You are on page 1of 10

PENANAMAN JIWA KEWIRAUSAHAAN PADA SISWA

SEKOLAH DASAR

Rifki Afandi
e-mail: wanyiect@yahoo.com

Abstract: The root of the problem in this research is the difficulty of creating a community
environment that is entrepreneurial. One way that can be used to overcome that is based
entrepreneurship education reform by providing entrepreneurial base as early as possibl. To
overcome these problems, this research will develop an integrated learning device immersed
oriented type of entrepreneurial spirit in the third grade. This research is the development, aims
to develop the entrepreneurial spirit based learning social studies in elementary school,
learning tools developed BAS, lesson plans, worksheets, and THB. The procedure is done
through a two-stage study, the development of learning tools and testing devices. The device
refers to a model developed by Dick and Carey. Device trial study design using one group
pretest-posttest design. The subjects were students of class III SD Muhammadiyah Gresik
GKB. Data collection techniques are observation, administration of questionnaires, and
interviews. All data were analyzed descriptively qualitative and quantitative descriptive.
The results showed that: (1) the quality of the IPS based learning entrepreneurship in
developed grade III in the review of the validity of the content, format, and language is valid,
(2) a low level of difficulty BAS and BAS readability level very high and easy to understand
(3) implementation of the IPS -based learning in elementary entrepreneurial spirit developed in
terms of adherence to the RPP achieve good feasibility, student activity showed that activity-
based entrepreneurial spirit, good student response, student learning outcomes achieved can
achieve mastery and constraints on testing time try is crowded during the learning progress of
students. IPS devices based learning entrepreneurship in SD in terms of quality, complexity
and readability BAS, and implementation can be categorized either.

Abstrak: Akar masalah dalam penelitian ini adalah kesulitan menciptakan lingkungan
masyarakat yang berjiwa kewirausahaan. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk
mengatasinya yaitu reformasi pendidikan yang berbasis kewirausahaan dengan memberikan
dasar kewirausahaan sedini mungkin. Untuk mengatasi masalah tersebut, pada penelitian ini
akan dikembangkan suatu perangkat pembelajaran terpadu tipe immersed yang berorientasi
jiwa kewirausahaan di SD kelas III. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan,
bertujuan untuk mengembangkan perangkat pembelajaran IPS berbasis jiwa kewirausahaan di
sekolah dasar, Perangkat pembelajaran yang dikembangkan adalah BAS, RPP, LKS, dan THB.
Prosedur penelitian dilakukan melalui dua tahap, yaitu pengembangan perangkat pembelajaran
dan uji coba perangkat. Perangkat yang dikembangkan mengacu pada model Dick and Carey.
Uji coba perangkat menggunakan rancangan penelitian one group pretest-posttest design.
Subjek penelitian adalah siswa kelas III SD Muhammadiyah GKB Gresik. Teknik
pengumpulan data adalah observasi, pemberian angket, dan wawancara. Semua data penelitian
dianalisis deskriptif kualitatif dan deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa :
(1) Kualitas perangkat pembelajaran IPS berbasis jiwa kewirausahaan di SD kelas III yang
dikembangkan ditinjau dari validitas isi, format, dan bahasa dinyatakan valid, (2) Tingkat
kesulitan BAS rendah serta tingkat keterbacaan BAS sangat tinggi dan mudah dipahami (3)
implementasi perangkat pembelajaran IPS Berbasis jiwa kewirausahaan di SD yang
dikembangkan ditinjau dari keterlaksanaan RPP mencapai keterlaksanaan yang baik, aktivitas
siswa menunjukkan adanya aktivitas yang berbasis jiwa kewirausahaan, respon siswa baik,
hasil belajar yang dicapai siswa dapat mencapai ketuntasan dan hambatan yang pada waktu uji
coba adalah siswa ramai saat pembelajaran berlangsung. Perangkat pembelajaran IPS berbasis
jiwa kewirausahaan di SD ditinjau dari kualitas, tingkat kesulitan dan keterbacaan BAS, dan
implementasinya dapat dikategorikan baik.

10
11 Jurnal Pemikiran dan Pengembangan SD, Jilid 1, Nomor 2, September 2013, hlm. 10-19

Kata Kunci: Pembelajaran IPS, jiwa kewirausahaan

PENDAHULUAN usahaan, akan menjadi aset nasional, seba-


gai sumber daya manusia (SDM) yang han-
Era globalisasi tidak bisa dihindari, dal dan mampu bersaing dipasar global.
perkembangan teknologi komunikasi se- Thomas dan Muller (2000) kewira-
perti internet (international telecomicati- on usahaan dapat dipandang sebagai inkubator
network) memudahkan manusia mempero- untuk produk dan pembaharuan pasar, juga
leh informasi begitu cepat, era globalisasi dianggap sebagai katalisator pertumbuhan
bagi orang tertentu (memiliki kompetensi) teknologi sebagai contoh, Jepang menjadi
merupakan peluang terbesar untuk mem- negara maju di Asia, karena disponsori ak-
peroleh kesuksesan, di sisi lain bagi orang tivitas kewirausahaan. Jepang memiliki 2%
tertentu (tidak memiliki kompetensi) glo- wirausahawan sedang dan 20% wirausaha-
balisasi merupakan sesuatu hal yang mena- wan kecil. Jadi seperlima dari penduduk je-
kutkan. pang adalah wirausahawan. Di Indonesia
Permasalahan bangsa Indonesia begi- karakteristik wirausahawan dalam memulai
tu kompleks. Pada saat ini salah satu tanta- wirausaha masih bersifat negative felling
ngan terberat bangsa Indonesia bagaimana dalam menanggung resiko kegagalan, dan
mempersiapkan generasi mudah agar mam- kurang percaya terhadap kekuatan sendiri.
pu bersaing dalam era global. Salah satu Dalam rangka mengembangkan dunia
permasalahn bangsa Indonesia adalah per- usaha, setidaknya Indonesia harus memiliki
masalahan pengangguran semakin mening- 3 juta wirausahawan besar dan 30 juta wira-
kat, karena lapangan pekerjaan semakin usahawan kecil (Alma, 2000:5), oleh karena
sempit dan perekonomian nasional juga ku- itu menurut Harper seperti dikutip oleh
rang menggairahkan. Hal ini, terbukti masih Thomas dan Muller (2000) pertumbuhan e-
banyak demonstrasi para buruh menuntut konomi suatu negara berkembang seperti
kenaikan UMR (upah minimum regional) Indonesia akan berjalan dengan baik apabi-
dan agar perusahaan tidak melakukan PHK la dirangsang adanya aktivitas kewirausaha-
(pemutusan hubungan kerja). an. Sumber lainnya dari data statistik me-
Kemajuan pembangunan telah meng- nunjukkan bahwa baru 0,18% penduduk
hasilkan banyak tenaga terdidik, namun be- Indonesia yang berprofesi sebagai pengusa-
lum sepenuhnya menggembirakan, karena ha/entrepreneur (sumber Kompas). Padahal
masih diikuti besarnya angka pengangguran idealnya sebuah negara akan maju jika mi-
(Alma, 2000), menurut Suryamin Kepala nimal 2% penduduknya jadi pengusaha, en-
Pusat Badan Statistik (BPS) jumlah penga- tah pengusaha mikro, kecil, menengah,
ngguran di Indonesia februari tahun 2012 ataupun pengusaha besar.
mencapai 7,61 juta orang (Hida, 2012). Amerika Serikat memiliki 12% pe-
Purnomo (2005:23) Indonesia meru- ngusaha dari total penduduknya, Singapura
pakan negara kepulauan terbesar di dunia, 7%, Cina dan Jepang juga sekitar 10%. Me-
yang memiliki lebih dari 250 suku bangsa nurut Gubenur Jawa Timur Soekarwo untuk
dan merupakan salah satu negara penduduk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan
terbesar di dunia yaitu kurang lebih 230 juta mengurangi pengangguran di Jawa Timur
jiwa. Apabila penduduk tersebut dibina de- dibutuhkan 2,24% pengusaha dari jumlah
ngan baik dan di tumbuhkan jiwa kewira- penduduk Jawa Timur, saat ini jumlah pe-
Afandi, Penanaman Jiwa Kewirausahaan pada Siswa Sekolah Dasar 12

ngusaha di Jawa Timur masih di bawah 1% (Journal of Enterpriseship Education,


(Metro Tv, 17 januari 2011). 1997).
Terdapat beberapa langkah yang da- Fischer (1997), Freund (1997) dan Er-
pat ditempuh permasalahan diatas, yang ouch (1997) telah melakukan penelitian pe-
pertama adalah reformasi pendidikan yang ngembangan model pembelajaran yang di-
berbasiskan kewirausahaan baik formal ma- didesain untuk mengembangkan jiwa kewi-
upun in formal. Reformasi ini harus me- rausahaan mulai dari tingkat sekolah dasar
nyentuh perubahan dari sang pengajar dan (SD). Dole (1997) bersama dengan ti- m
materi pengajaran itu sendiri. Banyak para mahasiswa Universitas Arkansas mem-
ahli mengeluh bahwa kewirausahaan dia- bantu guru-guru di delta sungai missisippi
jarkan oleh pengajar tidak berjiwa wirausa- untuk mengembangkan mengimplementa-
ha (kompas, 2003). Sehingga kewirausa- sikan, dan melakukan test program inovasi
haan dipandang sebagai pengetahuan bela- dalam bentuk perusahaan-perusahaan bisnis
ka. dalam rangka pembelajaran di sekolah da-
Kedua adalah memperbanyak serta sar (SD).
memperluas pusat pendidikan dan inkubator Somantri (2001: 79) mengemukakan
kewirausahaan. Selama ini kendala biaya bahwa IPS digambarkan sebagai program
dan geografis sering membebankan wira- pendidikan yang memilih bahan pendidikan
usahawan Indonesia, yang mayoritas adalah dari disiplin ilmu-ilmu sosial dan humanitis
UKM, untuk mendapatkan pendidikan yang yang diorganisasikan dan disajikan secara
baik. Indonesia hanya memiliki 48 inkuba- ilmiah dan psikologis untuk tujuan pen-
tor kewirausahaan dan hanya berpusat di- didikan. Kedudukan Pendidikan Ilmu Pe-
pulau jawa (ILO, 2003). ngetahuan Sosial (PIPS) merupakan salah
Ketiga adalah memberikan dasar pen- satu mata pelajaran yang di dalamnya me-
didikan kewirausahaan sedini mungkin. Di ngkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep,
Indonesia jenjang pendidikan dasar masih dan generalisasi yang berkaitan dengan isu-
belum ada mata pelajaran kewirausahaan, isu sosial. Pada jenjang pendidikan dasar
Oleh karena itu untuk memberikan pen- (SD/MI), mata pelajaran IPS memuat mate-
didikan kewirausahaan pada siswa sekolah ri geografi, sejarah, sosiologi, dan ekonomi
dasar diperlukan perangkat pembelajaran (Permendiknas, 2006). Sejalan dengan hal
kewirausahaan. Hal ini dapat ditempuh de- tersebut pendidikan kewirausahaan dapat
ngan pembelajaran IPS yang berorientasi dijadikan salah satu alternatif dalam menga-
pada jiwa kewirausahaan. Kebutuhan pe- tasi permasalahan-permasalahan sosial me-
ngembangan jiwa kewirausahaan ternyata lalui pembelajaran IPS.
belum bisa terjawab di dunia pendidikan Menurut Pasal 3 Undang-undang No-
tingkat menengah dan tingkat tinggi. Hasil mor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pen-
penelitian menunjukkan bahwa sikap men- didikan Nasional, disebutkan bahwa pendi-
tal kewirausahaan siswa sekolah menengah dikan nasional berfungsi mengembanngkan
kejuruan di kota Malang relatif masih ren- kemampuan dan membentuk watak serta
dah yaitu hanya 33,4% (Sriwiyana, 2004). peradapan bangsa yang bermartabat dalam
Penelitian yang dilakukan oleh maha- rangka mencerdaskan kehidupan bangsa
siswa Free Enterprise dari Pittsburg State bertujuan untuk berkembangnya potensi pe-
University, menunjukkan bahwa pengem- serta didik agar menjadi manusia yang be-
bangan jiwa kewirausahaan paling efektif riman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang
jika dimulai pada pendidikan prasekolah Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
13 Jurnal Pemikiran dan Pengembangan SD, Jilid 1, Nomor 2, September 2013, hlm. 10-19

negara yang demokratis serta bertanggung 003: 17-22), selanjutnya diadaptasi oleh
jawab. Berdasarkan fungsi dan tujuan pen- peneliti didasarkan pada ketentuan dan ke-
didikan nasional di atas, pendidikan kewi- butuhan dalam pembelajaran IPS berbasis
rausahaan dapat dijadikan salah satu waha- kewirausahaan.
na mensukseskan tujuan pendidikan nasio-
nal. Dan ini didukung instruksi presiden PEMBAHASAN
(INPRES) Nomor 4 tahun 1995 tentang Ge-
rakan Nasional Masyarakat dan Membuda- Kualitas perangkat pembelajaran di-
yakan Kewirausahaan (GNMMK). ditinjau dari validasi perangkat, yaitu vali-
Berdasarkan beberapa uraian di atas, dasi RPP, validasi BAS, validasi LKS, dan
menunjukkan bahwa pembelajaran kewira- validasi THB. Perangkat pembelajaran yang
usahaan dapat menjadi salah satu alternatif telah dikembangkan kemudian divalidasi
penanaman jiwa kewirausahaan. oleh 2 orang pakar/ahli. Sebagaimana dike-
Penelitian ini merupakan penelitian mukakan Reigeluth (dalam Prawiradilaga,
pengembangan, Menurut Sugiono (2011) 2008:28) yang menyatakan bahwa pengem-
penelitian pengembangan adalah penelitian bangan pembelajaran merupakan proses pe-
yang di gunakan untuk menghasilkan pro- laksanaan di lapangan dari apa yang sudah
duk tertentu dan menguji efektifitas produk diselesaikan dalam disain yang merupakan
tersebut. Pengembangan dalam penelitian kisi-kisi (blueprint) yang masih harus diva-
ini adalah perangkat pembelajaran berbasis lidasikan ketepatannya. Penilaian yang dila-
kewirausahaan. Perangkat pembelajaran ya- kukan parkar/ahli sebagai validator meliputi
ng dikembangkan adalah Buku Ajar Siswa, tiga kategori yaitu isi, format, dan bahasa.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Berikut analisis deskriftif hasil validasi pe-
Lembar Kerja Siswa (LKS), dan Tes Hasil rangkat pembelajaran yang meliputi hasil
Belajar (THB). validasi RPP, hasil validasi BAS, hasil va-
Pengembangan penelitian mengadap- lidasi LKS dan hasil validasi THB.
tasi pada desain pengembangan perangkat
Dick & Carey, subjek penelitian adalah Analisis Deskripsi Hasil Validasi RPP
siswa kelas III SD Muhammadiyah GKB
Gresik. Penelitian ini dilakukan dua tahap, Sebagaimana dijelaskan dalam Per-
tahap pertama pengembangan perangkat mendiknas No. 41 tahun 2007 tentang Stan-
pembelajaran IPS berbasis jiwa kewirausa- dar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar
haan dan tahap ke dua adalah uji coba pe- dan Menengah, bahwa setiap guru pada sa-
rangkat yang sudah di kembangkan, uji co- tuan pendidikan berkewajiban menyusun
ba perangkat pembelajaran menggunakan RPP secara lengkap dan sistematis agar
design one shot case study, uji coba perang- pembelajaran berlangsung secara interaktif,
kat dilakukan dua kali yaitu uji coba I dan inspiratif, menyenangkan, menantang, me-
uji coba II. Teknik pengumpulan data dilak- motivasi peserta didik untuk berpartisipasi
sanakan dengan cara observasi, angket, wa- aktif, serta memberikan ruang yang cukup
wancara, dan dokumentasi. Teknik analisis bagi prakarsa kreatifitas, dan kemandirian
data dengan menggunakan mixing methods sesuai dengan bakat, minat, dan perkemba-
yaitu deskriptif kuantitatif dipadukan deng- ngan fisik serta psikologis peserta didik.
an deskriptif kualitatif. Hasil penelitian dengan kriteria baik pada
Penelitian ini menggunakan model setiap kategori menunjukkan bahwa kom-
pengembangan perangkat Dick & Carey, ponen-komponen penyusun RPP telah ter-
sebagaimana yang dikutip oleh Ibrahim (2- penuhi dengan benar, sehingga dapat disim-
Afandi, Penanaman Jiwa Kewirausahaan pada Siswa Sekolah Dasar 14

pulkan bahwa RPP yang dikembangkan se- pada tabel dan telah dilakukan perbaikan
suai dan layak digunakan sebagai perangkat sesuai saran validator.
pembelajaran. Data tentang hasil penilaian deskriptif
terhadap kelayakan LKS menunjukkan rata-
Analisis Deskripsi Hasil BAS rata skor penilaian validator terhadap tiga
komponen yaitu format adalah 4,00 dengan
Berdasarkan analisis hasil penilaian kriteria baik, isi adalah 4,00 dengan kriteria
kelayakan BAS oleh validator 1 menunjuk- baik, dan bahasa adalah 4,00 dengan krite-
kan rata-rata skor penilaian dari tiga kate- ria baik. Atas dasar penilaian oleh validator
gori (format, isi dan bahasa) sebesar 3,96 dengan kariteria baik tersebut, memberikan
dengan kriteria baik. Hasil validator 2 me- gambaran bahwa LKS yang dikembangkan
nunjukkan rata-rata skor penilaian dari ti- dalam penelitian ini memiliki kualitas baik,
ga kategori (format, isi dan bahasa) sebesar dan telah sesuai dengan standar validitas
4,00 dengan kriteria baik. Dari skor rata- yang ditentukan oleh Badan Standar Nasio-
rata kedua validator menjadi 3,96. nal Pendidikan (BSNP, 2006), dengan de-
Ginting (2008:154) yang menyatakan mikian dapat disimpulkan bahwa LKS ter-
bahan pembelajaran yang baik harus meme- sebut sudah valid dan layak digunakan se-
nuhi kriteria (1) sesuai dengan topik yang bagai perangkat pembelajaran.
dibahas, (2) memuat intisari atau informasi LKS yang dikembangkan dalam pe-
pendukung untuk memahami materi yang nelitian ini dirancang secara sistematik agar
dibahas, (3) disampaikan dalam bentuk ke- mudah dipahami oleh siswa, dan petunjuk
masan dan bahasa yang singkat, padat, se- kerjanya sesuai dengan langkah-langkah pa-
derhana, sistematis, sehingga mudah dipa- da pembelajaran IPS berbasis jiwa kewira-
hami, (4) jika perlu dilengkapi contoh dan i- usahaan yaitu mengajarkan keterampilan
lustrasi yang relevan dan menarik untuk le- memahami isi bacaan kepada siswa dengan
bih mempermudah isinya, dan (5) memuat cara menemukan ide pokok, membuat per-
gagasan yang bersifat tantangan dan rasa i- tanyaan dan menemukan jawaban, mem-
ngin tahu siswa. Hasil penilaian dengan kri- buat rangkuman, mengklarifikasi kata-kata
teria baik pada setiap kategori menunjukkan sulit dipahami dari suatu bacaan, serta sis-
bahwa BAS yang dikembangkan memiliki wa diharapkan dapat mempredikasi materi
kualitas yang baik. Hal ini didasarkan bah- yang akan diajarkan oleh guru pada perte-
wa komponen ini sudah dikembangkan de- muan berikutnya. Hal ini sesuai pendapat
ngan berbagai tahap dan mengalami revisi Sudirman dalam Tuerah (2009) menyatakan
berkali-kali misalnya bahasa mudah dipaha- LKS merupakan salah satu bahan ajar se-
mi, isi sesuai dengan konteks pemahaman bagai sumber belajar yang membawa pesan
siswa. untuk tujuan pengajaran dan lembar kegia-
tan yang diupayakan untuk dikuasai oleh
Analisis Deskripsi Hasil LKS siswa.

Berdasarkan hasil analisis penilaian Analisis Deskriptif THB


deskriptif terhadap kelayakan LKS oleh dua
orang validator terdapat revisi dan saran ya- Tes hasil belajar (THB) yang dikem-
itu LKS yang dikembangkan didesain de- bangan berdasarkan indikator pembelajaran
ngan menarik agar dapat membangkitkan yang telah disusun dalam rencana pelaksa-
motivasi siswa sebagaimana ditunjukkan naan pembelajran (RPP). Sesuai hasil dis-
kusi dengan guru kelas maka soal-soal da-
15 Jurnal Pemikiran dan Pengembangan SD, Jilid 1, Nomor 2, September 2013, hlm. 10-19

lam tes hasil belajar (THB) ini sebanyak 20 capai dalam membaca yakni pemahaman,
soal pilihan ganda. Sebagaimana dijabarkan sebab kegiatan membaca yang tidak disertai
dalam Penilaian Hasil Belajar (Ditnaga dengan pemahaman terhadap bahan bacaan,
Depdiknas: 2008) bahwa guru harus mema- sangat erat kaitannya dengan tingkat pengu-
hami prinsip-prinsip penilaian antara lain asaan terhadap materi pelajaran. Sejalan de-
(1) penilaian hasil belajar hendaknya diran- ngan hal tersebut, Sagala (2009: 161) me-
cang dengan jelas kemampuan apa yang nyatakan bahwa bahan pengajaran atau ma-
harus dinilai, materi atau isi bahan ajar yang teri ajar yang akan digunakan harus diperik-
diujikan, alat penilaian yang akan diguna- sa terlebih dahulu, supaya guru dapat me-
kan, dan interpretasi hasil penilaian, (2) alat nentukan apakah bahan tersebut dapat ber-
penilaian harus valid. Hasil penilaian untuk guna bagi siswa, baik dilihat dari tujuan ya-
komponen validitas isi validator 1 dan vali- ng ingin dicapai maupun fungsinya untuk
validator 2 menunjukkan bahwa tes hasil mempelajari bahan berikutnya. Dengan de-
belajar yang dikembangkan valid, dapat di- mikian, dalam proses pembelajaran siswa
pahami, dan dapat digunakan tanpa revisi, dapat memahami materi dengan baik yang
sehingga bahwa THB yang dikembangkan dapat mendukung kelancaran pembelajaran
sesuai dan layak untuk diimplementasikan IPS berbasis jiwa kewirausahaan.
sebagai perangkat pembelajaran.
Tingkat Keterbacaan BAS
Tingkat Kesulitan Dan Keterbacaan
Buku Ajar Siswa Keterbacaan BAS yang baik ini akan
mendukung upaya peningkatan minat dan
Untuk mengetahui tingkat kesulitan penguasaan siswa terhadap materi pelajaran
BAS dilakukan dengan cara siswa diminta yang disajikan. Klare dalam Suherli (2008)
membaca buku ajar siswa dan menggaris menyatakan bahwa bacaan yang memiliki
bawahi kalimat yang tidak dimengerti pada tingkat keterbacaan yang baik akan mem-
buku ajar yang disediakan, pengambilan pengaruhi pembacanya dalam meningkat-
sampel dilakukan pada 9 siswa, sesuai dis- kan minat belajar dan daya ingat, menam-
kusi dengan guru kelas pada saat uji coba bahkan kecepatan dan efisiensi membaca,
terbatas dengan masukan dari guru yaitu 3 dan memelihara kebiasaan membaca.
siswa cepat, 3 siswa sedang, dan 3 siswa
lambat, dengan asumsi bahwa perangkat Implementasi Uji Coba Perangkat
pembelajaran ini dapat di gunakan untuk Pembelajaran
siswa dengan kemampuan apa saja.
Kesulitan dalam memahami buku ajar Penerapan perangkat pembelajaran
siswa adalah kata-kata baru yang masih be- dalam penelitian ini dilakukan masih dalam
lum pernah dikenal siswa seperti istilah mo- satu rangkaian tahap pengembangan pera-
dal utama, wirausaha, dan produksi tidak ngkat pembelajaran, tujuan penerapan ada-
dipahami oleh siswa, sehingga diperlukan lah untuk mengetahui efektifitas penerapan
penjelasan khusus. Meski demikian, secara perangkat pembelajaran dalam menunjang
umum buku ajar siswa dapat dipahami de- kegiatan pembelajaran. Batasan tentang
ngan baik oleh siswa seperti ditunjukkan o- efektifitas penerapan perangkat pembela-
leh persentase tingkat kesulitan buku ajar jaran adalah ukuran keberhasilan penerapan
siswa yang sangat rendah. pembelajaran yang didasarkan pada aspek
William (dalam Tarigan, 1990: 87) keterlaksanaan RPP dengan katergori baik,
menyatakan bahwa satu hal yang harus di- aktivitas siswa selama pembelajaran aktif
Afandi, Penanaman Jiwa Kewirausahaan pada Siswa Sekolah Dasar 16

dan menunjukkan pembelajaran berorien- partisipasi dengan pebelajar dalam mem-


tasi jiwa kewirausahaan, respon siswa ter- bentuk pengetahuan, membuat makna, men-
hadap pembelajaran positif, hasil belajar cari kejelasan, bersikap kritis, dan menga-
siswa setelah mengikuti pembelajaran dapat dakan justifikasi. Sejalan dengan hal terse-
mencapai ketuntasan, sensitivitas butir soal but, Djamarah dan Zain (1996: 53) menge-
bernilai positif dan rata-rata realibitas ins- mukakan bahwa dalam melaksanakan tu-
trumen diatas 75%. gasnya sebagai pengajar seorang guru harus
Analisis deskriptif tentang efektifitas menguasai materi yang diajarkan dan me-
penerapan perangkat pembelajaran secara tode yang digunakan dalam pembelajaran.
operasional dapat dilihat uraian beberapa Di samping itu guru juga sudah mampu
indikator berikut: memanfaatkan komponen kegiatan pembe-
lajaran yang meliputi tujuan, kegiatan be-
Keterlaksanaan RPP lajar mengajar, bahan pengajaran, metode,
alat dan bahan secara optimal. Langkah-
Dari hasil analisis data keterlaksanaan langkah pembelajaran yang dilakukan guru
RPP seperti ditunjukkan pada tabel tersebut, sudah sesuai dengan sintaks sekenario pem-
maka dapat disimpulkan bahwa keterlaksa- belajaran dalam RPP.
naan RPP pada penerapan perangkat pem-
belajaran IPS berbasis dikategorikan sangat Aktivitas Siswa Selama Pembelajaran
baik atau terlaksana. Penilaian yang telah
dilakukan oleh dua orang pengamat dapat Aktivitas siswa yang diamati adalah
dipercaya dengan reliabilitas instrument aktivitas sesuai dengan pengembangan as-
berkategori baik. Hal ini dapat dilihat dari pek jiwa kewirausahaan, aspek jiwa kewi-
persentase reliabilitas rata-rata 100%. Ang- rausahaan yang dikembangkan Penelitian
ka keterlaksanaan tersebut dihasilkan dis- terfokus pada karakteristik jiwa kewirausa-
kusi intensif dengan para validator sebelum haan dari sisi personality. Yaitu berkaitan
penerapan dalam pembelajaran di kelas ma- dengan karakter kepribadian yang dimiliki
upun dengan pengamat dan guru ketika pe- seseorang. Hal ini dilakukan dengan pertim-
nerapan dikelas. bangan bahwa jiwa karakter-karakter kepri-
Pembelajaran IPS berbasis kewirausa- badian yang mengarah pada jiwa kewira-
haan masih cukup asing bagi para siswa dan usahaan ini diberikan sejak usia dini, maka
guru, namun demikian terdapat dorongan nantinya akan membentuk perilaku positif
yang kuat untuk dapat melakukan pembe- siswa tentang sikap berwirausaha. Di sam-
lajaran dengan baik. Para siswa meski pada ping itu pemilihan beberapa jiwa kewira-
awalnya cukup bingung dalam menyesuai- usahaan dalam penelitian ini (kreatif dan
kan diri dengan suasana pembelajaran yang inovatif, kepemimpinan, keyakinan pada
baru, namun setelah pembelajaran berjalan kemampuan diri sendiri, kemampuan ber-
selama beberapa saat, penyesuaian diri da- komunikasi, berani mengambil resiko, dan
pat dengan mudah dilakukan. Keadaan ini orientasi ke masa depan) sudah didasarkan
pada akhirnya semakin memudahkan ter- pada pertimbangan psikologi perkembang-
selenggaranya pembelajaran inkuiri pada an anak Sekolah Dasar.
berikutnya. Berdasarkan analisis data dapat dike-
Keterlaksanaan RPP ini juga tidak ter- tahui bahwa keterlaksanaan rencana akti-
lepas dari peranan guru dalam mengelola vitas siswa yang dicapai pada uji coba ada-
pembelajaran. Bettencourt (dalam Suparno, lah pertemuan 1 rata-rata sebesar 100% dan
1997) berpendapat bahwa mengajar berarti pertemuan 2 rata-rata sebesar 100%, artinya
17 Jurnal Pemikiran dan Pengembangan SD, Jilid 1, Nomor 2, September 2013, hlm. 10-19

lembar aktivitas yang dikembangkan dapat Tes Hasil Belajar


diaplikasikan dalam pembelajaran dengan
baik dan perangkat tersebut berorientasi ji- Hasil belajar siswa yang dapat menca-
wa kewirausahaan. pai ketuntasan tidak terlepas dari terlaksa-
Menurut Mulyasa (2009:187) proses nanya rencana pelaksanaan pembelajaran
pembelajaran pada hakikatnya untuk me- dengan baik, siswa yang aktif selama bela-
ngembangkan aktivitas dan kreatifitas pe- jar mengajar dan respon positif siswa terha-
serta didik melalui berbagai pengalaman dap pembelajaran. Yager (dalam Rohandi,
belajar. Pembelajaran yang hanya menekan- 1998: 121) mengemukakan bahwa hasil be-
kan pada ranah kognitif kegiatan yang de- lajar bukan semata-mata bergantung apa
mikian hanya menuntun siswa menerima yang disajikan guru, melainkan dipengaruhi
dan menghafal dan hal tersebut jelas mema- hasil interaksi antara berbagai informasi ya-
tikan kreatifitas siswa. implementasi KTSP ng seharusnya diberikan kepada anak dan
menuntun kemandirian guru untuk men- bagaimana anak mengolah informasi berda-
ciptakan suasana belajar kondusif yang bisa sarkan pemahaman yang dimilikinya sebe-
mengembangkan aktivitas dan kreativitas lumnya. Menurut Mulyasa (2009: 208) pe-
peserta didik. Dengan pembelajaran IPS nilaian hasil belajar pada hakikatnya meru-
berbasis jiwa kewirausahaan tersebut mam- pakan suatu kegiatan untuk mengukur peru-
pu mengembangkan aktivitas dan kreatifitas bahan perilaku yang telah terjadi pada pe-
peserta didik. serta didik.

Respon Siswa Hambatan-Hambatan yang Muncul

Hasil pengisian angket yang dilaku- Beberapa hambatan yang muncul se-
kan pada uji coba sebagaimana ditampilkan lama proses pembelajaran secara umum ti-
pada tabel menunjukkan bahwa respon sis- dak dijumpai hambatan yang sangat meng-
wa terhadap semua pertanyaan yang dibe- ganggu selama pembelajaran, hambatan ya-
rikan semuanya positif. Hal ini ditunjukkan ng ada masih dapat diatasi oleh peneliti dan
respon positif yang diberikan oleh semua guru yang mengajar dalam pembelajaran uji
siswa berada pada tingkatan diatas 80%. coba.
Berdasarkan teori belajar Gagne, be- Dalam belajar yang penting adanya
lajar merupakan kegiatan yang kompleks. penyesuaian pertama yaitu memperoleh ala-
Hasil belajar berupa kapabilitas. Setelah be- san yang tepat untuk memecahkan masalah
lajar orang memiliki keterampilan, penge- yang dihadapi. Belajar yang penting bukan
tahuan, sikap, dan nilai. Timbulnya kapabi- mengulangi hal-hal yang harus dipelajari,
litas tersebut adalah dari stimulus yang be- tetapi mengerti atau memperoleh insight
rasal dari lingkungan dan proses kognitif (Teori Gestalt oleh Koffka dan Kohler da-
yang dilakukan oleh pebelajar. Dengan de- lam Slameto, 2003).
mikian belajar adalah seperangkat proses Pengalaman yang konkret dan dina-
kognitif yang mengubah sifat stimulus ling- mis merupakan alat untuk menyusun pe-
kungan, melewati pengelolaan informasi ngertian yang bersifat sederhana, sehingga
menjadi kapabilitas baru (Dimyati dan Mu- pengalaman itu dapat ditiru untuk diulangi.
djiono, 2006: 10). Adanya kapabilitas terse- Siswa memperoleh pengertian umum deng-
but menyebabkan siswa memberikan respon an pasti dan lebih baik serta kuat tangga-
positif. pannya karena dengan contoh-contoh seder-
shana. Suatu konteks yang sederhana tetapi
Afandi, Penanaman Jiwa Kewirausahaan pada Siswa Sekolah Dasar 18

terlimpah, akan memberikan pekerjaan dan BSNP. 2006. Panduan Penyusunan Kuri-
kesmpatan untuk mengadakan eksperimen kulum Tingkat Satuan Pendidikan
yang cukup banyak bagi siswa (Slameto, Jenjang Pendidikan Dasar dan Mene-
2003). Hal ini senada dengan kendala- ngah. Jakarta. BSNP.
kendala yang dihadapi selama proses pem- Crouch, H. Jane. 1997. Developing The
belajaran. Entrepreneurial Spirit, Pittsburg State
University: Journal of Entrepeneur-
KESIMPULAN ship Education, Volume 1, Number 1.
Depdiknas RI. 2006. Peraturan Mendiknas
Berdasarkan uraian dan temuan yang Nomor 22 Tahun 2006 Tentang Stan-
diperolah dalam penelitian ini dapat dike- dar Isi. Jakarta: Depdiknas.
mukakan kesimpulan sebagai berikut: Pe- Dick, W. & Carey, L., 2003 The Systematic
ngembangan perangkat pembelajaran IPS Design of Instruction. Glenview, Illi-
berbasis jiwa kewirausahaan ditinjau dari i- nios: Scott, Foresman and Company.
si, format dan bahasa dinyatakan valid. Ti- Dimyati dan Mujiono. 2002. Belajar dan
ngkat kesulitan BAS rendah serta tingkat pembelajaran. Jakarta: PT Asdi Ma-
keterbacaan BAS sangat tinggi dan mudah hasatya
dipahami. Djamarah, S.B. & Zain, A. 1996. Strategi
Hasil implementasi perangkat pembe- Belajar Mengajar. Jakarta: Rhineka
lajaran yang dikembangkan: rencana pelak- Cipta
sanaan pembelajaran (RPP) selama kegiatan Fishcher, K. Arthur. 1997. Developing The
pembelajaran mencapai keterlaksanaan ya- Entrepreneurial Spirit among Kinder-
ng baik, aktivitas siswa selama kegiatan garten, Journal of Entrepreneurship
pembelajaran menunjukkan aktif, respon Education, Volume 1, Number 1, Pitt-
siswa terhadap diterapkan pembelajaran IPS sbrug State.
berorientasi jiwa kewirausahaan dalam Fraedrich, P. J. And Guerts, D., 1990, Ethi-
pembelajaran menunjukkan respon yang cal Awareness for the Classroom : A
baik. Framework, Journal of Education for
Hasil belajar siswa selama diterapkan Business, November/December, Vo-
pembelajaran IPS berbasis jiwa dapat men- lume 66 (2) : 88-93
capai ketuntasan baik. Hambatan yang dite- Freund, M. June. 1997. Developing The
mukan pada pelaksanaan pembelajaran da- Entrepreneurial Spirit Kindergarten
pat diatasi oleh guru sehingga proses pem- through Twelfth Grade Students, Jo-
belajaran berjalan dengan baik. urnal of Entrepreneurship Education,
Pembelajaran dengan menggunakan Volume 1, Number 1, Puttsbrug State
perangkat pembelajaran IPS berbasis jiwa University.
kewirausahaan mampu menanamkan jiwa Gintings, P. 2008. Trik dan Taktik Menga-
kewirausahaan dengan baik. jar, Strategi Meningkatkan Pencapai-
an Pengajaran di Kelas. Jakarta: PT.
DAFTAR PUSTAKA Indeks.
Hamalik, Oemar. 2004. Proses Belajar Me-
Alma, B, Kewirausahan, Bandung: Alfabe- ngajar. Jakarta: Bumi Aksara.
ta. Heriawan. 2011. Jumlah Tenaga Kerja di
Al Muchtar, S. 2004. Pengembangan Ber- Indonesia. www.Finace.Detik.com:
fikir dan Nilai Dalam Pendidikan IPS diakses 20 Agustus 2011.
Bandung: Gelar Pustaka Mandiri.
19 Jurnal Pemikiran dan Pengembangan SD, Jilid 1, Nomor 2, September 2013, hlm. 10-19

Hida, E. Ramdhania. 2012. BPS: Jumlah


Pengangguran Indonesia 7,61 Juta,
Turun 6%. http://finance.detik.com/
read/2012/05/07/141833/1911053/4/b
ps-jumlah-pengangguran-di-indonesi-
a-761-juta-turun-6. diakses 2 maret
2013.
Kardi, S. 2002. Mengembangkan Tes Hasil
Belajar. Departemen Pendidikan Nas-
onal. Surabaya: Universitas Negeri
Surabaya
Mulyasa, E. 2009. Implementasi
Kurikulunm Tingkat Satuan Pendidi-
kan Kemandirian Guru dan Kepala
Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara.
Purnomo, H. Bambang .2005. Membangun
Semangat Kewirausahaan. Yogyakar-
ta: Laksbang Pressindo.
Rohandi, R. 1998. Memberdayakan Anak
Melalui Pendidikan Sains (dalam
Sumaji. 1998). Pendidikan Sains yang
Humanis. Yogyakarta: Kanisaius.
Sagala, S. 2009. Konsep dan Makna Pem-
belajaran. Bandung: Alfabeta.
Sapriya, dkk. 2007. Pengembangan Pendi-
dikan Ilmu Pengetahuan Sosial.
Bandung: UPI Press.
Slameto, 2003. Belajar dan Faktor-faktor
yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT
Rhineka Cipta.
Suherli. 2008. Keterbacaan Buku Teks Pe-
lajaran. Read-herli. Blogspot.com,
diakses pada tanggal 28 Juli 2011.
Suparno, P. 1997. Filsafat Konstruktifisme
dalam Pendidikan. Yogyakarta: Kani-
sius.
Tarigan, H. G. 1990. Membaca Sebagai
Suatu Keterampilan Berbahasa Ban-.
dung: Aksara.

You might also like