You are on page 1of 9

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)

Volume 6, Nomor 1, Januari 2018 (ISSN: 2356-3346)


http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

SCREENING FUNGSI GINJAL SEBAGAI PERBAIKAN OUTCOME


PENGOBATAN PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE II
(Studi di Wilayah Kerja Puskesmas Ngesrep)

Astri Aditya*, Ari Udiyono**, Lintang Dian Saraswati**, Henry Setyawan***


*)Mahasiswa Peminatan Epidemiologi dan Penyakit Tropik, FKM UNDIP Semarang
**)Dosen Bagian Epidemiologi dan Penyakit Tropik, FKM UNDIP Semarang
Email :astri.aditya@yahoo.com

ABSTRACT

Chronic renal failure is a progressive renal function disorder and irreversible.


Diabetes is the main cause of kidney disease. Kidney damage due to chronic
diabetes mellitus is common. Most of kidney disease has no symptoms, The way to
find out kidney disease in people with diabetes is to do kidney examination. The
purpose of this study to describe the state of kidney function in patients with type 2
diabetes mellitus in the work area of Puskesmas Ngesrep. a cross-sectional study
was conducted Agustus 2017 in patients with type 2 diabetes in the work area of
Puskesmas Ngesrep. The sample of this study was 77 by random sampling
technique. The data were collected through interviews and measurements (blood
pressure, blood sugar, BMI, blood creatinine). The results showed the proportion of
patients with diabetes who have impaired kidney function totaled 88.3%. Mean of
creatinine level in people with diabetes mellitus 1.4±0.8 mg/dl, mean GFR in diabetic
patients 61,16±23,42 mL/min. Status of most kidney function is impaired moderate
renal function with GFR 30-59mL/min (50,6%). Patients aged> 62 years (66.7%),
female gender (53.7%), duration of DM> 5 years (69.2%), high fasting blood glucose
(51.2%), 2 post Prandial blood glucose GD2JPP) high (51.7%), high systolic blood
pressure (54.2%), high diastolic blood pressure (35.9%), high creatinine (75.0%), no
oral hyperlaboremic agents and insulin (45.5%), antihypertensive (43.2%).
Suggested diabetes patients control blood sugar and blood pressure levels and
adjust drug consumption based on kidney function.

Keywords : kidney function tests, type 2 diabetes mellitus, GFR, creatinine

PENDAHULUAN misalnya infeksi, tumor, kelainan


Gagal ginjal kroník merupakan bawaan, penyakit metabolik atau
gangguan fungsi ginjal yang progresif degeneratif, dan lain-lain.2 Prevalensi
dan irreversbIe. saat ginjal sudah tidak gagal ginjal kronik terus meningkat
mampu menjalankan fungsinya akan setiap tahunnya. Tahun 2011 di
menyebabkan kegagalan ginjal.1 Indonesia terdapat 15353 pasien baru
Penyakit ginjal juga didefinisikan yang menjalani hemodialisis dan tahun
sebagai kelainan yang mengenai organ 2012 terjadi peningkatan pasien yang
ginjal yang timbul akibat berbagai faktor, menjalani hemodialisis sebanyak 19621

191
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 1, Januari 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

pasien baru yang menjalani Kebanyakan orang dengan


hemodialisis.3 Data Riskedas 2013, penyakit ginjal diabetik tidak memiliki
prevalensi gagal ginjal kronis berdasar gejala.Pasien mungkin merasa nyeri,
diagnosis dokter di Indonesia sebesar mengalami gangguan berkemih, dan
0,2%.2 lain-lain. Terkadang pasien penyakit
Ginjal memegang peranan ginjal tidak merasakan gejala sama
penting dalam pengeluaran zat-zat sekali. Pada keadaan terburuk, pasien
toksis atau racun, mempertahankan dapat terancam nyawanya jika tidak
keseimbangan cairan dan zat-zat lain menjalani hemodialisis (cuci darah)
dalam tubuh. Ginjal mengeluarkan sisa- berkala atau transplantasi ginjal untuk
sisa metabolisme hasil akhir dari protein menggantikan organ ginjalnya yang
ureum, kreatinin, dan amoniak.4 telah rusak parah.Satu-satunya cara
Kreatinin merupakan salah satu hasil untuk mengetahui penyakit ginjal pada
akhir yang dikeluarkan oleh ginjal yang penderita diabetes melitus adalah
sehat. Tingginya tingkat kreatinin dalam melakukan pemeriksaan ginjal.7
darah dapat mengindikasikan fungsi Kreatinin serum merupakan standar
ginjal lemah.5 penelitian yang biasa untuk mengukur
Terdapat banyak komplikasi fungsi ginjal dan perkembangan dari
jangka panjang pada diabetes gagal ginjal terminal.5Ketika penyakit
melitus.Sebagian besar disebabkan oleh ginjal didiagnosis dini, beberapa
tingginya konsentrasi glukosa darah, perawatan dapat dilakukan untuk
serta berperan menyebabkan morbiditas mencegah penyakit ginjal yang semakin
dan mortalitas penyakit. Komplikasi buruk.9
tersebut mengenai hampir semua organ Diabetes Melitus (DM) atau
tubuh.6 Diabetes adalah penyebab disingkat Diabetes adalah gangguan
utama dari penyakit ginjal. Sekitar 1 dari kesehatan yang berupa kumpulan gejala
4 orang dewasa dengan diabetes yang disebabkan oleh peningkatan
memiliki penyakit ginjal.7 Di Amerika kadar gula (glukosa) darah akibat
Serikat terhitung lebih dari 40% dari kekurangan ataupun resistensi insulin.10
kasus baru gagal ginjal akibat diabetes DM adalah penyakit dimana seseorang
melitus.8 Kerusakan ginjal akibat mengeluarkan/mengalirkan sejumlah
diabetes melitus yang kronik sering besar urin yang terasa manis. Paling
dijumpai. Terjadi hipertrofi ginjal akibat sedikit terdapat tiga bentuk diabetes
peningkatan kerja yang harus dilakukan melitus yaitu tipe I, tipe II, dan diabetes
oleh ginjal pengidap diabetes kronik gestasional.6
untuk menyerap ulang glukosa.6 Berdasarkan bukti epidemiologi
Tingginya kadar glukosa darah terkini, jumlah penderita diabetes di
membuat ginjal menyaring terlalu seluruh dunia saat ini mencapai 200
banyak darah.9 Glukosa darah tinggi juta, dan diperkirakan meningkat lebih
dapat merusak pembuluh darah di dari 330 juta pada tahun 2025.11 Pada
ginjal.Ketika pembuluh darah rusak, tahun 2012, sekitar 1,5 juta kematian
mereka tidak bekerja dengan baik. secara langsung disebabkan oleh
Banyak orang dengan diabetes juga diabetes dan 2,2 juta kematian yang
mengalami tekanan darah tinggi, yang disebabkan glukosa darah tinggi.
dapat merusak ginjal.7 Hampir setengah dari semua kematian
disebabkan glukosa darah tinggi terjadi

192
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 1, Januari 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

sebelum usia 70 tahun. WHO puskesmas, angka tertinggi berada di


memproyeksikan bahwa diabetes akan Puskesmas Ngesrep yang mencapai
menjadi penyebab utama 7 kematian 52.15%.20
pada tahun 2030.12Diabetes melitus Sekitar 20-40% penyandang
masih menjadi persoalan kesehatan diabetes akan mengalami nefropati
serius dunia, termasuk diabetik.21Diabetes melitus menjadi
Indonesia.Indonesia merupakan negara masakah kesehatan, karena DM
yang berada di urutan ke-4 dengan merupakan salah satu penyebab utama
prevalensi diabetes tertinggi di dunia terjadinya gagal ginjal terminal.Sekitar 1
setelah India, China, dan Amerika dari 4 orang dewasa dengan diabetes
Serikat. Data WHO memperkirakan memiliki penyakit ginjal.7Gagal ginjal
jumlah penderita DM tipe 2 di Indonesia terminal merupakan penyakit yang tidak
akan meningkat signifikan hingga 21,3 dapat disembuhkan dan memerlukan
juta jiwa pada 2030 mendatang.13 biaya yang mahal untuk
Peningkatan prevalensi data pengelolaannya. Banyak penderita
penderita DM di atas salah satunya terpaksa meninggal karena tidak
yaitu Provinsi Jawa Tengah pada tahun mampu dalam pembiayaannya.22Gagal
2014 yang mencapai (15,53%) dan ginjal kronik dapat dicegah dengan
pada tahun 2015 mencapai kebiasaan, gaya hidup sehat dengan
(18,33%).14,15Dari 35 kabupaten ataupun pengendalian faktor risiko Iainnya. Pada
kota di Jawa Tengah, Kota Semarang prinsipnya upaya pencegahan yang
masuk dalam 10 besar kabupaten/kota dapat dilakukan adalah melakukan
dengan jumlah kasus baru DM tipe penyesuaian terhadap risiko yang ada
2.7 Kasus DM Tipe 2 pada tahun 2015 dalam masyarakat.Meningkatnya
menempati posisi ketiga sebagai kreatinin dalam darah > 1.5 mg/dl dapat
penyakit tidak menular dengan proporsi mengindikasikan fungsi ginjal lemah.5
terbanyak setelah penyakit hipertensi Gagal ginjal kronik menjadi
(60,50%) dan asma bronkial (8,87%), masalah kesehatan masyarakat serius
yaitu sebanyak 3,69%, dan proporsi yangperlu mendapatkan tindakan
kasus tersebut terhadap PTM menurun pencegahan untuk menekan angka
dari tahun sebelumya, tahun 2014, yaitu morbiditas dan mortalitas.Ketika
11,02.7Secara proporsi kasus penyakit ginjal didiagnosis dini,
mengalami penurunan, namun jika beberapa perawatan mencegah
dilihat dari CFR mengalami peningkatan penyakit ginjal untuk semakin
mencapai 7.08%.16,17,18,19 buruk.9Hasil dari penelitian ini
Dinas Kesehatan Kota diharapkan dapat digunakan sebagai
Semarang memiliki 37 puskesmas salah satu sumberdalam pengendalian
sebagai pusat pelayanan kesehatan angka mortalitas dan morbiditas gagal
ditingkat pertama dan ujung tombak ginjal kronik.
pelayanan di masyarakat. Jika dilihat Berdasarkan uraian diatas
dari jumlah kasusnya maka kasus DM peneliti tertarik untuk meneliti Screening
tipe 2 terbanyak pada tahun 2015 Fungsi Ginjal Studi Sebagai Output
berada di Puskesmas Tlogosari Kulon Pengobatan pada Penderita Diabetes
dengan 674 kasus, jika dilihat dari Melitus Tipe 2 di Puskesmas Ngesrep di
proporsi kasus DM tipe 2 dibandingkan wilayah kerja Puskesmas Ngesrep
kasus PTM di masing-masing sebagai puskesmas yang memiliki

193
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 1, Januari 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

persentase kasus diabetes mellitus tipe tidak mengkonsumsi obat antihipertensi


2 tertinggi di Kota Semarang tahun 2015 (57.1%).
mencapai 52.15%.Sehingga dapat Status Fungsi Ginjal
dilakukan pencegahan untuk Status fungsi ginjal pada pasien
mengurangi dampak dari komplikasi penderita diabetes melitus berdasarkan
DM, terutama gangguang fungsi ginjal. skor Bersihan Kreatinin menggunakan
rumus Cockcroft-Gault didapatkan hasil,
METODE PENELITIAN penderita DM memiliki rerata LFG
Penelitian ini merupakan 61,16±23,42mL/min. Sebagian besar
penelitian deskriptif dengan metode responden telah mengalami gangguan
cross sectionaldan menggunakan fungsi ginjal yaitugangguan ringan
pendekatan atau desain cross sectional. (32,5%), sedang (50,6%), dan berat
Penelitian ini bertujuan untuk untuk (5,2%).
mendeskripsikan fungsi ginjal
berdasarkan karakteristik responden No Status Fungsi Ginjal Penderita
menurut usia, jenis kelamin, status IMT, DM
kadar kreatinin, kadar gula darah, Jumlah %
tingkat tekanan darah dan lama (n=77)
menderita DM.Penelitian ini 1 Normal (≥90mL/min) 9 1,7
dilaksanakan di Puskesmas Ngesrep 2 Gangguan Fungsi 25 32,
Kota Semarang pada bulan Maret 2017. Tingkat Ringan (60- 5
Populasi penelitian ini adalah semua 89mL/min)
pasien penderita diabetes yang terdata 3 Gangguan Fungsi 39 50,
di Puskesmas Ngesrep Tahun 2016. Tingkat Sedang (30- 6
Sampel pada penelitian ini diambil 59mL/min)
dengan teknik simple random sampling 4 Gangguan Fungsi 4 5,2
dan responden akhir berjumlah Tingkat Parah (15-
sebanyak 77 responden. 29mL/min)

HASIL Tabel 1Karakteristik Responden


Karakteristik Respnden Berdasarkan Fungsi Ginjal Penderita
Penelitian dilakukan di wilayah Diabetes Melitus di Puskesmas Ngesrep
kerja Puskesmas Ngesrep dengan
sampel sebanyak 77.Responden usia Faktor-Faktor yang Berhubungan
>62 tahun (50.6%), jenis kelamin dengan Fungsi Ginjal pada Penderita
perempuan (70.1%), IMT obesitas Diabetes
(51.9%), lama menderita >5 tahun Berdasarkan penelitian, hasil
(67.5%), kadar gula darah puasa (GDP) pengolahan data tabulasi silang faktor
tinggi (55.8%), kadar gula darah 2 jam yang berhubungan dengan fungsi ginjal,
Post Prandial (GD2JPP) tinggi (77.9%), didapatkan hasil sebagai berikut :
tekanan darah sistol tinggi (62.3%), Status fungsi ginjal yang paling
tekanan darah diastol tinggi (50.6%), banyak diderita responden adalah
kadar kreatinin tinggi (20.8%), tidak menderita gangguan fungsi ginjal tingkat
melakukan pengobatan Oral sedang dengan LFG 30-59mL/min yaitu
Hiperglicemic Agent dan insulin (14.3%), (50,6%).Proporsi gangguan fungsi ginjal
lebih tinggi pada kategori sedang pada

194
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 1, Januari 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

penderita diabetes melitus yang berada sistol tinggi (54.2%), tekanan darah
pada usia >62 tahun (66.7%), jenis diastol tinggi (35.9%), kadar kreatinin
kelamin perempuan (53.7%), lama tinggi (75.0%), tidak melakukan
menderita >5 tahun (69.2%), kadar gula pengobatan Oral Hiperglicemic Agent
darah puasa (GDP) tinggi (51.2%), dan insulin (45.5%), tidak
kadar gula darah 2 jam Post Prandial mengkonsumsi obat antihipertensi
(GD2JPP) tinggi (51.7%), tekanan darah (43.2%).

Tabel 1.Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Fungsi Ginjal pada Penderita


Diabetes

Fungsi Ginjal Total


Gangguan Gangguan Gangguan
Normal
Berat Sedang Ringan
(n=77)
No Variabel (15- (30- (60-
(≥90mL/min)
29mL/min) 59mL/min) 89mL/min)
f % % %
f f f % f %
Usia
1 ≥ 62 tahun 2 5.1 26 66.7 8 20.5 3 7.7 39 100
< 62 tahun 2 5.3 13 34.2 17 44.7 6 15.8 38 100
Jenis
Kelamin
2
Perempuan 2 3,7 29 53,7 17 31,5 6 11,1 54 100
Laki-laki 2 8,7 10 43,5 8 34,8 3 13 23 100
Lama DM
3 ≥ 5 tahun 4 7.7 36 69.2 10 19.2 2 3.8 52 100
< 5 tahun 0 0 3 12 15 60 7 28 25 100
Tekanan
Darah Sistol
4
Tinggi 4 8.3 26 54.2 12 25.0 6 12.5 48 100
Normal 0 0.0 13 44.8 13 44.8 3 10.3 29 100
Tekanan
Darah Diastol
5
Tinggi 4 10.3 14 35.9 14 35.9 7 17.9 39 100
Normal 0 0.0 25 65.8 11 28.9 2 5.3 38 100
IMT
6 Obesitas 2 5 16 40 15 37,5 7 17,5 40 100
Normal 2 5,4 23 62,2 10 27 2 5,4 37 100
GDP
7 Tinggi 2 4,7 22 51,2 14 32,6 5 11,6 43 100
Normal 2 5,9 17 50 11 32,4 4 11,8 34 100
8 GD2JPP

195
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 1, Januari 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

Tinggi 4 6,7 31 51,7 18 30 7 11,7 60 100


Normal 0 0 8 47,1 7 41,2 2 11,8 17 100
Kadar
Kreatinin
9
Tinggi 4 25 12 75 0 0 0 0 16 100
Normal 0 0 27 44,3 25 41 9 14,8 61 100
Tipe
Pengobatan
10 DM
Tidak 0 0 5 45,5 5 45,5 1 9,1 11 100
OHA + Insulin 4 6,1 34 51,5 20 30,3 8 12,1 66 100
Konsumsi
Obat Anti
11 Hipertensi
Tidak 1 2,3 19 43,2 19 43,2 5 11,4 44 100
Ya 3 9,1 20 60,6 6 18,2 4 12,1 33 100

PEMBAHASAN ditegakkan.26Bila dalam jangka yang


Seiring bertambahnya usia akan lama glukosa darah tinggi yang tidak
terjadi berbagai perubahan pada tubuh, berhasil diturunkan menjadi normal
terutama perubahan pada fungsi dan maka akan melemahkan dan merusak
struktur ginjal.23Setelah umur 30 tahun dinding pembuluh darah kapiler. Ginjal
mulai terjadi penurunan kemampuan manusia terdiri dari dua juta nefron dan
ginjal dan pada usia 60 tahun berjuta-juta pembuluh darah kecil yang
kemampuan tingggal 50% dari umur 30 disebut kapiler.Kapiler ini berfungsi
tahun, ini disebabkan berkurangnya sebagai saringan darah. Bahan yang
populasi nefron dan tidak adanya tidak berguna bagi tubuh akan dibuang
kemampuan regenerasi.24Efisien ginjal ke urin atau kencing. Ginjal bekerja
dalam pembuangan sisa metabolisme selama 24 jam sehari untuk
terganggu dengan menurunnya massa membersihkan darah dari racun yang
dan fungsi ginjal jumlah neufron tinggal masuk ke dan yang dibentuk oleh tubuh.
50% pada akhir rentang hidup rata-rata, Bila ada nefropati atau kerusakan ginjal,
aliran darah ginjal tinggal 50% pada usia racun tidak dapat dikeluarkan,
75 tahun, tingkat filtrasi glomerulusdan sedangkan protein yang seharusnya
kapasitas ekskresi maksimum dipertahankan ginjal bocor ke luar.
menurun.24 Semakin lama seseorang terkena
Kelebihan gula darah dalam diabetes dan makin lama terkena
waktu lama pada penderita diabetes tekanan darah tinggi, maka penderita
apabila tidak dikontrol dengan baik makin mudah mengalami kerusakan
dapat memicu timbulnya komplikasi, ginjal.27
baik makrovaskuler maupun Peningkatan tekanan darah
25
mikrovaskuler. Komplikasi ini biasanya berkepanjangan akan merusak
terjadi dalam kurun waktu lima sampai pembuluh darah di sebagian besar
dengan sepuluh tahun setelah diagnosis tubuh. Di dalam ginjal terdapat jutaan

196
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 1, Januari 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

pembuluh darah kecil yang berfungsi SARAN


sebagai penyaring guna mengeluarkan 1. Bagi Puskesmas Ngesrep
produk sisa darah. Jika pembuluh darah Puskesmas perlu melakukan
di ginjal rusak, maka kemungkinan pemeriksaan fungsi ginjal
aliran darah berhenti membuang limbah kepada penderita diabetes
dan cairan esktra dari tubuh. Bila ekstra melitus secara rutin dan
cairan di dalam pembuluh darah memberikan obat berdasarkan
meningkat, maka bisa meningkatkan fungsi ginjal.
tekanan darah. Naiknya tekanan darah 2. Bagi Penderita Diabetes
bisa menjadi salah satu gejala Diharapkan penderita
munculnya penyakit ginjal.28 diabetesperlu secara rutin
memeriksakan kadar gula darah
KESIMPULAN (<200 mg/dL) dan tekanan
1. Rerata kadar kreatinin pada darahnya (<140/90 mmHg)
penderita diabetes melitus minimal sebulan sekali serta
1.4±0.8 mg/dl, sedangkan rerata menyesuaikan konsumsi obat
LFG pada penderita diabetes berdasarkan fungsi ginjal.
melitus 61,16±23,42mL/min.
Berdasarkan skor Bersihan DAFTAR PUSTAKA
Kreatinin menggunakan rumus 1. Hernaningtyas LFDP. Hipertensi,
Cockcroft-Gault untuk status Obesitas Sentral, dan DM
fungsi ginjal yang paling banyak sebagai Prediktor Kejadian
diderita responden adalah Penyakit Ginjal Kronik. 2012.
menderita gangguan fungsi ginjal doi:10.1111/jdi.12075.
tingkat sedang dengan LFG 30- 2. Badan Penelitian dan
59mL/min yaitu (50,6%). Pengembangan Kesehatan. Riset
2. Dari 77 responden, proporsi Kesehatan Dasar (RISKESDAS)
gangguan fungsi ginjal lebih 2013. Lap Nas 2013. 2013:1-384.
tinggi pada kategori sedang doi:1 Desember 2013.
pada penderita diabetes melitus 3. Perkumpulan Nefrologi Indonesia
yang berada pada usia >62 (PERNEFRI). 5 th Report Of
tahun (66.7%), jenis kelamin Indonesian Renal Registry 2012 5
perempuan (53.7%), lama th Report Of Indonesian Renal
menderita >5 tahun (69.2%), Registry 2012. 2015.
kadar gula darah puasa (GDP) 4. Syaifudin AMK. Anatomi Fisiologi
tinggi (51.2%), kadar gula darah Untuk Mahasiswa Keperawatan.
2 jam Post Prandial (GD2JPP) 3rd ed. Jakarta: EGC; 2006.
tinggi (51.7%), tekanan darah 5. Parker J, Parker P, eds. The
sistol tinggi (54.2%), tekanan Official Patient’s Sourcebook on
darah diastol tinggi (35.9%), Proteinuria. San Diego: Health
kadar kreatinin tinggi (75.0%), Care: Tiffany LaRochelle; 2002.
tidak melakukan pengobatan 6. Corwin EJ. Buku Saku
Oral Hiperglicemic Agent dan Patofisiologi. 3rd ed. Jakarta:
insulin (45.5%), tidak EGC; 2009.
mengkonsumsi obat 7. Thomas MC, Brownlee M,
antihipertensi (43.2%). Susztak K, et al. Diabetic Kidney

197
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 1, Januari 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

Disease. 2015:15018. Penyakit Tidak Menular Tahun


doi:10.1038/nrdp.2015.18. 2012. Semarang; 2012.
8. Cahn SM, Vitrano C. Living Well 17. Dinas Kesehatan Kota Semarang.
With Diabetes. Intermountain Laporan Penyakit Tidak Menular
Healthcare. Tahun 2013. Semarang; 2013.
doi:10.1017/S1477175614000049 18. Dinas Kesehatan Kota Semarang.
. Laporan Penyakit Tidak Menular
9. American Diabetes Association. Tahun 2014. Semarang; 2014.
Kidney Disease (Nephropathy). 19. Dinas Kesehatan Kota Semarang.
diabetes.org. Laporan Penyakit Tidak Menular
http://www.diabetes.org/living- Tahun 2015. Semarang; 2015.
with- 20. Dinas Kesehatan Kota Semarang.
diabetes/complications/kidney- Laporan Tahunan Bidang P2P
disease-nephropathy.html. Tahun 2013. Semarang; 2014.
Published 2013. Accessed April 21. PERKENI (Perkumpulan
4, 2017. Endokrinologi Indonesia).
10. Cokroprawiro A, ed. Simposium Konsensus Pengelolaan Dan
Pengobatan dan Perawatan Pencegahan Diabetes Melitus
Diabetes Melitus. In: Surabaya: Tipe 2 Di Indonesia Diabetes
Airlangga University Press; 1980. Melitus Tipe 2 Di Indonesia.
11. Riyadi S, Purwanto T. Asuhan Jakarta: PB PERKENI; 2006.
Keperawatan Pada Pasien 22. W. Sudoya A, Setiyobadi B, Alwi
Dengan Gangguan Eksokrin Dan I, Simadibrata K M, Setiati S, eds.
Endokrin Pada Pankreas. 1st ed. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam.
Yogyakarta: Graha Ilmu; 2008. IV.
12. WHO. Global Report On 23. Yu MK, Lyles CR, Bent-Shaw LA,
Diabetes. World Health Young BA. Risk factor, age and
Organization. sex differences in chronic kidney
http://apps.who.int/iris/bitstream/1 disease prevalence in a diabetic
0665/204871/1/9789241565257_ cohort: The pathways study and
eng.pdf. Published 2016. the pathways authors. Am J
13. RISTEKDIKTI. 60 Persen Nephrol. 2012;36(3):245-251.
Masyarakat Indonesia Tidak doi:10.1159/000342210.
Sadar Mengidap Diabetes. 24. Tamtomo D. Perubahan anatomik
Universitas Gajah Mada. Organ Tubuh Pada Penuaan.
dikti.go.id. Published 2016. 2016.
Accessed February 18, 2017. https://library.uns.ac.id/perubahan
14. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa -anatomik-organ-tubuh-pada-
Tengah. Profil Kesehatan Provinsi penuaan/. Accessed September
Jawa Tengah 2014. Semarang; 19, 2017.
2014. 25. General Practice Management of
15. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Type 2 Diabetes. Vol 54.
Tengah. Profil Kesehatan Provinsi Melbourne: The Royal Australian
Jawa Tengah Tahun 2015. College of General Practitioners;
Semarang; 2015. 2014. doi:10.1007/s00125-010-
16. Dinkes Kota Semarang. Laporan 2011-6.

198
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 1, Januari 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

26. Yuhelma, Hasneli Y, Nauli FA. Medicinus. 2014;27(2).


Identifikasi dan analisis 28. Tambayong J. Patofisiologi Untuk
komplikasi makrovaskuler dan Keperawatan. (Ester M, ed.).
mikrovaskuler pada pasien Jakarta: Buku Kedokteran EGC;
diabetes mellitus. 2014:569-579. 2000.
27. Ndraha S. Diabetes Melitus Tipe
2 Dan Tatalaksana Terkini.

199

You might also like