Professional Documents
Culture Documents
Oleh: Aprilina Kartika Sari, Ida Hayu D, Herbasuki Nurcahyanto
Oleh: Aprilina Kartika Sari, Ida Hayu D, Herbasuki Nurcahyanto
Jl. Profesor Haji Soedarto, Sarjana.Hukum Tembalang Semarang Kotak Pos 1269
ABSTRACT
ABSTRAKSI This research aims to analyze the discipline of work and
factors driving the discipline as well as a barrier to working civil servants
Education and Training Department in Central Java Province.
Based on the results of the study showed that the discipline of civil
servants who are working in Education and Training Department of Central Java
Province have not been good. It is seen from the employees who did not arrive
timely and not obedient to regulations in the works. Discipline employees work is
inseparable from the supporting and restricting factors. Supporting factors from
the discipline of work motivation and leadership. While the factor that inhibit
employees work discipline is motivation for awarding the prize to an employee
who is not clear. Restricting factor of leadership is the absence of punishment for
assertiveness employees who violate discipline.
Based on the existing obstacles in the achievement of a work discipline
employees in Education and Training Department of Central Java Province, the
author provides recommendations in the form of: (1) Did the assessment and
awarding of the prize to an employee based on clear indicators. (2) Increase in an
employee discipline can be exercised with firmness of punishment. Firmness of
punishment carried out must be applied to employees who violate discipline work.
PENDAHULUAN Disiplin
A. LATAR BELAKANG Disiplin berasal dari bahasa
latin “Disciplina” yang berarti
latihan atau pendidikan kesopanan
dan kerohanian serta pengembangan
B. TUJUAN tabiat. Menurut Hasibuan (2008:193)
disiplin adalah kesadaran dan
Tujuan dari penelitian ini kesediaan seseorang menaati semua
sebagai berikut : peraturan perusahaan dan norma-
norma sosial yang berlaku.
1. Bagaimana disiplin kerja pegawai Pandangan ini menjelaskan bahwa
negeri sipil di Badan Pendidikan suatu kerelaan dan kesediaan
dan Pelatihan Provinsi Jawa seseorang dalam menaati peraturan
Tengah? yang berlaku tanpa paksaan.
2. Faktor – faktor apa saja yang
dapat mendorong dan Peraturan mengenai disiplin
menghambat disiplin kerja pegawai negeri sipil di Indonesia
pegawai di Badan Pendidikan dan telah diatur dalam PP Nomor 53
Pelatihan Provinsi Jawa Tengah? Tahun 2010. PP nomor 53 adalah
C. TEORI merupakan perbaruan dari Peraturan
Pemerintah Nomor 30 Tahun 1980. Kepatuhan pegawai meliputi
PP Nomor 53 Tahun 2010 berisi ketaatan pegawai mengikuti apel
ketentuan-ketentuan kewajiban, pagi, penyelesaian tugas sesuai
larangan, hukuman disiplin, pejabat konsep, dan mematuhi peraturan
yang berwenang menghukum, dalam bekerja.
penjatuhan hukuman disiplin,
keberatan atas hukuman disiplin, dan Kepemimpinan
berlakunya keputusan hukuman
disiplin. Kata pimpin mengandung
pengertian mengarahkan, membina
Menurut Hasibuan (2008:194) atau mengatur, menuntun dan juga
menyatakan bahwa disiplin diartikan menunjukkan ataupun
apabila pegawai datang tepat waktu,
mempengaruhi. Pemimpin
mengerjakan pekerjaannya dengan
baik, dan menaati semua peraturan mempunyai tanggung jawab baik
yang berlaku. Sedangkan Menurut secara fisik maupun spiritual
Handoko (2001:208) indikator terhadap keberhasilan aktivitas kerja
disiplin kerja antara lain adalah dari yang dipimpin.
sebagai berikut :
Menurut Keith Davis
1. Kehadiran (Handoko, 2000:282) kepemimpinan
2. Ketaatan
adalah kemampuan mengajak orang-
3. Ketepatan waktu
4. Perilaku orang lain untuk mencapai tujuan
tertentu dengan penuh semangat.
Berdasarkan pendapat Dengan kata lain, kepemimpinan
Handoko dan PP Nomor 53 Tahun merupakan faktor manusiawi yang
2010 bahwa indikator disiplin kerja
mengikat suatu kelompok bersama
pegawai dalam penelitian di Badan
Pendidikan dan Pelatihan di Provinsi dan memotivasi mereka dalam
Jawa Tengah antara lain adalah pencapaian tujuan. Kepemimpinan
sebagai berikut : dapat mengubah sesuatu yang
potensial menjadi sebuah kenyataan
1. Ketepatan waktu merupakan
sesuai atau tidaknya dengan sehingga kepemimpinan sangat
waktu yang telah ditetapkan diperlukan bila suatu organisasi ingin
oleh organisasi dengan apa yang sukses.
dilakukan oleh seorang pegawai.
Ketepatan waktu meliputi Teori Kepemimpinan
ketepatan waktu datang,
1. Teori Kepemimpinan Sifat ( Trait
ketepatan waktu pulang, dan
Theory )
ketepatan pegawai dalam
mengerjakan tugas. Teori kepemimpinan sifat
2. Kepatuhan pegawai merupakan berasumsi bahwa seseorang dapat
kepatuhan pegawai terhadap menjadi seorang pemimpin apabila
standar kerja dan terhadap memiliki sifat-sifat atau karakteristik
peraturan yang berlaku.
kepribadian yang dibutuhkan oleh Tabel 1.3
seorang pemimpin. Tabel Tingkat Kematangan
Hersey dan Blanchard
2. Teori Kepemimpinan Perilaku
(Behavior theory) Mampu Mampu Tidak Tidak
Pada teori ini gaya atau dan tetapi Mam Mampu
perilaku pemimpin terlihat dari cara Mau Tidak pu dan
pengambilan keputusan, pemberian Mau tetapi Tidak
instruksi kepada bawahan, atau Mau Mau
penyampaian tugas, cara kurang atau
berkomunikasi, pemberian semangat yakin tidak
kepada bawahan, pemberian yakin
bimbingan dan pengarahan, cara
penegakan disiplin, cara M4 M3 M2 M1
Sumber: Miftah Thoha (2010:326)
mengendalikan dan mengawasi
Dalam penelitian di Badan
pekerjaan, cara memimpin rapat, dan
Pendidikan dan Pelatihan Provinsi
cara menegur serta pemberian
Jawa Tengah peneliti merumuskan
sanksi/hukuman.
indikator kepemimpinan berdasarkan
3. Teori Kontingensi
pendapat Hersey Blanchard, yaitu:
1. Perilaku Tugas meliputi petunjuk
Teori kontingensi disebut juga
yang diberikan pimpinan dan
teori situasional yaitu suatu
pengarahan yang diberikan
pendekatan terhadap kepemimpinan
pimpinan dalam menyelesaikan
yang menyatakan pemimpin
tugas.
memahami perilakunya, sifat-sifat
2. Perilaku Hubungan meliputi cara
bawahannya, dan situasi sebelum
komunikasi, memberikan
menggunakan gaya kepemimpinan
dukungan (motivasi), dan
tertentu.
pengawasan yang dilakukan oleh
Hersey dan Blanchard (dalam
pimpinan.
Thoha, 2010:317) mengemukakan
3. Tingkat kesiapan (kematangan)
teori situasional untuk menciptakan
bawahan kematangan pegawai.
kepemimpinan yang efektif, teori ini
Motivasi
didasarkan atas:
a. perilaku tugas Motivasi berasal dari kata
b. perilaku hubungan dasar motif (motive) yang berarti
c. Tingkat kesiapan (kematangan) dorongan, sebab atau alasan orang
yang diperlihatkan pengikut melakukan sesuatu. Motivasi dapat
Gaya kepemimpinan diartikan suatu kondisi yang
situasional menurut Hersey dan mendorong atau menjadi sebab
Blanchard terdiri dari directing,
seseorang melakukan suatu
coaching, supporting, dan
delegating. perbuatan/kegiatan, yang
Ada empat tingkat kematangan berlangsung secara sadar.
menurut Hersey dan Blanchard
(dalam Thoha, 2010:326), yaitu :
Menurut Namawi (2005:359) dari ketidakpuasan. Menurut
motivasi dapat berupa motivasi Herzberg faktor ini tidak memotivasi
intrinsik dan ekstrinsik. Motivasi karyawan dalam bekerja. Faktor
yang bersifat intinsik adalah saat higiene meliputi supervisor, kondisi
sifat pekerjaan itu sendiri yang kerja, gaji, hubungan interpersonal,
membuat seorang termotivasi, orang dan kebijakan perusahaan.
tersebut mendapat kepuasan dengan Sedangkan faktor motivator
melakukan pekerjaan tersebut. memotivasi seseorang untuk
Sedangkan motivasi ekstrinsik berusaha mencapai kepuasan, yang
adalah saat unsur-unsur diluar termasuk didalamnya adalah
pekerjaan yang melekat di pekerjaan kesempatan untuk maju, promosi
tersebut menjadi faktor utama yang jabatan, pengakuan, tanggung jawab,
membuat seorang termotivasi seperti dan pekerjaan itu sendiri.
status ataupun kompensasi.
Sedangkan Indikator -
Menurut Fathoni (2006:132) indikator motivasi menurut
motivasi secara singkat dapat Sedarmayanti (2007:233-239) yaitu:
diartikan sebagai proses 1. Gaji (salary).
menggerakkan manusia, dan 2. Supervisi.
memberi motivasi, artinya proses 3. Kebijakan dan Administrasi.
untuk menggerakkan orang lain agar
4. Hubungan kerja.
maju melakukan sesuatu 5. Kondisi kerja.
sebagaimana yang diharapkan oleh 6. Pekerjaan itu sendiri.
penggeraknya atau yang 7. Peluang untuk maju.
menggerakkannya. Pemberian 8. Pengakuan atau penghargaan
motivasi yang tepat kepada (recognition).
karyawan mendorong karyawan 9. Keberhasilan (achievement).
untuk berbuat semaksimal mungkin 10. Tanggung jawab.
dalam melaksanakan tugasnya dan Indikator motivasi pegawai
mereka akan meyakini bahwa yang digunakan dalam penelitian di
dengan keberhasilan organisasi Badan Pendidikan dan Pelatihan
dalam mencapai tujuan dan berbagai Provinsi Jawa Tengah antara lain
sasarannya, maka kepentingan-
adalah sebagai berikut:
kepentingan pribadinya akan 1. Kesejahteraan, meliputi penyediaan
terpelihara pula. fasilitas kantor yang baik dan
pemberian gaji,upah tambahan dan
Menurut Herzberg (dalam tunjangan kepada pegawai.
Wahjono, 2010:84) ada dua jenis 2. Penghargaan, meliputi pemberian
faktor yang mendorong seseorang pujian dari atasan.
untuk berusaha mencapai kepuasan 3. Peluang untuk maju, meliputi
dan menjauhkan diri dari kenaikan jabatan yang jelas dan
ketidakpuasan. Dua faktor itu tantangan pekerjaan yang baru.
disebutnya faktor hygiene (faktor
ekstrinsik) dan faktor motivator D. METODE
(faktor intrinsik). Faktor higiene
memotivasi seseorang untuk keluar
Penelitian ini merupakan b. Strategi S-T
penelitian kualitatif deskriptif, 1. Menambah obyek wisata dan
karena dalam melakukan penelitian, event wisata yang baru
2. Merangkul investor untuk
peneliti ingin mencari data melalui
masuk ke Kabupaten Jepara
observasi, proses wawancara untuk ikut mengembangkan
menggunakan interview guide, kepariwisataan.
dokumentasi, dan studi kepustakaan c. Stratgi W-O
yang terkumpul dalam bentuk kata- 1. Meningkatkan promosi melalui
kata dan gambar bukan angka-angka. media elektronik, media cetak,
Dalam merumuskan strategi-strategi website dan pameran-pameran.
2. Melaksanakan pelatihan untuk
tersebut menggunakan analisis
meningkatkan kualitas dan
SWOT yaitu dengan menggunakan kuantitas SDM Pariwisata
test Litmus. Dengan situs penelitian d. Strategi W-T
di kantor Dinas Pariwisata dan 1. Membangun sarana prasarana
Kebudayaan Kabupaten Jepara, serta transportasi dan komunikasi
tempat-tempat wisata yang ada di untuk menjangkau lokasi
Kabupaten Jepara potensial
2. Pengembangan kerjasama antar
daerah.