You are on page 1of 55

Research & Development

With QbD Concept

Integrated with
ICH Q8
ICH Q9
ICH Q10

By Apt. Cindy Oktoria Putri, S.Farm.


Biodata Trainer:
2007 – 2018 QC Manager
Managed 4 lab, has experiences in many product
analysis from oral (tablets, suspension, capsule), soft
capsule, injection, penicillin, cephalosporin, oncology

2018 – 2020 R&D Manager


Managed 2 Company for Dankos and Fima Farma,
Implementation QbD in product Development
Managed Registration for new product development

2020 - Now QA Manager


Quality Management System Handling
ISO 9001:2015, CPOB, CPKB, CPKRTB, CDOB
Integrated with ICH guidelines, WHO, FDA, PIC/S and
other related guidelines
Agenda Training
01 Struktur dan Tugas R&D

02 QbD (Quality by Design)

03 Product Development

04 Pendaftaran Produk Baru


Struktur Organisasi R&D

Formulation Analytical
Develop Formulation include for - Analytical Development : Develop
new product development, methode of analysis, analysis product in
eksisting product improvement or lab scale, stability testing in lab scale
diversification (stress test and acc test)
Develop product specification - Analytical Compliance :
Dossier created Methode validation/verification, Transfer
MA to QC Lab, Stability testing in pilot
scale (Acc test and long term),
Methode of analysis in RM and Product
created
Registration
Packaging
Collect document collaboration with
Develop Packaging collaboration
related division (formulation,
with formulation and also regulatory
analytical and packaging) for
standard to maintain stability of the
submitted to Regulatory
product
Monitoring lead time registration
Specification and Methode of
and compliance dossiers
Analysis packaging created
Tugas Research and Development

QbD concept
New Product
Lab scale into Pilot scale
Development
Process Validation in pilot scale

Diversifikasi
Reformulasi Eksisting Product
Compliance Dossier Improvement

Registration Pemenuhan Comitment


of Product Stability testing (Protocol and Report)
Dossier Submit

Transfer MA Technology
Transfer Knowledge Transfer
QUALITY BY DESIGN:
KONSEP & IMPLEMENTASINYA
DALAM PENGEMBANGAN PRODUK DI RND
Paradigma Kualitas
• Paradigma Lama
Jaminan kualitas diperoleh dari pengujian dan
ketatnya protokol proses manufacturing
 Quality by Testing (QbT)

• Paradigma Baru
Jaminan kualitas diperoleh dengan membangun
semua tahapan proses dengan desain yang
terencana dan terstruktur
 Quality by Design (QbD)
Systematic Approach Begin with PreDefined
to Development Objectives

QbD “ Building Quality In ”

Emphasizes Product
Based On Sound Responsibility for Quality of Product
and Process
Science and Quality
Understanding and
Risk Management Application assessment focused on
Process Control
critical quality attribute as relate to
product performance

Winkle, Helen N. 2010. FDA Modernization, Implementation of Quality by Design


Progress-Challenge-Next Step. CDER-FDA, Washington DC.
Guidelines terkait QbD
ICH Q8 Pharmaceutical Development

ICH Q9 Quality Risk Management

ICH Q10 Pharmaceutical Quality System

ICH Q11 Development and Manufacture of


Drug Substances
Tools untuk QbD
Design of experiments (DOE)
 Pendekatan berbasis statistik untuk
melakukan optimisasi suatu eksperimentasi
 Metodologi untuk prediksi sistem kompleks dan
proses multi-variable dengan sesedikit mungkin
uji/trial

RISK ASSESMENT Process analytical technology (PAT)


 Identifikasi tingkat resiko Serangkaian teknologi yang terdiri dari
 Membuat skala prioritas sehingga alat pengujian, pengumpulan data, analisa
resource penelitian difokuskan pada data yang dilakukan secara simultan
parameter kritikal selama proses berlangsung
 Dokumentasi proses pengambilan Mampu memberikan jaminan kualitas
keputusan dalam pengembangan yang lebih baik
Why Quality by Design

Higher
Assurance of
Product Quality

With
QbD
More Efficient Cost Saving &
Regulatory Efficiency for
Oversight Industry

Nasr, Moheb M. 2008. Pharmaceutical Development : ICH Q8.


At Workshop on Implementation ICH Q8/Q9/Q10. CDER-FDA, Beijing.
Benefit Implementasi QbD
1. Penelitian produk lebih efisien

Penelitian lebih fokus pada


parameter yang kritikal
Mendorong karyawan untuk lebih
.
mengerti proses
Effort penelitian lebih banyak
.
dilakukan pada tahap awal
Perubahan cultural yang mendorong
kerjasama antara beberapa bagian
Benefit Implementasi QbD
2. Meningkatkan Efisiensi Proses Manufacturing

Meminimalkan masalah teknis


Menghasilkan formula yang
robust dan sederhana
Penyederhanaan proses, pemilihan
peralatan yang sederhana
Pemahaman produk dan proses
(keterkaitan sifat material, variable proses
dan atribut kualitas) yang lebih baik Memaksimalkan yield
. Penyederhanaan metode analisa

3. Meningkatkan Jaminan Kualitas Produk


Product Life Cycle
Design Scale up& Commercial
Process Design
Product Transfer Manufacture
Quality
Process
target Process Prior Process Control Continual
Design
product outline knowledge Dev
Space
Strategy Improvement
profile

ICH Q8/Q8(R) - Pharmaceutical Development


PAT Guidance
ICH Q9 – Quality Risk Management
ICH Q10 – Pharmaceutical Quality Systems
Key Steps for a product under Quality by Design (QbD)
Pharmaceutical Quality Target QTPP : Definition of intended use & product
Development Product Profile
Prior Knowledge (science, GMP,
CQA : Critical Potential CQA (Critical Quality Attribute) identified &
regulations, ..)
Quality Attribute CPP (Critical Process Parameters) determined
Product/Process Development CPP : Critical Design to meet CQA using Risk Management &
DOE : Design of Experiment Process Parameter experimental studies (e.g. DOE)
Link raw material attributes and process parameters
QRM principle apply at any stage Risk Management to CQAs and perform Risk Assessment Methodology

Product/Process Understanding Opportunities Design Space (DS), RTR testing

Control Strategy Marketing Authorisation


Quality System PQS
Technology Transfer Commercial Manufacturing
PQS & GMP Batch Release
Quality Unit (QP,..) level support by PQS
Local Environment Strategy
Continual Manage product lifecycle, including
improvement continual improvement
© ICH, November 2010
Tahapan QbD
Tahap 1. Penetapan Quality Target Product Profile (QTPP)
Tahap 2. Penetapan Rancangan Formula dan Proses
Tahap 3. Penentuan Critical Quality Attributes (CQAs)
Tahap 4. Pengembangan Formula dan Proses
Tahap 5. Penetapan Design Space
Tahap 6. Penetapan Control Strategy
Tahap 7. Continual improvement
Tahap 1.
Penetapan Quality Target Product Profile (QTPP)
Quality Target Product Profile (QTPP) :
• Elemen yang mendefinisikan produk
• Berupa deskripsi kualitatif atau kuantitatif
• Menjadi target pengembangan
• Dapat menggambarkan kebutuhan
pasien/pengguna
Dasar penetapan QTPP :
Reference listed drug/ profile produk innovator
Regulasi yang berlaku (USP, BP, JP, CP, FI dll)
QTPP dapat mengalami perubahan seiring dengan
bertambahnya pengetahuan yang diperoleh selama
stabilita
Contoh QTPP
Product Attribute Target
Bentuk sediaan Injeksi Cair, Single use
Dosis 10 mg/vial
Identifikasi Positif
Assay 95.0-105.0%
Impurity Sesuai spesifikasi kompendial
Volume 2 mL
Metode pemberian IV, diberikan bersama infus NaCl atau Dextose

Kompatibilitas dengan infus 24 jam

Viskositas Dapat difiltrasi dan pemberian obat tidak memerlukan


peralatan khsus
Osmolalitas Isotonic saat dicampurkan dengan infus
Kemasan 20R borosilicate glass vial, chlorobutyl rubber

Shelf Life ≥ 2 Th, pada suhu kurang dari 30oC


Tahap 2.
Penetapan Rancangan Formula dan Proses
Rancangan formula dan proses ditetapkan berdasarkan :

• Hasil studi literatur

• Hasil pre eliminary study

• Company/previous experience

• Ketersediaan mesin dan fasilitas

• Jika merupakan produk dengan proses dan formula yang baru,


pre-eliminary study sangat diperlukan
Tahap 3.
Penetapan Critical Quality Attribute (CQA)

Critical Quality Attribute (CQA):


Karakteristik fisika, kimia dan
Tujuan Penetapan CQA :
mikrobiologi yang harus berada
 Lebih mengarahkan desain dan
dalam batas, rentang atau
resource penelitian pada hal yang
distribusi yang sesuai untuk
Kritikal
menjamin kualitas produk
 Dasar untuk memahami hubungan
material dan proses terhadap
parameter kritis produk
Dasar Penetapan CQA
Continual Improvement
Resiko rendah

Analisa Resiko

Kritikalitas
QTPP terhadap
keamanan, efficacy
dan kualitas.
didasarkan
CQA utamanya didasarkan pada resiko pada severity
bahaya terhadap pasien Resiko tinggi

• Risk assessment dilakukan berdasarkan :


• Hasil studi Literatur, Pengalaman perusahaan, Pengalaman individu, Project
sebelumnya
• CQA dapat mengalami perubahan seiring peningkatan pemahaman kita terhadap
proses dan produk
Contoh penetapan CQA
QTPP
Bentuk sediaan
Dosis
Identifikasi
CQA
Assay
Assay
Impurity
Impurity
Volume
Sterility
Metode pemberian
Kompatibilitas dengan infus
Viskositas
Osmolalitas
Kemasan
Shelf Life
Tahap 3.
Penetapan Critical Quality Attribute (CQA)
• Pada tahap ini juga ditetapkan critical process parameter (CPP) dan
CMA (Critical material attribute)
• CPP & CMA utamanya didasarkan pada analisa resiko detectability
dan probability terhadap CQA

CPPs1 CPPs2

CMAs1 CMAs2 CQAs


Unit Unit Product
Input Operation 1 Output Operation 2
Materials Materials
Tahap 4.
Pengembangan Formula dan Proses

• Pengembangan dilakukan berdasarkan pemahaman (science based),


Resiko (risk Based) dan Knowledge management
• Penelitian dedesain dengan lebih sistematis dan harus menggunakan
desain statistika
• Diperlukan personil yang tidak hanya memiliki pemahaman teori dan
teknis kefarmasian, tetapi juga pemahaman penelitian berbasis
statistika termasuk interpretasi dan evaluasi statistika
• Sistem lain seperti six sigma (define, measure, analyze, design,
verify) dan lean manufacturing juga dapat diterapkan
Tahap 4.
Pengembangan Formula dan Proses
Faktor yang berpengaruh terhadap CQA harus diuji dalam desain penelitian

Tahapan penelitian:
 Pemilihan desain Eksperimentasi
 Pelaksanaan eksperimentasi sesuai desain yang
Ditetapkan
 Analisa secara statistika hasil
Tahap 5. Penentuan Design Space
Design Space :
• merupakan kombinasi dan interaksi multidimensional variable
input (Material) dan Parameter proses yang mempengaruhi
kualitas produk
• Hasil dari serangkain proses risk assessment dan penelitian
terstruktur
• Working within the design space is not considered as a change
(ICH Q8 (R2)

Design Space: Knowledge


Space :
Control Space -Literatur
-Empirical
-Proses modeling
Tahap 6. Penetapan Control Strategy
Control Strategy:
Serangkaian kontrol yang diperoleh dan ditetapkan dari
pemahaman proses dan produk untuk menjamin kualitas produk
ICH Q8 (R2) & Q10
Jenis kontrol disesuaikan dengan :
• Pemahaman terhadap proses
• Risk assessment
• Resource yang tersedia
(alat dan kemampuan personil)
Tahap 6. Penetapan Control Strategy

Contoh :
Keseragaman Kadar Granul

Alternatif B:
Alternatif A: Process Dev - Waktu
NIR End Point Knowledge - Kecepatan
API Particle size - Skala mesin
- API Particle Size
Tahap 7 Continual Improvement

Paradigma lama Paradigma QbD


•Reaktif • Preventive action
•problem solving • Memfasilitasi Continual Improvement
•Corective action (perubahan untuk perbaikan kualitas)
•Pembatasan terhadap setiap
perubahan dan continous ‘’real time’’
quality assurance
Pharmaceutical Development
ICH Q8 (R2)
Discontinuation
Commercial
Manufacture /
Continous
Transfer Improvement
Technology

Pharmaceutical
Development
Pharmaceutical Development
Tujuan :
Mendesain kualitas dari produk dan manufacturing process
secara konsisten untuk mendeliver performance dari produk.

Informasi dan pengetahuan yang didapat dari pembelajaran


pada Pharmaceutical development dan pengalaman
produksi sebelumnya diperlukan untuk menetapkan :
- Design space
- Specification
- Manufacturing controls

Informasi dari studi Pharmaceutical Development menjadi dasar


penetapan Quality Risk Management
Yang terpenting adalah Kualitas bukan ditest pada produk akhir,
namun kualitas produk dibangun berdasarkan desain
Komponen dari Obat/Produk
Zat Aktif Obat Excipients / Bahan Tambahan
Sifat physicochemical dan biologi dari zat Pemilihan bahan tambahan, konsentrasi dan
aktif obat dapat mempengaruhi performance karakteristiknya dapat mempengaruhi
dari obat performance dari obat (Stabilitas, bioavailability)
Contohnya : kelarutan, kandungan air, atau kemudahan untuk diproduksi
particle size, bentuk kristal, permeabilitas, dll
Kompatibilitas dari bahan tambahan dengan
Kompatibilitas dari zat aktif obat dengan bahan tambahan lain (misal : kombinasi dari
bahan pembantunya harus dievaluasi, begitu bahan pengawet) perlu dievaluasi. Kemampuan
juga untuk obat dengan kandungan zat aktif dari bahan tambahan (contoh : antioksidan,
yang lebih dari satu harus juga dievaluasi disintegrant, dll) harus dibuktikan fungsinya
kompatibilitasnya untuk memastikan produk stabil sepanjang shelf
life produk

Informasi dari performance excipient yang


digunakan harus ada justifikasi pemilihan dan
A B quality attributes dari excipient tersebut untuk
mensupport justifikasi dari spec produk
Produk Obat
1. Pengembangan Formula 2. Overages
Harus ada ringkasan mengenai Secara general overage dari komponen obat
pengembangan formula, termasuk digunakan sebagai kompensasi dari degradasi
identifikasi dari attribut penting yang selama proses produksi atau masa simpan
berpengaruh terhadap kualitas obat dengan produk atau untuk memperpanjang umur simpan
mempertimbangkan rute administrasi dan produk tidak dianjurkan
juga tujuan penggunaan obat
Overage dalam proses pembuatan obat, baik
Informasi dari desain eksperimental dapat yang muncul pada formulasi akhir atau tidak,
digunakan untuk identifikasi variabel kritis harus dijustifikasi dengan mempertimbangkan
atau variable yang saling berinteraksi yang efek safety dan efficacy dari produk
penting untuk memastikan kualitas dari
produk Informasi yang harus disediakan :
1. Jumlah overage
3. Sifat Fisikokimia dan Biologi 2. Alasan overage (contoh untuk kompensasi
Sifat fisikokimia dan biologi yang relevan kehilangan selama proses produksi)
dengan safety, performande atau 3. Justifikasi dari jumlah overage dan jumlah
kemampuan produk untuk diproduksi harus overage harus tercantm dalam formula
diidentifikasi
Pengembangan Proses Produksi
Pemilihan, kontrol dan perbaikan selama proses produksi
(yang digunakan untuk produksi komersial) harus dijelaskan

Studi pengembangan proses harus dapat memberikan


dasar untuk perbaikan proses, validasi proses, verfikasi
proses berkelanjutan, dan persyaratan kontrol proses
dan juga mempertimbangkan attribut fisika dan
mikrobiologi
Container Closure System
Pemilihan material packaging primer harus dijustifikasi,
dan ada studi terkait integrity dari packaging dan juga
pertimbangan apakah ada interaksi antara produk
dengan kontainer

Pemilihan material packaging primer harus


mempertimbangkan, contoh : pemilihan material,
proteksi dari kelembaban dan cahaya, kesesuaian
konstruksi bahan dengan bentuk sediaan dan
keamanan dari konstruksi material

Justifikasi kemasan sekunder diperlukan jika relevant

Jika menggunakan dosing device (contoh pipet, pen injection device, dll)
harus dibuktikan bahwa reproducible dan dosis akurat dapat terdelivery
Attribute Mikrobiologi
Diskusi diperlukan terkait attribute mikrobiologi, misalnya :
 Analisa atau tidak dilakukan analisa uji batas mikroba pada produk non steril.
Pemilihan dan efektivitas dari bahan pengawet pada produk, termasuk efektivitas
antimikroba pada produk
 Untuk Produk Steril : integritas dari packaging untuk mencegah kontaminasi
mikroba
Termasuk analisa kimia untuk kandungan pengawet, dan masuk kedalam spec produk
, efektivitas antimikroba pada pengawet harus dibuktikan selama pengembangan
formula
Konsentrasi yang digunakan harus dijustifikasi terkait efficasy dan safety, apakah pada
konsentrasi minimum dari pengawet dapat mempertahankan fungsinya sampai produk
ED
Kompatibilitas
Kompatibilitas dari produk obat dengan pelarut harus dijelaskan pada label
Produk

Informasinya harus termasuk dari rekomendasi masa simpan pada suhu


penyimpanan tertentu dan pada konsentrasi yang paling ekstrem

Perlu ada data stabilitas untuk membuktikan produk setelah


dilarutkan dengan pelarut, disimpan pada waktu dan suhu
tertentu sesuai dengan label klaim/brosur  tetap stabil dan
memenuhi spec produk
Pharmaceutical Development minimum harus memiliki element :
1.Penetapan QTPP yang berpengaruh terhadap quality, safety & efficacy, dengan
mempertimbangkan route of administration, dosage form, bioavailability, dosis
dan stabilitas
2. Identifikasi CQA dari produk
3. Penetapan CQA dari komponen obat dan bahan tambahan, pemilihan dan
jumlah bahan tambahan untuk mendeliver obat sesuai dengan kualitas
4. Pemilihan proses produksi yang sesuai
5. Penetapan Control Strategy
Contoh Flow NPD (New Product Development)

• Blue print project


R&D • Pra Reg : protocol
• Registrasi : laporan
• Feasebility study + stabilitas, laporan
assesment QbD valpro, laporan uji
• Pharmaceutical BE, dll
development (lab
scale  scale up 
pilot scale)
BD Registrasi

Lab scale : stab stress test + acc + real time min 6 bulan
Scale up dan Pilot (min 2 BN untuk mitu, 3 BN untuk NCE) : 1/10 dari BS real atau
100 ribu/ sesuai BS komersial jika kurang dari 100 ribu  stab acc + realtime 6 bulan
Kriteria dan
Tata Laksana
Registrasi Obat
PerBPOM no 24 tahun 2017
Kategori Registrasi
Registrasi Baru
a. Kategori 1: Registrasi Obat Baru dan Produk Biologi,
termasuk Produk Biosimilar.
b. Kategori 2: Registrasi Obat Generik dan Obat Generik
bermerek.
c. Kategori 3: Registrasi sediaan lain yang mengandung
Obat dengan teknologi khusus, dapat berupa transdermal
patch, implant, dan beads.
Registrasi Obat Produksi Dalam Negeri
Registrasi dilakukan oleh Pendaftar dengan menyerahkan dokumen registrasi.
Obat yang diregistrasi berupa:
a. Obat Produksi Dalam Negeri; atau
b. Obat Impor.

Pendaftar harus memenuhi persyaratan :


a. memiliki izin Industri Farmasi; dan
b. memiliki sertifikat CPOB yang masih berlaku sesuai dengan jenis dan bentuk sediaan yang
diregistrasi.
Kecuali calon Industri Farmasi yang sedang melakukan pembangunan atau menambah fasilitas
untuk bentuk sediaan baru atau melakukan perluasan fasilitas produksi.

Persyaratan Registrasi Obat Produksi Dalam Negeri berupa rekomendasi berdasarkan hasil inspek
si pemenuhan persyaratan CPOB. Izin Edar akan diterbitkan setelah Pendaftar memenuhi
persyaratan
Registrasi Obat Generik
Pendaftar yangmemiliki Obat Generik Bermerek dengan Zat Aktif yang sama, Obat Generik
yang diregistrasi harus dibuat dengan Formula, sumber bahan baku, spesifikasi Obat, mutu,
spesifikasi kemasan, proses produksi, dan menggunakan fasilitas produksi yang sama.

Spesifikasi meliputi:
a. ukuran;
b. bentuk;
c. warna;
d. aroma; dan
e. rasa.

Label mencantumkan informasi :


a. harga eceran tertinggi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan
b. logo generik berwarna hijau menggunakan format sebagai berikut:
Tata Laksana Registrasi

a. tahap praregistrasi; dan

b. tahap registrasi.
Dokumen Registrasi
terdiri atas:
a. bagian I : dokumen administratif, Informasi Produk dan Label.
b. bagian II : dokumen mutu.
c. bagian III : dokumen nonklinik.
d. bagian IV : dokumen klinik.
disusun sesuai dengan format ASEAN Common Technical Dossier (ACTD)

Dokumen Informasi Produk terdiri atas:


a. Ringkasan Karakteristik Produk/Brosur; dan
b. Informasi Produk untuk Pasien.
Informasi Produk untuk Pasien untuk golongan Obat tanpa resep dokter harus
disertakan pada kemasan terkecil, dapat berupa catch cover/amplop, blister, atau
brosur yang melekat kuat pada kemasan terkecil, yang terbaca selama penggunaan
Obat.
Hasil Pra Registrasi (HPR)
Terbit max 40 hari, berlaku 1 tahun sejak tanggal diterbitkan.

Jika ada tambahan data, permintaan tambahan data disampaikan secara tertulis kepada
Pendaftar.  Pendaftar menyampaikan tambahan data yang diminta paling lama 20 Hari
terhitung sejak tanggal surat permintaan tambahan data

Pendaftar tidak dapat menyampaikan tambahan data dalam jangka waktu 20 Hari 
perpanjangan pemenuhan tambahan data 1 kali dengan dilengkapi justifikasil

Pendaftar tidak dapat menyampaikan tambahan data  praregistrasi batal dan biaya
yang sudah dibayarkan tidak dapat ditarik kembali.
Lama Evaluasi
100 Hari untuk registrasi obat baru dan produk biol
ogi untuk :
1) Terapi penyakit serius yang mengancam
nyawa manusia (life saving), dan/atau mudah
menular, dan/atau belum ada atau kurangnya
pilihan terapi lain yang aman dan efektif;

2) Justifikasi diindikasikan untuk penyakit serius


dan langka (Orphan Drug) di Indonesia;

3) Program kesehatan nasional yang dilengkapi


dengan dokumen penunjang kebutuhan program
atau hasil prakualifikasi WHO;

4) Obat yang melalui proses Obat Pengembangan


Lama Evaluasi

150 Hari meliputi


Registrasi Baru Obat Generik dan Obat Generik
Bermerek yang tidak termasuk dalam jalur
evaluasi diatas

300 Hari meliputi


Registrasi Baru Obat Baru dan Produk Biologi
serta Registrasi Variasi Major indikasi baru/
posologi baru yang tidak termasuk dalam jalur
evaluasi diatas
Registrasi Baru
Permohonan Registrasi Baru  mengisi Formulir dan melampirkan dokumen registrasi.

Registrasi Baru kategori 1 juga harus menyerahkan rencana manajemen risiko

Jika ada tambahan data  Pendaftar harus menyampaikan


tambahan data max 100 Hari

Jika tidak sanggup dapat mengajukan perpanjangan


pemenuhan tambahan data 1kali dengan dilengkapi justifikasi.

Jika Pendaftar tidak dapat memenuhi TD maka


Registrasi dinyatakan batal dan biaya yang sudah dibayarkan
tidak dapat ditarik kembali.

Registrasi yang dinyatakan batal dapat diajukan kembali


Pemberian Keputusan
mempertimbangkan:
a. hasil evaluasi dokumen registrasi dan/atau
rekomendasi TPON/Tim Penilai KhasiatKeamanan/Tim
Penilai Mutu/Tim Penilai Informasi Produk dan Label;
dan/atau
b. hasil pemeriksaan setempat di fasilitas pembuatan
Obat (in-situ).

Keputusan berupa:
a. pemberian persetujuan; atau
b. penolakan.
Persetujuan
Sebelum diterbitkan persetujuan dapat diterbitkan surat pemberitahuan persetujuan
(approvable letter).

Jika AL terbit Pendaftar dapat:


a. melakukan pembuatan Obat skala komersial; atau
b. melaksanakan pemasukan Obat Impor.

AL berlaku max 2 tahun terhitung


sejak tanggal surat pemberitahuan
diterbitkan.
Persetujuan diberitahukan secara tertulis kepada Pendaftar berupa:
a. Izin Edar;
b. persetujuan khusus ekspor; atau
c. persetujuan Registrasi Variasi.
Masa Berlaku Izin Edar
Izin Edar dan persetujuan khusus ekspor berlaku
max 5 tahun selama memenuhi ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Izin Edar yang tidak diregistrasi ulang maka Obat tidak


dapat diproduksi dan/atau diedarkan, dan yang sudah
beredar wajib dilakukan penarikan kembali.

Obat yang telah habis masa berlaku Izin Edarnya dapat


diperpanjang selama memenuhi kriteria
THANK YOU

You might also like