You are on page 1of 4

Wulandari: Hubungan antara diabetes melitus tipe 2 dengan destruksi 1

periodontal
Edisi Cetak Dentika Dental Journal, Desember 2010 (ISSN: 1693-671X)

HUBUNGAN ANTARA DIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN


DESTRUKSI PERIODONTAL PADA PENDERITA
PERIODONTITIS
(RELATION OF TYPE TWO DIABETES WITH PERIODONTAL DESTRUCTION
IN PATIENT WITH PERIODONTITIS)

Pitu Wulandari, Ulipe

Departemen Periodonsia
Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Sumatera Utara
Jl. Alumni No. 2 Kampus USU Medan 20155

Abstract

Type 2 diabetes mellitus (T2DM) is one of the most common diseases found in the world especially in Indonesia. This
disease has many oral manifestations and one of them is periodontitis. The aim of this study was to know the correlat
of T2DM and periodontal destruction in those with periodontitis by using a case control study. The study comprised of
two groups of subjects who had T2DM and non diabetes respectively. Samples were taken from three places in Medan.
Each group was taken 45 people, so the total numbers of samples are 90 people. Periodontal destruction was measured
using periodontal index by Russel, probing depth and clinical attachment loss. Data was analyzed using independent
Student and Pearson correlation tests. The result showed that the periodontal index and clinical attachment loss in
T2DM patients were bigger than those in controls. Conversely, the probing depth in T2DM patients was smaller than
those in controls but it was not statistically significant. Beside that, the increasing of blood glucose did not influence the
periodontal condition. In conclusion, there was a correlation between T2DM and periodontal destruction in those with
periodontitis.

Key words: type 2 Diabetes mellitus, periodontitis, periodontal destruction

PENDAHULUAN terjadi. Periodontitis kadang bisa menjadi tanda per-


tama seseorang menderita diabetes, bahkan pada
Diabetes melitus terutama Diabetes melitus tipe 2 periodontitis yang parah dapat mengakibatkan ke-
merupakan salah satu penyakit yang banyak terjadi hilangan gigi.5
di Indonesia. Kasus diabetes pada populasi di be- Diabetes melitus merupakan suatu tanda kerenta-
berapa negara diketahui bahwa sekitar 90% adalah nan terhadap terjadinya penyakit infeksi karena ber-
Diabetes melitus tipe 2.1,2 Prevalensi penyakit ini se- peran sebagai faktor predisposisi. Di dalam rongga
lalu meningkat setiap tahunnya. Peningkatan ini mulut, periodontitis dinyatakan sebagai komplikasi
umumnya terjadi di negara-negara berkembang di- ke enam penyakit diabetes.6 Pada penelitian Taylor
sebabkan karena pertumbuhan penduduk, proses dkk. ditemukan bahwa Diabetes melitus dan perio-
penuaan, obesitas, diet serta pola hidup yang tidak dontitis merupakan penyakit kronis yang saling ber-
sehat.3 hubungan.7 Hal tersebut terbukti pada penderita dia-
Diabetes melitus tipe 2 adalah penyakit yang ter- betes dengan kontrol glikemi yang buruk ditemu-
jadi akibat berkurangnya sensitivitas insulin sehing- kan periodontitis yang lebih parah dan sebaliknya.
ga transpor glukosa dari pembuluh darah ke seluruh Penelitian epidemiologi terkini menunjukkan bahwa
tubuh terutama sel hati dan otot terganggu sehingga prevalensi diabetes dengan periodontitis secara sig-
hal ini menyebabkan kadar gula dalam darah masih nifikan terlihat lebih besar (dua kali) dibandingkan
tinggi. Penyakit ini dapat menimbulkan banyak ma- penderita tanpa periodontitis.5
salah komplikasi salah satunya terjadi pada rongga Beberapa penelitian menyatakan terjadinya pe-
mulut seperti periodontitis, gangguan laju saliva, ningkatan risiko destruksi periodontal pada pen-
burning mouth syndrome, serostomia dan infeksi derita diabetes ditandai oleh besarnya risiko ke-
kandida.1,4 Banyak individu yang menyadari telah hilangan perlekatan dan kehilangan tulang. Hasil
mengalami Diabetes tipe 2 setelah komplikasi yang sama juga ditunjukkan beberapa penelitian
parah
bahwa terjadi perubahan kedalaman saku, pening- bing, dan kehilangan perlekatan pada penderita
katan inflamasi gingiva, perdarahan sewaktu pro- diabetes. Perawatan diabetes biasanya akan me-
2 dentika Dental Journal , Vol 15, No. 2, 2010: 111-114

nurunkan risiko keparahan penyakit periodontal.8 AGE menyebabkan kolagen menjadi lebih mu-
Hubungan antara Diabetes melitus dan periodon- dah ruptur dan produksi matriks
titis juga ditemukan pada anak-anak dan remaja. metaloproteinase seperti kolagenase yang
Penelitian Lalla dkk. terhadap 350 anak dan remaja meningkat pada pen- derita diabetes akan
diabetes dan 350 anak dan remaja tanpa diabetes mendegradasi kolagen baru untuk penyembuhan
(usia 6-18 tahun) menggunakan parameter kehilang- jaringan periodonsium. Hal ini menyebabkan
an perlekatan dan perdarahan gingiva menunjukkan perubahan proses penyembuh- an luka pada
bahwa periodontitis merupakan komplikasi klinis jaringan periodonsium.4,8
pertama yang ditemukan pada penderita Diabetes 4. Perubahan lain yang terjadi pada jaringan perio-
melitus. Penelitian tersebut juga menunjukkan pre- donsium penderita diabetes adalah terjadinya
valensi penyakit periodontal dan inflamasi jaringan penebalan lamina basal pembuluh darah. Peneba-
yang lebih besar pada anak dengan Diabetes lan lamina basal ini akan menghambat transpor-
melitus dibandingkan anak tanpa Diabetes melitus.9 tasi zat-zat makanan yang penting untuk perawat-
Adanya perubahan metabolisme pada penderita an dan pemeliharaan jaringan, mengganggu
Diabetes melitus akan menimbulkan serangkaian difusi oksigen, mengganggu pembuangan sisa
perubahan pada jaringan periodonsium yang meng- metabo- lisme yang tidak berguna, dan
arah kepada destruksi periodontal. Destruksi ter- mengganggu mig- rasi lekosit serta sel imun
utama terjadi pada gingiva dan tulang alveolar, na- lainnya. Keadaan ini memperburuk kondisi
mun ligamen periodontal dan sementum tidak di- pasien sehingga memu- dahkan terjadinya
pengaruhi oleh keadaan diabetes.5 Ada beberapa periodontitis pada penderita Diabetes melitus. 4,10
me- kanisme yang menjelaskan besarnya insidens 5. Meningkatnya kadar gula darah pada penderita
dan keparahan penyakit periodontal pada penderita diabetes dapat merubah lingkungan mikroflora
dia- betes yaitu : 10 dalam mulut menjadi lingkungan yang sesuai
1. Diabetes melitus cenderung meningkatkan keren- untuk tumbuhnya bakteri tertentu dalam jumlah
tanan terhadap infeksi bakteri dengan menurun- yang melebihi kondisi normal. Kadar gula yang
kan efektifitas sel yang membunuh bakteri. Hal tinggi tersebut akan menjadi sumber bahan
ini terjadi karena adanya perubahan fungsi sel makanan untuk pertumbuhan dan perkembangan
imun seperti neutrofil, monosit dan makrofag bakteri tersebut. 1,10
sehingga kemampuan perlekatan ke bakteri, 6. Pada pasien diabetes terdapat kecenderungan ter-
kemotaksis dan fagositosis neutrofil mengalami jadinya inflamasi. Diabetes menyebabkan pro-
gangguan. Hal ini mengakibatkan penurunan duksi kadar sitokin proinflamatori menjadi lebih
kemampuan untuk membunuh bakteri sehingga tinggi seperti IL-1 dan TNF-α, yang menyebab-
membuat bakteri menjadi lebih mudah meng- kan kehilangan tulang yang lebih besar. Bakteri
invasi gingiva dan mendestruksi jaringan perio- plak berperan secara tidak langsung dalam meng-
donsium. 1,11 hasilkan mediator inflamasi, seperti prostaglan-
2. Pada penderita diabetes terbentuk Advanced Gly- din, atau sitokin yaitu IL-1 dan TNF-α, yang
cation End products (AGE) sebagai hasil dari memicu kehilangan tulang secara akut. Diabetes
hiperglikemi yang dapat memasuki jaringan dan melitus menyebabkan ketidak seimbangan pro-
mengubah fenotip makrofag dan sel lainnya duksi tulang baru setelah resorpsi tulang dengan
melalui reseptor permukaan sel spesifik. Makro- mencegah keseimbangan normal resorpsi dan
fag merupakan sel utama dalam patogenesis pembentukan tulang.10
periodontitis karena kemampuannya untuk meng-
hasilkan banyak sitokin. Advanced Glycation BAHAN DAN METODE
End products yang dihasilkan akan mengubah
makro- fagmenjadi sel berfenotip destruktif dan Penelitian ini adalah adalah penelitian analitik ob-
meng- hasilkan sitokinproinflamatori yang tidak servasional dengan rancangan Case Control. Popu-
ter- kontrol sehingga mengakibatkan kerusakan lasi penelitian adalah pasien di tiga tempat di kota
lokal yang parah pada jaringan periodonsium.1,10- Medan yaitu Puskesmas Sering, RSUD Dr. Pirngadi
12
dan klinik Periodonsia RSGM FKG USU. Subjek
3. Kolagen sebagai struktur protein primer pada ja- yang diambil untuk sampel penelitian yaitu 45
ringan periodonsium juga mengalami perubahan orang penderita DM tipe 2 yang menderita
metabolisme pada penderita diabetes. Produksi periodontitis dan 45 orang penderita periodontitis
non DM. Peng- ambilan sampel dilakukan secara
purposive samp- ling yaitu sampel yang memenuhi
kriteria inklusi dan eksklusi. Indeks pengukuran
yang dipakai ada- lah kedalaman saku, kehilangan
perlekatan dan in-
deks periodontal oleh Russel. Pengumpulan data di- kuesioner dilanjutkan dengan pemeriksaan klinis ja-
lakukan dengan wawancara langsung menggunakan ringan periodonsium menggunakan prob UNC-15.
Wulandari: Hubungan antara diabetes melitus tipe 2 dengan destruksi 3
periodontal

Rerata indeks periodontal (3,95) dan kehilangan


Edisi Cetak Dentika Dental Journal, Desember 2010 (ISSN: 1693-671X)

HASIL perlekatan (4,07) pada penderita DM tipe 2 lebih


tinggi dibandingkan penderita non DM (1,47 dan
Berdasarkan indeks periodontal, penderita non 3,44) dan perbedaan ini bermakna secara statistik
DM yang memiliki periodonsium normal adalah se- (p< 0,05). Rerata kedalaman saku penderita DM
banyak 4,4% dan yang menderita gingivitis seder- tipe 2 (2,48) lebih rendah dibandingkan penderita
hana sebanyak 20%. Namun kedua hal tersebut ti- non DM (2,58), namun perbedaan ini tidak
bermakna secara statistik (p>0,05) (Tabel 3).

Tabel 2. Persentase kedalaman saku dan kehilangan per-


lekatan pada penderita DM tipe 2 dan Non
DM
dak ditemukan pada penderita DM tipe 2. Subjek
yang memiliki penyakit periodontal destruktif ri- Penderita Kondisi periodontal Jumlah (%)
Kedalaman saku
ngan lebih banyak pada penderita non DM yaitu se- DM tipe 2 Ringan 7 (15,5)
besar 55,6% dibandingkan pada penderita DM yang Sedang 34 (75,5)
hanya ada sebesar 17,8%. Namun penyakit perio- Berat 4 (9)
dontal destruktif berat lebih banyak pada penderita Non DM Ringan 9 (20)
DM yaitu sebanyak 53,3% dibandingkan penderita Sedang 32 (71)
non DM sebanyak 20%. Demikian juga pada gam- Berat 4 (9)
baran stadium lanjut penyakit periodontal lebih ba- Kehilangan
nyak ditemukan pada penderita DM dibandingkan perlekatan
penderita non DM. DM tipe 2 Ringan 0
Sedang 6 (13,3)
Berat 39 (86,6)
Tabel 1. Persentase indeks periodontal pada penderita DM
Non DM Ringan 0
tipe 2 dan Non DM
Sedang 4 (9)
Kelompok Penderita Berat 41 (91)
Indeks Periodontal DM tipe 2 (%) Non DM (%)
Periodonsium normal 0 2 (4,4) Tabel 4 menunjukkan bahwa tidak terdapat kore-
Gingivitis sederhana 0 9 (20)
lasi bermakna (p>0,05) antara kadar gula darah de-
Penyakit periodontal
destruktif ringan 8 (17,8) 25 (55,6) ngan indeks periodontal, kedalaman saku dan kehi-
Penyakit periodontal langan perlekatan. Dengan demikian dapat disim-
destruktif berat 24 (53,3) 9 (20)
pulkan bahwa tidak ada hubungan antara kenaikan
Stadium lanjut penyakit kadar gula darah dengan perubahan jaringan perio-
periodontal 13 (28,9) 0
donsium.
Penderita DM tipe 2 yang memiliki kedalaman Tabel 4. Korelasi kadar gula darah dengan indeks perio-
saku sedang sebanyak 75,5% dan 71% pada pen- dontal, kedalaman saku dan kehilangan perle-
derita non DM, sedangkan kedalaman saku berat di- katan
jumpai sebanyak 9% pada penderita DM tipe 2 dan
penderita non DM. Penderita DM tipe 2 yang Variabel p Koefisien Korelasi
memiliki kehilangan perlekatan sedang sebanyak Kadar gula darah – indeks
0,329 -0,149
periodontal
13,3% dan penderita non DM sebanyak 9%. Kadar gula darah –
Sedangkan kehilangan per lekatan berat pada kedalaman saku 0,805 -0,038
penderita DM tipe 2 sebanyak 86, 6% dan 81% Kadar gula darah –
0,135 -0,226
pada kelompok penderita non DM (Tabel 2). kehilangan perlekatan

Tabel 3. Hasil uji statistik indeks periodontal, kedalaman saku dan kehilangan perlekatan pada penderita DM tipe 2 dan
non DM

Variabel Kelompok Jumlah Rerata ± SD p


DM tipe 2 45 3,95 ± 1,87
Indeks Periodontal Non DM 45 1,47 ± 0,83 0.0001
DM tipe 2 45 2,48 ± 0,42
Kedalaman saku Non DM 45 2,58 ± 0,63 0.389
DM tipe 2 45 4,07 ± 1,21
Kehilangan pelekatan Non DM 45 3,44 ± 0,81 0.005

PEMBAHASAN pe 2 dengan destruksi periodontal pada penderita pe-


riodontitis. Rerata indeks periodontal dan level ke-
Hasil yang diperoleh pada penelitian ini menun- hilangan perlekatan penderita DM tipe 2 lebih tinggi
jukkan adanya hubungan antara Diabetes melitus ti- dibandingkan dengan penderita non DM dan per-
4 dentika Dental Journal , Vol 15, No. 2, 2010: 111-114

bedaan ini sangat bermakna secara statistik (p< diabetes dan program kebersihan mulutz yang sifat-
0,05). Hal ini sesuai dengan penelitian Lalla dkk. nya pencegahan agar dapat membantu dalam men-
yang menunjukkan bahwa subjek penderita DM jaga kesehatan jaringan periodonsium selama men-
memiliki kehilangan perlekatan yang lebih besar derita Diabetes melitus tipe 2 serta kontrol berkala
dibandingkan dengan subjek non DM.9 Penelitian ke dokter gigi untuk mencegah perkembangan pe-
Seppala dkk. juga menunjukkan bahwa pada subjek nyakit periodontal.
dengan diabetes yang tidak terkontrol diperoleh
kehilangan tulang dan kehilangan perlekatan yang Daftar Pustaka
lebih besar dibandingkan subjek dengan Diabetes
terkontrol. Penelitian Grossi juga menunjukkan 1. Rose LF, Genco RC, Cohen DW, Mealey BL. Perio-
bahwa penderita diabetes mengalami kehilangan dontal medicine. Hamilton: BC Decker Inc, 2000:
perlekatan dua kali lebih besar dibandingkan subjek 121-150.
non DM. 2. Mealey BL, Oates TW. Diabetes melitus and perio-
Kedalaman saku yang diperoleh pada DM tipe 2 dontal diseases. J Periodontol 2006; 77: 1289-303.
lebih rendah dibandingkan penderita non DM. Hal 3. Yusro MFN. Tahun 2030 Prevalensi Diabetes Meli-
tus di Indonesia mencapai 21,3 juta orang. http://
ini bertentangan dengan penelitian Bridges dkk.
hudayusro.blogspot.com/2009/11/tahun-2030-preva
yang menyatakan bahwa diabetes mempengaruhi lensi-diabetes-melitus.html ( 09 Nopember 2009).
semua parameter periodontal mencakup skor perda- 4. Carranza FA, Newman FG, Takei HH. Carranza’s
rahan, kedalaman saku, kehilangan perlekatan dan clinical periodontology. 9th ed., Philadelphia: WB Sa-
kehilangan gigi.13 Namun dalam penelitian ini, tidak unders, 2002: 208-11.
terdapat hubungan yang bermakna antara 5. Hirst R. Diabetes and periodontitis. Aust Prescr
peningkat- an kadar gula darah dengan status 2004; 27: 36–8.
jaringan perio- donsium. Hal ini bertentangan 6. Anonymous. NIH Guide. Research on periodontal
dengan penelitian Tervonen dan Oliver yang complications of diabetes mellitus. 1994; 23: 27.
menyatakan bahwa ter- jadi peningkatan prevalensi 7. Taylor GW, Borgnakke WS. Periodontal disease: as-
dan keparahan perio- dontitis pada subjek diabetes sociation with diabetes, glycemic control and compli-
cation. Oral disease, 2008; 14: 191-203.
yang tidak terkontrol. Pengambilan sampel yang
8. Rose LF, Genco RC, Cohen DW, Mealey BL. Perio-
berasal dari puskesmas dan rumah sakit dengan dontis medicine, surgery, and implants. Philadelphia:.
kadar gula darah yang telah terkontrol Elsevier Mosby, 2004; 790-8.
memungkinkan menjadi penyebab tidak adanya 9. Lalla E, Cheng B, Lal S, Kaplan S, Softness B,
hubungan antara peningkatan kadar gula da- rah Green berg E, et al. Diabetes mellitus promotes
dengan perubahan jaringan periodonsium pada periodontal destruction in children. J Clin Periodontol
penelitian tersebut. 2007; 34: 294–8.
Sebagai kesimpulan, penelitian ini menunjukkan 10. Graves DT, Al-Mashat H, Liu R. Evidence that dia-
bahwa ada hubungan antara Diabetes melitus tipe 2 betes mellitus aggravates periodontal diseases and
dengan destruksi periodontal pada penderita perio- modifies the response to an oral pathogen in animal
models. Compendium 2004; 25(7): 38-45.
dontitis sehingga dibutuhkan kerjasama antara dok-
11. Matthews DC. The relationship between diabetes and
ter umum dan dokter gigi dalam merawat penderita periodontal disease. J Can Dent Assoc 2002; 68(3):
161-4.
12. Mealey BL. Periodontal disease and diabetes, a two
way street. J Am Dent Assoc 2006; 137: 26S-31S.
13. Bridges MJ, Moochhala SH, Barbour J, Kelly CA.
Influence of diabetes on peripheral bone mineral den-
sity in men: a controlled study. Acta Diabetologica
2005; 42: 82–86.

You might also like