Professional Documents
Culture Documents
Maragustam
Guru Besar Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga
e-mail: maragustam@gmail.com
Abstract
Mental revolution associated with a massive revamp of the human mind which manifests in three
mindset patterns, confident, and patterns of taste-spirituality that bear behavior. That three patterns
were based on the values that is planted in a person, they are: religion, culture-tradition, and philosophy
of the nation. The existence of a person’s mental character is influenced by many factors, namelyeduca-
tion, environment, heredity and global culture. The global culture is useful to make everything easier
to do in all areas of life, but on the other hand, the negative impact of global culture created secularism,
materialism, hedonism, liberalism and the absence of religious spirituality. Therefore, this research at-
tempts to answer how does the mental revolution paradigm toward characer establishment that based
on the synergy of Islam and educational philosophy, how the strategy implies, and which values are
needed to be revolutionized primarily. The approach is qualitative-reference by using analysis tech-
nique such as : content analysis, data reduction, data display and data verification. The conclusion is
that a paradigm of mental revolution is basically the positive (good)-interactive mental of human and
also dual-interactive. Mental revolution should be carired through stages and lasting continuously
through six holistic and integral pillars:civilizing-habituation, moral knowing, moral loving and feel-
ing, moral acting, modelling and conversion to implement takhalli, tahalli and tajalli.
Keywords: mental revolution, character, spiritual, religious and educational of Islamic philosophy.
Abstrak
Revolusi mental berkaitan dengan merubah besar-besaran batin manusia yang mewujud dalam tiga
pola yakni pola pikir, pola yakin, dan pola rasa-spiritualitas yang melahirkan prilaku. Tiga pola itu
berbasis pada nilai-nilai yang dipatrikan dalam diri seseorang, yaitu: agama, tradisi-budaya dan fal-
safah bangsa. Eksistensi mental berkarakter seseorang dipengaruhi banyak faktor, antara lain pen-
didikan, lingkungan, hereditas, dan budaya global. Khusus budaya arus global disatu sisi bermanfaat
yakni mempermudah dalam segala bidang kehidupan. Di sisi lain membawa dampak negatif seperti
sekularisme, materialisme, liberalisme, hedonisme serta nihilisasi spiritualitas agama. Untuk itu, pe-
nelitian ini menjawab bagaimana paradigma revolusi mental menuju pembentukan karakterberbasis
sinergitas Islam dan filsafat pendidikan,bagaimana strateginya dan nilai-nilai apa saja yang utama
untuk direvolusi. Pendekatannya kualitatif-kepustakaan dengan teknik analisis yaitu analisis isi,
reduksi data, display data dan verifikasi data. Simpulannya adalah paradigma revolusi mental dimana
pada dasarnya mental manusia itu positif (baik)-interaktif, juga dualis-interaktif. Merevolusi mental
harus melalui tahapan dan terus menerus. Strateginya melalui enam rukun yang holistik dan integral
yakni habituasi-pembudayaan, moral knowing, moral loving and feeling, moral acting, keteladanan
dan pertobatan dengan melaksanakan takholli, tahalli dan tajalli.
Kata kunci: revolusi mental, karaker, spiritual keagamaan dan filsafat pendidikan Islam.
161
Jurnal Pendidikan Agama Islam, Vol. XII, No. 2, Desember 2015
162
Maragustam, Paradigma Revolusi Mental ...,
163
Jurnal Pendidikan Agama Islam, Vol. XII, No. 2, Desember 2015
164
Maragustam, Paradigma Revolusi Mental ...,
165
Jurnal Pendidikan Agama Islam, Vol. XII, No. 2, Desember 2015
Nya (QS. Al-Baqarah, [2]:73), (2) penun- al-fu’aad yang secara bahasa berarti al-
tun seseorang memahami hakikat kebe- qalb pula, serta kata saadr dan suuduur
naran yang mengantarkannya kepada yang juga menunjuk pada kata al-qalb.
keimanan (QS. al-Baqarah [2]:164-165, Kata qalb terambil dari akar kata yang
al-An’am [6]:50, al-Rum [30]:19-21, al- bersifat membalik karena seringkali
Baqarah [2]:197, al-Gasyiyah [88]:17, dan ia berbolak-balik. Alquran pun meng-
Shad [38]:29,(3) daya dorong bermoral gambarkan demi-kian, ada yang baik,
(QS. Al-An’am [6]:151, (4) mengambil dan ada pula sebalik-nya. Hati ini berisi
hikmah dari sesuatu peristiwa (QS. Al- keyakinan-spritual yang diantaranya
Baqarah (2):186), dan (5) alat dzikrullah keyakinan tauhid (QS ar-Ruum :30) dan
(berzikir/mengingat kepada Allah) dan QS. Al- A’raf: 172). Karena sifat hati itu
alat memikirkan ciptaan Allah. bolak balik, karenanya dapat direvolusi
Kata ulu al-babmenurut al-Malikiy menjadi good character.
dan Ibnu Katsir adalah orang yang mem- Di antara fungsi hati ialah (1) tempat
punyai akal sempurna (Maliky, tth.:172 bersemayam iman (QS. Al-Hajj [22]:32);
dan Ibnu Katsir, tth.: 438-439). Dari (2) hati alat ma’rifah (memperoleh ilmu)
penjelasan diatas, menunjukkan bahwa (QS. Al-Hajj [22]:46 dan al-An’am [6]:25)
akal disebut-sebut dalam Alquran diser- dan (3) pusat kesadaran mental-moral
tai dengan kedudukannya yang agung yang memiliki kemampuan membe-
sambil diingatkan kepada kewajiban dakan yang baik dan yang buruk serta
mengguna-kannya. Karena akal men- mendorong manusia memilih hal yang
jadi penopang tiang agama, dan seba- baik dan meninggalkan hal yang buruk.
gai tempat penyan-daran tugas khalifah Untuk itu Nabi SAW dengan hadis yang
dan hamba. Untuk itu penyebutan akal shahih:
selalu dalam bentuk kata kerja. Orang
yang tidak menggunakan akalnya dicap
sebagai binatang ternak (QS. al-Furqan
[25] :43-44; al-Mulk [67]:10 dan al-Anfal
[8]:22). Dengan penjelasan fungsi hati tersebut,
Kedua, Alat bagi mental berikutnya maka hati yang telah dicerahkan berke-
ialah aspek qalb (hati). Kata al-qalb (mu- mampuan memberikan jawaban keba-
frad-tunggal), dan al-quluub (jamak-plu- jikan ketika seseorang harus memutus-
ral) yang berarti spiritual-hati-perasaan. kan sesuatu yang sangat penting. Kar-
Menurut Imam al-Ghazali bahwa hati enanya terdapat hubungan sebab akibat
ialah sesuatu yang latiifah (halus), ber- antara mentalitas (hati) dan prilaku. Jika
sifat rabbaaniyah (ketuhanan) dan kero- menta-litas hati seseorang baik maka
hanian yang ada hubungannya dengan pola prila-kunya akan baik pula. Seba-
jasmani. Hati yang halus itulah hakikat liknya jika mentalitas hati seseorang
manusia yang dapat menangkap se- jelek, maka prilakunya pun jelek pula.
gala rasa, mengetahui dan mengenal Ketiga, Alat bagi mental berikutnya
segala sesuatu bukan hati dalam arti ialah aspek nafs. Kata nafs berarti diri-
fisik Imam al-Ghazali, 1975: 5-6). Kata rasa-karsa. Alquran mengisyaratkan
166
Maragustam, Paradigma Revolusi Mental ...,
167
Jurnal Pendidikan Agama Islam, Vol. XII, No. 2, Desember 2015
al-waarisah/hereditas-hereditas meru- -
pakan kecenderungan alami cabang- Islam sangat memperhatikan faktor
cabang untuk meniru sumber mulanya al-warisah (hereditas) ini dalam mem-
dalam komposisi fisik dan psikologi bentuk mentalitas good character. Seperti
atau penyalinan cabang-cabang dari Allah melebihkan keturunan Nabi Ibra-
sumbernya) dan di sisi lain bad character him dan Imran di atas bumi ini (QS.
karena pengaruh lingkungan. Dua Ali Imran [3]:34), dan pemilihan jodoh.
unsur pembentuk esensial dari struktur Nabi bersab-da: “Seleksilah untuk air
manusia secara menyeluruh, yaitu mani (istri) kamu sekalian. Karena se-
ruh dan tanah, mengakibatkan mental sungguhnya keturunan itu kuat penga-
good character dan bad character sebagai ruhnya (HR. Dailami dan Ibnu Majah).
suatu kecen-derungan yang setara pada Faktor al-warisah antara lain kecer-
manusia, yaitu kecenderungan untuk dasan, bakat, seks, beragama tauhid,
mengikuti Tuhan berupa nilai-nilai etis dan lain-lain. Disamping faktor warisan,
spiritual dan kecende-rungan mengikuti mentalitas manusia juga dipengaruhi
syetan berupa nilai-nilai a-moral dan oleh lingkungan baik lingkungan alam
kesesatan. Kecenderungan kepada good benda maupun lingkungan sosial (pen-
character dibantu oleh energi positif didikan, tradisi-budaya, dll). Menurut
berupa kekuatan spiritual (fitrah tauhid), Jacques Rous-seau (1712-1778) bahwa
kenabian dan wahyu Tuhan, bisi-kan semua adalah baik pada waktu datang
malaikat, kekuatan akal-hati yang dari tangan Sang Pencipta, tetapi semua
sehat, dan nafs muthmainnah (jiwa yang menjadi buruk di tangan manusia. De-
tenteram). Sedangkan kecenderungan mikian juga menurut Syekh Nawawi
bad-character berupa energi negatif begitu pentingnya pengaruh lingkun-
yakni nafsu ammarah bissu’ (nafsu yang gan sosial dalam pembentukan men-
selalu cenderung destruktif), nafsu talitas yang good character, katanya:
lawwamah (nafsu yang tercela dan
peragu), kesesatan dan bisikan setan.
Jika digambarkan paradigma filsafat
pendidikan dan Islam merevolusi
mental manusia menjadi good character
168
Maragustam, Paradigma Revolusi Mental ...,
169
Jurnal Pendidikan Agama Islam, Vol. XII, No. 2, Desember 2015
170
Maragustam, Paradigma Revolusi Mental ...,
171
Jurnal Pendidikan Agama Islam, Vol. XII, No. 2, Desember 2015
172
Maragustam, Paradigma Revolusi Mental ...,
akan menguasai keburukan dan terhin- kan tingkatan ketiga, ialah sangat cinta
dar dari prilaku buruk. Menurut Ah- pada hak dan kebenaran, mengorbank-
mad Amin, suara hati itu tiga tingkatan; an diri dan hartanya untuk menolong
tingkatan pertama, perasaan melakukan dan menguatkan realisasi kebenaran,
kewajiban karena takut kepada manu- tidak takut dicela didalam jalan kebe-
sia.Tingkatan kedua, perasaaan meng- naran, mengajak manusia kepada kebe-
haruskan mengikuti apa yang diperin- naran walaupun mereka menghadapi
tahkan oleh undang-undang, meskipun mati, dan mereka melakukan menurut
sendirian atau dimuka orang banyak, keyakinannya walaupun disiksa dan di-
dan tingkatan ketiga, perasaan seharus- hina, dia tidak terikat kecuali apa yang
nya mengikuti apa yang dipandang be- dipandangnya benar, dia melaksanakan
nar oleh dirinya berbeda dengan penda- pandangannya dibelakang peraturan
pat orang lain atau sesuai, menyalahai dan undang-undang agar diketahui
undang-undang atau berbeda (Ahmad dasar kebenaran, dan bila ia tiak sam-
Amin, 1975: 75-76). pai kesitu ia lakukan dengan perbuatan,
Faktor negatif dari tingkatan per- walaupun menyalahi pendapat para
tama ialah 1) seseorang suka jatuh di pembesar. Tingkatan ini adalah men-
dalam lembah kehinaan, bila berada tal suara hati yang paling tinggi karena
sendirian dan jauh dari penglihatan mengikuti keyakinan dan pendapatnya
orang lain, dan 2) bila terpengaruh yang dipandang benar oleh dirinya,
dengan lingkungan yang buruk, tentu walau orang lain tidak merestuinya.
dia tidak malu akan berbuat keji dan Keyakinan yang paling kuat ialah be-
tidak takut penglihatan orang untuk rasal dari ajaran agama.
melakukan segala kejahatan, serta 3) Hubungan hati nurani moral dan
jika aturan lemah atau ada celah, maka ibadah hubungan interaktif (timbal
ia akan melakukan berbagai kejahatan balik). Hati nurani moral (moral conse-
tanpa batas. Sedangkan sisi positifnya, quence) melahirkan ibadah dan ibadah
jika selalu di kawal dan peraturannya juga melahirkan hati nurani moral. Maka
super ketat, maka dia akan melakukan ibadah dan moral consequence secara sa-
kebaikan. Pada tingkatan kedua ada- dar atau tidak sadar akan mengembang-
lah perasaaan seseorang mengharuskan kan sikap hidup, sifat-sifat, kehendak,
mengikuti apa yang diperintahkan oleh perilaku dan akhlak terpuji dan mengu-
undang-undang, meskipun sendirian rangi akhlak tercela.
atau dimuka orang banyak. Suara hati Dari karakter 1) spritualitas kea-
ini lebih tinggi dari yang pertama, kar- gamaan berintikan ma’rifatullah (tauhid),
ena menetapkan dirinya untuk tunduk akan melahirkan karakter 2) integritas
kepada undang-undang sehingga ter- [kejujuran-amanah], 3) tanggung jawab,
hindar dari siksaan. Namun sisi negat- 4) saling menghormati, 5) kerendahan
ifnya apabila ada celah untuk dilanggar hati, 6) toleransi menuju harmoni, 7)
dalam undang-undang tersebut, dia peduli sosial berbasis sayang, 8) cin-
akan melakukan kejahatan karena ter- ta ilmu/kecerdasan, 9) etos dan kerja
hindar dari menyalahi aturan. Sedang- keras, [kreatif, kerajinan, ulet, teliti,
173
Jurnal Pendidikan Agama Islam, Vol. XII, No. 2, Desember 2015
tekun, komitmen, disiplin, teguh pendi- toleransi menuju harmoni, peduli sosial
rian dan berilmu],10) cinta tanah air, 11) berbasis sayang, cinta ilmu/kecerdasan,
kesabaran, 12) mandiri, dan 13) silatur- etos dan kerja keras, (kreatif, kerajinan,
rahim-komunikasi yang santun. Tentu ulet, teliti, tekun, komitmen, disiplin,
masih banyak lagi nilai-nilai selain yang teguh pendirian dan berilmu), cinta ta-
13 ini namun dengan mempatrikan 13 nah air, kesabaran, mandiri, dan silatur-
ini akan berimplikasi kepada nilai-nilai rahim-komunikasi yang santun.
terpuji lainnya.
___
Penutup
Paradigma revolusi mental bahwa DAFTAR PUSTAKA
pada dasarnya mentalitas manusia itu-
good character-aktif. Hubungan mental
Amin, Ahmad (1975). Al-Akhlaq, Farid
manusia dengan lingkungan itu saling Ma’ruf (penterjemah). Jakarta:
mempengaruhi. Disamping paradigma Bulan Bintang.
good character-aktif, juga dualis aktif. Ar- Bigge, Morris L (1982). Learning Theories
tinya manusia membawa mental yang for Teachers. USA: Harper and Row
baik dan buruk secara berhadap-hada- Publishers.
pan dan seimbang. Sedangkan pengar- Doni, Koesoema A (2010). Pendidikan
uh dari luar saling mempengaruhi. Men- Karakter Strategi Mendidik Anak di
talitas manusia dapat dibentuk menjadi Zaman Global. Jakarta: Grasindo.
good character dan sebaliknya juga bisa Elfiky, Ibrahim (2012). Terapi Beripikir
bad character. Karena pada hakikatnya Positif. Jakarta: Zaman.
mental (jiwa) manusia bagaikan tanah Harefa, Andrias (2001).Menjadi Manusia
liat, yang siap ditempa dalam bentuk Pembelajar. Jakarta: Kompas Media
Indonesia.
apa saja. Untuk itu merovolusi mental
dimulai dari masa anak-anak (pemben- Ibnu Katsir (1966). Tafsiir Ibnu Katsiir.
Lebanon: Liththaba’ah wa al-
tukan), masa remaja (pengembangan), Nasyar.
masa dewasa (pemantapan), dan masa
Ibnu Katsir (2004). Mukhtashor Tafsir
tua (pembijaksanaan) dan dilakukan Ibnu Katsir, Juz al-Tsalis.Beirut:
secara terus menerus, integral dan ho- Mathba’ah al-Ashriyah.
listik. Strateginya melalui lima rukun Jalal, Abdul Fatah (1977). Min al-Ushuul
yang holistik dan integral yakni habi- al-Tarbiyah fii al-Islaam. Beirut: Daar
tuasi-pembudayaan yang baik, moral al-Fikr.
knowing, moral loving and feeling, ketela- Lickona, T (2013).Educating For Character.
danan dan pertobatan dengan melak- How Our School Can Teach Respect
sanakan takholli, tahalli dan tajalli. Nilai- and Responsibility, Juma Abdu
Wamaungo (penterjemah). Jakarta:
nilai utama mentalitas yang berkarakter Bumi Aksara.
itu ialah spritualitas keagamaan berin-
Maliky al, Ahmad Shawiy, al-Sawi ’ala>
tikan ma’rifatullah (tauhid), integritas al-Jalalain, (ttp. Dar al-Ihya al-Kutb
(kejujuran-amanah), tanggung jawab, al-’Arabiyah, tt.), Juz 1.
saling menghormati, kerendahan hati,
174
Maragustam, Paradigma Revolusi Mental ...,
175
Jurnal Pendidikan Agama Islam, Vol. XII, No. 2, Desember 2015
176