You are on page 1of 12

Contents available at: www.repository.unwira.ac.

id

https://journal.unwira.ac.id/index.php/ARTEKS
Research paper doi: 10.30822/arteks.v5i2.366

Kajian penerapan arsitektur organik pada kawasan agrowisata


Gina Liana Wati, Anisa*

Program Studi Magister Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Jakarta


Jl. Cempaka Putih Tengah no. 27, Jakarta Pusat 10510, Indonesia

ARTICLE INFO ABSTRACT


Article history: Organic architectural study on agro-tourism areas
Received January 11, 2020
Received in revised form January 20, Organic architecture is a concept in architecture that is in harmony
2020 with nature and integrated with the site through visualization. There
Accepted March 11, 2020 are eight basic concepts that can be used as a reference in designing
Available online August 01, 2020 organic architectural building concepts, namely, building as nature,
continuous present, form follows flow, of the people, of the hill, of
the material, youthful and unexpected, Living music. modern agro-
Keywords:
tourism areas can liven up the atmosphere of modern agro-tourism
Agro-tourism area
areas, so as to increase the attractiveness of these modern agro-
Modern tourism
tourism areas. This study used a deductive method to find out more
Organic architecture
about the application of organic architecture in the Farm Kuntum
region. The analysis was conducted descriptively qualitatively using
the theory of eight organic architectural concepts. The conclusion
obtained is that the concept of organic architecture can be applied
*
Corresponding author: Anisa to modern agro-tourism areas, including applying open mass
Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik, compositions and resembling organisms, presenting natural
Universitas Muhammadiyah Jakarta, elements, and making nature part of the design an application of the
Indonesia building is nature concept. The form follows flow is applied to
Email: anisa@ftumj.ac.id
ORCID: https://orcid.org/0000-0002-6295- modern agro-tourism areas by designing the longest side of the
426X building to the north and south, designing the building with
openings, and designing an open area leading to a beautiful natural
environment. Of the people is applied to modern agro-tourism areas
by providing sufficient space for visitors to interact with animals and
design buildings with open spaces that can accommodate large
crowds.

Pendahuluan (Muzha 2013). Menurut Widati (2015), karya-


karya Frank selalu berakar pada tempat dimana
Arsitektur organik merupakan konsep arsitektur arsitektur itu berada karena selalu terinspirasi dan
yang diperkenalkan oleh Frank Lloyd Wright menyatu dengan alamnya (Widati 2015).
melalui karyanya yaitu House of Falling Water Meskipun demikian, arsitektur organik bukan
(Rasikha 2009). Menurutnya arsitektur organik merupakan sebuah bentuk yang imitasi atau tiruan
mengutamakan pada keselarasan arsitektur, terhadap alam sekitar (Rukayah 2003). Selain
manusia, dan lingkungan alam sekitar Wright, ada banyak arsitek terkenal di dunia yang
(Setyoningrum and Anisa 2019). Selain itu, menerapkan arsitektur organik pada
menurut Frank Lloyd Wright dalam kajian bangunannya. Setiap arsitek memiliki definisi
Sujanra, Mustaqimmah dan Wahyuwibowo masing-masing mengenai arsitektur organik yang
(2017) mengatakan bahwa arsitektur organik tercermin dari karyanya. Beberapa arsitek yang
harus memiliki keselarasan dengan alam dan menerapkan konsep arsitektur organik pada
terintegeritas dengan tapak melalui visualisasinya

Copyright ©2020 Gina Liana Wati, Anisa. This is an open access article distributed the Creative Commons Attribution-
NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License
185
ARTEKS : Jurnal Teknik Arsitektur, Volume 5 Issue 2 August 2020
pISSN 2541-0598; eISSN 2541-1217

bangunannya antara lain Alvar Aalto, Louis 2012). Pernyataan tersebut dapat didukung
Henry Sullivan dan Hugo Haring (Rasikha 2009). dengan pernyataan Sujanra, Mustaqimmah, dan
Menurut Frank Lloyd Wright, arsitektur Wahyuwibowo (2017) yang menyatakan bahwa
organik memiliki delapan konsep dasar yang arsitektur organik dapat menciptakan keselarasan
dijadikan sebagai acuan dalam mendesain sebuah secara visual antara tapak dan lingkungan alam
bangunan (Nagoy and Sela 2016). Konsep dasar sekitar (Sujanra, Mustaqimmah, and
tersebut yaitu, building as nature, continous Wahyuwibowo 2017). Selain itu juga, menurut
present, form follows flow, of the people, of the Dalawir, Tilaar dan Poli (2015) dalam
hill, of the material, youthful and unexpected, penelitiannya menyataan bahwa arsitektur
living music. Dengan menerapkan delapan konsep organik pada kawasan industri berbasis wisata
dasar tersebut pada arsitektur maka kesan dapat memberikan kesan yang menyatu dengan
arsitektur yang menyatu dengan alam dapat alam tanpa merusak lingkungan alam sekitar
tercipta (Widodo 2019; Subroto 2019). Salah satu (Dalawir, Tilaar, and Poli 2015). Sehingga
penelitian yang pernah dilakukan pada kawasan dengan adanya pernyataan yang saling
taman, mengkaitkan antara salah satu prinsip mendukung tersebut, penuls menyimpulkan
arsitektur organik dengan aksesibilitas difabel, bahwa penerapan arsitektur organik pada
didapatkan kesimpulan salah satunya bahwa kawasan agrowisata dapat menciptakan kesan
beberapa elemen di taman seperti memanfaatkan yang lebih menyatu dengan alam.
kontur dan pengaturan vegetasi merupakan Beberapa permasalahan yang muncul
aplikasi dari arsitektur organik pada taman menyangkut penerapan arsitektur organik pada
(Masruroh, Mauliani, and Anisa 2015). kawasan agrowisata modern antara lain,
Indonesia memiliki potensi yang besar untuk bagaimana penerapan arsitektur organik pada
mengembangkan industri pariwisata (Rahma and kawasan agrowisata modern dan elemen-elemen
Handayani 2013). Pernyataan tersebut juga apa saja yang menunjukkan bahwa kawasan
didukung dengan data World Tourism agrowisata telah menerapkan arsitektur organik.
Organization dalam kajian Basiya dan Rozak Berdasarkan permasalahan tersebut, dilakukanlah
tahun 2012, menyatakan bahwa kunjungan penelitian ini yang bertujuan untuk mengetahui
wisatawan di Indonesia meningkat sebesar 7,6% penerapan arsitektur organik dan elemen-elemen
setiap tahunnya (Basiya and Rozak 2012; Pudianti apa saja yang menandakan arsitektur organik pada
and Vitasurya 2019; Koy and Rodrigues 2019; kawasan agrowisata.
Bawole 2020). Agrowisata merupaan salah satu
jenis wisata pertanian yang kini mulai diminati
(Pamulardi 2006). Kawasan agrowisata modern Metode penelitian
merupakan kegiatan pariwisata yang
memanfaatkan potensi alam, pertanian (agro), Penelitian ini menggunakan pendekatan
budaya, dan aktivitas masyarakat pedesaan rasionalistik deduktif, dengan metode deskriptif
sebagai daya tarik (Gunawan 2016). Kegiatan kualitatif. Pendekatan deduktif dipilih karena
Agro merupakan usaha pertanian yang dapat penelitian ini berangkat dari pengetahuan penulis
diklasifikasi menajdi empat kelompok, yaitu mengenai teori arsitektur organik dan agrowisata,
tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, kemudian penulis melakukan observasi dan
kehutanan, peternakan dan perikanan (Suhato menyesuaikan fakta-fakta lapangan dengan teori
2016). Agrowisata juga diharapkan dapat tersebut. Data dalam penelitian ini didapatkan
menambah penghasilan para petani, dari proses observasi lapangan yang kemudian
meningkatkan kelestarian alam, budaya dan diolah menggunakan software Autocad 2012.
teknologi lokal dalam mengolah pertanian yang Hasil dari obesrvasi tersebut berupa data site plan,
sudah digunakan secara turun-temurun (Muzha blok plan, dan tampak kawasan.
2013). Analisis dilakukan secara singkat dengan
Dalam pengembangannya, agrowisata mengidentifikasi delapan konsep dasar arsitektur
didukung oleh kondisi alam yang sejuk dan organik pada kawasan agrowisata yang
memungkinkan untuk kegiatan wisata alam dicetuskan oleh Frank Llyod Wright, yaitu
(Susetyaningsih 2013). Wisata alam memiliki building as nature, continous present, form
daya tarik yang meliputi pemandangan alam follows flow, of the people, of the hill, of the
daratan, larutan, pantai, iklim dan ciri khas material, youthful and unexpected, living music
kondisi geografis lainnya (Basiya and Rozak

186
Gina Liana Wati, Anisa:
Organic architectural study on agro-tourism areas

(Nagoy and Sela 2016). Setelah dilakukan tahap Temuan dan pembahasan
tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan berupa
konsep dan elemen-elemen yang dapat Building is nature
menunjukan penerapan aristektur organik pada Konsep building is nature yaitu konsep pada
kawasana agrowisata. arsitektur yang diterapkan sehingga dapat
Studi kasus yang dipilih adalah Kuntum menimbulkan kesan menyatu dengan alam
Farmfield dengan beberapa alasan, yaitu kawasan (Nagoy and Sela 2016). Building is nature
agrowisata yang diminati banyak pengunjung diterapkan pada Kuntum Farmfield dengan
karena selalu ramai dan memiliki visusalisai yang mengaplikasikan desain bangunan yang
selaras dengan lingkungan alam sekitar. menggunakan struktur kayu dan meminimalisir
Berdasarkan data yang didapatkan melalui google dinding pembatas. Struktur kayu pada bangunan
maps, Kuntum Farmfield berlokasi di Jalan Raya yang terekspos memberikan keselarasan dengan
Tajur No. 291, Sindangrasa, Kec. Cisarua, Bogor, lingkungan alam sekitar yang merupakan
Jawa Barat, dengan luas 6,16 hektare (Lihat pegunungan dengan pepohonan hijau. Sedangkan
gambar 1). desain bangunan dengan minimnya dinding
Gambar 1 pembatas memungkinkan masuknya view alam
sekitar yang masih asri, sehingga memberikan
kesan menyatu dengan alam sekitar. Selain itu
desain tapak yang banyak mengandung unsur
alam seperti, jembatan dan kolam yang
menambah kesan selaras dan menyatu dengan
alam sekitar yang merupakan pepohonan dan
pegunungan hijau (Lihat gambar 2).

Gambar 1. Kuntuk Farmfield


Gambar 2

Gambar 2. Konsep building is nature

187
ARTEKS : Jurnal Teknik Arsitektur, Volume 5 Issue 2 August 2020
pISSN 2541-0598; eISSN 2541-1217

Continous present mengikuti peprubahan zaman. Perkembangan


Konsep continous present merupakan konsep desain tersebut dapat ke segala arah namun tetap
yang diterapkan pada arsitektur sehingga sebuah mengikuti bentuk tapak yang ada. Selain itu,
desain dapat terus berlanjut dan berkembang bangunan juga didesain tanpa dinding dan terbuka
mengikuti perkembangan zaman (Nagoy and Sela sehingga tidak masif. Desain bangunan yang
2016). Continous present diterapkan pada tanpa dinding dan terbuka memungkinkan adanya
Kuntum Farmfield dengan menerapkan sistem perkembangan desain untuk merespon
multi massa pada tapak kawasan yang luas. Letak perubahan-perubahan yang terjadi disekitar
massa bangunan yang berjauhan satu sama lain seiring dengan perkembangan zaman (Lihat
pada lahan yang luas memungkinkan kawasan gambar 3).
untuk dapat terus berembang dalam desainnya
Gambar 3

Gambar 3. Penerapan continuous present

188
Gina Liana Wati, Anisa:
Organic architectural study on agro-tourism areas

Form follows flow berdasarkan aliran udara sebagai aliran energi


Konsep form follows flow merupakan konsep yang banyak berhembus di kawasan ini. Selain
yang diterapkan pada arsitektur dengan mengikuti itu, area belakang tapak juga didesain mengarah
aliran energi alam (Nagoy and Sela 2016). Form langsung ke arah pegunungan hijau yang indah.
follows flow pada kawasan Kuntum Farmfield Pemandangan gunung yang indah merupakan
diterapkan dengan mendesain sisi terpanjang sebuah energi yang dapat dimanfaatkan sebagai
bangunan menghadap ke utara dan selatan yang daya tarik dalam kawasan ini. Sehingga, kawasan
menyesuaikan dengan arah lintasan matahari. Hal Kuntum Farmfiled telah mengikuti dan
itu dilakukan untuk mengurangi panas matahari mempertimbangkan aliran energi dalam
yang masuk ke dalam bangunan dengan merancang kawasan agrowisata modern (Lihat
menyesuaikan arah sinar matahari. Bangunan di gambar 4).
kawasan ini juga didesain dengan menggunakan
banyak bukaan untuk memungkinkan masuknya
aliran udara. Bukaan-bukaan tersebut didesain
Gambar 4

Gambar 4. Penerapan form follow flows

Of the people pada kawasan Kuntum Farmfield diterapkan


Of the people merupakan konsep yang dengan menyediakan ruang bagi pengunjung
diterapkan pada arsitektur dengan penekanan untuk berinteraksi dengan hewan yang letaknya
khusus untuk memenuhi kebutuhan pemakai berdekatan dengan kandang hewan.
bangunan (Nagoy and Sela 2016). Of the people

189
ARTEKS : Jurnal Teknik Arsitektur, Volume 5 Issue 2 August 2020
pISSN 2541-0598; eISSN 2541-1217

Keberadaan ruang yang dapat menampung berkeliling kawasan. Pendopo-pendopo tersebut


orang banyak untuk berinteraksi dengan hewan berada menyebar di seluruh tapak kawasan,
ternak merupakan salah satu bentuk bawah sehingga mudah dijangkau oleh pengunjung.
kawasan ini telah memenuhi kebutuhan banyak Sehingga, maka kawasan Kuntum Farmfield
pengunjung. Selain itu kawasan ini juga memperhatikan kebutuhan pengguna bangunan
menyediakan pendopo yang dapat menampung terutama pengunjung (Lihat gambar 5).
banyak pengunjung untuk beristirahat setelah
Gambar 5

Gambar 5. Penerapan of the people

Of the hill memiliki banyak kontur yang undak. Sehingga


Of the hill merupakan konsep yang diterapkan untuk memudahkan pengunjung dalam
pada arsitektur dengan meminimalisasi perataan bersirkulasi pada tapak, tapak didesain dengan
kontur yang sudah ada pada tapak (Nagoy and menghadiran banyak anak tangga maupun ramp.
Sela 2016). Of the hill pada kawasan Kuntum Dengan adanya kontur tersebut juga, kawasan
Farmfield diterapkan dengan meminimalisasi menjadi terkesan unik karena terlihat seperti
proses meratakan kontur yang dapat merusak tumbuh dari kontur yang tidak beraturan.
ekosistem di dalam tanah. Hal tersebut dilakukan Sehingga, kawasan Kuntum Farmfield telah
dengan menyesuaikan desain kawasan dengan meminimalisasi perataan kontur pada tapak
kontur yang ada. Akibat adanya penyesuaian dengan tetap menghadirkan kontur pada tapak
dengan kontur yang ada, tapak pada kawasan ini (Lihat gambar 6).

190
Gina Liana Wati, Anisa:
Organic architectural study on agro-tourism areas

Gambar 6

Gambar 6. Penerapan of the hill

Of the material material ramah lingkungan pada struktur dan


Of the material merupakan konsep yang fasad bangunan (Lihat gambar 7).
diterapkan pada arsitektur dengan menggunakan
material-material bumi yang ramah lingkungan Youthful and unexpected
(Nagoy and Sela 2016). Of the material pada Youthful and unexpected merupakan konsep
kawasan Kuntum Farmfield diaplikasikan dengan yang diterapkan pada arsitektur dengan
menggunakan material bumi pada struktur dan menghadirkan aksen-aksen tidak terduga
fasad bangunan. Struktur pada kawasan ini sehingga memberikan kesan yang menarik bagi
menggunakan kayu merbau yang ramah pengunjung (Nagoy and Sela 2016). Youthful and
lingkungan. Kayu merbau merupakan material unexpected pada kawasan Kuntum Farmfield
bumi dan ramah lingkungan karena memiliki diaplikasikan dengan menghadirkan jembatan
massa termal yang rendah sehingga dapat kayu dengan material kayu merbau yang berada
menyesuaikan suhu ruang dengan iklim di diatas kolam ikan pada tapak sehingga
kawasan Kuntum Farmfield. Dengan memberikan kesan menarik bagi pengunjung.
menggunakan material kayu merbau pada struktur Selain itu, bangunan pada kawasan ini didesain
bangunan yang terekspos, maka dapat menggunakan struktur atap yang terbuka dan
memberikan efek yang teduh pada bangunan kolom-kolom kayu merbau yang terekspos,
tersebut dan mengurangi energi untuk karena tidak menggunakan dinding pembatas.
mendinginkan bangunan. Sedangkan, pada Dengan demikian, maka kawasan Kuntum
bagian fasad bangunan menggunakan material Farmfield merupakan kawasan yang menarik bagi
kayu kamper sebagai material arsitektural. pengunjung, karena menghadirkan banyak aksen
Dengan demikian, maka kawasan Kuntum tidak terduga pada tapak kawasan (Lihat gambar
merupakan kawasan yang telah menggunakan 8).

191
ARTEKS : Jurnal Teknik Arsitektur, Volume 5 Issue 2 August 2020
pISSN 2541-0598; eISSN 2541-1217

Gambar 7

Gambar 7. Penerapan of the material


Gambar 8

Gambar 8. Penerapan youthful and unexpected

192
Gina Liana Wati, Anisa:
Organic architectural study on agro-tourism areas

Living music elemen pada kawasan ini juga dapat dilihat dari
Living music merupakan konsep arsitektur penggunaan jendela dan desain pintu pada
yang diterapkan pada arsitektur dengan bangunan. Jendela dengan ukuran dan jenis yang
mendesain bangunan menggunakan pengulangan sama disusun berulang pada fasad bangunan.
elemen-elemen yang dapat menimbulkan ritme Desain pintu menggunakan deretan baja yang
bagi orang yang melihatnya (Nagoy and Sela berukuran dan berjarak sama juga memberikan
2016). Living music pada kawasan Kuntum ritme bagi orang yang melihat. Dengan demikian,
Farmfield ditimbulkan akibat adanya deretan maka kawasan Kuntum Farmfield telah
kolom kayu yang berulang pada bangunan di mengaplkasikan ritme pada desain bangunan pada
kawasan ini. Selain itu, pengulangan elemen- kawasan (Lihat gambar 9).
Gambar 9

Gambar 9. Penerapan living musi

Kesimpulan diterapkan pada bangunan dan tapak pada


kawasan agrowisata modern.
Penerapan arsitektur organik pada kawasan Building is nature diterapkan pada kawasan
agrowisata modern dilakukan dengan agrowisata modern dengan mengaplikasikan
menerapkan delapan konsep arsitektur organik. gubahan massa yang terbuka, serta dengan
Delapan konsep arsitektur organik yaitu building menghadirkan unsur alam seperti air terjun,
is nature, continous present, form follows flow, of jembatan, sungai dan pepohonan pada tapak.
the people, of the hill, of the material, youthful Continous present diterapkan pada kawasan
and unexpected. Delapan konsep tersebut agrowisata modern dengan mengaplikasikan

193
ARTEKS : Jurnal Teknik Arsitektur, Volume 5 Issue 2 August 2020
pISSN 2541-0598; eISSN 2541-1217

sistem multi massa pada kawasan yang luas dan Teknik Arsitektur 5 (1): 115–26.
massa bangunan yang didesain tidak masif. https://doi.org/10.30822/arteks.v5i1.362.
Form follows flow diterapkan pada kawasan Dalawir, Alexander, Sonny Tilaar, and Hanny
agrowisata modern dengan mendesain sisi Poli. 2015. ‘Sentral Industri Kain Koffo Di
terpanjang bangunan mengarah ke Utara dan Manganitu (Arsitektur Organik)’. Jurnal
Selatan, mendesain bangunan dengan bukaan, dan Arsitektur DASENG 4 (1): 46–55.
mendesain area terbuka mengarah ke lingkungan https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/daseng
alam yang indah. /article/view/6446/pdf.
Of the people diterapkan pada kawasan Gunawan, I Made. 2016. ‘Pengembangan
agrowisata modern dengan memberikan ruang Agrowisata Untuk Kemandirian Ekonomi
yang cukup bagi pengunjung untuk berinteraksi Dan Pelestarian Budaya Di Desa Kerta,
dengan hewan dan mendesain bangunan dengan Payangan Gianyar’. JUMPA (Jurnal Master
ruang terbuka yang dapat menampung orang Pariwisata) 3 (1): 156–74.
banyak. https://doi.org/10.24843/JUMPA.2016.v03.i0
Of the hill pada kawasan agrowisata modern 1.p11.
dapat diterapkan dengan menyesuaikan letak dan Koy, Van Basten Maria Fernandes, and Olinda
gubahan massa bangunan sesuai dengan kontur Rodrigues. 2019. ‘Pengembangan Smart
yang ada, mendesain area yang berkontur dengan Environment Di Kampung Wisata Jetisharjo
air terjun dan bebatuan, dan menghidupkan area RW. 07, Yogyakarta’. ARTEKS : Jurnal
yang lebih tinggi dengan mendesain bangunan di Teknik Arsitektur 4 (1): 25–32.
atas kontur tersebut. https://doi.org/10.30822/arteks.v4i1.75.
Of the material pada kawasan agrowisata Masruroh, Fika, Lily Mauliani, and Anisa. 2015.
modern dapat diterapkan dengan menggunakan ‘Kajian Arsitektural Taman Yang
material kayu dan batu alam yang ramah Mengakomodasi Aksesibilitas Difabel Studi
lingkungan pada eksterior dan interior bangunan. Kasus Taman Tribeca Central Park Mall,
Youthful and unexpected pada kawasan Taman Menteng Dan Taman Ayodia’. Nalars
agrowisata modern dapat diterapkan dengan 14 (2): 145–67.
mendesain bangunan menggunakan struktur atap https://doi.org/10.24853/nalars.14.2.%25p.
yang terbuka dan tidak menggunakan dinding Muzha, Vianda Kushardianti. 2013.
masif sebagai penutup bangunan. Selain itu juga ‘Pengembangan Agrowisata Dengan
dengan mendesain tapak kawasan menggunakan Pendekatan Community Based Tourism
unsur-unsur alam seperti, air terjun dengan (Studi Pada Dinas Pariwisata Kota Batu Dan
bebatuan, kolam dan jembatan. Kusuma Agrowisata Batu)’. JAP (Jurnal
Living music pada kawasan agrowisata Administrasi Publik) 1 (3): 135–41.
modern dapat diterapkan dengan mendesain http://administrasipublik.studentjournal.ub.ac
bangunan dengan pengulangan material maupun .id/index.php/jap/article/view/81/75.
elemen arsitektur pada eksterior dan interior Nagoy, Windy, and Rieneka L. E. Sela. 2016.
bangunan. ‘Optimalisasi Konsep Building as Nature Dari
Pendekatan Arsitektur Organik Pada Kawasan
Industri Peternakan Berkonsep Agrowisata’.
Referensi Media Matrasain 13 (1): 56–67.
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jmm/ar
Basiya, R., and A. H. Rozak. 2012. ‘Kualitas ticle/view/14522/14094.
Dayatarik Wisata, Kepuasan Dan Niat Pamulardi, Bambang. 2006. ‘Pengembangan
Kunjungan Kembali Wisatawan Mancanegara Agrowisata Berwawasan Lingkungan (Studi
Di Jawa Tengah’. Jurnal Ilmiah Dinamika Kasus Desa Wisata Tingkir, Salatiga)’.
Kepariwisataan 11 (2): 1–12. Diponegoro University.
Bawole, Paulus. 2020. ‘Pengembangan Kampung http://eprints.undip.ac.id/15372/1/Bambang_
Kota Sebagai Salah Satu Alternatif Tujuan Pamulardi.pdf.
Wisata Minat Khusus’. ARTEKS : Jurnal Pudianti, Anna, and Vincentia Reni Vitasurya.
2019. ‘Pendekatan Antropologi Sebagai
Penyeimbang Model Perhitungan Jejak
Ekologis Di Desa Wisata’. ARTEKS : Jurnal

194
Gina Liana Wati, Anisa:
Organic architectural study on agro-tourism areas

Teknik Arsitektur 4 (1): 33–44. ARTEKS : Jurnal Teknik Arsitektur 3 (2): v–


https://doi.org/10.30822/arteks.v4i1.77. viii. https://doi.org/10.30822/artk.v3i2.244.
Rahma, Femy Nadia, and Herniwati Retno Suhato, Bambang. 2016. ‘Strategi Pengembangan
Handayani. 2013. ‘Pengaruh Jumlah Wisata Agro Di Banyuwangi’. Jurnal Ilmiah
Kunjungan Wisatawan, Jumlah Obyek Wisata Pariwisata 21 (1): 1–15.
Dan Pendapatan Perkapita Terhadap http://jurnalpariwisata.stptrisakti.ac.id/index.
Penerimaan Sektor Pariwisata Di Kabupaten php/JIP/article/view/39.
Kudus’. Diponegoro Journal of Economics 2 Sujanra, Song Prasetya, Ummul Mustaqimmah,
(2): 1–9. and Agung Kumoro Wahyuwibowo. 2017.
https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jme/ar ‘Penerapan Teori Arsitektur Oraganik Dalam
ticle/view/2919/2822. Strategi Perancangan Pusat Pengembangan
Rasikha, Tezza Nur Ghina. 2009. ‘Arsitektur Industri Kreatif Di Bandung’. Arsitektura:
Organik Kontemporer’. Universitas Jurnal Ilmiah Arsitektur Dan Lingkungan
Indonesia. Binaan 15 (2): 506–13.
http://www.beta.lecture.ub.ac.id/files/2014/0 https://doi.org/10.20961/arst.v15i2.15316.
6/MINGGU-14-ORGANIK- Susetyaningsih, Adi. 2013. ‘Ekologi Industry
KONTEMPOERER.pdf. Berbasis Daya Dukung Lingkungan Untuk
Rukayah, Siti. 2003. ‘Penekanan Desain Pengembangan Kawasan Wisata Agro Di
Arsitektur Organik Dan Green Architecture Desa Barudua Kecamatan Malangbong
Pada Perancangan Pusat Rekreasi Dan Klub Kabupaten Garut’. Jurnal Kalibrasi 11 (1).
Pemancingan Di Rawapening, Kabupaten http://sttgarut.ac.id/jurnal/index.php/kalibrasi
Semarang’. Modul 1 (1): 45–54. /article/view/108.
http://eprints.undip.ac.id/5935/1/45-tutut.pdf. Widati, Titiani. 2015. ‘Pendekatan Kontekstual
Setyoningrum, Ayu, and Anisa Anisa. 2019. Dalam Arsitektur Frank Lloyd Wright’.
‘Aplikasi Konsep Arsitektur Organik Pada Jurnal Perspektif Arsitektur 10 (1): 38–44.
Bangunan Pendidikan’. LANGKAU BETANG: https://e-
JURNAL ARSITEKTUR 6 (1): 26. journal.upr.ac.id/index.php/JTA/article/view/
https://doi.org/10.26418/lantang.v6i1.32905. 857/696.
Subroto, T. Yoyok Wahyu. 2019. ‘Koeksistensi Widodo, Johannes. 2019. ‘Human, Nature, And
Alam Dan Budaya Dalam Arsitektur’. Architecture’. ARTEKS : Jurnal Teknik
Arsitektur 3 (2): 145–48.
https://doi.org/10.30822/arteks.v3i2.65.

195
ARTEKS : Jurnal Teknik Arsitektur, Volume 5 Issue 2 August 2020
pISSN 2541-0598; eISSN 2541-1217

196

You might also like