You are on page 1of 10

Analisis Disiplin Kerja Pegawai Negeri Sipil di Badan Pendidikan dan

Pelatihan Provinsi Jawa Tengah


Oleh:

Aprilina Kartika Sari, Ida Hayu D, Herbasuki Nurcahyanto

Jurusan Administrasi Publik


Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Diponegoro

Jl. Profesor Haji Soedarto, Sarjana.Hukum Tembalang Semarang Kotak Pos 1269

Telepon (024) 7465407 Faksimile (024) 7465405

Laman: http//www.fisip.undip.ac.id. email:fisip@undip.ac.id

ABSTRACT
ABSTRAKSI This research aims to analyze the discipline of work and
factors driving the discipline as well as a barrier to working civil servants
Education and Training Department in Central Java Province.
Based on the results of the study showed that the discipline of civil
servants who are working in Education and Training Department of Central Java
Province have not been good. It is seen from the employees who did not arrive
timely and not obedient to regulations in the works. Discipline employees work is
inseparable from the supporting and restricting factors. Supporting factors from
the discipline of work motivation and leadership. While the factor that inhibit
employees work discipline is motivation for awarding the prize to an employee
who is not clear. Restricting factor of leadership is the absence of punishment for
assertiveness employees who violate discipline.
Based on the existing obstacles in the achievement of a work discipline
employees in Education and Training Department of Central Java Province, the
author provides recommendations in the form of: (1) Did the assessment and
awarding of the prize to an employee based on clear indicators. (2) Increase in an
employee discipline can be exercised with firmness of punishment. Firmness of
punishment carried out must be applied to employees who violate discipline work.

Keywords: discipline, civil servant, leadership, motivation


ABSTRAKSI
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis disiplin kerja dan faktor
penghambat serta pendorong disiplin kerja pegawai negeri sipil di Badan
Pendidikan dan Pelatihan Provinsi jawa Tengah.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa disiplin kerja pegawai
negeri sipil di Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Jawa Tengah belum baik.
Hal ini dilihat dari masih ada pegawai yang tidak tepat waktu dan tidak patuh
kepada peraturan dalam bekerja. Disiplin kerja pegawai tidak terlepas dari faktor
pendukung dan penghambat. Faktor pendukung disiplin kerja pegawai dari
motivasi dan kepemimpinan. Sedangkan faktor yang menghambat disiplin kerja
pegawai adalah motivasi karena pemberian penghargaan kepada pegawai yang
tidak jelas. Faktor penghambat dari kepemimpinan adalah tidak adanya ketegasan
hukuman untuk pegawai yang melanggar disiplin.
Berdasarkan hambatan yang ada dalam pencapaian disiplin kerja pegawai
di Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Jawa Tengah, penulis memberikan
rekomendasi berupa : (1) Melakukan penilaian dan pemberian penghargaan
kepada pegawai berdasarkan indikator yang jelas. (2) Peningkatan disiplin
pegawai dapat dilakukan dengan ketegasan hukuman. Ketegasan hukuman
dilakukan harus diterapkan kepada pegawai yang melanggar disiplin kerja.

Kata Kunci : Disiplin, Pegawai Negeri Sipil, kepemimpinan, motivasi

PENDAHULUAN Disiplin
A. LATAR BELAKANG Disiplin berasal dari bahasa
latin “Disciplina” yang berarti
latihan atau pendidikan kesopanan
dan kerohanian serta pengembangan
B. TUJUAN tabiat. Menurut Hasibuan (2008:193)
disiplin adalah kesadaran dan
Tujuan dari penelitian ini kesediaan seseorang menaati semua
sebagai berikut : peraturan perusahaan dan norma-
norma sosial yang berlaku.
1. Bagaimana disiplin kerja pegawai Pandangan ini menjelaskan bahwa
negeri sipil di Badan Pendidikan suatu kerelaan dan kesediaan
dan Pelatihan Provinsi Jawa seseorang dalam menaati peraturan
Tengah? yang berlaku tanpa paksaan.
2. Faktor – faktor apa saja yang
dapat mendorong dan Peraturan mengenai disiplin
menghambat disiplin kerja pegawai negeri sipil di Indonesia
pegawai di Badan Pendidikan dan telah diatur dalam PP Nomor 53
Pelatihan Provinsi Jawa Tengah? Tahun 2010. PP nomor 53 adalah
C. TEORI merupakan perbaruan dari Peraturan
Pemerintah Nomor 30 Tahun 1980. Kepatuhan pegawai meliputi
PP Nomor 53 Tahun 2010 berisi ketaatan pegawai mengikuti apel
ketentuan-ketentuan kewajiban, pagi, penyelesaian tugas sesuai
larangan, hukuman disiplin, pejabat konsep, dan mematuhi peraturan
yang berwenang menghukum, dalam bekerja.
penjatuhan hukuman disiplin,
keberatan atas hukuman disiplin, dan Kepemimpinan
berlakunya keputusan hukuman
disiplin. Kata pimpin mengandung
pengertian mengarahkan, membina
Menurut Hasibuan (2008:194) atau mengatur, menuntun dan juga
menyatakan bahwa disiplin diartikan menunjukkan ataupun
apabila pegawai datang tepat waktu,
mempengaruhi. Pemimpin
mengerjakan pekerjaannya dengan
baik, dan menaati semua peraturan mempunyai tanggung jawab baik
yang berlaku. Sedangkan Menurut secara fisik maupun spiritual
Handoko (2001:208) indikator terhadap keberhasilan aktivitas kerja
disiplin kerja antara lain adalah dari yang dipimpin.
sebagai berikut :
Menurut Keith Davis
1. Kehadiran (Handoko, 2000:282) kepemimpinan
2. Ketaatan
adalah kemampuan mengajak orang-
3. Ketepatan waktu
4. Perilaku orang lain untuk mencapai tujuan
tertentu dengan penuh semangat.
Berdasarkan pendapat Dengan kata lain, kepemimpinan
Handoko dan PP Nomor 53 Tahun merupakan faktor manusiawi yang
2010 bahwa indikator disiplin kerja
mengikat suatu kelompok bersama
pegawai dalam penelitian di Badan
Pendidikan dan Pelatihan di Provinsi dan memotivasi mereka dalam
Jawa Tengah antara lain adalah pencapaian tujuan. Kepemimpinan
sebagai berikut : dapat mengubah sesuatu yang
potensial menjadi sebuah kenyataan
1. Ketepatan waktu merupakan
sesuai atau tidaknya dengan sehingga kepemimpinan sangat
waktu yang telah ditetapkan diperlukan bila suatu organisasi ingin
oleh organisasi dengan apa yang sukses.
dilakukan oleh seorang pegawai.
Ketepatan waktu meliputi Teori Kepemimpinan
ketepatan waktu datang,
1. Teori Kepemimpinan Sifat ( Trait
ketepatan waktu pulang, dan
Theory )
ketepatan pegawai dalam
mengerjakan tugas. Teori kepemimpinan sifat
2. Kepatuhan pegawai merupakan berasumsi bahwa seseorang dapat
kepatuhan pegawai terhadap menjadi seorang pemimpin apabila
standar kerja dan terhadap memiliki sifat-sifat atau karakteristik
peraturan yang berlaku.
kepribadian yang dibutuhkan oleh Tabel 1.3
seorang pemimpin. Tabel Tingkat Kematangan
Hersey dan Blanchard
2. Teori Kepemimpinan Perilaku
(Behavior theory) Mampu Mampu Tidak Tidak
Pada teori ini gaya atau dan tetapi Mam Mampu
perilaku pemimpin terlihat dari cara Mau Tidak pu dan
pengambilan keputusan, pemberian Mau tetapi Tidak
instruksi kepada bawahan, atau Mau Mau
penyampaian tugas, cara kurang atau
berkomunikasi, pemberian semangat yakin tidak
kepada bawahan, pemberian yakin
bimbingan dan pengarahan, cara
penegakan disiplin, cara M4 M3 M2 M1
Sumber: Miftah Thoha (2010:326)
mengendalikan dan mengawasi
Dalam penelitian di Badan
pekerjaan, cara memimpin rapat, dan
Pendidikan dan Pelatihan Provinsi
cara menegur serta pemberian
Jawa Tengah peneliti merumuskan
sanksi/hukuman.
indikator kepemimpinan berdasarkan
3. Teori Kontingensi
pendapat Hersey Blanchard, yaitu:
1. Perilaku Tugas meliputi petunjuk
Teori kontingensi disebut juga
yang diberikan pimpinan dan
teori situasional yaitu suatu
pengarahan yang diberikan
pendekatan terhadap kepemimpinan
pimpinan dalam menyelesaikan
yang menyatakan pemimpin
tugas.
memahami perilakunya, sifat-sifat
2. Perilaku Hubungan meliputi cara
bawahannya, dan situasi sebelum
komunikasi, memberikan
menggunakan gaya kepemimpinan
dukungan (motivasi), dan
tertentu.
pengawasan yang dilakukan oleh
Hersey dan Blanchard (dalam
pimpinan.
Thoha, 2010:317) mengemukakan
3. Tingkat kesiapan (kematangan)
teori situasional untuk menciptakan
bawahan kematangan pegawai.
kepemimpinan yang efektif, teori ini
Motivasi
didasarkan atas:
a. perilaku tugas Motivasi berasal dari kata
b. perilaku hubungan dasar motif (motive) yang berarti
c. Tingkat kesiapan (kematangan) dorongan, sebab atau alasan orang
yang diperlihatkan pengikut melakukan sesuatu. Motivasi dapat
Gaya kepemimpinan diartikan suatu kondisi yang
situasional menurut Hersey dan mendorong atau menjadi sebab
Blanchard terdiri dari directing,
seseorang melakukan suatu
coaching, supporting, dan
delegating. perbuatan/kegiatan, yang
Ada empat tingkat kematangan berlangsung secara sadar.
menurut Hersey dan Blanchard
(dalam Thoha, 2010:326), yaitu :
Menurut Namawi (2005:359) dari ketidakpuasan. Menurut
motivasi dapat berupa motivasi Herzberg faktor ini tidak memotivasi
intrinsik dan ekstrinsik. Motivasi karyawan dalam bekerja. Faktor
yang bersifat intinsik adalah saat higiene meliputi supervisor, kondisi
sifat pekerjaan itu sendiri yang kerja, gaji, hubungan interpersonal,
membuat seorang termotivasi, orang dan kebijakan perusahaan.
tersebut mendapat kepuasan dengan Sedangkan faktor motivator
melakukan pekerjaan tersebut. memotivasi seseorang untuk
Sedangkan motivasi ekstrinsik berusaha mencapai kepuasan, yang
adalah saat unsur-unsur diluar termasuk didalamnya adalah
pekerjaan yang melekat di pekerjaan kesempatan untuk maju, promosi
tersebut menjadi faktor utama yang jabatan, pengakuan, tanggung jawab,
membuat seorang termotivasi seperti dan pekerjaan itu sendiri.
status ataupun kompensasi.
Sedangkan Indikator -
Menurut Fathoni (2006:132) indikator motivasi menurut
motivasi secara singkat dapat Sedarmayanti (2007:233-239) yaitu:
diartikan sebagai proses 1. Gaji (salary).
menggerakkan manusia, dan 2. Supervisi.
memberi motivasi, artinya proses 3. Kebijakan dan Administrasi.
untuk menggerakkan orang lain agar
4. Hubungan kerja.
maju melakukan sesuatu 5. Kondisi kerja.
sebagaimana yang diharapkan oleh 6. Pekerjaan itu sendiri.
penggeraknya atau yang 7. Peluang untuk maju.
menggerakkannya. Pemberian 8. Pengakuan atau penghargaan
motivasi yang tepat kepada (recognition).
karyawan mendorong karyawan 9. Keberhasilan (achievement).
untuk berbuat semaksimal mungkin 10. Tanggung jawab.
dalam melaksanakan tugasnya dan Indikator motivasi pegawai
mereka akan meyakini bahwa yang digunakan dalam penelitian di
dengan keberhasilan organisasi Badan Pendidikan dan Pelatihan
dalam mencapai tujuan dan berbagai Provinsi Jawa Tengah antara lain
sasarannya, maka kepentingan-
adalah sebagai berikut:
kepentingan pribadinya akan 1. Kesejahteraan, meliputi penyediaan
terpelihara pula. fasilitas kantor yang baik dan
pemberian gaji,upah tambahan dan
Menurut Herzberg (dalam tunjangan kepada pegawai.
Wahjono, 2010:84) ada dua jenis 2. Penghargaan, meliputi pemberian
faktor yang mendorong seseorang pujian dari atasan.
untuk berusaha mencapai kepuasan 3. Peluang untuk maju, meliputi
dan menjauhkan diri dari kenaikan jabatan yang jelas dan
ketidakpuasan. Dua faktor itu tantangan pekerjaan yang baru.
disebutnya faktor hygiene (faktor
ekstrinsik) dan faktor motivator D. METODE
(faktor intrinsik). Faktor higiene
memotivasi seseorang untuk keluar
Penelitian ini merupakan b. Strategi S-T
penelitian kualitatif deskriptif, 1. Menambah obyek wisata dan
karena dalam melakukan penelitian, event wisata yang baru
2. Merangkul investor untuk
peneliti ingin mencari data melalui
masuk ke Kabupaten Jepara
observasi, proses wawancara untuk ikut mengembangkan
menggunakan interview guide, kepariwisataan.
dokumentasi, dan studi kepustakaan c. Stratgi W-O
yang terkumpul dalam bentuk kata- 1. Meningkatkan promosi melalui
kata dan gambar bukan angka-angka. media elektronik, media cetak,
Dalam merumuskan strategi-strategi website dan pameran-pameran.
2. Melaksanakan pelatihan untuk
tersebut menggunakan analisis
meningkatkan kualitas dan
SWOT yaitu dengan menggunakan kuantitas SDM Pariwisata
test Litmus. Dengan situs penelitian d. Strategi W-T
di kantor Dinas Pariwisata dan 1. Membangun sarana prasarana
Kebudayaan Kabupaten Jepara, serta transportasi dan komunikasi
tempat-tempat wisata yang ada di untuk menjangkau lokasi
Kabupaten Jepara potensial
2. Pengembangan kerjasama antar
daerah.

PEMBAHASAN Sasaran Dinas Pariwisata dan


Kebudayaan Kabupaten Jepara 2007-
A. HASIL PENELITIAN 2012.

Strategi Dinas Pariwisata dan 1. Meningkatnya jumlah


Kebudayaan Kabupaten Jepara kualitas SDM pelaku wisata
2. Meningkatnya kunjungan
Strategi Dinas Pariwisata dan wisatawan melalui
Kebudayaan Kabupaten Jepara peningkatan kegiatan
sesuai dengan RENSTRA 2007-2012 promosi pariwisata secara
a. Strategi S-O terpadu dan konseptual.
1. Meningkatkan kualitas obyek 3. Meningkatnya kualitas
wisata melalui pemeliharaan lembaga kesenian
dan pembangunan obyek- 4. Meningkatnya
obyek wisata sarana/prasarana wisata dan
2. Meningkatkan kualitas pengembangan obyek wisata
kegiatan/event wisata yang baru
berkaitan dengan budaya 5. Meningkatnya peran budaya
local Kabupaten Jepara local dalam pembangunan
3. Pengembangan sentra industri kepariwisataan
kerajinan yang ada didaerah 6. Terselenggaranya kegiatan
Kabupaten Jepara seni budaya local
4. Pembinaan seni dan budaya 7. Meningkatnya pendapatan
local di Kab. Jepara masyarakat dari sector
pariwisata dan kerjasama Dari hasil evaluasi tersebut,
dengan investor dapat dinyatakan bahwa strategi
8. Tersedianya prasarana dan pengembangan pariwisata oleh Dinas
sarana pendukung Pariwisata dan Kebudayaan
pengembangan seni dan Kabupaten Jepara belum berhasil.
budaya local
9. Meningkatnya peran serta Proses Perencanaan Strategis
masyarakat dalam
pembangunan pariwisata. 1. Memprakarsai dan
menyepakati suatu proses
B. ANALISIS perencanaan strategis.
2. Identifikasi mandate
Evaluasi Ketercapaian Sasaran organisasi
3. Klasifikasi misi dan nilai-
1. Meningkatknya jumlah nilai organisasi
kualitas SDM pelaku wisata 4. Menilai lingkungan eksternal
82% berhasil. 5. Menilai lingkungan internal
2. Meningkatnya kunjungan 6. Identifikasi isu strategis
wisata 57,25% kurang 7. Merumuskan strategi baru.
berhasil Identifikasi isu strategis
3. Meningkatnya kualitas
lembaga kesenian 56,75% 1. Kekuatan yang dimiliki oleh
kurang berhasil Dinas Pariwisata dan
4. Meningkatnya Kebudayaan Kabupaten Jepara
sarana/prasarana pengembang dalam pengembangan pariwisata:
obyek wisata baru 67,50% a. Kesesuaian visi, misi, tujuan,
kurang berhasil dan sasaran dengan kondisi
5. Meningkatnya peran budaya pariwisata yang ada di
lokal dalam pembangunan Kabupaten Jepara.
kepariwisataan 64,50% b. Koordinasi Lintas Instansi.
kurang berhasil c. Peningkatan sarana dan
6. Terselenggaranya kegiatan prasarana.
seni budaya lokal 100% d. Adanya pelatihan khusus bagi
sangat berhasil pegawai
7. Meningkatnya pendapatan e. Keberagaman obyek wisata.
masyarakat dari sektor f. Terus bertambahnya jumlah
pariwisata dan kerjasama obyek wisata
dengan investor 76% cukup g. Pengembangan obyek wisata
berhasil unggulan
8. Tersedianya sarana/prasarana 2. Kelemahan yang dimiliki oleh
pendukung pengembang seni Dinas Pariwisata dan
budaya lokal 50% kurang Kebudayaan Kabupaten Jepara
berhasil dalam pengembangan pariwisata:
9. Meningkatnya peran serta a. Infrastruktur yang ada belum
masyarakat dalam memadai
pembangunan pariwisata b. Kurangnya konsep
83.75% berhasil. pemasaran
c. Belum mencukupinya 4. Kurangnya SDM dalam
anggaran penyelenggaraan acara
d. Kuantitas SDM yang belum budaya
mencukupi 5. Maraknya jual beli pulau
e. Belum terolahnya obyek karena kurang adanya
wisata secara optimal. koordinasi lintasi
3. Peluang pariwisata Kabupaten 6. Masyarakat kurang
Jepara memahami program
a. Kerjasama sektor ekonomi pengembangan pariwisata
dan pariwisata 7. Kurangnya sarana
b. Tradisi masyarakat dalam transportasi dan informasi
menjaga budaya untuk menjangkau lokasi
c. Meningkatnya pengunjung potensial
pada acara budaya 8. Kurang adanya partisipasi
d. Teknologi dalam promosi masyarakat dalam
e. Munculnya obyek wisata pengembangan pariwisata
buatan milik swasta
f. Kelompok Sadar Wisata Selanjutnya dilakukan
4. Ancaman pariwisata Kabupaten Litmust Test untuk mengukur tingkat
Jepara kestrategisan dari isu yang ada, yaitu
a. Daya saing sektor regional dengan memberikan pertanyaan-
b. Jual beli pulau pertanyaan untuk setiap isu. Dari
c. Tingkat kepuasan orang yang hasil test Litmus diperoleh
berbeda Klasifikasi Isu Strategis sebagai
d. Letak Kabupaten Jepara yang berikut:
rawan banjir
1. Isu yang bersifat strategis
e. Kurangnya partisipasi dan
a. Kurangnya adanya kerjasama
kesadaran masyarakat ekonomi dalam
Setelah faktor-faktor pengembangan obyek wisata
pendukung, penghambat, peluang, unggulan
dan ancaman teridentifikasi b. Kurangnya kualitas produk
selanjutnya adalah mengidentifikasi wisata karena kurang
isu-isu strategis dimanfaatkannya kearifan
budaya local
1. Kurangnya kualitas produk c. Kurang adanya partisipasi
wisata karena kurang masyarakat dalam
dimanfaatkannya kearifan pengembangan pariwisata
budaya lokal d. Kurangnya sarana
2. Kurangnya adanya kerjasama transportasi dan informasi
ekonomi dalam untuk menjangkau lokasi
pengembangan obyek wisata potensial
unggulan e. Konsep promosi dengan
3. Kurangnya penggunaan penggunaan teknologi kurang
teknologi dalam optimal
pengembangan konsep 2. Isu yang bersifat moderat
promosi
a. Masyarakat belum kurangnya SDM pengelola
memahami program wisata.
pengembangan pariwisata
b. Kurangnya SDM dalam
penyelenggaraan acara PENUTUP
budaya
KESIMPULAN
c. Maraknya jual beli pulau
karena kurang adanya A. Disipin Kerja Pegawai Negeri
koordinasi lintas Intansi.
Sipil di Badan Pendidikan dan
Perumusan Strategi Pelatihan Provinsi Jawa Tengah
Berdasarkan analisis SWOT factor Disiplin kerja pegawai di
eksternal dan interna, dirumuskan Badan Pendidikan dan Pelatihan
strategi berikut: Provinsi Jawa Tengah belum
maksimal. Kecenderungan pegawai
1. Strategi S-O sudah tepat waktu dalam bekerja,
a. peningkatan kualitas produk namun masih ada beberapa pegawai
wisata dengan memanfaatkan yang tidak tepat waktu misalnya
kearifan budaya local masih ada beberapa pegawai
b. peningkatan kerjasama terlambat datang ke kantor,
ekonomi untuk mendahului pulang dan pembuatan
pengembangan obyek wisata SOP yang tidak sesuai deadline.
unggulan Sedangkan dari kepatuhan pegawai
2. Strategi S-T dalam menjalankan tugas, sebagian
a. melakukan koordinasi lintas besar pegawai sudah patuh dalam
instansi untuk mengurangi menjalankan tugas. Namun masih
jual beli pulau ada beberapa pegawai yang tidak
b. penyuluhan dan pembinaan ikut apel pagi karena terlambat
kepada masyarakat mengenai datang ke kantor, beberapa pegawai
program pengembangan terkadang tidak memakai atribut
pariwisata. yang lengkap serta beberapa pegawai
3. Strategi W-O menggunakan sandal disaat bekerja.
a. Peningkatan konsep promosi
B. Faktor yang Menghambat dan
dengan penggunaan teknologi
b. menambah jumlah SDM
Mendorong
untuk pengelolaan acara
budaya
Faktor yang mendorong
4. Strategi W-T
disiplin kerja pegawai di Badan
a. membangun sarana
Pendidikan dan Pelatihan Provinsi
transportasi dan informasi
Jawa Tengah dilihat dari faktor
untuk menjangkau lokasi
kepemimpinan. Hal ini dilihat dari
potensial
perilaku tugas, pemimpin telah
b. peningkatan partisipasi
memberikan petunjuk dalam
masyarakat untuk menutupi
menjalankan tugas dan selalu
mengarahkan pegawai dalam
bekerja. Perilaku hubungan yang pegawai yang melanggar disiplin
baik ditunjukkan dari komunikasi kerja.
yang baik antara atasan dan
bawahan, pemberian motivasi dan
pengawasan dari pimpinan. Selain itu
DAFTAR PUSTAKA
pemimpin juga selalu melihat
kesiapan (kematangan) bawahan. Bryson, John M. 2008. Perencanaan
Strategis bagi organisasi
Faktor pendorong disiplin sosial.
kerja juga berasal dari pemberian
motivasi kepada pegawai. Hal ini Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
ditunjukkan oleh pemberian Hunger, David & Thomas L.
kesejahteraan kepada pegawai yaitu Wheelen. 2009. Management
fasilitas kantor dan pemberian gaji Strategic. Yogyakarta: Andi
serta tunjangan yang memadai.
Selain itu Badan Diklat juga Nawawi, H. Hadari. 2012.
memberikan peluang kepada Manajemen Strategik
pegawai untuk maju. Organisasi Non Profit
Bidang Pemerintahan.
Sedangkan faktor penghambat Yogyakarta: Gadjah Mada
disiplin kerja pegawai adalah University Press.
motivasi dilihat dari pemberian LAPORAN AKUNTABILITAS
penghargaaan kepada pegawai. Hal KINERJA INSTANSI
ini karena indikator penilaian PEMERINTAH (LAKIP)
pegawai tidak jelas. Faktor DINAS PARIWISATA DAN
penghambat dari kepemimpinan
KEBUDAYAAN
adalah tidak adanya ketegasan
hukuman kepada pegawai yang KABUPATEN JEPARA
melanggar disiplin. TAHUN 2011

B. SARAN RENCANA STRATEGI DINAS


PARIWISATA DAN
Melihat hasil penelitian tentang KEBUDAYAAN
disiplin kerja pegawai di Badan KABUPATEN JEPARA
Pendidikan dan Pelatihan Provinsi TAHUN 2007-2012
Jawa Tengah maka saran yang
diajukan : UNDANG-UNDANG REPUBLIK
INDONESIA NOMOR 10 TAHUN
1. Melakukan penilaian dan 2009.
pemberian penghargaan kepada
pegawai berdasarkan indikator
yang jelas.
2. Peningkatan disiplin pegawai
dapat dilakukan dengan ketegasan
penerapan hukuman dari
pimpinan. Ketegasan hukuman
harus diterapkan pimpinan kepada

You might also like