Professional Documents
Culture Documents
ABSTRACT
Diabetes mellitus (DM) type 2 is a disease of excess blood sugar levels in the body
resulting in increased blood sugar levels due to lack of insulin. DM type 2 is a chronic
disease, not infrequently patients with DM depends on drugs throughout life. Drug
consumption brings economic impact besides side effects of course. Therefore it is
necessary alternative treatment in preventing the occurrence of DM type 2 disease by using
vegetables and fruits. Tomato juice is a drink that is associated with the decrease of blood
glucose levels. This study were designed to prove the effect of tomato juice on blood
glucose levels in Patients Diabetes Mellitus type 2. The study design used was quasy-
experimetal by using the draft of pre-test post-test control group design. The populations of
DM type 2 patient were in the village of Gemantar, Wonogiri. the total sample of them
were 38 respondents. The sampling tehnique used was purposive sampling. Statistical
analysis used was paired t-test and independent t-test, with the significance of p <0.05
which means that H0 is rejected. The statistical test result of treatment group showed that
there was effect of tomato juice to decrease before-meal blood glucose level. with the value
of p = 0.000, while the statistical results of Unpaired t-test for comparison between two
groups obtained blood glucose level (GDS) of p value <0.05 which means significant
decrease of blood glucose level (GDS). The conclusion of this study is the statistical test
showed there are significant differences on blood glucose levels decrease before and after
being given tomato juice. Objective : To find out the effectiveness significant results that
tomato juice can be an alternative choice in decreasing blood sugar levels (GDS) in
diabetics mellitus type 2.
Pengaruh pemberian jus tomat terhadap nilai GDS pada penderita diabetus melitus tipe 2 di Gemantar Kabupaten Wonogiri, Nugroho Page 64
Jurnal Keperawatan GSH Vol 10 No 1 Januari 2021 ISSN 2088-2734
kelompok perlakuan sebesar 40% dan intervensi diperoleh rata-rata selisih
kelompok kontrol 27,8%. Tidak GDS sebelum dan sesudah pemberian
tamat SD pada kelompok perlakuan jus tomat nilai p=0,000. Nilai p < 0,05
lebih sedikit (15%) dibanding yang berarti jus tomat dapat
kelompok kontrol (22,2%). Tamat menurunkan GDS pada kelompok
SMP/MTS pada kelompok perlakuan intervensi secara signifikan.
lebih sedikit (15%) dibanding Selanjutnya hasil analisis untuk
kelompok kontrol (22,2%). Tamat membandingkan kedua kelompok
SMA/sederajat pada kelompok dengan uji Unpired t-test diperoleh
perlakuan lebih sedikit (25%) nilai p=0,006 < α=0,05. Hal ini
dibanding kelompok kontrol menunjukan bahwa terdapat
(27,8%).Tamat D1/D2/D3 pada perbedaan penurunan GDS antara
kelompok perlakuan yaitu 5%, kelompok kontrol dan kelompok
sedangkan kelompok kontrol 0% intervensi secara signifikan.
dibanding kelompok perlakuan
Hal ini terjadi karena fungsi likopen
(25%).berumur 60-74 tahun,
dalam tomat yang berfungsi sebagai
sebanyak 7 responden (30 %).
penurun gula darah sewaktu pada
Tabel 3. Karakteristik Kadar penderita diabetes. Likopen akan
Glukosa Darah Subjek Sebelum melindungi kerja pankreas dari
Penelitian Pada Kelompok radikal bebas sehingga pankreas
Perlakuan dan Kelompok akan menghasilkan hormon insulin
Kontrol dengan baik untuk menurunkan
resistensi insulin yang menyebabkan
toleransi glukosa meningkat
(Yusharman, 2008).
Kandungan likopen pada tomat
mampu mengurangi kerusakan
Tabel 3. menunjukkan bahwa kadar oksidatif pada DNA seluler dan
glukosa darah subjek sebelum mengurangi lemak peroksidasi yang
penelitian pada kelompok perlakuan disebabkan oleh penyakit diabetes.
rata-rata adalah 102,40 mg/dl dengan
Likopen juga dapat meningkatkan
kadar terendah 75 mg/dl dan kadar
konsentrasi insulin, penurunan H202
tertinggi 234 mg/dl, sedangkan kadar
sehingga dapat berfungsi sebagai
glukosa darah subjek pada kelompok
antidiabetik (Sari M I. 2007)
kontrol rata-rata adalah 95,61 mg/dl
dengan kadar terendah 78 mg/dl dan Tomat merupakan salah satu jenis
kadar tertinggi 131 mg/dl. makanan kaya serat. Serat pada
tomat merupakan serat tidak larut
Analisa Bivariat (insoluble dietary fiber) yaitu
Hasil yang diperoleh dari hemiselulosa (Nainggolan O,
pengukuran nilai GDS pada Adimunca C, 2007). Menurut
kelompok perlakuan dan kelompok berbagai hasil penelitian
kontrol sebelum dan setelah menunjukkan adanya keterkaitan
perlakuan. antara serat pangan dengan
Uji Paired Samples T-Test : Selisih penurunan kadar glukosa darah.
kadar GDS Sebelum dan sesudah Serat dapat memperlambat
pemberian jus tomat terhadap penyerapan glukosa dari usus kecil.
penurunan kadar gula darah sewaktu Serat tidak larut mengurangi proses
Berdasarkan hasil uji statistik Paired t- glukoneogenesis yang berpengaruh
test pada kelompok kontrol di peroleh terhadap peningkatan sekresi insulin
rata-rata selisih GDS dengan nilai sehingga dapat mengurangi kenaikan
p=0,225. Nilai p > 0,05 yang berarti kadar glukosa (PERKENI,2006)
tidak terjadi penurunan GDS pada Semua pasien dalam penelitian ini
kelompok kontrol secara signifikan. mendapatkan therapi obat
Hasil uji Paired t-test pada kelompok glibenclamide 2 x 1 (5 mg).
Pengaruh pemberian jus tomat terhadap nilai GDS pada penderita diabetus melitus tipe 2 di Gemantar Kabupaten Wonogiri, Nugroho Page 65
Jurnal Keperawatan GSH Vol 10 No 1 Januari 2021 ISSN 2088-2734
Glibenlamide merupakan obat perawat dapat berkoordinasi dengan
antihiperglikemi. Efek dokter yang merawat dan unit
antihiperglikemi glibenclamide pelayanan terkait untuk pemberian
adalah dengan bekerja merangsang jus tomat pada pasien diabetes,
pankreas untuk menghasilkan insulin sehingga akan menurunkan risiko
lebih banyak agar gula diluar tubuh komplikasi dari peningkatan kadar
dapat dibagikan ke sel – sel tubuh gula darah. Selain itu, terapi
lainnya. komplementer dengan jus tomat akan
meningkatkan kesempatan perawat
Pada penelitian ini pengaruh terapi
kombinasi likopen bersama dengan dalam menunjukan caring pada
pasien (Snyder & Lindquist, 2002).
obat glibenclamide akan bersinergi
dalam menurunkan kadar gula darah.
Likopen bekerja menurunkan kadar DAFTAR PUSTAKA
gula darah dengan meningkatkan 1. Muchid A. Pharmaceutical Care untuk
kerja pankreas dalam memproduksi Penyakit Diabetes Mellitus. Direktorat
insulin untuk menurunkan resistensi Bina Farmasi Komunitas Dan Klinik,
insulin yang menyebabkan toleransi Departemen Kesehatan RI. 2005. Tersedia dari
glukosa meningkat (Yusharman, 2. Manaf A. Prediabetes. Bagian Ilmu
2008). Dengan melihat cara kerja Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran
likopen dan glibenclamide yang Universitas Andalas [serial online][dikutip
mampu meningkatkan produksi 22 Agustus 2011]. Tersedia dari: URL:
http://www.repository.unand.ac.id.
insulin, maka likopen bisa
3. Codario AR. Type 2 diabetes, pre-
bermanfaat sebagai terapi diabetes, and the metabolic syndrome.
komplementer pada pasien diabetes. Second Edition. Philadelphia,
Peran yang dapat diberikan perawat Pennsylvani, USA; 2010. Tersedia dari
dalam terapi komplementer dapat :URL: http://www.springer.com.
4. Skolnik NS. Insulin Resistance and Pre-
disesuaikan dengan peran perawat
diabetes.
yang ada, sesuai dengan batas U.S. Department of Health and Human
kemampuannya. Sebagai contoh Services; National Institutes of Health.
peran perawat komplementer yang 2008; 09–4893.
sudah ada organisasinya antara lain 5. Perkumpulan Endokrinologi Indonesia.
American Holistic Nursing Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan
Association (AHNA), National Diabetes Melitus Tipe 2 di Indonesia.
Center for Jakarta : PB. PERKENI; 2006. Hal 3-14,
Complementary/Alternative 30-31.
Medicine (NCCAM), yang 6. Whitney E, Rolfes SR, Pinna K. Nutrition
and Diabetes Mellitus. Dalam :
mengidentifikasi terapi
Understanding Normal and Clinical
komplementer berdasar natural Nutrition 7th edition. Belmont :
(alamiah) dan biological seperti jus Wadsworth; 2002. Hal 790-816.
tomat. Pemberian jus tomat termasuk 7. Hastuti RT. Faktor-Faktor Risiko Ulkus
nutraceutical yaitu gabungan dari Diabetika pada Penderita Diabetes
nutrisi dan farmasi (Snyder & Mellitus; Studi Kasus Di Rsud Dr.
Lindquist, 2002). Pemberian jus Moewardi Surakarta [Tesis]. Program
tomat adalah modalitas atau Magister Epidemiologi Universitas
intervensi yang dapat digunakan oleh Diponegoro Semarang; 2008.
pasien untuk meningkatkan 8. Kurnia IA. Manfaat Buah-buahan dan
Sayur- sayuran. Politeknik Kesehatan
kesehatannya dan sudah menjadi
Departemen Kesehatan Denpasar Jurusan
bagian dari intervensi keperawatan Gizi.
(Nursing BC, 2006). 9. Lu W, Simin L, Manson JE, Gaziano JM,
Perawat lebih banyak berinteraksi Buring JE, Sesso HD. The Consumption of
dengan klien sehingga peran Lycopene and Tomato-Based Food
Products Is Associated with the Risk of
koordinator dalam pemberian jus
Type 2 Diabetes in Women. J. Nutr 2006;
tomat sebagai terapi komplementer 136: 620–625.
juga sangat penting. Dalam hal ini 10. Gartner C, Stahl W, Sies H. Lycopen is
Pengaruh pemberian jus tomat terhadap nilai GDS pada penderita diabetus melitus tipe 2 di Gemantar Kabupaten Wonogiri, Nugroho Page 66
Jurnal Keperawatan GSH Vol 10 No 1 Januari 2021 ISSN 2088-2734
More Bioavailable from Tomato Paste Penderita Diabetes Melitus di Wilayah
than from Fresh Tomatoes. Am J Clin Nutr Kerja Puskesmas Sukoharjo I Kabupaten
2007;66:116–22 Sukoharjo [Skripsi]. Fakultas Ilmu
11. Maulida D, Zulkarnaen N. Ektraksi Kesehatan, Universitas Muhammadiyah
Antoiksidan ( Likopen ) dari Buah Tomat Surakarta. 2010.
dengan Menggunakan Solven Campuran, 19. Idamarie L. Nutrition for Weight
n – Heksana, Aseton, dan Etanol [Skripsi]. Management. Dalam : Mahan LK, Stump
Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, ES. Krause's Food, Nutrition, and Diet
Universitas Diponegoro. 2010. Theraphy 11th edition. Pensylvania :
12. Marsetyo H, Kartosaputra G. Ilmu Gizi Saunders; 2004. Hal 558-593.
(Korelasi Gizi, Kesehatan, dan 20. Ramachandran A, Snehalatha C. Diabetes
Produktivitas Kerja). Jakarta Melitus. Dalam : Michael JG, Barrie
: Rhineka Cipta; 2003. Hal 34-43. MM, John MK, Lenore A. Gizi
13. Dahlan MS. Statistik untuk Kedokteran Kesehatan Masyarakat. Jakarta : EGC;
dan Kesehatan: Statistik untuk 2005. Hal 407-419.
Kedokteran dan Kesehatan: Diskriptif, 21. Yusharmen. Petunjuk Teknis Pengukuran
Bivariat, dan Multivariat, dilengkapi Faktor Risiko Diabetes Melitus.
aplikasi dengan menggunakan metode Direktorat Jenderal Pengendalian
SPSS Edisi 3. Jakarta: Salemba Medika: Penyakit dan Penyehatan Lingkungan
2008. Hal 10-13. Departemen Kesehatan RI Jakarta. 2008.
14. Rimbawan, Albiner S. Indeks Glikemik Hal 7-11.
Pangan. Jakarta : Penebar Swadaya; 22. Hadisaputro S, Setyawan H.
2004. Hal 23-70. Epidemiologi dan Faktor-Faktor Risiko
15. Meyes PA. Glukoneogenesis dan terjadinya Diabetes Melitus Tipe 2.
Pengontrolan Kadar Glukosa Darah. Dalam : Diabetes Melitus Ditinjau dari
Dalam: Murray RK, Granner DK, Mayes Berbagai Aspek Penyakit Dalam.
PA, Rodwell VW. Biokimia Harper 25th Semarang : Badan Penerbit UNDIP
edition. Jakarta: EGC; 2003. Hal. 178- (PERKENI) : 2007. Hal 133-154.
216. 23. Sari MI. Reaksi-reaksi Biokimia sebagai
16. Arthur C, Guyton. Insulin, Glukagon, dan Sumber Glukosa Darah [Skripsi].
Diabetes Melitus. Dalam : Buku Ajar Fakultas Kedokteran Sumatera
Fisiologi Kedokteran. Jakarta : EGC; Utara.2007.
1997. Hal 1010-28. 24. Kailaku SI, Sunarmani. Potensi Likopen
17. WHO. Asia-Pacific Perspective : dalam Tomat untuk Kesehatan. Balai
Redefining Obesity and its Treatment. Besar Penelitian dan Pengembangan
International Association for the Study of Pascapanen Pertanian: Buletin Teknologi
Obesity. Sydney: Health Pascapanen Pertanian 2007 Vol.3
Communications Australia Pty Ltd; 2000. 25. Nainggolan O, Adimunca C. Diet Sehat
18. Nugroho SA. Hubungan Antara Tingkat dengan Serat. Cermin Dunia Kedokteran.
Stress Terhadap Kadar Gula Darah 2005 Vol. 51 No. 147
Pengaruh pemberian jus tomat terhadap nilai GDS pada penderita diabetus melitus tipe 2 di Gemantar Kabupaten Wonogiri, Nugroho Page 67