You are on page 1of 18

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/315610631

ANALISIS HASIL UJIAN NASIONAL BAHASA INGGRIS SMA DAN


PENGEMBANGAN MODEL PENINGKATAN MUTU PEMBELAJARAN BAHASA
INGGRIS DI PROPINSI NUSA TENGGARA BARAT*)

Article · December 2016

CITATIONS READS

0 416

1 author:

I Made - Sujana
University of Mataram
22 PUBLICATIONS   25 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Establishing English Competency ... View project

Designing ELT for Students of Medicine View project

All content following this page was uploaded by I Made - Sujana on 14 December 2020.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


JURNAL ILMIAH PROFESI PENDIDIKAN
Volume : 1 No : 2 November 2016 ISSN : 2502 - 7069

ANALISIS HASIL UJIAN NASIONAL BAHASA INGGRIS SMA DAN


PENGEMBANGAN MODEL PENINGKATAN MUTU PEMBELAJARAN BAHASA
INGGRIS DI PROPINSI NUSA TENGGARA BARAT*)

Oleh
I Made Sujana, Yayuk Andayani, Baidowi, M. Liwa Ilhamdi, Ni. Made Novi Suryanti, dan
Mari’i.
FKIP Universitas Mataram
madesujana@unram.ac.id
https://imadesujana.wordpress.com

Abstract. This research aims at (a) mapping of the results of National Examinantion of
Senior High Schools in Mataram City, West Lombok Regency and North Lombok Regency,
(b) finding out the sources of possible problems, (c) providing recommendation for solutions,
and (d) designing solution models. Data are collected in two levels: for English National
Examination mapping, all 52 schools are analyzed; while for finding out the sources of
problems and recommendation, only 12 schools involved as samples, the selection of which
employ purposive quota sampling technique, by considering types of schools (government and
private), location (city or country), achievement/rank in national Exam (high or low). The data
are collected using triangulation techniques such as documentary, questionnaire for schools
and for teachers, observation, probing test, and focus group discussion (FGD). The collected
data are then analyzed qualitatively and quantitatively. From the analysis, it is concluded that
(i) the mastery of English subject tends to increase from 2008 to 2009 and 2010; (ii) There
are at least 10 indicators on Listening and 14 indicators on Reading whose achievement is
under 60% and regarded as problematic indicators to the students for 3 years; (iii) Factors
causing those problems are KTSP and 8 National Standards of Education in most schools
have not been implemented and fulfilled optimally, caused by various factors; (iv) From the
analysis of factors influencing the improvement of quality at SMAs, one of the major problems
is teachers capability in relation to other Standards (Content, Process, Assessment, Facilities
and Teachers Development). Solving teachers’ problems are expected to solve other problems;
(v) It is, therefore, that in order to improve the quality of education in Senior High Schools in
the targeted regions, the solution model offered is the empowerment of English teachers at the
targeted regions.

Keywords: National Exam, Senior High School, solution recommendation

123
I Made Sujana, Yayuk Andayani, Baidowi, M. Liwa Ilhamdi, Ni. Made Novi Suryanti, dan Mari’i.

Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk (a) memetakan hasil UN SMA di tiga wilayah yaitu
Kota Mataram, Kabupaten Lombok Barat, dan Kabupaten Lombok Utara, (b) menelusuri
factor-faktor yang mungkin menyebabkan permasalahan, (c) menyusun rekomendasi solusi dan
(d) menyusun model solusi untuk satuan pendidikan. Data dikumpulkan dengan menggunakan
dua cara, yaitu untuk pemetaan data dari 52 SMA diolah; sedangkan untuk menggali faktor-
faktor penyebab dan rekomendasi solusi serta model solusi digunakan sampel yang ditetapkan
12 sekolah yang ditetapkan dengan cara purposive quota sampling technique dengan
mempertimbangkan kategori sekolah negeri-swasta, desa-kota, rangking tinggi dan rendah.
Data dikumpulkan dengan dokumen, angket sekolah, angket guru, FGD, tes probing, obervasi
dan verifikasi. Data yang terkumpul kemudian dianalisis secara kuantitatif dan kualitatif.
Dari analisis dapat disimpulkan bahwa (1) tingkat daya serap mata pelajaran Bahasa Inggris
cerderung meningkat dari tahun 2008 ke 2009 dan 2010; (ii) Dalam 3 tahun (2008 – 2010)
setidaknya ada 10 indikator pada Reading dan 14 indikator dalam Listening yang sering menjadi
masalah, dengan acuan penguasaan di bawah 60%; (iii) faktor-faktor yang menyebabkan
masalah antara lain pelaksanaan KTSP dan pemenuhan 8 SNP di kebanyakan sekolah belum
berjalan maksimal yang disebabkan oleh berbagai kendala; (iv) Dari analisis permasalahan
sekolah dalam peningkatan mutu pembelajaran Bahasa Inggris di SMA di wilayah target, salah
satu sumber permasalahan yang mampu menyelesaikan banyak permasalahan di sekolah adalah
peningkatan kemampua guru terkait dengan Standar Isi, Standar Proses, Standar Sarprass dan
Standar Penilaian; (v) Dengan demikian, model solusi yang ditawarkan dalam peningkatan
mutu pendidikan bahasa Inggris adalah melalui penberdayaan guru dalam kaitannya dengan
Standar-Standar di atas.

Kata-Kata Kunci: Ujian Nasional (UN), SMA, Bahasa Inggris, rekomendasi solusi

A. PENDAHULUAN melalui olahhati, olahpikir, olahrasa dan


Undang-Undang No. 20 tahun olahraga agar memiliki daya saing dalam
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menghadapi tantangan global. Peningkatan
(Sisdiknas) mengisyaratkan bahwa pendidikan relevansi pendidikan diarahkan pada usaha
nasional nasional harus mampu menjamin menghasilkan lulusan yang sesuai dengan
pemerataan kesempatan pendidikan, tuntutan kebutuhan berbasis potensi sumber
peningkatan mutu dan relevansi serta efisiensi daya alam Indonesia. Peningkatan efisiensi
manajemen pendidikan. Berbagai usaha manajemen pendidikan dilakukan melalui
dilakukan pemerintah melalui Departemen penerapan manajemen berbasis sekolah dan
Pendidikan Nasional dalam rangka pemenuhan otonomi perguruan tinggi serta pembaharuan
pilar di atas. Pemerataan kesempatan pengelolaan pendidikan secara terencana,
pendidikan diwujudkan dalam program terarah, dan berkesinambungan.
wajib belajar 9 tahun. Peningkatan mutu
pendidikan diarahkan untuk meningkatkan Untuk mencapai tujuan tersebut
kualitas manusia Indonesia seutuhnya pemerintah telah berusaha melakukan berbagai

124
I Made Sujana, Yayuk Andayani, Baidowi, M. Liwa Ilhamdi, Ni. Made Novi Suryanti, dan Mari’i.

upaya perbaikan dan sektor pendidikan selalu Pemerintah juga mengaktifkan kegiatan-
mendapat prioritas utama dalam pembangunan. kegiatan penggunaan bahasa Inggris melalui
Berbagai program untuk peningkatan mutu berbagai lomba, penyediaan referensi-
pendidikan ini antara penyempurnaan referensi berbahasa Inggris, pertukaran guru
kurikulum, pemberian insentif kepada tenaga dan siswa melalui program “twin/sister
pendidik melalui program sertifikasi guru, schools”, pengubahan status sekolah kategori
penyediaan buku-buku murah melalui program baik di daerah menjadi Rintisan Sekolah
BSE, peningkatan kompetensi pendidik dan Bertaraf Internasional (RSBI) walaupun pada
tenaga kependidikan melalui berbagai diklat, akhirnya ditutup karena berbagai alasan.
perbaikan fasilitas belajar dan pembelajaran, Semua itu dilakukan untuk meningkatkan
dan penyempurnaan sistem kelulusan dengan kemampuan berbahasa Inggris siswa.
mengurangi dominansi ujian nasional sebagai
penentu kelulusan dengan memberikan Akan tetapi berbagai usaha yang telah
peluang pada ujian sekolah dan nilai rapor. dilakukan di atas masih belum mencapai
hasil maksimal. Dari analisis awal hasil
Dalam rangka meningkatkan kualitas Ujian Nasional mata pelajaran Bahasa
pembelajaran bahasa Inggris di sekolah, Inggris selama tiga tahun (2008, 2009, 2010)
pemerintah juga telah melakukan berbagai ternyata masih banyak siswa berada pada
usaha seperti melakukan perubahan dalan kategori penguasaan kurang (rentangan skor
landasan filosofi dan landasan teoritis yang 4,50 – 5.49) dan kategori sangat kurang
mendasari pembelajaran Bahasa Inggris yang (rentangan skor 0,00 – 4,49) di tiga wilayah
lebih menekankan pada bahasa sebagai fungsi yang di analisis di NTB yaitu Kota Mataram,
sosial yang penggunaannya ditentukan oleh Kabupaten Lombok Barat, dan Kabupaten
konteks budaya dan konteks situasi (lihat Lombok Utara. Hal tersebut dapat dilihat dari
Sujana, Narasintawati, Nuryanti, 2010). table berikut:

Tabel 1: Persentase Hasil UN dalam kategori ‘kurang’ dan ‘sangat kurang’ di Kota Mataram
dan Lombok Barat tahun 2007/2008 – 2009/2010

Sumber Data: Sujana, dkk. (2011)

125
I Made Sujana, Yayuk Andayani, Baidowi, M. Liwa Ilhamdi, Ni. Made Novi Suryanti, dan Mari’i.

Dari data hasil UN Bahasa Inggris semakin besar permasalahan yang dihadapi
selama 3 tahun di wilayah Kota Mataram, dalam pembelajaran bahasa Inggris.
Lombok Barat dan Lombok Utara, diperoleh
gambaran bahwa secara kuantitatif terjadi Dari pemaparan dan analisis data awal
peningkatan pencapaian dari tahun ke tahun. di atas, sangatlah menarik untuk mengkaji
Pada tahun 2008, jumlah siswa yang berada lebih lanjut tingkat penguasaan bahasa
pada kategori kurang dan sangat kurang Inggris siswa SMA (negeri maupun swasata)
berkisar antara 22,33% – 28,08% dari 3 terutama analisis yang terkait dengan pokok
jurusan yang dianalisis (IPS, IPA dan Bahasa) bahasan/KD masih dianggap bermasalah
dengan persentase terendah pada jurusan IPA dari tahun ke tahun, analisis faktor-faktor
dan tertinggi pada jurusan Bahasa. Pada tahun yang menyebabkan permasalahan tersebut
2009, terjadi penurunan jumlah siswa yang dan alternatif pemecahan yang sesuai untuk
berada pada nilai kurang dan sangat kurang, menyelesaikan masalah pembelajaran Bahasa
yaitu berkisar antara dengan 6,90% - 16,02%. Inggris di Nusa Tenggara Barat.
Lonjakan terjadi pada jurusan IPA terjadi
perubahan yang cukup tajam dari 22,33% Dengan demikian, permasalahan
berada pada kategori kurang dan sangat yang dikaji dalam penelitian ini antara lain:
kurang pada tahun 2008 menjadi hanya 6,90% (1) Bagaimana tingkat penguasaan SK/KD
pada tahun 2009. Skor terendah bergeser mata pelajaran Bahasa Inggris dalam UN
dari jurusan Bahasa ke jurusan IPS. Pada SMA di Kota Mataram, KLU dan Kabupaten
tahun 2010 juga terjadi peningkatan secara Lombok Barat Provinsi Nusa Tenggara
kuantitatif hasil UN Bahasa Inggris dengan Barat?; (2) Kompetensi/pokok bahasan
rentangan persentase antara 5,00% - 7,71%. manakah dari mapel bahasa Inggris yang
Dari data-data tersebut, secara kuantitif adanya tingkat penguasaanya masih rendah?; (3)
peningkatan hasil belajar dari tahun ke tahun. Faktor-faktor apa yang menyebabkan belum
Ini berarti telah terjadi peningkatan kualitas tercapainya kompetensi tersebut di atas?;
pengajaran bahasa Inggris di wilayah NTB (4) Bagaimana strategi/solusi peningkatan
yang tentunya didukung oleh peningkatan kompetensi yang belum tercapai siswa SMA
kualitas dan kuantitas dari 8 standar nasional pada mata pelajaran Bahasa Inggris?; dan
pendidikan (SNP) yang menjadi acuan dalam (5) Bagaimana model pemecahan masalah
penyelenggaraan pendidikan pada setiap satuan pembelajaran bahasa Inggris SMA di tiga
pendidikan. Makna lain yang tersirat dari data wilayah tersebut?
di atas adalah walaupun terjadi peningkatan
kompetensi bahasa Inggris setiap tahun, tetapi Tujuan yang ingin dicapai dalam
masih banyaknya kompetensi-kompetensi/ penelitian antara lain (1) Memetakan
indikator-indikator yang belum dikuasai oleh tingkat penguasaan UN Bahasa Inggris
siswa apalagi ketika yang dijadikan acuan SMA di Kota Mataram, Kabupaten Lombok
keberhasilan adalah tingkat kompetensi siswa. Utara, dan kabupaten Lombok Barat; (2)
Seseorang dapat dikatakan kompeten apabila Memetakan pokok bahasan/kompetensi
tingkat penguasaannya mencapai 75%. Kalau Bahasa Inggris yang tingkat penguasaannya
persentase ini yang dijadikan acuan, maka masih rendah; (3) Mendeskripsikan faktor-

126
I Made Sujana, Yayuk Andayani, Baidowi, M. Liwa Ilhamdi, Ni. Made Novi Suryanti, dan Mari’i.

faktor penyebab rendahnya pencapaian diharapkan menjadi model (best practice).


kompetensi-kompetensi Bahasa Inggris;
(4) Mengembangkan rekomendasi strategi Data yang diperlukan dalam penelitian
peningkatan kompetensi–kompetensi yang ini berupa daya serap hasil UN Bahasa
masih bermasalah; dan (5) Mengembangkan Inggris tahun 2008-2010 yang dianalisis dari
model pemecahan masalah pembelajaran data Pusat Penilaian Pendidikan Depdiknas,
Bahasa Inggris di wilayah Kota Mataram, faktor-faktor yang menjadi sumber masalah
KLU dan Kabupaten Lombok Barat. belum tercapainya KD-KD tertentu, serta
kemungkinan rekomendasi dan model solusi
B. METODE PENELITIAN yang bisa ditawarkan untuk meningkatkan daya
serap materi yang bermasalah. Data tersebut
Penelitian ini dilaksanakan di 3 dikumpulkan dengan teknik triangulasi antara
kabupaten kota di NTB, yaitu Kota Mataram, lain angket 8 SNP, Software PPMP versi
Kabupaten Lombok Barat, Kabupaten 2.4, angket permasalahan guru, tes probing
Lombok Utara dengan melibatkan 52 SMA bidang studi, Focus Group Discussion (FGD),
negeri dan swasta. Pendekatan penelitian yang dokumentasi dan observasi/verifikasi, dengan
digunakan adalah gabungan antara pendekatan melibatkan KS, WKS, KTU, Guru. Data
kualitatif dan kunatitatif yang dikemas dalam tersebut kemudian dianalisis secara kualitatif
bentuk survey. Pemetaan dilakukan dengan dan kuantitatif tergantung dari jenis data.
menganalisis hasil UN Bahasa Inggris SMA
di 52 sekolah dari tahun 2008-2010 (data C. HASIL DAN PEMBAHASAN
Puspendik); sedangkan faktor-faktor penyebab
permasalahan dan solusi digali dari 12 sekolah 1.TINGKAT PENGUASAAN SK-KD UN
sampel yang ditentukan dengan menggunakan DI KOTA MATARAM, KABUPATEN
teknik purposive quota sampling technique. LOMBOK BARAT DAN KABUPATEN
Kedua belas sekolah dipilih berdasarkan LOMBOK UTARA TAHUN 2008 – 2010
ranking tertinggi-terendah, letak geografis
(kota dan desa) dan jenis sekolah (negeri Dari analisis data UN SMA dari tahun
dan swasta). Sehingga sampel penelitian ini 2008 -2010 di Kota Mataram, Kabupaten
sebagai berikut: 3 sekolah negeri di wilayah Lombok Barat, dan Kabupaten Lombok Utara
perkotaan, 3 sekolah negeri di pedesaan, 3 dengan menggunakan Software PPMP versi
sekolah swata di perkotaan, dan 3 sekolas 2.4 dengan menggunakan acuan daya serap
swasta di pedesaan. Analisis permasalahan mata pelajaran Bahasa Inggris sebesar 60%
lebih ditekankan pada sekolah dengan katetori diperoleh gambaran sebagai berikut:
rendah sedangkan sekolah pada kategori tinggi
Tabel 2 Tingkat penguasaan KD Bahasa Inggris UN SMA Kota Mataram, Lombok Barat dan KLU

127
I Made Sujana, Yayuk Andayani, Baidowi, M. Liwa Ilhamdi, Ni. Made Novi Suryanti, dan Mari’i.

Data di atas menunjukkan tingkat tahun 2009 dan 76% pada tahun 2010.
penguasaan Bahasa Inggris di Kota Mataram, 2.KD BERMASALAH, FAKTOR
Kabupaten Lombok Barat dan Kabupaten PENYEBAB DAN SOLUSI DALAM MATA
Lombok Utara selama tiga tahun dari tahun PELAJARAN BAHASA INGGRIS
2008 – 2010 yang terdiri dari kelompok IPA
dan Kelompok IPS. Secara umum terjadi 2.1 Materi/KD Bermasalah Mata Pelajaran
peningkatan hasil UN bahasa Inggris SMA Bahasa Inggris
dari tahun 2008 ke 2009 maupun dari 2009 ke Dari 4 ketrampilan berbahasa
2010. Untuk kelompok IPA di Kota Mataram, (Listening, Speaking Reading, dan Writing)
terjadi peningkatan sebesar 24% dari tahun yang diajarkan dalam mata pelajaran Bahasa
2008 ke 2009 dan stagnan pada tahun 2009 Inggris di Sekolah Menengah Atas, yang
ke 2010; sedangkan untuk jurusan IPS terjadi diteskan dalam dalam Ujian Nasional hanya
peningkatan sebesar 34% yaitu dari 32 % ketrampilan yang bersifat reseptif yaitu
pada tahun 2008 menjadi 66% pada tahun Listening dan Reading, dengan porsi 30%
2009 dan menurun pada tahun 2010 menjadi (15 soal) Listening Comprehension dan 70%
62%. Di kabupaten Lombok Barat, trend (35 soal) Reading Comprehension. Dari
pemerolehan nilai pada UN IPA maupun analisis data UN selama 3 tahun dari tahun
IPS cedrung meningkat, yaitu kelompok IPA 2008 sampai dengan tahun 2010, ditemukan
terjadi peningkatan dari 66% menjadi 72% bahwa ada kecendrungan peningkatan yang
pada tahun 2009 dan menjadi 82% pada tahun ditunjukkan dengan semakin meningkatnya
2010; untuk kelompok IPS prestasi yang daya serap dalam mata pelajaran Bahasa
dicapai lebih rendah dibandingkan dengan Inggris sebagaimana tergambar dalam table
kelompok IPA, yaitu dari 40% menjadi 54% berikut:

Tabel: Trend KD bermasalah selama 3 tahun di wilayah Kota Mataram, Lobar dan KLU 2008-2010

128
I Made Sujana, Yayuk Andayani, Baidowi, M. Liwa Ilhamdi, Ni. Made Novi Suryanti, dan Mari’i.

Dari tabel di atas diperoleh gambaran ungkapan setuju/tidak setuju.


bahwa terjadi peningkatan daya serap Bahasa 5. Menentukan gambaran umum teks
Inggris di masing-masing wilayah penelitian monolog dalam bentuk news item.
baik dari jurusan IPA maupun IPS. Di wilayah 6. Menentukan gambar yang tepat sesuai
Kota Mataram terjadi peningkatan daya serap dengan informasi tertentu dari isi
dari 62% pada tahun 2008 menjadi 86% pada percakapan.
tahun 2009 dan tahun 2010 untuk Jurusan 7. Menentukan gambar yang sesuai
IPA dan untuk Jurusan IPS peningkatannya dengan informasi rinci tersurat dalam
lebih tajam dari daya serap 32% menjadi percakapan.
64% pada tahun 2009 dan sedikit menurun 8. Menentukan respon dari teks monolog
menjadi 62% pada tahun 2010. Untuk SMA pendek berbentuk recount
wilayah Kabupaten Lombok Barat juga 9. Menentukan respon dari percakapan
terjadi peningkatan baik untuk Jurusan IPA pendek yang menyatakan suka/tidak
maupun IPS: Untuk Jurusan IPA terjadi suka.
peningkatan dari 66% pada tahun 2008 10. Menentukan informasi rinci dari teks
menjadi 72% pada tahun 2009 dan 82% pada monolog berbentuk deskriptif
tahun 2010; sementara untuk Jurusan IPS
terjadi peningkatan dari 40% pada tahun 2008 Untuk Ketrampilan Reading:
menjadi 54% pada tahun 2009 dan terjadi 1. Menentukan informasi tersirat dari teks
peningkaan yang cukup tajam pada tahun esei tertulis berbentuk discussion.
2010 menjadi 76%. Ujian Nasional di Wilayah 2. Menentukan pikiran utama paragraf
Kabupaten Lombok Utara baru terpisah dalam teks tertulis berbentuk recount.
dengan Kabupaten Lombok Barat pada tahun 3. Menentukan informasi tersirat dari teks
2010. Daya serap di atas 60% mencapai 66% tertulis berbentuk recount.
untuk Jurusan IPA dan 64% untuk Jurusan 4. Menentukan pikiran utama paragraf teks
IPS. Data di atas juga menunjukkan bahwa esei berbentuk report.
daya serap Bahasa Inggris siswa SMA Jurusan 5. Menentukan tujuan komunikatif dari
IPA lebih baik dibandingklan dengan siswa sebuah teks tertulis berbentuk report.
Jurusan IPS. 6. Menentukan informasi tertentu dari teks
Dari analisis trend terhadap KD-KD yang tertulis berbentuk news item.
bermasalah selama 3 tahun terakhir ditemukan 7. Menentukan informasi rinci tersurat
KD-KD yang sering bermasalah antara lain: dalam teks esei tertulis berbentuk
Untuk Ketrampilan Listening: exposition.
1. Menentukan gambaran umum dari 8. Menentukan informasi tertentu dari
isi percakapan tersebut dengan teks fungsional pendek berbentuk
diperdengarkan teks transaksional advertisement/ brochure.
2. Menentukan respon dari percakapan 9. Menentukan informasi rinci dari
pendek yang menyatakan undangan. teks fungsional pendek berbentuk
3. Menentukan respon dari percakapan advertisement /brochure.
pendek yang menyatakan simpati. 10. Menentukan informasi tersirat sesuai
4. Menentukan jawaban yang menyatakan konteks dari teks fungsional pendek

129
I Made Sujana, Yayuk Andayani, Baidowi, M. Liwa Ilhamdi, Ni. Made Novi Suryanti, dan Mari’i.

berbentuk letter. verifikasi lapangan, Kuesioner bidang


11. Menentukan gambaran umum dari teks studi, tes probing bahasa, dan Focus Group
fungsional pendek berbentuk letter. Discussion (FGD) ditemukan faktor-faktor
12. Menentukan gambaran umum dari teks yang ditengarai menjadi sumber masalah
hortary exposition. rendahnya daya serap Kompetensi Dasar
13. Menentukan gambaran tertentu dari teks di atas. Ringkasan hasil analisis terhadap
hortary exposition. permasalahan 8 SNP dijabarkan sebagai
14. Menentukan makna kata dari teks berikut:
explanation. 1.Standar Isi
Standar Isi terkait dengan ruang lingkup
Dari gambaran KD yang bermasalah dan tingkat kompetensi yang dituangkan
di atas dapat disimpulkan bahwa masih dalam kriteria tentang kompetensi tamatan,
banyak aspek-aspek atau materi yang perlu bahan ajar, mata pelajaran, dan silabus
mendapat penanganan. Dari ketrampilan yang harus dipenuhi oleh peserta didik
Listening, permasalahan yang ada kebanyakan pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu.
terkait dengan kemampuan berkomunikasi, Sebagai dampak dari otonomi daerah,
yaitu bagaimana merespon ungkapan- sekolah juga diberikan otonomi dalam
ungkapan tertentu (short functional texts) menyelenggarakan pendidikan dengan
seperti ungkapan simpati, setuju/tidak setuju, memberikan kebebasan sekolah untuk
suka/tidak suka, undangan, dan lain-lain. menyusun Kurikulum Tingkat Satuan
Permasalahan Listening juga terkait dengan Pendidikan (KTSP). Di tingkat guru,
teks monolog dalam berbagai jenis teks seperti otonomi diberikan pada kebebasan guru
news item, recount , deskriptif. mengembangkan perangkat pembelajaran.
Terkait dengan ketrampilan Reading, KTSP disusun dengan ketentuan-ketentuan
permasalahan yang muncul terkait dengan yang telah ditetapkan oleh Departmen
pengungkapan makna pada short functional Pendidikan Nasional baik dari segi
texts seperti iklan/brosur, surat dan berbagai penyusun, cara penyusunannya, muatan
jenis teks (recount, report, news item, yang harus dimasukan masing-masing
exposition, explanation, dan discussion) satuan pendidikan, serta bagaimana validitas
tetapi masing-masing jenis teks memiliki dari dokumen tersebut. Permasalahan yang
permasalahan terkait dengan sub-skill dihadapi sekolah terkait dengan Standar Isi
reading seperti gambaran umum, makna mata pelajaran Inggris antara lain:
kata, informasi tertentu, informasi tersurat,
informasi rinci, informasi tersirat, dll. • Silabus dan RPP bahasa Inggris
kebanyakan diadopsi dan diadaptasi
2.2 SUMBER-SUMBER MASALAH dari dokumen yang ada. Guru memiliki
Rendahnya daya serap KD-KD yang otonomi dalam menyusun silabus
disebutkan di atas disebabkan oleh berbagai dan RPP disesuaikan dengan konteks
faktor. Dari informasi yang dikumpulkan sekolah. Akan tetapi kebanyakan guru
secara triangulasi seperti kuesioner 8 Standar hanya mengkopi dari sample yang
Nasional Pendidikan (SNP), observasi/ dikeluarkan BSNP atau dikembangkan

130
I Made Sujana, Yayuk Andayani, Baidowi, M. Liwa Ilhamdi, Ni. Made Novi Suryanti, dan Mari’i.

oleh guru atau kelompok guru lain. sekolah atau pengawas bidang studi.
• Silabus dan RPP Bahasa Inggris • Langkah-langkah pembelajaran yang
lebih berfungsi sebagai perangkat dikembangkan oleh guru Bahasa Inggris
administrasi daripada panduan belum sepenuhnya mengakomodasi
mengajar. langka-langkah yang disarankan dalam
• Silabus dan RPP kebanyakan belum Permendiknas 41/2007 tentang Standar
mengakomodasi Pendidikan Karakter Proses dan mengakomodasi Pendidikan
yang disarankan dalam Permendiknas Karakter. Penyusunan langkah-langkah
41/2007 pembelajaran seharusnya memberikan
• Silabus dan RPP belum mengakomodasi peluang kepada peserta didik untuk
langkah-langkah EEK sebagaimana mengembangkan diri dan berpartisipasi
tertera dalam PERMENDIKNAS secara aktif dalam pembelajaran serta
41/2007. Walaupun peraturan memberikan peluang peserta untuk
menteri tentang Standar Proses telah melatih berfikir tingkat tinggi. Langkah-
dikeluarkan pada tahun 2007, banyak langkah pembelajaran yang disusun guru
guru yang belum pernah mendengar kebanyakan belum mengakomodasi
apalagi membaca peraturan tersebut. Ini tuntutan di atas. Dengan penyusunan
tergambar dari langkah pembelajaran langkagh-langkah pembelajaran dengan
yang dibuat dalam RPP bahasa Inggris pola EEK diharapkan pembelajaran
tidak ada yang menggambarkan berorientasi pada siswa (Student-
langkah-langkah yang disarankan. Centered). Sisipan Pendidikan Karakter
melalui langkah-langkah pembelajaran
2. Standar Proses akan membiasakan siswa bersikap,
Standar Proses adalah SNP yang berkaitan berfikir, dan bertindak positif.
dengan pelaksanaan pembelajaran untuk • Penekanan 4 ketrampilan berbahasa
mencapai Standar Kompetensi Lulusan (Listening, Speaking, Reading, Writing)
(SKL). Proses pembelajaran dalam tidak berimbang. Listening pada
satuan pendidikan diselenggarakan secara kebanyakan sekolah mendapat porsi
interaktif, inspiratif, menyenangkan, yang paling sedikit disebabkan oleh
menantang, dan memotivasi peserta didik keterbatasan fasilitas dan kompetensi
untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan guru dalam variasi pembelajaran.
ruang untuk prakarsa, kerativitas dan • Penguatan-penguatan di luar kelas
kemandirian. Dari hasil analisis dokumen jarang dilakukan karena keterbatasan
dan observasi lapangan, ada beberapa sumber belajar (di perpustakaan)
permasalahan yang dihadapi sekolah terkait dan kemampuan guru merancang
dengan Standar Proses. penugasan-penugasan.
• Daya ingat siswa terhadap materi
• RPP belum sepenuhnya dipakai sebagai yang telah dipelajari rendah karena
acuan dalam mengajar. RPP dibuat kurangnya penguatan-penguatan di luar
sebagai syarat administrasi sebagai kelas. Kelas merupakan satu-satunya
guru pada saat disupervisi oleh kepala lingkungan belajar bahasa Inggris.

131
I Made Sujana, Yayuk Andayani, Baidowi, M. Liwa Ilhamdi, Ni. Made Novi Suryanti, dan Mari’i.

• Pemanfaatan dan pengembangan media kelulusan peserta didik dari satuan


oleh guru masih lemah. Dari hasil pendidikan. Bebrapa permasalahan yang
wawancara dengan dengan guru dan dihadapi oleh kebanyakan sekolah yang
hasil pengamatan melalui berbagai menjadi target penelitian ini antara lain:
kegiatan guru ada kecendrungan
semakin tinggi jenjang pendidikan
semakin jarang guru menggunakan • Pembelajaran belum dirancang untuk
media. Dengan tuntutan Standar Proses mencapai kemampuan siswa berfikir
di atas peran media tidak bisa dihindari. tingkat tinggi misalnya dengan
• Pembelajaran masih bersifat tradisional melakukan problem solving.
(belum inovatif). Penggunaan model • Pemerolehan pengalaman
pembelajaran yang kurang inovatif pembelajaran dengan memanfaatkan
disebabkan oleh berbagai faktor: IPTEKS belum berjalan secara
pengetahuan guru tentang metode/ maksimal.
pendekatan inovatif guru, guru malas, • Pemerolehan pengalaman dengan
pengembangan diri kurang. minimnya memanfaatkan lingkungan masih
fasilitas yang disediakan oleh satuan belum maksimal.
pendidikan, dll. • Karena belum tersusunnya RPP
• Kurangnya monitoring dan evaluasi berkarakter, pembelajaran masih
pelaksanaan pembelajaran. Kegiatan mengabaikan pemerolehan
monev baik ditingkat sekolah maupun pengalaman melalui habituasi karakter
dengan melibatkan dinas pendidikan yang menyeluruh. Dengan demikian,
seperti pengawas sekolah di kebanyakan langkah-langkah pembelajaran harus
sekolah sangat jarang dilakukan. secara eksplisit menyebutkan habituasi
• Pembelajaran cendrung menekankan yang ingin dicapai pada langkah-
pada tes. Karena adanya tuntutan dari langkah pembelajaran.
berbagai pihak, kebanyakan guru
terjebak dalam learning for testing dari 4. Standar Sarana da Prasarana
pada learning for information. Situasi Standar Sarana dan Prasana terkait dengan
ini memiliki dampak negatif dalam kriteria minimal tentang ruang belajar,
pembelajaran (negative washback tempat olah raga, tempat beribadah,
effect). Learning for testing akan perpustakaan, laboratarium, bengkel kerja
menghasilkan pembelajaran yang serta sarana dan sumber belajar lainnya
bersifat partial, tidak holistic (siswa bisa yang diperlukan untuk menunjang proses
menjawab tetapi tidak bisa berekspresi). pembelajaran termasuk TIK. Keberadaan
SARPRAS di sekolah-sekolah yang
3. Standar Kompetensi Lulusan menjadi sasaran penelitian sangat bervariasi
SKL terkait dengan kualifikasi kemampuan antara sekolah satu dengan yang lainnya.
lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan Berikut adalah beberapa kendala terkait
dan ketrampilan. SKL digunakan sebagai dengan Standar SARPRAS:
pedoman penilaian dalam penentuan

132
I Made Sujana, Yayuk Andayani, Baidowi, M. Liwa Ilhamdi, Ni. Made Novi Suryanti, dan Mari’i.

• Kebanyakan sekolah (negeri maupun guru juga belum pernah mencoba


swasta di 3 kabupaten/kota) belum menciptakan lingkungan kaya bahasa,
dilengkapi dengan laboratorium yaitu mendekatkan siswa dengan
bahasa. sarana belajar yang dikreasikan oleh
• Materi sangat terbatas sehingga guru dan menciptakan situasi yang
sering terjadi pengulangan yang kondusif belajar Bahasa Inggris.
menyebabkan siswa dan guru cepat • Penggunaan dan pengembangan
bosan dan kurang termotivasi. media sangat jarang dilakukan.
• Sumber bahan pendukung sangat Permasalahan ini tertait dengan
terbatas sehingga siswa tidak bisa kreativitas guru dan ketersediaan
melakukan penguatan-penguatan di media/fasilitas di sekolah.
luar kelas
• Media pembelajaran bahasa Inggris 5. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan
sangat kurang. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan
• Perpustakaan sangat miskin koleksi terkait dengan kriteria, kualifikasi serta
untuk menunjang pembelajaran, kompetensi yang harus dimiliki oleh Tenaga
bahkan ada sekolah yang tidak Pendidik dan Tenaga Kependidikan. Tenaga
memiliki perpustakaan, dan pendidik harus memiliki kualifikasi minimal
memanfaatkan perpustakaan sebagai S1/D4 dan memiliki 4 kompetensi guru.
ruang kelas. Dalam menyelenggarakan pendidikan,
• Banyaknya permasalahan Listening sekolah dikelola oleh tenaga kependidikan
disebabkan oleh kurangnya porsi yang terdiri dari Kepala Sekolah, Wakasek,
Listening dalam pembelajaran Tenga laboran, Tenaga Administrasi dan
Bahasa Inggris yang disebabkan Ternaga Kebersihana/security. Terkait
oleh berbagai faktor antara lain dengan standar ini, permasalahan yang
(a) terbatasnya sumber belajar, (b) dihadapi oleh sekolah antara lain:
terbatasnya fasilitas pembelajaran
Listening (Lab. bahasa/tape player/ • Guru kurang kreatif dalam pengemasan
kaset/CD, dll); dan (c) kemampuan dan pengembangan media dan materi.
guru dalam mengajarkan Listening. Dalam keterbatasan sekolah dalam
• Kurang kreativitas guru dalam menyediakan media dan materi, guru
mengembangkan bahan Listening. dituntut untuk mengembangkan media
Kebanyakan guru menggunakan dan materi secara mandiri untuk
bahan Listening dari UN sebelumnya. membantu kelancaran proses belajar
Dalam pemanfaatannya guru mengajar.
hanya menggunakan sebagaimana • Kompetensi dalam inovasi
digunakan untuk keperluan ujian pembelajaran masih rendah.
Listening. Diperlukan sentuhan guru Guru belum banyak melakukan
untuk membuat tasks yang bervariasi inovasi-inovasi pembelajaran dan
dari kaset yang ada. menyusun publikasi ilmiah. Budaya
• Dalam keterbatasan sumber belajar, mengembangkan inovasi dan menulis/

133
I Made Sujana, Yayuk Andayani, Baidowi, M. Liwa Ilhamdi, Ni. Made Novi Suryanti, dan Mari’i.

meneliti harus terus dikembangkan administrasi belum dilakukan secara


sehingga akan lahir inovasi-inovasi maksimal.
dalam pembelajaran. • Banyak sekolah yang belum memiliki
• Standar Isi dikembangkan dengan sistem informasi yang dikelola petugas
menggunakan Genre-Based Approach khusus.
dan sejalan dengan SI, tes dibuat
berorientasi pada SI, sehingga 7. Standar Pembiayaan
bahan yang diteskan didominasi Standar Pembiayaanadalah standar yang
oleh pendekatan bernuansa teks. mengatur komponen dan besarnya biaya
Permasalahannya adalah banyak guru operasional satuan pendidikan yang berlaku
yang belum memahami pendekatan selama setahun. Standar ini tertuang dalam
pembelajaran bahasa Inggris berbasi Rencana Kerja Anggaran Sekolah (RAKS).
teks (genre), sehingga mereka tidak Dari analisis Standar ini ditemukan antara
percaya diri mengajarkan. lain:
• Dengan perubahan-perubahan • Realisasi RKAS masih rendah pada
paradigm pembelajaran kebanyakan kebanyakan sekolah.
guru terlambat untuk mengantisipasi. • Kebanyakan sumber dana sekolah
Dengan kata lain, guru kurang berasal dari beasiswa miskin. Sekolah
meng-update perkembangan ilmu tidak bisa memungut biaya sekolah
dan pembelajaran dalam bidangnya. sebagai dampak dari kebijakan
Permasalahan KD-KD yang pendidikan gratis.
disebutkan di atas disebabkan oleh
tingkat penguasaan guru tentang 8. Standar Penilaian
Pendekatan Berbasis Teks (Genre- Standar Penilaian berkaitan dengan
Based Approach) dan bagaimana cara mekanisme, prosedur, dan instrument-
mengajarkannya. Kegiatan pelatihan instrumen penilaian hasil belajar peserta
mengarah pada pembelajaran jenis- didik. Penilaian meliputi penilaian hasil
jenis ini jarang dilakukan dan MGMP belajar oleh pendidik, penilaian hasil belajar
yang mestinya memfasilitasi kegiatan- oleh satuan pendidikan, dan penilaian
kegiatan pengembangan kompetensi hasil belajar oleh siswa. Penilaian hasil
guru kebanyakan tidak aktif lagi. belajar harus meliputi ketiga aspek/ranah
pembelajaran yaitu kognitif, afektif dan
6. Standar Pengelolaan psikomotor. Permasalahan yang dihadapi
Standar Pengelolaan berkaitan dengan sekolah terkait dengan Standar Penilaian
perencanaan, poelaksanaan, dan antara lain:
pengawasan kegiatan pendidikan pada • Penerapan assessment yang
tingkat satuan pendidikan. Permasalahan berbasis kelas sangat kurang, karena
yang dihadapi terkait standar ini antara lain: pembelajaran cendrung menggiring
• Monev belum dilakukan secara rutin di siswa untuk bisa menjawab soal UN
kebanyakan sekolah. (for testing). Terjadi pertentangan
• Di beberapa sekolah penataan dalam diri guru bahasa Inggris dalam

134
I Made Sujana, Yayuk Andayani, Baidowi, M. Liwa Ilhamdi, Ni. Made Novi Suryanti, dan Mari’i.

pembelajaran yang disebabkan oleh pembelajaran dan di akhir jenjang setiap satuan
karakteristik mata pelajaran bahasa pendidikan pemerintah mengadakan ujian
sebagai ketrampilan yang memerlukan standar berupa Ujian Nasional untuk berberapa
latihan-latihan pengungkapan ide mata pelajaran termasuk Bahasa Inggris.
dengan alat ukur yang digunakan Akan tetapi, dari analisis 6 komponen SNP
untuk menilai pretasi siswa dengan lainnya antara sekolah yang satu dengan yang
menggunakan tes pilihan ganda pada lainnya terjadi ketimpangan (tidak standar).
ketrampilan reseptif (Listening dan Untuk meningkatkan mutu pendidikan,
Reading) saja. Soal pilihan ganda tugas pemerintah untuk mengusahakan
dan soal objektif lainnya memiliki standarisasi komponen SNP lainnya sehingga
dampak negatif (negative washback) pelaksanaan UN menjadi ‘fair’. Menuntaskan
pada pembelajaran bahasa sebagai 8 SNP di sekolah-sekolah secara bersamaan
kertrampilan. memerlukan perencanaan, dukungan sumber
• Karena jarang dilakukan penilaian dana dan sumber daya yang memadai. Dengan
berbasis kelas, guru kurang terbiasa demikian, pemerintah kota/kabupaten harus
melakukannya dan tidak terbiasa memiliki skala prioritas dalam pengembangan
menyusun rubrik penilaian; rubrik yang sekolah secara berkesinambungan.
dibuat guru cendrung bersifat umum
(holistic). Sebagaimana sudah berjalan Tekait dengan analisis permasalahan
mulai tahun 2011 bahwa nilai UN dalam pembelajaran bahasa Inggris di atas,
bukan satu-satunya penentu kelulusan pemenuhan beberapa aspek dalam SNP
siswa, maka peran dan obyektivitas bisa ditempuh dengan pemberdayaan guru.
penilaian oleh guru semakin mendapat Dengan peningkatan kompetensi guru
porsi. Disinilah guru dituntut untuk sebagai agen pembelajaran, diharapkan akan
melakukan penilaian yang berkualitas terjadi inovasi-inovasi dalam menanggulangi
yang memenuhi kriteria validitas dan belum terpenuhinya beberapa komponen
reliabilitas tinggi. Untuk mengukur dari SNP. Secara singkat, peran guru dalam
kemampuan siswa menggunakan penanggulan SNP yang bermasalah dalam
bahasa Inggris bukan dilakukan dengan peningkatan kemampuan berbahasa Inggris
tes pilihan ganda atau tes obyektif, tetapi dapat digambarkan sebagai berikut:
dengan non-tes perlu ditingkatkan.
Dengan demikian, peran non-test dalam
penilaian perlu ditingkatkan.
Dari pemaparan permasalahan
di atas, dari 8 SNP yang ditetapkan pemerintah
belum sepenuhnya terpenuhi di SMA-SMA
yang diteliti di Kota Mataram, KLU dan
Kabupaten Lombok Barat. Pemerintah telah
menetapkan Standar Isi untuk masing-masing
mata pelajaran sebagai acuan guru dalam
membuat perencanaan dan implementasi

135
I Made Sujana, Yayuk Andayani, Baidowi, M. Liwa Ilhamdi, Ni. Made Novi Suryanti, dan Mari’i.

Gambar di atas menunjukkan bahwa PERMENDIKNAS 41/2007 terutama


permasalahan untama yang dihadapi sekolah yang terkait dengan scenario
dalam meningkatkan kemampuan berbahasa pembelajaran (Eksplorasi, Elaborsi dan
Inggris bersumber dari guru sebagai agen Konfirmasi).
pembelajaran. Dari serangkaian permasalahan • Workshop tentang Pendidikan Karakter
yang dihadapi oleh sekolah (SMA) di Kota dan integrasinya dalam penyusunan
Mataram, Kabupaten Lombok Barat dan Silabus dan RPP.
Kabupaten Lombok Utara, ada persamaan-
persamaan permasalahan yang dihadapi oleh 2. Terkait dengan Standar Proses
guru-guru berbagai bidang studi yang di- • Pengenalan dan penguatan model-
UN-kan. Permasalahan tersebut antara lain model/teknik baru dalam pembelajaran
terkait dengan (a) bagaimana merencanakan bahasa Inggris.
pembelajaran yang baik yang terekam dalam • Penguatan dan penyegaran model-
cara guru dalam penyusunan RPP masing- model pembelajaran berbasis teks
masing bidang studi, yang sering lepas (Genre Based Approach).
antara komponen satu dengan yang lainnya; • Memaksilkan pembelajaran Listening
(b) bagaimana melaksanakan pembelajaran, dengan menyediakan sumber bahan/
yang didalamnya melibatkan metode/teknik, fasilitias Listening.
media dan sumber pembelajaran lainnya; • Memaksimalkan pembelajaran
(c) kemampuan guru mengembangkan dan Listening dengan mpenguatan model-
melaksanakan penilaian, yang cendrung model pengajaran Listening.
masih didominasi oleh tes daripada non-tes; • Pengenalan model-model pengajaran
dan (d) kurangnya penguasaan materi terkait Reading for Information.
dengan beberapa kompetensi dasar, bahkan • Penciptaan Lingkungan Kaya Bahasa
ada mata pelajaran yang menyarankan adanya berupa (a) penciptaan situasi dan (b)
pendalaman seluruh materi karena memang sarana belajar
terjadi mis-match. • Menciptakan Pusat Belajar Mandiri,
untu memberikan akses sumber bahan
D. REKOMENDASI SOLUSI pada siswa.
PENINGKATAN MUTU • Penguatan penggunaan dan
PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS pengembangan Media Pembelajaran
Dari analisis permasalahan dan sumber
masalah yang dikumpulkan dengan berbagai 3. Terkait dengan Standar Sarana dan Prasarana
pihak direkomendasi beberapa solusi untuk • Pengadaan Laboratorium Multimedia
mata pelajaran Bahasa Inggris sebagai berikut: dan Laboratorium Bahasa untuk
1. Terkait dengan Standar Isi menunjang pembelajaran.
• Workshop penyegaran dan penguatan • Pendirian Pusat Belajar Mandiri Bahasa
tentang penyusunan perangkat Inggris
pembelajaran Bahasa Inggris yang • Penciptaan Lingkungan Kaya Bahasa.
lebih operasional dan kontekstual, • Pengadaan buku-buku sumber belajar
yang termasuk didalamnya akomodasi Bahasa Inggris

136
I Made Sujana, Yayuk Andayani, Baidowi, M. Liwa Ilhamdi, Ni. Made Novi Suryanti, dan Mari’i.

• Penyusunan dan pengembangan sumber guru melalui penyelesaian permasalahan di


bahan belajar yang bisa digunakan di atas akan mampu meningkatkan kualitas dan
kelas, maupun sebagai sumber belajar hasil belajar. Berikut disajikan model-model
mandiri yang ditawarkan dalam pemberdayaan guru
serbagai berikut.
4. Terkait dengan Pendidik dan Tenaga
Kependidikan E. MODEL PEMECAHAN MASALAH
• Penguatan dan penyegaran komptensi- a. Nama Kegiatan: Peningkatan Mutu
kompetensi pedogogis dan profesional Pendidikan di SMA di Kota Mataram,
melalui workshop dan diskusi. Kabupaten Lombok Barat dan Kabupaten
• Mengaktifkan kembali wadah MGMP Lombok Utara melalui Peningkatan
Bahasa Inggris sebagai wadah untuk Kompetensi dan Inovasi Guru dalam
sharing pengetahuan. Pengembangan dan Pelaksanaan
• Workshop pengembangan inovasi Pembelajaran Bahasa Inggris dengan Pola
pembelajaran melalui kegiatan PTK Lesson Study.
dan Lesson Study. b. Latar Belakang Permasalahan terkait
• Perlu pengenalan konsep-konsep dengan tidak dikuasainya KD-KD tertentu
“Lingkungan Kaya Bahasa” melalui Bahasa Inggris dalam Ujian Nasional
pelatihan dan bantuan sumber belajar dari tahun 2008-2010 disebabkan oleh
dan fasilitas belajar. belum maksimalnya pemenuhan 8 Standar
Nasional Pendidikan. Dari analisis yang
5. Terkait dengan Standar Penilaian dilakukan di tiga wilayah target dengan
• Penguatan kompetensi guru terkait menggunakan teknik triangulasi diperoleh
dengan penilaian melalui pelatihan gambaran bahwa permasalahan secara
penyusunan dan pelksanaan tes dan dominan berasal dari guru, siswa dan
non-tes dan penyusunan rubrik-rubrik sarana dan prasarana. Ketiga komponen
penilaian non-tes. ini saling berkait dalam menentukan
Dari analisis di atas dapat keberhasilan pembelajaran. Guru terkait
disimpulkan bahwa untuk mengatasi dengan kompetensi profesional dan
permasalahan-permasalahan yang dihadapi pedagogis, serta kemampuan melakukan
sekolah dapat dilakukan dengan pemberdayaan inovasi-inovasi dalam pembelajaran,
guru sebagai agen pembelajaran. Pemberdayaan kepekaan terhadap perkembangan ilmu
guru dalam merencanakan pembelajaran pengetahuan, serta kreativitas dalam
(Standar Isi), pemberdayaan dalam pengembangan sumber belajar dan
melaksanakan pembelajaran (Standar Proses), media; siswa terkait dengan motivasi
pemberdayaan guru terkait dengan penguasaan belajar, kemandirian dalam belajar, pola
materi pembelajaran (Standar Pendidik dan belajar, dll.; dan sarana dan prasarana
Tenaga Kependidikan), dan pemberdayaan pembelajaran Bahasa Inggris seperti lab
guru dalam merecenakan dan melaksanakan bahasa, tape palyer, kaset/CD/VCD, buku-
penilaian serta memaknai hasil penilaian buku, media pembelajaran yang masih
(Standar Penilaian). Dengan pemberdayaan relative sangat terbatas.

137
I Made Sujana, Yayuk Andayani, Baidowi, M. Liwa Ilhamdi, Ni. Made Novi Suryanti, dan Mari’i.

dilaksanakan dengan melakukan


Diperlukan usaha untuk meningkatkan kualitas bimbingan teknis terkait dengan
pembelajaran dengan cara meningkatkan kompetensi pedagogis dan kompetensi
kompetensi guru serta mengusahakan professional.
ketersediaan sarana dan prasarana belajar. b. Pengembangan inovasi guru dalam
Untuk meningkatkan mutu proses dan hasil problem solving dilakukan dengan
pembelajaran maka kegiatan ini dirancang pendampingan PTK dan Lesson Study.
untuk peningkatan mutu guru dan penyediaan c. Penyediakan sumber belajar Bahasa
sarana belajar Bahasa Inggris sehingga Inggris dilakukan dengan pengembangan
keduanya tidak lagi menjadi kendala dalam lembar kerja (worksheet) yang bisa
pembelajaran. Dengan demikian maka diakses untuk belajar mandiri maupun
kompetensi siswa diharapkan akan meningkat. digunakan dalam pembelajaran.
d. Mendekatkan siswa dengan sarana
c. Tujuan Kegiatan dan situasi Bahasa Inggris dengan
Kegiatan ini bertujuan untuk: menciptakan Lingkungan Kaya Bahasa.
a. Meningkatkan kompetensi professional
dan kompetensi pedagogis guru Bahasa f. Indikator Ketercapaian
Inggris di wilayah Kota Mataram, a. Adanya peningkatan kompetensi
Kabupaten Lombok Barat, dan professional dan kompetensi akademis
Kabupaten Lombok Utara. guru Bahasa Inggris di wilayah target.
b. Meningkatkan inovasi pembelajaran b. Peningkatan kompetensi guru Bahasa
melalui PTK dan Lesson Study untuk Inggris melakukan problem solving
solusi-solusi pembelajaran pembelajaran melalui kegiatan PTK
c. Menyediakan fasilitas belajar dalam dan Lesson Study.
pembelajaran Bahasa Inggris dan akses c. Dihasilkannya PTK sebagai inovasi
belajar mandiri. pembelajaran guru Bahasa Inggris di
wilayah target.
d. Bentuk Kegiatan d. Terlaksananya kegiatan Lesson Study
a. Bintek dan workshop penguatan materi e. Tersedianya sumber belajar untuk
dan model pembelajaran suplemen pembelajaran di kelas dan
b. Pendampingan Penelitian Tindakan untuk belajar mandiri
Kelas (PTK) untuk mengatasi masalah f. Terciptanya Lingkungan Kaya Bahasa.
pembelajaran
c. Pendampingan Lesson Study F. Simpulan dan Saran
d. Pengembangan Materi untuk Program a. Simpulan
Pembelajaran Kelas dan Program • Walaupun terjadi peningkatan
Belajar Mandiri pencapaian UN dalam mata pelajaran
e. Penciptaan Lingkungan Kaya Bahasa Bahasa Inggris, dari analisis ditemukan
masih banyak kompetensi dasar yang
e. Mekanisme Kegiatan belum dikuasai baik dalam Listening
a. Penguatan kompetensi guru maupun Reading.

138
I Made Sujana, Yayuk Andayani, Baidowi, M. Liwa Ilhamdi, Ni. Made Novi Suryanti, dan Mari’i.

• Sumber masalah dari belum di SMA, hasil penelitian ini perlu


tercapainya KD-KD tersebut adalah ditindaklanjuti sesuai rekomendasi
belum terpenuhinya indikator-indikator penelitian ini.
dalam 8 Standar Nasional Pendidikan
dan pelksanaan KTSP. Dari analisis REFERENSI
masing-masing indikator dalam 8
SNP, ditemukan bahwa permasalahan- Direktorat Pendidikan Tinggi (DIKTI),
permasalahan yang ada bersumber 2011. Software PPMP versi 2.4. Jakarta:
pada guru, yaitu guru dalam kaitannyaKemendiknas.
dengan Standar Isi, guru dalam Peraturan Pemerintah Republik
kaitannya dengan Standar Proses, Indonesia No 19 tahun 2005 tentang Standar
guru dalam kaitannya dengan Standar Nasional Pendidikan. Jakarta: Kemendiknas
Pendidikan dan Tenga Kependidikan, Peraturan Pemerintah RI No. 19/2005
guru kaitannya dengan Standar Sarpras,
tentang Standar Nasional Pendidikan
dan guru dalam kaitannya dengan Pusat Penilaian Pendidikan, 2008.
Standar Penilaian. Analisis Ujian Nasional Tahun 2008. Jakarta:
• Dari poin di atas, yang menjadi sasaran
Puspendik Depdiknas.
dalam peningkatan mutu pendidikan di Pusat Penilaian Pendidikan, 2009.
SMA adalah pemberdayaan guru sebagai Analisis Ujian Nasional Tahun 2009. Jakarta:
agen pembelajaran dalam kaitannya Puspendik Depdiknas.
dengan standar-standar di atas. Dengan
Pusat Penilaian Pendidikan, 2010.
demikian, model penyelesaian yang Analisis Ujian Nasional Tahun 2010. Jakarta:
ditawarkan dalam kegiatan tindak Puspendik Depdiknas.
lanjut adalah pemberdayaan guru dalam Sujana, I Made, Luh Sri Narasintawati,
mengembangkan dan melaksanakan H. Tri Nuryanti. 2010. “Landasan Filosofis
inovasi pembelajaran melalui pola dan Landasan Teoritis Standar Isi Pendidikan
Lesson Study. bahasa Inggris dan Tantangan LPTK Bahasa
Inggris. Jurnal Linguistik, Sastra, dan Budaya
b. Saran FKIP UNRAM. vol V, No. --- pp.
• Perlu dilakukan penelitian yang lebih Sujana, I Made, dkk.
komprehensif tentang korelasi antar 2011. Pemetaan Kompetenmsi
komponen dalam 8 SNP dan perolehan Peserta Didik dan Pengembangan
siswa dalam UN. Mutu Pendidikan SMAdi Kota
• Dalam penelitian kebijakan seperti Mataram, Kabupaten Lombok Barat
ini perlu adanya pedoman yang jelas dan Kabupaten Lombok Utara NTB.
sehingga data yang diperoleh memilliki Laporan Penelitian. Mataram: Lembaga
secara kualitas dan data yang dianalisis Penelitian Universitas Mataram.
tidak mubazir. Undang-Undang RI No. 23/2003 tntang
• Penelitian ini perlu dilanjutkan dengan Sistem Pendidikan Nasional
menganalisis data UN tahun 2011.
• Untuk meningkatkan mutu pendidikan

139

View publication stats

You might also like