You are on page 1of 14

VOL 2 NO 1

POTENSI ANCAMAN FOREIGN TERRORIST FIGHTERS (FTF) BAGI KETAHANAN


NASIONAL DAN KEAMANAN NASIONAL INDONESIA (STUDI KASUS: WNI YANG
BERGABUNG DENGAN ISIS DI SURIAH)
Hendra Kusuma Brotosumpeno, Hari Purwanto* Edy Supriadi*
*Dosen Pembimbing
Kajian Intelijen STIN
hendra.brotosumpeno@gmail.com
ABSTRACT
This research discusses the phenomenon of Foreign Terrorist Fighters (FTF) which joined
the Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) in Syria, especially from Indonesia. Indonesian pilgrims
joining ISIS will have strong ideologies, capable military skills with direct experience on the
battlefield. This thesis will examine and analyze their motivation to join and fight with ISIS and its
potential threat to National Security. Methods in this research is qualitative method (qualitative
research) and analytical descriptive study approach. Technique of collecting data is done by
interview and literature study. The conclusion of this study is that the motivation of Indonesian
Citizens who join ISIS in Syria is the spirit for jihad, economic motives, and as a means of i'dad
to get training, real war experience, and efforts to build communication with the network of Islamic
activists abroad, as well as the existence of fatwas and instructions from prominent figures of their
groups that reinforce their wishes. With this capability, it is necessary to be attention for the
Government of Indonesia, especially their potential return to Indonesia as they threatened to
return to Indonesia to combat the government and its officers (such as Police, TNI, PNS) regarded
as thogut. Potential threats to disrupt National Security and Sovereignty in the future Therefore,
to reduce the motivation (demotivation) citizens who want to join ISIS in Syria then carried out the
raising and propaganda against the characters Raka / jihadist Indonesia who have not supported
or even does not agree with the Islamic State Islamic Khilafah declared so that it can give its view
so that citizens do not do hijra to Syria. In addition, prevention of the possibility of citizens still
want to migrate and join as FTF in Syria and rejection against FTF from Indonesia who will return
to Indonesia based on databases owned by the State Intelligence Agency (BIN) and Police to the
identification data of Indonesian Citizens who join ISIS in Syria. In addition, the revision and
reinforcement of Law No. 15 of 2003 on Combating Terrorism Crime. This is done to facilitate law
enforcement officers to preventive efforts to prevent terrorism.
Keywords: Foreign Terrorist Fighters, National Defence, National Security, Islamic State of Iraq
and Syria, ISIS, Terrorism.

Pendahuluan meninggalnya Abu Mus‘ab Az Zarqawi,


Pada pertengahan tahun 2014, dunia kelompok tersebut mendeklarasikan Islamic
digemparkan dengan eksistensi sebuah State of Iraq (ISI). Pecahnya perang di
organisasi yang menggunakan jalur Suriah, menarik ISI untuk ikut serta dan
kekerasan untuk mencapai kepentingannya mengembangkan organisasinya dengan
membentuk negara Islam, yaitu Islamic State misi utamanya menghancurkan Syiah,
of Iraq and Syria (ISIS). ISIS atau Islamic sehingga berubah nama menjadi ISIS
State of Iraq and the Levant (ISIL) pada (Islamic State of Iraq and Sham). ISIS
awalnya merupakan salah satu faksi memiliki strategi dengan mengikutsertakan
organisasi Al Qaeda Iraq (AQI) pada masa para mujahidin dari luar (non-Arab) sehingga
perjuangan Abu Mus‘ab Az Zarqawi. Pasca berhasil membesarkan ISIS dari sisi jumlah

297
VOL 2 NO 1

tentara dan pendukung. ISIS menjadi Suriah, sedangkan sub fokus dari penelitian
magnet baru agenda jihad global, dengan ini adalah potensi ancaman Foreign Terrorist
mengkampanyekan seruan jihad dalam satu Fighters (FTF) terhadap Keamanan Nasional
khilafah dan menerapkan syariat Islam. dan Ketahanan Nasional Indonesia.
Pada 29 Juni 2014, ISIS kemudian Sementara itu, tujuan umum penelitian ini
mendeklarasikan diri sebagai Daulah adalah meneliti dan menganalisa motivasi
Islamiyah atau Khilafah Islamiyah dengan WNI yang menjadi Foreign Terrorist Fighters
Khalifah Abu Bakar Al-Baghdadi. Dalam (FTF) dan bergabung Islamic State of Iraq
perkembanganya, deklarasi Khilafah and Syria (ISIS), serta Meneliti dan
Islamiyah tersebut semakin mendorong menganalisa potensi ancaman Foreign
militansi jihad kelompok Islam fundamental Terrorist Fighters (FTF) terhadap Keamanan
di berbagai negara untuk menginisiasi Nasional dan Ketahanan Nasional
berdirinya Daulah Islamiyah, termasuk di Indonesia.
Indonesia.
Kajian Teori
Fenomena FTF memerlukan kesiapan
Menurut Post, Victoroff, Miller, Arena
dan langkah antisipasi dari pemerintah
dan Arrigo yang dikutip oleh Mira Noor Milla
Indonesia karena. FTF dapat diartikan
dan Faturochman (2009:4), perspektif
sebagai sebuah perjalanan ke tanah asing
identitas sosial dapat digunakan untuk
dengan maksud terlibat dalam kegiatan,
menganalisis terorisme di Indonesia
rencana atau pelatihan terorisme serta
disebabkan teori identitas sosial
terlibat konflik bersenjata, mayoritas dari
menyediakan kerangka analisis bagaimana
FTF termotivasi oleh ideologi. Warga Negara
perilaku seseorang dapat didorong dan
Indonesia (WNI) banyak yang menjadi
dipengaruhi oleh keanggotaannya dalam
jihadis ke Suriah, kemudian bergabung
kelompok. Terorisme merupakan fenomena
dengan ISIS dan nantinya kembali ke
kelompok, dimana individu memutuskan dan
Indonesia. WNI yang menjadi FTF dan
melakukan aksi terorisme didorong oleh
mampu bertahan di Suriah memiliki
keputusan kelompok dan tujuan yang ingin
kemampuan militer yang tinggi sehingga
dicapai oleh kelompok. Sebelumnya, Teori
ketika kembali ke Indonesia maka memiliki
identitas sosial (social identity) dipelopori
potensi ancaman yang besar terhadap
oleh Henri Tajfel pada tahun 1957 dalam
Ketahanan Nasional dan Keamanan
upaya menjelaskan prasangka, diskriminasi,
Nasional Indonesia.
perubahan sosial dan konflik antar
Oleh karena itu, berdasarkan fenomena kelompok. Menurut Tajfel (1982), Identitas
tersebut peneliti tertarik untuk mengangkat sosial (social identity) adalah bagian dari
penelitian tersebut dengan judul “Potensi konsep diri seseorang yang berasal dari
Ancaman Foreign Terrorist Fighters (FTF) pengetahuan mereka tentang keanggotaan
Bagi Ketahanan Nasional dan Keamanan dalam suatu kelompok sosial bersamaan
Nasional Indonesia (Studi Kasus: WNI dengan signifikansi nilai dan emosional dari
yang Bergabung dengan ISIS di Suriah)”. keanggotaan tersebut. Menurut Abrams dan
Hogg (1990), social identity sebagai rasa
Berdasarkan latar belakang masalah
keterkaitan, peduli, bangga dapat berasal
tersebut, penelitian ini difokuskan pada
dari pengetahuan seseorang dalam berbagai
motivasi WNI yang bergabung dengan
kategori keanggotaan sosial dengan
Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) di

298
VOL 2 NO 1

anggota yang lain, bahkan tanpa perlu ancamannya adalah persatuan bangsa dan
memiliki hubungan personal yang dekat, nilai-nilai luhur bangsa, 3) Pemerintah:
mengetahui atau memiliki berbagai minat. kepentingan ancamannya adalah
Selain itu, menurut Oakes dan Haslam kebijaksanaan dan tindakan pemerintah
(1994:9), keanggotaan individu kelompok serta legitimasi pemerintah, 4) Masyarakat:
dapat memainkan peran dalam kepentingan ancamannya adalah kehidupan
pembentukan konsep diri melalui tiga proses masyarakat dan kepentingan kelompok
yaitu kategorisasi, identifikasi dan masyarakat, dan 5) Individu: kepentingan
komparasi. Individu memasukkan diri ancamannya adalah keamanan jiwa diri dan
mereka dalam kategori sosial tertentu yang keluarga serta harta kekayaan. Mengetahui
dianggap kongruen dengan self-definition. kadar ancaman, sejauh mana tingkat bahaya
Sedangkan menurut Choudbury (2007) dan ancaman tersebut sangat diperlukan.
Roy (2004) salah satu penyebab munculnya Menurut Robert yang dikutip oleh Sugirman
radikalisme adalah isu-isu identitas. (2009:298), untuk mengukur tingkat
Pendekatan-pendekatan seperti teori self- ancaman yang disebut Robert Ring, tingkat
categorisation dan Teori identitas sosial bahaya ancaman terklasifikasi ke dalam 4
mengatakan bahwa seseorang akan mudah (empat) tingkat, yaitu Minor (kecil), Moderat
mendefinisikan dirinya dalam hubungan (sedang), Serious (besar), dan Kritis (besar
kelompok dibanding dengan hubungan sekali).
pribadi. Mengacu pada Teori Identitas
Menurut Morgenthau (2010:170) power
Sosial, seseorang akan dapat mencapai self-
atau kekuatan nasional suatu bangsa terbagi
esteem dengan mengidentifikasi dalam
atas sembilan unsur yaitu geografi, sumber
sebuah kelompok. Menurut Golose
daya alam, kemampuan industri, kesiagaan
(2009:40), Gerakan Islam Radikal di
militer, penduduk, karakter nasional, moral
Indonesia tidak serta merta muncul begitu
nasional, kualitas pemerintah, dan kualitas
saja, namun melalui proses radikalisasi yang
diplomasi. Model Ketahanan Nasional
terjadi secara sistematis dan terorganisir.
Indonesia berevolusi sejak tahun 1968
Radikalisasi terbentuk melalui empat tahap;
hingga mencapai bentuk analitisnya yang
(1) tahap perekrutan; (2) tahap identifikasi
terakhir pada tahun 1982 yang dirumuskan
diri; (3) indoktrinasi; dan (4) jihad yang
oleh Lemhannas dan dituangkan dalam
disesatkan.
penjelasan UU No. 20 tahun 1982, yaitu
Dalam penjelasan Undang-Undang “Kondisi dinamis suatu bangsa yang berisi
Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan keuletan dan ketangguhan, yang
Negara, yang dimaksud dengan ancaman mengandung kemampuan mengembangkan
adalah setiap usaha dan kegiatan, baik dari kekuatan nasional, di dalam menghadapi
dalam negeri maupun luar negeri yang dinilai dan mengatasi segala ancaman, baik dari
membahayakan kedaulatan negara, luar negeri maupun dari dalam negeri dalam
keutuhan wilayah negara, dan keselamatan bentuk apapun, yang langsung maupun tidak
segenap bangsa. Menurut Wahyono langsung membahayakan identitas,
(2003:19), pada dasarnya ancaman memiliki keutuhan, kelangsungan hidup bangsa dan
sasaran dan kepentingan, yaitu 1) Negara: negara serta mencapai tujuan perjuangan
kepentingan ancamannya adalah nasionalnya”. Sedangkan, menurut Abdul
kedaulatan dan kemerdekaan negara serta Monem (1985:45) definisi mengenai konsep
keutuhan wilayah, 2) Bangsa: kepentingan “keamanan” ini berkisar seputar dua aliran

299
VOL 2 NO 1

besar, yakni antara definisi strategis memberikan kontribusi untuk mengambil


(strategic definition) dan definisi non- kebijakan yang gagal.
strategis ekonomi (economic nonstrategic
definition).
Metode Penelitian
Vermonte (2003:32) membagi masalah
ancaman keamanan nasional menjadi dua Metode dalam penelitian ini adalah
yaitu yang bersifat transnasional yaitu metode kualitatif (qualitative research) dan
ancaman yang berasal dari negara-negara pendekatan studi deskriptif analitis. Teknik
sekitar maupun negara lainnya dan pengumpulan data dilakukan dengan
ancaman keamanan tradisional yaitu wawancara dan studi pustaka. Penelitian ini
ancaman yang bersumber dari dalam negeri menggunakan jenis sumber data, yaitu data
dan bersifat local. Oleh karena itu, menurut primer dan data sekunder.
Institute for Defense Security and Peace Data primer menggunakan purposive
Studies (2010), upaya strategis yang harus sampling, dan yang menjadi informan yaitu
dilakukan oleh negara untuk memberikan Komandan Satuan Tugas Khusus Terorisme
rasa aman bagi seluruh komponen bangsa, BIN, Tim Anev Satuan Tugas Khusus
antara lain 1) memaksimalkan upaya Terorisme BIN, Tim IT Satuan Tugas Khusus
diplomasi untuk penggalangan sekutu dan Terorisme BIN, dan simpatisan ISIS yang
mengisolasi ancaman, 2) penataan kembali ke Indonesia. Sedangkan data
angkatan bersenjata yang efektif, 3) konsep sekunder yang diperoleh berupa dokumen
pemanfaatan sipil dan kondisi-kondisi yang memuat tentang data-data terkait WNI
darurat (Sishankamrata), 4) memastikan yang bergabung dengan ISIS di Suriah dan
daya dukung infrastruktur, 5) penggunaan kelompok-kelompok Islam Radikal yang
intelijen untuk melakukan deteksi dini mendukung ISIS. Teknik pengumpulan data
terhadap ancaman, dan 6) kontra intelijen yang digunakan yaitu wawancara mendalam
untuk melindungi negara. dan analisis dokumen.
Menurut Kent (1949: vii), intelijen
strategis adalah intelijen positif (positive
intelligence) pada level tinggi (high-level, Hasil Penelitian
foreign positive intelligence) dan Keterlibatan WNI dalam Konflik Suriah
pengetahuan yang menempatkan terjadi sejak meletusnya Revolusi Suriah
masyarakat sipil secara baik dan militer pada Maret 2011, yang kemudian diikuti
diharuskan mengamankan kepentingan Revolusi Irak pada Desember 2013 untuk
nasional (the knowledge which our highly menggulingkan Pemerintahan Syi’ah dan
placed civilians and military men must have menegakkan Khilafah Islamiyyah. Konflik di
to safeguard the national welfare). Menurut, Suriah-Iraq tidak sebatas dalam lingkup
Greenberg and Haass (1996:13) bahwa perang antara pihak oposisi melawan
keakurasian intelijen secara signifikan pemerintah yang sah, namun diwarnai
meningkatkan keefektifan dari diplomasi dan faktor-faktor terkait keyakinan dalam Islam
agresi militer, walaupun intelijen yang akurat yakni: peperangan antara Sunni melawan
tidak menjamin pengambilan kebijakan yang Syiah, kebangkitan Islam akan dimulai dari
tepat, namun intelijen yang blunder biasanya Syam/Suriah dan Yaman, dan hadits-hadits
Nabi Muhammad tentang keutamaan Bumi

300
VOL 2 NO 1

Syam. Secara umum, klasifikasi WNI yang untuk membangun komunikasi dengan
terlibat konflik di Suriah terdiri dari 1) untuk jaringan aktivis Islam di luar negeri. Selain
berperang, yaitu bergabung dengan Daulah itu, dorongan untuk melakukan hijrah karena
Islamiyyah/Islamic State (sebelumnya ISIS) adanya Fatwa Hijrah yang diinstruksikan
atau dengan milisi lain (seperti Jabhah oleh tokoh prominen kelompok radikal Islam,
Nusrah, Ahrar Syam, Ajnad Syam, Jaisyur yaitu Aman Abdurahman dan Abu Bakar
Islam, Jabhah Islamiyyah, dll), 2) untuk Ba’asyir. Aman Abdurahman menyerukan
melaksanakan misi medis dan kemanusiaan jamaah Raka Indonesia untuk berpartisipasi
(seperti Hilal Ahmar, Syam Organizer, dalam jihad global yang diawali di Suriah
Indonesian Humanitarian Mission for Syria), pada 5 September 2013. Afiliasi Aman
dan 3) untuk bergabung dengan kelompok Aburahman terhadap Daulah Islamiyyah
Syiah. semakin ditegaskan dengan bai’at kepada
Abu Bakar Al Baghdadiy (Amir ISIS) pada
Eksistensi ISIS telah berhasil menarik
Februari 2014. Selanjutnya pada 12 Agustus
simpati sebagian umat Muslim dari berbagai
2014, Amman Abdurahman menyampaikan
penjuru dunia. Selain itu, mereka melakukan
fatwanya sebagai berikut: 1) Wajibnya hijrah
upaya dukungan, seperti penggalangan
dari negeri kafir Indonesia ke Suriah dan
dana, sosialisasi dan deklarasi secara
Irak. Perintah hijrah semakin wajib
terbuka, publikasi melalui cyber media,
mengingat jamaah belum mampu
hingga berangkat ke Suriah atau Irak untuk
memerangi thogut NKRI dan Pancasila. 2)
bergabung secara langsung dengan ISIS.
Program pemberangkatan jamaah ke
Beberapa faktor yang mendorong WNI untuk
Suriah-Irak tidak akan dihentikan meskipun
bergabung dengan ISIS di Suriah, antara
dihalangi aparat thogut NKRI. Untuk
lain: 1) Semangat Jihad, kesediaan mereka
menunjukkan kesungguhan berhijrah,
untuk bergabung dengan ISI pada umumnya
semua jamaah wajib membuat paspor. 3)
didasari semangat untuk turut serta
Program hijrah untuk menetap selamanya di
berjuang/jihad menegakkan Khilafah
wilayah Khilafah Islamiyyah dan tidak
Islamiyah sebagaimana agenda strategis
kembali lagi ke Indonesia. Hal tersebut
ISIS. Untuk itulah, mereka dengan sukarela
berbeda dengan program JAT, JI, dan MMI
hijrah (berpindah) dan ber-bai’at kepada Abu
yang melakukan i’dad (pelatihan) hanya
Bakar Al Baghdadiy. 2) Ekonomi,
dalam beberapa bulan guna bergabung
keberhasilan ISIS menerapkan hukum
dengan kelompok Jabhah Nusrah. 4)
Syariat Islam di beberapa kota yang telah
Bolehnya melakukan aksi
dikuasai telah menjadi faktor penarik
perampokan/penipuan yang dilakukan di
mobilisasi sebagian muslimin bersedia
negeri kafir, seperti Indonesia terutama jika
bergabung. Apalagi ISIS menjanjikan
hasilnya untuk membiayai pemberangkatan
jaminan hidup bagi yang ber-bai’at kepada
jamaah yang hijrah ke wilayah Khilafah
ISIS berupa tempat tinggal, sekolah dan
Islamiyah. Sementara itu, Abu Bakar
“uang bulanan” kepada masing-masing
Ba’asyir berbai’at kepada Abu Bakar Al
mujahid US$50, untuk para istri US$50 dan
Baghdadiy pada 15 Juli 2014 dan pada 12
per anak mendapat US$25. 3) I’dad dan
Agustus 2014, Abu Bakar Ba’asyir
Jaringan, perang di Suriah dan Irak juga
menyatakan jika ada kelompok atau orang
dijadikan sebagai sarana i’dad untuk
yang tidak mau berbai’at kepada IS maka
mendapatkan pelatihan dan pengalaman
halal darah dan hartanya. Sebagai contoh,
perang yang sesungguhnya, serta upaya

301
VOL 2 NO 1

bank yang dimiliki orang kafir yang tidak mau (fasilitator) yang telah berada di Suriah baik
tunduk kepada IS, maka harta atau uangnya menggunakan email dan telepon. 4)
bisa dirampas. Selanjutnya pada 4 Kedatangan di Istanbul, setelah mendarat di
November 2014, Abu Bakar Ba’asyir Istanbul, jamaah tidak mendapat hambatan
menyampaikan fatwanya sebagai berikut: 1) apapun, meskipun sebagian besar baru
Menghimbau jamaahnya untuk segera ber- pertama kali keluar negeri. Selain itu, jamaah
bai’at kepada Khalifah Ibrahim, baik secara mudah mendapatkan visa dan kemudian
langsung, surat/audio, maupun dalam hati, jamaah dipandu melalui komunikasi telepon.
menyemangati umat untuk berdakwah dan Jamaah mencari penginapan, kemudian hari
berjihad, dan memberikan pemahaman yang selanjutnya melakukan perjalanan
benar mengenai tauhid. 2) Ikhwan JAT yang menggunakan taxi menuju Gaziantap.
sudah mampu berangkat ke Daulah Alternatif lain, jamaah langsung menuju
Islamiyyah, maka segera bergabung. Jika Gaziantap menggunakan jalur darat atau
belum mampu, maka diharapkan bergabung udara. Di Gaziantap, jamaah dijemput
dengan Mujahidin Indonesia Timur (MIT). 3) menggunakan mobil van kemudian menuju
Namun, apabila mampu berjihad sendiri, safe house untuk dilakukan pengecekan. 5)
maka berjihadlah, seperti melakukan Proses Penyeberangan ke Suriah, jamaah
amaliyah bom syahid dan amalan-amalan dijemput di perbatasan secara “terbuka”
jihad yang lain. menggunakan kendaraan van, kemudian
masuk ke wilayah Suriah. Pengemudi
Beberapa hal terkait dengan proses
kendaraan van memberikan secarik kertas
perjalanan, yaitu 1) Pendanaan, biaya
kepada polisi perbatasan Suriah. 6) Setelah
pemberangkatan jamaah ke Suriah sebesar
masuk ke Suriah, seluruh jamaah akan
Rp. 17.000.000,- s.d Rp. 25.000.000,- per
masuk ke Camp Ribath (safe house/markas)
orang yang biasanya didapat dari menjual
yang berada di Kota Raqqah. Jamaah laki-
harta benda seperti rumah, tanah dan mobil
laki akan mengikuti “karantina” di Camp
untuk pembiayaan tersebut. Selain itu,
Muasykar (kamp militer) selama 3 bulan
terdapat juga donatur/aghniya. 2)
yang terdiri dari 2 jenis, yakni : Camp Muqotil
Pembuatan paspor, saat proses pembuatan,
(tempat pelatihan tentara perang dengan
paspor, jamaah cukup dengan mengaku
keahlian dalam hal persenjataan) dan Camp
sebagai wisatawan ke Turki baik secara
Istisyhadin (tempat pelatihan calon pelaku
individu maupun melalui agen travel. Untuk
amaliyah istisyhadiyah (bom bunuh diri)
menghindari kecurigaan, jamaah mengubah
dengan keahlian utama bahan peledak.
penampilan, yaitu mencukur jenggot, tidak
Setelah lulus dari camp, jamaah akan
menggunakan celana cingkrang, dan
ditempatkan sesuai dengan keahliannya di
menggunakan jilbab biasa. 3) Komunikasi,
wilayah Suriah atau Irak.
jamaah leluasa melakukan komunikasi
secara tertutup dalam mempersiapkan Untuk menyikapi banyaknya WNI yang
keberangkatan ke Suriah menggunakan bergabung dan memiliki kemampuan yang
telepon, email dan sosial media termasuk memadai di Suriah maka ISIS menyetujui
dengan Aman Abdurrahman dan Iwan Rois pembentukan Majmu’ah Al Arkhabiliy
yang dipenjara di Nusakambangan Cilacap (Katibah Nusantara) yang bermarkas di
Jawa Tengah. Terkait teknis perjalanan Raqqa Suriah yang akan dijadikan
jamaah, “panitia” di dalam negeri bisa komunitas mujahid Nusantara (Indonesia
melakukan komunikasi dengan jamaah dan Malaysia) pada 26 September 2014. IS

302
VOL 2 NO 1

menunjuk Abu Ibrahim Al Indunisiy sebagai tersebut tersebar diberbagai media jaringan
Amir Majmu’ah Al Arkhabiliy yang diduga IS termasuk grup-grup media sosial. Selain
Salim At Tamimiy atau Bachrumsyah. itu, Abu Bakar Al Baghdadi
Tujuan dibentuknya Majmu’ah Al Arkhabiliy menginstruksikan agar jamaahnya
adalah merapikan barisan mujahid IS melakukan aksi-aksi amaliyah dimanapun
dengan membentuk kabilah-kabilah berada termasuk melakukan serangan-
(kelompok berdasar kesukuan) sehingga serangan secara lonewolf dengan
memudahkan komunikasi/koordinasi dalam kemampuan dan senjata apapun yg dimiiki.
perang, memudahkan urusan mujahid Hal ini menyebabkan meningkatnya teror
Nusantara (Indonesia-Malaysia) yang jaringan ISIS di luar Suriah-Irak dalam aksi-
selama ini terkendala terutama masalah aksi lonewolf. Eksodus jihadis Daulah
bahasa, dan sebagai tempat regenerasi Islamiyyah/Islamic State ke medan jihad
mujahid/pasukan IS yang berasal dari alternatif, seperti Mesir, Yaman, Libya &
Nusantara (Indonesia-Malaysia). IS Filipina Selatan.
menetapkan syarat pembentukan majmu’ah
Beberapa peristiwa yang mengiringi
adalah adanya personel yang berkualifikasi
kekalahan ISIS adalah perpecahan di
petempur, snipper, ahli senjata berat, ahli
Katibah Nusantara mulai terdeteksi sekitar
taktik perang, serta ahli manajemen militer.
Mei 2015 yang dipicu bergabungnya jamaah
Untuk memenuhi kualifikasi tersebut,
dari kalangan Firqoh Abu Hamzah. Dampak
Majmu’ah Al Arkhabiliy mendapat pelatihan
yang ditimbulkan adanya perpecahan
khusus dari salah satu majmu’ah elit IS
Katibah Nusantara adalah terhambatnya
Potensi ancaman terhadap eksistensi pemberangkatan jamaah ke Suriah,
ISIS masih tinggi, walaupun hingga tahun sehingga menurunkan intensitas WNI yang
2017, ISIS masih mengalami tren kekalahan hijrah ke Suriah. Selain itu, penurunan
perang di sejumlah wilayahnya, sehingga intensitas WNI yang hijrah ke Suriah
menyebabkan menyusutnya kekuasaan, dipengaruhi juga oleh kebijakan Turki
baik di Irak maupun Suriah. Menurut IHS memperketat wilayah perbatasan sejak
Conflict Monitor, pada periode Desember tahun 2015. Sejak jatuhnya Al Shaddadi,
2016 s.d. Juni 2017, ISIS kehilangan wilayah jamaah Katibah Nusantara memindahkan
penting seperti Raqqa, Palmyra, Al Bab basis ke Furat Irak dan kepemimpinannya
hingga Mosul. Hal itu melanjutkan tren beralih dari Bachrumsyah kepada Munawar
kekalahan selama 2016 seperti di Kota Al Kholil (alias Masyariul Aswaq/Al Wusgho,
Shaddadi dan Jarabulu. ISIS diklaim telah berangkat ke Suriah Maret 2016) yang
kehilangan sekitar 60% wilayah berwenang memberi rekomendasi kepada
kekuasaannya dari sekitar 90.800 Km2 pada jamaah Indonesia yang hijrah ke Suriah
Januari 2015 menjadi 68.300 Km2 pada Juni maupun Filipina. Awal tahun 2017, Munawar
2016, kemudian pada Juni 2017 hanya berkomunikasi dengan jamaah Indonesia
tinggal 36.200 Km2. Sementara itu, setelah menyampaikan rekomendasi agar hijrah ke
dikabarkan tewas Juli 2017, pada 28 Filipina karena ISIS Filipina membutuhkan
September 2017, Media Al Furqon (jaringan pasukan untuk melakukan serangan besar-
media ISIS) merilis rekaman audio Abu besaran. Sejak 23 Mei 2017, Islamic State
Bakar Al Baghdadi berdurasi 46 menit yang Filipina (Maute Grup) berhasil menguasai
intinya menyeru tentara ISIS dimanapun Kota Marawi terutama di wilayah timur dan
berada untuk terus berperang. Rilisan hingga kini peperangan tersebut masih

303
VOL 2 NO 1

berlangsung. Pada Agustus 2017, pihak pihak kafir yang nantinya akan memerangi
Militer Filipina mengklaim ISIS semakin muslimin. Untuk itu diserukan kepada
terdesak yang kemudian disikapi dengan mujahidin agar menargetkan setiap orang
propaganda dari pihak ISIS yang berisi yang bergabung dengan bala tentara negara
seruan hijrah ke Filipina bagi jamaah Arab yang menjadi sekutu Amerika. 4)
pendukung ISIS di Nusantara. Seruan kepada siapapun yang telah ber-
bai‟at kepada Daulah Islamiyah/IS dengan
Paham kelompok ISIS atau Islamic
cara menyerang para anshorut thogut
State yang berbasis di Timur Tengah terus
seperti tentara, polisi, dan intelijen. Selain
menjalar ke berbagai negara. Di Indonesia,
itu, diserukan juga untuk membunuh warga
ISIS mendapat dukungan di sejumlah
asing terutama Amerika, Perancis, Kanada,
wilayah yang selama ini menjadi tempat
dan Australia, baik sipil maupun militer atau
kelompok-kelompok radikal, seperti di
negara lainnya yang termasuk dalam koalisi
Provinsi Jawa Barat, Banten, Sulawesi
Amerika.
Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi
Tengah, Aceh, Jawa Tengah, Jawa Timur, FTF asal Indonesia yang akan kembali
Yogyakarta, Lampung, Sumatera Selatan, ke Indonesia, bukan sekedar merupakan
dan Nusa Tenggara Barat. Hal ini gangguan keamanan dan ketertiban
disebabkan oleh adanya fatwa yang masyarakat lokal semata, tetapi sudah
dikeluarkan oleh ISIS melalui juru bicaranya merupakan kejahatan kemanusiaan (crime
Abu Muhammad Al-Adnaniy Asy Syamiy againt humanity), yang bersifat luar biasa
yang merilis pernyataan yang berjudul (extra ordinary crime). Tindakan terorisme
―Inna Rabbaka Labilmirshaad dikatakan sebagai “extra ordinary crimes”
(Sesungguhnya Rabb-mu benar-benar karena beberapa indikator. Dampak Ideologi
mengintai) sebagai respon atas serangan ISIS terhadap indikator-indikator sebagai
koalisi Amerika ke wilayah Daulah berikut : 1) Melakukan kekerasan atau
Islamiyah/IS di Suriah dan Irak. Fatwa ini ancaman kekerasan yang membahayakan
bersifat wajib untuk ditaati dan dilaksanakan. HAM absolut (nyawa, badan, harta benda).
Adapun isi fatwa tersebut adalah: 1) Seruan 2) Mendayagunakan sistem jaringan
kepada tentara IS agar tidak gentar (networking) baik nasional maupun
menghadapi ―perang salib melawan koalisi internasional. 3) Menggunakan alat-alat
Amerika, karena Allah telah menjanjikan komunikasi modern dan senjata-senjata
kemenangan. IS menyatakan tantangan yang potensial dapat menimbulkan banyak
kepada koalisi Amerika dan sekutunya untuk korban. 4) Sangat berbahaya
mengerahkan pasukan sebesar-besarnya terhadap ”human security”. 5) Didominasi
karena serangan tersebut akan menjadi oleh peranan ”non-state actors”. 6) Dilandasi
yang terakhir bagi Amerika dan setelah itu IS oleh motivasi politik radikal atau atas dasar
yang akan menginvasi mereka. 2) Seruan radikalisme/ ekstremisme agama yang
kepada muslimin Ahlus Sunnah agar berhati- sempit dan disertai militansi yang tinggi. 7)
hati terhadap Syiah yang akan menindas Berkaitan dengan kejahatan lain seperti
Ahlus Sunnah setelah mereka memiliki pencucian uang, perdagangan senjata,
kekuatan sebagaimana yang telah terjadi di narkotika, uang palsu, cyber crime dan lain-
Irak. 3) Seruan kepada kaum muslimin agar lain. 8) Bersifat dynamic, unpredictable,
waspada terhadap pasukan negara-negara diverse (beraneka ragam), fluid (cair/
Arab yang sebenarnya dibentuk dan dilatih berubah-ubah), networked and constantly

304
VOL 2 NO 1

evolving. 9) Merupakan bahaya terhadap santri-santri tersebut nantinya akan kembali


perdamaian dan keamanan internasional ke negeri kafir (Indonesia) untuk
(threat to international peace and security). menegakkan panji “la ilaha illallah”.
Berdasarkan pengamatan atas peristiwa Sedangkan Nazir Nazid Soeleman
terorisme, yang dilakukan oleh kelompok menyatakan bahwa pembinaan anak-anak
radikal Islam selama ini, baik yang terjadi tersebut adalah upaya membela agama
pada perkembangan strategis lingkungan Allah, sehingga Allah akan menguatkan
global, regional maupun nasional, nampak mereka untuk menghadapi kaum kuffar.
bahwa tindakan terorisme telah memenuhi Adanya aksi Bom Bunuh Diri di Surabaya
unsur sebagai “extra ordinary crimes”. pada 13 Mei 2018, beriringan mulai pukul
Dengan pemahaman tentang tindakan 06.30 hingga pukul 07.50 WIB di tiga lokasi
terorisme seperti tersebut di atas, maka yakni Gereja Santa Maria Tak Bercela di
upaya untuk penyebaran organisasi dan Ngegel, Gereja Pantekosta Pusat Surabaya
ideologi ISIS, serta penanggulangan (GPPS) di Jalan Arjuno, dan Gereja Kristen
terorisme yang dilakukannya, harus Indonesia (GKI) di Jalan Diponegoro yang
dilakukan oleh negara dengan dilakukan Dita Oeprianto yang melibatkan
paradigma extra ordinary, bersifat luar biasa. istri dan 4 anaknya menambah adanya
FTF memiliki pengalaman militer potensi ancaman yang sangat besar
(berperang) yang mumpuni dan ideologi terhadap peran anak-anak dalam aksi
yang sangat kuat. Ketika kembali ke terorisme di Indonesia. Pelibatan anak-anak
Indonesia, para FTF akan berusaha dan wanita menjadi strategi yang dianggap
merekrut jaringan dan menyebarkan paham cukup efektif di kalangan kelompok Raka
ideologi mereka. Hal ini didasari karena pada karena masih rendahnya kecurigaan
awalnya para FTF yang bergabung dengan masyarakat dan aparat keamanan. Selain
ISIS di Indonesia menganggap bahwa itu, adanya peristiwa Bom Bunuh Diri
Indonesia adalah negara Kafir yang harus tersebut menjelaskan bahwa Dita Oeprianto
diperangi. Selain itu, berdasarkan rilis video pernah memiliki keinginan untuk hijrah,
Ma’had Abdullah Azzam yang disebarkan di tetapi tidak dapat terlaksana sehingga
media social diperlihatkan kegiatan anak- melakukan aksi amaliyah di dalam negeri.
anak mujahidin asal Indonesia di Suriah
antara lain: 1) Pelatihan fisik, beladiri &
kemiliteran menggunakan Senpi laras Pembahasan
panjang (jenis AK 47). 2) Belajar di kelas, Hubungan antara ideologi ekstrim dan
antara lain: pelajaran Al Qur’an, pemahaman kemunculan terorisme sering dipandang
tauhid, hadits dan Sirah Nabi. 3) Kegiatan sebagai sesuatu yang given. Menurut Rohan
ibadah seperti shalat berjamaah dan Gunaratna (2005: 24), ideologi ekstrim
membaca Al Qur’an. 4) Pernyataan merupakan penyebab langsung munculnya
beberapa anak bahwa mereka tidak takut terorisme. Selain menjadi landasan
terhadap musuh Allah, mereka telah memiliki kelahiran kelompok teroris, ideologi juga
kemampuan menembak & bongkar pasang mempengaruhi kelompok teroris dalam hal
Senpi, keinginan mereka menjadi muqatil penyusunan struktur organisasi,
(tentara) & pesan untuk memerangi para kepemimpinan, dan keanggotaan,
thogut di seluruh dunia. Dalam video memfasilitasi rekrutmen dan penggalangan
tersebut, Bachrumsyah menyatakan bahwa dukungan, serta membentuk strategi dan

305
VOL 2 NO 1

taktik suatu kelompok teroris. Fungsi Menurut Malet (2010:10), perekrutan foreign
rekrutmen dan penggalangan dukungan fighters terjadi ketika kelompok perlawanan
(moral dan materiil) menjadi sangat penting. bersenjata lokal yang selalu memulai konflik
Yang saat ini dipandang paling mengancam sebagai faksi yang lemah karena mereka
dari ISIS bukanlah kapabilitas materialnya tidak dapat mengontrol instrumen-instrumen
(misalnya jumlah anggota), melainkan negara, berupaya untuk memperluas
ideologinya yang telah menyebar luas wilayah konflik sedemikian sehingga dapat
secara global, yang telah berhasil meningkatkan sumberdaya dan
menstimulasi pembentukan gerakan jihad memaksimalkan kesempatan untuk menang.
global. Rekrutmen ISIS sangat bergantung Namun karena sangat kekurangan sumber
pada ideologi daripada faktor-faktor lain daya, biasanya mereka harus memotivasi
seperti keuntungan finansial atau pihak luar untuk bergabung dengan mereka
kekerabatan (seperti halnya dalam beberapa dengan alasan lain daripada perolehan
kelompok teroris lain, misalnya Abu Sayyaf materi. Perekrut, karena itu, mengemas
Group). kemenangan dalam konflik sebagai
keperluan bagi kepentingan pihak luar yang
Perekrutan mujahid dari luar negeri Arab
dengannya mereka berbagi koneksi dan
sebagai FTF atau foreign fighter menjadi
siapa saja yang mungkin dapat diyakinkan
fenomena yang menarik Karena mereka
dengan klaim ini. Selanjutnya Malet
merupakan orang-orang yang berjuang
menggambarkan upaya-upaya perekrutan
untuk suatu tujuan. Mereka bukan bagian
yang biasanya mengikuti model berikut ini: 1)
dari suatu milisi yang direstui pemerintahan
Kelompok perlawanan bersenjata, yang
atau bukan mewakili suatu negara yang
awalnya adalah faksi lemah dalam konflik
berdaulat. Sekarang ini, mayoritas foreign
sipil, berupaya untuk menguatkan
fighter termotivasi oleh ideologi, khususnya
pasukannya dengan mendapatkan
ekstrimis Islam. Menurut Hegghammer
dukungan luar, meliputi kekuatan personal
(2010:57), definisi foreign fighter terpenuhi
dan para spesialis. 2) Mereka mentargetkan
jika memenuhi 4 kriteria yaitu: 1) telah
kelompok-kelompok luar yang diharapkan
bergabung dan beroperasi dalam ikatan
memihak terhadap alasan mereka karena
suatu kelompok perlawanan bersenjata
suatu hubungan tertentu dengan kelompok
(insurgency), 2) tidak ada hubungan
perlawanan tersebut. Kadang-kadang
kewarganegaraan dari negara yang
mereka berhasil mendapatkan bantuan dari
berkonflik atau hubungan kekeluargaan
pemerintahan asing; pada saat yang lain
dengan faksi-faksi yang berperang, 3) tidak
mereka mencari bantuan dari kelompok non-
ada afiliasi dengan seorang pejabat
negara yang berbagi ikatan etnik, agama,
organisasi militer, dan 4) tidak dibayar.
atau ideologi. 3) Diantara kelompok-
Berdasarkan jangkauan geografis
kelompok transnasional ini, audiens yang
mobilisasi foreign fighter secara umum dapat
paling menanggapi adalah individu-individu
dibedakan menjadi “global” dan “regional”.
yang sangat aktif dalam institusi-institusi
Mobilisasi kontingen foreign
yang sekomunitas dan memihak kepadanya
fighter didefinisikan sebagai “regional” jika
secara dekat, tetapi cenderung terpinggirkan
semua anggota kontingen tersebut datang
dalam negara mereka sendiri sabagai
dari negara-negara yang berbatasan dengan
bagian dari kelompok minoritas. Karenanya,
zona konflik tersebut. Jika bukan demikian
ikatan-ikatan sosial ini memberikan baik
dikatakan sebagai mobilisasi “global”.

306
VOL 2 NO 1

tujuan maupun dasar pemikiran untuk mereka ke Indonesia sebagaimana


berpartisipasi. 4) Perekrut memberitahu ancaman yang pernah mereka
calon terekrut bahwa kelompok bersama sampaikan, yakni akan kembali ke
mereka keberadaannya terancam dan Indonesia untuk memerangi pemerintah
karenanya partisipasi mereka diperlukan dan aparatnya (seperti Polisi, TNI, PNS)
untuk mempertahankannya. yang dianggap sebagai thogut. Potensi
tersebut dikuatkan dengan fakta bahwa
mereka masih cukup intens melakukan
Kesimpulan komunikasi dengan anggota jaringan
1. Motivasi WNI yang bergabung dengan Raka yang masih berada di Indonesia.
ISIS di Suriah adalah semangat untuk Pelibatan istri dan anak-anak dalam aksi
berjihad, motif ekonomi, dan sebagai terorisme merupakan tren ancaman
sarana i’dad untuk mendapatkan terorisme ke depan yang harus
pelatihan dan pengalaman perang yang mendapat perhatian.
sesungguhnya, serta upaya untuk Saran
membangun komunikasi dengan
1. Untuk mengurangi motivasi (demotivasi)
jaringan aktivis Islam di luar negeri.
WNI yang ingin bergabung dengan ISIS
Selain itu, fatwa dan instruksi dari tokoh
di Suriah maka dilakukan penggalangan
prominen kelompok mereka, yaitu Aman
dan propaganda terhadap tokoh-tokoh
Abdurahman dan Abu Bakar Ba’asyir,
Raka/jihadis Indonesia yang belum
semakin menguatkan keinginan mereka
mendukung atau bahkan tidak setuju
untuk berhijrah.
dengan Khilafah Islamiyyah yang
2. Di Indonesia, jaringan Raka pendukung dideklarasikan ISIS sehingga dapat
IS telah berhasil mengkonsolidasikan memberikan pandangannya agar WNI
sejumlah jaringan. Untuk mewujudkan tidak melakukan hijrah ke Suriah. Selain
hal tersebut, mereka akan terus itu, dilakukan kontra propaganda untuk
melakukan upaya konsolidasi, infiltrasi meredusir dukungan terhadap Khilafah
jaringan Islamic State dari Suriah-Irak, Islamiyyah versi ISIS dengan
pengembangan kekuatan kelompk MIT memanfaatkan adanya potensi
hingga secara nyata membuka front pertentangan/perbedaan di kalangan
peperangan di Indonesia. Masuknya kelompok Raka dalam mengakui
ISIS ke Indonesia tentu akan menjadi keabsahan ISIS sebagai Daulah Islam.
potensi ancaman yang sangat signifikan Pemerintah Indonesia melaksanakan
terhadap keamanan nasional karena program deradikalisasi kepada WNI
akan memicu aksi-aksi teror atau yang terpapar dengan ideologi ISIS.
bahkan konflik bersenjata secara
2. Untuk menanggulangi adanya potensi
terbuka seperti di Suriah-Irak. Jamaah
ancaman Foreign Terrorist Fighters
asal Indonesia yang bergabung dengan
(FTF) terhadap Keamanan Nasional dan
ISIS telah dibekali kemampuan
Ketahanan Nasional Indonesia maka
kemiliteran mumpuni disertai
dilakukan pencegahan masuknya tokoh-
pengalaman langsung di medan perang.
tokoh Raka luar negeri ke Indonesia
Dengan kemampuan tersebut, maka
yang bertujuan mensosialisasikan
perlu menjadi atensi bagi Pemerintah
Khilafah Islamiyyah. Apabila
Indonesia terutama potensi kembalinya

307
VOL 2 NO 1

memungkinkan langsung dilakukan Al-Masha, Abdul-Monem M. (1985). National


upaya deportasi. Selain itu, dilakukan Security in the Third World. Boulder.
pencegahan terhadap kemungkinan Col.: Westview Press.
adanya WNI masih ingin hijrah dan
Anwar, Dewi Fortuna. (2004). Demokrasi,
bergabung sebagai FTF di Suriah serta
Keamanan dan Peranan Militer,
melakukan penangkalan terhadap FTF
Jakarta: Karya Ilmiah LIPI.
asal Indonesia yang akan kembali ke
Indonesia berdasarkan database yang Arikunto, Suharsimi. (1998). Prosedur
dimiliki oleh Badan Intelijen Negara Penelitian Suatu Pendekatan
(BIN) dan Kepolisian terhadap data Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
identifikasi WNI yang bergabung Al-Tamimi, Aymenn Jawad. (2013). The
dengan ISIS di Suriah. Selain itu, Islamic State of Iraq and Al-Sham.
dilakukan revisi dan penguatan Israel: the Middle East Review of
terhadap Undang-Undang Nomor 15 International Affairs (MERIA).
tahun 2003 tentang Pemberantasan
Tindak Pidana Terorisme. Hal ini Atwan, Bari Abdel. (2006). The Secret
dilakukan untuk memudahkan aparat History of Al Qaeda. California:
penegak hukum melakukan upaya Berkeley University of California
preventif pencegahan terorisme. Press.

3. Kepada peneliti selanjutnya hendaknya Baylis, John and Steve Smith. (2001). The
melakukan penelitian yang lebih Globalization of World Politics 2nd
memfokuskan pada pendalaman dari Edition. Oxford: Oxford University
proses perekrutan WNI sebagai FTF Press.
yang bergabung dengan ISIS. Dan Betts, Richard K. (1997). Should Strategic
hendaknya dapat mengembangkan Studies Survive?. Cambridge:
penelitian ini dengan menjangkau faktor Cambridge University Press.
lain yang belum dapat dijangkau oleh
Effendy, Uchjana, Onong. (1990). Ilmu
peneliti, sehingga hasil penelitian benar-
Komunikasi Teori dan Praktek.
benar dapat membuktikan potensi
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
ancaman FTF terhadap Ketahanan
Nasional dan Keamanan Nasional. Golose, Petrus R. (2009). Deradikalisasi
Terorisme Humanis, Soul Approach
Daftar Pustaka
dan Menyentuh Akar Rumput.
Abrams, D., & M. Hogg. (1990). Social Jakarta: YPKIK.
Identity Theory: Constructive and
Greenberg, Maurice R., dan Haass, Richard
critical advances. New York:
N. (1996). Making Intelligence
Springer-Verlag.
Smarter: The Future of U.S.
Abu Syaukat, Rois. (2014). Nasehat Ustadz Intelligence, Report of an
Rois Kepada Arrahmah.com Terkait Independent Task Force. NewYork:
ISIS, akses online pada 20 Desember Council on Foreign Relations.
2017,
Hegghammer, Thomas. the Rise of Muslim
URL:https://kdiweb.wordpress.com/20
Foreign Fighters. International
14/01/29/nasehat-ustadz-rois-kepada-
Security.
arrahmah-com-terkait-isis/.

308
VOL 2 NO 1

Johnson, Loch K. and James J.Wirtz. (2004). pada 20 Desember 2017,


Strategic Intelligence: Windows into url:http://www.syamina.org/syamin
a Secret World. Los Angeles, CA: a66-Reaksibarat-Terhadap-
Roxbury. Daulah-Khilafah.html, diakses 16
November 2017.
Kent, Sherman. (1949). Strategic
Intelligence for American World Sugiyono. (2008). Metode Penelitian
Policy. NJ: Princeton University Kuantitatif Kualitatif dan R&D.
Press. Bandung Alfabeta.
Kolva, Daniel. (2011). Foreign Fighter Sukmadinata, (2007). Nana Syaodih,
Interdiction: Stability Operations as Landasan Psikologi Proses
Countermeasures. PKSOI. Pendidikan. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Malet, David. (2010). Why Foreign Fighters?
Historical Perspectives and Supardan, Dadang. (2000). Pengantar Ilmu
Solutions. Foreign Policy Research Sosial-Sebuah Kajian Pendekatan
Institute. Struktural. Jakarta: Bumi Aksara.
Moleong, Lex J. (1989). Metodologi Tajfel, Henri. (1982). Social Identity and
Penelitian Kualitatif. Bandung: Remadja Intergroup Relations. England:
Karya Cambridge University Press.
Morgenthau, Hans. Politics Among Nations: Usman, Wan dkk. (2003). Daya Tahan
The Struggle for Power and Peace, Bangsa: Program Studi Pengkajian
(Jakarta: Politik Antar Bangsa Ketahanan Nasional. Jakarta:
terjemahan Yayasan Obor Program Pasca Sarjana Universitas
Indonesia), edisi keenam. Indonesia.
Nasution, S. (2003). Metode Penelitian Veldhuis, Tinka and Jørgen Staun. (2009).
Naturalistik Kualitatif. Bandung: Islamist Radicalisation: A Root
Tarsito. Cause Model. Belanda:
Netherlands Institute of
Nawawi, Hadari & Martini, Mimi. (1994).
International Relations
Penelitian Terapan. Yogyakarta:
Clingendael.
Gajahmada University.
Waltz, Keneth N. (1979). Theory of
River, Charles Editors. (2014). The Islamic
International Politics. Boston:
State of Iraq and Syria: The History
Addison-Wesley.
of ISIS/ISIL. United States:
Createspace. Nicola, Alvin. (2016). Ilusi Identitas
Keislaman dan Munculnya
Russell, Richard L. (2007). Sharpening
Kebencian (Analisa Kriminologi
Strategic Intelligence. New York:
Konstitutif terhadap Fenomena
Cambridge University Press.
Terorisme Kelompok Daesh di Irak,
Sadikin, Ali, F. Irawan, K. Mustarom, dan Suriah dan Implikasinya bagi
Rudi Azzam. (2014). Takdir Daulah Indonesia. Depok: Universitas
Khilafah, Pro-Kontra Pembentukan Indonesia.
Sebuah Negara Baru, akses online

309
VOL 2 NO 1

Vermonte, J. Philips. (2003). Isu Terorisme security/islamic-state-territory-down-


dan Human Security, Implikasi 60-percent-and-revenue-down-80.
terhadap Studi Kebijakan
Widianto, Eko. (2014). Siapa Salim di Video
Keamanan Global. Depok: Jurnal Ajakan Berjihad di ISIS 2?, akses online
Ilmu Politik FISIP UI. pada 20 Desember 2017.
Watt, Clint. (2011). Countering Terrorism URL:http://www.tempo.co/read/news/2014/0
from the Second Foreign Fighter 8/12/078598958/Siapa-Salim-di-Video-
Glutm. Small Wars Journal. Ajakan-Berjihad-di-ISIS-2.

Al Majdi, Muhib. (2014). Al-Qaeda merilis


sikap resmi tentang status hubungan
organisasi Al-Qaeda dengan ISIS,
akses online pada 20 Desember
2017.
URL:https://www.arrahmah.com/201
4/02/04/al-qaeda-merilis-sikap-
resmi-tentang-status-hubungan-
organisasi-al-qaeda-dengan-isis/.
Heidenrich, John G. (2007). “The State of
Strategic Intelligence. The
Intelligence Community's Neglect of
Strategic Intelligence”, akses online
pada 24 Desember 2017,
URL:www.cia.gov
Noueihed, Lin. (2009). Qaeda-Linked Group
in Iraq Denies Head Captured di
Reuters, akses online pada 19
Desember 2017.
URL:http://www.reuters.com/article/2
009/05/12/idUSLC783840.
Talazum. (2010). Indonesia Bertobat, akses
online pada 20 Desember 2017.
URL:http://sharia4jatim.wordpress.co
m/2010/10/30/indonesia-bertobat/.
Vickers, Joanna. (2017). Islamic State
Territory Down 60 Percent and
Revenue Down 80 Percent on
Caliphate’s Third Anniversary, IHS
Markit Says, akses online 27 Februari
2018. URL:
http://news.ihsmarkit.com/press-
release/aerospace-defense-

310

You might also like