You are on page 1of 13

JMM17 Jurnal Ilmu Ekonomi & Manajemen

April 2017, Vol. 4 No.1. hal.1 - 13.

Pengaruh Lingkungan dan Kapasitas Manajerial


Terhadap Keputusan Pendanaan Bagi Usaha Kecil Kerajinan
di Jawa Timur

Oleh :

Nur Laely Ana Komari

Dosen Fak. Ekonomi Universitas Kadiri Dosen Fak. Teknik Universitas Kadiri
Kediri-Jawa Timur Kediri-Jawa Timur
lely_ny@yahoo.co.id anakomari63@gmail.com

Abstract

This research talks about the environment of craftsmen, Managerial Capacity and
Funding Decision for Small Scale Enterprises in East Java. The population of the study
was 3,711 craftsmen in East Java. Using Slovin formula with a tolerance of 5%, the sample
size was 392 respondents.
Test model with Generalized Least Square Estimation (GLS), structural equation
model (SEM) analysis, proportional random sampling method and Amos 22 software aid,
in 392 respondents. The test results show the model (fit) seen from the value of GFI, AGFI,
TLI, CFI, RMSEA and CMIN / DF, each of 0.927, 0.914, 0.965, 0.968, 0.072 and 1.284 are
all within the expected range of values so that the model can be accepted.
The results showed that: 1). There is a direct influence of the craftsman's Environment
on the managerial capacity of the craftsmen by 0.720. 2). There is a direct influence of the
craftsman's Environment on the craftsman's financing decision of 0.679. 3). There is a
direct influence of the managerial capacity of the craftsmen on the craftsman's financing
decision of 0.324. 4). There is an indirect influence of the craftsman's Environment on the
financing decision of the craftsman through the managerial capacity of 0.233.
Major indirect linkage between environmental variables of craftsmen and financing
variables of small craft businesses through managerial capacity variables. This indicates
that the managerial capacity of small craft business will increase, with the management of
the business environment of the good craftsmen in East Java Province.

Keywords: Environment, managerial capacity, funding decision, small business craftsmen.

PENDAHULUAN bagian dari kehidupan keseharian para


pengerajin sejak lama.
Munculnya Industri Ekonomi kreatif Ekonomi kreatif yang mencakup usaha
merupakan hal baru dalam khasanah kreatif dinilai dapat berkontribusi nyata bagi
perekonomian di Indonesia. Meskipun dari sisi pertumbuhan ekonomi di berbagai Negara di
proses serta pengerjaannya sebuah produk belahan dunia. Bagi Indonesia sendiri, sektor
kreatif telah lama menjadi bagian dari usaha kreatif memiliki potensi pengembangan
kegiatan usaha kecil kerajinan secara yang prospektif jika merujuk pada keter
keseluruhan. Ekonomi kreatif seperti: sediaan sumberdaya insani kreatif dan
kerajinan bambu, kerajinan gerabah, kerajinan kekayaan warisan budaya (Kementrian
tenun, kerajinan batik, dan juga berbagai jenis Perdagangan, 2016). Peran usaha kreatif
kerajinan yang lain yang merupakan bagian dalam perekonomian Indonesia ternyata
dari perekonomian kreatif yang menjadi

1
Nur Laely & Ana Komari

sangat signifikan bila dilihat dari kontri korporasi keuangan negara, pusat usaha
businya terhadap PDB. Dalam dua tahun daerah, korporasi usaha kecil nasional dan
terakhir yaitu 2014-2016, sumbangan usaha lainnya. Sumber modal yang tidak
kecil kerajinan (indsutri kecil kerajinan) terorganisasi adalah: dana sendiri, bantuan
terhadap PDB mencapai 8.1 persen atau setara teman dan famili, peminjam uang dan komite
dengan 112.4 Triliun rupiah. Pada kurun hutang dan lain-lain.
waktu yang sama, rata-rata serapan tenaga Kepemilikan modal usaha oleh
kerja sekitar 5.4 juta dengan tingkat partisipasi pengusaha kerajinan (khususnya usaha kecil
sebesar 5.8 persen (Departemen Perdagangan, kerajinan) sangat terbatas, dan ini merupakan
2016). kendala yang cukup krusial dalam
Perhatian dan dukungan Pemerintah mengembangkan usahanya. Dengan kondisi
dalam pembinaan dan pengembangan usaha tersebut tidak ada kemajuan yang dicapai
kecil kerajinan pada dasarnya cukup besar. dalam usaha mereka dan terkesan "jalan
Kondisi ini setidaknya tercermin dari rencana ditempat", sehingga untuk tetap jalannya
kebijakan yang terungkap dalam Rencana aktivitas usaha, mereka mengandalkan dan
Pembangunan Jangka Menengah Nasional hasil penjualan yang terbatas atau kadang
(RPJMN, 2015-2020) Kementrian Koperasi dengan menjual barang-barang yang dianggap
dan UKM bahwa arah kebijaksanaan dalam berharga dalam rumah tangganya. Sementara
rangka pemberdayaan usaha mikro, usaha di sisi lain sumber dana di luar komunitas
kecil dan usaha menengah adalah pengusaha pada dasarnya cukup banyak, baik
meningkatkan pemenuhan pelayanan dasar sumber formal maupun nonformal. Untuk
dan kualitas kebijakan penanggulangan sumber formal yang terorganisasi (biasanya
kemiskinan untuk masyarakat miskin. difasilitasi oleh pemerintah) dengan berbagai
Secara Nasional arah kebijakan di program dan proyek yang diperuntukkan
bidang pemberdayaan usaha mikro, usaha membantu usaha kecil dan menengah.
kecil dan usaha menengah ditujukan pada Pemerintah sering membuat kebijakan yang
peningkatan akses pembiayaan bagi usaha berpihak kepada usaha mikro kecil menengah
mikro, usaha kecil, dan usaha menengah. Hal agar akses terhadap kredit semakin meningkat
ini ditujukan pada peningkatan usaha dinikmati oleh usaha mikro kecil dan
masyarakat yang dapat menurunkan tingkat menengah dengan menempatkan dana
kemiskinan atau peningkatan kesejahteraan pemerintah di dua lembaga keuangan yaitu
masyarakat miskin. Sedangkan pengembangan ASKRINDO dan JAMKRINDO untuk
usaha kecil khususnya usaha kecil kerajinan di menjamin kredit yang dipinjam kepada
Indonesia selama ini memang mendapat lembaga keuangan, program ini lebih popular
perhatian yang sungguh-sungguh dari disebut dengan singkatan KUR (Kredit Usaha
pemerintah maupun dari masyarakat pada Rakyat).
umumnya. Pelaksana dari pada KUR ini
Sharma (2000), menyebutkan bahwa dipercayakan kepada 7 (tujuh) bank pelaksana
sumber permodalan bagi suatu usaha pada yaitu BRI, BNI 1946, BTN, Bank Mandiri,
umumnya berasal dari dua sumber yaitu modal Bank Syariah Mandiri, BUKOPIN dan PT.
sendiri (owners capital) dan modal pinjaman Bank Pembangunan Daerah. Namun berbagai
(borrowed capital). Modal sendiri biasanya piranti kebijakan tersebut belum sepenuhnya
dalam bentuk aset (tanah dan bangunan tempat dapat ditindaklanjuti pada tingkat pelak
usaha) dan sebagian aktiva lancar yang sanaannya. Hal ini disebabkan karena selain
dimiliki pengusaha, sedangkan modal jumlah, usaha kecil khususnya usaha kecil
pinjaman merupakan modal dalam bentuk kerajinan yang sangat banyak dan menyebar
utang yang diperoleh dari pihak pemberi sampai kepelosok pedesaan, juga nilai
pinjaman. Namun secara organisatoris sumber nominal dana yang dialokasikan untuk kredit
modal tersebut dapat dikelompokkan menjadi usaha kecil tidak berimbang dengan jumlah
sumber yang teroganisasi: bank komersial, usaha yang ada. Di samping itu belum

2
Pengaruh Lingkungan dan Kapasitas Manajerial Terhadap Keputusan Pendanaan
Bagi Usaha Kecil Kerajinan di Jawa Timur

sepenuhnya didukung oleh fungsi intermediasi penyebab lemahnya kemampuan akses


lembaga perbankan yang ada secara optimal. terhadap sumber permodalan antara lain ialah;
lemahnya lingkungan pengrajin, lemahnya
Tabel 1. Perkembangan Jumlah Dana kapasitas manajerial, dan pada akhirnya
Terhimpun dan Tersalur (Kredit) berpengaruh terhadap keputusan pendanaan.
Selama 2014-2016 (Juta Rp) Untuk Lingkungan pengrajin terdiri dari
UMKM lingungan internal dan eksternal. Lingkungan
Kredit
Total Dana
Kredit Usaha
Usaha Kecil
internal ialah lingkungan usaha kecil kerajinan
Kecil
N Tah Kerajinan di mana kerajinan itu berada yaitu keseluruhan
o un Terhim Tersalu Pors Por Por
pun r i Jumlah si
Juml
ah
si jenis usaha kecil kerajinan yang ada di Jawa
(DPK) (Kredit) (%) (%) (%)
1 2014 8.323.6 8.231.2
Timur. Sesungguhnya dalam setiap usaha para
24 63 113. 2.548. 30. 70,8 0.8 pemilik usaha atau manajer bukan saja harus
95 660 96 87 6
2 2015 9.658.3 9.492.6 melihat ke dalam lingkungan eksternal
39 20 110. 4.500. 47. 71,4 0.7
92 504 41 45 5 perusahaan, melainkan khususnya juga harus
3 2016 10.804. 13.521. 126. 7.501. 55. 76,0 0.4 memperhatikan kekuatan-kekuatan yang
461 349 32 641 48 00 5
Rata-rata 113, 4,850, 44, 72,7 0.6 didasarkan atas sumber daya beserta
97 268 61 77 8
kemampuan dan keterampilan yang ada.
Sumber: Bank Indonesia 2016. Mereka harus jeli melihat peluang-peluang
yang terdapat di pasar yang mereka hadapi.
Dana-dana masyarakat yang mampu Lingkungan eksternal mengacu pada kekuatan
dihimpun oleh Bank-bank Umum pada yang berada di luar organisasi yang berpotensi
umumnya sangat besar, tapi yang tersalur Memengaruhi kinerja usaha kecil kerajinan.
kembali kepada masyarakat dalam bentuk Lingkungan eksternal ini terdiri dari dua
kredit cukup kecil yaitu rata-rata sekitar komponen yaitu lingkungan khusus
113,97 persen selama kurun waktu 2014-2016. (pelanggan, pemasok, pesaing, dan kelompok
Jumlah tersebut nilainya sekitar 44,61 persen penekan) dan lingkungan umum (faktor
yang diperuntukkan bagi usaha kecil, ekonomi, politik/hukum, kondisi sosial
sebagaimana terlihat pada Tabel 1, di atas. budaya, demografi, teknologi, dan globalisasi)
Berdasarkan data Tabel 1, tersebut di Memengaruhi organisasi.
atas bahwa selama kurun waktu 3 tahun, Lingkungan khusus mempunyai
jumlah dana yang dialokasikan khusus untuk dampak langsung dan segera terhadap
pinjaman kredit usaha kecil rata-rata hanya keputusan dan tindakan manajer serta relevan
sekitar 44,61%. Untuk kredit usaha kecil bagi pencapaian sasaran organisasi. Unsur
kerajinan setiap tahunnya mengalami utama yang membentuk lingkungan khusus ini
penurunan yang cukup drastis sehingga rata- adalah konsumen /pelanggan, pemasok,
rata mencapai 0,68% meskipun dari besaran pesaing, dan kelompok penekan. Sedangkan
jumlah dana yang diperuntukkan bagi usaha lingkungan umum mencakup kondisi
kecil cenderung mengalami peningkatan tiap ekonomi, politik/hukum, sosial budaya,
tahun. Namun secara proporsional untuk demografi, teknologi, dan globalisasi yang
kredit usaha kecil kerajinan nilainya terus mungkin memengaruhi organisasi. Untuk
mengalami penurunan. dapat mengelola lingkungan ini, dibutuhkan
Posisi usaha kecil kerajinan masih kapasitas manajerial pengusaha kerajinan.
lemah dari segi kemampuan mengakses Kapasitas manajerial usaha kecil
terhadap sumber daya produktif khususnya kerjinan saat ini sudah merupakan bagian dari
permodalan. Kelemahan ini memengaruhi fungsi manajemen yang harus diintensipkan
efisiensi dan produktivitas usaha dan maka diperlukan kemampuan atau kapasitas
selanjutnya membatasi daya saing dan manajerial yang tangguh khususnya dalam
kemampuan dalam menciptakan dan penanganan krisis yang dihadapi perusahaan.
memanfaatkan peluang usaha. Berdasarkan Keputusan pendanaan menyangkut
pengamatan penulis, diduga bahwa faktor keputusan tentang berapa banyak hutang akan

3
Nur Laely & Ana Komari

digunakan, dalam bentuk apa hutang dan dimanfaatkan secara optimal oleh pengusaha
modal sendiri akan ditarik, dan kapan akan kecil kerajinan. Dengan ketersediaan dana
memperoleh dana-dana tersebut. Apabila pasar yang ada serta tidak terbatas dengan waktu,
modal efisien sulit bagi perusahaan untuk tentu hal ini akan sangat membantu
memperoleh dana murah karena semua pengembangan usaha kecil kerajinan
sekuritas akan dinilai wajar (Suad Husnan dan pedesaan, apabila masyarakat perajin mampu
Enny Pudjiastuti, 2012). untuk mengaksesnya. Karena dengan akses
Usaha kecil kerajinan memerlukan perajin yang cukup baik pada lembaga
berbagai sumber daya diantaranya sumber perbankan, maka masalah permodalan perajin
daya manusia, kapital (dana), bahan baku, akan dapat teratasi sehingga peluang untuk
mesin bangunan, peralatan dsb. Kapital (dana) mengembangkan usahanya akan makin
boleh dikata adalah “darah” bagi bisnis. terbuka dan maju kedepan.
Kekurangan kapital akan menyebabkan bisnis Namun sementara ini untuk dapat
lesu. Oleh karena itu, uang harus dikelola memasuki lembaga perbankan tersebut,
dengan benar agar bisnis dapat bertahan dan nampaknya tidak semua perajin mempunyai
berkembang. kesempatan akses yang baik dan merata. Salah
Terdapat 3 jenis sumber dana yang dapat satu kendala yang menghambat disini adalah
digunakan dalam pembiayaan perusahaan, karena seringkali usaha kecil kerajinan tidak
yaitu sumber internal, sumber eksternal, dan dapat memenuhi persyaratan-persyaratan
modal sendiri. Modal sendiri antara lain dapat teknis yang diminta lembaga perbankan,
berupa saham dan dividen yang ditahan. karena kapasitas manajerial pengusaha yang
Sumber dana dari internal, antara lain berupa belum baik, dan belum tersedianya data
laba dan depresiasi. Sedangkan sumber maupun informasi yang disyaratkan, seperti
eksternal antara lain berasal dari bank, dan misalnya tidak tersedianya administrasi
lembaga keuangan nonbank. keuangan/akuntansi yang lengkap (Ariawati,
Dari pantauan awal peneliti di lapangan 2000:7). Ratio-ratio keuangan sangat perlu
menunjukkan bahwa kecenderungan masya- bagi lembaga perbankan sebagai jaminan
rakat perajin pada lembaga perbankan untuk kelancaran kredit yang diberikan. The
memenuhi permodalannya cukup tinggi. Hal transactions-based technologies of financial
ini disebabkan karena, a) dana bank yang statment lending, asset-based lending and
selalu tersedia, b) tidak dibatasi waktu, artinya credit scoring are based primarily on
kapan saja diperlukan akan tetap ada, c) quantitative financial ratios, collateral ratios
biasanya dengan suku bunga yang relatif lebih and credit scores respectively, (Berger and
ringan dibanding dengan sumber modal Udell, 2002:12). Namun keadaan ini
nonformal, d) dana yang diperoleh bebas merupakan keterbatasan kemampuan para
untuk dikelola, dan e) keberadaan lembaga perajin yaitu: belum terbentuknya kapasitas
perbankan sudah menyebar sampai ke wilayah manajerial yang baik, dan faktor lain diluar
pedesaan. jangkauan mereka yang juga berpengaruh.
Kondisi tersebut sangat berbeda dengan Demikian juga keadaannya dengan
sumber modal lain seperti dana dari BUMN usaha kecil kerajinan di Jawa Timur. Sebagai
maupun modal ventura, yang ketersediaannya salah satu daerah tujuan wisata yang
bersifat temporer. Jumlah dana terbatas. berkembang dan utama Indonesia mempunyai
keberadaannya tidak merata di semua daerah banyak unit usaha kecil kerajinan yang
dan lingkungan pembatas lainnya apalagi dari potensial. Sebagai gambaran, sampai tahun
sumber yang sifatnya informal seperti para 2015 jumlah usaha kecil kerajinan (usaha kecil
pelepas uang (rentenir), makin tidak menentu kerajinan) yang terdaftar adalah sebanyak
dengan persyaratan yang berat. 10.252 unit dengan penyerapan tenaga kerja
Keberadaan lembaga perbankan yang sebanyak 77.766 orang dengan total nilai
relatif mampu menjangkau masyarakat sampai investasi sebesar Rp. 241.235 juta,
ke pelosok pedesaan tersebut semestinya dapat (Disprindag-Jawa Timur, 2015).

4
Pengaruh Lingkungan dan Kapasitas Manajerial Terhadap Keputusan Pendanaan
Bagi Usaha Kecil Kerajinan di Jawa Timur

Perkembangan pariwisata berdampak mereka sebagian besar adalah bersumber dari


sangat positif pada pertumbuhan usaha kecil modal mereka sendiri dengan nilai nominal
kerajinan tersebut. Hal ini disebabkan karena yang terbatas. Meskipun sumber dana formal
faktor para wisatawan yang biasanya ingin (lembaga perbankan) sudah tersedia, namun
memperoleh sesuatu yang bercirikan khas belum sepenuhnya dapat mereka manfaatkan.
daerah yang dikunjunginya sebagai Hal ini disebabkan karena keterbatasan-
cendramata. Di sinilah kontribusi produk keterbatasan yang melekat pada diri mereka
usaha kreatif dari usaha kecil kerajinan sangat selaku pelaku usaha kecil kerajinan (perajin)
diperlukan. sebagaimana gambaran sebelumnya.
Peran usaha kecil kerajinan pada Dari uraian tersebut di atas, masalah
perekonomian daerah juga cukup berarti. Hal permodalan akan tetap menjadi kendala bagi
ini terlihat dari kontribusi sektor usaha kecil usaha kecil kerajinan. Keterbatasan modal
kerajinan ini terhadap Produk Domestik yang dikelola tentu akan berdampak pada
Regional Bruto (PDRB), yang meskipun pendapatan usaha yang diperoleh akan
terbilang masih kecil yaitu sebesar 7% semakin kecil, karena ketidakmampuannya
sedangkan sektor pertanian mencapai 21,77%, meningkatkan skala usaha. Akibat lanjutannya
kemudian yang cukup tinggi didominasi oleh kemampuan untuk menciptakan keuntungan
sektor industri dengan peranannya mencapai akan rendah pula. Sementara untuk
36,30%, namun nilai produksi usaha formal mendapatkan akses (bantuan pinjaman) pada
mencapai Rp. 1.214.967 juta pada tahun 2016. lembaga bank, faktor pendapatan usaha dan
Dengan gambaran tersebut usaha kecil kemampuan penciptaan laba merupakan
kerajinan di Jawa Timur mempunyai prospek pertimbangan bagi pihak bank dalam
yang baik sebagai salah satu sumber pemberian kreditnya (Jalaludin, 2003).
pertumbuhan ekonomi yang patut diper Demikian juga faktor-faktor seperti besarnya
hitungkan dalam pengembangan pere pemilikan modal, dan jenis usaha yang dapat
konomian daerah. Karena kemajuan yang dibiayai merupakan faktor lain yang cukup
dicapai usaha kecil kerajinan tersebut selain menentukan dalam pemberian/penyaluran
akan lebih memperkuat sektor usaha, juga kredit oleh lembaga perbankan (Tuty
akan membawa efek yang lebih luas terhadap Sariwulan, 2002).
sektor ekonomi lainnya. Usaha kecil kerajinan sebagai salah satu
Keadaan tersebut menjadi kontradiktif bidang usaha yang cukup potensial di Jawa
bila melihat kondisi para perajinnya. Posisi Timur mampu menangkap peluang tersebut.
mereka belum banyak diuntungkan dengan Kondisi tersebut tidak terlepas dari keberadaan
keadaan di atas, dan berdasarkan pantauan dan Jawa Timur sebagai daerah tujuan wisata yang
kajian sebelumnya, bahwa profit margin para sekaligus merupaka pasar bagi produk usaha
perajin adalah paling kecil di antara lembaga- kecil kerajinan itu sendiri oleh karena itu
lembaga yang terkait dengan usaha kecil peluang tersebut sudah semestinya menjadi
kerajinan (pedagang perantara, toko souvenir, perhatian semua pihak, baik pemerintah
dan eksportir). Karenanya tidak mengherankan daerah maupun masyarakat umumnya untuk
kalau pendapatan yang diterima perajin belum lebih mengembangkannya. Di samping itu
mampu meningkatkan kesejahteraannya. beberapa hasil usaha kecil kerajinan Jawa
Sebagaimana uraian sebelumnya Timur banyak diminati oleh wisatawan lokal
bahwa kendala permodalan, kapasitas dan mancanegara. Namun untuk berkembang
manajerial dan keputusan pendanaan lebih maju dan mandiri usaha ini masih
merupakan masalah yang dihadapi perajin diliputi oleh berbagai kendala yang salah
pada umumnya, juga dialami perajin di Jawa satunya adalah masalah permodalan.
Timur. Keterbatasan jumlah modal usaha yang Sebagai kelompok usaha kecil pada
dikelola serta terbatasnya akses perajin pada umumnya, usaha kecil kerajinan Jawa Timur
lembaga perbankan merupakan kondisi yang masih menghadapi berbagai kendala dalam
banyak ditemukan. Umumnya sumber modal pengusahaannya. Kendala tersebut dapat

5
Nur Laely & Ana Komari

dirinci sebagai berikut: 1). Kendala minimnya 3. Pengaruh Kapasitas manajerial


kapasitas manajerial pengusaha kecil kerajinan terhadap keputusan pendanaan usaha
(lemahnya perencanaan, organisasi, kecil kerajinan di Jawa Timur.
pengelolaan, dan pengendalian usaha); 2). 4. Pengaruh Lingkungan pengrajin
Kendala internal, dari sisi perajin yang dapat secara tidak langsung signifikan terhadap
diidentifikasi diantaranya adalah: kurangnya keputusan pendanaan melalui kapasitas
keterampilan, kurangnya kemampuan manajerial usaha kecil kerajinan di Jawa
pemasaran, terbatasnya penguasaan teknologi, Timur.
kurang inovasi, lemahnya permodalan dan
lemahnya akses ke sumber modal dan lainnya;
KAJIAN PUSTAKA
3). Kendala eksternal, dari luar kelembagaan
Lingkungan Pengrajin
perajin diantaranya adalah: masih kurangnya Lingkungan pengrajin terdiri dari Lingkungan
perhatian pemerintah dalam pembinaan dan internal dan eksternal dimana lingkungan
pengembangan usaha, sarana dan prasarana iternal adalah usaha kecil kerajinan adalah
pendukung masih terbatas, serta keterlibatan lingkungan atau kondisi dimana pengerajin itu
perusahaan besar dan lembaga masyarakat berada yaitu: keseluruhan kondisi sumber daya
dalam pembinaan yang belum optimal. internal usaha kecil kerajinan yang ada di
Jawa Timur
Rumusan Masalah Lingkungan ekstrenal usaha kecil kerajinan
Berdasarkan latar belakang masalah yang dimaksud adalah individu dan organisasi
yang telah dikemukakan, maka dapat disajikan yang Memengaruhi keberadaan / eksistensi
beberapa rumusan masalah sebagai berikut: usaha kecil kerajinan yang terdapat di sekitar
1. Apakah Lingkungan pengrajin lingkungan pengrajin.
berpengaruh signifikan terhadap
kapasitas manajerial usaha kecil
Kapasitas manajerial
kerajinan di Jawa Timur. Kapasitas manajerial merupakan kepemilikan
2. Apakah Lingkungan pengrajin terhadap karakteristik personal dan skill yang
berpengaruh signifikan terhadap cocok untuk mengatasi persoalan dan
keputusan pendanaan usaha kecil kesempatan pada saat dan cara yang tepat.
kerajinan di Jawa Timur. Kapasitas manajerial meliputi kemampuan
3. Apakah Kapasitas manajerial pengrajin untuk perencanaan, pelaksanaan,
berpengaruh signifikan terhadap dan pengendalian. Perencanaan diukur dengan
keputusan pendanaan usaha kecil penyusunan strategi usaha, pembuatan
kerajinan di Jawa Timur. rencana, dan antisipasi kegagalan.
4. Apakah Lingkungan pengrajin Pelaksanaan diukur dengan pembentukan tim,
berpengaruh tidak langsung signifikan pelaksanaan rencana, dan kemampuan
terhadap keputusan pendanaan melalui memimpin. Pengendalian diukur dari
kapasitas manajerial usaha kecil penggunaan alat kontrol, fleksibilitas dan
kerajinan di Jawa Timur. antisipatif dan pelaksanaan evaluasi
Tujuan Penelitian Keputusan pendanaan
Adapun tujuan penelitian ini adalah Keputusan pendanaan atau lingkungan
untuk menguji dan menganalisis : permodalan (bank) merupakan lingkungan
1. Pengaruh Lingkungan pengrajin yang akan dipengaruhi secara bersama-sama
terhadap kapasitas manajerial usaha kecil oleh lingkungan pengrajin, , dan kapasitas
kerajinan di Jawa Timur. manajerial.
2. Pengaruh Lingkungan pengrajin
terhadap keputusan pendanaan usaha
kecil kerajinan di Jawa Timur.

6
Pengaruh Lingkungan dan Kapasitas Manajerial Terhadap Keputusan Pendanaan
Bagi Usaha Kecil Kerajinan di Jawa Timur

Hubungan Lingkungan Pengrajin Dengan lingkungan eksternal ini, perlu dianalisis untuk
Kapasitas Manajerial mengetahui kekuatan dan kelemahan yang ada
Menurut Peter et al., terdapat dua dalam perusahaan. Oleh karena itu,
lingkungan yang berpengaruh terhadap lingkungan internal dan eksternal perusahaan
perusahaan yaitu, lingkungan internal dan berpengaruh terhadap kapasitas manajerial
lingkungan eksternal. Lingkungan internal pengusaha.
perusahaan merupakan sumber daya perusa-
haan yang akan menentukan kekuatan dan Hubungan Kapasitas Menajerial dengan
kelemahan perusahaan. Sumber daya Keputusan Pendanaan Usaha
perusahaan ini meliputi sumber daya manusia, Para ahli keuangan sering mengatakan
sumber daya perusahaan, dan sumber daya bahwa pendanaan usaha yang optimal adalah
phisik. Jika kapasitas manajerial perusahaan kombinasi dari utang pinjaman dan modal
dapat mengoptimalkan penggunaan sumber equitas dari pemilik sendiri dimana kedua
daya tersebut maka, ketiga sumber daya diatas sumber tersebut akan menghasilkan biaya
memberikan perusahaan sustained competitive dana rata-rata yang paling rendah. Meskipun
advantage. demikian teori mereka sering tidak realistis
Disamping lingkungan internal, ketika diterapkan pada usaha kecil dan usaha
lingkungan eksternal juga perlu dianalisis, baru (Kao Raymond WY. and Liang, Tan
dimana lingkungan eksternal adalah Wie, 2001).
lingkungan yang berada diluar organisasi dan Terlepas dari kondisi mahal dan
perlu dianalisis untuk menentukan kesempatan murahnya biaya untuk sumber dana tersebut,
dan ancaman yang akan dihadapi perusahaan. dalam kenyataan bahwa sumber modal
Terdapat dua perspektif untuk meng- pengusaha kecil sendiri secara umum cukup
konseptualisasilkan lingkungan eksternal. terbatas. Karena pada dasarnya dua masalah
Pertama, perspektif yang memandang utama dalam aspek finansial usaha kecil
lingkungan eksternal sebagai wahana yang adalah mobilisasi modal awal (star-up capital)
menyediakan sumberdaya (Clark et al., 1994: dan akses ke modal kerja dan finansial jangka
Tan & Litschert, 1994). Kedua perspektif yang panjang untuk investasi yang terbatas
memandang lingkungan eksternal sebagai (Tambunan, 2002).
sumber informasi. Namun untuk menjalankan usaha dan
Perspektif kedua mengaitkan informasi pertumbuhan output jangka panjang, alternatif
dengan ketidak pastian lingkungan pinjaman modal dari luar tidak dapat
(environmental uncertainty). Ketidak pastian dihindari. Untuk itu sumber dana paling
lingkungan mengacu pada kondisi lingkungan memungkinkan untuk mendapatkan pinjaman
eksternal yang sulit diramalkan perubahannya adalah dari lembaga perbankan, mengingat
(Clark et al., 1994). Hal ini berhubungan keberadaannya merata disemua wilayah,
dengan kemampuan anggota organisasi dalam dananya cukup dan fungsi intermediasi yang
pengambilan keputusan (decision making). diembannya.
Lingkungan eksternal memberikan peluang Di sisi lain, untuk mendapatkan
dan ancaman (tantangan) bagi perusahaan pinjaman bank tidak mudah. Pemikiran
untuk mewujudkan visi, misi dan tujuan kebanyakan pengusaha untuk masuk ke bank
perusahaan. Lingkungan eksternal diatas tidak adalah bagaimana menjelaskan ide mereka,
dapat dikendalikan perusahaan tanpa adanya dan bagaimana menyampaikannya untuk
strategi yang tepat dan sesuai dengan situasi mendapatkan pinjaman. Dalam kondisi inilah
perubahan lingkungan. kapasitas manjerial pengusaha dibutuhkan.
Disisi lain pengambilan keputusan atas Sudah dijelaskan bahwa kapasitas
modal usaha, baik dari lingkungan internal manajerial merupakan kepemilikan terhadap
maupun lingkungan ekternal sangat karakteristik personal dan skill yang cocok
dipengaruhi oleh kapasitas manajerial (termasuk keinginan dan motivasi,
pengusaha, dimana lingkungan internal dan kemampuan dan kecakapan, dan juga biografi)

7
Nur Laely & Ana Komari

untuk mengatasi persoalan dan kesempatan mengambil resiko, masih kesulitan untuk
yang pada saat dan cara yang tepat. mencari informasi, dan lainnya. Oleh karena
Penyelesaian masalah dan pemanfaatan itu kapasitas manajerial pengusaha kecil
kesempatan yang dilakukan pengusaha seperti kerajinan, sangat berpengaruh terhadap
perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian. pengambilan keputusan atas pendanaan
Kapasitas manajerial terdiri dari 2 usahanya.
komponen yaitu: personal aspect dan decision
making process aspect. Aspek personal
Kerangka Konseptual dan Hipotesis
(personal aspect) terdiri dari drives,
Penelitian
motivation, abilities dan biographical facts. Dari penjelasan tentang latar belakang
Sedangkan aspek dari proses pengambilan penelitian, rumusan penelitian, tujuan
keputusan adalah praktek dan prosedur dalam penelitian, penelitian terdahulu dan kajian
planning, implementation dan control. teori, pada akhirnya dapat dikemukakan
Penelitian Suroso (Tambunan, 2001) kerangka kon-septual penelitian yang
tentang peranan lembaga keuangan formal dan berfungsi sebagai pe-nuntun untuk
non-formal dalam pengembangan industri memudahkan dan memahami alur berfikir
kecil di Propinsi Jawa Tengah, menyimpulkan dalam penelitian ini Sebagai berikut:
bahwa berbagai faktor yang menyebabkan
industri kecil kurang mampu memanfaatkan
sumber modal lembaga keuangan formal,
antaranya adalah: latar belakang sosial budaya
para perajin itu sendiri, yaitu dalam
melakukan usahanya cenderung menggunakan
dana sendiri dan ketidak beranian mereka
untuk mengambil resiko. Dia juga
mengungkapkan bahwa kemampuan industri
kecil dalam memanfaatkan kredit dari lembaga
keuangan formal terkendala dengan
persyaratan pinjaman yang sulit, tinggmya Gambar 1.
jaminan, jangkauan pelayanan bank yang Kerangka Konseptual Penelitian
terbatas, prosedur yang berbelit-belit, serta
tidak jelasnya informasi tentang adanya kredit. Hipotesis
Hal tersebut didukung pula oleh hasil Adapun hipotesis dalam penelitian ini
penelitian Rahardjo dan Ali, dalam adalah:
(Laksmono, 2004) yang meneliti tentang 1. Lingkungan pengrajin berpengaruh
faktor-faktor keuangan yang Memengaruhi signifikan terhadap kapasitas manajerial
usaha kecil dan menengah di Indonesia usaha kecil kerajinan di Jawa Timur.
menunjukkan bahwa 37 persen modal para 2. Lingkungan pengrajin berpengaruh
pengusaha kecil berasal dari warisan, dan 54 signifikan terhadap keputusan pendanaan
persen dari tabungan pribadi. Usaha kecil usaha kecil kerajinan di Jawa Timur.
kurang mampu memenuhi persyaratan yang 3. Kapasitas manajerial berpengaruh
ditentukan oleh lembaga keuangan formal signifikan terhadap keputusan pendanaan
serta adanya diskriminasi perlakuan yang usaha kecil kerajinan di Jawa Timur.
dirasakan oleh sebagian pengusaha, terutama 4. Lingkungan pengrajin berpengaruh tidak
dalam hal pelayanan pinjaman. langsung signifikan terhadap keputusan
Dari beberapa hasil penelitian yang sudah di pendanaan melalui kapasitas manajerial
jelaskan sebelumnya menunjukkan bahwa usaha kecil kerajinan di Jawa Timur.
pengusaha kecil belum memiliki sikap
menejerial yang baik, hal itu dibuktikan
dengan pengusaha yang belum berani

8
Pengaruh Lingkungan dan Kapasitas Manajerial Terhadap Keputusan Pendanaan
Bagi Usaha Kecil Kerajinan di Jawa Timur

Populasi dan Sampel Penelitian kesalahan sebesar 5% (sig<0.05), sehingga


Populasi penelitian adalah pengrajin dapat dikatakan semua item pertanyaan adalah
usaha kecil kerajinan sesuai dengan klasifikasi valid.
usaha, sejumlah 3.711 pengrajin yang ada di Hasil uji reliabilitas dengan uji cronbach
Jawa Timur yang secara kontinyu melakukan alpha (α) pada penelitian ini menunjukkan
kegiatan kerajinan dan berproduksi. Dengan bahwa seluruh variabel penelitian adalah
kriteria responden pada penelitian ini adalah: reliable, karena seluruh nilai koefisien alpha
jenis usaha kecil kerajinan yang ada di Jawa dari masing-masing variabel penelitian lebih
Timur, akan ditentukan secara purposive besar dari yang distandartkan (0,6), dan nilai
(purposive sampling) 1 jenis usaha kecil corrected item total correlation dari seluruh
kerajinan sesuai klasifikasi dari masing- item pertanyaan lebih besar dari 0,3, sehingga
masing kabupaten/kota yang ada di Jawa masing-masing item pertanyaan pada
Timur. Pemilihan metode ini dilakukan instrumen pengukuran dapat digunakan.
dengan pertimbangan, (a) untuk tidak
terpilihnya jenis kerajinan tidak terlalu banyak
yang sama pada daerah yang berbeda; (b)
disamping itu desa terpilih harus yang sudah
eksis dan aktif berproduksi selama lima tahun
terakhir di setiap kabupaten/kota; (c)
mempunyai kriteria usaha kecil sesuai dengan
UU Nomor 20 Tahun 2008. Menggunakan
rumus Slovin dengan toleransi 5%, jumlah
sampel adalah 392 responden.
.
Alat Ukur
Variabel lingkungan pengrajin ini secara
operasional diukur dengan menggunakan 8
(delapan) indikator yang diadopsi dari
Laksmono (2004); Sucherly (2003) yaitu:
Karakteristik sosial ekonomi pengrajin, Sikap
pada kredit perbankan, Informasi kredit, Gambar 2.
Pendapatan pengrajin, Kemampuan Structural Model Penelitian
menghasilkan profit, Efesiensi biaya, Peluang Sumber: Hasil olahan peneliti dengan Amos
investasi, dan Jaminan.
Variabel kapasitas manajemen ini secara
Uji Kesesuaian Model (Goodness of Fit Test)
operasional diukur dengan menggunakan 4
Pengujian ini dilakukan untuk melihat
(empat) indikator yang diadopsi dari Rougoors
apakah model yang dikemBankean sesuai (fit)
et al.,(1998) yaitu: perencanaan, pelaksanaan,
dengan data yang tersedia. Item-item yang
pengendalian, dan organisasi.
digunakan untuk pengujian ini terlihat pada
Variabel keputusan pendanaan ini secara
Tabel 1.
operasional diukur dengan menggunakan 4
Uji model dengan Generalized Least
(tiga) indikator yang dikembangkan oleh
Square Estimation (GLS), analisis structural
Laksmono (2004), yaitu: Tinggi rendahnya
equation model (SEM), metode proporsional
intensitas peminjaman perajin, Besaran
random sampling dan bantuan software Amos
pinjaman yang dapat diperoleh, Jarak lokasi
22, pada 392 responden. Hasil pengujian
bank dari tempat perajin, dan Struktur modal.
menunjukkan model (fit) terlihat dari nilai
Dari hasil korelasi product moment
GFI, AGFI, TLI, CFI, RMSEA dan
Pearson, diketahui bahwa semua item
CMIN/DF, yang masing-masing sebesar
pertanyaan pada kuesioner mempunyai
0.927, 0.914, 0.965, 0.968, 0.072 dan 1,284
korelasi yang signifikan pada tingkat

9
Nur Laely & Ana Komari

semuanya berada pada rentang nilai yang SIMPULAN


diharapkan sehingga model dapat diterima. Berdasarkan uji hipotesis dan analisis
hasil penelitian yang telah dilakukan maka
Tabel 1: Standardized Regression Weights dari penelitian ini dapat ditarik simpulan
Estimate S.E. C.R sebagai berikut:
KAPASITAS <- LINGKUNGAN ,720 0,122 9.542
1. Lingkungan pengrajin berpengaruh
KEPUTUSAN <- KAPASITAS ,324 0,265 5.242
KEPUTUSAN <- LINGKUNGAN ,679 0,131 8.554 terhadap kapasitas manajerial usaha kecil
kerajinan di Provinsi Jawa Timur. Hal ini
terjadi karena lingkungan pengrajin yang
Tabel 2:Standardized Indirect Effects terdiri dari karakteristik sosial ekonomi
LINGKUNGAN KAPASITAS KEPUTUSAN pengrajin, sikap pada kredit perbankan,
KAPASITAS ,000 ,000 ,000 Informasi kredit, pendapatan pengrajin,
KEPUTUSAN ,233 ,000 ,000
kemampuan menghasilkan profit, efesiensi
Sumber: Olahan peneliti dengan Amos biaya, peluang investasi, dan jaminan,
yang baik, akan mendukung terjadinya
HASIL DAN PEMBAHASAN lingkungan internal yang baik juga.
Terdapat pengaruh langsung dari 2. Lingkungan pengrajin berpengaruh
Lingkungan pengrajin terhadap kapasitas terhadap keputusan pendanaan usaha kecil
manajerial pengrajin sebesar 0,720, dengan kerajinan di Provinsi Jawa Timur. Hal ini
nilai CR= 9,543 dan probabilitas 0,000. terjadi karena dengan lingkungan yang
Artinya Lingkungan pengrajin yang sudah mendukung pengusaha kecil kerajinan,
terbentuk saat ini bila dikembangkan, akan sehingga pengusaha dapat membuat
dapat meningkatkan kapasitas manajerial keputusan terbaik tentang pendanaan
pengrajin secara langsung sebesar 72,0%. Hal usaha kecil kerajinan.
ini berarti hipotesis 1 diterima. 3. Kapasitas manajerial berpengaruh terhadap
Terdapat pengaruh langsung dari keputusan pendanaan usaha kecil kerajinan
Lingkungan pengrajin terhadap keputusan di Provinsi Jawa Timur. Hal ini terjadi
pendanaan pengrajin sebesar 0,679 dengan karena kapasitas manajerial yang terdiri
nilai CR= 8,554 dan probabilitas 0,000. dari perencanaan, pelaksanaan, pengen-
Artinya lingkungan pengrajin yang sudah dalian, dan organisasi, bila dilaksanakan
terbentuk saat ini, signifikan berpengaruh dengan baik, akan menaikkan kemampuan
terhadap keputusan pendanaan pengrajin. Hal pengusaha dalam membuat keputusan
ini berarti hipotesis 2 diterima. pendanaan usaha kecil kerajinan.
Terdapat pengaruh langsung dari 4. Lingkungan pengrajin berpengaruh tidak
kapasitas manajerial pengrajin terhadap langsung terhadap keputusan pendanaan
keputusan pendanaan pengrajin sebesar 0,324 usaha kecil kerajinan melalui Kapasitas
dengan nilai CR= 5,242 dan probabilitas manajerial pengrajin di Provinsi Jawa
0,000. Artinya dengan adanya kapasitas Timur. Hal ini terjadi karena dengan
manajerial yang baik dari pengrajin, akan lingkungan yang mendukung pengusaha
meningkatkan keputusan pendanaan pengrajin kecil kerajinan, maka akan terbuna
secara langsung sebesar 31,9%. Hal ini berarti kapasitas manajerial pengrajin yang tinggi,
hipotesis 3 diterima. dimana kapasitas manajerial pengrajin
Terdapat pengaruh tidak langsung dari terdiri dari perencanaan, pelaksanaan,
Lingkungan pengrajin terhadap keputusan pengendalian, dan organisasi, bila
pendanaan pengrajin melalui kapasitas dilaksanakan dengan baik, akan menaik-
manajerial sebesar 0,233. Artinya lingkungan kan kemampuan pengusaha dalam
pengrajin yang sudah terbentuk saat ini, membuat keputusan pendanaan usaha kecil
signifikan berpengaruh terhadap keputusan kerajinan.
pendanaan pengrajin melalui kapasitas
manajerial. Hal ini berarti hipotesis 4 diterima.

10
Pengaruh Lingkungan dan Kapasitas Manajerial Terhadap Keputusan Pendanaan
Bagi Usaha Kecil Kerajinan di Jawa Timur

Dengan demikian terdapat keterkaitan tidak Djumadi, 2010. Pengaruh kebijakan pemerintah
langsung yang cukup besar antara variabel dan lingkungan kerja terhadap kepuasan
lingkungan pengrajin dengan variabel kerja dan komitmen karyawan terhadap
keputusan pendanaan usaha kecil kerajinan kepuasan kerja dan komitmen karyawan
melalui variabel kapasitas manajerial. Hal ini serta dampaknya pada produktivitas
menunjukkan bahwa kapasitas manajerial kerja karyawan. Disertasi Program
usaha kecil kerajinan akan meningkat, dengan Doktor Ilmu Ekonomi Untag Surabaya.
adanya pengelolaan lingkungan usaha Emory, C.William and Donald R Cooper, 2005.
pengrajin yang baik di Provinsi Jawa Timur. Busines Reseach Methods. Fouth
Dari kedua variabel yang dihipotesiskan Edition. Richard D. Irwin, Inc.
berpengaruh terhadap keputusan pendanaan Fadel, Muhammad, 2006. Industialisasi dan
usaha kecil kerajinan pada penelitian ini, yang Wirawasta Masyarakat Industri Belah
terbesar nilainya adalah keterkaitan langsung Ketupat, Cetakan ke 5. PT. Gramedia
antara lingkungan pengrajin dengan keputusan Pustaka Utama, Jakarta.
pendanaan. Hal ini mempertegas bahwa Gallardo, Joselito, 1999. Leasing to Support
lingkungan usaha kecil kerajinan sangat Micro and Small Enterprise, Financial
dominan Memengaruhi keputusan pendanaan di Sector Development Department, The
Provinsi Jawa Timur. Oleh sebab itu World Bank.
pengambilan keputusan pendanaan usaha akan Ghosh, B.C.. Liang. Tan Wee,; Meng, Tan
naik dengan meningkatkan lingkungan usaha, Teck,; Chan. Ben, 2001. The Key
dan menaikkan kapasitas manajerial usaha, Success Factors, Drstmctive
dimana hal ini dapat dilakukan dengan cara Capabilities, and Strategic Thrusts of
memberikan tambahan modal dengan Top SMEs in Singapore, Journal of
mempermudah pengambilan kredit, dan Business Research 51:209- 221, Elsevier
menaikkan profit usaha. Untuk menaikkan Science Inc., Singapore.
kapasitas manajerial dapat dilakukan dengan Gustaman, Ria, 2000. Faktor-Faktor Sosial
memberikan pendampingan dalam pengelolaan Ekonomi Masyarakat Tarn yang
usaha, dan juga memberikan kesempatan untuk Memengaruhi Kesediaan Pengembalian
mengikuti pelatihan-pelatihan dan edukasi yang Kredit (Kasus Kredit Usaha Tani Padi di
dilakukan oleh pihak pemilik modal. Jawa Barat), Disertasi Program
Pascasarjana Universitas Padjadjaran,
Bandung.
DAFTAR PUSTAKA
Goodfellow, Rob and Marsh, Antony, 2005.
Ananti Yekti, 2010. Peranan Lembaga Indonesian Business Culture, Sub title
Keuangan Formal dan In formal, Bagi Management in Indonesia, A State of
Masyarakat Pertanian di Pedesaan, transition, Butterworth Heinemann Asia,
Jumal llmu-ilmu Pertanian, Volume 6, Fifth Edition Singapore.
Nomor2, Desember 2010, ISSN 1858- Hair, Josep f., Jr. Anderson, Rolph E., Tatham,
1226 Runald L., Black, Wiliam C, 2002.
Budiantoro, Setyo, 2004. Financial Reform Multivariate Data Analysis, Fifth
untuk Keuangan Mikro, Jurnal Ekonomi Edition, Prentice Hall International Inc.,
Keuangan, Jakarta. New Jersey.
David, Fred R., 2004. Manajemen Strategis: Halcon, Yunsak El., 1998. Problema
Konsep-konsep (Edisi Kesembilan). PT Pemberdayaan Pedagang Kecil dalam
Indeks Kelompok Gramedia. ISBN 979- Mengakses Kredit Perbankan, Thesis
683-700-5. Program Pascasarjana Universitas Gajah
Didin S. Damaril Juri, 2002. Posisi dan Prospek Mada, Yogyakarta.
U'KM di Indonesia, Makalah Seminar Jalaludin, Selamat, 2003. Studi Komparasi
Institut Pertanian Bogor, Bogor. Kinerja Bank Perkreditan Rakyat
Syariah (BPR-Syariah) .dengan Bank

11
Nur Laely & Ana Komari

P.erkredltan Rakyat (BPR) Pascasarjana Universitas Hasanuddin,


Konvensional dalam Memberikan Kredit Makassar
Pada Pengusaha Kecil Pedesaan di Jawa Nuthall, P.L, 2001, Managerial Ability – A
Timur, Jurnal Distribusi Edisi ke-19, Review of Its Basis and Potential
Mataram University Press, Mataram. Improvement Using Psychological
Jayaratne, Jith. and Morgan, Don, 2005. Concepts. Agricultural Economic 24,
Information Problem and Deposit 247-262.
Constraints at Bank, Federal Reserve Ohlmer, Bo, Kent Olson dan Berndt Brehmer,
Bank, New York, 2003. Understanding Farmers’decision
Kao, Raymond WY. and Liang, Tan Wie, 2001. Proccesses and Improving Manajerial
Entrepreneurship and Enterprise Assistance. Agriculture Economis, 18,
Development in Asia, Prentice Hall, 273-290.
Singapore. Orser, Barbara J., Sandy Hogarth-Scott dan
Krisna, Wijaya, 2002. Kumpulan Pemikiran Allan L, Riding, 2000. Performance
Analtisis Pemberdayaan Usaha Kecil, Firm Size and Management Problem
Pustaka Wirausaha Muda, Bogor. Solving. Journal of Small Busines
Kustadi, Ayi, 2004. Faktor Faktor Yang Management.
Menentukan Prilaku Masyarakat Desa Perry, Martin, 2000. Mengembangkan Usaha
Dalam Memanfaatkan Lembaga Kecil dengan Memanfaatkan Berbagai
Keuangan Formal di Pedesaan, (Kasus Bentuk Jaringan Kerja, Terjemahan Tri
Pada Nasabah BPR di Kabupaten Budhi Sastrio, PT, Rajagrafindo
Bandung), Disertasi program Persada, Jakarta.
Pascasarjana Universitas Padjadjaran, Pillay, 2006. The Internal And External
Bandung. Environment For Small Business
Laksmono, R. Didik, 2004. Alternatif Pola Growth In Pietermaritzburg, Journal of
Penjaminan Kredit, Salah Satu Upaya Small Busines Management
Peningkatan Aksesibilitas Usaha Mikru Piter Abdullah dan Suseno, 2003. Fungsi
Kecil dan Menengah Terhadap Kredit Inlermediasi Perbankan di Daerah
Perbankan, Bank Indonesia, Jakarta, Pengukuran dan Identij'ikasi Faktor-
Mahrip, 2010. Pengaruh Lingkungan Ekonomi, Faktor yang Memengaruhi, Dalam
Lingkungan Fisik, Jiwa Kewirausahaan Buletin Ekonomi Moneter dan
Dan Kemampuan Manajerial Petani Perbankan Volume 5, Bank Indonesia,
Terhadap Kinerja Usahatani di Pulau Jakarta.
Lombok JAWA TIMUR. Disertasi Priyanto, Sony Heru, 2002. Pengembangan
Program Doktor Ilmu Ekonomi Untag Kapasitas Manajemen dan
Surabaya. Kewirausahaan pada UKM pertanian.
Marbun, BN., 2006. Manajemen Perusahaan Jurnal Ekonomi dan Bisnis Dian
Kecil, PT. Pustaka Binaman Pressindo, Ekonomi. Vol. III No. 3, 401-427.
Jakarta. Rahardjo, M. Dawam dan Fachry Alt, 2008.
Mukmin Suryatni, Lain Suparman, Abdul Faktor-faktor Keuangan yang
Hanan, 2003. Analisis Kinerja Memengaruhi Usaha Kecil dan
Pembinaan Pengusaha. Kecil dan Menengah di Indonesia, Aspek-Aspek
Koperasi oleh.BUMN di Jawa Timur, Finansial Usaha Kecil dan Menengah
Jurnal Distribusi Edisi ke-19, Mataram Studi Kasus ASEAN, Edisi ke 4. LP3ES,
University Press, Mataram. Jakarta.
Munizu, 2010. Pengaruh Faktor-Faktor Rahmah Ismail, 1995. Industri Kecil Malaysia,
Eksternal dan Internal Terhadap Kinerja Isu Pemhiayaan, Tehnologi dan
Usaha Mikro dan Kecil (UMK) di Pemasaran, University Kebangsaan
Sulawesi Selatan, Disertasi Program Malaysia, Selangor.

12
Pengaruh Lingkungan dan Kapasitas Manajerial Terhadap Keputusan Pendanaan
Bagi Usaha Kecil Kerajinan di Jawa Timur

Ratna, Ria Ariawati, 2000. Usaha Kecil: Masih Lapisan Bawah, Makalah Bappenas.
Adakah Peluang Usaha Bagj Mereka? Cetakan kelima. Jakarta.
Tinjauan dari Perspektif Ahmtansi, Suroso, Agus, 2005. Peranan Lembaga
Pidato Pengukuhan Guru Besar Dalam Keuangan Formal dan Non Formal
Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dalam Pengembangan Industri Kecil
Universitas Padjadjaran, Bandung. (Suatu Survey di Provinsi Jawa Tengah).
Ria Gustaman, 2000. Faktor-faktor Sosial Makalah Seminar Institut Pertanian
Ekonomi Masy. Tani yang Bogor, Bogor.
Memengaruhi Kesediaan Pengembalian Sharma. JP. 1990. Small Scale Industry
Kredit [KUT] Padi di Jawa Barat. Pusat Problem and Prospect, Renu Printers,
Penelitian dan Pengembangan Bisnis Babarpur New Delhi
Lembaga Penelitian Universitas Sucherly, 2003. Pengembangan Usaha Kecil
Padjadjaran (P3B-UNPAD), Bandung. dan Menengah, Materi Kuliah Program
Roper, Stephen, 1999. Modelling Small Pascasarjana Universitas Padjadjaran,
Business Growth and Profitability, Small Bandimg.
Business Economics 13: 235-252, Sutopo, J., 2004. Industri Kecil dalam Upaya
Netherlands. Menerobos Pasar Inlernasional, Edisi
Rougoor, Carin W, Ger Trip, Ruud BM Huirne ke lima. BEB-Bapindo, Jakarta.
dan JA Renhema, 2003. How to Define Suroso, Agus,1995. Peranan Lembaga
and Study Farmers’manajemen capacity: Keuangan Formal dan Non-Formal
Theory and Use in Agriculture dalam Pengembangan Industri Kecil
Economic. Agriculture Economis 18, (Suatu Survey di Propinsi Jawa Tengah),
261-272. Disertasi Program Pascasarjana
Sariwulan, Tuty, 2002. Faktor-faktor yang Universitas Padjadjaran, Bandung.
Memengaruhi Besarnya Kredit yang Tambunan, Tulus, 2002. Usaha Kecil dan
Diberikan oleh Bank Syariah Bagi Menengah di Indonesia: Beberapa Isu
Masyarakat serta Pengusaha Kecil di Penting, Salemba Empat, Jakarta.
Kabupaten Lombok Barat Jawa Timur, Tambunan, Tulus. TH., Mukti Z.Asiki.n,
Jurnal Distribusi Edisi ke-17, Mataram Lu.luk Irene Suparlan, Yayan.
University Press, Mataram. Supriyani, Jacky Hendrawan, Ahmad
Sparrow, John, 2001. Case Study Knowledge Muntaha., 2003. Usaha Kecil Indonesia
Management in Small Firm, Journal tinjauan Tahun 2002 dan Prospek
Knowledge and Process Management, Tahun 2003, ISBRC-PUPUK, Jakarta.
Volume 8 Number 1:3-16, John Wiley Tuty Sariwulan, 2002. Faktor-faktor yang
& Sons, Birmingham. Memengaruhi Besamya Kredit yang
Strahan, Philip E., and Weston, James, 2006. Diberikan oleh Bank Syanah Bag!
Small Business Lending and Bank Masyarakat serta Pengusaha Kecil di
Consolidation: Is There Cause for Kahupaten I,omhok Barat Jawa Timur,
Concern?, Ecomics and Finance, Jurnal Distribusi Edisi ke-17, Mataram
Federal Reserve Bank, New York. University Press, Mataram.
Sucherly, dkk,, 2002. Pola Pembinaan dan Wilson, Paul, David Hadley dan Carol Asby,
Pengembangan Industri Kecil Menengah 2002. The Influence of Magement
(IKM) di Jawa Barat (Pemetaan Usaha Characteristics on The Technical
Unggulan dan Pengusaha Andalan), Efficiency of Wheat Farmers in Eastrn
Pusat Penelitian dan Pengembangan England. Agriculture Economic 24, 329-
Bisnis Lembaga Penelitian Universitas 338.
Padjadjaran (P3B-UNPAD), Bandung.
Sumodiningrat, Gunawan, 2008. Pelayanan
Kredit yang Menjangkau Masyarakat

13

You might also like