Professional Documents
Culture Documents
Peran Dan Fungsi Ipcn
Peran Dan Fungsi Ipcn
1. Pendahuluan
2.Defenisi HCAI
3.Dasar Hukum
4.Struktur Organisasi PPI RS
5.Kesimpulan
6.Acuan
I. PENDAHULUAN
Lingkungan
Kuman Pejamu
Penyebab (Host)
HCAI Burden in USA
– Incidence: 5–6%; 1.7 million affected patients
– Urinary Tract Infection: 36%; 561,667 episodes, 13,088 deaths
– Surgical Site Infection: 20%; 274,098 episodes (1.98%)
– Catheter Related Bloodstream Infections: 11%; 250,000 episodes,
28,000 deaths
– Ventilator Associated Pneumonia: 11%; 5.4/1000 ventilator-days
– Attributable mortality: 3.6%, approximately 99,000 deaths
– Annual economic impact: about US$ 4,5 billion
Klevens RM, et al. Public Health Reports 2007
• Vektor :
Artropoda (umumnya serangga) atau binatang lain yang dapat
menularkan kuman penyebab dengan cara menggigit pejamu yang
rentan atau menimbun kuman penyebab pada kulit pejamu atau
makanan
Contoh : nyamuk, lalat, pinjal/kutu, binatang pengerat
DEFENISI (4)
Inflamasi (radang atau perdangan lokal ):
merupakan bentuk respons tubuh terhadap
suatu agen (tidak hanya infeksi, dapat berupa
trauma, pembedahan atau luka bakar),
yang ditandai dengan adanya:
sakit/nyeri(dolor), panas (calor),
kemerahan (rubor), pembengkakan (tumor)
dan gangguan fungsi
DEFENISI (5)
“Systemic Inflammatory Respons Syndrome”
(SIRS): sekumpulan gejala klinik atau kelainan
laboratorium yang merupakan respons tubuh
(inflamasi) yang bersifat sistemik
SIRS dapat disebabkan karena infeksi atau non-infeksi
karena infeksi disebut “Sepsis”
Reservoir/
Microorganism
Source
Susceptible
host
INFEKSI Port of exit
Mean of
Port of entry
transmission
Agen Infeksi
(Infectious Agent)
• Bakteri • Jamur
• Virus • Parasit
Reservoir
• Tempat dimana agen infeksi dapat
hidup, tumbuh, berkembang biak dan
siap ditularkan kepada orang
• Reservoir yang paling umum:
manusia, binatang, tumbuh-tumbuhan,
tanah, air dan bahan-bahan organik
lainnya
• Pada manusia: permukaan kulit, selaput
lendir saluran nafas atas, usus dan
vagina
Port of exit
(Pintu keluar)
Jalan darimana agen infeksi meninggalkan
reservoir
Pintu keluar meliputi :
saluran pernafasan
Saluran pencernaan
Saluran kemih dan kelamin
Kulit dan membrana mukosa
Darah serta cairan tubuh lain
Transplasenta
Transmisi (cara penularan)
Petugas Alat
kesehatan kesehatan
Pasien 1 Pasien 2 *
Lingkungan Pengunjung/
Keluarga
Cara Penularan (1)
• Contact transmission:
- Direct / Langsung:
kontak badan ke badan
transfer kuman penyebab secara fisik
pemeriksaan fisik, memandikan pasen
- Indirect / Tidak langsung: paling sering !!!
kontak melalui objek (benda/alat)
perantara
melalui instrumen, jarum, kasa
tangan yang tidak dicuci
Cara Penularan (2)
• Droplet transmission :
- Partikel droplet > 5 μm
- Melalui batuk, bersin, bicara
- Jarak sebar pendek, tidak bertahan lama di udara
- “Deposit” pada mukosa konjungtiva, hidung, mulut
- Contoh :
Difteria, Pertussis, Mycoplasma, Haemophillus Influenza
• Airborne Transmission :
- Partikel kecil ukuran < 5 Μm
- Bertahan lama di udara
- Jarak penyebaran jauh
- Dapat terinhalasi
- Contoh : Mycobacterium Tuberculosis
Virus Campak
Varisela (Cacar Air)
Spora Jamur
Cara Penularan (4)
Vehikulum :
–Makanan: Salmonella
–Darah: Hepatitis B, Hepatitis C, HIV
–Air: Hepatitis A, Typhoid, Cholera,
Dysentri
Vektor
–Nyamuk: Demam berdarah, malaria
–Lalat makanan
–Tikus: leptospirosis
Port of Entry (Pintu Masuk)
• Contoh:
– Kulit
– Sistem pencernaan
– Sistem saluran kencing
– Sistem respirasi
PERTAHANAN TUBUH SECARA
KIMIAWI
• Bahan-bahan kimiawi yang membantu tubuh
mengatasi infeksi
• Contoh :
– Asam lambung
– Lysosim: menghancurkan kuman dengan
merusak dinding selnya, terdapat pada air
mata, air liur, dan lain-lain
Regulasi di Indonesia
• UURI No. 23 Th. 1992 ttg Kesehatan
(LNRI Th 1992 No. 100, TLNRI No. 3495);
• UURI No. 8 Th. 1999 ttg Perlindungan Konsumen
(LNRI Th. 1999 No. 42, TLNRI No. 3821);
• UURI No. 29 Th 2004 ttg Praktik Kedokteran
(LNRI Th. 2004 No. 116, TLNRI No. 4431);
• PP No. 32 Th. 1996 ttg Tenaga Kesehatan;
• Permenkes RI No. 159b/Menkes/Per/II/1988
ttg Rumah Sakit;
• Permenkes No. 986/Menkes/Per/XI/1992
ttg Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit;
• Permenkes RI No. 1333/Menkes/SK/XII/1999
ttg Standar Pelayanan Rumah Sakit;
• Permenkes RI No. 1575/Menkes/Per//2005
ttg Organisasi dan Tata Kerja Departemen Kesehatan.
Standard Joint Commission
International (JCI)
International Patient Safety Goal (IPSG) 5: Reduce the Risk of
Health Care–Associated Infections
Prevention and Control of Infections (PCI):
Standard 5: The hospital designs and implements a
comprehensive program to reduce the risks of health care–
associated infections in patients and health care work
Standard PCI.5.1: All patient, staff, and visitor areas of the
hospital are included in the infection prevention and control
program.
Standard PCI.6: The hospital uses a risk-based approach in
establishing the focus of the health care–associated
infection prevention and reduction program
Standard GLD.2: A chief executive(s) is responsible for operating
the hospital and complying with applicable laws and regulations .
IV. STRUKTUR
ORGANISASI PPI RS
DIREKTUR UTAMA /
DIREKTUR
KOMITE
DIREKTORAT DIREKTORAT DIREKTORAT KOMITE
PPI
TIM PPI
Pedoman Manajerial Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Lainnya untuk
mendukung pelaksanaan pencegahan dan pengendalian infeksi SK Menkes No. 270/Menkes/SK/III/2007
TUGAS KOMITE PPI (1)
Pedoman Manajerial Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Lainnya untuk
mendukung pelaksanaan pencegahan dan pengendalian infeksi SK Menkes No. 270/Menkes/SK/III/2007
TUGAS KOMITE PPI (2)
9. Mengusulkan pengadaan alat dan bahan yang sesuai
dengan prinsip PPI dan aman bagi yang
menggunakan.
10. Melakukan pertemuan berkala, termasuk evaluasi
kebijakan.
11. Menerima laporan Tim PPI & membuat laporan
kepada Direktur.
12. Berkoordinasi dengan Unit dan tim terkait lain (Tim
K3 RS).
13. Memberikan usulan kepada Direktur mengenai
pemakaian antibiotika yang rasional di RS
Pedoman Manajerial Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Lainnya untuk
mendukung pelaksanaan pencegahan dan pengendalian infeksi SK Menkes No. 270/Menkes/SK/III/2007
TUGAS KOMITE PPI (3)
14. Turut menyusun kebijakan clinical governance dan
patient safety.
15. Mengembangkan, mengimplementasikan dan secara
periodik mengkaji kembali rencana manajemen PPI
apakah telah sesuai kebijakan manajemen rumah sakit.
16. Memberikan masukan yang menyangkut konstruksi
bangunan dan pengadaan alat dan bahan kesehatan,
renovasi ruangan, cara pemrosesan alat, penyimpanan
alat & linen sesuai dgn prinsip PPI.
17. Menentukan sikap penutupan ruangan rawat bila
diperlukan karena potensial menyebarkan infeksi.
18. Melakukan pengawasan terhadap tindakan-tindakan
yang menyimpang dari standar prosedur / monitoring
surveilans proses.
Pedoman Manajerial Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Lainnya untuk
mendukung pelaksanaan pencegahan dan pengendalian infeksi SK Menkes No. 270/Menkes/SK/III/2007
V. KESIMPULAN