You are on page 1of 8

Journal of Holistic Nursing and Health Science

Volume 3, No. 1, Juni 2020 (Hal. 1-8)


Available Online at https://ejournal2.undip.ac.id/index.php/hnhs

Tingkat Depresi Mahasiswa Keperawatan di Tengah Wabah COVID-19

Agus Santoso1, Wandria Robi Ardi1*, Rikhan Luhur Prasetya1, Meidiana Dwidiyanti1,
Diyan Yuli Wijayanti1, Muhammad Mu’in1, Sarah Ulliya1, Fitria Handayani1, Madya
Sulisno1, Maftukhatun Ni’mah1, Nur Aas Aisah1

1
Departemen Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

wandriarobi28@gmail.com

Abstract
Introduction: The emergence of the COVID-19 pandemic affected the mental health of students.
Students feel stressed and sad, anxious, frustrated, confused and do not know how to overcome their
conditions. Depression occurs because of negative thinking about oneself and others, so special
management is needed in the midst of a COVID-19 pandemic. The aim of this study was to provide an
overview of the depression levels of students in the pandemic.
Methods: The method in this study was a quantitative research with cross sectional approach.
Descriptive analysis is used to provide a description of the level of depression that occurs in students.
Data collection used the Beck Deperession Inventory II (BDI II), sampling used a total sample of 148
respondents (students with an average age of 18-20 years old). The process of collecting data is done
by using the google form survey method.
Results: Students experienced mild mood disorders (25.7%), severe depression (12.2%), low
depression (8.1%), moderate depression (0,7%) and extreme (0.7%).
Conclusion: Depression in the pandemic of COVID-19 requires special attention in management to
prevent mental disorders.

Keywords: Depression Level, Pandemic COVID-19, University Students.

Abstrak
Pendahuluan: Munculnya pandemi COVID-19 memengaruhi kesehatan mental mahasiswa.
Mahasiswa merasa stres dan sedih, cemas, frustasi, bingung dan tidak tahu cara untuk mengatasi
kondisinya. Depresi terjadi karena berpikir negatif pada diri sendiri dan orang lain, sehingga perlu
pengelolaan yang khusus di tengah pandemi COVID-19. Tujuan penelitian ini untuk memberikan
gambaran tingkat depresi mahasiswa di tengah COVID-19.
Metode: Metode dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross
sectional. Analisis deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran tingkat depresi yang terjadi pada
148 mahasiswa usia 18-20 tahun. Pengumpulan data menggunakan instrumen BDI II (Beck
Deperession Inventory) II), pengambilan sampel menggunakan total sampel berjumlah 148 sampel.
Proses pengumpulan data dilakukan dengan metode survey menggunakan google form.
Hasil: Mahasiswa mengalami gangguan mood ringan (25,7%), depresi berat (12,2%), depresi rendah
(8,1%), depresi sedang (0,7%), dan ekstrem (0,7%).
Kesimpulan: Gambaran depresi di tengah COVID-19 memerlukan perhatian khusus dalam
pengelolaan untuk mencegah gangguan jiwa.

Kata kunci : Mahasiswa, Pandemi COVID-19, Tingkat Depresi.

Agus Santoso, dkk., Tingkat Depresi Mahasiswa Keperawatan .... 10


pp
1
Journal of Holistic Nursing and Health Science
Volume 3, No. 1, Juni 2020 (Hal. 1-8)
Available Online at https://ejournal2.undip.ac.id/index.php/hnhs

PENDAHULUAN
World Health Organization (WHO) karena banyaknya tugas yang diberikan
telah menetapkan COVID-19 sebagai oleh dosen dalam waktu yang singkat, dan
pandemik. Hal ini membuat pemerintah sebagian besar mahasiswa semester akhir
dan masyarakat dunia semakin waspada merasa frustasi tidak bisa lulus tepat waktu
dengan penyebaran virus corona (Bouey & karena proses penelitian maupun
Dong, 2020). Munculnya pandemi bimbingan yang terhambat. Sebagian besar
COVID-19 tidak hanya memengaruhi mahasiswa merasa bingung dan tidak tahu
kesehatan fisik, namun juga memengaruhi mengatasi kondisinya. Jika hal ini terus-
kesehatan mental individu di seluruh dunia menerus terjadi akan memengaruhi kondisi
(Giacalone, Rocco, & Ruberti, 2020). mental mahasiswa yang berdampak pada
Kebijakan-kebijakan besar telah penurunan minat belajar, penurunan
diambil oleh negara-negara terjangkit prestasi, penurunan kualitas lulusan bahkan
sebagai upaya menghentikan penularan dapat terjadi gangguan kesehatan mental
infeksi, salah satunya di Indonesia. pada mahasiswa (Giacalone et al., 2020).
Indonesia telah memberikan himbauan Gangguan mental yang mungkin terjadi di
kepada masyarakatnya untuk melakukan tengah kondisi pandemi diantaranya adalah
social distancing dan physical distancing depresi pada mahasiswa (Watnaya, Muiz,
sesuai protokol WHO dengan Sumarni, Mansyur, & Zaqiah, 2020).
memberlakukan Pembatasan Sosial Sebuah survei yang dilakukan di
Berskala Besar atau PSBB (Bouey & Tiongkok pada awal wabah COVID-19
Dong, 2020). Tak terkecuali di bidang menemukan bahwa 53,8% responden
pendidikan, sejak minggu ketiga bulan mengalami dampak psikologisnya sedang
Maret 2020, Kementerian Pendidikan dan hingga parah; 16,5% mengalami gejala
Kebudayaan Republik Indonesia depresi sedang hingga berat; 28,8%
(Kemendikbud RI) telah memberlakukan mengalami gejala kecemasan sedang
segala kegiatan pendidikan dilakukan hingga berat, dan 8,1% mengalami tingkat
secara daring termasuk di tingkat stres sedang hingga berat (Wang et al.,
perguruan tinggi sebagai upaya 2020). Penelitian yang dilakukan di China
mengurangi perkumpulan masal dan pada siswa selama pandemi covid-19
mencegah penularan COVID-19. ditemukan bahwa sekitar 25% dari
Perkuliahan daring atau perkuliahan responden mengalami gejala kecemasan,
tanpa tatap muka bukanlah solusi yang yang positif berkorelasi dengan
tanpa menimbulkan konsekuensi baru. meningkatnya kekhawatiran tentang
Studi pendahuluan yang dilakukan keterlambatan akademik, dampak ekonomi
seminggu setelah diberlakukannya akibat pandemi, dan dampak pada
perkuliahan daring pada 47 mahasiswa kehidupan sehari-hari (Cao et al.,
keperawatan menyebutkan bahwa 2020). Selanjutnya, di antara banyak survei
mahasiswa merasa perkuliahan daring siswa yang dikelola di seluruh dunia, satu
tidak efektif dan memiliki banyak kendala. survei oleh YoungMinds menunjukkan
Sebagian mahasiswa merasa stres dan bahwa terdapat 83% responden muda
sedih karena jaringan yang tidak stabil setuju bahwa pandemi memperburuk
sehingga tidak dapat mengikuti kondisi kesehatan mental yang sudah ada
perkuliahan dengan optimal, sebagian sebelumnya, terutama karena penutupan
mahasiswa cemas karena tidak mampu sekolah, kehilangan rutinitas, dan koneksi
membeli kuota internet, merasa tertekan sosial terbatas (Thomas, 2020).

Agus Santoso, dkk., Tingkat Depresi Mahasiswa Keperawatan .... pp


2
Journal of Holistic Nursing and Health Science
Volume 3, No. 1, Juni 2020 (Hal. 1-8)
Available Online at https://ejournal2.undip.ac.id/index.php/hnhs

Belum ada angka yang pasti di Tingkat Frekuensi Persentase (%)


Indonesia yang menyebutkan tentang Semester 5 1 0,7
tingkat depresi mahasiswa pada masa Semester 6 13 8,8
pandemi COVID-19. Sedangkan kasus- Semester 8 32 21,6
kasus depresi pada mahasiswa semakin Total 148 100
nyata. Apabila hal tersebut tidak ditangani
dengan baik maka akan menimbulkan Tabel 2. Distribusi Frekuensi Tingkat
masalah yang lebih besar. Berdasarkan Depresi (n=148).
latar belakang di atas, peneliti tertarik Kategori Frekuensi Persentase (%)
untuk mengidentifikasi tingkat depresi Normal 78 52,7
mahasiswa keperawatan selama masa Gangguan Mood 38 25,7
pandemi COVID-19. Ringan
Batas Depresi 18 12,2
METODE
Rendah 12 8,1
Metode penelitian yang digunakan
Sedang 1 0,7
dalam penelitian ini adalah metode
penelitian kuantitatif dengan pendekatan Ekstrem 1 0,7
cross-sectional, suatu penelitian yang Total 148 100
dilakukan dengan pengamatan sesaat.
Penelitian dilakukan dalam suatu periode PEMBAHASAN
tertentu dan setiap objek studi hanya Mahasiswa berada pada masa transisi
dilakukan satu kali pengamatan remaja akhir dan dewasa awal. Mahasiswa
(Machfoedz, 2009). Pengumpulan data merupakan seseorang yang sedang
menggunakan instrument Beck Deperession menjalani serangkaian proses pendidikan
Inventory II (BDI II). Pengambilan sampel di instansi terkait. Setiap periode usia
menggunakan total sampel, dalam manusia memiliki tugas perkembangan
penelitian ini adalah mahasiswa program (Permana, Wardati, & Sirodj, 2017). Tugas
studi S1 keperawatan berusia 18-20 tahun perkembangan mahasiswa dipengaruhi
yang berjumlah 148. Analisis deskriptif oleh beberapa faktor seperti motivasi,
digunakan untuk memberikan gambaran faktor keluarga, lingkungan kampus dan
tingkat depresi yang terjadi pada aktif organisasi. Faktor yang paling
mahasiswa selama masa pandemi. Proses signifikan berpengaruh pada tugas
pengumpulan data dilakukan dengan perkembangan mahasiswa adalah
metode survey menggunakan google form. dukungan dari keluarga (Hulukati &
Djibran, 2018).
HASIL Hopkins (2007 dalam Utami & Murti
Berikut merupakan hasil penelitian (2017) menjelaskan bahwa setiap tahap
mengenai gambaran depresi mahasiswa. perkembangan seseorang akan menghadapi
Distribusi Frekuensi Variabel Semester. sebuah krisis. Krisis ini bukanlah sebuah
bencana, namun merupakan sebuah tugas
yang harus diselesaikan, sehingga dapat
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Variabel
meningkatkan kemampuan seseorang
Semester (n=148).
Tingkat Frekuensi Persentase (%)
dalam menghadapi tugas perkembangan
Semester 1 1 0,7 selanjutnya. Seseorang yang berhasil
Semester 2 31 21,0 menyelesaikan krisis yang dihadapinya,
Semester 4 70 47,3 maka tahap perkembangannya pun akan

Agus Santoso, dkk., Tingkat Depresi Mahasiswa Keperawatan .... pp


3
Journal of Holistic Nursing and Health Science
Volume 3, No. 1, Juni 2020 (Hal. 1-8)
Available Online at https://ejournal2.undip.ac.id/index.php/hnhs

sehat. Pada masa dewasa awal yaitu pada mengalami masa paling menegangkan
usia 20-30an individu mengalami krisis dalam hidup. Menjalani transisi ini dapat
keintiman versus isolasi. Pada tahap ini, menyebabkan peningkatan risiko depresi.
individu menghadapi tugas perkembangan Mencoba menyesuaikan diri,
yang berkaitan dengan pembentukan relasi mempertahankan nilai yang baik,
intim dengan orang lain. Erikson (1969 merencanakan masa depan, dan sering jauh
dalam Utami & Murti, 2017) dari rumah menyebabkan kecemasan bagi
mendeskripsikan keintiman sebagai banyak mahasiswa. Sebagai reaksi
menemukan diri sendiri di satu sisi, namun terhadap stres ini, beberapa siswa
kehilangan diri sendiri di sisi lain. mengalami depresi karena tidak dapat
Kegagalan perkembangan berdaptasi dengan respon menangis,
psikososial pada dewasa muda yaitu melewati kelas, atau mengisolasi diri tanpa
tahap keintiman dapat menimbulkan menyadari mengalami depresi. Penelitian
masalah baru seperti adanya masalah menemukan bahwa siswa lajang rentan
keuangan, sosial, keluarga, lapangan terhadap depresi, dibandingkan dengan
pekerjaan, maupun lingkungan dan siswa yang sudah menikah. Ini mungkin
aktivitas rutin di kampus. Apabila tugas karena siswa lajang menghadapi peristiwa
perkembangan psikosisal pada yang lebih menegangkan daripada siswa
dewasa muda tidak tercapai, dapat yang menikah, seperti pekerjaan, ekonomi,
menyebabkan individu mengalami kelulusan, dan tekanan
kesulitan dalam menjalin hubungan pernikahan (Sarokhani et al., 2013).
dekat dengan individu lain. Dampak Berdasarkan hasil penelitian terdapat
lainnya, individu juga akan merasa tidak sebagian besar responden yang mengalami
percaya diri sehingga akan menarik depresi normal saat karantina. Hasil ini
diri dari sosial (Fortinash, 2012 dalam sejalan dengan penelitian Lu, Nie, & Qian
Mutyah, Ayu, & Damayanti, 2020). (2020) yang menunjukkan dampak yang
Hambatan tersebut perlu ditangani secara berbeda selama karantina. Penelitian ini
khusus untuk menghindari disorganisasi, menunjukkan bahwa terdapat hubungan
emosi yang kacau dan stres (Permana et positif antara karantina dan sikap optimis
al., 2017). terkait pemberitaan terkontrolnya
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyebaran virus corona. Responden
terdapat 8,1% mahasiswa mengalami merasa aman saat melakukan karantina
depresi ringan namun, masih terdapat diri, sehingga terhindar dari penyebaran
mahasiswa yang berada pada tingkat virus, menunjukkan tingkat depresi yang
depresi sedang dan depresi ekstrem. rendah dan peningkatan kebahagiaan.
Mahasiswa lazim memiliki gangguan Hasil data penelitian lainnya masih
psikologis terkait kesulitan dan peraturan menunjukkan mahasiswa yang mengalami
akademik dalam keadaan normal depresi gangguan mood ringan, depresi,
(American College Health Association, depresi rendah, depresi sedang dan
2019). terdapat mahasiswa yang memiliki depresi
Depresi pada mahasiswa sangat lazim ekstrem. Hal ini dapat dikaitkan dengan
terkait dengan masalah akademik, kondisi lingkungan yang sedang pandemi,
finansial, maupun tekanan interpersonal. sistem kuliah daring, dan keadaan lainnya
Mahasiswa merupakan kelompok khusus memunculkan gangguan psikologis
yang bertahan pada periode transisi dari tersebut.
masa remaja hingga dewasa dan mungkin

Agus Santoso, dkk., Tingkat Depresi Mahasiswa Keperawatan .... pp


4
Journal of Holistic Nursing and Health Science
Volume 3, No. 1, Juni 2020 (Hal. 1-8)
Available Online at https://ejournal2.undip.ac.id/index.php/hnhs

Mahasiswa mengalami penurunan penyalahgunaan zat, kesulitan tidur,


motivasi terhadap studi, peningkatan kehilangan nafsu makan bahkan depresi
tekanan untuk belajar mandiri, pengabaian (Hamada & Fan, 2020).
rutinitas sehari-hari, dan berpotensi putus Stress akan direspon oleh tubuh
sekolah pada kondisi pandemi COVID-19 dengan mengeluarkan hormon kortisol dan
(Grubic, Badovinac, & Johri, 2020). adrenalin. Hormon ini akan meningkat saat
Penelitian yang dilakukan di China pada seseorang stress. Tingginya hormon
siswa selama pandemi covid-19 ditemukan kortisol dan adrenalin akan menekan
bahwa sekitar 25% dari responden efektivitas sistem kekebalan
mengalami gejala kecemasan, yang positif tubuh. Penindasan sistem kekebalan
berkorelasi dengan meningkatnya membuat tubuh rentan terhadap penyakit
kekhawatiran tentang keterlambatan dan infeksi. Hal ini penting disadari oleh
akademik, dampak ekonomi akibat mahasiswa untuk senantiasa menjaga
pandemi, dan dampak pada kehidupan kesehatan mental (Bhat et al., 2020).
sehari-hari (Cao et al., 2020). Selanjutnya, Berdasarkan hasil penelitian
di antara banyak survei siswa dikelola di menunjukkan bahwa responden berasal
seluruh dunia, satu survei oleh dari semua tingkatan dalam satu jurusan.
YoungMinds. Terdapat 83% responden Hal ini dapat menyebabkan dampak
muda setuju bahwa pandemi memperburuk psikologis bagi mahasiswa tingkat pertama
kondisi kesehatan mental yang sudah ada dimungkinkan karena kurangnya dukungan
sebelumnya, terutama karena penutupan orangtua terkait jurusan yang dipilih,
sekolah, kehilangan rutinitas, dan koneksi adanya masa transisi antara sekolah
sosial terbatas (Thomas, 2020). menengah atas menuju masa perkuliahan
Mahasiswa menghadapi berbagai dan adaptasi dengan lingkungan sekitar,
tantangan pada masa pandemi covid-19. pergaulan maupun gaya hidup yang
Mahasiswa khawatir kondisi ini akan berubah. mahasiswa tingkat menengah
mempengaruhi kinerja saat menjalani memiliki tuntutan akademik yang mulai
ujian. Mahasiswa tingkat akhir harus banyak dikarenakan organisasi intra
menghentikan proyek penelitian dan maupun ekstra kampus yang menyita
magang ketika universitas mengevakuasi waktu dan energi selama periode
mahasiswa dari kampus. Arahan yang jelas kepengurusan. Mahasiswa tingkat akhir
harus diberikan terkait prosedur yang memiliki tuntutan untuk segera
administrasi ujian jangka menengah, tugas, menyelesaikan tugas belajar, persiapan
dan proyek (Sahu, 2020). mencari pekerjaan, menyelesaikan tugas
Pandemi COVID-19 memiliki dampak akhir, magang maupun hal-hal yang
psikologis bagi mahasiswa. Masalah yang berkaitan dengan tugas semester akhir.
dimunculkan mencakup beragam aspek, Mahasiswa yang memiliki gangguan
seperti akademik, finansial, maupun psikologis tidak mampu mengikuti proses
kesehatan fisik. Mahasiswa akan pembelajaran secara optimal. Beberapa
mengalami gangguan pada program masalah muncul berkaitan dengan sistem
penelitian dan magang sehingga dapat kuliah online, seperti kesiapan, penguasaan
menghambat penyelesaian tugas studi, teknologi, sinyal, dan kendala lainnya.
kesulitan untuk membayar kamar sewa, Penelitian lain, menunjukkan bahwa
atau biaya kembali ke rumah. Masalah ini terdapat hubungan yang erat antara kuliah
dapat memicu stress yang mengakibatkan online dengan sikap mental mahasiswa.
munculnya gangguan seperti Terdapat 60,5% mahasiswa yang siap

Agus Santoso, dkk., Tingkat Depresi Mahasiswa Keperawatan .... pp


5
Journal of Holistic Nursing and Health Science
Volume 3, No. 1, Juni 2020 (Hal. 1-8)
Available Online at https://ejournal2.undip.ac.id/index.php/hnhs

berdaptasi dengan kuliah daring meski Mahasiswa harus beradaptasi dengan


kesulitan dalam menggunakan aplikasi formula baru selama mengikuti proses
pembelajaran terkait sebesar 32,5%. akademik. Pembelajaran online didukung
Terdapat 59,5% mahasiswa keberatan atas kuat oleh fasilitas internet. Hal ini akan
tugas yang diberikan dosen, sehingga menjadi sulit bagi mahasiswa yang tidak
sumber rujukannya hanya sebatas akses memiliki fasilitas internet mendukung.
internet. Kondisi ini menyebabkan 60% Mahasiswa akan dirugikan dengan biaya
mahasiswa mengalami sulit tidur karena tambahan untuk menikmati fasilitas
dampak tugas ini. Sebagian besar hasil tersebut, rendahnya kualitas koneksi
penelitian menunjukkan sebanyak 92% internet, dan hambatan lingkungan yang
mahasiswa memilih perkuliahan tatap tidak mendukung proses belajar mengajar.
muka di kelas dibanding perkuliahan Hal ini dapat berdampak pada menurunnya
daring (Watnaya, Muiz, Sumarni, Indeks Prestasi Kumulatif atau IPK.
Mansyur, & Zaqiah, 2020). (UNESCO & IESALC, 2020).
Pembelajaran jarak jauh menjadi Gangguan jiwa pada mahasiswa akan
pilihan bagi universitas selama pandemi menyebabkan tidak optimalnya mengikuti
COVID-19. Mahasiswa melakukan kuliah, proses belajar selama masa studi. Hal ini
bimbingan dan pengumpulan tugas secara juga dapat berpengaruh pada tahap
online. Hal ini berlaku pada mahasiswa perkembangan mahasiswa. Perlu intervensi
tingkat akhir yang menjalani program khusus untuk menangani gangguan jiwa
magang, praktik klinik maupun penelitian. yang dialami oleh mahasiswa. Depresi
Dosen pembimbing secara aktif terlibat pada mahasiswa dapat diatasi dengan
dalam membantu mahasiswa menerapkan beberapa kegiatan berikut
memaksimalkan pengalaman magang dan seperti, kegiatan fisik, kegiatan keagamaan
penelitian. Universitas dituntut untuk dan sosial (Bhat et al., 2020), melakukan
mengembangkan inovasi akademik terapi perilaku kognitif (Wang et al., 2020)
sehingga siswa dapat memenuhi mindfulness terapi secara online (Franco,
persyaratan kelulusan. Pusat karir 2020) dan konseling online (Sahu, 2020).
universitas disarankan terus memfasilitasi Terapi kognitif dapat memberikan
pengembangan karier untuk mahasiswa informasi atau bukti untuk meningkatkan
(Cao et al., 2020). kepercayaan pada kemampuan dokter
Sistem pembelajaran daring memiliki untuk mendiagnosis COVID-19. Terapi
beberapa kekurangan. Diperlukan kesiapan kognitif dapat mengurangi perspektif
yang matang untuk mencapai sistem yang penyandang COVID-19 yang melebih-
optimal. Penilaian daring yang dilakukan lebihkan risiko tertular dan kematian akibat
pada tugas yang dirancang untuk virus ini. Terapi perilaku dapat fokus pada
pembelajaran tatap muka adalah tugas latihan relaksasi untuk mengatasi
yang menantang. Staf pengajar harus kecemasan dan penjadwalan aktivitas
mengubah jenis penilaian agar sesuai (misalnya, olahraga dan hiburan berbasis
dengan metode daring. Evaluasi akhir rumah) untuk mengatasi depresi pada
semester sulit dilakukan karena staff lingkungan rumah (Wang et al., 2020).
akademik tidak mengetahui apakah Latihan mindfulness online mampu
mahasiswa menjalani ujian dengan untuk mengurangi stress, kecemasan dan
jujur. Pembelajaran maupun ujian melalui depresi secara klinis. Intervensi
praktik juga sulit dilakukan dalam metode mindfulness online selama empat minggu
online (Sahu, 2020). efektif digunakan mahasiswa keperawatan,

Agus Santoso, dkk., Tingkat Depresi Mahasiswa Keperawatan .... pp6


Journal of Holistic Nursing and Health Science
Volume 3, No. 1, Juni 2020 (Hal. 1-8)
Available Online at https://ejournal2.undip.ac.id/index.php/hnhs

mengurangi stress, kecemasan dan depresi. executive summary spring 2019.


Mahasiswa keperawatan memiliki akses Diperoleh dari
mudah untuk melakukan latihan intervensi https://www.acha.org/documents/ncha
mindfulness online. Mahasiswa dapat /NCHA-
mempraktikkan mindfulness kapan saja, di III_Fall_2019_Reference_Group_Exe
mana saja, dan dalam kondisi apa pun, cutive_Summary.pdf
karena aplikasi mindfulness online dapat
diunduh sebagai aplikasi pada smartphone. Bhat, B. A., Khan, S., Manzoor, S., Niyaz,
Mahasiswa tidak harus menghadiri latihan A., Tak, H. J., Anees, S., … Ahmad,
mindfulness online dengan tatap muka I. (2020). A study on impact of
(Franco, 2020). COVID-19 lockdown on
Karena mahasiswa lebih mudah psychological health, economy and
menerima aplikasi smartphone, layanan social life of people in Kashmir, 5(2),
kesehatan dapat menyediakan intervensi 36–46.
psikoedukasi dan psikologis berbasis
online atau smartphone. Layanan Bouey, J., & Dong, L. (2020). Public
konseling yang tepat harus tersedia untuk mental health crisis during COVID-19
mendukung kesehatan mental dan pandemic, China. Emerging
kesejahteraan mahasiswa (Sahu, 2020). Infectious Diseases, 26(7), 1616-18.
Penelitian mengungkapkan bahwa layanan Doi: 10.3201/eid2607.20040
konseling daring pada mahasiswa dapat
meningkatkan kesehatan mental siswa. Cao, W., Fang, Z., Hou, G., Han, M., Xu,
Temuan ini akan bermanfaat untuk X., Dong, J., & Zheng, J. (2020). The
mengatasi masalah seperti depresi, psychological impact of the COVID-
kecemasan, stres, dan koping. 19 epidemic on college students in
China. Psychiatry Research, 287,
KESIMPULAN DAN SARAN 112934. doi:
Depresi yang dialami mahasiswa 10.1016/j.psychres.2020.112934
selama masa pandemi covid-19 berada
Franco, H. (2020). Effects of an online
pada beberapa tingkat berkaitan dengan
mindfulness program on depression,
akademik, finansial dan waktu yang
anxiety, stress, and coping among
mempengaruhi kesehatan fisik maupun
undergraduate second-year nursing
mental. Mahasiswa disarankan untuk tetap
students. Diperoleh dari
menjalankan aktivitas harian meski
https://scholarworks.uttyler.edu/cgi/vi
dirumah, mengikuti layanan konseling
ewcontent.cgi?article=1115&context=
online dan melakukan latihan rileksasi
nursing_grad
yang disediakan di kampus. Hal ini dapat
meningkatkan kesehatan mental Giacalone, A., Rocco, G., & Ruberti, E.
mahasiswa selama pandemi COVID-19. (2020). Physical health and
psychosocial considerations during
DAFTAR PUSTAKA the COVID-19 outbreak.
Psychosomatics, 1–6. doi:
American College Health Association.
10.1016/j.psym.2020.07.005
(2019) American College Health
Association-National college health Grubic, N., Badovinac, S., & Johri, A. M.
assessment II: Reference group (2020). Student mental health in the

Agus Santoso, dkk., Tingkat Depresi Mahasiswa Keperawatan .... pp7


Journal of Holistic Nursing and Health Science
Volume 3, No. 1, Juni 2020 (Hal. 1-8)
Available Online at https://ejournal2.undip.ac.id/index.php/hnhs

midst of the COVID-19 pandemic: A Permana, R. H., Wardati, M. A., & Sirodj,
call for further research and D. A. N. (2017). Gambaran krisis
immediate solutions. International psikologis mahasiswa tingkat pertama
Journal of Social Psychiatry, 66(5), program sarjana Universitas Islam
517-8, doi: Bandung. Journal of Psychological
10.1177/0020764020925108 Research, 92–103.

Hamada, K., & Fan, X. (2020). The impact Sahu, P. (2020). Closure of universities
of COVID-19 on individuals living due to Coronavirus Disease 2019
with serious mental illness. (COVID-19): Impact on education
Schizophrenia Research. doi: and mental health of students and
j.schres.2020.05.054 academic ataff. Cureus, 12(4), 1-6.
Doi: 10.7759/cureus.7541
Hulukati, W., & Djibran, M. R. (2018).
Analisis tugas perkembangan Sarokhani, D., Delpisheh, A., Veisani, Y.,
mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan Sarokhani, M. T., Manesh, R. E., &
Universitas Negeri Gorontalo. Jurnal Sayehmiri, K. (2013). Prevalence of
Bikotetik, 2(1), 73-80. doi: depression among university students:
10.26740/bikotetik.v2n1.p73-80 A systematic review and meta-
analysis study. Depression Research
Lu, H., Nie, P., & Qian, L. (2020). Do and Treatment, 1-6. doi:
quarantine experiences and attitudes 10.1155/2013/373857
towards COVID-19 affect the
distribution of psychological Thomas, E. (2020). Coronavirus: Impact
outcomes in China? A quantile on young people with mental health
regression analysis. Nature Public needs. YoungMinds. Diperoleh dari
Health Emergency Collection, 1-18. https://youngminds.org.uk/media/370
doi: 10.1007/s11482-020-09851-0 8/coronavirus-.

Machfoedz, I. (2009). Metodologi


penelitian bidang kesehatan,
keperawatan, kebidanan, kedokteran.
Yogyakarta: Fitramaya.

Bouey, J., & Dong, L. (2020). Public


mental health crisis during COVID-19
pandemic, China. Emerging
Infectious Diseases, 26(7), 1616-18.
Doi: 10.3201/eid2607.20040

Mutyah, D., Ayu, S. C., & Damayanti, N.


(2020). Hubungan karakteristik
individu (jenis kelamin dan usia)
terhadap perkembangan psikososial
mahasiswa keperawatan di Surabaya.
Journal of Health Sciences, 13(01),
58–65. doi: 10.33086/jhs.v13i01.1317

Agus Santoso, dkk., Tingkat Depresi Mahasiswa Keperawatan .... pp8

You might also like