Professional Documents
Culture Documents
Brough (2020), Eight hours to work, Eight hours to play, Eight hours to
sleep, Eight bob a day. Afair day’s work, For a fair day’s pay.” Kalimat ini
diucapkan oleh tukang batu yang keluar dari tempat kerja mereka di Universitas
Melbourne pada tahun 1856. Kalimat itu juga memberikan arti bahwa dalam
kehidupan sangat penting untuk mendistribusikan waktu secara baik. Pada
penelitian sebelumnya dikatakan bahwa mendistribusikan waktu sangat penting
untuk kesehatan mental karyawan. Lingkungan kerja yang memberikan fasilitas
work life balance tidak hanya mempengaruhi kehidupan pribadi auditor akan tetapi
juga dapat mempengaruhi kinerja auditor dalam mengaudit laporan keuangan
perusahaan dan menentukan opini apa yang akan dikeluarkan.
Kinerja auditor merupakan hasil yang didapat atau biasa yang disebut
outcome yang telah dilampaui atau dicapai oleh seorang auditor dalam menjalankan
berbagai kewajibannya dalam bekerja yang diberikan dan dalam pencapaiannya
memerlukan intelektual yang tinggi, kecakapan, pengalaman, distribusi waktu
dengan tepat serta mempertimbangkan kualitas dan kuantitas, kejujuran, integritas,
independensi, dan juga sikap skeptisisme. Menurut Larkin (1990) dalam Hanna dan
Firnanti (2013), kinerja auditor dapat diukur dalam empat dimensi personalitas,
antara lain: kemampuan, komitmen profesional, motivasi, dan kepuasan kerja.
Kinerja auditor yang baik akan tercermin pada laporan audit yang berkualitas.
Konflik dapat terjadi di antara dua domain tersebut pekerjaan dan kehidupan
dan batas-batas antara ini bisa kabur. Batas antara pekerjaan (work) dan juga
kehidupan (life) yang abu – abu pun masih kerap dilanggar oleh sebagian orang.
Seseorang dengan ambisi yang kuat akan meningkatkan persentase waktu kerjanya
hingga lebih dari 30% sehari waktu kerja produktif.
Tipe – Tipe Keseimbangan
1. Keseimbangan waktu
Keseimbangan waktu merupakan keseimbangan yang meliputi kegiatan
mempertimbangkan banyaknya waktu yang didistribusikan untuk
melakukan pekerjaan dan melakukan kegiatan lainnya di luar pekerjaan.
Keseimbangan waktu yang dimaksudkan menjelaskan bahwa waktu
yang digunakan oleh seorang karyawan dalam melakukan kewajibannya
dalam hal bekerja yang akan mulai dihitung dari lamanya waktu yang
ditempuh oleh seorang karyawan tersebut mulai dari rumah menuju
tempat kerja hingga kembali ke rumah kembali.
2. Keseimbangan keterlibatan
Keseimbangan antara kehidupan dan pekerjaan tidak cukup diukur
dengan seimbangnya waktu yang didistribusikan dengan baik seperti
yang telah dijabarkan diatas, dalam mengukur Work Life Balance diukur
dengan tiga keseimbangan, keseimbangan waktu, keseimbangan
keterlibatan dan keterlibatan kepuasan. Selain mendistribusikan waktu,
tingkat keterlibatan emosi yang berkualitas setiap kegiatan yang
karyawan jalani juga ikut andil dalam pengukuran Work Life Balance.
Dalam keseimbangan keterlibatan tidak hanya melibatkan emosi tetapi
juga melibatkan rasa tanggungjawab karyawan terhadap kewajibannya,
kewajiban pekerjaan maupun kewajiban lain yang diluar pekerjaan.
3. Keseimbangan kepuasan
Hal ketiga yang dapat digunakan dalam mengukur Work Life Balance
adalah keseimbangan kepuasan. Tingkat kepuasan setiap individu
berbeda – beda banyak faktor yang mempengaruhi tingkat kepuasan bisa
dari faktor yang berasal dari internal maupun eksternal. Tingkat
kepuasan seorang karyawan dalam melakukan kewajibannya dalam hal
bekerja bisa saja mempengaruhi baik atau buruknya tingkat Work Life
Balance karyawan tersebut. kepuasan tidak dapat dibentuk akan tetapi
kepuasan itu sendiri dapat muncul dengan sendirinya apabila individu
tersebut menganggap bahwa hal yang sedang ia lakukan sesuai dengan
apa yang dia kehendaki dan cukup berjalan den dengan lancar dan baik.
Teori Kinerja Auditor
Kinerja auditor juga dapat diartikan sebagai produk kerja yang dicapai oleh
seorang auditor dalam menjalankan tugasnya sesuai dengan tanggungjawab dan
juga dilandasi dengan standar akuntansi yang berlaku yang dilaksanakan dengan
mempertimbangkan kode etik seorang auditor.
Kinerja auditor selalu menjadi titik perhatian publik maupun klien dalam
menilai hasil audit yang telah dilakukan. Kinerja auditor ditentukan tidak hanya
oleh kompleksitas yang melekat pada perusahaan atau unit bisnis diaudit, tetapi
juga menurut tugas audit dan kondisi kerja yang kurang atau tidak kondusif.
Ketidak kondusifan kerja dapat disebabkan oleh regulasi yang selalu diperbaharui
dapat meningkatkan kompleksitas tugas audit sehingga membutuhkan lebih banyak
usaha dan pengetahuan auditor internal, auditor keuangan serta auditor pajak.
Kinerja auditor tidak hanya dipengaruhi oleh struktur audit akan tetapi
faktor lain seperti ketidakjelasan peran, gaya kepemimpinan, struktur audit, budaya
organisasi dan lain sebagainya.
3. METODE PENELITIAN
Sumber dan Jenis Data
Penelitian ini menggunakan jenis data kuantitatif yang diukur dengan
menggunakan skala ordinal (tingkat skala 1 sampai dengan 5). Penelitian ini
menggunakan sumber data primer, yaitu data yang hanya diperoleh ketika peneliti
menggali informasi langsung dari narasumber. Data primer yang digunakan
penelitian ini adalah data yang dihasilkan dari kuesioner yang terkait dengan Work
Life Balance dan juga kinerja auditor.
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dalam menjawab pertanyaan
penelitian. Hipotesis bahwa Work Life Balance dapat mempengaruhi kinerja auditor
yang dibuat merupakan jawaban sementara dari rumusan masalah yang diajukan,
kemudian penelitian ini akan menguji kebenaran hipotesis tersebut. Proses
pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan program statistik.
Populasi dan Sampel
Populasi penelitian ini adalah alumni universitas Airlangga angkatan 2014
sampai dengan angkatan 2016 yang memiliki pekerjaan sebagai auditor disalah satu
kantor akuntan publik. Penelitian ini berfokus pada alumni universitas Airlangga
yang memiliki pengalaman atau sedang bekerja sebagai auditor. Hal ini disebabkan
peneliti berasumsi bahwa kinerja seorang auditor akan sangat dipengaruhi oleh
Work Life Balance terutama para auditor junior yang mungkin belum bisa untuk
mendistribusikan waktu dengan benar untuk bekerja dan kehidupan pribadi.
Metode pengambilan sampel mempertimbangkan kemungkinan respon
yang akan diperoleh, keterkaitan dengan subjek penelitian, keterkaitan sampel
dengan topik penelitian, dan keterbatasan peneliti dalam waktu, tenaga, dan biaya.
Oleh karena itu metode penentuan sampel menggunakan simple sampling random,
sehingga setiap individu di dalam populasi dapat menjadi sampel dalam percobaan
ini dan tidak ada sesuatu spesifikasi yang mengatur dalam pemilihan sampel ini.
Ukuran sampel yang digunakan untuk penelitian ini menggunakan
pendekatan tabel Isaac dan Michael yang dikutip dalam Duli (2019). Peneliti
menggunakan pendekatan tersebut dikarenakan tidak diketahuinya jumlah populasi
secara tepat. Adapun rumusnya adalah:
(𝑍𝑎/2 )2 𝑝. 𝑞
𝑛=
𝑒2
N merupakan sampel, p merupakan proporsi populasi. q = 1- p, dan Z
merupakan tingkat kepercayaan (signifikansi), dan e merupakan margin of error.
Pada penelitian ini akan menggunakan tingkat proporsi sebesar 0,3 dengan tingkat
signifikansi 90% dan margin of error 10% sehingga dapat dihasilkan sebagai
berikut:
a = 1 – 0,9 = 0,1 P = 0,3
0,1 / 2 = 0,05 q = 1 – 0,3 = 0,7
Z = 1 – 0,05 = 0,95 e = 0,1
distribusi normal 1,65
(1,65)2 0,3.0,7
𝑛= = 56,8
(0,1)2
Dari perhitungan di atas dihasilkan bahwa minimal sampel yang harus
didapat sebesar 57 sampel yang berasal dari populasi tersebut.
Periode Data Penelitian
Peneliti akan mendistribusikan kuesioner ini dalam kurun waktu kurang
lebih 2– 3 minggu. Karena kondisi yang tidak memungkinkan untuk bertatap muka
maka kuesioner akan didistribusikan secara online. Dalam penelitian ini kuesioner
yang digunakan bersifat tertutup, di mana jawaban sudah tersedia sehingga
responden dapat memilih jawaban yang telah disediakan dalam form kuesioner
yang disediakan.
Identifikasi Variabel
Variabel dalam penelitian ini hanya ada dua variabel yaitu Work Life
Balance dan kinerja auditor. Dua variabel tersebut dibagi sebagai berikut:
a. Keseimbangan waktu
b. Keseimbangan keterlibatan
c. Keseimbangan kepuasan
Setuju (S) =4
2. Kinerja Auditor
Penelitian ini menggunakan model regresi dari software SPSS untuk dapat
menguji pengaruh antara variabel dependen dan variabel independen tanpa
melibatkan variabel kontrol dalam penelitian ini..
4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Analisis Data
Statistik Deskriptif
Data primer yang telah diperoleh dari responden merupakan parameter atas
variabel work life balance dan juga kinerja auditor. Jumlah data yang diperoleh
adalah 75 data untuk masing – masing variabel. Kuesioner yang dibagikan kepada
responden terdiri dari 14 pertanyaan seputar variabel work life balance dan juga 32
pertanyaan seputar kinerja audit. Seluruh pertanyaan telah valid dengan 75 jawaban
dari responden.
Tabel 4.3
Hasil Uji Validitas Kinerja Auditor
Variabel No Item R Hitung R Tabel Sig. Keterangan
Y1 0,267 0,2272 0,021. Valid.
Y2 0,689 0,2272 0,000. Valid.
Y3 0,374 0,2272 0,001. Valid.
Y4 0,436 0,2272 0,000. Valid.
Y5 0,420 0,2272 0,000. Valid.
Y6 0,511 0,2272 0,000. Valid.
Y7 0,465 0,2272 0,000. Valid.
Y8 0,702 0,2272 0,000. Valid.
Y9 0,557 0,2272 0,000. Valid.
Y10 0,720 0,2272 0,000. Valid.
Y11 0,762 0,2272 0,000. Valid.
Y12 0,781 0,2272 0,000. Valid.
Y13 0,691 0,2272 0,000. Valid.
Y14 0,735 0,2272 0,000. Valid.
Y15 0,624 0,2272 0,000. Valid.
Kinerja Y16 0,592 0,2272 0,000. Valid.
Auditor Y17 0,699 0,2272 0,000. Valid.
Y18 0,227 0,2272 0,050. Valid.
Y19 0,402 0,2272 0,000. Valid.
Y20 0,636 0,2272 0,000. Valid.
Y21 0,681 0,2272 0,000. Valid.
Y22 0,686 0,2272 0,000. Valid.
Y23 0,737 0,2272 0,000. Valid.
Y24 0,633 0,2272 0,000. Valid.
Y25 0,724 0,2272 0,000. Valid.
Y26 0,665 0,2272 0,000. Valid.
Y27 0,511 0,2272 0,000. Valid.
Y28 0,389 0,2272 0,001. Valid.
Y29 0,593 0,2272 0,000. Valid.
Y30 0,417 0,2272 0,000. Valid.
Y31 0,270 0,2272 0,019. Valid.
Y32 0,599 0,2272 0,000. Valid.
Dari hasil uji validitas yang ditampilkan diatas menunjukkan bahwa seluruh
item memiliki r hitung yang lebih besar dari r tabel. Selain dengan membandingkan
nilai r hitung dengan r tabel, uji validitas juga dapat dicari dengan membandingkan
nilai signifikansi dengan 0,1. Dapat dikatakan valid ketika nilai signifikansi lebih
rendah dari 0,1 (sig < 0,1). Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa seluruh butir
pertanyaan telah valid dan dapat digunakan untuk mengukur variabel di dalam
penelitian ini.
Uji Reliabilitas
Uji Reliabilitas
Tabel 4.4
Tabel Uji Reliabilitas Variabel Work Life Balance
Cronbach’s Alpha Cronbach’s Alpha N of Item
Based on Standardized
Item
0,751 0,867 14
Jika dilihat dari tabel hasil pengujian reliabilitas Work Life Balance,
menunjukkan angka cronbach’s alpha sebesar 0,867 yang merupakan angka lebih
besar dari minimal nilai cronbach’s alpha 0,6. Sehingga, dapat ditarik kesimpulan
bahwa hasil uji reliabilitas variabel Work Life Balance tersebut instrumen penelitian
yang digunakan dapat dikatakan bersifat reliabel atau handal.
Tabel 4.5
Tabel Uji Reliabilitas Variabel Kinerja Auditor
Cronbach’s Alpha Cronbach’s Alpha N of Item
Based on Standardized
Item
0,744 0,940 32
Tabel 4.7
Analisis Regresi Berganda Keseimbangan Keterlibatan
Unstandardized Standardi 90%
M Coefficient zed t Sig. Confidence
od Coefficien Interval for B
el t
B Std. Beta Lower Upper
Error Boun Boun
d d
Constant 136,68 4,361 31,34 0,00 129,4 143,9
1 6 0 0 20 52
K. -1,117 0,774 -0,167 -1,444 0,15 -2,406 0,171
Keterlibat 3
an
Tabel 4.9
ANOVA
Model Sum of Df Mean F Sig.
Squares Square
Regression 314,500 1 312,500 1,784 0,186b
1 Residual 12853,087 73 176.138
Total 13172,587 74
a. Dependent Variable: Total_Y
Tidak terbuktinya hipotesis pada penelitian ini dapat dipengaruhi oleh teori
yang kurang tersedia secara general tentang Work Life Balance karena tidak banyak
jurnal acuan yang meneliti tentang pentingnya keseimbangan kehidupan dalam
melakukan segala pekerjaan.
Seperti yang dijelaskan pada penelitian yang dilakukan oleh Hanna dan
Firnanti, banyak variabel yang mempengaruhi baik atau menurunnya kinerja
auditor seperti struktur audit, budaya organisasi, gaya kepemimpinan, konflik peran
auditor dan lain sebagainya yang tidak dijadikan variabel pada penelitian ini,
sehingga variabel – variabel lain tersebut tidak ikut diteliti pada penelitian ini.
Tabel 4.10
Tabel Koefisien Determinasi
Model R R Square Adjusted R Std. Error of
Square The Estimate
1 0,154a 0,024 0,010 13,272
a. Predictors: (constant), Total_X
Pengujian pada hipotesis 1 menunjukkan hasil bahwa Work Life Balance tidak
mempengaruhi secara langsung terhadap kinerja auditor. Hal ini sejalan dengan hasil
penelitian Ghanapati (2016) bahwa keseimbangan waktu, keseimbangan keterlibatan
dan juga keseimbangan kepuasan tidak menghubungkan Work Life Balance dengan
kepuasan karyawan. Meskipun salah satu faktor dari Work Life Balance adalah
keseimbangan kepuasan tetapi itu tidak cukup membuktikan bahwa Work Life Balance
dapat mempengaruhi kepuasan karyawan. Sehingga, pada penelitian ini Work Life
Balance juga terbukti tidak berpengaruh langsung terhadap kinerja auditor. Meskipun,
salah satu dimensi dari kinerja menurut choriah (2013) adalah kepuasan, tidak
membuktikan bahwa keseimbangan kepuasan dari Work Life Balance tidak
mempengaruhi secara signifikan terhadap kinerja auditor.
Saran.
1. Penelitian selanjutnya hendaknya mampu menetapkan metode penelitian yang minimal
kelemahan berkaitan dengan persepsi setiap responden dengan menyamakan latar
belakang derai masing – masing respoden. Penelitian semacam ini akan mampu
menghasilkan kesimpulan yang lebih terjaga dari gangguan dan kemampuan
generalisasinya lebih besar.
2. Bagi perusahaan yang ingin untuk meningkatkan kinerja auditor melalui Work Life
Balance maka perusahaan harus memfokuskan untuk meningkatkan keseimbangan
kepuasan terlebih dahulu tanpa melupakan untuk meningkatkan keseimbangan waktu
dan keseimbangan keterlibatan.
Daftar Referensi
Beauregard, Alexandra and Lesley C. Henry. (2008), “Making the link between work-
life balance practices and organizational performance”, Human Resources
Management Review, Volume 19.
DeAngelo, L.E. 1981. Auditor Size and Audit Quality. Journal of Accounting &
Economics.
Ganapathi. 2016. Pengaruh Work Life Balance Terhadap Kepuasan Kerja pada PT. Bio
Farma. Ecodemica. 4(01): 125 – 135.
K. Hidayat. 2020. Kasus – Kasus Melilit KAP Besar di Indonesia [internet]. Tersedia
pada https://akuntansi.or.id/baca-tulisan/44_kasus-kasus-melilit-kap-besar-
di-indonesia.html
Katherine T. Smith, L. Murphy Smith and Tracy R. Brower. 2016. How Work-Life
Balance, Job Performance, and Ethics Connect: Perspectives of Current and
Future Accountants. Research on Professional Responsibility and Ethics in
Accounting. 20. 219 – 238.
Sharpe, M., Grossman, A. M., Smith, K. T., & Smith, L. M. (2013, April). An
examination of ethics, religiosity and other factors associated with work-life
balance perspectives of future accounting and business professionals.
Nashville, TN: American Accounting Association Southeast Region Annual
Meeting.
Smith, K.T., Smith, L.M. and Brower, T.R. 2011. An Examination of Work-Life
Balance Perspectives of Accountants. Int. J. Critical Accounting. 3(04).
367–383.