You are on page 1of 11

e-ISSN : 2808-1218

p-ISSN : 2808-1226

ChemEdu (Jurnal Ilmiah Pendidikan Kimia)


Volume 3 Nomor 1, April 2022, 61-71
http://ojs.unm.ac.id/index.php/ChemEdu/index
email : chemedu@unm.ac.id

Analisis Miskonsepsi Siswa Kelas X.3 SMAN 1 Belopa


pada Materi Pokok Ikatan

Analysis of Misconception Student Class X.3 SMAN 1 Belopa


Study on Chemical Bond

Tutiana1*, Muharram2, Halimah Husain3


1,2,3
Universitas Negeri Makassar, Jalan Daeng Tata Makassar,
Kampus UNM Parangtambung 90224
Email: tutianachem12@gmail.com

ABSTRACT

This study is a descriptive research which aimed to find out the misconceptions study on
chemical bond. The samples in this research is the class X.3 SMA Negeri 1 Belopa as
much 36 students. The data was collected by instrument which has 20 items two-tier
multiple choice, observation page for teacher, student, and study source and interview to
identified cause of misconception. The data was analyzed by descriptive statistic method
to obtain percentage of the misconceptions in each item. There is six subconcept that
analyzed. The result of this research showed that percentage misconceptions of students
average to learning of chemical bond is 11,29 % and low category. Percentage
misconceptions of students to element preference to stable is 18,52%; draw of Lewis
structure is 9,26%; formation of ion bond is 11,11%; formation of covalent bond is 15,00
%; formation of covalent coordination is 13,89%. The result research show that
misconception causes by, 1) teacher not give detailed explanation and 2) student is
praconception is wrong.

Keywords: Misconceptions,Chemical Bond,Two-tier Multiple Choice

PENDAHULUAN Apabila konsep awal yang diketahui


itu salah maka konsep-konsep
Kimia merupakan salah satu selanjutnya akan salah. Kesulitan
ilmu pengetahuan yang dipelajari di memahami konsep memungkinkan
tingkat Sekolah Menengah Pertama siswa mengalami miskonsepsi (Duit
(SMP) dalam bentuk IPA Terpadu. dan Treagust, 1995).
Bagi sebagian siswa mata pelajaran
kimia dianggap sulit karena banyak Pemahaman yang kompleks
mengandung konsep-konsep yang membutuhkan daya nalar yang tinggi
bersifat abstrak dan membutuhkan untuk memecahkan masalah-masalah
pemahaman konsep yang mendalam. dalam konsep kimia.

61
(Received: Maret-2022; Reviewed: April-2022; Accepted: April-2022; Published: April-2022) ©2022 – ChemEdu Jurusan Kimia FMIPA
Universitas Negeri Makassar. Ini adalah artikel dengan akses terbuka dibawah lisensi CC BY-NC-4.0 (https://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0/)
Tutiana et.al., / Analisis Miskonsepsi Siswa Kelas X.3 SMAN 1 Belopa pada Materi Pokok Ikatan KimiA

Untuk memecahkan masalah- oleh karena itu mereka sedikit


masalah tersebut, siswa terkadang melihat nilai dalam konsep- konsep
membuat penafsiran sendiri terhadap ilmiah berdasarkan konsep yang
suatu konsep yang dipelajarinya. telah ada pada diri mereka.
Namun demikian, hasil penafsiran Nakhleh, Mary (1992)
terkadang tidak sesuai atau bahkan mendefinisikan konsep sebagai suatu
bertentangan dengan konsep yang set proposisi yang berfungsi untuk
telah disepakati para ahli. Timbulnya arti suatu topik khusus. Konsep
ketidaksesuaian tersebut berdampak tersusun atas pernyataan deklaratif
pada munculnya kesalahan dalam (proposisi) sederhana yang saling
pemahaman yang dikenal dengan berkaitan yang menggambarkan
istilah miskonsepsi. bangunan pengetahuan yang dimiliki
siswa tentang suatu konsep,
Miskonsepsi merupakan misalnya, konsep inti atom tersusun
pemahaman seseorang terhadap atas proposisi-proposisi: setiap atom
suatu konsep yang tidak konsisten memiliki inti, di dalam inti terdapat
dan yang tidak sesuai dengan proton dan neutron, massa atom
konsepsi para ahli pada konsep terpusat di inti, dan sebagainya.
tersebut (Tekkaya, 2002). Suparno Miskonsepsi merupakan
(2005) menyatakan bahwa suatu penyimpangan atau kesalahan
miskonsepsi (salah konsep) adalah konsep yang sulit untuk diubah dan
konsep yang tidak sesuai dengan akan dibawa dalam jangka waktu
pengertian ilmiah atau pengertian yang lama, artinya jika miskonsepsi
yang diterima oleh pakar dalam telah dialami oleh siswa, maka
bidang itu. miskonsepsi tersebut akan terus
Miskonsepsi juga dapat berlanjut dan akan berpengaruh
disebabkan oleh guru. Guru selama terhadap siswa dalam membentuk
ini lebih banyak memberi ceramah konsep baru. Sebelum miskonsepsi
tanpa ada variasi dan kurang dapat diperbaiki, yang perlu
memberi pemahaman konsep secara dilakukan adalah identifikasi
mendalam terhadap materi yang mengenai miskonsepsi tersebut. (Van
diajarkan sehingga informasi yang den Berg, 1991).
diberikan menjadi kurang bermakna Ada enam hal yang menjadi
(Suparno,2005). penyebab miskonsepsi yaitu siswa,
Pada dasarnya tingkat guru, buku teks, konteks, dan metode
kemampuan kognitif setiap siswa mengajar. Adapun miskonsepsi yang
berbeda-beda. Siswa yang sudah disebabkan oleh siswa antara lain
memperoleh pengetahuan dari luar (Suparno,2005):1)Pemikiran asosiatif
atau dari pengalamannya akan siswa, 2) Pemikiran humanistik, 3)
membawa pengetahuan itu ke dalam Reasoning yang tidak lengkap, 4)
kelas. Duit dan Treagust (1995) juga Intuisi yang salah, 5) Kemampuan
menyatakan bahwa siswa puas siswa, 6) Minat siswa terhadap IPA.
dengan konsepsi mereka sendiri dan

62
Jurnal ChemEdu Vo/. 3 No. 1, April 2022, 61 – 71
Tutiana et.al., / Analisis Miskonsepsi Siswa Kelas X.3 SMAN 1 Belopa pada Materi Pokok Ikatan KimiA

Dalam tes diagnostik pilihan bertingkat (two-tier multiple choice)


ganda dua tingkat (two tier multiple dan tes wawancara dan observasi.
choice), pada tingkat pertama berisi
pertanyaan dengan berbagai pilihan A. Tes Diagnostik Pilihan Ganda
jawaban, bagian kedua berisi pilihan Bertingkat
alasan-alasan yang mengacu pada 1. Instrumen ini merupakan soal
pilihan jawaban pada tahap pertama pilihan ganda yang terdiri dari dua
(Tan, 2005). Alasan pada tingkat tingkat
kedua terdiri atas pilihan alasan yang 2. Tingkat pertama berisi sebuah
benar dan beberapa alasan yang pernyataan dan pilihan
mengandung pemahaman yang tidak jawabannya terdiri dari dua
lengkap, yang didapat dari pilihan yaitu benar atau salah
identifikasi awal terhadap siswa. 3. Tingkat kedua disediakan empat
Alasan didapat dari pertanyaan pilihan alasan memilih jawaban
dengan alasan terbuka dan beberapa pada pernyataan tingkat pertama
informasi yang didapat dari literatur Ada lima kemungkinan pola
dan wawancara. Untuk penilaian, jawaban peserta didik terhadap tes
siswa hanya akan dianggap tipe ini, yaitu:
menjawab benar jika memilih a. Memilih jawaban tanpa alasan
jawaban yang benar pada tingkat b. Jawaban dan alasan salah atau
pertama dan alasan yang benar pada jawaban dan alasan tidak
tingkat kedua. (Treagust, 2006). dipilih/diisi
c. Jawaban salah tetapi alasan benar
METODE PENELITIAN d. Jawaban benar tetapi alasan salah
e. Jawaban dan alasan benar.
Penelitian ini merupakan Dengan mengacu pada
penelitian analisis deskriptif untuk kategori tingkat pemahaman yang
mengidentifikasi miskonsepsi dan dikemukakan oleh Abraham (1992),
faktor-faktor penyebab miskonsepsi. maka pola nomor (a) berarti peserta
Fokus penelitian ini adalah didik memahami sebagian tanpa
menentukan miskonsepsi dan faktor- miskonsepsi (jika jawaban benar)
faktor penyebab miskonsepsi yang atau tidak memahami (jika jawaban
dialami siswa kelas X.3 SMA Negeri salah); pola nomor (b) berarti peserta
1 Belopa Kabupaten Luwu tahun didik tidak memahami; pola nomor
pelajaran 2015/2016 berjumlah 36 (c) dan (d) berarti peserta didik
siswa dalam mempelajari materi mengalami miskonsepsi; pola nomor
pokok ikatan kimia. (e) berarti peserta didik memahami
Teknik pengumpulan data konsep dengan benar.
pada penelitian ini diperoleh dari
(skor) yang diperoleh siswa setelah
B. Wawancara (non tes)
mengerjakan instrumen penelitian Wawancara dibuat berdasarkan
berupa tes diagnostik pilihan ganda jawaban para siswa yang mengalami
miskonsepsi.

63
Jurnal ChemEdu Vo/. 3 No. 1, April 2022, 61 – 71
Tutiana et.al., / Analisis Miskonsepsi Siswa Kelas X.3 SMAN 1 Belopa pada Materi Pokok Ikatan KimiA

mengidentifikasi faktor-faktor
penyebab miskonsepsi siswa.
C. Observasi
Data yang diperoleh dari
Lembar observasi dibuat
hasil tes penelitian ini selanjutnya
untuk mengidentifikasi faktor-faktor
dianalisis dengan menggunakan
penyebab miskonsepsi. Lembar
statistik deskriptif berdasarkan
observasi berisi indikator-indikator
persentase dengan menggunakan
yang digunakan sebagai acuan dalam
rumus sebagai berikut:

Kategori Persentase tingkat miskonsepsi choice) yaitu nilai tertinggi sebesar


dapat dikelompokkan sebagai berikut: 85 dan nilai terendah sebesar 45. Dan
Tabel 1. Kategori Tingkat Miskonsepsi
sampel yang digunakan berjumlah 36
siswa.
Persentase Kategori Dari hasil tes pilihan ganda
0 - 30% Rendah bertingkat (two-tier test multiple
31 - 60% Sedang
choice) pada lampiran 8, diperoleh
61% - 100% Tinggi
persentase rata-rata tingkat
pemahaman siswa sebesar 59,13%,
HASIL DAN PEMBAHASAN miskonsepsi sebesar 11,29% dan
tidak paham sebesar 30,77%.
A. Hasil Penelitian
Adapun penjabaran dari setiap sub
Pada penelitian ini,
konsep pada materi ikatan kimia
diperoleh hasil dari tes pilhan ganda
dapat dilihat pada Tabel 2.
bertingkat (two-tier test multiple

Tabel 2. Tingkat Pemahaman dan Miskonsepsi yang Dialami Siswa Kelas X.3 SMAN 1
Belopa pada Materi Pokok Ikatan Kimia pada Setiap Sub Konsep

Kategori
No Sub Konsep Tidak Miskonsepsi
Paham (%)
paham(%) (%)
Kecenderungan suatu unsur
1 13,89 18,52 76,85
untuk mencapai kestabilan
Menggambarkan struktur
Lewis unsur gas mulia
2 16,07 9,26 74,07
(duplet dan oktet) maupun
unsur bukan gas mulia
Proses terbentuknya ikatan
3 22,68 11,11 65,27
ion beserta sifat-sifatnya
4 Proses terbentuknya ikatan 21,66 15,00 62,22

64
Jurnal ChemEdu Vo/. 3 No. 1, April 2022, 61 – 71
Tutiana et.al., / Analisis Miskonsepsi Siswa Kelas X.3 SMAN 1 Belopa pada Materi Pokok Ikatan KimiA

kovalen tunggal, rangkap dua


dan rangkap tiga
Proses terbentuknya ikatan
5 37,5 13,89 48,61
kovalen koordinasi
Proses terbentuknya ikatan
6 72,22 - 27,78
logam dan sifat-sifatnya
Rata-rata 30,67 11,29 59,13

Dari penjabaran untuk kelas X.3 SMAN 1 Belopa pada


setiap sub konsep pada materi ikatan materi pokok ikatan kimia dapat
kimia pada Tabel 2, maka jenis-jenis dilihat pada Tabel 3.
miskonsepsi yang dialami siswa

Tabel 3. Jenis-Jenis Miskonsepsi yang Dialami Siswa kelas X.3 SMAN 1


Belopa pada Materi Pokok Ikatan Kimia

No Sub Konsep Jenis Miskonsepsi Konsep yang Benar


Unsur Ca yang membentuk Unsur Ca yang membentuk
ion positif yaitu Ca2+ ion positif menjadi Ca2+
cenderung menerima dua cenderung melepaskan dua
Kecenderungan suatu
elektron elektron
1 unsur untuk mencapai
Unsur yang memiliki lima
kestabilan Unsur yang memiliki lima
elektron valensi cenderung
elektron valensi cenderung
menerima tiga elektron untuk
melepaskan lima elektron
mencapai kestabilan
Menggambarkan
struktur Lewis unsur Unsur yang memiliki dua Unsur yang memiliki dua
2 gas mulia (duplet dan elektron valensi akan elektron valensi akan
oktet) maupun unsur menerima enam elektron melepaskan dua elektron
bukan gas mulia
Ikatan ion terjadi antara atom-
atom yang cenderung melepas
Unsur V dengan nomor atom elektron dan cenderung
Proses terbentuknya
19 akan membentuk ikatan mengikat elektron
3 ikatan ion beserta
kovalen dengan unsur W yang 19V : 2 8 8 1 cenderung
sifat-sifatnya
memiliki nomor atom 17 melepaskan 1 elektron
17W : 2 8 7 cenderung
menerima 1 elektron
Proses terbentuknya
NH3 merupakan ikatan
ikatan kovalen Molekul NH3 memiliki ikatan
4 kovalen tunggal
tunggal, rangkap dua rangkap
dan rangkap tiga
Ikatan kovalen koordinasi
Ikatan kovalen koordinasi terjadi elektron hanya berasal
Proses terbentuknya
pada NH3BF3 terjadi apabila dari salah satu unsur.
5 ikatan kovalen
pemakaian elektron bersama Misalnya pada NH3BF3, unsur
koordinasi
antara unsur N dan unsur B B akan mengikat dua elektron
dari unsur N

65
Jurnal ChemEdu Vo/. 3 No. 1, April 2022, 61 – 71
Tutiana et.al., / Analisis Miskonsepsi Siswa Kelas X.3 SMAN 1 Belopa pada Materi Pokok Ikatan KimiA

Berdasarkan hasil observasi konsep kecenderungan suatu unsur


pada saat proses pembelajaran, untuk mencapai kestabilan terdiri
diperoleh bahwa penyebab dari 3 item. Pada item 1, tidak
miskonsepsi pada siswa kelas X.3 ditemukan siswa yang mengalami
SMAN 1 Belopa adalah guru dan miskonsepsi sehingga persentasi
siswa. Penyebab miskonsepsi dari miskonsepsinya sebesar 0%. Pada
guru adalah guru tidak memberikan item 2, siswa yang mengalami
penjelasan secara detail pada suatu miskonsepsi sebanyak 15 siswa
konsep. Dan siswa memiliki dengan persentasi sebesar 41,67%.
prakonsepsi yang salah. Pada umumnya siswa
mengalami miskonsepsi dengan pola
jawaban nomor 3 yaitu jawaban
B. Pembahasan salah tetapi alasannya benar.
1. Jenis-Jenis Miskonsepsi yang Miskonsepsi yang ditemukan pada
Dialami Siswa Kelas X.3 SMAN item ini adalah siswa berpendapat
1 Belopa bahwa unsur Ca yang membentuk
Dari Tabel 2, diperoleh rata- ion positif yaitu Ca2+ akan menerima
rata persentase miskonsepsi siswa dua elektron. Padahal konsep yang
kelas X.3 SMAN 1 Belopa sebesar sebenarnya adalah unsur Ca yang
11,29 % khususnya dalam membentuk ion positif Ca2+ akan
menyelesaikan soal-soal pada materi melepaskan dua elektron untuk
pokok ikatan kimia. Berdasarkan mencapai kestabilan (Gillis,2001).
Tabel 1, persentase ini termasuk Dari hasil wawancara, siswa
kategori rendah yang menunjukkan menyatakan bahwa “unsur Ca yang
bahwa materi pokok ikatan kimia memiliki konfigurasi elektron 2 8 8 2
sesungguhnya bukan materi yang akan melepaskan dua elektron untuk
sulit dan menyebabkan miskonsepsi mencapai kestabilan. Dan ketika
pada siswa. membentuk ion positif menjadi Ca2+
maka cenderung menerima dua
a. Kecenderungan suatu unsur elektron”. Hal tersebut menunjukkan
untuk mencapai kestabilan bahwa ada sebagian siswa yang
Hasil analisis data tes yang memiliki prakonsepsi yang salah
dituangkan pada Tabel 2 terlihat bahwa ketika suatu unsur
persentase miskonsepsi siswa akan membentuk ion positif maka
pemahaman kecenderungan suatu cenderung menerima elektron.
unsur untuk mencapai kestabilan Pada item 3, siswa yang
sebesar 18,52 % dan termasuk mengalami miskonsepsi sebanyak 5
kategori rendah. Persentase tidak siswa dengan persentasi sebesar
paham sebesar 13,89%, dan tingkat 13,89%. Siswa mengalami
pemahaman sebesar 76,85%. miskonsepsi dengan pola jawaban
Menganalisis kesalahpahaman nomor 4 yaitu jawaban benar tetapi
konsep siswa pada pemahaman alasannya salah. Kebanyakan siswa

66
Jurnal ChemEdu Vo/. 3 No. 1, April 2022, 61 – 71
Tutiana et.al., / Analisis Miskonsepsi Siswa Kelas X.3 SMAN 1 Belopa pada Materi Pokok Ikatan KimiA

beranggapan bahwa unsur yang dari gambar struktur lewis memiliki


memiliki lima elektron valensi akan konfigurasi elektron 2 8 2. Unsur
melepaskan lima elektron untuk tersebut memiliki dua elektron
mencapai kestabilan. Padahal konsep valensi sehingga akan melepaskan
yang sebenarnya adalah unsur yang dua elektron untuk menjadi stabil.
memiliki lima elektron valensi Berdasarkan hasil
cenderung menerima tiga elektron wawancara siswa mengemukakan
untuk menjadi stabil (Gillis,2001). bahwa “unsur tesebut memiliki dua
Dari hasil wawancara siswa elektron valensi sehingga cenderung
mengemukakan bahwa “unsur yang menerima enam elektron untuk
memiliki konfigurasi elektron 2 8 8 5 menjadi delapan sesuai dengan
akan melepaskan lima elektron kaidah oktet sehingga dia akan
valensinya untuk menjadi stabil”. stabil”. Hal tersebut menunjukkan
Siswa sering salah memahami siswa memiliki prakonsepsi yang
apakah unsur tersebut harus salah bahwa untuk menjadi stabil,
melepaskan atau menerima elektron unsur tersebut harus mempunyai
untuk menjadi stabil. delapan elektron valensi tetapi tidak
melihat jumlah elektron valensinya,
b. Menggambarkan struktur apakah unsur tersebut harus
Lewis unsur gas mulia (duplet menerima atau melepaskan elektron.
dan oktet) maupun unsur
bukan gas mulia c. Proses terbentuknya ikatan ion
Analisis data hasil tes yang beserta sifat-sifatnya
dituangkan pada Tabel 3 terlihat Dari hasil penelitian
persentase miskonsepsi siswa akan diperoleh persentasi miskonsepsi
kemampuan siswa dalam terhadap konsep pembentukan ikatan
menggambarkan struktur Lewis ion suatu unsur sebesar 11,11%
unsur gas mulia dan bukan gas mulia termasuk kategori rendah. Persentasi
sebesar 9,26 % dan termasuk tidak paham sebesar 22,68% dan
kategori rendah. Tingkat pemahaman tingkat pemahaman sebesar 65,27%.
siswa sebesar 74,07% dan tidak Miskonsepsi yang
paham sebesar 16,07%. ditemukan pada konsep ini adalah
Menganalisis kemampuan unsur V dengan nomor atom 19 akan
siswa dalam menggambarkan membentuk ikatan kovalen dengan
struktur Lewis terdiri dari 3 item. unsur W yang memiliki nomor atom
Miskonsepsi yang ditemukan pada 17. Padahal konsep yang sebenarnya
konsep ini adalah kebanyakan siswa adalah unsur 19V akan berikatan ion
berpendapat bahwa unsur yang dengan 17W dengan membentuk V+
memiliki dua elektron valensi akan dan W- . Unsur V memiliki
menerima enam elektron. konfigurasi elektron 2 8 8 1 sehingga
Persentasinya sebesar 11,11%. cenderung melepaskan satu elektron
Padahal unsur tersebut jika dilihat untuk menjadi stabil. Dan unsur W

67
Jurnal ChemEdu Vo/. 3 No. 1, April 2022, 61 – 71
Tutiana et.al., / Analisis Miskonsepsi Siswa Kelas X.3 SMAN 1 Belopa pada Materi Pokok Ikatan KimiA

memiliki konfigurasi elektron 2 8 7 sehingga cenderung menerima tiga


sehingga cenderung menerima satu elektron sehingga terjadi pemakaian
elektron dari W. Unsur V akan tiga elektron secara bersama”.
membentuk ion positif V+ dan unsur
W akan membentuk ion negatif W- e. Proses terbentuknya ikatan
(Chang,2004). kovalen koordinasi
Berdasarkan hasil Pada sub konsep ini,
wawancara banyak siswa yang persentasi miskonsepsi sebesar
mengemukakan bahwa “ikatan yang 13,89% termasuk kategori rendah.
terjadi antara unsur V dan W adalah Tingkat pemahaman siswa sebesar
kovalen karena terjadi pemakaian 48,61%. Menganalisis pemahaman
satu elektron secara bersama”. siswa pada proses terbentuknya
ikatan kovalen koordinasi pada item
d. Proses terbentuknya ikatan 17 dan 19. Pada sub konsep ini
kovalen tunggal, rangkap dua ditemukan miskonsepsi bahwa ikatan
dan rangkap tiga kovalen koordinasi terjadi apabila
Secara keseluruhan siswa pemakaian elektron secara bersama.
yang mengalami miskonsepsi pada Contohnya pada item 17, banyak
sub konsep ini sebesar 15,00% siswa yang memilih pilihan jawaban
termasuk dalam kategori rendah. bahwa pada senyawa NH3BF3 terjadi
Persentasi tidak paham sebesar pemakaian elektron secara bersama.
21,66% dan tingkat pemahaman Namun banyak siswa tidak dapat
sebesar 62,22%. menjelaskan struktur Lewis NH3BF3.
Pada konsep ini ditemukan Dari hasil wawancara siswa
miskonsepsi sebesar 15 %. mengemukakan bahwa “ikatan
Miskonsepsi yang ditemukan adalah kovalen koordinasi pada NH3BF3
kebanyakan siswa berpendapat terjadi karena adanya pemakaian
bahwa molekul NH3 memiliki ikatan elektron secara bersama”. Dan pada
rangkap. Jawaban sebenarnya adalah konsep ini, banyak siswa yang tidak
NH3 merupakan ikatan kovalen paham. Persentasinya sebesar 37,5%.
tunggal (Gillis,2004). Unsur Hal ini dilihat dari banyaknya siswa
Nitrogen akan mengikat masing- yang bertanya kepada guru. Selain
masing satu elektron dari 3 atom H. itu, banyak siswa yang tidak memilih
Sehingga terjadi pemakaian satu jawaban dan alasan (jawaban
elektron secara bersama. kosong).
Berdasarkan hasil wawancara, siswa
menyatakan bahwa “pada NH3 f. Proses terbentuknya ikatan
terdapat tiga unsur H sehingga logam dan sifat-sifatnya
mengalami ikatan kovalen rangkap Logam yang terdiri dari ion-
tiga”. Ada juga siswa yang ion positif logam tersusun secara
mengatakan bahwa “unsur N teratur di dalam lautan elektron.
memiliki lima elektron valensi Lautan elektron tersebut merupakan

68
Jurnal ChemEdu Vo/. 3 No. 1, April 2022, 61 – 71
Tutiana et.al., / Analisis Miskonsepsi Siswa Kelas X.3 SMAN 1 Belopa pada Materi Pokok Ikatan KimiA

elektron-elektron valensi dari melepaskan atau menerima elektron


masing-masing atom yang saling atau menggunakan elektron bersama.
tumpang tindih. Masing-masing Pembentukan ion positif dan ion
elektron valensi dapat bergerak negatif bergantung pada elektron
bebas mengelilingi ion positif. Pada valensi unsur tersebut.
konsep ini tidak ditemukan adanya Namun guru tidak
miskonsepsi karena banyak siswa menjelaskan secara mendetail
tidak paham, persentasenya sebesar sehingga banyak siswa yang
72,22%. Hal ini ditunjukkan dengan membuat penafsiran sendiri,
banyaknya siswa yang tidak misalnya pada konsep menerima dan
menjawab (jawaban kosong) atau melepaskan elektron. Guru tidak
jawabannya salah. Hal ini menjelaskan bahwa apabila suatu
menunjukkan bahwa siswa unsur memiliki elektron valensi lebih
mengalami kesulitan dalam dari empat cenderung akan
memahami konsep ikatan logam menerima elektron. Padahal dalam
yaitu proses pembentukan ikatan buku paket yang digunakan telah
logam dan sifat-sifat ikatan logam. dijelaskan cara unsur untuk
mencapai kestabilan dengan melepas
atau menerima elektron. Sehingga
2. Hasil Observasi terhadap Guru, banyak siswa yang berpendapat
Siswa, dan Buku yang bahwa unsur yang memiliki lima
Digunakan untuk elektron valensi akan melepaskan
Mengidentifikasi Faktor lima elektron tersebut untuk stabil.
Penyebab Miskonsepsi Selain itu, ada siswa yang
Berdasarkan hasil observasi mengemukakan bahwa unsur yang
dalam proses pembelajaran, di awal memiliki dua elektron valensi akan
pembelajaran, guru melakukan menerima enam elektron untuk
apersepsi atau pengulangan materi stabil. Hal ini disebabkan karena
sebelumnya misalnya ketika akan siswa memiliki prakonsepsi yang
memulai pembelajaran ikatan kimia salah bahwa untuk menjadi stabil,
yaitu kecenderungan unsur untuk unsur tersebut harus mempunyai
mencapai kestabilan. Terlebih dahulu delapan elektron valensi sesuai
guru memberikan pengingatan dengan kaidah oktet. Sehingga unsur
tentang materi konfigurasi elektron yang memiliki dua elektron valensi
dan elektron valensi karena materi cenderung akan menerima enam
kestabilan sangat erat hubungannya elektron.
dengan elektron valensi. Suatu unsur Pada konsep ikatan kovalen
akan stabil jika memenuhi kaidah koordinasi dan ikatan logam, banyak
oktet dan duplet. Unsur-unsur yang siswa yang tidak paham dengan
stabil akan berusaha mencapai konsep ini. Hal ini terlihat dari
kestabilan seperti unsur-unsur gas banyaknya siswa yang bertanya pada
mulia. Caranya adalah dengan proses pembelajaran. Persentase

69
Jurnal ChemEdu Vo/. 3 No. 1, April 2022, 61 – 71
Tutiana et.al., / Analisis Miskonsepsi Siswa Kelas X.3 SMAN 1 Belopa pada Materi Pokok Ikatan KimiA

tidak paham siswa terhadap konsep meningkatkan hasil belajar siswa,


ini juga tinggi yaitu 37,5% dan antara lain : Hendaknya guru kimia
72,22%. Dan banyak siswa yang dalam mengajarkan konsep ikatan
tidak menjawab soal (jawaban kimia memilih model dan metode
kosong). Guru kurang memberikan yang cocok untuk pembelajaran ini.
latihan pada konsep ikatan kovalen Hendaknya guru bidang studi
koordinasi. Guru hanya memberikan memberikan penjelasan dan
satu contoh ikatan kovalen penekanan pada bagian sub konsep
koordinasi yaitu SO3 sehingga yang kurang dikuasai atau sulit
banyak siswa merasa kesulitan dipahami oleh siswa. Dan diharapkan
memahami konsep ini. Begitu juga kepada peneliti selanjutnya agar
dengan konsep ikatan logam, banyak menyelidiki hal-hal lain yang belum
siswa yang merasa jenuh dengan terungkap khususnya dalam
materi ini karena hanya menjelaskan menganalisis miskonsepsi siswa.
teori. Banyak siswa yang mengalami
kesulitan dalam konsep ini. DAFTAR PUSTAKA
KESIMPULAN DAN SARAN
Abraham, M.R., Grzybowski, E.B.,
A. Kesimpulan
Renner, J. & Marek, E.A.
Berdasarkan hasil penelitian 1992. Understanding and
dan pembahasan, maka dapat Misunderstanding of Eight
disimpulkan miskonsepsi yang Grades of Five Chemistry
dialami siswa kelas X.3 SMAN 1 Concept in Text Book. Journal
Belopa terjadi pada konsep of Research in Science
kecenderungan suatu unsur untuk Teaching. 29(12)
mencapai kestabilan, proses
Berg, V.D.E. 1991. Miskonsepsi Fisika
terbentuknya ikatan ion, ikatan dan Remediasi.
kovalen tunggal,rangkap Salatiga:Universitas Kristen
dua,rangkap tiga dan kovalen Satya Wacana.
koordinasi. Miskonsepsi yang
dialami siswa kelas X.3 pada semua Chang, Raymond.2004. Kimia Dasar
sub konsep memiliki rata-rata Konsep-Konsep Inti Edisi
Ketiga Jilid 1.
sebesar 11,29% dan dikategorikan
Jakarta:Erlangga
rendah. Penyebab miskonsepsi yang
dialami siswa kelas X.3 SMAN 1 Duit, R and Treagust, D.F. 1995.
Belopa pada materi pokok ikatan Students’ Conceptions and
kimia bersumber dari siswa dan Constructivist Teaching
guru. Approaches. Chicago: The
B. Saran National Society for the Study
of Education.
Berdasarkan hasil penelitian
dan pembahasan yang telah Gillis. David. 2001. Prinsip-Prinsip
diuraikan, maka penulis Kimia Modern Edisi Keempat
menyarankan beberapa hal guna Jilid 1. Jakarta: Erlangga.

70
Jurnal ChemEdu Vo/. 3 No. 1, April 2022, 61 – 71
Tutiana et.al., / Analisis Miskonsepsi Siswa Kelas X.3 SMAN 1 Belopa pada Materi Pokok Ikatan KimiA

Nakhleh, M. 1992. Why Some Students


Don't Learn Chemistry.
Journal of Chemical
Education. 3(69).

Suparno, Paul 2005. Miskonsepsi dan


Perubahan Konsep dalam
Pendidikan Fisika. Jakarta:
PT.Grasindo.

Tekkaya, Ceren. 2002. Misconceptions


as Barrier to Uderstanding
Biology. Journal of Hacattepe
Universitesi Egitim Fakultasi
Dergisi, Vol.23.

Tan, K.D., dkk. 2005. The Ionization


Energy Diagnostic Instrument:
a Two-Tier Multiple Choice
Instrument to Determine High
School Students’
Understanding of Ionization
Energy. Chemistry Education
Research and Practise, 6(4),
180-197

Treagust, D.F. 2006. Diagnostic


Assessment in Science as a
Means to Improving Teaching,
Learning and Retention.
Journal of Science and
Mathematics Education
Centre, Curtin University of
Technology, Australia.
D.F.Treagust@curtin.edu.au

71
Jurnal ChemEdu Vo/. 3 No. 1, April 2022, 61 – 71

You might also like