You are on page 1of 8

PERANAN PEJABAT LELANG KELAS II DALAM PELAKSANAAN

LELANG DI INDONESIA

Diah Sulistyani Ratna Sediati*

Abstract

Based on regulation of Finance Minister No: 119/PMK.07/2005 about Auctioneer Class II, the definition of
Auctioneer Class II is a person who is specially given an authority by Finance Minister to conduct the sale of
the goods by auction way relied on the order of the Auction House as the authority of the sale of the goods'
owner who is located in the Office ofAuctioneer Class I I The Auctioneer Class I I is promoted and dismissed
by The General Director on behalf of Finance Minister. The auctioneer is demanded to do in justice and does
not take sides, so, his role must reflect a sense of justice and a certainty of law. Therefore, The auctioneer
should take apart to support an effort of Law Enforcement in civil law, tax law, state administration law, and
law of state asset management. The certainty of law is related to Authentic Act which is made by the
auctioneer as the instrument of the most perfect evidence. The certainty of law is only able to occur if the
auctioneers especially The Auctioneer Class II posses a high dignity and moral, a deep knowledge, and a
skill of law and auction so that he can run his job fairly, strictly and consequently, autonomously, non-sided,
never-having dualjob beyond his authority, keeping the importance of all the parties. The implementation of
auction has to give a protection of law for those who have the same interest. Every implementation of
auction must be made the report of the auction by the auctioneer as the authentic act. The report of auction
is used to defend the seller or the goods' owner, the purchaser and the auctioneer to defend and to
implement his right and responsibility.

Kata Kunci: Peranan Pejabat Lelang Kelas II Dalam Memberikan Rasa Keadilan Dan Kepastian
Hukum di Indonesia.

Lelang menurut sejarahnya berasal dari bahasa mengharuskan pelaksanaan lelang itu dipimpin oleh
latin auction yang berarti peningkatan harga secara seorang Pejabat Umum, yaitu Pejabat Lelang yang
bertahap. Di Indonesia, lelang secara resmi masuk mandiri. Peranan lembaga lelang dalam sistem
dalam perundang-undangan sejak 1908 yaitu dengan perundang-undangan di Indonesia masih sangat
berlakunya Vendu Reglement, Stbl. 1908 No.189 dan relevan. Hal ini terbukti dengan difungsikannya lelang
Vendu lnstructie, Stbl.1908 No.190. Peraturan untuk mendukung upaya Law Enforcement dan
peraturan dasar lelang ini masih berlaku hingga saat pengelolaan kekayaan Negara.
ini dan menjadi dasar hukum penyelenggaraan lelang Pengertian lelang Vendu Reglement: (TeksAsli
di Indonesia. Pasal 1 Vendu Reglement) yaitu :
Lelang dalam sistem perundang-undangan Openbare verkoopingen verstaan veilingen
Indonesia digolongkan sebagai suatu cara penjualan en verkoopingen van zaken, we Ike in het openbaar bij
khusus yang prosedurnya berbeda dengan jual beli opbod, afslag of inschrijving worden gehouden, of
pada umumnya. Cara penjualan lelang diatur dalam .,waarbij aan daartoe genoodigden of tevoren met de
Undang-Undang tersendiri yang sifatnya Lex veiling of verkooping in kennis gestelde, dan we/ tot
Specialis. Kekhususan (spesialisasi) lelang ini die veilingen of verkoopingen toegelaten personen
tampak antara lain pada sifatnya yang gelegenheid wordt gegeven om te bieden, te mijnen of
transparan/keterbukaan dengan pembentukan harga in schrijven.
yang kompetitif dan adanya ketentuan yang Pengertian lelang sesuai terjemahan Pasal 1
• Olah Sulistyani Ratna Sediati, SH, M.Hum adalah

139
MMH, Ji/id 39 No. 2, Juni 2010

Vendu Reglement: untuk melaksanakan penjualan barang milik


Penjualan Umum adalah pelelangan atau perorangan, kelompok masyarakat atau badan
penjualan barang-barang yang dilakukan kepada swasta yang dilelang secara sukarela oleh
umum dengan harga penawaran yang meningkat pemiliknya, termasuk BUMN/D berbentuk
atau menurun atau dengan pemasukan harga dalam persero.
sampul tertutup, ataukepada orang-orang yang
diundang atau sebelumnya diberitahu mengenai Lelang di Indonesia mempunyai peranan dalam
pelelangan atau penjualan itu, atau diijinkan untuk ikut perekonomian sebagai berikut:
serta, dan diberi kesempatan untuk menawar harga, 1. Mampu memberi jawaban yang pasli mengenai
menyetujui harga yang ditawarkan atau memasukkan harga/nilai suatu barang dalam hal subyektivitas
harga dalam sampul tertutup. seseorang berpengaruh terhadap kualitas
Pengertian lelang menurut Pasal 1 Peraturan barang, kreativitas pembuatan dan nilai artistik
Menteri Keuangan Nomor :40/PMK.07/2006 tentang suatu barang.
Petunjuk Pelaksanaan Lelang, sebagai berikut: 2. Lelang mampu memberi jawaban yang pasti
Lelang adalah penjualan barang yang terbuka mengenai harga/nilai suatu barang pada saat
untuk umum dengan penawaran harga secara situasi perekonomian tidak menentu.
tertuklis dan/atau lisan yang semakin meningkat atau 3. Lelang mampu memberi jawaban yang pasti
menurun untuk mencapai harga tertinggi yang mengenai status kepemilikan suatu barang.
didahului dengan pengumuman lelang. 4. Harga yang terbentuk pada lelang dapat menjadi
Menurut Peraturan Menteri Keuangan Nomor standar dan barometer (Price Reference) dalam
:40/PMK.07/2006 tentang Petunjuk Pelaksanaan sektor perekonomian tertentu.
Lelang, ada beberapa macam lelang yaitu:
1. Lelang Eksekusi. Pejabat Lelang adalah jabatan fungsional selaku
Adalah lelang untuk melaksanakan pejabat umum yang melayani masyarakat untuk
putusan/penetapan pengadilan atau dokumen- melaksanakan lelang dalam setiap pelelangan, dan
dokumen lain yang sesuai dengan peraturan pejabat lelang berfungsi sebagai peneliti dokumen
perundang-undangan yang berlaku, persyaratan lelang, pemberi informasi lelang,
dipersamakan dengan itu, dalam rangka pemimpin lelang,Hakim,Pejabat Umum, dan
membantu penegakan hukum, antara lain : Lelang Bendaharawan. Dengan demikian Pejabat Lelang
Eksekusi Panitia Urusan Piutang Negara (PUPN), tidak hanya menyaksikan lelang tetapi justru
Lelang Eksekusi Pengadilan, Lelang Eksekusi menyelenggarakan penjualan itu sendiri dan juga
Pajak, Lelang Eksekusi Harta Pailit, Lelang membuat akta otentik. Risalah Lelang merupakan
Eksekusi Pasal 6 Undang-Undang Hak produk hukum yang merupakan produk hukum
Tanggungan (UUHT). Lelang Eksekusi Pejabat Lelang statusnya sama dengan akta otentik,
dikuasai/tidak dikuasai Bea Cukai, Lelang karena memenuhi syarat-syarat sebagai suatu akta
Eksekusi Barang Sitaan Pasal 45 Kitab Undang- otentik seperti yang diatur dalam Pasal 1868 KUH
Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP), Lelang Perdata yaitu :
Eksekusi Barang Rampasan, Lelang Eksekusi 1. Dibuat oleh Pejabat Umum yang diangkat oleh
Barang Temuan, Lelang Eksekusi Fidusia, Lelang Pemerintah.
Eksekusi Gadai. Pejabat Lelang adalah Pejabat Umum yang
2. Lelang Non Eksekusi Wajib adalah lelang untuk diangkatoleh Menteri Keuangan.
melaksanakan penjualan barang milik 2. Bentuk aktanya telah ditentukan dalam Undang-
negara/daerah sebagaimana dimaksud dalam Undang.
Undang-Undang No.1 Tahun 2004 tentang Risalah Lelang bentuknya telah ditentukan dalam
Perbendaharaan Negara atau barang milik Sadan Vendu Reglement (Undang-Undang Lelang) yaitu
Usaha Milik Negara/Daerah (BUMN/D) yang oleh dalam Pasal 37,38,39.
peraturan perundang-undangan diwajibkan untuk 3. Setiap Pejabat Lelang mempunyai wilayah kerja
dijual secara lelang, termasuk kayu dan hasil tertentu.
hutan lainnya dari tang an pertama.
3. Lelang Non Eksekusi Sukarela adalah lelang Pengertian Pejabat lelang menurut Peraturan

140
Diah Sulistyani RS., Peranan Pejabat Letang Ke/as II

Menteri Keuangan Nomor : 49/PMK.07 /2006 tentang pelaksanaan lelang di Indonesia, maka peneliti akan
Petunjuk Pelaksanaan Lelang yaitu orang yang melaksanakan penelitian dengan membatasi
khusus diberi wewenang oleh Menteri Keuangan mengenai Peranan Pejabat Lelang Kelas II dengan
melaksanakan penjualan barang secara lelang. Dan penelitian yang berjudul :
berdasarkan Pasal 5 Peraturan Menteri Keuangan "Peranan Pejabat lelang Kelas II Dalam
tersebut diatas, Pejabat Lelang terdiri dari : Pelaksanaan Lelang Di Indonesia·
1. Pejabat Lelang Kelas I. Berdasarkan hal-hal yang telah diuraikan diatas,
Berkedudukan di KP2LN dan berwenang maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai
melaksanakan lelang untuk semua jenis lelang. berikut:
2. Pejabat Lelang Kelas 11. 1. Bagaimana peranan Pejabat Lelang Kelas II
Berkedudukan di Kantor Pejabat Lelang Kelas II dalam melaksanakan lelang di Indonesia dapat
dan hanya berwenang melaksanakan lelang memberikan rasa keadilan.
berdasarkan permintaan Balai Lelang atasa jenis 2. Bagaimana peranan Pejabat Lelang Kelas II
Lelang Non Eksekusi Sukarela, lelang aset dalam melaksanakan lelang di lndonersia dapat
BUMN/0 berbentuk Persero, dan lelang aset milik memberikan kepastian hukum.
Bank dalam likuidasi berdasarkan Peraturan
Pemerintah Nomor 25 Tahun 1999. Sesuai dengan identifikasi masalah yang telah
Dalam hal di suatu wilayah jabatan Pejabat dikemukakan maka penelitian terhadap peranan
Lelang Kelas I terdapat Pejabat Lelang Kelas II, Pejabat Lelang Kelas II dalam pelaksanaan lelang di
Pejabat Lelang Kelas I yang bersangkutan tidak Indonesia dengan tujuan untuk:
diperbolehkan melaksanakan lelang sebagaimana a. Menganalisis dan mengkaji peranan Pejabat
ruang lingkup kewenangan Pejabat Lelang kelas II Lelang Kelas 11 dalam memberikan rasa keadilan
tersebut diatas alas permohonan Balai Lelang , b. Menganalisis dan mengkaji apakah peranan
kecuali Pejabat Lelang Kelas II yang ada di wilayah Pejabat Lelang Kelas II dalam memberikan
tersebut dibebas tugaskan, cuti atau berhalangan kepastian hukum.
le lap.
Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Penelitian ini menggunakan pendekatan yuridis
Nomor: 119/PMK.07 /2005 tentang Pejabat Lelang sosiologis (socio legal research) dengan jenis
Kelas II , pengertian Pejabat Lelang Kelas II adalah penelitian kualitatif. Pendekatan ini mendasarkan
orang yang khusus diberi wewenang oleh Menteri pada peraturan-peraturan yang berlaku atau
Keuangan untuk melaksanakan penjualan barang berdasarkan pada segi yuridis peraturan perundang-
secara lelang atas permohonan Balai Lelang selaku undangan mengenai Pejabat Lelang khususnya
kuasa dari pemilik barang yang berkedudukan di Pejabat lelang Kelas II dan meneliti bagaimana
Kantor Pejabat Lelang Kelas II. Pejabat Lelang Kelas Pejabat Lelang Kelas II dalam lelang di Indonesia
II diangkat dan diberhentikan oleh Direktur Jenderal melaksanakan peraturan perundang-undangan agar
alas nama Menteri Keuangan. memberikan kepastian hukum dan rasa keadilan
Pejabat Lelang dituntut untuk berbuat adil dan sesuai fungsi dan peranannya dalam masyarakat.
tidak memihak, sehingga peranannya harus Sehingga spesifikasi penelitian ini bersifat naratif
mencerminkan rasa keadilan dan kepastian hukum. analisis, dan jenis data dalam penelitian ini
Serta Pejabat Lelang turut mendukung upaya Law mengkombinasikan data primer yang diperoleh
Enforcement dalam hukum perdata, hukum pajak, melalui wawancara terstruktur maupun tidak
hukum administrasi negara, dan hukum pengelolaan terstruktur,pengamatan, serta data sekunder yang
kekayaan negara. Kepastian hukum adalah dalam diperoleh melalui studi kepustakaan.
kaitannya dengan Akta Otentik yang dibuat oleh Pembangunan di bidang ekonomi sebagaimana
Pejabat Lelang yang merupakan alat bukti yang yang disebulkan dalam Pasal 33 UUD 1945, hanya
sempurna. dapat di jalankan dengan baik jika terjamin adanya
Dilatarbelakangi dengan adanya ketentuan- ketertiban dalam masyarakat di mana setiap orang
ketentuan tentang Pejabat lelang yang berperan berhak alas pengakuan, jaminan, perlindungan dan
dalam memberikan rasa keadilan dan kepastian kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang
hukum serta mendukung Law Enforcement dalam sama di hadapan hukum.' Di samping itu Pasal 1

141
MMH, Ji/id 39 No. 2, Juni 2010

ayat (3) UUD 19452 juga menyebutkan bahwa merupakan akta otentik. Risalah lelang
"Negara Indonesia adalah negara hukum. • dipergunakan penjual/pemilik barang, pembeli
Di dalam naskah Penjelasan UUD 1945 yang asli dan Pejabat Lelang untuk mempertahankan dan
(sebelum amandemen) makna keberadaan Negara melaksanakan hak dan kewajibannya. Adanya
hukum dirumuskan dengan sangat baik sebagai ketentuan tersebut sebagaimana Pasal 11 huruf g
negara yang berdasarkan atas hukum (rechtsstaaQ, Peraturan Menteri Keuangan Nomor:
tidak semata-mata berdqsarkan atas kekuasaan 119/PMK.07/2005 tentang kewajiban Pejabat
(machtstaat) dan pemerintahan berdasarkan Lelang Kelas II untuk membuat minuta Risalah
Konstitusi, bukan absolutisme (kekuasaan yang tidak Lelang dan menyimpannya.
terbatas). Sejalan dengan ketentuan tersebut, maka 4. Asas Efisiensi.
salah satu prinsip penting negara hukum adalah Pelaksanaan lelang dilakukan dengan cepat,
adanya jaminan penyelenggaraan kekuasaan biaya relatif murah, tempat dan waktu telah
lembaga peradilan yang merdeka bebas dari segala ditentukan dan pembeli disahkan pada saat itu
campur tangan ekstra judisial untuk juga.
menyelenggarakan peradilan guna menegakkan 5. AsasAkuntabilitas.
ketertiban, keadilan, kebenaran, dan kepastian Lelang yang dilaksanakan oleh Pejabat Lelang
hukum yang mampu memberikan pengayoman dapat dipertanggungjawabkan kepada semua
kepada segenap warga masyarakat lndonesia.3 pihak yang berkepentingan.
Asas Lelang yang dapat disimpulkan dalam Pertanggungjawaban Pejabat Lelang meliputi
Peraturan Perundang-undangan di bidang lelang adminitasi lelang dan pengelolaan uang lelang.
antara lain yaitu :
1. Asas Keterbukaan. Keadilan pada dasarnya adalah sikap tidak
Adanya ketentuan pengumuman lelang terlebih memihak (impartiality) lebih dari sekedar saling
dahulu sebagaimana Pasal 18 Peraturan Menteri menguntungkan (mutual advantage) atau saling
Keuangan Nomor :40/PMK.07/2006 tentang menghargai secara timbal balik (reciprocity). Dalam
Petunjuk Pelaksanaan Lelang yang menyebutkan kerangka sikap tidak memihak, persetujuan atas
penjualan secara lelang wajib didahului dengan dasar rasionalitas sangat menonjol, bukan atas dasar
Pengumuman Lelang yang dilakukan oleh motivasi berdasar pertimbangan pribadi-pribadi
Penjual. Asas ini mencegah adanya persaingan (motivated by private consideration).' Di samping
usaha yang tidak sehat dan mencegah adanya itu adanya keharusan bahwa Negara dengan
praktek KKN ( Kolusi,Korupsi,Nepotisme). aparaturnya harus tunduk pada hukum yang berlaku,
2. Asas Keadilan. akses yang luas untuk memperoleh kedilan (access to
Adanya ketentuan tidak berpihak sebagaimana justice) bagi yang membutuhkan dan hukum harus
Pasal 11 huruf a Peraturan Menteri Keuangan ditegakkan secara adil ljusQ, sama rata (equal) dan
Nomor: 119/PMK.07 /2005 tentang Pejabat pasti (certainty).
Lelang Kelas II yang menyebutkan bahwa Pejabat Untuk mewujudkan amanat Konstitusi tersebut di
Lelang dalam melaksanakan jabatannya atas, tentu dituntut adanya posisi penting dari fungsi
berkewajiban antara lain bertindak jujur, hukum (peraturan perundang-undangan) untuk
seksama, mandiri, tidak berpihak dan menjaga mengatur setiap kepentingan yang terlibat dalam
kepentingan pihak yang terkait. tatanan kehidupan masyarakat sebagai upaya
3. Asas Kepastian Hukum. mewujudkan kehidupan masyarakat yang aman, adil
Pelaksanaan lelang harus memberikan dan sejahtera bagi semua pihak. Dalam konteks ini,
perlindungan hukum bagi pihak-pihak yang Satjipto Rahardjo,5 mengemukakan bahwa
berkepentingan. Setiap pelaksanaan lelang "Perundang-undangan memperlihatkan karateristik,
dibuat Risalah Lelang oleh Pejabat Lelang yang suatu norma bagi kehidupan sosial yang lebih

1 Viele Pasa.128Dayat(1)UUD1945Amaodemenkeduadisahkan 18Agustus2000.


2 Amandemenketigadisahkan 10 Nopember 2001.
3 Sa~1ptoRahardjo,llmu Hukum: Pencarian, Pembebasandan Pencerahan, ProgramDoklaUniversitasOiponegoro, Semarang, 2003, halaman2.
4 Brian, Barry,Justice as lmpartiaity, Clarendon Press, Oxford, 2000, hal 52 dstnya.
5 SaflptoRahardjo, Ibid., halaman 48.

142
Diah Sulistyani RS.• Peranan Pejabat Lelang Ke/as II

matang, khususnya dalam hal kejelasan dan dalam rangka peningkatan pelayanan lelang dan
kepastiannya." Demikian besar fungsi peraturan pengembangan profesi Pejabat lelang, agar dunia
perundang-undangan Uus criptum) dalam lelang lebih diminati di Indonesia. Keadilan dalam
mewujudkan kepastian hukum (rechtzekerheid) pelaksanaan lelang di Indonesia dilindungi oleh
dalam negara hukum. adanya peraturan perundang-undangan lelang di
Dalam pelaksanaan lelang di Indonesia, ada Indonesia sebagaiman tersebut di atas, dan Pejabat
beberapa ketentuan yang merupakan dasar hukum Lelang dalam melaksanakan wewenangnya juga
lelang, sebagai berikut: harus tunduk pada aturan administrasi lelang,
1. Ketentuan Umum. sebagai berikut :
a. UU Perbendaharaan Negara. a. P e r a t u r a n M e n t e r i K e u a n g a n
b. KUH Perdata. No.40/PMK.07/2006 tanggal 30 Mei 2006 tentang
c. KUH Acara Perdata (H IR & Rbg). Petunjuk Pelaksanaan Lelang.
d. KUHAcara Pidana. b. P e r a t u r a n M e n t e r i K e u a n g a n
e. UUPUPN. No.118/PMK.07/2005 tanggal 30 Nopember
f. UU Penagihan Pajak. 2005 tentang Balai Lelang.
g. UU HakTanggungan. c. P e r a t u r a n M e n t e r i K e u a n g a n
h. UU Jaminan Fidusia. No.119/PMK.07/2005 tanggal 30 Nopember
i. UU Kepailitan. 2005 tentang Pejabat lelang Kelas 11.
j. UU Perbankan. d. Peraturan Direktur Jenderal Piutang dan Lelang
k. PP ten tang BPPN dan lain-lain. Negara Nomor PER.01/PL/2006 tentang
Pedoman Administrasi Perkantoran Dan
2. Ketentuan Khusus. Pelaporan Kantor Pejabat Lelang Kelas II.
a. Peraturan Lelang/Vendu Reglement e. Peraturan Direktur Jenderal Piutang dan Lelang
(Stb.1908 No.189). Negara Nomor PER.02/PU2006 ten tang Petunjuk
b. lnstruksi LelangNendu lnstructie (Stb.1908 Teknis Pelaksanaan Lelang.
No.190).
c. Peraturan Pemerintah No.44 Tahun 2003, Di sinilah pentingnya hukum (perundang-
tanggal 31 Juli 2003 tentang Tarif atas jenis u nd ang an) yang mengatur perilaku, yang
Penerimaan Negara Bukan Pajak yang penerapannya dapat dilakukan dengan paksaan
berlaku pada Departemen Keuangan. (dwang) untuk mewujudkan ketertiban, keteraturan,
kedamaian dan ketentraman. Hukum diperlukan
3. Peraturan pelaksanaa. untuk memberikan perlindungan terhadap
a. Pe r a t u r a n M e n t e r i Ke u a n g a n kepentingan manusia dalam melakukan hubungan
No.40/PMK.07/2006 tanggal 30 Mei 2006 hukum, sehingga keberadaan hukum tidak dapat
tentang Petunjuk Pelaksanaan Lelang. dipisahkan dari kehidupan manusia itu sendiri.
b. P e r a t u r a n M e n t e r i K e u a n g a n Manusia sebagai makhluk sosial memerlukan
No.41/PMK.07/2006 tanggal 30 Mei 2006 pedoman untuk berperilaku dan berhubungan dengan
tentang Pejabatlelang Kelas I. manusia lain, dalam bentuk norma agama, norma
c. P e r a t u r a n M e n t e r i K e u a n g a n kesusilaan, norma adat dan norma hukum untuk
No.118/PMK.07 /2005 tanggal 30 Nopember mencapai tatanan masyarakat yang lebih baik yang
2005 tentang Balai Lelang. dalam penerapannya memerlukan keseimbangan
d. Pe r a t u ran M e n t e r i Ke u a n g a n antara unsur-unsur keadilan (gerechtigkeiQ, dan
No.119/PMK.07 /2005 tanggal 30 Nopember kepastian hukum (rechtszekerheid).6
2005 tentang Pejabat lelang Kelas II. Wewenang Pejabat Lelang Kelas II yang
mencerminkan rasa keadilan diantaranya adalah
Peranan Pejabat Lelang Kelas II dalam tidak boleh memihak dalam melaksanakan lelang,
memberikan rasa keadilan. dan hal tersebut berdasarkan pada Peraturan Menteri
Adanya Pejabat lelang Kelas II di Indonesia Keuangan No.119/PMK.07/2005 tanggal 30

6 Sudikno Mertokusumo danA. Pillo. Bab-bab Tentang Penemuan Hukl.m, PT CitraAditya Bakti, Bandung, 1993, halaman 1.

143
MMH Ji/id 39 No. 2, Juni 2010

Nopember 2005 tentang Pejabat lelang Kelas II sewenang-wenang dalam lelang. Dan nantinya
Pasal 11 huruf a serta tercermin juga terhadap pembeli/pemenang lelang telah terlindungi juga.
wewenang Pejabat Lelang Kelas II berdasarkan 3. Aspek Pembelajaran.
Peraturan Menteri Keuangan No.119/PMK.07 /2005 Bagi Debitor yang cidera janji agar menyadari
tanggal 30 Nopember 2005 tentang Pejabat lelang untuk melaksanakan kewajiban-kewajibannya
Ke las 11 Pas al 10 yaitu : apabila keberatan atas barang yang menjadi
a. Melakukan analisis yuridis terhadap dokumen jaminan hutangnya akan dilelang.
persyaratan lelang dan dokumen barang yang Pejabat Lelang Kelas II khususnya juga harus
akan dilelang. meneliti apakah pengumuman sebelum
b. Menegur dan/atau mengeluarkan peserrta dan pelaksanaan lelang sudah terpenuhi, agar
atau pengunjung lelang apabila melanggar tata menciptakan rasa keadilan bagi para pihak.
tertib pelaksanaan lelang.
c. Mebnghentikan pelaksanaan lelang untuk Peranan Pejabat Lelang Kelas II dalam
sementara waktu apabila diperlukan dalam memberikan kepastian hukum.
rangka menjaga ketertiban pelaksanaan lelang. Kepastian hukum hanya bisa terjadi jika Pejabat
d. Menolak melaksanakan lelang apabila tidak yakin Lelang khususnya Pejabat Lelang Kelas II memiliki
akan kebenaran formal berkas persyaratan martabat dan moralitas yang tinggi, di samping
lelang. kemampuan ilmu dan ketrampilan hukum dan lelang.
e. Melihat barang yang akan dilelang. Sehubungan dengan hal-hal tersebut di alas, maka
f. Meminta bantuan aparat kemanan apabila peranan Pejabat Lelang Kelas II sangat dibutuhkan
diperlukan. dalam memperoleh kepastian hukum. Agar Risalah
g. Mengesahkan Pembeli Lelang dan/atau Lelang dapat sempurna dilaksanakan dan menjamin
h. Membatalkan Pembeli Lelang yang wanprestasi. kepastian hukum, maka Pejabat Lelang Kelas II harus
menguasai peraturan dan ketentuan perundang-
Kewenangan Pejabat Lelang Kelas II harus benar undangan yang berlaku sehingga dapat menjalankan
benar dilaksanakan, agar menciptakan rasa keadilan secara jujur, tegas dan konsekuen, mandiri, tidak
bagi para pihak. Dalam pelaksanaan lelang harus berpihak, tidak menjalankan jabatan di luar wilayah
benar-benar diteliti seluruh dokumen dan persyaratan kewenangannya, menjaga kepentingan para pihak.
yang lengkap. Dan tentunya lelang harus didahului Pejabat Lelang Kelas 11 tidak hanya menyaksikan
terlebih dahulu dengan Pengumuman Lelang. lelang tetapi justru menyelenggarakan lelang itu
Pejabat Lelang wajib memberikan pengumuman sendiri dan jug a membuat akta otentik. Risalah Lelang
tentang setiap penjualan melalui lelang umum, yang merupakan produk hukum Pejabat Lelang
mengenai keterangan-keterangan properti yang statusnya sama dengan Akta Otentik karena
ditawarkan untukdijual, waktu dan tempat lelang akan memenugi syarat-syarat sebagai akta otentik
diadakan.1 Pengumuman Lelang mencerminkan sebagaimana ketentuan dalam Pasal 1868 BW (Kitab
rasa keadilan dan bertujuan : Undang-Undang Hukum Perdata) yaitu :
1. Aspek Publisitas. 1. Dibuat oleh Pejabat Umum yang diangkat oleh
Dapat Diketahui oleh masyarakat luas, sehingga Pemerintah, dalam hal ini Pejabat Lelang yang
bagi yang berminta dapat menghadiri diangkatoleh Menteri Keuangan.
pelaksanaan lelang (menghimpun peminat 2. Bentuk akta ditentukan oleh Undang-Undang,
lelang). dimana Risalah Lelang dibuat dalam bentuk yang
2. Aspek Legalitas. ditentukan Undang-Undang (Pasal 37,38,39
Memberikan kesempatan kerja kepada pihak Vendu Reg/ementNR ).
keliga yang merasa dirugikan untuk mengajukan 3. Setiap Pejabat Lelang mempunyai wilayah kerja
sanggahan/verset. tertentu.
Di sini tercermin keadilan karena pihak yang
dirugikan diberi kesempatan untuk verset, Tetapi perlu ditekankan bahwa Risalah Lelang
sehingga menghindari unsur semena-mena dan pada dasamya dikatakan sebagai akta otentik apabila

7 PumamaTIO(iaSianturi,2008.PetfindunganHukumTerlladapPembeliBarangJaminanTldakBergerakMelahiLelang,BandulY,l:CV.MandarMaju.

144
Diah Su/istyaniRS., PerananPejabatLelangKe/asII

dalam penjualan lelang terjadi transaksi jual beli Indonesia untuk memberikan rasa keadilan. Hal
karena barang lelang laku terjual. Apabila tidak laku, tersebut tercermin dalam peraturan perundang-
Risalah Lelang merupakan Serita Acara Lelang undangan mengenai lelang dan Pejabat lelang
sesuai Pasal 35 Vendu Reglement (VR). Kelas II khususnya, yang mengandung asas
Kekuatan akta otentik sebagai alat pembuktian publisitas (pengumuman lelang) untuk melindungi
terdapat pada hukum pembuktian yang diatur dalam para pihak yang berkepentingan, asas keadilan
Buku IV KUH Perdata dan HIR/RIB. Persyaratan akta dimana berdasarkan Pasal 11 huruf a Peraturan
otentik dapat dilihat pada Pasal 1868 dan Pasal 1870 Menteri Keuangan Nomor: 119/PMK.07/2005
KUH Perdata dan Pasal 165 HIR/RIB. Arti penting tentang Pejabat Lelang Kelas II yang
akta otentik dalam sengketa hukum memudahkan menyebutkan bahwa Pejabat Lelang dalam
pembuktian dan memberikan kepastian hukum melaksanakan jabatannya berkewajiban antara
seperti yang dimaksud dalam Pasal 1870 KUH lain bertindak jujur, seksama, mandiri, tidak
Perdata dan Pasal 165 HIR. Peranan Pejabat Lelang berpihak dan menjaga kepentingan pihak yang
Kelas II dalam Risalah Lelang harus menyusun terkait.
dengan jelas, dapat dibaca, ditulis dengan kata-kata 2. Peranan Pejabat Lelang Kelas II dalam
dan kalimat yang jelas tanpa singkatan-singkatan, memberikan kepastian hukum dapat tercermin
tidak ada tempat yang kosong atau tersisa yang tidak dalam pembuatan Risalah Lelang yang
terisi tulisan karena tiap-tiap lembar harus dicoret atau pembuatannya harus benar, jelas, lengkap agar
digaris agar tidak diisi dengan tulisan. Selain itu apa yang akan dibuktikan dapat diketahui dengan
semua angka yang menyatakan jumlah dan tanggal mudah, jangan memuat rumusan-rumusan yang
harus ditulis dengan huruf, boleh diulang dengan dapat menimbulkan sengketa karena tidak
angka agar tidak menimbulkan penafsiran lain. lengkap atau tidak jelas, sehingga akta otentik
Kalimat-kalimat dalam Risalah Lelang harus tersebut dapat menjamin kepastian hukum.
merupakan rangkaian yang berhubungan satu Kepastian hukum hanya bisa terjadi jika Pejabat
dengan yang lain sehingga mudah dimengerti Lelang khususnya Pejabat Lelang Kelas II
maknanya. Pejabat Lelang demi menjaga kepastian memiliki martabat dan moralitas yang tinggi, di
hukum juga harus membacakan Risalah lelang dan samping kemampuan ilmu dan ketrampilan
jika terdapat pihak-pihak yang tidak mengerti harus hukum dan lelang sehingga dapat menjalankan
dijelaskan. secara jujur, tegas dan konsekuen, mandiri, tidak
Akta dibuat sebagai pembuktian fungsinya agar berpihak, tidak menjalankan jabatan di luar
apa yang akan dibuktikan dapat diketahui dengan wilayah kewenangannya, menjaga kepentingan
mudah, jangan memuat rumusan-rumusan yang parapihak.
dapat menimbulkan sengketa karena tidak lengkap
atau tidak jelas, sehingga akta otentik tersebut dapat Saran.
menjamin kepastian hukum. Agar Pejabat Lelang Pejabat Lelang dituntut
untuk berbuat adil dan tidak memihak, sehingga
Kesimpulan. peranannya harus mencerminkan rasa keadilan dan
Pejabat Lelang dituntut untuk berbuat adil dan kepastian hukum, sehingga pelaksanaan lelang di
tidak memihak, sehingga peranannya harus Indonesia lebih banyak diminati sebagai salah satu
mencerminkan rasa keadilan dan kepastian hukum. solusi.
Serta peranan Pejabat Lelang turut mendukung
upaya Law Enforcement dalam hukum perdata,
hukum pajak, hukum administrasi negara, dan hukum DAFTAR PUSTAKA
pengelolaan kekayaan negara. Kepastian hukum
adalah dalam kaitannya dengan Akta Otentik yang Basiang, Martin, Law Dictionary, ThbContemporary,
dibuat oleh Pejabat Lelang yang merupakan alat bukti First Edition, Red & White Publishing, 2009.
yang sempurna. Dari hal-hal tersebut di alas, dapat Brian, Barry, 2000, Justice as Impartiality, Oxford :
disimpulkan sebagai berikut: Clarendon Press.
1. Peranan Pejabat Lelang Kelas II sangat Purnama Tioria Sianturi, 2008, Perlindungan Hukum
dibutuhkan dalam pelaksanaan lelang di TerhadapPembeli Barang

145
MMH, Ji/id 39 No. 2, Juni 2010

Jaminan Trdak Bergerak Melalui Le/ang, Bandung: Peraturan Menteri Keuangan No.118/PMK.07/2005
CV.Mandar Maju. tanggal 30 Nopember 2005 tentang Balai
Satjipto Rahardjo, 2003, //mu Hukum: Pencarian, Lelang.
Pembebasan dan Pencerahan, Semarang: Peraturan Menteri Keuangan No.119/PMK.07/2005
Program Ooktor Universitas Diponegoro. tanggal 30 Nopember 2005 tentang
Sudikno Mertokusumo dan A. Pitlo, 1993, Bab-bab Pejabat lelang Kelas II.
Tentang Penemuan Hukum, Bandung: PT Peraturan Direktur Jenderal Piutang dan Lelang
CitraAditya Bakti. Negara Nomor PER.01/PU2006 tentang
Pedoman Administrasi Perkantoran Dan
Perundang-undangan Pelaporan Kantor Pejabat Lelang Kelas II.
UUO NRI Tahun 1945 Peraturan Direktur Jenderal Piutang dan Lelang
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Negara Nomor PER.02/PU2006 tentang
Peraturan Menteri Keuangan No.40/PMK.07/2006 Petunjuk Teknis Pelaksanaan Lelang.
tanggal 30 Mei 2006 tentang Petunjuk
Pelaksanaan Lelang.

146

You might also like