar Dalam Keuangan Formal dan Non Formal
Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dalam Pengembangan Industri Kecil
Universitas Padjadjaran, Bandung. (Suatu Survey di Provinsi Jawa Tengah).
Ria Gustaman, 2000. Faktor-faktor Sosial Makalah Seminar Institut Pertanian
Ekonomi Masy. Tani yang Bogor, Bogor.
Memengaruhi Kesediaan Pengembalian Sharma. JP. 1990. Small Scale Industry
Kredit [KUT] Padi di Jawa Barat. Pusat Problem and Prospect, Renu Printers,
Penelitian dan Pengembangan Bisnis Babarpur New Delhi
Lembaga Penelitian Universitas Sucherly, 2003. Pengembangan Usaha Kecil
Padjadjaran (P3B-UNPAD), Bandung. dan Menengah, Materi Kuliah Program
Roper, Stephen, 1999. Modelling Small Pascasarjana Universitas Padjadjaran,
Business Growth and Profitability, Small Bandimg.
Business Economics 13: 235-252, Sutopo, J., 2004. Industri Kecil dalam Upaya
Netherlands. Menerobos Pasar Inlernasional, Edisi
Rougoor, Carin W, Ger Trip, Ruud BM Huirne ke lima. BEB-Bapindo, Jakarta.
dan JA Renhema, 2003. How to Define Suroso, Agus,1995. Peranan Lembaga
and Study Farmers’manajemen capacity: Keuangan Formal dan Non-Formal
Theory and Use in Agriculture dalam Pengembangan Industri Kecil
Economic. Agriculture Economis 18, (Suatu Survey di Propinsi Jawa Tengah),
261-272. Disertasi Program Pascasarjana
Sariwulan, Tuty, 2002. Faktor-faktor yang Universitas Padjadjaran, Bandung.
Memengaruhi Besarnya Kredit yang Tambunan, Tulus, 2002. Usaha Kecil dan
Diberikan oleh Bank Syariah Bagi Menengah di Indonesia: Beberapa Isu
Masyarakat serta Pengusaha Kecil di Penting, Salemba Empat, Jakarta.
Kabupaten Lombok Barat Jawa Timur, Tambunan, Tulus. TH., Mukti Z.Asiki.n,
Jurnal Distribusi Edisi ke-17, Mataram Lu.luk Irene Suparlan, Yayan.
University Press, Mataram. Supriyani, Jacky Hendrawan, Ahmad
Sparrow, John, 2001. Case Study Knowledge Muntaha., 2003. Usaha Kecil Indonesia
Management in Small Firm, Journal tinjauan Tahun 2002 dan Prospek
Knowledge and Process Management, Tahun 2003, ISBRC-PUPUK, Jakarta.
Volume 8 Number 1:3-16, John Wiley Tuty Sariwulan, 2002. Faktor-faktor yang
& Sons, Birmingham. Memengaruhi Besamya Kredit yang
Strahan, Philip E., and Weston, James, 2006. Diberikan oleh Bank Syanah Bag!
Small Business Lending and Bank Masyarakat serta Pengusaha Kecil di
Consolidation: Is There Cause for Kahupaten I,omhok Barat Jawa Timur,
Concern?, Ecomics and Finance, Jurnal Distribusi Edisi ke-17, Mataram
Federal Reserve Bank, New York. University Press, Mataram.
Sucherly, dkk,, 2002. Pola Pembinaan dan Wilson, Paul, David Hadley dan Carol Asby,
Pengembangan Industri Kecil Menengah 2002. The Influence of Magement
(IKM) di Jawa Barat (Pemetaan Usaha Characteristics on The Technical
Unggulan dan Pengusaha Andalan), Efficiency of Wheat Farmers in Eastrn
Pusat Penelitian dan Pengembangan England. Agriculture Economic 24, 329-
Bisnis Lembaga Penelitian Universitas 338.
Padjadjaran (P3B-UNPAD), Bandung.
Sumodiningrat, Gunawan, 2008. Pelayanan
Kredit yang Menjangkau Masyarakat
13