You are on page 1of 6

152 Pendampingan Pengkajian Kesejahteraan Janin.....

PENDAMPINGAN PENGKAJIAN KESEJAHTERAAN JANIN


PADA IBU HAMIL TRIMESTER III
DI KELURAHAN KERENG BANGKIRAI

Erina Eka Hatini1


1
Poltekkes Kemenkes Palangka Raya, Palangka Raya

herinaeka@yahoo.com

Diterima: 10 April 2018 Direvisi: 25 Juni 2018, Diterbitkan: 30 Juli 2018

ABSTRACT

Perinatal death is still a problem for developing countries including Indonesia. (Unicef, 2012).
Indonesia's perinatal mortality rate is still far above the average of 60 - 170 compared to developed
countries of less than 10 per 1,000 live births. One of the leading causes of perinatal mortality is the
problem of intra uterine hypoxia. Factors Monitoring the welfare of the fetus in pregnant women
already is a competency that must be known and owned by pregnant women in order to monitor the
welfare of the fetus and pregnancy can be implemented properly. The aim of antepartum fetal
monitoring is to prevent intrauterine fetal death. The method undertaken is to carry out the provision
of education and assistance regarding the welfare of the fetus in pregnant women Trimester III.
Preparation of this community service activity since June and for its implementation on August 19,
2017, September 9, and the evaluation took place on October 7, 2017. As for the implementation of
midwives involved are midwife Septina, SST and its implementation is implemented in Rumah Tunggu
Kelahiran Jl. RTA Milono KM. 9, Kereng Bangkirai Village, Sabangau District. The results of the
activity found that there are 8 (Eight) Third Trimester of pregnant women who follow the activities of
getting knowledge and mentoring how to assess the welfare of the fetus.

Keywords: Assistance, Fetal Welfare Assessment, Pregnant Women, Third Trimester.

ABSTRAK

Kematian perinatal masih merupakan masalah bagi negara berkembang termasuk didalamnya negara
Indonesia. (Unicef , 2012). Angka mortalitas perinatal Indonesia masih jauh diatas rata-rata yaitu 60 –
170 dibandingkan negara maju sekitar kurang dari 10 per 1.000 kelahiran hidup. Salah satu penyebab
mortalitas perinatal yang menonjol adalah masalah hipoksia intra uterin. Hasil studi pendahuluan yang
dilakukan pada saat kelas Ibu Hamil di Wilayah Puskesmas Kereng Bangkirai hampir semua ibu hamil
tidak mengetahui bagaimana mengkaji kesejahteraan janinnya. Faktor Pemantauan kesejahteraan janin
pada ibu hamil merupakan suatu kompetensi yang harus diketahui dan dimiliki oleh ibu hamil agar
dapat memantau kesejahteraan janin dan kehamilan dengan baik. Tujuan pemantauan janin antepartum
adalah untuk mencegah kematian janin intrauterin. Metode yang dilakukan adalah dengan
melaksanakan pemberian edukasi dan pendampingan mengenai kesejahteraan janin pada ibu hamil
Trimester III. Persiapan kegiatan pengabdian masyarakat ini sejak bulan Juni dan untuk
pelaksanaannya tanggal 19 Agustus 2017, 9 September dan evaluasi dilaksanakan pada tanggal 7
Oktober 2017. Adapun untuk pelaksanaan Bidan yang terlibat adalah Bidan Septina, SST dan
pelaksanaannya dilaksanakan di Rumah Tunggu Kelahiran Jl. RTA Milono KM. 9 , Kelurahan Kereng
Bangkirai, Kecamatan Sabangau. Hasil kegiatan didapatkan bahwa ada 8 (Delapan) Ibu Hamil
Trimester III yang mengikuti kegiatan mendapatkan pengetahuan dan pendampingan cara mengkaji
kesejahteraan janin.

Kata Kunci : Pendampingan, Pengkajian Kesejahteraan Janin, Ibu Hamil, Trimester III.

Prosiding Seminar Nasional & Diseminasi Hasil Pengabdian kepada Masyarakat Berbasis Riset, 10 April 2018
Politeknik Kesehatan Kemenkes Tasikmalaya
E. E. Hatini 153

I. PENDAHULUAN

Angka morbiditas dan mortalitas perinatal merupakan indikator kualitas pelayanan obstetri disuatu
tempat atau negara. Morbiditas dan mortalitas perinatal erat kaitannya dengan erat kaitannya dengan
kesehatan ibu pada masa kehamilan. Kematian perinatal masih merupakan masalah bagi negara
berkembang termasuk didalamnya negara Indonesia. Angka mortalitas perinatal Indonesia masih jauh
diatas rata-rata negara maju, yaitu 60 – 170 berbanding kurang dari 10 per 1.000 kelahiran hidup.
Salah satu penyebab mortalitas perinatal yang menonjol adalah masalah hipoksia intra uterin. 1 Selain
itu SDKI 2012 Kematian perinatal adalah jumlah bayi lahir mati yang terjadi setelah kehamilan tujuh
bulan dan bayi yang meninggal sebelum berumur tepat satu minggu (kematian neonatum dini) dibagi
dengan jumlah kehamilan umur kandungan 7 bulan atau lebih. Trend Angka Kematian Perinatal
cenderung meningkat, berdasarkan SDKI 2002 menunjukkan bahwa Angka Kematian Perinatal 24 per
1000 kehamilan, di Tahun 2007 Angka Kematian Perinatal 25 per 1000 kehamilan dan Angka
Kematian Perinatal 26 per 1000 kehamilan pada tahun 2012.2
Menurut Dinas Kesehatan Kota Palangka Raya tahun 2015 Kecamatan Sabangau yaitu Puskesmas
Kereng Bangkirai menunjukkan Data Perkiraan bumil dengan komplikasi kebidanan yaitu 59 orang
dan perkiraan neonatal dengan komplikasi sejumlah 42 orang3, hal tersebut menunjukkan bahwa
kondisi kehamilan ibu berkaitan erat dengan luaran kehamilan. Faktor Pemantauan kesejahteraan janin
dan ibu hamil sudah merupakan suatu kompetensi yang harus diketahui dan dimiliki oleh ibu hamil
agar dapat memantau kesejahteraan janin dan kehamilan yang dikaitkan dengan luaran perinatal dapat
dilaksanakan dengan baik. Tujuan pemantauan janin antepartum adalah untuk mencegah kematian
janin. Beberapa keadaan memerlukan pemantauan karena berkaitan dengan meningkatnya morbiditas
dan mortalitas perinatal. Bila hal ini dapat dilakukan dengan baik, diharapkan angka kematian ibu dan
perinatal dapat diturunkan. Dengan demikian penting dilakukan pendampingan pemantauan
kesejahteraan janin bagi ibu hamil.
Untuk Kartu Pemantauan Kesejahteraan Janin dan Ibu Hamil Trimester III mengadopsi dari
RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad – Jakarta dipakai Kartu Pantau Gerak Janin yang dipergunakan
mulai kehamilan 28 minggu. Kartu ini dibagikan pada semua ibu hamil . Bila dalam 12 jam (antara
jam 06.00 – hingga 18.00) tidak tercapai 10 gerakan janin, pasien diminta untuk segera ke fasilitas
kesehatan terdekat atau rumah sakit untuk pemeriksaan lebih lanjut. Sebagai tenaga kesehatan tidak
mungkin memantau keadaan janin selama 24 jam terus menerus, sehingga akan lebih berarti bila ibu
hail dilibatkan atau lebih berperan aktif dalam mengkaji kesejahteraan janin dan dirinya sendiri. Kartu
Pantau Gerak Janin ini merupakan alat bantu didalam menilai aktivitas janin yang berhubungan
dengan kesehatan ibu, kesehatan janin.4

II. METODE

Metode pengabdian yang dilakukan adalah dengan melaksanakan edukasi pada Ibu hamil mengenai
kesejahteraan janin dan ibu hamil Trimester III. Setelah itu dilakukan evaluasi terhadap pengetahuan
ibu hamil, kemudian Ibu Hamil diajarkan melakukan pengkajian Kesejahteraan Janin dan Ibu Hamil
Trimester III. Melakukan Pendampingan Ibu Hamil dalam melakukan pengkajian Kesejahteraan Janin
dan Ibu Hamil Trimester III. Memberikan Kartu untuk Pemantauan Kesejahteraan Janin dan Ibu
Hamil Trimester III. Melakukan Follow Up dengan mengevaluasi dari Kartu Pemantauan
Kesejahteraan Janin dan Ibu Hamil Trimester III .
Penghitungan gerakan janin sejauh ini merupakan teknik yang paling mudah diantara berbagai
teknik pengkajian janin, dan teknik ini dapat diterapkan pada sejumlah kelompok besar wanita.
Aktivitas janin menunjukkan kepastian bahwa janin hidup dan bahwa penurunan aktivitas janin secara

Prosiding Seminar Nasional & Diseminasi Hasil Pengabdian kepada Masyarakat Berbasis Riset, 10 April 2018
Politeknik Kesehatan Kemenkes Tasikmalaya
154 Pendampingan Pengkajian Kesejahteraan Janin.....

dramatis merupakan suatu keadaan yang mengkhawatirkan bagi janin. Jumlah total gerakan yang
dilakukan janin cukup beragam. Hal yang penting adalah bahwa penurunan gerakan yang mencolok
dari pola lazim janin merupakan masalah dan berhentinya gerakan janin berkaitan erat dengan
kematian janin. Gerakan janin adalah suatu hal yang biasa terjadi dalam kehamilan. Gerakan Janin
merupakan gerakan spontan yang dilakukan oleh janin dalam kandungan ibu. Sedangkan Fetal
Movement Count merupakan kegiatan menghitung gerak janin yang dilakukan untuk memantau janin
yang dikandung. Gerakan janin pada ibu primigravida dapat dirasakan pada kehamilan 18 minggu
sedangkan pada ibu multigravida gerakan janin dapat dirasakan sejak kehamilan 16 minggu.4
Pemantauan gerak janin sudah lama dilakukan dan banyak tatacara yang diperkenalkan, tetapi tidak
ada satupun yang lebih superior dibanding lainnya. Gerak janin ini dipantau sejak kehamilan 28
minggu setelah sistem susunan saraf pusat dan autonom berfungsi dengan optimal. Pemantauan ini
terutama dilakukan pada kehamilan resiko tinggi terhadap terjadinya kematian janin atau asfiksia.
Misalnya pada kasus pertumbuhan janin terhambat. Ada dua cara pemantauan, yaitu cara Cardiff dan
cara Sadovsky. Menurut Cardiff, pemantauan dilakukan mulai jam 9 pagi, tidur miring ke kiri atau
duduk, dan menghitung berapa waktu yang diperlukan untuk mencapai 10 gerakan janin. Bila hingga
jam 9 malam tidak tercapai 10 gerakan, maka pasien harus segera ke dokter / bidan untuk penanganan
lebih lanjut. Bila memakai metoda Sadovsky, pasien tidur miring ke kiri, kemudian hitung gerakan
janin. Harus dapat dicapai 4 gerakan janin dalam satu jam, bila belum tercapai, waktunya ditambah
satu jam lagi, bila ternyata tetap tidak tercapai 4 gerakan, maka pasien harus segera berkonsultasi
dengan dokter / bidan. Pada waktu akan memulai penghitungan gerak janin, dianjurkan ibu hamil
tersebut makan dulu, mengosongkan kandung kemih, dan tidur miring ke kiri agar sirkulasi
uteroplasenta tidak terganggu. Gerak janin yang masih dapat dianggap normal adalah lebih dari 10 kali
dalam 12 jam. Bila ibu merasakan perubahan pola gerak janin, apakah menjadi berlebih atau
berkurang, segeralah berkonsultasi dengan dokter atau bidan.4

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

Adapun hasil pelaksanaan Edukasi dan Pendampingan pada Ibu Hamil Trimester III tentang
Pengkajian Kesejahteraan Janin di Kelurahan Kereng Bangkirai Tahun 2017, dapat dilihat sesuai tabel
sebagai berikut :

Tabel 1. Karakteristik Ibu Hamil


Karakteristik Distribusi Persentase
Usia
< 20 tahun 0 0
20 – 35 tahun 7 87,5%
> 35 tahun 1 12,5%
Gravida
Primigravida 0 0
Multigravida 6 75%
Grandemultigravida 2 25%
Usia Kehamilan
< 36 minggu 3 37,5%
≥ 36 minggu 5 62,5%

Dari data menunjukkan bahwa sebagian besar Ibu Hamil Trimester III yang diberikan Edukasi
tentang Pengkajian Kesejahteraan Kesejahteraan Janin di Kelurahan Kereng Bangkirai Tahun 2017
adaleh sebesar 87,5% berusia 20-35 tahun, sekitar 75% berstatus Multigravida dan sekitar 62,5% Usia
Kehamilan ≥ 36 minggu .

Prosiding Seminar Nasional & Diseminasi Hasil Pengabdian kepada Masyarakat Berbasis Riset, 10 April 2018
Politeknik Kesehatan Kemenkes Tasikmalaya
E. E. Hatini 155

Untuk Gambaran Pengetahuan Mengenai Pengkajian Kesejahteraan Janin Sebelum dan Sesudah
kegiatan dilaksanakan dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 2. Pengetahuan Ibu Hamil Sebelum Pemberian Edukasi


Karakteristik Distribusi Persentase
Pengetahuan tentang cara
mengkaji kesejahteraan janin
Mengetahui 1 12,5%
Tidak mengetahui 7 87,5%
Cara Menghitung gerakan janin
Sebelum
Mengerti
Tidak mengerti 0 0
8 100%

Dari Tabel 2. di atas bahwa Pengetahuan Ibu Hamil Trimester III menunjukkan sebesar 87,5%
tidak mengetahui tentang Pengkajian Kesejahteraan Kesejahteraan Janin , dan 12,5% yang
mengetahui. Namun seluruh Ibu Hamil atau 100% tidak mengerti bagaimana cara menghitung gerakan
janin.

Tabel 3. Pengetahuan Ibu Hamil Setelah Pemberian Edukasi


Karakteristik Distribusi Persentase
Pengetahuan tentang cara
mengkaji kesejahteraan janin
Mengetahui 8 100%
Tidak mengetahui 0 0%
Cara Menghitung gerakan janin
Mengerti
Tidak mengerti 8 100%
0

Pelaksanaan Evaluasi kegiatan ke-III pada tanggal 7 Oktober 2017 setelah dilaksanakan Edukasi
dan Pendampingan maka pada kegiatan III dilakukan evaluasi pada Ibu Hamil , yaitu dengan melihat
Kartu Pantau Gerakan Janin dan FGD tentang Cara Menghitung Gerakan Janin. Dari Tabel 3
menunjukkan bahwa setelah pemberian Edukasi dan Pendampingan 100% Ibu Hamil Trimester III
Mengetahui Cara Mengkaji Kesejahteraan Janin dan mengerti bagaimana cara menghitung gerakan
janin.
Pelaksanaan Pengabdian Masyarakat yang dilaksanakan yaitu Edukasi tentang Pengkajian
Kesejahteraan Kesejahteraan Janin pada Ibu Hamil Trimester III di Kelurahan Kereng Bangkirai
Tahun 2017 menunjukkan hasil yang bermakna untuk meningkatkan Pengetahuan Ibu Hamil tentang
Pengkajian Kesejahteraan Janin, hal tersebut sesuai dengan penelitian Hapitria & Padmawati, 2017,
yaitu mengenai Efektifitas Pendidikan Kesehatan melalui multimedia dan tatap muka terhadap
pengetahuan dan sikap Ibu Hamil tentang ASI dan Menyusui bahwa Pendidikan Kesehatan yang
menggunakan metode audiovisual (multimedia) menunjukkan hasil yang signifikan dalam
meningkatkan pengetahuan dan sikap tentang ASI dan menyusui.5 Menurut Maulana, 2009
menyatakan bahwa pengetahuan manusia disalurkan oleh pancaindera ke otak adalah indera mata
(75% - 87%) , sekitar 13%-25% disalurkan oleh indera lain. Hasil kegiatan menunjukkan keseusuaian
bahwa Pendidikan kesehatan merupakan usaha atau kegiatan untuk membantu individu, kelompok,
dan masyarakat dalam meningkatkan kemampuan baik pengetahuan, sikap, maupun keterampilan

Prosiding Seminar Nasional & Diseminasi Hasil Pengabdian kepada Masyarakat Berbasis Riset, 10 April 2018
Politeknik Kesehatan Kemenkes Tasikmalaya
156 Pendampingan Pengkajian Kesejahteraan Janin.....

untuk mencapai hidup sehat secara optimal. Pada kegiatan tersebut Ibu Hamil diberikan pengetahuan
mengenai Pengkajian Kesejahteraan Janin dan bagaimana cara menghitung Gerakan Janin oleh Ibu
Hamil sehingga Ibu Hamil dapat mendeteksi dini apabila ada tanda bahaya pada kehamilan ketika
jumlah gerakan janin berkurang dibanding sebelumnya atau jumlah gerakan kurang dari 10 kali
gerakan dalam 12 jam.6
Pemerintah Indonesia telah mengupayakan usaha percepatan penurunan AKI dan AKB salah
satunya melalui peningkatan pengetahuan dan perubahan perilaku Ibu dan Keluarga salah satunya
adalah dengan melaksanakan Program Kelas Ibu Hamil. Kelas Ibu Hamil merupakan sarana belajar
bagi ibu hamil mengenai kesehatan ibu hamil dalam bentuk tatap muka dalam kelompok yang
bertujuan untuk meningkat pengetahuan dan keterampilan mengenai perawatan kehamilan, persalinan,
nifas , penyakit dan komplikasi saat hamil, bersalin, nifas dan bayi baru lahir dan senam hamil
menggunakan Buku KIA, setidaknya dalam pelaksanaan kelas Hamil 1 (satu) kali ibu harus
didampingi suami7 . Buku KIA berisi catatan kesehatan ibu (hamil, bersalin, dan nifas) dan anak (bayi
baru lahir sampai anak usia 6 tahun) serta berbagai informasi cara memelihara dan merawat kesehatan
ibu dan anak.8
Pelaksanaan Pendampingan Pada Ibu Hamil Trimester III di Kelurahan Kereng Bangkirai
mengenai Pengkajian Kesejahteraan Janin dan bagaimana cara menghitung Gerakan Janin oleh Ibu
Hamil karena dalam Buku KIA tidak terdapat penjelasan secara sfesifik bagaimana cara menghitung
gerakan janin untuk mendeteksi salah satu tanda bahaya pada kehamilan yaitu janin dirasakan kurang
bergerak dibandingkan sebelumnya. Sehingga dengan adanya pemberian pengetahuan dan
pendampingan Ibu hamil dapat melakukan deteksi dini dan apabila menemukan tanda bahaya dapat
segera memeriksakan diri ke bidan atau ke fasilitas kesehatan terdekat. Hal ini sesuai dengan hasil
kegiatan bahwa semua ibu hamil mengetahui dan memahami bagaimana cara mendeteksi dini tanda
bahaya gerakan janin berkurang dari sebelumnya dengan cara rutin menghitung gerakan janin setiap
hari.

IV. SIMPULAN

Berdasarkan kegiatan Pendampingan ibu hamil Trimester III tentang Pengkajian Kesejahteraan
janin pada ibu hamil Trimester III maka dapat disimpulkan bahwa : pada 8 (Delapan) Ibu Hamil
Trimester III yang mengikuti kegiatan mendapatkan pengetahuan dan cara mengkaji kesejahteraan
janin dan telah dilakukan Pendampingan Kesejahteraan Janin . Semua ibu hamil mengetahui dan
memahami bagaimana cara mendeteksi dini tanda bahaya gerakan janin berkurang dari sebelumnya
dengan cara rutin menghitung gerakan janin setiap hari. Pemberian pengetahuan dan pendampingan
Ibu hamil dapat melakukan deteksi dini dan apabila menemukan tanda bahaya dapat segera
memeriksakan diri ke bidan atau ke fasilitas kesehatan terdekat

DAFTAR PUSTAKA

[1] Unicef, “Ringkasan Kajian Kesehatan Ibu dan Anak”, 2012


[2] BPS, “Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012”, Penerbit Badan Pusat Statistik,
Jakarta, 2012
[3] Dinkes Kota Palangka Raya, “Profil Kesehatan Kota Palangka Raya Tahun 2015”, Penerbit Dinas
Kesehatan Kota Palangka Raya. 2016
[4] Endjun, J., Santana, S., Ristantie, N., “Standardisasi Pemantauan Kesejahteraan Janin”, RSPAD
Gatot Subroto, Jakarta, 2016

Prosiding Seminar Nasional & Diseminasi Hasil Pengabdian kepada Masyarakat Berbasis Riset, 10 April 2018
Politeknik Kesehatan Kemenkes Tasikmalaya
E. E. Hatini 157

[5] Hapitria P, . Padmawati R,, “Efektifitas Pendidikan Kesehatan Melalui Multimedia dan Tatap
Muka terhadap Pengetahuan dan Sikap Ibu Hamil tentang ASI dan Menyusui”, Jurnal Care. Vol.
5, No. 2 Tahun 2017, Hal. 156 – 167.
[6] Suliha, U., Herawani, Sumiati & Resnayati, Y, “Pendidikan Kesehatan dalam Keperawatan”,
Jakarta : EGC, 2002
[7] Isrofah, Sumaningrum, E.P,. “Evaluasi Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil di Puskesmas Siwalan
Kabupaten Pekalongan “, Medisains ,Vol. 13 No. 1 , April 2015, Hal. 29 - 37
[8] Kemenkes RI,” Buku KIA” , Penerbit Kementerian Kesehatan , Jakarta, 2015.

Prosiding Seminar Nasional & Diseminasi Hasil Pengabdian kepada Masyarakat Berbasis Riset, 10 April 2018
Politeknik Kesehatan Kemenkes Tasikmalaya

You might also like