You are on page 1of 8

REMEDI MISKONSEPSI BEBERAPA KONSEP LISTRIK DINAMIS

PADA SISWA SMA MELALUI SIMULAI PhET


DISERTAI LKS
1)
Evin Andriani , 2)Indrawati , 2)Alex Harijanto
1)
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika
2)
Dosen Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember
Program Studi Pendidika Fisika FKIP Universitas Jember
Email:evinandriani@gmail.com

Abstract

This research purpose to: (1)find misconception about some dynamic


electricity concepts are occurred of Senior High Schoolstudents,(2)describethe
reasoning factorsof misconception about some dynamic electricity concepts
areoccurred of Senior High School students, (3) describe the finalconceptions
ofSenior High School students afterremedy instructional of misconception about
some dynamic electricity conceptsthrough PhET simulation followed by worksheet
(LKS). The kind of reseacrhis descriptive. The research is done to Senior High
School students who ever got the dynamic electricity concepts before. The data
which submittedare in form ofqualitativeand quantitativedata. The qualitativedata is
in form of student misconceptionsand the reasoning factors of student
misconceptions. The quantitativedata are in form of student misconception
percentagesbeforeand aftermisonception remedy. The technique of data collecting is
done by diagnostic test (pre-test), post-test, and interview. The data are analyzed
descriptively through percentage. The result of researchare: (1) The misconception
of student areconcept of voltage source,electric charges,series electric resistance
circuit,the law of Kirchhoff I,electric resistance,paralel electric resistane
circuit,Ohm law,the law of Kirchhoff II,voltage, and electric currrent with
percentage in a series 67%, 31,6%, 69,7%, 34,4%, 36,7%, 50%, 52,9%, 35,3%,
58,8%, 42,6%, 31,6%.(2) The causefactors of student misconceptions based on
studentself is caused by 26% of students use their daily language, 12% of students
use the students association, 13% of studentsusetheir wrong intuition, and 20% of
studentsuse humanistic viewing, and 13% of studentsuse their limited experienceto
solve physic problems. (3) The percentage number of studens misconception
decrease in concepts ofvoltage source, electric charges, series electric resistance
circuit, the law of Kirchhoff I,electric resistance, paralel electric resistane circuit,
Ohm law, the law of Kirchhoff II, voltage, and electric currrent in a series 53%,
62.3%, 50%, 34.4%, 44.2%, 39.7%, 27.9%, 24.5%, 13.9%, dan 22,8%. The research
conclusion are: (1) Misconceptions about dynamic electricity concepts of Senior
High School Student are concept of voltage source, electric chargescircuitseries
electric resistance, the law of Kirchhoff I, electric resistanceparalel electri,
resistane circuit, Ohm law, the law of Kirchhoff II, voltage, and electric currrent. (2)
the cause factors of student misconceptions are daily language, students association,
wrong intuition, andhumanistic viewing, and limited experience. (3)After remedy
instructional by PhET simulation, the number of students misconceptions are
decreased from medium to low category.

Keyword: remedy misconception, dynamic electricityconcept, PhET simulation

362
363 Jurnal Pendidikan Fisika, Vol. 3 No.4, Maret 2015, hal 362 - 369

PENDAHULUAN materi ini termasuk materi yang abstrak


dan memiliki kompleksitas yang tinggi
Fisika merupakan bagian dari Ilmu sehingga siswa sering mengalami kesulitan
Pengetahuan Alam (IPA) atau Sains yang terutama dalam mengaplikasikan
berkaitan dengan cara mencari tahu pemecahan masalah listrik dinamis.
tentang alam secara sistematis, berupa Pemilihan metode dan media mengajar
penemuan, penguasaan kumpulan yang sesuai dapat membantu mengatasi
pengetahuan yang berupa fakta-fakta, miskonsepsi pada siswa. Penggunaan
konsep-konsep, atau prinsip-prinsip serta simulasi komputer dalam mengajarkan
prospekpengembangan lebih lanjut dalam konsep dapat membantu memudahkan
menerapkan pengetahuan di dalam siswa menangkap konsep yang bersifat
khidupan sehari-hari (Depdiknas, 2003:2). abstrak.Dengan demikian guru diharapkan
Menurut Berg (1991:1), pada saat dapat memilih beberapa simulasi yang
belajar fisika siswa tidak memasuki menyajikan hasil yang berlawanan dengan
pelajaran dengan kepala kosong yang konsep awal siswa. Siswa dapat merubah
dapat diisi dengan pengetahuan fisika. konsep awal yang salah menjadi sebuah
Sebaliknya kepala siswa sudah penuh konsep baru yang benar menurut para
dengan pengalaman dan pengetahuan yang fisikawan.
berhubungan dengan pengetahuan fisika. Simulasi interaktif PhET Colorado
Dengan pengalaman itu sudah terbentuk merupakan media simulasi interaktif yang
intuisi dan teori siswa mengenai peristiwa- menyenangkan dan berbasis penemuan
peristiwa fisika dalam lingkungan sehari- (Resmiyanto, 2009). Kelebihan dari
hari manusia. Akan tetapi belum tentu simulasi PhET yakni dapat dijadikan suatu
intuisi yang terbentuk itu benar. Konsep strategi yang membutuhkan keterlibatan
awal atau intuisi yang tidak sesuai dengan dan interaksi dengan siswa, mendidik
konsep ilmiah yang disepakati para ahli itu siswa agar memiliki pola berpikir
disebut miskonsepsi. konstruktivisme, yang mengajak siswa
Menurut Suparno (2007:54), tujuan untuk dapat menggabungkan pengetahuan
mata pelajaran IPA yaitu membantu siswa awal mereka dengan temuan-temuan
untuk memiliki kemampuan menguasi virtual dari simulasi yang dijalankan,
konsep dan prinsip fisika serta mempunyai membuat pembelajaran lebih menarik
sikap percaya diri dalam memecahkan karena siswa dapat belajar sekaligus
masalah dalam kehidupan sehari-hari yang bermain pada simulasi tersebut, dan
berkaitan dengan peristiwa alam. Dalam memvisualisasikan konsep-konsep fisika
pelaksanaan pembelajaran, siswa dalam bentuk model.
memaknai konsep-konsep fisika
berdasarkan pada rumus yang terdapat di METODE
dalam buku. Padahal berdasarkan tujuan
pembelajaran IPA khususnya fisika, Penelitian ini dilaksanakan di
pembelajaran dikatakan berhasil jika siswa SMAN 2 Tanggul kabupaten Jember.
dapat memecahkan masalah dalam Metode purposive sampling digunakan
kehidupan sehari-hari menggunakan untuk menentukan individu sebagai
konsep dan prinsip fisika.Dalam belajar subyek penelitian ini. Subyek penelitian
fisika, siswa banyak mengalami adalah seluruh siswa kelas XI IPA yang
miskonsepsi salah satunya pada materi pernah diajarkan konsep listrik dinamis.
listrik dinamis. Listrik dinamis adalah Populasi penelitian adalah siswa kelas XI
materi pelajaran kelistrikan yang gejalanya IPA yang mengalami miskonsepsi konsep
banyak ditemukan dalam kehidupan listrik dinamis dengan kriteria miskonsepsi
sehari-hari, namun pada kenyatannya dibatasi dari tingkat sedang-tinggi
siswa cenderung masih kesulitan karena (miskonsepsi >30%) yang ditentukan
Evin,Remedi Miskonsepsi Beberapa… 364

melalui tes diagnostik miskonsepsi listrik miskonsepsi diperoleh dari hasil


dinamis.Jika jumlah populasi kurang dari pemberian tes berupa multiple choice
sama dengan 40 siswa, maka seluruh siswa dengan reasoning terbuka menggunakan
dalam populasi dijadikan sebagai sampel lembar jawaban model Certainty of
(diberikan pembelajaran remedial Response Index (CRI) kepada siswa. Pada
miskonsepsi), namun jika populasi lebih instrumen CRI ini siswa diberikan
dari 40 siswa maka cara penentukan gambaran mengenai tingkat keyakinan
ukuran sampel yaitu dengan menggunakan responden terhadap jawaban yang
tabel Krejcie (taraf kesalahan 5%). dipilihnya. Pilihan tingkat keyakinan
Jenis penelitian ini adalah penelitian dibagi menjadi skala 3, yaitu: yakin, ragu-
deskriptif. Bentuk desain penelitian ini ragu, dan tidak yakin. Siswa yang
meliputi penyajian data melalui tabel.Data dinyatakan mengalami miskonsepsi adalah
utama dalam penelitian ini adalah data siswa yang memiliki jawaban salah namun
miskonsepsi beberapa konsep listrik siswa merasa yakin dengan jawaban
dinamis dari hasil tes diagnostik. Data tersebut.
Faktor penyebab miskonsepsi lainnya
Tabel 1. Kriteria Penilaian Tes diperoleh dari wawancara diagnosis dan
DiagnostikMiskonsepsi model CRI analisis yang bertujuan untuk mendukung
Kriteria CRI
Kriteria data. Dalam wawancara ini siswa diajak
Ragu-
Jawaban Yakin Tidak Yakin mengungkapkan pendapat mereka tentang
Ragu
Tidak konsep listrik dinamis secara bebas,
Jawaban Tidak
Benar
Paham
Paham
Paham/ sehingga guru dapat dengan mudah
menebak mengetahui miskonsepsi siswa dan
Tidak
Jawaban Miskons Tidak mengetahui dari mana siswa memperoleh
Paham/
Salah epsi Paham miskonsepsi tersebut.
menebak
(Suwarna, tanpa tahun) Konsepsi akhir siswa setelah
pembelajaran remedi miskonsepsi konsep
Jawaban siswa berdasarkan kategori listrik dinamis melalui simulasi PhET
kriteria CRI dipersentasekan berdasarkan dianalisis secara deskriptif melalui teknik
kelompok kategori paham (P), analisispersentase data tabel berdasarkan
miskonsepsi (M), dan tidak paham (TP). kategorikriteria CRI yang dikelompokkan
Persentase miskonsepsi siswa dapat dalam kategori paham (P), miskonsepsi
dikelompokkan menjadi beberapa kategori (M), dan tidak paham (TP).
yaitu miskonsepsi rendah dengan kriteria
miskonsepsi <30%, miskonsepsi sedang HASIL DAN PEMBAHASAN
antara 31% - 60%, dan miskonsepsi tinggi
61% - 100%. Siswa yang perlu diremedi Tes diagnostik dilakukan pada 117
konsepnya adalah siswa yang mengalami siswa yang terdiri atas kelas XI IPA-1, XI
miskonsepsi dengan kategori miskonsepsi IPA-2 dan XI IPA-3. Berdasarkan hasil tes
lebih dari 30% (kategori sedang-tinggi) diagnostik tersebut terdapat 34 siswa
Faktor penyebab miskonsepsi mengalami miskonsepsi pada beberapa
diperoleh dari analisis reasoning terbuka konsep listrik dinamis. Jumlah populasi
pada setiap soal yang dikerjakan siswa di penelitian ini adalah sebanyak 34 siswa
dalam pre-test (tes diagnostik). Beberapa (kurang dari 40 siswa) maka seluruh
indikator yang digunakan untuk populasi siswa diberikan pembelajaran
mengetahui penyebab miskonsepsi yang remedial miskonsepsi konsep listrik
berasal dari dalam diri siswa meliputi: a) dinamis. Dari sejumlah populasi tersebut
bahasa sehari-hari siswa, b) Asosiasi 32 siswa rata-rata mengalami miskonsepsi
siswa, c) intuisi siswa yang salah, d) tingkat sedang dan 2 diantaranya
pandangan manusiawi, e) pengalaman. mengalami miskonsepsi tingkat tinggi.
365 Jurnal Pendidikan Fisika, Vol. 3 No.4, Maret 2015, hal 362 - 369

Sebanyak 34 siswa yang mengalami juga berpendapat bahwa elektron yang


miskonsepsi diberikan pembelajaran mengalir berasal dari baterai dan lama
remidial melalui simulasi PhET untuk kelamaan dapat habis sehingga
mengubah miskonsepsi konsep listrik menyebabkan lampu menjadi redup.
dinamis siswa. Padakonsep rangkaian hambatan
Data hasil analisis miskonsepsi siswa listrik seri sebagian besar
diperoleh dari hasil tes diagnostik siswa. siswaberanggapan bahwa lampu yang
Berdasarkan tes diagnostik ini dapat disusun seri akan lebih terang jika
diketahui konsep listrik dinamis yang diletakkan di dekat kutub positif baterai,
banyak mengalami miskonsepsi. Analisis karena lampu yang dekat dengan kutub
miskonsepsi pada konsep listrik dinamis positif baterai akan dilalui arus listrik lebih
bertujuan untuk mengetahui letak dulu dan arusnya lebih besar.
miskonsepsi siswa dan perubahan Miskonsepsi pada hukum Kirchhoff
miskonsepsi tersebut setelah diterapkan I dimana siswa beranggapan bahwa arus
remedial miskonsepsi beberapa konsep listrik yang masuk pada rangkaian
listrik dinamis melalui simulasi PhEt bercabang besarnya selalu sama.
disertai LKS. Padahal dalam rangkaian paralel, arus
listrik yang mengalir pada masing-
Tabel 2.Persentase Miskonsepsi pada Konsep masing percabangan bergantung pada
Listrik Dinamis besar nilai resistor yang digunakan.
Persentase jumlah
No. Konsep
siswa miskonsepsi
Miskonsepsi pada konsep hambatan
1 Muatan listrik dan listrik berupa anggapan siswa tentang
Karakteristik aliran lampubukan termasuk hambatan listrik
67%
muatan dalam karena lampu hanya mengubah arus
kawat penghantar listrik menjadi cahaya. Beberapa siswa
2 Arus dan Kuat Arus
Listrik
31,6% juga beranggapan bahwa besarnya
3 Sumber Tegangan hambatan listrik tidak dipengaruhi oleh
69,7% hambatan jenis, luas penampang dan
(Beda Potensial)
4 Tegangan (beda
34,4% panjang kawat penghantar.
potensial) Miskonsepsi pada rangkaian
5 Hukum Ohm 36,7%
hambatan listrikparalel terletak
6 Hambatan listrik 50%
7 Hukum I Kirchhoff 52,9% padapandangan siswa bahwa arus listrik
8 Hukum II Kirchhoff 35,3% akan mengalir pada cabang yang
9 Hambatan Listrik memiliki banyak lampu dan pada cabang
58,8%
pada rangkaian seri yang terdekat dengan sumber tegangan
10 Hambatan Listrik (baterai).
pada rangkaian 42,6%
paralel
Miskonsepsi pada hukum Ohm
terletak pada anggapan siswamengenai
Miskonsepsi mengenai sumber hubungan antara besar tegangan dan
tegangan (baterai) disebabkan oleh besar kuat arus yang mengalir dalam
pandangan siswa mengenai baterai rangkaian merupakan hukum tegangan
sebagai sumber arus listrik atau elektron atau hukum arus, karena menurut siswa
dan proton. yang berubah-ubah adalah tegangan dan
Miskonsepsi berikutnya yang arus listrik.
banyak dialami siswa adalah Pada hukum Kirchhoff II letak
miskonsepsi pada konsep muatan listrik miskonsepsi siswa adalah pada
dengan pandangan muatan listrik pandangan besar energi yang digunakan
merupakan salah satu jenis energi untuk menggerakkkan muatan dalam
partikel, karena muatan (elektron) yang baterai dan muatan dalam komponen
bergerak menghasilkan energi. Siswa rangkaian besarnya sama, karena
Evin,Remedi Miskonsepsi Beberapa… 366

menurut siswa hambatan dalam baterai seperti elektron mampu menghantarkan


lebih kecil jika dibandingkan dengan listrik, elektron jenis energi positif yang
hambatan komponen pada rangkaian. bermuatan, serta kuat arus listrik
Pada miskonsepsi konsep tegangan didefinisikan sebagai jumlah lisrik yang
listrik sebagian besar siswa beranggapan mengalir dalam kawat.
bahwa adanya tegangan/beda potensial Dalam belajar fisika, siswa memiliki
pada kutub-kutub baterai mendorong perasaan atau intuisi dalam memahami
arus listrik (muatan positif) mengalir dari konsep fisika. Pemikiran intuisi yang salah
kutub positif ke kutub negatif baterai. sering membuat siswa tidak kritis dan
Siswa lain juga beranggapan bahwa mengakibatkan miskonsepsi.Beberapa
semua lampu pada rangkaian seri akan intuisi siswa yang salah banyak terjadi
menyala sama terang. pada konsep sumber tegangan (baterai),
Miskonsepsi pada konsep arus dan seperti siswa beranggapan dengan
kuat arus listrik terletak pada pendapat menghubungkan kedua ujung baterai
siswa bahwa kuat arus listrik adalah dengan kabel maka lampu akan menyala
banyaknya arus listrik yang mengalir, dan memiliki tegangan paling besar.
beberapa siswa berpendapat bahwa kuat Siswa sering kali memahami konsep
arus adalah kecepatan aliran arus listrik. fisika berdasarkan pandangan manusiawi.
Faktor-faktor penyebab terjadinya Pandangan manusiawi siswa yang
miskonsepsi listrik dinamis dianalisis menyebabkan miskonsepsi banyak terjadi
berdasarkan hasil alasan jawaban tes pada konsep arus litrik, siswa beranggapan
diagnostik siswa, wawancara diagnosis bahwa baterai mengalirkan arus listrik jika
kepada siswa kelas remedial. baterai sering dipakai maka arusnya akan
cepat habis dan lampu akan mati.
Tabel 3. Persentase Indikator Penyebab Pengalaman siswa dapat juga
Miskonsepsi pada Siswa menyebabkan miskonsepsi. Siswa
No Indikator Penyebab Persentase cenderung mengartikan konsep-konsep
Miskonsepsi jumlah siswa (%)
1 Bahasa sehari-hari 26 %
fisika berdasarkan pengalaman yang
siswa diperoleh siswa, sehingga siswa
2 Asosiasi siswa 12 % mengalami miskonsepsi karena
3 Intuisi siswa yang
13 % pengetahuan yang dibangun melalui
salah pengalaman sifatnya terbatas. Beberapa
4 Pandangan manusiawi 20%
miskonsepsi yang disebabkan oleh
5 Pengalaman siswa 13%
pengalaman siswa banyak terjadi pada
konsep hambatan listrik. Banyak siswa
Bahasa sehari-hari adalah bahasa
beranggapan bahwa bola lampu tidak
yang mempunyai arti lain dengan bahasa
dapat menjadi hambatan karena lampu
fisika, dan siswa menggunakan istilah
hanya mengubah energi listrik menjadi
yang salah itu selama bertahun-tahun
cahaya.
dalam kehidupan sehari-hari.Faktor
Data hasil analisis konsepsi akhir
penyebab miskonsepsi konsep listrik
siswa diperoleh dari hasil post-test konsep
dinamis berasal bahasa sehari-hari yang
listrik dinamis siswa. Berdasarkan post-
sering digunakan siswa adalah seperti
test konsep listrik dinamis ini
penggunaan istilah baterai sebagai sumber
menunjukkan bahwa konsepsi akhir listrik
elektron, baterai merupakan sumber listrik
dinamis siswa mengalami
serta baterai menyediakan arus.
penurunanjumlah siswa miskonsepsi dan
Asosiasi yang salah atau siswa salah
perubahan miskonsepsi seperti pada tabel
memahami konsep fisika yang diajarkan
4.a dan 4.b berikut ini
guru (asosiasi siswa). Beberapa asosiasi
siswa yang paling banyak terjadi terdapat
pada konsep muatan listrik dan arus listrik
367 Jurnal Pendidikan Fisika, Vol. 3 No.4, Maret 2015, hal 362 - 369

Tabel 4.aPersentase Jumlah Siswa Miskonsepsi setelah Pembelajaran Remedial


No. Konsep Persentase jumlah siswa miskonsepsi
1 Muatan listrik dan Karakteristik aliran muatan dalam 4,7%
kawat penghantar
2 Arus dan Kuat Arus Listrik 8,8%
3 Sumber Tegangan (Beda Potensial) 16,7%
4 Tegangan (beda potensial) 20,5%
5 Hukum Ohm 8,8%
6 Hambatan listrik 5,8%
7 Hukum I Kirchhoff 18,5%
8 Hukum II Kirchhoff 10,8%
9 Hambatan Listrik pada rangkaian seri 8,8%
10 Hambatan Listrik pada rangkaian paralel 2,9%

Tabel 4.b Perubahan Miskonsepsi sebelum dan setelah Pembelajaran Remedi dengan Simulasi
PhET disertai LKS
Konsep Setelah Pembelajaran
No Konsep Konsep Awal Siswa Konsep Fisika
Remedi dengan Simulasi PhET
1 Muatan Muatan listrik yang Elektron terletak dibagian Muatan listrik yang mengalir
listrik dan mengalir dalam paling luar sehingga elektron (elektron bebas) berasal dari
Karakteristik penghantar berasal dari mudah untuk berpindah. Dan atom-atom penyusun kawat
aliran dalam baterai elektron yang mengalir berasal penghantar
muatan dari kawat penghantar.
dalam kawat
penghantar
2 Arus dan  Cahaya pada lampu  Baterai adalah sumber  Elektron mendapat
Kuat Arus yang menggunakan energi, sehingga energinya tambahan energi dari gaya
Listrik baterai lama- akan cepat habis jika tarik kutub positif baterai.
kelamaan akan dibuhungkan terus- Namun energi itu akan
redup dan padam menerus. habis karena adanya
karena arus tumbukan antar elektron
listriknya habis

 kuat arus listrik  Kuat arus listrik merupakan  Kuat arus listrik adalah
adalah banyaknya aliran arus listrik yang arus yang tergantung pada
arus listrik yang bergantung pada jumlah banyak sedikitnya elektron
mengalir, beberapa elektron mengalir bebas yang pindah
siswa berpendapat melewati suatu penampang
bahwa kuat arus kawat dalam satuan waktu.
adalah kecepatan
aliran arus listrik
3 Sumber Baterai sebagai sumber Baterai merupakan sumber Baterai merupakan sumber
Tegangan arus listrik atau energi, tegangan pada baterai energi atau tegangan untuk
(Beda elektron dan proton. merupakan energi yang memindahkan elektron dari
Potensial) diperlukan untuk suatu atom ke atom lainnya
memindahkan muatan listrik
(elektron).
4 Tegangan Tegangan/beda Tegangan merupakan energi Beda potensial antara kutub-
(beda potensial pada kutub- untuk memindahkan muatan kutub baterai mengakibatkan
potensial) kutub baterai listrik (elektron) adanya medan listrik di dalam
mendorong arus listrik semakin besar tegangan pada kawat dan paralel
(muatan positif) ujung-ujung kawat penghantar terhadapnya. Dengan
mengalir dari kutub menyebabkan arus listrik yang demikian, elektron bebas pada
positif ke kutub negatif mengalir juga semakin besar. satu ujung kawat tertarik ke
baterai kutub positif, dan elektron
meninggalkan kutub negatif
baterai memasuki ujung kawat
5 Hukum Hubungan antara besar Perbandingan antara tegangan Hukum Ohm adalah hasil
Ohm tegangan dan besar dan arus listrik merupakan perbandingan antara tegangan
kuat arus yang suatu hambatan yang bernilai listrik dan arus listrik disebut
Evin,Remedi Miskonsepsi Beberapa… 368

Konsep Setelah Pembelajaran


No Konsep Konsep Awal Siswa Konsep Fisika
Remedi dengan Simulasi PhET
mengalir dalam tetap (konstanta). hambatan listrik (hambatan
rangkaian merupakan tetap)
hukum tegangan atau
hukum arus, karena
yang berubah adalah
tegangan dan arus
listrik
6 Hambatan  Lampu bukan  Lampu memiliki nilai  Lampu merupakan salah
listrik termasuk hambatan hambatan sehingga dapat satu komponen listrik yang
listrik karena lampu menghambat arus listrik dapat menghambat arus
hanya mengubah listrik
arus listrik menjadi
cahaya.
 Besarnya hambatan  Faktor yang mempengaruhi  Besarnya hambatan listrik
listrik tidak besar hambatan antara lain sebanding dengan
dipengaruhi oleh panjang, luas penampang, hambatan jenis penghantar,
hambatan jenis, luas hambatan jenis panjang penghantar dan
penampang dan berbanding terbalik dengan
panjang kawat besar luas penampang
penghantar. penghantar
7 Hukum I Arus listrik yang Besar kuat arus pada salah satu Dalam rangkaian bercabang,
Kirchhoff masuk pada rangkaian rangkaian percabangan dapat arus listrik yang mengalir
bercabang besarnya ditentukan dengan hukum pada percabangan bergantung
selalu sama Kirchhoff dengan bergantung pada besar nilai resistor yang
pada besar hambatan tiap digunakan
cabang
8 Hukum II Besar energi yang Energi dalam baterai dan Energi yang digunakan di
Kirchhoff digunakan untuk dalam komponen besarnya dalam baterai dan di dalam
menggerakkkan tidak sama, bergantung pada komponen besarnya tidak
muatan dalam baterai besar hambatan masing- sama, karena energi yang
dan muatan dalam masing. digunakan pada komponen
komponen rangkaian tidak seluruhnya diubah
besarnya sama. menjadi energi listrik(cahaya)
tetapi sebagian diubah
menjadi energi panas dll.
9 Hambatan Lampu yang disusun Arus listrik yang mengalir pada Besar hambatan total dalam
Listrik pada seri akan lebih terang rangkaian seri besarnya selalu rangkaian seri merupakan
rangkaian jika diletakkan di dekat sama, yang berbeda adalah jumlah dari ketiga hambatan
seri kutub positif baterai, tegangannya bergantung pada tersebut dengan demikian kuat
karena lampu yang besar hambatan yang dilalui arus yang mengalir pada
dekat dengan kutub ketiga hambatan sama
positif baterai akan besarnya.
dilalui arus listrik lebih
dulu dan arusnya lebih
besar
10 Hambatan Arus listrik akan  Arus yang masuk pada Dalam rangkaian paralel, arus
Listrik pada mengalir pada cabang percabangan besarnya sama listrik yang mengalir pada
rangkaian yang memiliki banyak dengan arus yang keluar. masing-masing percabangan
paralel lampu dan pada cabang  Besarnya arus yang masuk bergantung pada besar nilai
yang terdekat dengan pada tiap cabang bergantung resistor yang digunakan
sumber tegangan pada besar hambatan dalam
percabangan

SIMPULAN DAN SARAN 1) Miskonsepsi tertinggi siswa XI IPA


SMAN 2 Tanggul terletak pada
Berdasarkan hasil penelitian dan konsep sumber tegangan, muatan
pembahasan, maka saran yang diberikan listrik, hambatan listrik rangkaian
adalah sebagai berikut: seri, hukum I Kirchhoff, hambatan
369 Jurnal Pendidikan Fisika, Vol. 3 No.4, Maret 2015, hal 362 - 369

listrik, hambatan listrik rangkaian disertai LKS pada pembelajaran listrik


paralel, hukum Ohm, hukum II dinamis harus memberikan kesempatan
Kirchhoff, tegangan, arus dan kuat kepada siswa untuk bertanya dan
arus listrik dengan persentase secara mengeluarkan pendapatnya dan sebaiknya
berturut-turut 67%, 31,6%, 69,7%, pembelajaran remedial miskonsepsi
34,4%, 36,7%, 50%, 52,9%, 35,3%, dilakukan di luar jam kegiatan belajar
58,8%, 42,6%, 31,6%. mengajar.
2) Faktor penyebab miskonsepsi siswa
pada beberapa konsep listrik dinamis
berasal dari dalam diri siswa DAFTAR PUSTAKA
disebabkan karena 26% siswa
menggunakan bahasa sehari-hari,
Berg, E. V. D.1991. Miskonsepsi Fisika
12% siswa menggunakan asosiasi
dan Remediasi. Salatiga:
siswa, 13% siswa menggunakan
Universitas Kristen Satya Wacana.
intuisi siswa yang salah, dan 20%
siswa menggunakan pandangan
Depdiknas. 2003. Standar Kompetensi
manusiawi, serta 13% siswa
Mata Pelajaran Fisika. Jakarta:
menggunakan pengalaman hidup
Balitbang Depdiknas
yang terbatas untuk menyelesaikan
permasalahan fisika.
Resmiyanto, R. 2009. PhET: Simulasi
3) Konsepsi akhir siswa setelah
Fisika untuk Membantu
dilakukan remedi miskonsepsi
Pembelajaran di Kelas [serial
melalui simulasi PhET disertai LKS
online].
adalah siswa mengalami perubahan
http://rachmadresmi.blogspot.com/
konsep yang sesuai dengan konsep
2009/03/phet-simulasi-fisika-
yang diterima para ahli. Hal ini
untuk-membantu.html. [23 April
dibuktikan dengan penurunan
2014]
persentase jumlah miskonsepsi yang
dialami siswa yaitu pada konsep
Suparno, P. (2007). Metodologi
sumber tegangan, muatan listrik,
Pembelajaran Fisika.
hambatan listrik rangkaian seri,
Yogyakarta:Universitas Sanata
hukum I Kirchhoff, hambatan listrik,
Dharma
hambatan listrik rangkaian paralel,
hukum Ohm, hukum II Kirchhoff,
Suwarna, I. P. (Tanpa Tahun). Analisis
tegangan, arus dan kuat arus listrik
Miskonsepsi Siswa SMA Kelas X
dengan persentase secara berturut-
pada Mata Pelajaran Fisika
turut sebesar 53%, 62.3%, 50%,
melalui CRI (Certainty of
34.4%, 44.2%, 39.7%, 27.9%, 24.5%,
Response Index) Termodifikasi.
13.9%, dan 22,8%.
Jakarta: FITK UIN Syarif
Berdasarkan hasil penelitian dan
Hidayatullah
pembahasan, maka saran yang diberikan
adalah dalam menerapkan simulasi PhET

You might also like