Professional Documents
Culture Documents
Literatur Riview: Program Studi Kedokteran Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan, Universitas Bengkulu
Literatur Riview: Program Studi Kedokteran Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan, Universitas Bengkulu
9258
Literatur Riview
Faktor Risiko Fisiologis Penyebab Kejadian Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA)
pada Balita: Literatur Riview
1,3,5
Program Studi Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas
Bengkulu
2,4
Departemen Anak RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu
Abstract
Acute respiratory infection (ARI) caused by environment factor, socio -demographic
characteristics of parents and child physiological factors. The ARI is the top ten communicable diseases
among children under five years in Indonesia. Studies of combination of two or three factors affected
the ARI have reported, but study of association subs physiological factors are rarely. The aim of study
was to know effect of sub physiological factors on ARI among children under five years. The study used
articles from 2015-2020 and conducted from the PubMed and SCOPUS. There were 18 articles relevant
with inclusion criteria in this study. Qualitative analysis was used for design study. The five
physiological sub-factors, namely age, gender, exclusive breastfeeding, low birth weight (LBW), and
nutritional status was associated with ARI among children under five years. The Age, exclusive
breastfeeding, LBW, and nutritional status have the same impact affecting maturation immune system
in infants. Larger amount testosterone hormone in male infant and smaller size of thymus than female
infant. Both of them caused male infant more susceptibility affected by ARI than female infant.
Keywords: ARI, physiological risk factors, children under five years, gender, immune system
Menghilangkan referensi
SKRINING
jelas
Tidak meneliti faktor
Didapatkan 18 artikel yang akan risiko fisiologis
di review
Delapan belas artikel yang digunakan dalam dari 12 bulan dan jenis kelamin pria lebih berisiko
literature review ini ditampilkan secara spesifik di tinggi terkena ISPA. Beberapa artikel lainnya
Tabel 1. Tabel tersebut menjelaskan usia dari mengatakan bahwa kelompok usia balita lebih
sampel yang diambil seluruhnya merupakan anak dari 12 bulan yang paling rentan terhadap
di bawah usia lima tahun. Penelitian yang dipilih penyakit ISPA (Khalek & Salam, 2016; Anteneh
minimal menggunakan desain penelitian case & Hassen, 2020; Taksande & Yeole, 2016).
control. Artikel yang sudah diesktraksi Terdapat tiga artikel yang secara khusus
seluruhnya terkait dengan pengaruh faktor risiko membahas pengaruh menyusui secara eksklusif
fisiologis yang terdiri dari usia, jenis kelamin, hingga usia enam bulan dapat menurunkan risiko
BBLR, ASI eksklusif, dan status gizi, namun tidak kejadian ISPA hingga usia balita
ditemukan penelitian yang khusus meneliti kelima (Ahmed et al., 2020; Hanief et al., 2015; Tromp
faktor risiko dalam satu penelitian. et al., 2017).
Ke delapan belas artikel yang telah di-review, Hasil penelitian yang menemukan hubungan
terdapat berturut-turut 7, 4, 4, 6, dan 6 artikel yang signifikan antara malnutrisi dengan kejadian
membahas keterkaitan faktor fisiologis usia, ISPA pada balita dilakukan oleh Alemayehu et al.
BBLR, status gizi, ASI eksklusif, dan jenis (2019); Cox et al. (2017); Jayaweera et al. (2019);
kelamin dengan kejadian ISPA pada balita. Secara dan Taksande & Yeole (2016). Meskipun secara
detail terdapat tiga artikel yang mengulas adanya keseluruhan dari total artikel yang di-review
pengaruh dari keempat kombinasi faktor risiko menemukan hubungan positif terkait faktor risiko
fisiologis (Anteneh & Hassen, 2020; Deepti & fisiologis, tetapi terdapat satu artikel yang tidak
Abha, 2018; Nguyen et al., 2019; Taksande & menemukan hubungan signifikan antara kelima
Yeole, 2016). Penelitian Sultana et al. (2019) dan subfaktor risiko fisiologis terhadap kejadian ISPA
Ullah et al. (2019) mengatakan usia balita kurang pada balita (Tazinya et al., 2018).
Lanjutan tabel 1
Tabel 1 Ringkasan Hasil Penelitian Terdahulu (Data Ekstraksi)
2019; Sultana et al., 2019; Ullah et al., 2019). lebih pada struktur ostium mereka yang lebih
Tetapi beberapa riset menemukan pengecualian, kecil.
di mana penyakit ini lebih banyak dialami oleh
balita perempuan.Perbedaan genetik dan Pengaruh ASI Eksklusif terhadap Kejadian
lambatnya maturasi sistem imun pada balita laki- ISPA
laki yang menjadi penyebab tingginya risiko ISPA Menyusui merupakan salah satu faktor yang
pada jenis kelamin tersebut (Nguyen et al., 2019; diharapkan dapat mengurangi risiko kejadian
Sultana et al., 2019; Ullah et al., 2019). Huda et ISPA pada balita. Menyusui secara eksklusif
al. (2018) mengemukakan penyebab lain, yaitu hingga usia enam bulan dapat menurunkan risiko
bahwa ukuran timus laki-laki lebih kecil daripada kejadian ISPA hingga usia balita (Tromp et al.,
perempuan. Ukuran timus berbanding terbalik 2017). Penelitian yang dilakukan pada bayi
dengan risiko infeksi. Argumentasi lain yang berusia 0-23 bulan di Eutohpia menemukan
mendukung pendapat ini, dikemukan oleh bahwa bayi yang diberikan susu botol lebih rentan
Trigunaiteimo et al. (2015) yang mengatakan terhadap ISPA dibandingkan bayi yang
bahwa kemungkinan lain penyebab balita laki- mendapatkan Early Initiation of Breastfeeding
laki lebih rentan terhadap ISPA adalah terjadinya (EIBF) maupun Exclusive Breastfeeding (EBF)
tekanan terhadap respon imun oleh hormon (Ahmed et al., 2020). Penelitian lainnya yang
testosteron pada jenis kelamin laki-laki. Hormon dilakukan di Vietnam juga menunjukkan bahwa
ini jumlahnya lebih banyak pada jenis kelamin bayi yang diberi susu formula ditemukan lebih
laki-laki dan terkadang ditemukan peningkatan banyak dirawat di rumah sakit dengan keluhan
jumlahnya pada balita laki-laki yang disebut mini diare dan ISPA dibandingkan dengan bayi yang
pubertas. mendapat ASI eksklusif (Hanief et al., 2015).
Riset yang melaporkan bahwa ISPA lebih Namun terdapat beberapa hasil penelitian yang
banyak terjadi pada balita perempuan dikemukan tidak menemukan hubungan signifikan antara ASI
oleh Ibama et al. (2017). Ibama et al. (2017) eksklusif dengan kejadian ISPA (Mulatya &
berpendapat bahwa lebih banyaknya kejadian Mutuku, 2020; Tazinya et al., 2018).
ISPA pada balita perempuan di masyarakat Mekanisme biologis penyebab balita yang
pedesaan disebabkan oleh orang tua mereka mendapatkan ASI lebih terhindar dari kejadian
memiliki pengetahuan yang kurang terhadap ISPA adalah karena ASI mengandung zat
ISPA dan tingkat kepedulian yang rendah imunologis seperti oligosakarida, imunoglobulin,
terhadap fasilitas kesehatan. Pendapat lainnya hormon, dan enzim. Zat imunologis memberikan
mengatakan bahwa pada semua kelompok umur, kekebalan pasif kepada bayi, serta membantu
kejadian ISPA, seperti sinusitis dan tonsilitis, dalam pematangan sistem kekebalan tubuh. Air
lebih sering ditemukan pada wanita. Hal ini susu ibu memiliki protein immunoglobulin A
diakibatkan oleh perbedaan anatomi saluran (IgA) sekretori, laktoferin, dan lisozim. Ig A
pernapasan antara pria dan wanita. Wanita sekretori berfungsi melindungi bayi dari infeksi
memiliki struktur ostium yang lebih kecil dari bakteri dan virus (Cacho & Lawrence, 2017;
sinus paranasal dan karena itu kemungkinan Fields & Demerath, 2013; Gregory & Walker,
menjadi lebih rentan terhadap sinusitis (Falagas et 2013). Argumentasi tersebut diperkuat oleh
al., 2007; Ference et al., 2015; Sharma & Lofgren, Deepti & Abha (2018) yang mengatakan bahwa
2020). Merujuk kajian literatur di atas dapat kolostrum yang terdapat dalam ASI memiliki
disimpulkan bahwa balita berjenis kelamin laki- peran dalam mentransfer imunitas pasif yang
laki lebih rentan terhadap ISPA. Penyebabnya dimiliki ibu untuk melindungi bayinya dari
adalah karena balita laki-laki lambat mengalami infeksi. Oleh sebab itu bayi yang memiliki riwayat
maturasi sistem imun, memiliki ukuran timus inisiasi ASI yang terlambat, lebih berisiko
yang kecil dan hormon testosteron serta menderita ISPA bagian bawah di kemudian hari.
perbedaan genetik. Sementara penyebab Uraian di atas menegaskan bahwa meskipun
tingginya kejadian ISPA pada balita perempuan terdapat beberapa hasil penelitian yang
menunjukkan tidak ada hubungan antara yang diteliti. Balita yang mempunyai status gizi
pemberian ASI dengan risiko ISPA, tetapi pada baik mempunyai daya tahan (antibodi) yang lebih
umumnya para pakar kesehatan sepakat bahwa tinggi, sehingga dapat mencegah atau terhindar
balita yang mendapatkan susu formula akan lebih dari penyakit seperti ISPA. Zat gizi, misalnya besi
rentan terserang ISPA dibandingkan yang yang memadai akan membantu proliferasi
mendapatkan ASI eksklusif. Penyebabnya adalah pematangan sel imun, terutama limfosit yang
karena ASI mengandung zat-zat antibodi dan memiliki respon spesifik terhadap infeksi,
immunoglobulin yang memberikan efek demikian halnya dengan vitamin C sangat penting
menyediakan proteksi pasif untuk melawan untuk mengatasi infeksi di saat stress oksidatif
pathogen penyebab infeksi. meningkat.
Amugsi, D. A., Aborigo, R. A., Oduro, A. R., Factors. Pediatric Clinics of North America,
Asoala, V., Awine, T., Amenga-etego, L., 60(1), 49–74.
Asoala, V. (2015). Socio-demographic and Gregory, K. E., & Walker, W. A. (2013).
environmental determinants of infectious Immunologic Factors in Human Milk and
disease morbidity in children under 5 years Disease Prevention in the Preterm Infant.
in Ghana. Global Health Action, 8(1), 1–11. Current Pediatrics Reports, 1(4), 222–228.
Anteneh, Z. A., & Hassen, H. Y. (2020). Hanief, S., Ha, T. T., Simpson, J. A., Thuy, T. T.,
Determinants of Acute Respiratory Infection Khuong, N. C., Thoang, D. D., Biggs, B.-A.
Among Children in Ethiopia : A Multilevel (2015). Exclusive breast feeding in early
Analysis from Ethiopian Demographic and infancy reduces the risk of inpatient
Health Survey. International Journal of admission for diarrhea and suspected
General Medicine, 13, 17–26. pneumonia in rural Vietnam: A prospective
Cacho, N. T., & Lawrence, R. M. (2017). Innate cohort study Global health. BMC Public
Immunity and Breast Milk. Frontiers in Health, 15(1166), 1–16.
Immunology, 8(584). Harerimana, J. M., Nyirazinyoye, L., Thomson,
Cox, M., Rose, L., Kalua, K., Wildt, G. de, Bailey, D. R., & Ntaganira, J. (2016). Social,
R., & Hart, J. (2017). The prevalence and Economic and environmental risk factors for
risk factors for acute respiratory infections in acute lower respiratory infections among
children aged 0-59 months in rural Malawi: children under fiveyears of age in Rwanda.
A cross-sectional study. Influenza and Other Archives of Public Health, 74(1), 1–7.
Respiratory Viruses, 11(6), 489–496. Hemilia, H. (2017). Vitamin C and Infections.
Dagne, H., Andualem, Z., Dagnew, B., & Nutrients, 9(339), 1–28.
Taddese, A. A. (2020). Acute respiratory Huda, M. N., Ahmad, S. M., Alam, J., Khanam,
infection and its associated factors among A., Afsar, N. A., Wagatsuma, Y., Laugero,
children under-five years attending K. D. (2018). Infant cortisol stress –
pediatrics ward at University of Gondar response is associated with thymic function
Comprehensive Specialized Hospital, and vaccine response. The International
Northwest Ethiopia: institution-based cross- Journal on the Biology of Stress, 1–8.
sectional study. BMC Pediatrics, 20(93), 1– Ibama, A., Dozie, I., Abanobi, O., Amadi, A.,
7. Iwuoha, G., Jaja, T., & Dennis, P. (2017).
Deepti, P., & Abha, P. (2018). Risk factors of The Relationship of Gender in the Pattern
acute lower respiratory tract infection: a and Risk of Acute Respiratory Infection
study in hospitallized central Indian children among Infants in Rivers State , Nigeria.
under 5 year age. MOJ Current Research & Journal of Community Medicine & Health
Reviews, 1(3), 129–133. Education, 7(6), 1–6.
Falagas, M. E., Mourtzoukou, E. G., & Vardakas, IDAI. (2013). Pemberian ASI Pada Bayi Lahir
K. Z. (2007). Sex differences in the Kurang Bulan.
incidence and severity of respiratory tract Islam, F., Sarma, R., Debroy, A., Kar, S., & Pal,
infections. Respiratory Medicine, 101, R. (2013). Profiling Acute Respiratory Tract
1845–1863. Infections in Children from Assam, India.
Ference, E. H., Tan, B. K., Hulse, K. E., Chandra, Journal of Global Infectious Diseases, 5(1),
R. K., Smith, S. B., Kern, R. C., Smith, S. S. 8–14.
(2015). Commentary on gender differences Jayaweera, J. A. A. S., Reyes, M., & Joseph, A.
in prevalence, treatment, and quality of life (2019). Childhood iron deficiency anemia
of patients with chronic rhinosinusitis. leads to recurrent respiratory tract infections
Allergy & Rhinology, 6(2), 82–88. and gastroenteritis. Scientific Reports,
Fields, D. A., & Demerath, E. W. (2013). Human 9(12637), 1–8.
Milk Composition: Nutrients and Bioactive Kemenkes RI. (2018). Hasil Utama Riset