You are on page 1of 11

Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan

https://jurnal.unibrah.ac.id/index.php/JIWP
Vol. 6, No.4, Desember 2020

Analisis Kesalahan Mahasiswa Dalam Menyelesaikan Soal Stoikiometri

Kasih Haryo Basuki

Program Studi Pendidikan Matematika, Universitas Indraprasta PGRI Jakarta


E-mail: basuki.kasihharyo@gmail.com

Info Artikel Abstract:


Sejarah Artikel: The purpose of this study was to determine the location and
Diterima: 21 November 2020 description of errors that are often made by students in
Direvisi: 27 November 2020 working on Stoichiometric questions. This type of research is
Dipublikasikan: Desember 2020 descriptive research. This research uses qualitative and
e-ISSN: 2089-5364 quantitative approaches. The qualitative approach is used
p-ISSN: 2622-8327
when analyzing student answers and the quantitative
DOI: 10.5281/zenodo.4298027
approach is to count the number of students who make
mistakes. The subjects of this study were 32 students in the
third semester of the Mathematics Education Study Program
at Indraprasta University PGRI Jakarta, class of 2019, who
were studying Basic Chemistry courses. The results showed
that there was an average of 33.44% of students who were
tested, wrong in solving stoichiometric questions, these errors
included errors in understanding the concepts used to solve
the questions, errors in using data, technical errors in making
calculations and errors in drawing conclusions. the final
result. Misconceptions include assuming that the chemical
reaction that occurs does not follow the law of conservation
of mass, assumes the number of particles is equal to the
number of moles, assumes the limiting reagent is the reactant
with the least number of moles, assumes the number of moles
is equal to the mass and assumes the mass of the substance is
proportional to the coefficient of the substance.

Keyword: error analysis, problem solving, stoichiometry

PENDAHULUAN representasi yang berbeda, yaitu


representasi makroskopik,
Ilmu kimia merupakan ilmu yang
submikroskopik, dan simbolik. Kimia
mempelajari materi dan perubahannya
memiliki konsep yang bersifat sangat
(Chang, 2005). Konsep ilmu kimia
kompleks dan abstrak (Stieff & Wilensky,
umumnya digambarkan dalam tiga

641
n.d.). Konsep yang bersifat abstrak dan konsep kimia lain, misalnya termokimia,
istilah-istilah kimia yang asing membuat laju reaksi, dan kesetimbangan kimia.
siswa mengalami kesulitan dalam Konsep-konsep tersebut bersifat abstrak.
memahami berbagai konsep dalam Kunci kesulitan memahami konsep
pembelajaran kimia. Kesulitan yang stoikiometri selama ini adalah konsep
dialami siswa juga dapat disebabkan tersebut sering diajarkan kepada siswa
karena kurangnya penguasaan konsep secara matematis yang sifatnya abstrak
dasar kimia yang dimiliki siswa. Kesulitan sehingga pengertian kimia mengenai
tersebut menimbulkan konsepsi yang konsep tersebut menjadi tidak jelas
berbeda pada siswa atau ketidaksesuaian (Norjana & Joharmawan, 2016).
dengan konsep yang sebenarnya. Konsepsi Konsep-konsep yang terdapat pada
siswa yang tidak sesuai dengan konsep materi hukum-hukum dasar kimia dan
yang disepakati para ahli disebut dengan penerapannya dalam stoikiometri, yaitu
miskonsepsi (Clement, Brown, & konsep hukum-hukum dasar kimia, konsep
Zeitsman, 1989). Selama dua dekade mol, dan stoikiometri merupakan konsep
terakhir, banyak studi yang fokus pada dasar yang harus dipahami sebelum
identifikasi dan modifikasi konsep yang mempelajari konsep kimia lain, misalnya
berbeda dari konsep sebenarnya, yang termokimia, laju reaksi, dan
umumnya disebut dengan miskonsepsi kesetimbangan kimia. Tetapi konsep-
(Caleon & Subramaniam, 2010). konsep ini bersifat abstrak sehingga sering
Miskonsepsi siswa telah menjadi perhatian menimbulkan kesulitan dan salah konsep
utama di kalangan peneliti di bidang pada siswa. (Susanto, 2012)
pendidikan sains karena miskonsepsi dapat mengemukakan bahwa hukum-hukum
mempengaruhi bagaimana siswa belajar dasar kimia dianggap sulit oleh siswa
ilmu sains yang baru, memainkan peran karena bersifat abstrak, konkret, dan
penting dalam pembelajaran berikutnya matematis yang ditunjukkan dengan
dan menjadi halangan dalam memperoleh adanya 47,48% siswa kelas X SMAN 2
pengetahuan yang benar (Özmen, 2004). Karanganyar tahun pelajaran 2010-2011
Stoikiometri reaksi adalah yang tidak tuntas pada ulangan harian
penentuan perbandingan massa unsur- hukum dasar kimia. Kolb dalam (Dahsah,
unsur dalam senyawa dalam pembentukan 2008) memberikan pendapat bahwa tidak
senyawanya. Pada perhitungan kimia ada konsep yang lebih sulit bagi siswa
secara stoikiometri, biasanya diperlukan dibandingkan dengan konsep mol. Konsep
hukum-hukum dasar ilmu kimia (Brady, stoikiometri juga sulit dimengerti oleh
1999). Hukum kimia adalah hukum alam siswa.
yang relevan dengan bidang kimia. Konsep Menurut (Kind, 2004) bahwa kunci
paling fundamental dalam kimia adalah kesulitan memahami konsep stoikiometri
hukum konservasi massa, yang selama ini adalah konsep tersebut
menyatakan bahwa tidak terjadi perubahan seringkali diajarkan kepada siswa secara
kuantitas materi sewaktu reaksi kimia matematis yang sifatnya abstrak sehingga
biasa. pengertian kimia mengenai konsep
Konsep-konsep yang terdapat pada tersebut menjadi tidak jelas. Siswa yang
stoikiometri merupakan konsep dasar yang berusaha memanipulasi angka dan simbol
harus dipahami sebelum mempelajari akan memiliki persepsi bahwa

642
mempelajari konsep tersebut sangat sulit. Matematika Universitas Indraprasta PGRI
Menurut (Rosa & Nursa’adah, 2020) Jakarta, angkatan 2019 sebanyak 32
Faktor penyebab kesulitan belajar di mahasiswa yang sedang mempelajari mata
antaranya minat, motivasi, konsentrasi, kuliah Kimia Dasar. Adapun prosedur
kebiasaan belajar, dan intelegensi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
mempengaruhi kesulitan belajar tahap persiapan yaitu menyusun instrumen
mahasiswa pada mata kuliah Kimia Dasar. tes berbentuk soal essai yang telah di
Sedangkan menurut (Mellyzar & validasi berjumlah 10 soal. Tahap
Muliaman, 2020) Faktor penyebab pelaksanaan dengan memberikan soal tes
kesalahan mahasiswa: mahasiswa mudah kepada mahasiswa. Tahap Akhir yaitu
lupa dengan materi, lupa dengan konsep mengoreksi jawaban mahasiswa dan
materi penunjang, kurang teliti dalam menganalisis hasil tes yang mengalami
membaca dan memahami soal dan kurang kesalahan dan membuat
teliti dalam menyelesaikan soal. Untuk itu kesimpulan.Memuat latar belakang dan
Perlu dilakukan penelitian lebih jauh kajian teori.
tentang analisis kesalahan mahasiswa
dalam menyelesaikan soal kimia, terutama HASIL DAN PEMBAHASAN
pokok bahasan stoikiometri. Untuk Dari lembar jawaban 32 mahasiswa
mendapatkan hasil dari pembelajaran yang mengerjakan soal-soal uraian tentang
dengan maksimal, dosen perlu stoikiometri, hasil tes dapat dilihat pada
memperhatikan dengan benar dan serius. tabel berikut ini.
Hal ini dapat dilakukan dengan
mengelompokkan kesalahan-kesalahan Tabel 1. Jumlah Kesalahan Mahasiswa
dari mahasiswa agar hasil belajarnya dapat dalam Mengerjakan Soal Stoikiometri
diperbaiki serta mencari solusi yang tepat Jumlah
No Indikator Soal
untuk mengatasi permasalahan- salah
permasalahan yang didapatkan. 1 Menghitung massa suatu zat
berdasarkan hukum
METODE PENELITIAN kekekalan massa 6
Jenis penelitian yang dilakukan 2 Menentukan perbandingan
adalah penelitian deskriptif. Tujuan massa suatu zat dari tabel
penelitian ini adalah untuk mengetahui massa unsur dua zat yang
letak dan deskripsi kesalahan yang sering membentuk beberapa
dilakukan oleh mahasiswa dalam senyawa biner 8
mengerjakan soal Stoikiometri. Penelitian 3 Menentukan volume zat lain
ini menggunakan pendekatan kualitatif dan berdasarkan perbandingan
kuantitatif. Adapun pendekatan kualitatitif volume dan jumlah partikel 9
digunakan ketika menganalisis jawaban 4 Menentukan jumlah mol
mahasiswa dan pendekatan kuantitatif suatu senyawa berdasarkan
yaitu menghitung berapa jumlah jumlah partikel yang
mahasiswa yang melakukan kesalahan. diketahui. 7
Subyek penelitian ini adalah mahasiswa 5 Menentukan massa suatu
semester tiga Program Studi Pendidikan gas berdasarkan jumlah mol 8

643
yang diketahui Secara lengkap kesalahan-kesalahan
6 Menghitung volume gas tersebut dapat dirincikan sebagai berikut:
berdasarkan jumlah partikel
Deskripsi kesalahan mahasiswa pada
yang diketahui 10
indikator soal 1
7 Menentukan kadar unsur
Soal : Logam tembaga direaksikan
dalam senyawa 7
dengan 32 g belerang dan
8 Menentukan Pereaksi
menghasilkan 97,5 g tembaga (II)
pembatas dari reaksi dua
sulfida. Tentukan massa tembaga
reaktan yang diketahui
yang bereaksi?
Volumenya dalam keadaan
STP 15
9 Menghitung jumlah mol
peraksi yang tersisa dari
reasi dua reaktan yang
diketahui jumlah partikelnya 17
10 Menghitung massa hasil
reaksi dari dua rekatan yang
diketahui massanya 20
Gambar 2. Contoh Kesalahan Pada Soal
Nomor 1
70 62.5
Sebanyak 6 mahasiswa atau
60
Persentase Kesalahan

53.125
46.875
18,75% masih salah dalam menyelesaikan
50
soal ini. Kesalahan mahasiswa
40 31.25 dikarenakan tidak menguasai konsep
28.125
30 25 25 hukum kekekalan massa. Sebagian besar
21.875 21.875
18.75
20 mahasiswa dapat menyelesaikan soal
10 dengan benar akan tetapi mereka masih
0 ada Mahasiswa yang menghitung massa
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 zat diselesaikan dengan menggunakan nilai
No Soal Ar dan Mr. Seperti dalam penelitian
(Norjana & Joharmawan, 2016) siswa
Gambar 1. Persentase Kesalahan Hasil Tes
menganggap reaksi kimia yang terjadi
Mahasiswa
tidak mengikuti hukum kekekalan massa
Dari hasil tes yang diberikan dan massa sebelum dan sesudah reaksi
kepada mahasiswa pada Tabel 1, dapat kemungkinan akan sama atau berbeda
dilihat banyaknya mahasiswa yang salah bergantung pada jenis zat yang bereaksi.
dalam menjawab soal materi Stoikiometri
ketika tes dilakukan. Kesalahan paling Deskripsi kesalahan mahasiswa pada
banyak dalam soal nomor 10 yaitu indikator soal nomor 2
Menghitung massa hasil reaksi dan yang Soal : Perhatikan tabel dibawah ini!
paling sedikit salah adalah soal nomor 1
senya Massa Massa
yaitu Menghitung massa suatu zat
wa Oksigen klorin
berdasarkan hukum kekekalan massa.
(O2) (Cl2)

644
A 0,2256 1,00 mengandung 6 x 1023 molekul
B 0,9026 1,00 CO2!
C 1,3539 1,00
D 1,5795 1,00

Gas klorin(Cl2) dan gas oksigen


(O2) dapat membentuk 4 senyawa
biner yang berbeda. Berapa
Perbandingan massa oksigen dalam
senyawa tersebut? Gambar 4. Contoh Kesalahan Pada Soal
Nomor 3

Dalam menjawab soal ini sebanyak


9 mahasiswa atau 28,125 % mengalami
kesalahan. Mahasiswa mengalami
kesalahan teknis dalam perhitungan dan
pada Hipotesis Avogadro menganggap
bahwa pada temperatur dan tekanan yang
sama, jumlah mol zat yang terlibat reaksi
sama dengan perbandingan volumenya.
Siswa tidak memahami bahwa zat yang
terlibat adalah gas (Norjana &
Joharmawan, 2016).

Gambar 3. Contoh Kesalahan Pada Soal Deskripsi kesalahan mahasiswa pada


Nomor 2 indikator soal 4
Soal : Jika diketahui Ar Al = 27; O = 32
Dalam menjawab soal ini sebanyak dan S = 16, Tentukan massa Al, S,
8 mahasiswa atau 25 % mengalami dan O dalam 171 g senyawa
kesalahan, hal ini disebabkan mahasiswa Al2(SO4)3!
banyak mengalami kesalahan dalam
Sebanyak 7 mahasiswa atau 21,875
perbandingan massa salah satu unsur
% mengalami kesalahan dalam menjawab
pembentuk suatu senyawa. Mahasiwa
soal ini, Kesalahan disebabkan antaralain
salah dalam penarikan kesimpulan.
salah dalam pengambilan data, kesalahan
Sebagian besar siswa mengalami kesulitan
teknis dalam menyelesaikan perhitungan.
dalam menghitung perbandingan yang
Selain itu mahasiswa menganggap bahwa
sama dari dua unsur yang berbeda (Fajriani
rumus kimia menunjukkan jumlah atom-
et al., 2019).
atom penyusun yang dapat menentukan
Deskripsi kesalahan mahasiswa pada
komposisi masing-masing unsur dalam
indikator soal 3
suatu zat. Ini sejalan dengan pendapat
Soal : Di ketahui 5 L gas Hidrogen
(Noorarnie et al., 2019) bahwa ada empat
mengandung 3 x 1023 molekul H2.
kesalahan yang dilakukan oleh peserta
Pada suhu dan tekanan yang sama
didik dalam menyelesaiakan soal
tentukan Volume CO2 (g) yang
645
diantaranya kesalahan-kesalahan dalam Deskripsi kesalahan mahasiswa pada
konsep, menggunakan data, teknis, dan indikator soal 6
penarikan kesimpulan. Soal : Hitunglah Massa dari 0,25 mol gas
oksigen (O2) ! (Ar O=16)

Gambar 7. Contoh Kesalahan Pada Soal


Nomor 6

Gambar 5. Contoh Kesalahan Pada Soal Terdapat 10 mahasiswa atau 31,25


Nomor 4 % mengalami kesalahan dalam menjawab
soal ini. kesalahan mahasiswa antara lain
Deskripsi kesalahan mahasiswa pada salah dalam menghitung Mr dari Ar Zat
indikator soal 5 yang diketahui, mahasiswa menganggap
Soal : Berapakah jumlah mol amonia massa molar memiliki satuan gram seperti
yang terdapat dalam 3,01 x 1026 pada hasil penelitian (Robi’ah, 2009).
molekul NH3? Siswa juga kurang memahami perbedaan
Mr dan Ar, sehingga menganggap massa
molar senyawa besarnya sama dengan Ar.
Kesalahan mahasiswa juga terjadi karena
menganggap bahwa senyawa-senyawa
dengan massa yang sama mempunyai
jumlah mol yang sama pula seperti pada
Gambar 6. Contoh Kesalahan Pada Soal hasil penelitian (Krisnawati, 2013), selain
Nomor 5 itu karena belum dapat menerapkan
konsep massa molar dalam mengonversi
Sebanyak 8 mahasiswa atau 25 % massa terhadap mol atau sebaliknya.
mengalami kesalahan dalam menjawab Deskripsi kesalahan mahasiswa pada
soal ini. kesalahan terjadi karena indikator soal 7
mahasiswa belum memahami standar dari Soal : Berapakah Volume 2,408 x 1021
mol, yaitu setiap mol zat mengandung 6,02 molekul gas Hidrogen yang diukur
x 1023 partikel. Siswa belum mampu pada keadaan standar?
menerapkan definisi tersebut dalam
menghitung jumlah mol dari jumlah
partikel zat yang diketahui.

646
dengan volumenya. Bentuk kesalahan ini
sejalan dengan penelitian (Aini et al.,
2016; Norjana & Joharmawan, 2016) yang
meyatakan bahwa siswa menganggap
pereaksi pembatas merupakan reaktan
dengan jumlah mol paling sedikit. Hal ini
Gambar 8. Contoh Kesalahan Pada Soal
mungkin benar apabila reaktan yang
Nomor 7
terlibat memiliki koefisien yang sama,
namun apabila reaktan yang terlibat
Terdapat 7 mahasiswa atau 21,875
memiliki koefisien reaksi yang berbeda
% mengalami kesalahan dalam menjawab
maka pernyataan bahwa pereaksi pembatas
soal ini. kesalahan mahasiswa antaralain
merupakan reaktan dengan jumlah mol
menganggap jumlah partikel sama dengan
terkecil tidak berlaku lagi.
jumlah mol, salah dalam menghitung
jumlah mol, mahasiswa menganggap pada
keadaan STP (0o C, 1 atm) volume gas
sama dengan massajumlah partikel gas.
Hal ini terjadi karena siswa tidak
memahami konsep volume molar gas,
yaitu volume gas tiap 1 mol gas. Siswa
tidak memahami bahwa pada keadaan STP
setiap 22,4 Liter gas berarti mengandung 1
mol gas.

Deskripsi kesalahan mahasiswa pada


indikator soal nomor 8
Soal : Sebanyak 6,72 L gas nitrogen yang Gambar 9. Contoh Kesalahan Pada Soal
direaksikan dengan 11,2 L gas Nomor 8
hidrogen (pada (STP)
menghasilkan gas amonia (NH3), Deskripsi kesalahan mahasiswa pada
Tentukan pereaksi pembatasnya! indikator soal 9
Terdapat 15 mahasiswa atau 46,875 Soal : Pada Pembakaran 2 mol propana
% mengalami kesalahan dalam menjawab (C3H8) dengan 7 mol gas oksigen
soal ini. Alasan kesalahan yaitu (1) menghasilkan karbon oksida dan
mahasiswa tidak menyetarakan persamaan uap air, Tentukan jumlah mol
reaksi (2) salah dalam menghitung jumlah pereaksi yang tersisa!
mol dari volume yang diketahui, (3) Terdapat 17 mahasiswa atau 53,125
mahasiswa menganggap reaktan yang % mengalami kesalahan dalam menjawab
memiliki jumlah mol lebih sedikit adalah soal ini. Kesalahan mahasiswa terjadi
pereaksi pembatas (4) mahasiswa karena (1) mahasiswa tidak menyetarakan
menganggap perbandingan volume zat persamaan reaksi (2) salah dalam
sama dengan perbandingan koefisien (5) menentukan pereaksi pembatas (3)
mahasiswa menganggap jumlah mol sama Mahasiswa menganggap dalam

647
menentukan jumlah mol yang bereaksi menghitung jumlah mol dari massa yang
didasarkan dengan jumlah mol bukan diketahui, (5) mahasiswa menganggap
dibandingkan dengan koefisien perekasi massa zat sebanding dengan koefisien zat.
pembatasnya, (4) menganggap mencari Bentuk kesalahan ini sejalan dengan
jumlah mol sama dengan menghitung penelitian (Aini et al., 2016) yang
massa. menyatakan bahwa siswa menganggap
perbandingan koefisien menyatakan
perbandingan massa.
Berdasarkan pemaparan hasil
penelitian, kesalahan mahasiswa dalam
menyelesaikan soal stoikiometri
disebabkan tingkat kemampuan masih
rendah dalam menyelesaikan soal
stoikiometri. Hal ini ditandai dengan
persentase kesalahan rata-rata 33,44 %,
Gambar 10. Contoh Kesalahan Pada Soal
salah dalam menjawab soal stoikiometri.
Nomor 9
Kesalahan terbanyak di indikator 8, 9 dan
10 yaitu disebabkan karena tidak
Deskripsi kesalahan mahasiswa pada
memahami konsep mol dengan baik
indikator soal 10
sehingga belum bisa menerapkan konsep
Soal : Pada pembakaran 15 g gas etana
mol dengan rumus yang tepat, salah dalam
(C2H6) dengan 48 g oksigen (O2)
menyetarakan reaksi, salah dalam
menghasilkan karbon oksida dan
menentukan mol yang bereaksi dan sisa
uap air, tentukan massa gas H2O
sehingga perhitungan selanjutnya juga
yang dihasilkan! diketahui Ar H =
salah, Selain itu salah dalam menetukan
1; C = 12 dan O = 16
massa senyawa yang terbentuk.
Penemuan ini menujukan bahwa
kemampuan pemahaman konsep masih
rendah, sesuai dengan pernyataan (Herizal
et al., 2019) Rendahnya kemampuan
dalam memahami suatu konsep
berpengaruh kepada kemampuan siswa
dalam menyelesaikan suatu permasalahan.
Gambar 11. Contoh Kesalahan Pada Soal Sehingga diperlukan cara untuk
Nomor 10 meningkatkan suatu pembelajaran inovatif
yang bisa meningkatkan pemahaman
Terdapat 20 mahasiswa atau 62,5 konsep. Menurut (Sugiyarto et al., 2018)
% mengalami kesalahan dalam menjawab Pemahaman konsep dapat ditingkatkan
soal ini. Kesalahan siswa terjadi karena (1) secara signifikan menggunakan media
mahasiswa tidak menyetarakan persamaan pembelajaran. Selain itu motivasi
reaksi, (2) salah dalam menentukan mahasiswa harus ditingkatkan untuk
pereaksi pembatas (3) mahasiswa salah meningkatkan hasil belajar dan
dalam menhitung Mr Senyawa dari Ar mengurangi tingkat kesalahan mahasiswa.
yang diketahui, (4) salah dalam Diperlukan motivasi belajar yang tinggi

648
agar hasil belajar dapat meningkat diluar Asas dan Struktur Jilid 1. Tangerang:
faktor eksternal lainnya. Motivasi dan hasil Binarupa Aksara
belajar memiliki hubungan yang kuat, Caleon, I. S., & Subarmaniam, R. (2010).
sampel yang memiliki motivasi tinggi Do Student Know What They Know
menunjukkan hasil belajar yang tinggi and What They Don't Know? Using a
begitu juga sebaliknya (Muliaman et al., Four-Tier Diagnostic Test to Assess
2018). Nasehat motivasi yang terus the Nature of Students Alternative
disampaikan secara continue akan Conception. Research in Science
memberikan penguatan kepada mahasiswa Education, 313-337.
dan menujukkan rasa kepeduliaan yang Chang, R. (2005). Kimia Dasar : Konsep-
tinggi akan keberhasilan mahasiswa. konsep Inti Jilid 2 Edisi Ketiga.
Jakarta: Erlangga.
KESIMPULAN Clement, J., Brown, D. E., & Zeitsman, A.
(1989). Not All Preconceptions are
Berdasarkan hasil pembahasan, Misconception : Finding 'Anchoring
maka dapat disimpulkan bahwa terdapat Conception for Grounding Instruction
rata-rata 33,44 % mahasiswa yang di tes, on Studenst Intitution. International
salah dalam dalam menyelesaikan soal Journal of Science Education, 554-
stoikiometri, kesalahan tersebut meliputi 565.
kesalahan memahami konsep yang dipakai Dahsah, C., dan Cool, R.K., ( 2008), Thai
untuk menyelesaikan soal, kesalahan grade 10 and 11 students’
menggunakan data, kesalahan teknis dalam
understanding of stoichiometry and
melakukan perhitungan dan kesalahan
related concepts, International
dalam penarikan kesimpulan hasil akhir.
Journal of Science and Mathematics
kesalahan konsep diantaranya adalah
menganggap reaksi kimia yang terjadi Education, Vol 6, No 2008, Hal 573 -
tidak mengikuti hukum kekekalan massa, 600.
menganggap jumlah partikel sama dengan Fajriani, G. N., Sopandi, W., &
jumlah mol, menganggap pereaksi Kadarohman, A. (2019). Miskonsepsi
pembatas merupakan reaktan dengan Siswa yang Mengguanakan Teks
jumlah mol paling sedikit, menganggap Perubahan Konseptual Mengenai
jumlah mol sama dengan massa dan Hukum Hukum Dasar Kimia. Orbital
menganggap massa zat sebanding dengan : Jurnal Pendidikan Kimia, 30-41.
koefisien zat. Herizal, H., Suhendra, S., & Nurlaelah, E.
(2019). The ability of senior high
DAFTAR PUSTAKA school students in comprehending
mathematical proofs. Journal of
Aini, R. G., Ibnu, S., & Budiasih, E. Physics: Conference Series, 1157(2),
(2016). Identifikasi Miskonsepsi 6–12. https://doi.org/10.1088/1742-
Dalam Materi Stoikiometri Pada 6596/1157/2/022123
Siswa Kelas X Di Sman 1 Malang Jusniar, M., Budiasih, E., Effendi, M., &
Melalui Soal Diagnostik Three-Tier. Sutrisno, M. (2019). The
Jurnal Pembelajaran Kimia (J-PEK), Misconception of Stoichiometry and
01(2), 50. Its Impact on the Chemical
Brady, J. E. (1999). Kimia Universitas Equilibrium. 227(Icamr 2018), 138–

649
141. https://doi.org/10.2991/icamr- (J-PEK), 01(2), 42–49.
18.2019.35 Özmen, H. (2004). Some Student
Kind, V. (2004). Beyond appearances : Misconceptions in Chemistry: A
students ’ misconceptions about basic Literature Review of Chemical
chemical ideas beyond appearances : Bonding. Journal of Science
students ’ misconceptions about basic Education and Technology, 13(2),
chemical ideas Vanessa Kind School 147–159.
of Education Durham University https://doi.org/10.1023/b:jost.000003
email : Vanessa.kind@durham.ac.uk ( 1255.92943.6d
Formerl. 2nd(January). Robi’ah, A. (2009). Identifikasi Konsep
Krisnawati, I., Prayitno, & Fajaroh, F. Sukar dan Miskonsepsi Hukum Gas
(2013). Menggali Pemahaman pada Siswa SMA Negeri 1 Malang.
Konsep Siswa Madrasah Aliyah Skripsi tidak diterbitkan. Malang:
Tentang Stoikioemtri Dengan FMIPA Universitas Negeri Malang.
Menggunakan Instrumen DIagnostik Rosa, N. M., & Nursa’adah, F. P. (2020).
Two-Tier. Universitas Negeri Descriptive Analysis of Learning
Malang, 1-9. Difficulties on the Basic Chemistry
Mellyzar, M., & Muliaman, A. (2020). Course. Formatif: Jurnal Ilmiah
Analisis Kesalahan Mahasiswa Pendidikan MIPA, 9(4), 325–332.
Dalam Menyelesaikan Soal Ikatan https://doi.org/10.30998/formatif.v9i4
Kimia. Lantanida Journal, 8(1), 40. .3665
https://doi.org/10.22373/lj.v8i1.6420 Stieff, M., & Wilensky, U. (n.d.).
Muliaman, A., Suyanti, R. D., & Connected Chemistry – Incorporating
Eddiyanto, D. (2018). Relationship Interactive Simulations into the
between Motivation and College Chemistry Classroom Please do not
Students Learning Outcomes on circulate or quote without authors ’
Chemical Kinetic Material at permission Suggested Running Head :
University. 200, 26–28. Connected Chemistry Corresponding
https://doi.org/10.2991/aisteel- Author ’ s Mailing Address : Mike
18.2018.6 Stieff 2120. 1–28.
Noorarnie, A. M., Supardi, K. I., & Sugiyarto, K. H., Ikhsan, J., & Lukman, I.
Sumarni, W. (2019). Analisis R. (2018). The use of an android-
Kesalahan Siswa Dalam Mengerjakan based-game in the team assisted
Soal Stoikiometri Melalui Langkah individualization to improve students’
Polya. Analisis Kesalahan Siswa creativity and cognitive achievement
Dalam Mengerjakan Soal in chemistry. Journal of Physics:
Stoikiometri Melalui Langkah Polya, Conference Series, 1022(1).
13(2), 2414–2424.
Susanto, Susilowati, E. & Haryono.
Norjana, R., & Joharmawan, R. (2016).
(2012). Studi Komparasi Penggunaan
Identifikasi Tingkat Pemahaman
Metode Pembelajaran TGT dan
Konsep Hukum-hukum Dasar Kimia
STAD terhadap Prestasi Belajar
dan Penerapannya dalam Stoikiometri
Siswa Pada Materi Pokok Hukum
pada Siswa Kelas X IPA di MAN 3
Dasar Kimia. Jurnal Pendidikan
Malang. Jurnal Pembelajaran Kimia

650
Kimia Program Studi Pendidikan
KimiaUniversitas Sebelas Maret, 1
(1): 67-73.
https://doi.org/10.1088/1742-
6596/1022/1/012037

651

You might also like