You are on page 1of 16
‘SMF Kedokteran Jiwa RSUD Dr Soetomo Surabaya | Panduan Praktik Klinis | | Dr. SOETOMO. Tatalaksana Gangguan Ansietas (Kecemasan) Akibat Wabah Covid-19 Pengertian | (etnies Patofisiologi ‘Cemas sebenamya adalah respon yang wajar dialami oleh seseorang ketika menghadapi ancaman, dalam hal ini ancamannya berupa terinfeksi COVID-19. Gangguan ansietas adalah gangguan psikiatri yang ditandai dengan rasa khawatir dan takut berlebihan atas ancaman yang tidak jelas atau tidak pasti, yang akan dinadapi seseorang, Gejala utama tersebut sering disertai dengan gejala-gejala lain seperti sulittidur, waspada bertebihan, mimpi buruk, pikiran obsesif akan ancaman yang dihadapi, sera gejala-gejala otonom seperti Sakit kepala, Keringat, jantung berdebar, dada terasa tidak nyaman, dan perut | tidak nyaman, dan gelisah, ditunjukkan oleh ketidak-mampuan untuk duduk atau diam lama (Sadock, Sadock and Ruiz, 2015), 4. Teori regresi Dalam situasi yang sulit, seperti situasi pandemi, mereka khawatir akan kehilangan kendall atas diri dan pikirannya, dan Keriudian kembali ke fase yang lebih primitit dimana seseorang memiliki keinginan untuk menelan segalanya, untuk memuaskan instingnya, Namun, disisi lain, mereka juga melihat orang lain yang terinfeksi virus Penyebab wabah layaknya zombi yang harus disingkirkan, layaknya zombi, yang harus disingkirkan sehingga melakukan tindakandindakan yang kasar, agresif, diskriminatif dan penuh stigma pada orang yang terinfeksi. Mereka tercabik dalam dilema antara terus merepresi insting tersebut, atau melepaskannya, Mereka takut menjadi seorang “zombie” yang selama ini mereka benci. Hal ini dapat menimbulkan kecemasan dan kekhawatiran. Ketika wabah yang berbahaya benar-benar muncu, banyak orang mengalami konflk tersebut di tingkat kolektif (masyarakat), sehingga terjadi kecemasan atau histeria besar yang kadang menutupi dari wabah penyakit yang sebenamya, (Huremovic, 2019) 2. Teori Penularan Psikologis (Psychological Contagion) Konsep ‘milling’ (yaitu orang menjadi sangat sadar akan sikap dan perilaku kelompok dan kemudian mengadaptasi sikap ini untuk menghindari ejekan atau perundungan) yang disebut penularan psikologis (Wheeler, 1966) Penularan psikologis dapat mencakup 2 aspek, yaitu aspek mosional dan aspek Perilaku. Ketika terjadi wabah atau pandemi, sikap emosi dan perilaku yang paling umum dan paling banyak dilakukan oleh anggota dalam kelompok tersebut, akan diadopsi oleh tiap individu anggota kelompok. Jika emosi yang banyak dirasakan adalah rasa cemas, takut, khawatir, yang memang wajar terjadi pada pandemi terkait dengan perubahan yang begitu drastis, maka sebagian besar orang akan terpengaruh Panduan Praktik Klinis we ‘SMF Kedokteran Jiwa RSUD Dr Soetomo Surabaya Dr. SOETOMO. Tatalaksana Gangguan Ansietas (Kecemasan) Akibat Wabah Covid-19 |. Perasaan terisol: dan menjadi cemas, karena itu adalah yang wajar ada dalam kelompok tersebut. Demikian pula dengan perilaku yang muncul sebagai akbat dari rasa cemas yang ada, seperti panic buying, waspada berlebihan, bahkan perlakuan stigma pada orang yan terjangkit penyakit wabah, juga dapat diadopsi oleh tiap individu dalam kelompok tersebut. Dengan demikian, emosi dan perilaku sebagai manifestasi dari cemas yang muncul, dapat begitu mudah menyebar, bahkan kadang menutupi dari wabah penyakit itu sendiri Sayangnya, penelitian dan model yang dapat memprediksi reaksi dan Perilaku psikologis massa dalam wabah yang menyebar cepat, masih sangat Kurang. (Huremovic, 2019) . Banjir informasi Media secara langsung maupun tidak langsung dapat berperan dalam meningkatkan kekhawatiran masyarakat dengan cara menampilkan berita-berita wabah secara terus menerus, dengan suatu sudut pandang tertentu sehingga terlihat lebih serius, lebih mencekam dan lebih dramatis dari kejadian sebenamya. (Huremovic, 2019) stigma dan terbatasnya dukungan sosial Ketika situasi isolasi dan karantina melibatkan peristiwa yang lebih dramatis, termasuk melihat orang yang dicintai terserang penyakit dan penderitaan, melihat pasien sekarat akibat penyakit, atau menyaksikan kekerasan dan penggunaan kekuatan (termasuk pemisahan paksa), pengalaman-pengalaman itu, ditambah dengan ketakutan akan keselamatan diri sendiri orang-orang yang dicintai, dapat menimbulkan gejala stres traumatis (mengakibatkan gangguan stres akut dan gangguan stres pasca trauma). (Huremovic, 2019). Selain itu, sering pula muncul stigma dari masyarakat pada pasien, keluarganya, bahkan orang-orang yang dianggap melakukan Kontak dengan pasien sehingga semakin membuat orang lain merasa tidak nyaman dan takut Untuk mendekati mereka. Bahkan, beberapa peneltian juga menunjukkan bahwa petugas kesehatan menghabiskan lebih sedikit waktu dengan pasien dalam isolasi, dan pasion merasa tidak mendapat cukup informasi tentang perawatan kesehatan mereka oleh penyedia layanan. (Huremovic, 2019). Hal seperti ini, akan semakin menumbuhkan perasaan sendir, Kesepian, dan khawatir akan nasibnya, yang kemudian dapat berkembang menjadi suatu gangguan cemas, ;. Munculnya rasa hilang kendali akan keadaan Jenis virus-virus baru yang belum pernah terlihat sebelumnya, yang sering tanpa | Panduan Praktik Klinis | SMF Kedokteran Jiwa RSUD Dr Soetomo Surabaya Dr. SOETOMO Tatalaksana Gangguan Ansietas (Kecemasan) Akibat Wabah Covid-19 metode terapi yang tersedia, dapat menyebabkan ketakutan dan kepanikan yang meluas. Masyarakat juga dihadepkan pada konclsi yang tidak dirasakan sebelumnya, seperti isolasi, karantina, Social distancing dengan segala_konsekuensinya Seseorang dihadapkan dengan kesadaran yang tiba-tiba bahwa rencana mereka | untuk masa depan mereka yang segera tiba-tiba berubah secara dramatis, Mereka mungkin dibawa ke lingkungan yang tidak dikenal dan dipisahkan deri Konteks sosial mereka. (Huremovic, 2019). Kesemua hal ini dapat menyebabkan seseorang merasa kehilangan kendall atas Kehidupannya, yang dapat berkembang menjadi rasa takut, ccemas dan tidak berdaya, | | 6. Faktor Neurobiologi Kondisi pandemik yang dalam jangka lama menyebabkan hiperaktifitas Simpatetik ‘Nervous System (SNS) dan HPA Axis, khususnya pada populasi-populasi yang rentan atau sudah menunjukkan kecenderungan gangguan cemas sebelumnya. Hal ini berkaitan dengan lebih dominannya peran amigdala dibandingkan prefrontal corteks dalam mempengaruhi respon dan perilaku seseorang dan berujung pada timbulnya spektrum gangguan cemas. (Ursano et al, 2007) Gejala dan kriteria diagnostik untuk setiap subset gangguan ansietas memiliki ke-khasan ‘masing-masing. Walaupun demikian, semua spektrum memiliki gejala inti yang sama, yaitu adanya rasa takut dan khawatir yang berlebihan (Stahl, 2013). Lebih lengkapnya, Klasifikasi sesuai dengan ICD 10 mencatat gejala-gejala yang sering muncul pada semua spektrum gangguan ansietas, yaitu 1. Ketakutan (khawatir tentang nasib malang di masa depan, merasa “gelisah’, dan kesulitan dalam berkonsentrasi) 2. Ketegangan motorik (gelisah gelisah, sakit kepala tegang, gemetar, ketidak-mampuan untuk bersantai) 3. Hiperaktifitas dari sistem otonom (sakit kepala ringan, berkeringat, takikardia atau takipnea, ketidaknyamanan epigastrium, pusing, mulut kering) Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan tanda vital: suhu badan, tensi, nadi, frekuensi napas | Pemeriksaan Psikiatrik: 1. Kesan umum: pasien bisa tampak gelisah (restless leg, mondar mandir tidak bisa duduk tenang), dapat juga tampak keluar keringat dingin, tangan gemetar, akral dingin dan pucat Panduan Praktik Klinis ‘SMF Kedokteran Jiwa RSUD Dr Soetomo Surabaya suns mnt Dr. SOETOMO. (Kecemasan) Akibat Wabah Covid-19 ‘Tatalakeana Gangguan Ansiet 2. Mood dan afek: cemas, irritable 3. Proses berpikir: preokupasi terhadap kecemaan dan berbagai macam keluhan fisik yang menggambarkan kecemasan 4. Kemauan menurun 5. Psikomotor: tremor, hiperaktivitas, stereotype movement. Pedoman diagnostik untuk gangguan kecemasan menyeluruh menurut PPDGJ-IIl (41.1) Diagnosis | 1. Penderita harus menunjukkan anxietas sebagai gejala primer yang berlangsung hampir setiap hari untuk beberapa minggu sampai beberepa bulan, yang tidak terbatas atau hanya menonjol pada keadaan situasi khusus tertentu saja (sifatnya free floating atau mengambang). 2. Gejale-gejala tersebut biasanya mencakup unsur-unsur berikut ‘a. Kecemasan (khawatir akan nasib buruk, merasa seperti di ujung tanduk, sult konsentrasi, dsb). b. Ketegangan motorik (gelisah, sakit kepala, gemetaran, tidak dapat santai), ©. Over-aktivitas otonomi (kepala terasa ringan, berkeringat, jantung berdebar-debar, ‘sesak napas, keluhan lambung, pusing kepala, mulut kering, dsb). 3. Pada anak-anak sering terlihat adanya kebutuhan berlebihan untuk ditenangkan (reassurance) serta keluhan-keluhan somatik berulang yang menonjol. 4, Adanya gejala-gejala Iain yang sifatnya sementara (untuk beberapa hari), khususnya depresi, tidak membatalkan diagnosis utama gangguan anxietas menyeluruh, selama hal tersebut tidak memenuhi kriteria lengkap dari episode depresif (F32), gangguan ansietas fobik (F40), gangguan panik (F41.0), gangguan obsesif-kompulsif (F42), Banding Diagnosis Episode depresif (F32) ‘gangguan ansietas fobik (F40) Gangguan panik (F41.0) Gangguan obsesit-kompulsif (F42) Gangguan Stress Pasca Trauma (F43.1) AS Omw >| Pemeriksaan | Untuk membantu dapat dilakukan skrining menggunakan Self Reporting Questionaire Penunjang | (SRQ) untuk mendeteksi kondisi stress dengan manifestasi kecemasan serta skrining GAD (Generalized Anxiety Disorder) untuk Gangguan ansietas (kecemasan) menyeluruh | (tertampir) Panduan Praktik Klinis ‘SMF Kedokteran Jiwa RSUD Dr Soetomo Surabaya Dr. SOETOMO Tatalaksana Gangguan Ansietas (Kecemasan) Akibat Wabah Covid-19 Terapi 1 Terapi Farmakologi ‘a. Golongan obat yang memodulasi serotonin (Selective Serotonin Reuptake Inhbitor, SsRi) [ NO | NAMA OBAT Dosis | PENGGUNAAN 1 | Fluoxetine | 20-80 mg perhari 7 kali sehari 2 | Sertraline | 60-100 mg perhari kali sehari 3 | Escitalopram | 10-20mg perhari 1 kali sehari Efek samping yang sering muncul adalah Gangguan saluran cerna (dipengaruhi jumlah dosis) seperti mual, muntah, dispepsia, sakit perut, diare, konstipasi; ‘Anoreksia atau kenaikan berat badan, Reaksi hipersensitivitas termasuk gatal, biduran, anafilaksis, myalgia, Mulut kering, Gugup, Halusinasi, Mengantuk, Kejang, Disfungsi seksuel, Gangguan pada kandung kemih untuk mengeluarkan urin atau mengosongkannya, Gangguan pengelihatan, Gangguan pembekuan darah / perdarahan, Hiponatremia, b. Golongan SNRI (Serotonin Norepinephrine Reuptake Inhibitor) NO | NAMA OBAT Dosis PENGGUNAAN 1 |Venlavaxine — | 10-225mg/ hari 1 kali sehari |" 2 Duloxetine 20-60mg/ hari 1-2 kali sehari Efek samping yang sering muncul pada penggunaan obat golongan ini adalah Mual dan muntah, Pening; kepala kliyengan, Sulit tidur (insomnia), Mimpi yang tidak biasa; mimpi buruk, Keringat berlebinan, Sembelit, Gemetar, Merasa cemas, Masalah seksual . Golongan Benzodiazepin [NO | NAMA OBAT Dosis PENGGUNAAN 4 — 1 [Alprazolam | Cemas: 14mg ari 7-3 kali sehari Panik : 5-6mg / hari / 2° | Lorazepam 2-6mg/hari 1-2 kali sehari — 3 | Klobazam 10-20mg / hari 1-2 kali sehari Panduan Praktik Klinis | ‘SMF Kedokteran Jiwa RSUD Dr Soetomo Surabaya Dr. SOETOMO Tatalaksana Gangguan Ansietas (Kecemasan) Akibat Wabah Covid-19 Perhatian khusus: Golongan obat ini memiliki potensi adiksi yang cukup besar pada beberepa jenis bat, khususnya yang memilki waktu paruh pendek dan onset yang cepat, seperti alprazolam. Karena sifatnya tersebut, alprazolam masih menjadi pilihan dalam | terapi gangguan panik yang sering muncul tiba-tiba dengan durasi yang relatif singkat 1d. Golongan Antidepresan Trisiklik dan Tetrasiklk NO | NAMA OBAT Dosis | PENGGUNAAN |-7[Amitriptiin | 50-150mg/ hari [7 kali sehari, menjelang tur 2 |Maprotiine | 75-150mg/hari_|7 Kali sehari, menjelang tidur | Perhatian Khusus: _ 41) Obat golongan trisiklik, Khususnya Amitriptiline, sering disebut sebagai “Dirty Drug’, karena sifatnya yang berikatan dengan banyak reseptor, sehingga kemungkinan adanya efek samping lebih beser. 2) Efek samping yang sering muncul adalah efek samping terkait efek antikolinergik, seperti mata kabur, kosntipasi, retentio urin, mulut kering, nafsu makan meningkat dan peningkatan berat badan. Efek samping lain yang prlu mendapat perhatian adalah pusing, mengantuk, dan pada sebagian orang dapat muncul disfungsi ereksi. ‘@. Golongan Antipsikotik Atipikal (terapi adjunctive) | NO] NAMA OBAT Dosis PENGGUNAAN 7 | Quetiapine XR__| 50-300mg/hari_ | 1x sehari |-2 | Risperidone 0,5-6mg/hari 4-2x sehari ‘Aripiprazole 7-7Omgihari Tx sehari Perhatian Khusus Obat antipsikotik atipikal ini mempunyai efek samping eksyrapiramidal (yaitu parkinsonisme sekunder, akhatisia dan dystonia akut) maunpun Sindroma Neuroleptik Maligna yang minimal, namun tetap membutuhkan observasi pasca pemberian obat tersebut. Peningkatan nafsu makan dapat terlihat sejak pemberian wal obat in. ‘SMF Kedokteran Jiwa T | Panduan Praktik Klinis | RSUD Dr Soetomo Surabaya Dr SOETOMO ‘Tatalaksana Gangguan Ansietas (Kecemasan) Akibat Wabah Covid-19 ] Catatan : Lampiran 3 menunjukan potensi interaksi obat psi anti COVID 19 ropika dengan obat 2. Pendekatan Non Farmakoterapi ‘a. Pertolongan Pertama Psikologis (Psychological First Aid, PFA) Pertolongan pertama psikologis bertujuan untuk mengurangi kesulitan awal, memenuhi kebutunan saat ini, mempromosikan penanganan yang fleksibe! dan mendorong penyesuaian,(Ursano et al, 2007)WHO telah _mengembangkan kerangka kerja yang terdiri dari tiga prinsip tindakan untuk membantu dalam engiriman pertolongan pertama psikologis. Prinsip-prinsip ini memberikan panduan cara melihat dan memasuki situasi derurat (LOOK) dengan aman untuk | memahami kebutunan orang-orang yang terkena dampak (LISTEN) dan menghubungkan mereka dengan informasi dan dukungan praktis yang mereka butuhkan (LINK). b. Intervensi Krisis c. Relaksasi 41) Target untuk membuat pasien menjadi tenang, rileks, dan fokus dengan cara | ‘melakukan kontrol terhadap tekanan yang ada (Wolberg, 1988). 2) Teknik Teknik yang paling sederhana, yeitu teknik pernapasan sederhana Pedoman ini akan membahas terbatas melatih teknik pernapasan. Teknik pernapasan yang bisa dilakukan adalah dengan metode 4-4-8. Teknik | Permapasan 4-4-8 adalah teknik pernapasan yang melibatkan pernapasan selama 4 detik, menahan napas selama 7 detik, dan menghembuskan napas selama 8 detik. Teknik sangat bagus untuk digunakan ketika Anda merasa sires atau tegang arena dapat membantu menenangkan sistem saraf, Panduan Praktik Klinis ‘SMF Kedokteran Jiwa RSUD Dr Soetomo Surabaya Dr. SOETOMO ‘Tatalaksana Gangguan Ansietas (Kecemasan) Akibat Wabah Covid-19 memjernihkan pikiran dan mengurangi stres. Caranya adalah sebagai berikut a) Sambil duduk, tarik napas melalui hidung selama 4 hitungan, ambil napas ke dalam perut. b) Tahan napas di perut dan hitung sampai 4 hitungan. ©) Keluarkan napas melalui mulut disertai bunyi “whhooos" pelan, hingga hitungan 8. d) Fokuslah pada tiap hitungan ketika melakukan teknik ini e) Lakukan selama 3-4 kali Catatan: beberapa terapis menggunakan teknik 4-7-8, yang berarti pada langkah menahan napas, hitungan dilakukan sampai 7 hitungan d. Psikoterapi Supportif Tujuan: untuk membawa pasien ke keseimbangan emosional secepat mungkin, dengan memperbaiki gejala dan memperkuat mekanisme koping, serta menghilangkan atau mengurangi faktor eksternal yang menjadi sumber stress, ‘sehingga pasien dapat berfungsi normal. (Wolberg, 1988). Beberapa teknik psikoterapi suportif yang dapat dilakukan antara lain: pujian, reassurance, dorongan, normalisasi, advis, reframing (Winston, Rosenthal and Pinsker, 2004) Terapi Kognitif dan Perilaku 41) Target untuk mempromosikan pola pikir dan perilaku yang efektif dalam ‘mengatasi permasalahn dan krisis yang ada. 2) Teknik Restrukturisasi kognitif (yang mengalami distors!) Mengembangkan perilaku yang lebih adaptif dalam menghadapi stresor, selain itu pendekatan Perilaku yang dapat digunakan: 8) Ignoring b) Diversion ©) Reward and punishment 4) Token system 8) Flooding ) Systematic desensitization 9) Aversion: Memberi pengalaman yang menyakitkan apabila seseorang melakukan perilaku yang akan diubah Panduan Praktik Klinis ‘SMF Kedokteran Jiwa RSUD Dr Soetomo Surabaya - _ |__Dr. SOETOMO Tatalaks 1a Gangguan Ansietas (Kecemasan) Akibat Wabah Covid-19 f. Psikoedukasi Edukasi yang tepat tentang aspek-aspek dari wabah, sangat diperlukan untuk ‘meningkatkan kepatuhan masyarakat terhadap langkah medis maupun non medis dari pemerintah dan semua pihak terkait | Pendekatan Liaison Tugas sebagai psikiati penghubung adalah memastixan bahwa kebutuhan pasien, baik fisik maupun psikologis dapat terakomodasi dengan baik, dengan cara menjembatani Komunikasinya dengan semua pihak yang memberikan perawatan kepada pasien dan modalitas yang ada | Dalam melakukan hal ini, pendekatan yang dapat dilakukan adalah a. Membekali diri dengan pengetahuan dasar tentang penyekit penyebab wabah, mencakup gejala, masa inkubasi, cara penularan, pencegahan dan modalitas erapi yang tersedia, Hal ini penting sebagai bekal psikiater dalam melekukan tugasnya sebagai penghubung b. Membantu memfasiltasi dan mengkomunikasikan pemenuhan kebutuhan dasar pasien, termasuk mengatasi potensi kekhawatiran tentang perumahan, trensportasi, pendidikan, pekerjaan, makanan, dan masalah rumah tanga lsinnya, ¢. Menyamakan persepsi tentang keluhan dan kebutuhan pasien dan mengkomunikasikannya pada semua pihak tekait, hususnya medis 4. Menjembatani komunikasi antera tenaga medis terkait dan menyamakan persepsi, kemudian menyampaikannya pada pasion @. Secara aktif melakukan pendampingan pada semua pinek terkait dalam tatalaksana pasien, termasuk pada tenaga medis itu sendir, untuk mencegah burn out. Monitoring dan Evaluasi 3, Gejala kecemasan (mood, afek, pikiran preokupasi, hiperaktivitas otonomik dan motoric) dan penurunan skor GAD Interaksi obat Efek samping obat Kriteria Kontrol Bila pasca perawatan pasien masih mengalami kecemasan atau mengalami perburukan gejala kecemasn atau mengalami gejala gangguan jiwa yang lain Komplikasi / Komorbiditas 1 \2 Gangguan Stress Pasca Trauma (F43.1) Episode depresif (F32) Panduan Praktik Klinis | ‘SMF Kedokteran Jiwa_ | RSUD Dr Soetomo Surabaya Dr. SOETOMO. ‘Tatalaksana Gangguan Ansietas (Kecemasan) Akibat Wabah Covid-19 | 3. Gangguan Panik (F41.0) 4. Gangguan Kepribadian Cemas Menghindar (F60.6) 5. Gangguan Kepribadian Anankastik (F60.2) 6. Gangguan Kepribadian Ambang (F60.3) Prognosis Dubois ad bonam Tingkat 1 Evidence | Tingkat 8 Rekomendasi Penelaah —_| Nalini Mundi, dr., SpKJ(K), FISCM Kritis: Azimatul Karimah, dr., SpKJ(K), FISCM | Riko Lazuardi, dr Indikator Angka morbiditas, angka mortalitas, ALOS Medis | Kepustakaan | Bandelow et.al, 2012. international Journal of Psychiatry in Clinical Practice, 2012; 16: 77-84 Hannah Ritchie and Max Roser (2020) - "Mental Health". Published online at OurWorldinData.org. Retrieved from: “https://ourworldindata.orgimental-health’ [Online Resource} hit jov/coror 19-ncovidaily-life-coping/manaait 5-anxiety hi Huremovic, D. (2019) Psychiatry of Pandemic A Mental Health Response to Infection Outbreak. Jalnapurkar, |., Allen, M. and Pigott, T. (2018) ‘Sex Differences in Anxiety Disorders: A Review, HSOA Journal of Psychiatry, Depression & Anxiety, 4(012). doi 10.24966/PDA-0150/100012 Mitchell, J. T. (2016) ‘Stress in Emergency Personnel’, in STRESS: CONCEPTS, COGNITION, EMOTION, AND BEHAVIOR Handbook of Stress, Volume 1, pp. 385~ 391. doi: 10.1016/B978-0-12-800951-2,00049-2. Morganstein, J. C. ef al. (2017) ‘Pandemics : Health Care Emergencies’, in Textbook of Disaster Psychiatry 2nd edition, pp. 270-284 PP PDSKJI, 2020. Panduan interaksi obat psikiatri dengan obat COVID-19) Sadock, B. J., Sadock, V. A. and Ruiz, P. (2015) Kaplan & Sadock’s Synopsis of Psychiatry; behavioral Sciences / Clinical Psychiatry, elevent edition. Wolters Kluwer. Stahl, S. M. (2013) Stah’sEssential Psychopharmacology Neuroscientific Basis and Practical Application FourthEdition. Panduan Praktik Klinis SMF Kedokteran Jiwa RSUD Dr Soetomo Surabaya to. |omate - - Dr SOETOMO. l Tatalaksana Gangguan Ansietas (Kecemasan) Akibat Wabah Covid-19 Lampiran 1 Self-Reporting Questionnaire-29 Nama’ Tanggal: Alamat: Telepon:. HP: Petunjuk: Bacalah petunjuk ini seluruhnya sebelum mulai mengisi. Pertanyaan berikut berhubungan dengan masalah yang mungkin mengganggu Anda selama 30 hari terakhir. Apabila Anda menganggap pertanyaan itu Anda alami dalam 30 hari terakhir, berilah tanda silang (X) pada kolom ¥ (berarti Ya). Sebaliknya, Apabila ‘Anda menganggap pertanyaan itu tidak Anda alami dalam 30 hari terakhir, berilah tanda silang (X) pada kolom T (Tidak), Jika Anda tidak yakin tentang jawabannya, berilah jawaban yang paling sesuai di antara Y dan T. Kami tegaskan bahwa jawaban Anda bersifat rahasia dan akan digunakan hanya untuk membantu pemecahan masalah Anda. T - Y[t ‘Apakah Anda sering merasa sakit kepala? ‘Apakah Anda kehilangan nafsu makan? ‘Apakah tidur Anda tidak nyenyak? ‘Apakah Anda mudah merasa takut? ‘Apakah Anda merasa cemas, tegang, atau khawatir? ‘Apakah tangan Anda gemetar? “Apakah Anda mengalami gangguan pencernaan? | ‘Apakah Anda merasa sulit berpikir jernin? ‘Apakah Anda merasa tidak bahagia? [710 | Apakah Anda lebih sering menangis? 71 | Apakah Anda merasa sulit untuk menikmati aktivitas sehari-hari? 72 | Apakah Anda mengalami kesulitan untuk mengambil keputusan?_ 13 | Apakah aktivitas/tugas sehari-hari Anda terbengkalai? 4 | Apakah Anda merasa tidak mampu berperan dalam kehidupan ini? | 15 | Apakah Anda kehilangan minat terhadap banyak hal? 16 | Apakah Anda merasa tidak berharga? 47 | Apakah Anda mempunyai pikran untuk mengakhin hidup Anda? 78 | Apakah Anda merasa lelah sepanjang waktu? 49 | Apakah Anda merasa tidak enak di perut? 20 | Apakah Anda mudah lelah? 21} Apakan Anda minum alkohol lebih banyak dari biasanya atau Apakah Anda ‘menggunakan narkoba? 22 | Apakah Anda yakin bahwa seseorang mencoba mencelakai Anda dengan cara tertentu? 23 | Apakah ada yang mengganggu atau hal yang tidak biasa dalam pikiran Anda? 24 | Apakah Anda pemah mendengar suara tanpa tahu sumbemnya atau yang orang lain tidak dapat mendengar? 25 [Apakah Anda mengalami mimpi yang menggangau tentang sualu bencana/musibah Joo] so] ol alo] y] | a ~ T Panduan Praktik Klinis SMF Kedokteran Jiwa RSUD Dr Soetomo Surabaya asialeeeialiciadin - : Dr SOETOMO. Tatalaksana Gangguan Ansietas (Kecemasan) Akibat Wabah Covid-19 ‘atau adakah saat-saat Anda seolah mengalami kembali kejadian bencana itu? 26 | Apakah Anda menghindari kegiatan, tempat, orang atau pikiran yang mengingatkan ‘Anda akan bencana tersebut? 27 | Apakah minat Anda terhadap terian dan kegiatan yang biasa Anda lakuken berkurang? 28 | Apakah Anda merasa sangat terganggu jika berada dalam situasi yang mengingatkan ‘Anda akan bencana atau jika Anda berpikir tentang bencana itu? | 28 | Apakah Anda kesulitan memahami atau mengekspresikan perasaan Anda? Interpretasi a. tidak terdapat nilai cut off yang universal yang dapat digunakan b. dalam kebanyakan situasi § sampai 7 jawaban YA pada no 1-20 (gejala neurosis) mengindikasikan adanya masalah psikologis No. 21 mengindikasikan adanya penggunaan zat psikoaktif d. Satu jawaban YA dari no, 22-24 (gejala psikotik) mengindikasikan adanya masalah serius dan periu penanganan lebih lanjut fe. Satu jawaban YA dari no, 28-29 mengindikasikan adanya gejal-gejala PTSD (Post Traumatic Stress Disorder) Panduan Praktik Klinis | ‘SMF Kedokteran Jiwa RSUD Dr Soetomo Surabaya Dr. SOETOMO. Tatalaksana Gangguan Ansietas (Kecemasan) Akibat Wabah Covid-19 Lampiran 2 a - Skrining Generalized Anxiety Disorder (versi Bahasa Indonesia) CAT Tidak] Baberapa | Uebh dar | Wamp ‘Selma 2 minggu trai, seberapaserng Anda tergangguoeh | Lams | pan | soparun | setap hari hatha erku a 7 Wrase caas, Kawai, sau was-was ° 7 z a 7 Tlak mampu menghenikan atau mengendaican rasacomas | 0 7 2 3 3. Kawatr beeebnan san hata yang berbeda 0 7 2 3 2 Sait unt aS ° 7 2 3 3. Sangat getan sehngga Sa unak dudik Gam ° 7 z 3 3. Menjodi madah fersnggung stau madeh marah o 1 z 3 7 Merasa taku seaKor-akan sesuatu yang buna DS! fra 2 1 2 3 Total shor = smatian a + eee “Jka anda mempunyal satu atau beberapa gejala datas, seberapa besar kesultan yang dtimbukannya dalam peherjaan, mengurusi rumah, atau bergaul dengan orang tin? ‘Tidak sult sama sek ‘Agak sult ‘Sangat sult ‘Amat sangat sult a Qa Oo oa Kategori keparahan anxietas berdasarkan skor GAD-7: © Minimal :0-4 © Ringan :5-9 © Sedang :10-14 © Beat = 15-21 Panduan Praktik Klinis ‘SMF Kedokteran Jiwa RSUD Dr Soetomo Surabaya _Dr:SOETOMO Lampiran 3. Tatalaksana Gangguan Ansietas (Kecemasan) Akibat Wabah Covid-19 Kewaspadaan interaksi obat Psikotropika dengan obat anti COVID-19 (PP PDSKuI, 2020) ‘TABELINTERAKS! OBAT Keterangan simbol: 7 potensi peningkatan keterpaparan obat psikiatri 4 potensi penurunan keterpaparan obat psikiatri © tidak ada efek bermakna ff potensi peningkatan keterpaparan obat Covid 4 potensi penurunan keterpapan obat Covid 6 salah satu atau kedua obat menyebabkan perpanjangan Qt dan/atau PR. Diperlukan pemauantauan EKG. Keterangan waa: Merah bat ini tidak boleh saling diberikan Oranye —: potens interaksi dan membutunkan penyesuaian dosis atau pemantauan ketat Kuning potensi interaksi dengan intensitas lemah. Pemantauan ketat aiau penyesuaian dosis biasanya tidak dibutuhkan Hijau tidak ada interaksi klinis bermakna Keterangan singkatan nama obat obat anti Covi Lopinapir/Ritonavir (LPV) Chloroquin Phosphare (CLO) Hydroxy-Chloroquin Sulphate (CLQ) Ribavirin (RBV) Panduan Praktik Klinis SMF Kedokteran Jiwa RSUD Dr Soetomo Surabaya Dr. SOETOMO_ Tatalaksana Gangguan Ansietas (Kecemasan) Akibat Wabah Covid-19 ‘A. Obat Anti Depresan ‘bat Pakatr tin ‘Amitrptiin “itslopram Duloxetin Fluoyetin Fluvoxamin tum Paroxatin Servaln Venlafaxine Vortioxetin ‘Sie ww cows rupeacbonsow 8. Obat Ansiolotk/Mipnotit/Sedatit (Obae Peat Wwe [cia ‘Alprazolam ‘lobazam Diazepam Estazolam Flunitrazepam al Panduan Praktik Klinis | ‘SMF Kedokteran Jiwa RSUD Dr Soetomo Surabaya Dr. SOETOMO | Tatalaksana Gangguan Ansietas (Kecemasan) Akibat Wabah Covid-19 | — se | Taylor, 8. (2019) The Psychology of Pandemics. Ursano, R. L. etal. (2007) Textbook of Disaster Psychiatry. Wheeler, L. (1965) ‘Toward Theory of Behavioral Contagion’, Psychologica! Review, 73(2), pp. 179-192 WHO (2020) Mental health and psychosocial considerations during the COVID-19 outbreak Winston, A, Rosenthal, R. N. and Pinsker, H. (2004) Introduction to Supportive Psychotherapy. Wolberg, LR. (1988) The Technique of Psychotherapy 4th Edition Katzman et al. Canadian clinical practice guidelines for the management of anxiety, postraumatic sass and obsessive-compulsive disordersBMC Paychiaty 2014, | | 4.4(Suppl 1):S1 http://www. biomedeentral,com/1471-244X/14/S1/S4 | ‘Surabaya, 5 Oktober 2020 Ketua SMF Kedokteran Jiwa Fotay ni Mund. dr. 8 isc: NIP. 19580508 198510 2 001 Keterangan: 1. GR: Grade of RecommendationsesuaiBukuPedomanPenyusunan Clinical Guideline RSUD Dr. SoetomoTahun 2019 2. Disamping keterangan

You might also like