You are on page 1of 8

ISSN 1978-3787 (Cetak) 4217

ISSN 2615-3505 (Online)


………………………………………………………………………………………………………
ANALISIS PEMILIHAN MODA TRANSPORTASI DARAT BAGI CALON PENUMPANG
PESAWAT DARI MATARAM MENUJU BANDARA INTERNASIONAL LOMBOK

Oleh
Elsa Dewi Novita1), Suryawan Murtiadi2) & Muhajirah3)
1Mahasiswa Magister Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Mataram
2,3Magister Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Mataram

Email: 1echa.novita114@gmail.com

Abstract
The activity of traveling between regions creates interactions between air transportation service users
and airports, which in turn require the choice of transportation mode. This study aims to identify the
characteristics of the use of transportation modes, obtain a mode selection model, and obtain the
probability of choosing the mode of transportation. This research was conducted using a questionnaire
technique, namely distributing questionnaires by interviewing prospective aircraft passengers to
determine the characteristics of the use of modes for travel to the airport. The questionnaire sampling
technique uses probability sampling. The analysis method is based on regression analysis, correlation,
and cross tabulation (crosstab), and logit-binary-difference using intermodal regression analysis. The
results of the analysis showed that the characteristics of the mode use consisted of 58.8% using public
transportation (taxis, travel, and damri buses) and 41.2% using private cars, the model equation Y = -
0.722 + 1.919 X1 + 0.124 X2 + 0.155X3 - 0.232 X4, and the probability of choosing a mode pair,
namely: the ratio between private cars and taxis is that private cars have a 41.3% chance and a taxi is
58.7%. The comparison between travel and taxis is travel has a 42.6% chance and taxis 57.4%. The
ratio between private and travel cars is that private cars have a 79.8% chance of traveling and 20.2%.
Keywords: Mode Selection, Multiple Linear Regression & Logit-Binary-Difference

PENDAHULUAN Mataram. Perkembangan ekonomi dan


Pertumbuhan jumlah penduduk mengalami pariwisata yang terus meningkat di Nusa
peningkatan setiap tahunnya, hal ini secara Tenggara Barat menyebabkan makin
langsung berdampak pada perkembangan meningkatnya jumlah kunjungan orang maupun
ekonomi, perkembangan sosial, perkembangan barang ke daerah ini. Kegiatan tersebut tanpa
infrastruktur, perkembangan pendidikan dan hal disadari telah meningkatkan pergerakan lalu
lainnya yang menjadi kebutuhan penduduk, lintas darat sebagai akibat adanya interaksi
khususnya kota Mataram yang merupakan Ibu antara pengguna jasa transportasi udara dengan
Kota Provinsi Nusa Tenggara Barat. Kota bandara yang pada akhirnya memerlukan pilihan
Mataram memiliki Bandara Selaparang yang moda.
melayani perpindahan orang atau barang, baik Berbagai alternatif moda yang tersedia
dari dan menuju Pulau Lombok. Namun seiring untuk melayani rute Bandara Internasional
meningkatnya permintaan akan transportasi Lombok (BIL), antara lain bus Damri, taksi,
udara dan untuk memajukan serta travel, dan tidak sedikit para pengguna jasa
mengembangkan potensi yang ada di Nusa transportasi udara menggunakan kendaraan.
Tenggara Barat, maka pemerintah membangun Bandara yang sebelumnya berada di Mataram
bandara yang bertaraf internasional, yakni dan kemudian berpindah ke Lombok Tengah,
Bandara Internasional Lombok (BIL). dengan waktu tempuh perjalanan sekitar 1 jam
Bandara Internasional Lombok terletak di dari Mataram, akan mempengaruhi pengguna
Tanak Awu, kab. Lombok Tengah dan Jarak jasa transportasi untuk lebih selektif dalam
tempuh ± 40 km arah timur dari pusat kota memilih moda transportasi darat menuju
http://ejurnal.binawakya.or.id/index.php/MBI Vol.15 No.3 Oktober 2020
Open Journal Systems
4218 ISSN No. 1978-3787 (Cetak)
ISSN 2615-3505 (Online)
……………………………………………………………………………………………………....
Bandara Internasional Lombok. karena waktu Pemilihan Moda
perjalanan yang jauh lebih lama dibandingkan Model pemilihan moda bertujuan untuk
saat bandara masih berada di Mataram. mengetahui proporsi orang yang akan
Mencermati uraian latar belakang di atas, menggunakan setiap moda. Proses ini dilakukan
dipandang perlu untuk dilakukan analisis dengan maksud mengkalibrasi model pemilihan
pemilihan moda transportasi darat bagi calon moda pada tahun dasar dengan mengetahui
penumpang pesawat dari Mataram menuju peubah atribut yang mempengaruhi pemilihan
Bandara Internasional Lombok. moda tersebut. Setelah dilakukan proses kalibrasi
Rumusan Masalah dalam penelitian ini model dapat digunakan untuk meramalkan
adalah pemilihan moda dengan menggunakan nilai
1. Bagaimana karakteristik penggunaan moda peubah atribut untuk masa mendatang
transportasi darat Mataram-BIL? (Tamin,2008).
2. Bagaimana model matematis yang timbul Faktor yang mempengaruhi pemilihan
dari pemilihan moda? moda, sebagaimana dijelaskan berikut ini (Ben-
3. Berapa besar peluang pemilihan moda antara Akiva dan Lerman,1985 dalam Tamin, 2008).
angkutan umum dan kendaraan pribadi 1. Ciri pengguna jalan. Beberapa faktor
transportasi darat Mataram – BIL ? berikut ini diyakini sangat mempengaruhi
Tujuan Penelitian ini adalah pemilihan moda :
1. Mengidentifikasi karakteristik penggunaan a. Ketersediaan atau pemilikan
moda transportasi darat Mataram-BIL. kendaraan pribadi.
2. Membuat model matematis yang timbul dari b. Pemilikan surat izin mengemudi
pemilihan moda. (SIM)
3. Mengetahui besar peluang pemilihan moda c. Struktur rumah tangga
antara angkutan umum dan kendaraan d. Pendapatan
pribadi transportasi darat Mataram – BIL. e. Faktor lain
Batasan Masalah ini adalah 2. Ciri pergerakan. Pemilihan moda juga
1. Kendaraan pribadi adalah kendaraan beroda sangat dipengaruhi oleh :
empat, yaitu mobil. a. Tujuan pergerakan
2. Angkutan umum antara lain, bus damri, b. Waktu terjadinya pergerakan
taksi, dan travel. Untuk bus damri tidak c. Jarak perjalanan
digunakan dalam perhitungan kalibrasi. 3. Ciri fasilitas moda transportasi, ini dapat
dikelompokkan menjadi dua kategori.
LANDASAN TEORI Pertama, faktor kuantitatif seperti :
Model dan Peranannya a. Waktu perjalanan
Model dapat didefinisikan sebagai bentuk b. Biaya transportasi
penyederhanaan suatu realita (atau dunia yang c. Ketersediaan ruang dan tarif parkir.
sebenarnya), termasuk diantaranya : Faktor kedua bersifat kualitatif yang
 Model fisik (model arsitek, model teknik cukup sukar untuk menghitungnya,
sipil, wayang golek, dan lain-lain). meliputi : kenyamanan dan keamanan,
 Peta dan diagram (grafis). keandalan dan keteraturan, dan lain-lain.
 Model statistika dan matematika 4. Ciri kota atau zone
(persamaan) yang menerangkan beberapa
aspek fisik, sosial ekonomi, dan model Uji Statistik
transportasi. Analisa Regresi Linier Berganda
Analisis regresi linier berganda adalah
hubungan secara linier antara dua atau lebih
variabel independen dengan satu variable
Vol.15 No.3 Oktober 2020 http://ejurnal.binawakya.or.id/index.php/MBI
Open Journal Systems
ISSN 1978-3787 (Cetak) 4219
ISSN 2615-3505 (Online)
……………………………………………………………………………………………………...
dependen yang digunakan untuk memprediksi tingkat kepercayaan sebesar 95% atau taraf
atau meramalkan suatu nilai variabel dependen signifikansi sebesar 5%, maka :
berdasarkan variabel independennya. Analisis  Jika F hitung > F tabel , maka Ho ditolak,
regresi yang dipakai adalah regresi dengan berarti masing-masing variabel bebas
variabel ganda. Persamaan di bawah ini secara bersama-sama mempunyai
memperlihatkan bentuk umum metode analisis pengaruh yang signifikan terhadap
regresi linier berganda berikut (Tamin, 2000) : variabel terikat.
Y = a + b1 X1 + b2 X2 + ... + bn Xn  Jika F hitung < F tabel , maka Ho
Korelasi diterima, berarti masing-masing variabel
Korelasi berarti hubungan timbal balik bebas secara bersama-sama tidak
(Sutrisno, 1995). Besar kecilnya korelasi selalu mempunyai pengaruh yang signifikan
dinyatakan dalam bentuk angka yang kemudian terhadap variabel terikat.
disebut koefisien korelasi. Koefisien korelasi 2. Uji t-test
digunakan untuk mengetahui keeratan hubungan Uji t-test dapat digunakan untuk (2) dua
dan arah hubungan antara dua variabel. tujuan, yaitu untuk menguji signifikansi nilai
Persamaan korelasi yang digunakan : koefisien korelasi (r) dan untuk menguji
𝑁 ∑𝑁 𝑁 𝑁
𝑖=1(𝑋𝑖𝑌𝑖) − ∑𝑖=1(𝑋𝑖). ∑𝑖=1(𝑌𝑖)
𝑟= signifikansi nilai koefisien regresi.
√[𝑁 ∑𝑁 (𝑋𝑖) 2 − (∑𝑁 (𝑋𝑖))2 ]. [𝑁 ∑𝑁 (𝑌𝑖)2 – (∑𝑁 (𝑌𝑖))2 ]
𝑖=1 𝑖=1 𝑖=1 𝑖=1 Dengan tingkat kepercayaan sebesar 95% atau
Dimana : taraf signifikansi sebesar 5%, maka :
R = koefisien korelasi  Jika t hitung > t tabel , maka Ho ditolak,
N = jumlah responden berarti masing-masing variabel bebas
Yi = variabel terikat yang digunakan secara parsial mempunyai pengaruh yang
Xi = variabel bebas yang digunakan signifikan terhadap variabel terikat.
Tabel 1. Interprestasi dari r  Jika t hitung < t tabel , maka Ho
r Interprestai diterima, berarti masing-masing variabel
0 Tidak berkorelasi bebas secara parsial tidak mempunyai
0,10-0,20 Sangat rendah pengaruh yang signifikan terhadap
0,21-0,40 Rendah variabel terikat.
0,41-0,60 Agak rendah Model Logit-Binomial
0,61-0,80 Cukup tinggi Model logit-binomial digunakan untuk
0,81-0,99 Tinggi memodelkan pemilihan moda yang terdiri dari
1 Sangat tinggi dua alternatif moda saja. Terdapat dua jenis
Sumber : Usman, H, 1995 model yang sering digunakan, yaitu model logit-
binomial-selisih dan model logit-binomial-nisbah
Koefisien Determinasi (R2) yang dapat diselesaikan dengan menggunakan
Koefisien determinasi (R2) pada intinya metode penaksiran regersi linier.
mengukur seberapa jauh kemampuan model Proporsi P1 setiap pasangan dinyatakan
dalam menerangkan variasi variabel dependen dengan persamaan berikut. (Tamin,2008)
(Ghozali, 2009). Nilai koefisien determinasi 1
𝑃1 =
adalah antara nol dan satu. 1 + exp {– λ1 ( C2 + δ − C1 }
Uji Signifikansi Simultan Keterangan :
1. Uji F test P1 = proporsi penggunaan moda
Uji F yaitu suatu uji untuk mengetahui 1 & 2 = jenis moda yang dibandingkan
pengaruh variabel bebas (X) secara simultan C = parameter yang dipakai sebagai dasar
terhadap variabel terikat yaitu (Y). Dengan perbandingan

http://ejurnal.binawakya.or.id/index.php/MBI Vol.15 No.3 Oktober 2020


Open Journal Systems
4220 ISSN No. 1978-3787 (Cetak)
ISSN 2615-3505 (Online)
……………………………………………………………………………………………………....
𝜆 = koefisien yang diperoleh dari hasil HASIL DAN PEMBAHASAN
regresi Data hasil survey
𝜆𝛿 = intersep Berdasarkan pengolahan data, dapat
diidentifikasi karakteristik responden dengan
METODE PENELITIAN jumlah sampel sebanyak 272 orang
Pemilihan Lokasi Responden berjenis kelamin laki-laki lebih
Lokasi penelitian dilakukan pada daerah banyak daripada perempuan, yaitu sebesar
yang melayani pemberangkatan dan kedatangan 66,2% berjenis kelamin laki-laki dan sebesar
penumpang yang menggunakan pesawat yang 33,8% berjenis kelamin wanita.
biasa digunakan masyarakat sehari-hari secara Karakteristik yang dominan dari pengguna
kontinyu, dalam hal ini lokasi yang dimaksudkan moda, yaitu 30,1% responden berumur antara
Bandara Internasional Lombok. 26-35 tahun, 47,1% responden berstatus kepala
Tahapan Penelitian keluarga, 66,9% responden memiliki pendidikan
Tahapan penelitian merupakan urutan dari terakhir perguruan tinggi, 32% responden
tahapan pekerjaan sebagai acuan untuk pegawai swasta, 57,7% responden
mendapatkan hasil yang diharapkan sesuai tujuan berpenghasilan di atas 2,5 juta, 62,1% responden
akhir dari penelitian ini, mulai dari studi berstatus tempat tinggal rumah sendiri, 63,2%
pendahuluan, rumusan masalah, penetapan responden memiliki mobil pribadi, 80,9%
tujuan, studi pustaka, survey pendahuluan, desain responden tidak rutin melakukan perjalanan
kuesioner, pengumpulan data, analisis dan dalam sebulan, 42,6% responden memilih moda
pembahasan, kesimpulan dan saran. dengan alasan praktis.
Pengumpulan Data Untuk penggunaan moda, responden yang
Data yang terkumpul terdiri dari data menggunakan mobil pribadi sebanyak 41,2%,
primer, yaitu jenis kelamin, umur, status dalam taksi sebanyak 21,7%, bus Damri sebanyak
keluarga, pendidikan terkhir, pekerjaan, 18,8%, travel sebanyak 18,4%. Jika
penghasilan, status tempat tinggal, kepemilikan dibandingkan faktor kepemilikan moda sebesar
moda, intensitas perjalanan, teman bepergian, 63,2%, maka persentase penggunaan moda
moda pilihan terbaik, biaya perjalanan, alasan pribadi 41,2% nilainya lebih kecil. Hal ini
pemilihan moda. disebabkan karena sebagian responden yang
Data yang diperoleh kemudian memiliki kendaraan pribadi lebih memilih
direkapitulasi dan diolah dengan langkah menggunakan kendaraan umum dalam
pengklasifikasian data yang terdiri atas editing melakukan perjalanan menuju bandara daripada
dan coding data. Proses ini dilakukan untuk menggunakan kendaraan pribadinya.
mendapatkan data olahan yang kemudian diolah Uji Korelasi
lagi pada tahapan analisis. Pada hasil output Correlations yang
Analisis Data memiliki tingkat signifikansi < 0,05, yaitu
Dalam tahapan ini dilakukan analisis variabel pekerjaan, kepemilikan moda,
terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi ketersediaan moda, ketersediaan supir, intensitas
pemilihan moda dengan menggunakan analisa perjalanan, teman bepergian, dan biaya
regresi linier berganda, selanjutnya dilakukan perjalanan. Sehingga variabel – variabel tersebut
analisis model binomial-logit-selisih untuk memiliki hubungan dengan moda pilihan terbaik.
mendapatkan proporsi peluang terpilihnya antar Nilai korelasi dapat dilihat pada tabel 2. berikut
moda transportasi. ini.

Vol.15 No.3 Oktober 2020 http://ejurnal.binawakya.or.id/index.php/MBI


Open Journal Systems
ISSN 1978-3787 (Cetak) 4221
ISSN 2615-3505 (Online)
……………………………………………………………………………………………………...
Tabel 2. Nilai koefisien korelasi variabel bebas Y1 = - 0,721 + 1,874 X1
signifikan Y2 = - 0,820 + 1,731 X1 + 0,140 X2
moda pilihan terbaik Y3 = - 1,022 + 1,761 X1 + 0,121X2 + 0,156X3
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) < 0,05 Y4 = - 0,722 + 1,919 X1 + 0,124 X2 + 0,155X3 –
jenis kelamin -.147 .015 0,232X4
pekerjaan -.157 .009
Kepemilikan moda .510 .000 Dimana :
Ketersediaan moda .716 .000 Y = Moda pilihan terbaik
Ketersediaan supir .801 .000 X1 = Ketersediaan supir
Intensitas perjalanan .324 .000 X2 = Biaya perjalanan
Teman bepergian .134 .027 X3 = Teman bepergian
.000 X4 = Kepemilikan moda
.482
Biaya perjalanan
Analisis Regresi Linier Berganda Nilai R dan R2 semakin meningkat pada
1. Perhitungan dengan menggunakan Metode model ke-4, yaitu 0,831 dan 0,691. Hal ini berarti
Stepwise terjadi hubungan yang sangat erat (nilai
Metode Stepwise yaitu suatu metode dalam mendekati 1) dan sebesar 69,1% variabel
pembentukan taksiran model regresi linier ketersediaan supir, biaya perjalanan, teman
berganda dimana variabel bebas yang terlibat bepergian, dan kepemilikan moda berpengaruh
dalam model merupakan variabel yang signifikan terhadap moda pilihan terbaik. Semakin tinggi
dan layak secara statistik untuk dimasukkan ke nilai R dan R2 akan semakin baik untuk model
dalam model regresi linier berganda. Kemudian regresi karena variabel bebas dapat menjelaskan
dari proses penyeleksian variabel bebas dapat variabel terikat lebih besar. Sehingga model ke-4
diketahui bahwa variabel independen yang adalah model regresi yang paling baik digunakan.
dimasukkan ke dalam model adalah ketersediaan Persamaan regresi model ke-4 yaitu :
supir, biaya perjalanan, teman bepergian dan Y = - 0,722 + 1,919 X1 + 0,124 X2 + 0,155X3 –
kepemilikan moda. 0,232X4
Tabel 3. Hasil analisis data 1. Uji koefisien regresi secara simultan (Uji F)
Diperoleh F hitung > dari F tabel
(149,183> 2,405) dan sig (0,000) < 0,05 ,
maka Ho ditolak. Jadi dapat disimpulkan
bahwa ketersediaan supir, biaya perjalanan,
dan kepemilikan moda secara bersama-sama
berpengaruh terhadap moda pilihan terbaik.
2. Uji koefisien regresi secara parsial (Uji t)
Uji t digunakan untuk mengetahui
apakah secara parsial ketersediaan supir,
biaya perjalanan, dan kepemilikan moda
berpengaruh secara signifikan terhadap
Sumber : Hasil Perhitungan moda pilihan terbaik. Pengujian
Tabel 3. menjelaskan tentang hasil menggunakan tingkat signifikan 0,05 dan 2
analisis, yaitu nilai-nilai persamaan regresi yang sisi. Kemudian diperoleh nilai t hitung > t
digunakan, uji F, uji t, dan uji multikolinieritas. tabel (16,832 > 1,968), maka Ho ditolak. Jadi
Didapatkan 4 macam persamaan model regresi dapat disimpulkan bahwa ketersediaan supir
linier, antara lain : berpengaruh terhadap moda pilihan terbaik.
Proses yang sama untuk uji t pada variabel
biaya perjalanan, teman bepergian.
http://ejurnal.binawakya.or.id/index.php/MBI Vol.15 No.3 Oktober 2020
Open Journal Systems
4222 ISSN No. 1978-3787 (Cetak)
ISSN 2615-3505 (Online)
……………………………………………………………………………………………………....
3. Uji Asumsi Klasik beberapa kesimpulan bahwa perbandingan
Asumsi klasik yang digunakan pada pemilihan moda taksi dan mobil pribadi, travel
model regresi linier berganda adalah tidak dan taksi, mobil pribadi dan travel memiliki
adanya multikolinieritas antara variabel angka korelasi dan koefisien determinan yang
independen. Variabel yang menyebabkan tinggi sampai sedang (R antara 0,41-0,99). Jadi
multikolinieritas dapat dilihat dari nilai menurut interpretasi koefisien korelasi yang
toleransi yang lebih kecil dari 0,1 atau nilai didapatkan adalah positif, hal ini menunjukkan
VIF lebih besar dari 10 (Hair et al. 1992). hubungan utilitas kedua moda yang
Dari output didapatkan nilai tolerance untuk diperbandingkan terhadap pemilihan moda
ketersediaan supir, biaya perjalanan, teman menunjukkan hubungan yang hampir sama.
bepergian, dan kepemilikan moda lebih dari 1. Perbandingan Penggunaan Moda
0,1 dan VIF kurang dari 10, sehingga tidak Berdasarkan Analisa Logit-biner
terjadi multikolinieritas antara variabel (Model Logit-biner Mobil Pribadi dan
independen. Taksi)
Analisa Regresi Antar Moda Diketahui persamaan regresi Y = 1,574 +
Model analisa regresi antar moda digunakan 0,731X1 + 3,053X2,
untuk mencari peubah yang diperlukan dalam CMP=1 = 0,500, CT=2 = 0,582
perhitungan analisa logit-biner selanjutnya. 1
𝑃1 =
Analisa regresi disini merupakan hasil uji statistik 1 + exp {– λ1 ( C2 + δ − C1 )}
yang sesuai dengan hasil komputasi dengan 1
bantuan program SPSS 16.0 for Windows. 𝑃1 =
1 + exp {– 0,731( 0,582 + 1 − 0,500)}
Didapatkan rata-rata nilai C masing masing 1
moda dari penelitian Hidayat Haryono yang 𝑃1 =
1 + exp (0,351)
berjudul Analisis Pemilihan Moda Transportasi 1 1
Darat di Kota Mataram. Diambil nilai kalibrasi 𝑃1 = = = 0,413 = 41,3%
1+1,420 2,420
mobil dan taksi, sedangkan untuk nilai kalibrasi P2 = 1 – P1
travel diasumsikan sama dengan nilai kalibrasi P2 = 1 – 0,413
angkutan umum/bemo. P2 = 0,587 = 58,7%
Tabel 4. Nilai Impedance Faktor dan Perhitungan di atas menunjukkan apabila
Kalibrasi. kita membandingkan moda taksi dan mobil
Moda Waktu/ Jarak Kalibrasi ( C ) pribadi berdasarkan model logit-biner adalah
(menit/km) mobil pribadi memiliki peluang terpilih 41,3%
Mobil 3,638 0,500 dan taksi memiliki peluang terpilih 58,7% jika
Taksi 4,234 0,582 dihadapkan pada dua pilihan moda dalam
Travel 5,838 0,802 melakukan perjalanan. Artinya peluang
terpilihnya taksi lebih besar daripada mobil
Tabel 5. Hasil Regresi Perbandingan pribadi apabila seseorang dihadapkan terhadap
Pemilihan Moda dua pilihan moda. Dengan cara yg sama
Perbandingan Persamaan regresi R R2 didapatkan nilai perbandingan antara travel dan
moda taksi adalah travel memiliki peluang 42,6% dan
Mobil pribadi Y = 1,574 + 0,731X1 0,901 0,812
dan Taksi + 3,053X2
taksi 57,4%, serta perbandingan antara mobil
Travel dan Y = 1,485 + 0,675X1 0,919 0,844 pribadi dan travel adalah mobil pribadi memiliki
Taksi + 3,142X2 peluang 79,8% dan travel 20,2%.
Mobil pribadi Y = 2,945 – 1,240X1 0,412 0,170
dan Travel - 0,785X2
Berdasarkan hasil regresi pemilihan moda
yang dilakukan oleh responden dapat ditarik

Vol.15 No.3 Oktober 2020 http://ejurnal.binawakya.or.id/index.php/MBI


Open Journal Systems
ISSN 1978-3787 (Cetak) 4223
ISSN 2615-3505 (Online)
……………………………………………………………………………………………………...
PENUTUP untuk terwujudnya sistem transportasi yang
Kesimpulan lebih baik.
Berdasarkan hasil analisisnya dapat disimpulkan 3. Perlu penelitian lebih lanjut tentang pengaruh
sebagai berikut: biaya perjalanan atau waktu tempuh
1. Mayoritas responden melakukan perjalanan perjalanan terhadap penggunaan angkutan
transportasi darat dari Mataram menuju umum dan angkutan pribadi.
Bandara Internasional Lombok adalah
masyarakat lebih banyak memilih kendaraan DAFTAR PUSTAKA
umum (bus damri, taksi, dan travel) sebesar [1] Usman, H. 1995. Pengantar Statistika.
58,8% daripada kendaraan pribadi sebesar Jakarta. Bumi Aksara.
41,2%. [2] Bappeda Provinsi NTB, 2020. Profil Daerah
2. Bentuk persamaan regresi yang timbul dari Provinsi Nusa Tenggara Barat. http://
pemilihan moda berdasarkan pilihan terbaik bappeda.ntbprov.go.id/
perjalanan Mataram – BIL, yaitu : [3] Dinas Perhubungan. 2016. Peraturan Daerah
Kota Mataram No. 7 tentang
Y = - 0,722 + 1,919 X1 + 0,124 X2 + 0,155X3 Penyelenggaraan Perhubungan. Mataram.
– 0,232X4 [4] Ghozali, Imam . 2018. Aplikasi Analisis
Dimana : Multivariate dengan Program IBM SPSS.
Y = Moda pilihan terbaik Semarang. Badan Penerbit Universitas
X1 = Ketersediaan supir Dipenogoro.
X2 = Biaya perjalanan [5] Hadi, Sutrisno. 2004. Penelitian Research.
X3 = Teman bepergian Yogyakarta. BPFE.
X4 = Kepemilikan moda [6] Haryono, Hidayat. 2015. Analisis Pemilihan
Moda Transportasi Darat di Kota Mataram.
3. Peluang terpilih pasangan moda, antara lain : Universitas Mataram. Mataram.
 Perbandingan antara moda mobil pribadi [7] Menteri Perhubungan RI No.15, 2019.
dan taksi adalah mobil pribadi memiliki Penyelenggaraan Angkutan Orang Dengan
peluang 41,3% dan taksi 58,7% Kendaraan Bermotor Umum Dalam Trayek.
 Perbandingan antara travel dan taksi Jakarta.
adalah travel memiliki peluang 42,6% dan [8] Ofyar, Z, Tamin. 2000. Perencanaan dan
taksi 57,4% Pemodelan Transportasi, Edisi II. Bandung.
 Perbandingan antara mobil pribadi dan ITB.
travel adalah mobil pribadi memiliki [9] Ofyar, Z, Tamin. 2008. Perencanaan dan
peluang 79,8% dan travel 20,2% Pemodelan Transportasi. Bandung. ITB.
Saran [10] Prasetya, L M A. 2015. Analisis Dampak
1. Untuk menghindari terhadap peningkatan Perpindahan Bandar Udara Terhadap
mobil pribadi dan lebih menarik minat Pertumbuhan Perekonomian di Kabupaten
masyarakat menggunakan kendaraan umum, Lombok Tengah. Universitas Brawijaya.
pemerintah perlu memperbaiki dan terus Malang.
meningkatkan pelayanan kendaraan umum [11] Thobarry, A A. 2006. Terminal Penumpang
yang cepat, aman, murah, dan nyaman, Lombok Internasional Airport. Universitas
khususnya moda transportasi bus damri. Dipenogoro. Semarang.
2. Peran pemerintah, pihak swasta, dan juga [12] Widiarta, I B. 2010. Analisis Pemilihan
kesadaran masyarakat untuk saling Moda Transportasi Untuk Perjalanan Kerja.
mendukung dalam meningkatkan dan Universitas Udayana. Bali.
memanfaatkan pelayanan kendaraan umum

http://ejurnal.binawakya.or.id/index.php/MBI Vol.15 No.3 Oktober 2020


Open Journal Systems
4224 ISSN No. 1978-3787 (Cetak)
ISSN 2615-3505 (Online)
……………………………………………………………………………………………………....

HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN

Vol.15 No.3 Oktober 2020 http://ejurnal.binawakya.or.id/index.php/MBI


Open Journal Systems

You might also like