Professional Documents
Culture Documents
Abstract
Renal insufficiency due to diabetes disease has subsequently been known by the name of Diabetic Kidney Disease (DKD) or
Diabetic Nephropathy (ND) is a complication of diabetes that is included in microvascular complications, the complications
that occur in small blood vessels (small). The purpose of this research was to determined the level of knowledge about DM
dietery with complication of kidney failure. Samples of this research taken by using purposive sampling technique. This study
used a” descriptive – correlation” research design with cross sectional study " . Total sample of 74 people with using
purposive sampling technique sampling by taking into account the inclusion criteria Measuring instrument to look at the diet
by using kuesioner knowledge and to see the complications of chronic renal failure was using secondary data . The analysis
used univariate and bivariate analysis with the chi-square test . The results showed a high knowledge of the results of as many
as 42 ( 56.8 % ) and low knowledge of as many as 32 (43.2 %), while the average stage of CRF in stage IV were 12
respondents ( 16.2 % ) and stage V as 62 respondents ( 83.8 % ). The results of this study with p value = 0,843, There is no
relationship between the level of knowledge about the diet of patients with DM with complications of chronic renal failure. The
results of this study are expected to be one of the nursing interventions to improve diabetes patients knowledge about the diet
of diabetic nephropathy in order not to aggravate the situation.
2
kelamin, umur, pendidikan, pekerjaan, lama Tabel 2
menderita DM dan lama menderita GGK. Distribusi responden menurut tingkat
pengetahuan dan stadium
Tabel 1 Jumlah dan Persentase
Karakteristik responden penderita DM n %
berdasarkan jenis kelamin, umur, pendidikan, Tingkat pengetahuan diet
- Tinggi
pekerjaan, lama menderita DM dan lama - Rendah 42 56,8
menderita GGK 32 43,2
Jumlah dan persentase Stadium GGK
Karakteristik
N % - Stadium IV 12 16,2
Jenis Kelamin - Stadium V 62 83,8
- Laki-laki 33 44,6 Tabel 2 menunjukkan bahwa responden
- Perempuan 41 55,4
dengan pengetahuan tinggi sebanyak 42 (56,8%)
Umur dan mayoritas stadium V sebanyak 62 (83,8).
- Dewasa awal (20-40 2 2,7
tahun) 1. Analisa Bivariat
- Dewasa pertengahan 72 97,3
(40-60 tahun) Tabel 3
Hubungan tingakat pengetahuan tentang diet
Pendidikan dengan komplikasi gagal ginjal kronik
- SD 19 25,7 Independent Dependent Total ρ
- SMP 3 4,1
(Tingkat (Komplikasi value
- SMA 28 37,8
- PT 24 32,4 pengetahuan GGK)
)
Pekerjaan Stadiu Stadi N Perse
- Tidak bekerja 27 36,5 m IV um V n(%)
- PNS 16 21,6 Rendah 6 26 32 100
- Wiraswasta 31 41,9 5,2 36,8
Tinggi 6 36 42 100 0,843
Lama Menderita DM
6,8 35,2
- 1-9 Tahun 27 36,5
- ≥10 Tahun 47 63,5 Total 12 62 74 100
12,0 62,0
Lama Menderita GGK Tabel 4 menunjukkan bahwa dari hasil uji
- <2,4 Tahun 45 60,8
statistik responden yang mempunyai tingkat
- >2,5 Tahun 29 39,2
pengetahuan diet rendah dengan komplikasi GGK
stadium IV sebanyak 6 responden (18,8%) serta
Tabel 1 menunjukkan bahwa mayoritas dengan komplikasi GGK stadium V sebanyak 26
responden dalam penelitian adalah perempuan responden (81,3%) dan dengan pengetahuan
yaitu sebanyak 41 orang (55,4%) dan berusia tinggi dengan komplikasi GGK stadium IV
dewasa pertengahan sebanyak 72 orang (97,3%). sebanyak 6 responden (16,2) serta komplikasi
Responden terbanyak berpendidikan SMA yaitu GGK stadium V sebanyak 36 responden (85,2%)
28 orang (37,8%) dan mayoritas wiraswasta Hasil uji statistik menggunakan chi-square
sebanyak 31 orang (41,9%). dengan nilai expectednya tidak ada yang <5 maka
nilai Nilai ρ value < α (0,843 > 0,05) dapat
disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara
tingkat pengetahuan diet dengan komplikasi gagal
ginjal di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru.
PEMBAHASAN
a. Karakteristik responden
Berdasarkan jenis kelamin didapatkan
bahwa sebagian besar responden berjenis
kelamin perempuan 41 responden (55,4%) dan
laki-laki sebanyak 33 responden (44,6%). Hal
3
ini disebabkan oleh penurunan hormon perilaku hidup sehat, terutama mencegah
estrogen akibat menopause. Estrogen pada kejadian diabetes melitus. Semakin tinggi
dasarnya berfungsi untuk menjaga tingkat pendidikan maka semakin tinggi pula
keseimbangan kadar gula darah dan kemampuan seseorang dalam menjaga pola
meningkatkan penyimpanan lemak, serta hidupnya agar tetap sehat. Selain itu, tingginya
progesteron yang berfungsi untuk kejadian hiperglikemia pada responden yang
menormalkan kadar gula darah dan membantu memiliki tingkat pendidikan yang rendah
menggunakan lemak sebagai energi (Taylor, menunjukkan bahwa kurangnya pengetahuan
2005). Pada dasarnya setiap penyakit dapat tentang penyakit menyebabkan kadar gula
menyerang manusia baik laki-laki maupun darah tidak terkontrol (Riyadi, 2004). Hasil
perempuan, tetapi pada beberapa penyakit yang didapatkan sesuai karena jumlah
terdapat perbedaan frekuensi antara laki-laki responden yang ditemukan di lapangan yang
dan perempuan. Namun, berbagai literatur berpendidikan SMA yang paling banyak
tidak ada yang menyatakan bahwa jenis ditemukan pada responden. Menurut
kelamin merupakan patokan untuk Notoatmodjo (2007) tingkat pengetahuan
menyebabkan seseorang mengalami gagal seseorang dapat di pengaruhi oleh beberapa
ginjal kronik. Hal inilah yang menyebabkan faktor salah satunya pendidikan, status
kejadian DM lebih tinggi pada wanita pendidikan mempengaruhi kesempatan
dibanding pria. Penelitian Nurchayati (2011) memperoleh informasi mengenai
yang menyatakan bahwa responden laki-laki penanggulangan penyakitnya.
lebih banyak mengalami gagal ginjal kronik Berdasarkan pekerjaan responden
karena faktor pola hidup dan pola makan didapatkan bahwa jumlah responden yang
responden laki-laki yang suka merokok dan banyak menderita DM yaitu responden yang
minum kopi. Pada penelitian ini didapatkan bekerja sebagai wiraswasta seperti berdagang
perempuan lebih banyak yang menderita DM dan bekerja di perusahaan swasta berjumlah 31
dengan komplikasi GGK hal ini disebabkan responden (41,9%). Pekerjaan juga
karena dari hasil data yang di dapatkan peneliti mempengaruhi pengetahuan masyarakt yang
jumlah penderita DM lebih banyak perempuan sibuk dengan kegiatan atau pekerjaan sehari-
daripada laki-laki. hari akan lebih sedikit untuk memperoleh
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan informasi. Menurut American Diabetes
di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru Association (2011) yang menyatakan bahwa
didapatkan hasil bahwa sebagian besar aktivitas fisik memiliki manfaat yang besar
responden berada dalam tahap dewasa karena kadar glukosa dapat terkontrol melalui
pertengahan (41-60 tahun) berjumlah 72 aktivitas fisik serta mencegah terjadi
responden (97,3%). Menurut Black dan Hawks komplikasi. Hasil penelitian Gultom (2012)
(2005) DM sering terdiagnosa pada orang mengatakan bahwa setiap orang yang memiliki
dewasa berumur lebih dari 40 tahun serta DM jam kerja tinggi dengan jadwal tidak teratur
tipe 2 lebih umum terjadi pada orang dewasa menjadi faktor dalam meningkatnya penyakit
dengan suku bangsa tertentu. Seiring DM, selain itu jam kerja yang bergiliran
bertambahnya usia, sel menjadi semakin sehingga terganggunya jadwal makan dan
resisten terhadap insulin, menurunkan tidur yang mengakibatkan kenaikan berat
kemampuan tubuh untuk memetabolisme badan dan beresiko besar terkena DM.
glukosa. Selanjutnya, pengeluaran insulin dari Berdasarkan lama hari rawat responden
sel beta pankreas menurun dan terhambat. didapatkan bahwa dari 74 responden di
Berdasarkan tingkat pendidikan responden ruangan hemodialisa dan rawat jalan RSUD
didapatkan bahwa jumlah responden yang Arifin Achmad Pekanbaru yang diteliti,
terbanyak yaitu tingkat pendidikan SMA yang karakteristik responden berdasarkan lama
berjumlah 28 responden (37,8%) dan yang menderita DM didapatkan bahwa responden
paling sedikit yaitu tingkat pendidikan SMP yang dirawat 1-9 tahun berjumlah 27
yang berjumlah 3 responden (4,1%). Tingkat responden (36,5%). Responden yang lama
pendidikan dapat mempengaruhi kemampuan menderita ≥10 berjumlah 47 responden
dan pengetahuan seseorang dalam menerapkan (63,5%). Hal ini di karenakan DM adalah
4
penyakit kronis, selain itu karena DM selama mereka menderita DM baik dirumah
merupakan penyakit global dan malahan sudah sakit maupun puskesmas ditempat daerah
merupakan suatu epidemi (Soegondo, mereka tinggal.
Soewondo & Subekti, 2005) c. Komplikasi Gagal Ginjal Kronik
Berdasarkan lama menderita responden Berdasarkan perilaku responden
didapatkan bahwa dari 74 responden di didapatkan bahwa dari 74 responden di
ruangan hemodialisa dan rawat jalan RSUD ruangan hemodialisa dan rawat jalan RSUD
Arifin Achmad Pekanbaru yang diteliti, Arifin Achmad Pekanbaru yang diteliti,
karakteristik responden berdasarkan lama sebagian besar responden sudah terkompliksi
menderita didapatkan bahwa responden yang GGK Pada stadium V yaitu berjumlah 62
menderita <2,4 tahun berjumlah 45 responden responden (83,8%). Penyandang diabetes yang
(60,8%). Responden yang menderita >2,5 mengalami penyakit ginjal memiliki mortalitas
tahun berjumlah 29 responden (39,2%). Hal ini yang lebih tinggi dibandingkan pasien yang
terjadi karena beberapa penelitian tentang tidak menyandang diabetes namun memiliki
progesivitas terjadinya gagal ginjal kronis penyakit ginjal stadium akhir. Kontrol
akibat dari DM setelah 12-15 tahun menderita glikemik yang baik telah terbukti dapat
DM. Tingginya komplikasi kronik seperti memprlambat laju timbulnya proteinuria dan
GGK Terjadi karena lamanya penderita DM progresisivitas pada diabetes (O’callaghan,
dengan kondisi Hiperglikemia (Soegondo, 2009). Pada penelitian ini tingginya angka
Soewondo & Subekti, 2005). Pada penelitian komplikasi DM diakibat kan lamanya
ini sesuai karena responden terbanyak responden menderita DM, rata-rata responden
menderita DM >10 tahun. yang sudah terkomplikasi GGK sudah
b. Tingkat Pengetahuan Diet menderita DM > 10 tahun.
Berdasarkan tingkat pengetahuan diet
responden didapatkan bahwa tingkat d. Hubungan tingkat pengetahuan diet dengan
pengetahuan responden sebagian sebagian komplikasi gagal ginjal kronik
responden memiliki tingkat pengetahuan Hasil analisis hubungan tingkat
rendah yaitu berjumlah 42 responden (56,8 %). engetahuan dengan komplikasi gagal ginjal
Pada proses pengumpulan data peneliti kronik tentang diet diabetes melitus di RSUD
menemukan responden banyak berasal dari Arifin Achmad Pekanbaru didapatkan hasil
daerah luar pekanbaru yang mana di bahwa 6 (5,2%) responden yang
puskesmas ataupun di rumah sakit mereka berpengetahuan rendah mempunyai
memeriksa kesehatan tidak pernah penyuluhan komplikasi gagal ginjal kronik pada stadium
atau konsultasi diet. Dari hasil yang IV dan berjumlah 26 responden mempunyai
didapatkan bahwa tingkat pendidikan komplikasi pada stadium V (26,6%) dan
terbanyak adalah SMA, oleh karena itu berpengetahuan tinggi berjumlah 6 responden
responden yang berpendidikan tinggi lebih (6,8%) dengan stadium IV dan memiliki
mudah menerima hal-hal baru. Menurut komplikasi pada stadium V berjumlah 36
Notoadmodjo (2010) menjelaskan bahwa responden (35,2%) .
semakin tinggi pendidikan semakin tinggi pula Hasil uji statistik menggunakan chi-squre
pengetahuan. Akan tetapi, bukan berarti diperoleh nilai ρ value = 0,843 yang berarti ρ
seseorang yang berpendidikan rendah mutlak value < α (0,843< 0,05). Hal ini berarti Ho
berpengetahuan rendah dan sebaliknya gagal diterima, maka dapat disimpulkan bahwa
seseoraang yang mempunyai pendidikan tinggi tidak ada hubungan antara tingkat
mempunyai pengetahuan tinggi. Bedasarkan pengetahuan diet pada diabetes melitus dengan
penelitian yang dilakukan sebagian responden komplikasi gagal ginjal kronik di RSUD Arifin
mendapatkan pengetahuan diet dari tenaga Achmad Pekanbaru.
kesehatan seperti ahli gizi, dokter dan perawat Berdasarkan hasil penelitian ini
serta ada yang mendapatkan informasi dari menunjukkan bahwa sebagian responden
buku dan internet tetapi ada sebagian dalam penelitian ini telah menempuh
responden yang berasal dari luar Pekanbaru pendidikan menengah keatas. Menurut
tidak pernah mendapatkan informasi diet Notoadmodjo (2005) bahwa tingkat
5
pendidikan seseorang dapat mengembangkan mampu berprilaku yang sehat agar terhindar
pengetahuan dan kemampuan sehingga dari berbagai komplikasi termasuk Gagal
individu mampu berdiri sendiri. Tetapi hasil ginjal kronik.
penelitian ini tidak sesuai dengan pernyataan Sejalan dengan hasil penelitian yang
sebagian responden memiliki pengetahuan dilakukan Probasari (2013) tentang faktor
tinggi dan angka komplikasi gagal ginjal juga resiko gagal ginjal pada diabetes melitus yang
tinggi. Dilihat dari lama menderita DM rata- menyebutkan ada beberapa faktor yaitu faktor
rata responden menderita DM >10 tahun metabolik yang bisa mempengaruhi
semakin lama durasi penyakit yang dirasakan, progresivitas komplikasi yang menyebabkan
penderita penyakit kronis seperti DM akan hiperglikemi, hormon pertumbuhan dan
merasa jenuh dan bosan untuk terus Cytokin yang mana hormon ini berperan
melakukan upaya pengendalian penyakitnya. penting dalam progresivitas gangguan fungsi
Pendapat ini sesuai dengan pernyataan WHO ginjal, ras biasanya GGK yang disebabkan
(2003) bahwa durasi penyakit merupakan DM banyak terjadi pada bangsa asia selatan,
faktor yang dapat mempengaruhi kepatuhan diet dan lipid beberapa penelitian
penderita penyakit kronis terhadap membuktikan adanya penurunan kadar
pengobatan.hal ini lah yang dapat albumin yang signifikan setelah dilakukan
mengakibatkan tingginya angka kejadian intervensi diet tetapi pada penelitian meskipun
komplikasi pada DM. pengetahuan tinggi tentang diet tinggi tapi
Hasil Penelitian Arsono (2005) hipertensi kejadian komplikasi GGK juga tinggi. Genetik
diastolik akan berpengaruh terhadap perfusi juga salah satu faktor resiko yaitu peran gen
ginjal yang mengakibatkan kerusakan pada polimorfisme Angiotensin converting enzim
glomerulus ginjal, insiden proteinuria persisten (ACE). Riwayat penyakit kardivaskuler
lebih sering terdapat pada pasien DM dengan sebelumnya.
tekanan diastolik >90 mmhg, hal ini di perkuat
dengan pernyataan Mongensen bahwa KESIMPULAN
hipertensi diastolik merupkan faktor resiko Hasil penelitian tentang hubungan antara
kuat timbulnya nefropati. Kemudian selain itu tingkat pengetahuan tentang diet pasien DM
ada beberapa faktor yang menunjukkan bukti dengan komplikasi gagal ginjal kronik RSUD
penyebab timbulnya gagal ginjal pada diabetes Arifin Achmad Pekanbaru menyatakan bahwa
pada diabetes melitus yaitu faktor metabolik, mayoritas responden dengan jenis kelamin
hormon pertumbuhan dan cytokin dan faktor perempuan yaitu sebanyak 41 responden (55,4%),
vasoaktif. Penelitian di inggris juga umur responden berada pada tahap umur dewasa
menyebutkan faktor resiko terjadinya GGK pertengahan (41-60 tahun) yaitu sebanyak 72
pada penderita DM yaitu glikemia dan tekanan responden (97,3) Pada tingkat pendidikan,
darah, ras, diet dan lipid dan genetik. Pada mayoritas responden berpendidikan SMA
penelitian ini pengetahuan diet tidak ada sebanyak 28 responden (37,8%), dengan jenis
hubungan dengan terjadinya gagal ginjal pekerjaan responden yaitu sebagai wiraswasta
kronik, pengetahuan tinggi maupun rendah berjumlah 31 responden (41,9%). Hasil
kejadian GGK pada stadium V tetap tinggi. klasifikasi rata-rata responden pengetahuan
Hal ini dikarenakan DM merupakan tinggi yaitu sebanyak 42 responden (56,8%), dan
permasalahan yang dapat di kendalikan, oleh untuk komplikasi GGK didapatkan bahwa
karena itu penderita DM membutuhkan responden yang memiliki komplikasi dengan
bantuan nyata bukan hanya sekedar stadium V sebanyak 62 responden (83,8%).
mengetahui saja tetapi sebaiknya harus dibantu Berdasarkan uji statistik didapatkan ρ value
dalam penyediaan terapi diet maupun 0,843 yang berarti ρ value > α (0,843 >0,05). Hal
dukungan sosial, dukungan sosial seperti ini menunjukkan tidak ada hubungan antara
keluarga, teman, sesama teman penderita DM tingkat pengetahuan diet DM dengan komplikasi
dan tenaga kesehatan sebagai sumber gagal ginjal kronik di RSUD Arifin Achmad
informasi yang bisa meningkatkan Pekanbaru.
pengetahuan dan aplikasi tentang penyakit DM
untuk mencapai keadaan yang sehat sehingga
6
1
SARAN Refianti Marsinta: Mahasiswa Program Studi
Bagi Ilmu keperawatan hasil penelitian ini Ilmu Keperawatan Universitas Riau
2
diharapkan dapat memberikan informasi dan Yesi Hasneli: Dosen Departemen Keperawatan
masukan bagi perawat maupun tenaga kesehatan Medikal Bedah Program Studi Ilmu Keperawatan
lainya untuk berperan serta melakukan Universitas Riau
3
pencegahan komplikasi bukan dengan hanya diet Ari Pristiana Dewi: Dosen Departemen
saja, dengan mencari faktor penyebab lain Keperawatan komunitas Program Studi Ilmu
terjadinya komplikasi gagal ginjal kronik pada Keperawatan Universitas Riau
penderita DM.
Bagi rumah Sakit penelitian ini
diharapkan dapat sebagai bahan masukan bagi DAFTAR PUSTAKA
pihak rumah sakit agar selalu melakukan
pencegahan ataupun pengobatan yang Arsono, S. (2005). Faktor resiko terbukti
komprehensif pada para penderita DM agar terjadinya gagal ginjal kronik pada
kejadian GGK bisa dikendalikan. Bagi perawat diabetes melitus. Di peroleh tanggal 20
hendaknya dapat meningkatkan fungsi sebagai januari 2014 dari
educator yaitu harus memberikan informasi http://www.eprints.undip.ac.id
kepada penderita DM tentang diet dalam Departemen Kesehatan RI. (2005).
meningkatkan pengetahuan tentang diet dan Pharmaceutical care untuk penyakit
penatalaksanaannya. diabetes mellitus. Diperoleh tanggal 5
Bagi peneliti selanjutnya hasil penelitian Juni 2013 dari
ini dapat dijadikan sebagai data dan informasi http://binfar.depkes.go.id/download/PC_D
dasar untuk melakukan penelitian lebih lanjut M.pdf.
yang berhubungan dengan 4 pilar pengelolaan Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru (2012). Data
DM bukan hanya diet saja. Perbaikan jumlah penemuan penyakit diabetes melitus.
sampel ataupun metode penelitian agar hasil Pekanbaru: Dinkes Kota Pekanbaru.
penelitian lebih tepat dan akurat. Friedman, M. M., Bowden, R. V., & Jones, G. E.
(2010). Keperawatan keluarga riset, teori
UCAPAN TERIMA KASIH & praktek. Jakarta: ECG.
Terima kasih yang tidak terhingga atas bantuan Gultom, T. Y. (2012). Tingkat pengetahuan
dan bimbingan dari berbagai pihak dalam pasien diabetes melitus tentang
menyelesaikan laporan penelitian ini. manajemen diabetes melitus. Diperoleh
tanggal 22 januari dari
http://lontar.ui.ac.id/file
Nurchayati, S. (2011). Analisis Faktor-faktor
Haryanti, D. (2011). Hubungan Antara yang berhubungan dengan kualitas hidup
Pengetahuan Klien Diabetes Mellitus Tipe pasien penyakit ginjal kronik yang
II Tehadap Kepatuhan Pola Diet menjalani hemodialisis di rumah sakit
Diabetes.Universitas Riau.Tidak islam fatimah cilacap dan rumah sakit
Dipublikasikan. umum daerah banyumas. Diperoleh pada
Hasneli, Y. (2009). The effect of a health beliefe tanggal 19 Agustus 2013 dari
model based educational program to http://lontar.ui.ac.id/file?file=digital/2028
prevent diabetes complication on dietary 2431-T%20Sofiana%20Nurchayati.pdf
behavior of Indonsia adults with type 2 O’callaghan. (2009). At a glance sistem ginjal.
diabetes mellitus. Jurnal Keperawatan Erlangga: Jakarta
professional Indonesia. Vol 1. Pekanbaru: Probasari, E. (2013). Faktor resiko gagal ginjal
ISSN pada diabetes melitus. Journal. Di
Medical Record RSUD. (2013). Catatan Rawat peroleh tanggal 15 Desember dari
Inap dan Rawat Jalan Pasien DM. Tidak http://www.e.Journal.undip.ac.id
Dipublikasikan. Royanah. (2010). Efektifitas Transtheoretical
Notoatmodjo, S. (2010). Metode Penelitian Model Berbasis pendidikan kesehatan
Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta terhadap perubahan pola diet (High fat
7
Diet ) pada pasien DM. Universitas Riau.
Tidak Dipublikasikan.
Riyadi. (2004). Tingkat pengetahuan dengan
deteksi diabetes melitus. Diperoleh
tanggal 20 januari 2014 dari
http://digilib.unimus.ac.id/download.php?i
d=4685.
Sudoyo, A., Setyohadi, B., Alwi, I., Marcellus,
dan Setiati, S. (2009). Buku ajar ilmu
penyakit dalam. (edisi 4). Jakarta:
Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI.
Taylor, C., Lillis, C., & Lemone, P. (2005).
Fundamental of nursing. (5th).
Philadelphia: Lippincott Williams &
Wilkins.
Soegondo, S., Soewondo, P., Subekti, I. (2005).
Penatalaksanaan diabetes melitus
terpadu. Jakarta: Pusat diabetes dan lipid