Professional Documents
Culture Documents
ABSTRACT
Background : The prevalence of patients type 2 diabetes melitus (T2DM) increases every year.
Diabetes is one of the degenerative diseases that are now increasing in amount in Indonesia. T2DM
also causes death of 4.9 million people worldwide on 2014 and one person dies every 7 seconds
because of T2DM. The death of patients T2DM is causing by cardiovascular disease. Cardiovascular
disease is the main cause of morbidity and mortality in patients T2DM. Hypertension, obesity,
abdominal obesity, dyslipidemia, irregular physical activity, and smoking are the risk factors of
cardiovascular complications. American Diabetes Association have long emphasized the importance
of indetifying risk of cardiovascular disease help patients with diabetes reduce their risk for
cardiovascular disease. The purpose of this study is describing cardiovascular risk factors of patients
T2DM at Puskesmas Koni in Jambi City on 2017.
Method : The method of this study is descriptive study. The amount of respondents is 68
respondents.
Result : The amount of respondents in this study is 68 respondents with 46 women (67,6%) and 22
men (32,4%). The proportion of hypertension, obesity, abdominal obesty, irregular physical activity,
and active smoker of patients T2DM is 37 patients (54,4%), 36 patients (52,9%), 54 patients
(79,4%), 50 patients (73,5%), 16 patients (23,5%). The most number of cardiovascular risk factor of
patients T2DM is 4 cardiovascular risk factor with 29 patients (42,6%).
Conclusion : The proportion of hypertension, obesity, abdominal obesty, irregular physical activity,
and active smoker of patients T2DM is (54,4%), (52,9%), (79,4%), (73,5%), (23,5%). The most
number of cardiovascular risk factor of patients T2DM is 4 cardiovascular risk factor with (42,6%).
Latar Belakang : Jumlah penderita diabetes melitus tipe 2 (DMT2) mengalami peningkatan setiap
tahunnya. Diabetes merupakan salah satu penyaklit degeneratif yang saat ini terus bertambah
jumlahnya di Indonesia. DMT2 juga menyebabkan kematian 4,9 juta orang diseluruh dunia pada
tahun 2014 dan satu orang meninggal dunia setiap 7 detik akibat DMT2. Kematian ini terjadi akibat
adanya komplikasi penyakit kardiovaskular. Penyakit kardiovaskular adalah penyebab utama
morbiditas dan mortalitas penderita DMT2. Hiperternsi, obesitas, obesitas sentral, dislipidemia,
aktivitas fisik tidak teratur dan merokok merupakan faktor risiko kardiovaskular. American Diabetes
Association menegaskan betapa pentingnya mengidentifikasi faktor risiko kardiovaskular untuk
mengurangi risiko terjadinya penyakit kardiovaskular. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui gambaran faktor risiko kardiovaskular pada penderita DMT2 di Puskesmas Koni Kota
Jambi tahun 2017.
Metode : Metode penelitian adalah penelitian deskriptif. Jumlah responden penelitian adalah 68
responden.
Hasil : Jumlah responden pada penelitian ini adalah 68 orang dengan 46 perempuan (67,6%) dan 22
laki-laki (32,4%). Proporsi hipertensi, obesitas, obesitas sentral, aktivitas fisik tidak teratur,dan
perokok aktif pada penderita DMT2 berturut-turut adalah 37 orang (54,4%), 36 orang (52,9%), 54
orang (79,4%), 50 orang (73,5%), dan 16 orang (23,5%). Jumlah faktor risiko kardiovaskular yang
paling banyak dimiliki penderita DMT2 adalah 4 faktor risiko kardiovaskular dengan jumlah
penderita sebanyak 29 orang (42,6%).
Kesimpulan : Proporsi hipertensi, obesitas, obesitas sentral, aktivitas fisik tidak teratur dan perokok
aktif pada penderita berturut-turut DMT2 adalah (54,4%), (52,9%), (79,4%),(73,5%), dan (23,5%).
Jumlah faktor risiko kardiovaskular yang paling banyak dimiliki penderita DMT2 adalah 4 faktor
risiko kardiovaskular dengan jumlah (42,6%).
PENDAHULUAN
Diabetes melitus atau kencing manis Menurut World Health Organization
menjadi masalah dunia kesehatan, prevalensi (WHO), jumlah penderita DM di seluruh
penyakit ini meningkat secara drastis di dunia pada tahun 2015 adalah 415 juta orang
negara - negara maju dan negara sedang dewasa dengan diabetes, kenaikan 4 kali lipat
berkembang, termasuk Indonesia. Diabetes dari 108 juta di 1980an. WHO memprediksi
militus disebut dengan the silent killer karena kenaikan jumlah penyandang DM di
penyakit ini dapat mengenai semua organ Indonesia dari 8,4 juta pada tahun 2000
tubuh dan menimbulkan berbagai macam menjadi 21,3 juta pada tahun 2030.
keluhan.
Laporan ini menunjukkan adanya penyakit jantung koroner, penyakit pembuluh
peningkatan jumlah penyandang DM darah otak, dan penyakit pembuluh darah
sebanyak 2-3 kali lipat pada tahun 2035. perifer, sedangkan mikrovaskular terdiri dari
Sedangkan International Diabetes Federation
retinopati diabetik, nefropati diabetik,
(IDF) memprediksi adanya kenaikan jumlah
penyandang DM di Indonesia 9,1 juta pada neuropati diabetik. Penyebab mortalitas dan
tahun 2014 menjadi 14,1 juta pada tahun morbiditas pada pasien DM tipe 2 adalah
2035. Laporan hasil Riset Kesehatan Dasar kardiovaskular. Menurut American Heart
(Riskesdas) tahun 2013, prevalensi DM di Association pada Mei 2012, sekitar 65%
Indonesia berdasarkan wawancara (menurut penderita DM meninggal akibat penyakit
diagnosis dokter dan gejala) mengalami jantung koroner atau stroke.
peningkatan dari 1,1% tahun 2007 menjadi
2,1% tahun 2013. Di Provinsi Jambi sendiri Patogenesis penyakit kardiovaskular
menunjukkan kenaikan prevalensi DM yang diawali dari proses aterosklerosis.
cukup berarti dari 0,7% pada tahun 2007 Aterosklerosis menyebabkan penimbunan
menjadi 1,2% pada tahun 2013. lipid dan jaringan fibrosa dalam arteri
koronaria, sehingga secara progresif
Walau demikian, Provinsi Jambi
mempersempit lumen pembuluh darah. Bila
adalah Provinsi ke-5 yaitu peringkat ke-11
lumen menyempit maka resistensi terhadap
dengan penderita diabetes terbanyak dari 33
aliran darah akan meningkat dan
provinsi di Indonesia. Prevalensi DM
membahayakan aliran darah miokardium. Bila
meningkat seiring dengan bertambahnya umur
penyakit ini semakin lanjut, maka
dan di dominasi oleh perempuan
penyempitan lumen akan diikuti perubahan
dibandingkan laki-laki.
pembuluh darah yang mengurangi
DM tipe 2 ini adalah DM terbanyak kemampuan pembuluh untuk melebar.
dibanding tipe lain, dimana 90% penderita Dengan demikian keseimbangan antara
DM adalah DM tipe 2. Selain itu DM tipe 2 penyediaan dan kebutuhan oksigen menjadi
juga menyebabkan kematian 4,9 juta orang tidak stabil sehingga membahayakan
diseluruh dunia pada tahun 2014 dan satu miokardium yang terletak disebelah distal dari
orang meninggal setiap 7 detik akibat DM daerah lesi.12
tipe 2. Kematian akibat DM tipe 2 terjadi
Pada umumnya diabetes melitus juga
adanya komplikasi penyakit lain baik
mengalami penyakit hipertensi. Hipertensi
komplikasi penyakit kardiovaskular maupun
yang tidak dikelola dengan baik akan
non-kardiovaskular.
mempercepat kerusakan pada ginjal dan
Ada beberapa hal yang harus kelainan kardiovaskular. Sebaliknya apabila
diwaspadai sebagai faktor risiko untuk tekanan darah dapat dikontrol maka akan
terjadinya penyakit kardiovaskular pada memproteksi terhadap komplikasi mikro dan
penderita diabetes tipe 2. Faktor risiko utama makrovaskular yang disertai pengelolaan
yang telah diketahui sebagai faktor risiko hiperglikemia yang terkontrol. Sedangkan
kardiovaskular adalah hipertensi, obesitas, patogenesis hipertensi pada penderita DM tipe
obesitas sentral, aktivitas fisik tidak teratur, 2 sangat kompleks, banyak faktor
dan merokok. berpengaruh pada peningkatan tekanan darah.
Pada diabetes faktor tersebut adalah :
Komplikasi pada diabetes terbagi lagi
Resistensi insulin, kadar gula darah plasma,
menjadi dua yaitu, makrovaskular dan obesitas, selain itu faktor lainnya pada sistem
mikrovaskular. Makrovaskular terdiri dari otoregulasi pengaturan tekanan darah.
Pada tipe 2 DM terjadi resistensi (sepanjang perbatasan dorsal usus dan bagian
insulin yang menyebabkan penurunan sekresi permukaan ventral ginjal). Lemak subkutan
insulin dan hiperglikemia. Defek insulin dan daerah abdomen sebagai komponen obesitas
hiperglikemia akan menyebabkan kelainan sentral mempunyai korelasi yang kuat dengan
lipoprotein atau dislipidemia pada DM tipe 2. resistensi insulin seperti lemak viseral.
Dislipidemia pada diabetes ditandai dengan Keadaan ini tetap berbeda makna setelah
meningkatnya kadar trigliserida dan disesuaikan lem Resistensi insulin dapat
menurunnya kadar HDL kolesterol. Gangguan menyebabkan terganggunya proses
metabolisme lipoprotein, terutama penyimpanan lemak maupun sintesis lemak.
peningkatan kadar LDL kolesterol dan
Hubungan antara resistensi insulin
menurunnya kadar HDL kolesterol berperan
dengan penyakit jantung koroner dan stroke
penting dalam patogenesis terjadinya
dapat diterangkan dengan adanya efek
aterosklerosis koroner yang kemudian akan
anabolik insulin. Insulin merangsang
menyebabkan infark miokard akut dengan
lipogenesis pada jaringan arterial dan jaringan
segala akibatnya.16
adiposa melalui peningkatan produksi Acetyl
Obesitas dan diabetes melitus tipe 2 Co-A, meningkatkan asupan trigliserida dan
sering terjadi bersamaan. Kedua penyakit ini glukosa. ak visceralnya.19,20
terkait erat dengan kesamaan etiologi dan
Obesitas yang diukur dengan IMT
patogenesis, klinis ,dan fitur terapi. Kedua
dan obesitas sentral dari lingkar perut
penyakit kronis ini adalah penyebab utama
diketahui sebagai faktor risiko penyakit
morbiditas dan mortalitas dari penyakit
kardiovaskular. Risiko terjadinya penyakit
kardiovaskular.
kardiovaskular berhubungan erat dengan
Obesitas adalah faktor risiko terkuat distribusi lemak visceral (abdominal). Clinical
untuk pengembangan jenis diabetes melitus marker atau pertanda klinis deposisi lemak
tipe 2. Keadaan obesitas meningkatkan risiko viseral adalah lingkar perut yang diketahui
penyakit kardiovaskular karena sebagai alat prediksi terbaik pada penderita
keterkaitannya dengan sindrom metabolik DM tipe 2. The ADVANCE membandingkan
atau sindrom resistensi insulin yang terdiri risiko kardiovaskular antara IMT dan lingkar
dari resistensi insulin/hiperinsulinemia, perut (rasio lingkar perut dan lingkar
intoleransi glukosa/diabetes melitus, pinggang) pada 11.140 penderita DM tipe 2,
dislipidemia, hiperinsulinemia, gangguan didapatkan bahwa lingkar perut merupakan
fibrinolisis, hiperfibrinogenemia dan prediktor terbaik terhadap risiko
hipertensi. kardiovaskular dan mortalitas penderita
DM.20,21
Lemak daerah abdomen terdiri dari
lemak subkutan dan lemak intra-abdominal. Pada DM tipe 2, latihan jasmani dapat
Jaringan lemak intra abdominal terdiri dari memperbaiki kendali glukosa secara
lemak visceral atau intraperitoneal yang menyeluruh, terbukti dengan penurunan
terutama terdiri dari lemak omental dan konsentrasi HbAlc, yang cukup menjadi
mesenterial serta massa lemak retroperitoneal pedoman untuk penurunan risiko komplikasi
diabetes dan kematian. Kegiatan jasmani Sampel adalah bagian dari populasi
sehari-hari dan latihan jasmani secara teratur yang jenis dan jumlahnya dipilih dengan
(3-4 kali seminggu selama kurang lebih 30 cara tertentu sehingga dianggap mewakili
menit) merupakan salah satu pilar dalam populasi penelitian. Pada penelitian ini,
pengolaan DM tipe 2. Latihan jasmani selain sampel penelitian ini adalah penderita
menjaga kebugaran juga dapat menurunkan diabetes melitus tipe 2 di Puskesmas koni
berat badan dan memperbaiki sensitivitas pada tahun 2017.28
insulin sehingga akan memperbaiki kendali Besar sampel 68 orang. Kriteria Inklusi :
glukosa darah.22 Subjek penelitian merupakan penderita
diabetes melitus tipe 2 yang berobat di
Rokok yang dihisap dapat
mengakibatkan peningkatan tekanan darah. Puskesmas KONI, Usia ≥ 45 tahun,
Namun rokok akan mengakibatkan Subjek bersedia menjadi responden
vasokonstriksi pembuluh darah perifer dan penelitian. Kriteria Ekslusi : Responden
pembuluh di ginjal sehingga terjadi yang kesadarannya menurun. Peneliti
peningkatan tekanan darah. Merokok menggunakan metode pengambilan Quota
sebatang setiap hari akan meningkatkan Sampling.
tekanan sistolik 10-25 mmHg dan menambah
detak jantung 5- 20 kali per menit.23 Data yang diambil merupakan data
Merokok dapat menyebabkan diabetes melitus primer yang diperoleh melalui wawancara
karena aktivitas merokok sangat mungkin menggunakan kuesioner yang meliputi
menjadi penyebab dari resistensi insulin umur, jenis kelamin, tekanan darah, berat
(penyebab diabetes tipe 2) dan respon yang badan, tinggi badan, lingkar perut,
tidak cukup terhadap sekresi insulin.23
aktivitas fisik, merokok.
Pengolahan data dilakukan dengan
METODE PENELITIAN
cara editing, coding, scoring entry data,
dan cleaning data. Analisis data yang
Jenis dan rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
digunakan adalah penelitian deskriptif. univariat dan bivariat yaitu data disajikan
Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan
dalam bentuk tabel distribusi frekuensi
di Puskesmas KONI Kota Jambi.
dan narasi.
Waktu penelitian adalah pada bulan
25 Oktober - 25 November 2017. Gambaran Penelitian
Populasi pada penelitian ini adalah Puskesmas Koni Kota Jambi berlokasi di
seluruh pasien penderita Diabetes Melitus Jl. Pangeran Diponegoro No.53 Kecamatan
tipe 2 berdasarkan kunjungan di Pasar Jambi. Puskesmas didirikan sejak tahun
Puskesmas KONI pada tahun 2017. Pada 1978 hingga saat ini. Puskesmas Koni
tahun 2015, terdapat 162 pasien yang merupakan Puskesmas santun lansia. Setiap 2
mengalami DM tipe 2. tahun sekali Kepala Puskesmas mengalami
pergantian yang mana pada bulan Oktober
Tahun 2017 Puskesmas Koni Kota Jambi
dipimpin oleh drg. Ani Sinta Dinar Sitohang Tabel 4.1 Karakteristik Usia Penderita DM
yang sampai sekarang beliau masih menjadi Tipe 2 di Puskesmas Koni pada Periode 25
Kepala Puskesmas Koni Kota Jambi. Oktober - 25 November Tahun 2017.
Puskesmas Koni Jambi memiliki Usia Frekuensi (n) Persentase
Fasilitas Rawat Jalan, Fasilitas Unit Gawat (%)
Darurat, Poli Klinik yang terdiri dari Poli 45 – 49 4 5,9
Gigi, Poli Anak dan lainnya. Jumlah pegawai
sebanyak 43 orang. Jumlah kunjungan 50 – 54 5 7,4
pasien di Puskesmas koni berjumlah sebanyak 55 – 59 23 33,8
37.304 orang pada tahun 2017.
60 – 64 16 23,5
Hasil penelitian 65 – 69 7 10,3
Total 68 100,0
4.3.3 Proporsi Hipertensi pada Penderita Indeks Frekuensi (n) Persentase
Massa (%)
DM Tipe 2 di Puskesmas Koni Tubuh
Kurang 1 1,5
Pada penelitian ini, didapatkan Proporsi
Normal 21 30,9
hipertensi pada Penderita DM Tipe 2 di
Beresiko 10 14,7
Puskesmas KONI adalah 37 orang
Obesitas I 27 39,7
(54,4%).
Obesitas II 9 13,2
Tekanan Frekuensi Persentase
Darah (n) (%) Total 68 100,0
Hipertensi 37 54,4
Total 68 100,0
Proporsi Aktivitas Fisik yang Tidak
Pada penelitian ini, didapatkan
Teratur pada Penderita DM Tipe 2 di
kategori aktivitas perokok yang paling
Puskesmas Koni banyak ditemukan pada Penderita DM
Tipe 2 di Puskesmas Koni adalah kategori
Tabel 4.9 Proporsi Aktivitas Fisik yang Tidak Perokok Pasif dengan jumlah penderita
Teratur pada Penderita DM Tipe 2 di sebanyak 35 orang (51,5%) sedangkan
Puskesmas Koni pada Periode 25 Oktober – kategori aktivitas perokok yang paling
25 November Tahun 2017. sedikit ditemukan pada Penderita DM
Aktivitas Fisik Frekuensi Persentas
Tipe 2 di Puskesmas Koni adalah kategori
(n) (%)
perokok Sedang dengan jumlah penderita
Aktivitas Fisik 50 73,5 sebanyak 4 orang (5,9%).
Tidak Teratur
Tabel 4.11 Proporsi Perokok Aktif pada
Aktivitas Fisik 18 26,5
Teratur
Penderita DM Tipe 2 di Puskesmas Koni
pada Periode 25 Oktober - 25 November
Total 68 100,0 Tahun 2017.
Aktivitas Frekuensi Persentase
Pada penelitian ini, didapatkan Proporsi Perokok (n) (%)
aktifitas fisik yang tidak teratur pada Perokok Aktif 16 23,5
Penderita DM Tipe 2 di Puskesmas Koni
adalah 50 orang (73,5%). Bukan Perokok 52 76,5
Aktif
4.3.7 Proporsi Perokok Aktif pada
Penderita DM Tipe 2 di Puskesmas Koni Total 68 100,0
Tabel 4.10 Proporsi Aktivitas Perokok padan Pada penelitian ini, didapatkan Proporsi
Penderita DM Tipe 2 di Puskesmas Koni perokok aktif pada Penderita DM Tipe 2
pada Periode 25 Oktober - 25 di Puskesmas Koni adalah 16 orang
NovemberTahun 2017. (23,5%).
4.3.8 Jumlah Faktor Risiko 4.3.9 Faktor Risiko Kardiovaskular
Kardiovaskular yang dimiliki
pada Penderita DM Tipe 2 di
Penderita DM Tipe 2 di Puskesmas
Koni Puskesmas Koni
Tabel 4.12 Jumlah Faktor Risiko
Tabel 4.13 Faktor Risiko Kardiovaskular
Kardiovaskular yang dimiliki Penderita
pada Penderita DM Tipe 2 di Puskesmas
DM Tipe 2 di Puskesmas Koni pada
Koni berdasarkan proporsi terbanyak pada
Periode 25 Oktober - 25 November Tahun
Periode 25 Oktober – 25 November
2017.
Tahun 2017
Faktor Risiko Frekuensi Persentase
Kardiovaskular (n) (%)
Jumlah Faktor Frekuensi Persentase
Risiko (n) (%) Obesitas Sentral 54 79,4
Kardiovaskular
Aktivitas Tidak 50 73,5
1 1 1,5 Teratur
37 54,4
2 11 16,2 Hipertensi
36 52,9
3 22 32,4 Obesitas
16 23,5
4 29 42,6 Perokok Aktif