You are on page 1of 10

Jurnal Kapita Selekta Geografi

ISSN Print: 2622-4925


ISSN Online: 2622-4933
Volume 2 Nomor 1: Januari 2019 (Halaman: 116-125)
http://ksgeo.ppj.unp.ac.id/index.php/ksgeo

ANALISIS PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN


UNTUK PERMUKIMAN DI KECAMATAN TILATANG KAMANG
Rahmad Faddel1
1
Mahasiswa Program Studi Geografi, FIS UNP
2
Jurusan Geografi, FIS UNP
Email: rafelk29@gmail.com

ABSTRACT

The purposes of this research are (1) to know the extent and the change of the land’s use
in district of Tilatang Kamang in 2008 and 2018 (2) to know the impact the dynamics
change of the land’s use in district of Tilatang Kamang. The type of research is
descriptive with a quantitative approach. The type of data used in this study is primery
data and secondary data. The method used is quantitative descriptive method. The
method for collecting the data is achieved by the observation result, interview and the
documentation of the research. The result of the reserach (1) shows that the change of
the land’s use for the residence in district of Tilatang Kamang since 2008 to 2018 is 497
ha. The change of the land’s use in district of Tilatang Kamang from 2008 to 2018
keeps improving for some classifications of the land’s use , where the most dominant
land’s use happens in the residence’s land of 248.5 ha. (2) The impact of the land use
gives a big impact for the decreasing of the extent of the agriculture’s land. From the
analysist of the research, it can be seen that the extent of the rice field in district of
Tilatang Kamang in 2008 was 2,769 ha, and it decreases to 2,568.32 ha in 2018. It also
gives impact for decreasing of the rice field’s production. It can be seen by looking to
the sample in table 12 in the chapter of rice field’s production about the rice field’s
production of Evy Rahmy in Gadut. Before the change of the land’s use happens, the
productivity of the rice field is around 1000 kg every harvest time, and because of the
change of the land’s use, it decreases to around 250kg to 500kg.

Keyword: Land Use Change, Setlement

PENDAHULUAN
Perubahan penggunaan lahan, pada dasarnya tidak dapat dihindarkan dalam
pelaksanaan pembangunan (Lisdiyono, 2004; Hermon, 2009). Pertumbuhan penduduk
yang pesat serta bertambahnya tuntutan kebutuhan masyarakat akan lahan, seringkali
mengakibatkan benturan kepentingan atas penggunaan lahan serta terjadinya
ketidaksesuaian antara penggunaan lahan dengan rencana peruntukannya (Hermon,
2001; Khadiyanto, 2005). Keterbatasan lahan di perkotaan juga menyebabkan kota

116
Jurnal Kapita Selekta Geografi
ISSN Print: 2622-4925
ISSN Online: 2622-4933
Volume 2 Nomor 1: Januari 2019 (Halaman: 116-125)
http://ksgeo.ppj.unp.ac.id/index.php/ksgeo

berkembang secara fisik ke arah pinggiran kota. Terkait dengan penggunaan lahannya,
daerah pinggiran merupakan wilayah yang banyak mengalami perubahan penggunaan
lahan terutama perubahan penggunaan lahan pertanian menjadi non pertanian yang
disebabkan adanya pengaruh perkembangan kota di dekatnya (Rahayu, 2009; Hermon,
2010; Hermon, 2011).
Dalam perkembangnya, sebuah wilayah dalam penggunaan lahannya akan
semakin meningkat, karena faktor penduduk serta dengan aneka kegiatan penggunaan
lahan masyarakat (Hermon, 2012; Oktorie, 2017). Oleh sebab itu, maka lahan akan
mendapat tekanan yang cukup besar karena pertumbuhan penduduk yang senantiasa
selalu meningkat dari waktu ke waktu. Menurut Hermon dan Khairani (2009); Hermon
(2015); Hermon (2016); Hermon (2017) bahwa penggunaan lahan di suatu wilayah
perlu diketahui, karena untuk mengetahui bagaimana dampak dari perubahan
penggunaan lahan terhadap daya dukung lahan sehingga berdampak pada menurunya
kualitas sebuah lingkungan. Degradasi atau penurunan kualitas lingkungan tersebut
terkait dengan pola penggunaan lahan yang tidak memperhatikan kaidah-kaidah
penataan ruang, yang secara tidak langsung akan berpengaruh terhadap tingkat
pencemaran di wilayah tersebut (Sukojo Bangun Muljo, 2003; Hermon, 2012; Hermon,
2014; Hermon et al., 2017; Hermon et al., 2018) penurunan luas lahan pertanian di
wilayah ini perlu mendapat perhatian khusus mengingat hal ini akan membawa dampak
negatif terhadap kehidupan kekotaan maupun kehidupan kedesaan. maka perlunya
sebuah data tentang perubahan penggunaan lahan yang ada di Kecamatan Tilatang
Kamang untuk memberikan gambaran kondisi lahan yang telah berubah sebagai pusat
pemerintahan, industri, perdagangan, jasa, pertanian, permukiman dan masih banyak
lagi perubahan penggunaan lahan untuk memenuhi kebutuhan manusia.
Di Kecamatan Tilatang Kamang Kabupaten Agam Mengalami peningkatan
pembangunan dan kualitas jumlah penduduk yang cukup pesat seperti pembangunan,
permukiman, sarana dan prasarana, pertanian, pertambangan, perkebunan, dan industri.
Namun kegiatan ini mendesak areal pertanian yang ada di daerah ini. Pengurangan area
pertanian ini berdampak terhadap peningkatan penduduk di Kecamatan Tilatang
Kamang, Kabupaten Agam. Peningkatan jumlah penduduk ini seiring dengan

117
Jurnal Kapita Selekta Geografi
ISSN Print: 2622-4925
ISSN Online: 2622-4933
Volume 2 Nomor 1: Januari 2019 (Halaman: 116-125)
http://ksgeo.ppj.unp.ac.id/index.php/ksgeo

peningkatan kebutuhan untuk tempat tinggal Setiap tahunnya terjadi pengurangan luas
lahan pertanian yang berakibat banyaknya pembangunan permukiman.
Lahan permukiman merupakan lingkungan fisik yang terdiri dari iklim, relief,
tanah, air, dan vegetasi serta benda yang ada diatasnya sepanjang ada pengaruhnya
terhadap penggunaan lahan (Oktorie, 2018). Termasuk didalamnya juga kegiatan
manusia di masa lalu dan sekarang seperti hasil reklamasi laut, membersihkan vegetasi
dan juga hasil yang merugikan seperti tanah yang tersalinitasi (Muta’ali, 2012).
Menurut UU No 41 tahun 1999 tentang kehutanan, lahan merupakan suatu hamparan
ekosistem daratan yang diperuntukkan untuk usaha dibidang kehutanan, perkebunan,
pertanian, transmigrasi, pertambangan, pariwisata, dan ladang serta kebun bagi
masyarakat Oleh karena itu lahan perlu diarahkan untuk dimanfaatkan bagi kegiatan
yang paling sesuai dengan sifat fisiknya serta dikelola agar mampu menampung
kegiatan masyarakat yang terus berkembang. Sedangkan penggunaan lahan adalah
setiap bentuk campur tangan manusia terhadap lahan dalam rangka memenuhi
kebutuhan hidupnya baik material maupun spiritual (Vink, 1975 dalam Wirustyastuko,
2010). Penggunaan lahan dapat dikelompokan ke dalam dua kelompok besar yaitu (1)
pengggunaan lahan pertanian dan (2) penggunaan lahan non pertanian. Penggunaan
lahan non pertanian terdiri permukiman, sarana dan prasarana, industri, perdagangan
dan jasa.
Penggunaan lahan tidak lepas dari perubahan penggunaan lahan yang mana
misalnya dari sawah berubah menjadi pemukiman atau tempat usaha, dari sawah kering
berubah menjadi sawah irigasi, atau yang lainnya (Kamal (1987) dalam Wahyudi (2009).
Menurut McNeill et al (1998) factor-faktor yang mendorong terjadinya perubahan
penggunaan lahan adalah politik, ekonomi, demografi, dan budaya. Demografi
merupakan salah satu faktor yang sangat mendukung perubahan penggunaan lahan
terutama perubahan penggunaan lahan pemukiman. Hal ini didasarkan pada kenyataan
bahwa setiap penduduk yang lahir ke dunia membutuhkan lahan sebagai tempat
tinggalnya. Perubahan lahan juga bisa di sebabkan adanya kebijaksanaan pemerintah
dalam melaksanakan pembangunan di suatu wilayah. Kelembagaan dan perundangan
yang terkait dengan penggunaan lahan saat ini masih bersumber dari UU No.5 Tahun
1960 tentang pokok Agraria. Pada pasal 2 di kemukan bahwa Negara diberi

118
Jurnal Kapita Selekta Geografi
ISSN Print: 2622-4925
ISSN Online: 2622-4933
Volume 2 Nomor 1: Januari 2019 (Halaman: 116-125)
http://ksgeo.ppj.unp.ac.id/index.php/ksgeo

kewenangan untuk (1) mengatur dan menyelenggarakan peruntukan, penggunaan,


persediaan dan pemeliharaan bumi, air, dan ruang angkasa, (2) menentukan dan
mengatur hubungan-hubungan hukum antara orang-orang dengan bumi, air, dan ruang
angkasa, dan (3) menentukan dan mengatur hubungan-hubungan hukum antara
orang-orang dan perbuatan-perbuatan hukum yang mengenai bumi, air, dan ruang
angkasa.
Menurut Dahuri (2004), sejak tahun 1992 kebijakan penggunaan lahan
memperoleh sentuhan karakter akademis dan sudut pandang yang lebih komprehensif.
Hal ini sejalan dengan ditetapkannya UU No.26 Tahun 2007 tentang penataan ruang
pasal 33, yang menyebutkan bahwa pemanfaatan ruang mengacu pada fungsi ruang
yang ditetapkan dalam rencana tata ruang yang dilaksanakan dengan mengembangkan
penatagunaan tanah, penatagunaan air, penatagunaan udara, dan penatagunaan sumber
daya alam lain. Selanjutnya menurut Nasution secara mendasar tujuan yang ingin
dicapai dalam kebijakan penggunaan lahan adalah sebagai berikut : (1) lahan hendaknya
digunakan untuk kemakmuran rakyat pada saat ini dan masa yang akan datang, (2)
lahan hendaknya digunakan se-efektif dan se-efisien mungkin untuk kesejahteraan
masyarakat, dan (3) kebijakan penggunaan lahan hendaknya mampu mengakomodasi
atau mempertemukan berbagai aktivitas pembangunan dan lokasi sesuai
peruntukkannya, serta meminimalkan konflik kepentingan.

METODE
Penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif dengan pendekatan
kuantitatif karena kajiannya bertujuan memperoleh gambaran secara sistematis, faktual
dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antara fenomena yang
diteliti (Hermon et al., 2008). Melakukan intrepetasi peta penggunaan lahan Kecamatan
Tilatang Kamang tahun 2008 dengan alat analisis Arcgis 10.1. Melakukan intrepetasi
peta penggunaan lahan Kecamatan Tilatang Kamang tahun 2018 dengan alat analisis
Arcgis 10.1. Melakukan survei lapangan untuk mengkoreksi ketepatan dan keakuratan
hasil analisis peta dengan GPS, sehingga dihasilkan perubahan penggunaan lahan yang
tepat dan akurat untuk dijadikan sebagai peta penggunaan lahan pada lokasi penelitian.

119
Jurnal Kapita Selekta Geografi
ISSN Print: 2622-4925
ISSN Online: 2622-4933
Volume 2 Nomor 1: Januari 2019 (Halaman: 116-125)
http://ksgeo.ppj.unp.ac.id/index.php/ksgeo

Sedangkan untuk mengeluarkan data atributnya di analisis dengan Arcgis 10.1.


Melakukan wawancara pada beberapa responden untuk melihat dampak perubahan
pernggunaan lahan di Kecamatan Tilatang Kamang. Teknik analisis data yang
digunakan untuk mengetahui perubahan penggunaan lahan untuk kawasan permukiman
Kecamatan Tilatang Kamang dilakukan dengan: (1) Interpretasi peta terhadap 2 peta
penggunaan lahan Kecamatan, (2) Melakukan analisis perubahan luas lahan (ha) untuk
kawasan permukiman Kecamatan Tilatang Kamang dengan Arcgis 10.1, dan (3)
Perumusan peta administrasi penelitian yang di analisis kembali dengan Arcgis 10.1
untuk mengelurkan data atributnya.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Luas dan perubahan penggunaan lahan Kecamatan Tilatang Kamang
Perubahan penggunaan lahan yang meningkat yaitu lahan permukimanan yang
sebelumnya sawah, kebun campuran, dan hutan. Areal yang paling banyak berkurang
perubahannya yaitu areal kebun campuran.Dari hasil survey yang ditemukan dilapangan
perubahan penggunaan lahan sawah ditemukan adanya perubahan yang cukup tinggi
menjadi lahan permukiman dikarenakan tingginya pertumbuhan penduduk dan
tingginya permintaan untuk areal lahan permukiman meningkat.
Tabel 1. Luas Perubahan Lahan Tahun 2008 dan Tahun 2018

Perubahan luas
No Klasifikasi Tahun 2008 (Ha) Tahun 2018 (Ha)
2008 – 2018 (Ha) Ket
1 Permukiman 278.01 526.51 248.5 (+)
2 Sawah 2,762.19 2,568.32 193.87 (-)
3 Kebun 1,344.13 1,315.83 28.3 (-)
Campuran
4 Hutan 1,724.67 1,698.34 26.33 (-)
Jumlah 6,109 6,109 497

Perubahan luas penggunaan lahan untuk permukiman di Kecamatan Tilatang


Kamang selalu mengalami peningkatan dari tahun 2008. Hal ini dapat dilihat bahwa
luas lahan permukiman di Kecamatan Tilatang kamang pada tahun 2008 yaitu 278.01ha

120
Jurnal Kapita Selekta Geografi
ISSN Print: 2622-4925
ISSN Online: 2622-4933
Volume 2 Nomor 1: Januari 2019 (Halaman: 116-125)
http://ksgeo.ppj.unp.ac.id/index.php/ksgeo

meningkatan menjadi 526.51 ha pada tahun 2018, berarti terjadi penambahan luas
lahan permukiman sebesar 248.5 ha selama 10 tahun terakhir.
Berdasarkan hasil analisis dapat diketahui bahwa pada tahun 2008 luas sawah
yang dijadikan sebagai kawasan Permukiman yaitu 2,762.19 ha dan pada tahun 2018
menurun menjadi 2,568.32 ha, artinya terjadi penurunan sebesar 193.87 ha. Kondisi
sebaliknya terjadi pada lahan permukiman dimana pada tahun 2008 luas lahan
permukiman yaitu seluas 278.01 ha dan pada tahun 2018 terjadi peningkatan menjadi
526.51 ha, berarti terdapat penambahan luas penggunaan lahan untuk permukiman
sebesar 248.5 ha. Sedangkan pada lahan kebun campuran dimana pada tahun 2008
luas lahan kebun campuran yang dijadikan sebagai lahan permukiman yaitu seluas
1,344.13 ha dan pada tahun 2018 lahan berkurang menjadi 1,315.83 ha, disebabkan
karena lahan kebun campuran ini mengalami perubahan penggunaan lahan menjadi
lahan permukiman.

Gambar 1. Peta Penggunaan Lahan Tahun 2008 Kecamatan Tilatang Kamang

121
Jurnal Kapita Selekta Geografi
ISSN Print: 2622-4925
ISSN Online: 2622-4933
Volume 2 Nomor 1: Januari 2019 (Halaman: 116-125)
http://ksgeo.ppj.unp.ac.id/index.php/ksgeo

Gambar 2. Peta Penggunaan Lahan Tahun 2018 Kecamatan Tilatang Kamang

Kondisi ini sesuai dengan analisis data yang menunjukkan bahwa adanya lahan
kebun campuran yang dijadikan sebagai lahan permukiman seluas 28.33 ha, maka untuk
lahan kebun campuran yang dijadikan sebagai lahan permukiman menunjukkan sedikit
perubahan. Untuk Hutan pada tahun 2008 sebesar 1,724.67 ha. Sedangkan pada tahun
2018 lahan terbuka sedikit berkurang sebesar 1,698.34 ha, artinya terdapat penurunan
sekitar 26,33 ha karena dijadikan sebagai lahan permukiman. Dengan demikian
perubahan penggunaan lahan untuk permukiman Kecamatan Tilatang Kamang tahun
2008 dan 2018 selalu meningkat dari tahun ke tahun, kondisi ini disebabkan karena
adanya perubahan penggunaan lahan dari lahan sawah, kebun campuran, dan lahan
terbuka menjadi lahan permukiman.

Dampak perubahan penggunaan lahan untuk permukiman Kecamatan Tilatang


Kamang

Dengan adanya perubahan penggunaan lahan pertanian menjadi non pertanian


di Kecamatan Tilatang Kamang, maka berdampak pada luas lahan pertanian menjadi
berkurang. Dari analisis penelitian dapat dilihat bahwa luas lahan Sawah di Kecamatan
Tilatang kamang pada tahun 2008 yaitu 2,762.19ha berkurang menjadi 2,568.32 ha

122
Jurnal Kapita Selekta Geografi
ISSN Print: 2622-4925
ISSN Online: 2622-4933
Volume 2 Nomor 1: Januari 2019 (Halaman: 116-125)
http://ksgeo.ppj.unp.ac.id/index.php/ksgeo

pada tahun 2018, berarti terjadi pengurang luas lahan sawah sebesar 193.8 ha selama 10
tahun terakhir.
Berdasarkan pada analisis penelitian padabab sebelumnya, dari hasil
wawancara beberapa sampel dapat disimpulkan bahwa dampak dari perubahan
penggunaan lahan menjadi lahan permukiman yaitu sangat berdampak pada
produktivitas lahan sawah, sehingga penghasilan produktivitas menurun setelah adanya
perubahan penggunaan lahan. seperti hasil produksi Eva Rahmy di Nagari Gadut,
sebelum perubahan penggunahan lahan, produktivitas sawah tersebut sekitar 1000
Kg/Panen dan adanya perubahan penggunaan lahan produktivitas lahan tersebut
menurun sekitar 250 Kg sampai 500 Kg.

KESIMPULAN
Total perubahan penggunaan lahan untuk permukimandi Kecamatan Tilatang
Kamang sejak tahun 2008-2018 yaitu 497 ha. Dimana terdapat adanya penambahan dan
pengurangan luas lahan pada lahan sawah dan kebun campuran. Perubahan penggunaan
lahan di Kecamatan Tilatang Kamang dari tahun 2008 sampai tahun 2018 terus
mengalami peningkatan pada beberapa klasifikasi penggunaan lahan, dimana perubahan
penggunaan lahan yang paling dominan terjadi pada lahan permukiman yaitu 248.5 ha.
Sedangkan untuk beberapa klasifikasi tutupan lahan seperti hutan, kebun campuran,
sawah mengalami penurunan.

PUSTAKA

Arsana, A. M. I. 2007. Batas Maritim Antarnegara. Yogyakarta: Gadjah Mada Press.


Badan Pusat Statistik. 2018. Kecamatan Tilatang Kamang Dalam Angka 2016. BPS
Kecamatan Tilatang Kamang
Badan Pusat Statistik. 2008. Kecamatan Tilatang Kamang Dalam Angka 2007. BPS
Kecamatan Tilatang Kamang
Cambell, J B and Wynee, R. H. 2011. Introductionto Remote Sensing, Fifth Edition.
New York: Guidford Press. ISBN 978-1-4419-6748-0.
Danoedoro Projo. 2012. Pengantar Penginderaan Jauh Digital. Jakarta: Andi Offset.
Handayani Dewi. dkk. 2005 Pemanfaatan Analisis Spasial Untuk Pengolahan Data
Spasial Sistem Informasi Geografi. Universitas Stikubank Semarang. Jurnal
Teknologi Informasi Dinamik. Vol X. ISSN: 0854-9524.

123
Jurnal Kapita Selekta Geografi
ISSN Print: 2622-4925
ISSN Online: 2622-4933
Volume 2 Nomor 1: Januari 2019 (Halaman: 116-125)
http://ksgeo.ppj.unp.ac.id/index.php/ksgeo

Haryadi, B. 2007. Perhitungan erosi kuantitatif metode MMF dengan PJ dan SIG di
DAS Benain Noelmina. Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan. 7(2): 127— 132.
Hermon, D. 2001. Studi Kontribusi Penggunaan Lahan dan Vegetasi Terhadap
Karakteristik Epipedon. Tesis Magister. Program Pascasarjana Universitas
Andalas Padang.
Hermon, D., Khairani., Daswirman., S. Karim., Dasrizal., dan Triyatno. 2008. Metode
dan Teknik Penelitian Geografi Tanah: Aplikasi Instrumen dan Acuan
Penelitian Geografi Fisik. Yayasan Jihadul Khair Center.
Hermon, D and Khairani. 2009. Geografi Tanah: Suatu Tinjauan Teoritis, Metodologis,
dan Aplikasi Proposal Penelitian.Yayasan Jihadul Khair Center.
Hermon, D. 2009. Dinamika Permukiman dan Arahan Kebijakan Pengembangan
Permukiman pada Kawasan Rawan Longsor di Kota Padang. Disertasi. IPB
Bogor.
Hermon, D. 2010. Arahan Kebijakan Pengembangan Permukiman pada Kawasan
Rawan Longsor di Kota Padang. Jurnal SKALA. Vol. 1.
Hermon, D. 2011. Studi Karakteristik Epipedon berdasarkan Penggunaan Lahan di
Kecamatan X Koto Kabupaten Tanah Datar. Universitas Andalas.
Hermon, D. 2012. Dinamika Cadangan Karbon Akibat Perubahan Tutupan Lahan
Permukiman di Kota Padang Sumatera Barat. Forum Geografi: Indonesian
Juornal of Spatial and Regional Analysis. Volume 26. Issue 1. p: 45-52.
Uniiversitas Muhammadiyah Surakarta.
Hermon, D. 2014. Impacts of Land Cover Change on Climate Trend in Padang
Indonesia. Indonesian Journal of Geography. Volume 46. Issue 2. p: 138-142.
Fakultas Geografi Universitas Gajah Mada.
Hermon, D. 2015. Geografi Bencana Alam. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Hermon, D. 2016. Estimate of Changes in Carbon Stocks Based on Land Cover
Changes in the Leuser Ecosystem Area (LEA) Indonesia. Forum Geografi.
Volume 29. Issue 2. p: 188-196.
Hermon, D. 2017. Climate Change Mitigation. Rajawali Pers (Radjagrafindo).
Hermon, D., P. Iskarni., O. Oktorie., and R. Wilis. 2017. The Model of Land Cover
Change into Settlement Area and Tin Mining and its Affecting Factors in
Belitung Island, Indonesia. Journal of Environment and Earth Science. Volume
7 No. 6. p: 32-39. IISTE.
Hermon, D., A. Putra., and O. Oktorie. 2018. Suitability Evaluation of Space Utilization
Based on Enviromental Sustainability at The Coastal Area of Bungus Bay in
Padang City, Indonesia. International Journal of GEOMATE. Volume 14. Issue
41. p: 193-202. Geomate International Society.
Indarto. 2014. Teori Praktek Pengindraan Jauh. Andi Offset: Jakarta
Khairani dan Marnis Nawi. 2009. Panduan Menyusun proposal penelitian dengan
Mudah. Padang: Yajhika padang
Kolanus, Febrianto. 2011 Analisis Perubahan Tutupan Lahan Di Hutan Adat Lekuk 50
Tumbi (Lempur) Kabupaten Kerinci Provinsi Jambi (Skripsi). Fakultas
Kehutanan Institut Pertanian Bogor
Muta’ali, L. 2012. Daya Dukung Lingkungan Untuk Perencanaan Pengembangan
Wilayah. BPFG UGM.Yogyakarta.

124
Jurnal Kapita Selekta Geografi
ISSN Print: 2622-4925
ISSN Online: 2622-4933
Volume 2 Nomor 1: Januari 2019 (Halaman: 116-125)
http://ksgeo.ppj.unp.ac.id/index.php/ksgeo

Oktorie, O. 2017. A Study of Landslide Areas Mitigation and Adaptation in Palupuah


Subdistrict, Agam Regency, West Sumatra Province, Indonesia. Sumatra
Journal of Disaster, Geography and Geography Education. Volume 1. Issue. 1.
p: 43-49. Master Program of Geography Education.
Oktorie, O. 2018. Model Kebijakan Responsif Pemulihan Bencana Letusan Gunung
Sinabung. Jurnal Kapita Selekta Geografi. Volume 1. Issue 1. p: 15-20
Sutanto. 1986. Penginderaan Jauh Jilid 1.Yogyakarta: Gadjah Mada University Press

125

You might also like