You are on page 1of 10

Jurnal EKSPONENSIAL Volume 12, Nomor 1, Mei 2021 ISSN 2085-7829

Upaya Pencegahan Pencemaran Air Sungai Mahakam


melalui Pemodelan Geographically Weighted Logistic Regression pada Data BOD
Pollute Prevention of The Mahakam River Water using Geographically Weighted
Logistic Regression Model on the BOD Data

Ulfah Resti Inayah1 , Suyitno2 , Meiliyani Siringoringo3


1,2
Laboratorium Statistika Terapan FMIPA Universitas Mulawarman
3
Laboratorium Statistika Komputasi FMIPA Universitas Mulawarman
E-mail: ulfahrestiinayah12@gmail.com
Abstract
Since the early years, Mahakam River has important roles in supporting human needs in East
Kalimantan province. Activities around Mahakam watershed such as restaurants, fishery, and industries
were in the potential of generating waste around the flow area. The waste consisted of domestic and
nondomestic waste. The waste was a threat to the Mahakam River water quality. Water pollution around
the Mahakam River was a threat to public health, and therefore, there’s a need for precaution. On e of the
precautions is to give the public information regarding the factors that influence the chances of polluted
water in the Mahakam River increased through logistic regression modeling. One way to detect water
pollution is to indicate by using Biochemical Oxygen Demand (BOD). BOD data was suspected spatial,
therefore the appropriate statistical modeling is Geographically Weighted Logistic Regression (GWLR).
GWLR is a regression model that developed from a logistic regression in which parameter estimation is
done locally at every observation location. The purpose of the research is to determine the GWLR model on
the BOD data of Mahakam River and to find out the factors that influence water pollution at 27 observation
points along with the Mahakam River flow. The parameter estimation method is the Maximum Likelihood
Estimation (MLE). The spatial weighting is calculated by using the Adaptive Bisquare weighting function
and the optimum bandwidth is determined by using Generalized Cross-Validation (GCV) criteria. Research
shows that the closed-form of the Maximum Likelihood estimator can’t be obtained analytically and the
approximation is obtained by using Newton-Raphson (N-R) iterative method. Based on parameter testing of
the GWLR model result, it was concluded that the factors were influences the probability of Mahakam River
water were polluted based on the BOD indicator was locally and different in each 27 observation locations.
The factors that influence locally were water temperature, acidity, Total Dissolved Solids (TDS), ammonia
concentration, and water debit, meanwhile, the factors which influence globally were acidity and TDS.

Keywords: Adaptive Bisquare, BOD, GCV, GWLR, MLE, N-R

Pendahuluan oksigen terlarut yang digunakan oleh


Menurut Hansen, dkk (2017), Sungai mikroorganisme (biasanya bakteri) untuk
Mahakam sejak dulu hingga saat ini memiliki mengurai atau mendekomposisi bahan organik
peranan penting dalam menunjang kebutuhan (Umaly & Cuvin, 1998). Data BOD merupakan
manusia maupun makhluk hidup di sekitarnya data kuantitatif yang dapat dikategorikan dan
khususnya di Provinsi Kalimantan Timur karena diduga merupakan data spasial. Data spasial
digunakan sebagai fungsi ekosistem perairan, adalah adalah jenis data yang mengandung
mencuci, mandi, sumber air minum, memasak, informasi atribut dan informasi lokasi, serta
tempat penampungan air, sarana transportasi, dan terdapat sifat saling ketergantungan antara lokasi
lain-lain. Aktivitas di sekitar aliran sungai seperti dan data.
industri (pabrik), peternakan, perikanan Data BOD diduga merupakan data spasial
berpotensi menghasilkan limbah domestik yang memuat heterogenitas spasial. Menurut
maupun nondomestik. Limbah-limbah yang Fotheringham, dkk (2002), heterogenitas spasial
dihasilkan oleh aktivitas tersebut dapat terjadi akibat adanya perbedaan pengaruh
menjadikan air Sungai Mahakam terancam variabel prediktor terhadap respon antara satu
tercemar, oleh karena itu perlu tindakan wilayah dengan wilayah lainnya. Pemodelan
pencegahan. Salah satu tindakan pencegahan regresi pada data yang memuat heterogenitas
adalah memberikan informasi kepada masyarakat spasial akan menyebabkan nilai estimator yang
mengenai faktor-faktor yang berpengaruh berbeda-beda, sehingga pemodelan yang sesuai
terhadap peluang meningkatnya air Sungai adalah pemodelan yang bersifat lokal. Model
Mahakam tercemar melalui pemodelan statistika. regresi yang melakukan penaksiran parameter
Salah satu cara untuk mendeteksi air sungai secara lokal di setiap lokasi pengamatan adalah
tercemar adalah melalui indikator BOD. BOD model Geographically Weighted Regression
adalah suatu ukuran yang menyatakan jumlah (GWR).

Jurusan Matematika FMIPA Universitas Mulawarman 17


Jurnal EKSPONENSIAL Volume 12, Nomor 1, Mei 2021 ISSN 2085-7829

Penelitian-penelitian sebelumnya tentang


pemodelan GWR menunjukkan bahwa metode Model Regresi Logistik Biner Global
GWR lebih efektif untuk pemodelan regresi pada Model regresi logistik biner global adalah
data spasial dan lebih baik daripada model salah satu model regresi untuk menentukan
regresi global. Penelitian yang dilakukan oleh hubungan antara satu atau lebih variabel
Suyitno, dkk (2016), yaitu Parameter Estimation prediktor yang bersifat kontinu, kategorik, atau
of Geographically Weighted Trivariate Weibull gabungan dari kontinu dan kategorik dengan
Regression (GWTWR) Model menyimpulkan variabel respon yang bersifat dikotomus
bahwa model GWTWR lebih baik daripada (berskala nominal atau ordinal dengan dua
model global berdasarkan nilai GCV. Penelitian kategori) (Agresti, 2002).
yang dilakukan oleh Desriwendi, dkk (2015) Regresi logistik biner global termasuk dalam
mengatakan model lokal atau Geographically model linier umum (Generalized Linear Model)
Weighted Logistic Regression (GWLR) lebih atau GLM. Misalkan Y adalah variabel acak
baik daripada model regresi logistik global dikotomus berskala nominal, yaitu bernilai 1 atau
berdasarkan nilai AIC. 0, dengan y  1 menyatakan hasil percobaan
Ide yang mendasari model GWR adalah sukses dan y  0 menyatakan hasil percobaan
penaksiran parameter yang dilakukan pada setiap gagal. Variabel Y berdistribusi Bernoulli dengan
lokasi pengamatan dan menggunakan pembobot fungsi densitas
spasial. Hal tersebut menyebabkan model GWR
di setiap lokasi pengamatan mempunyai nilai P(Y  y)  f ( y; )   y (1   )1 ; y  0,1, (1)
parameter regresi yang berbeda-beda. Lokasi dengan  adalah parameter. Berdasarkan fungsi
geografis pengamatan dinyatakan dalam densitas pada persamaan (1), diperoleh
koordinat garis lintang (latitude) dan garis bujur
P ( y  1)   dan P ( y  0)  1   . Model umum
(longitude). Semakin dekat suatu lokasi maka
pengaruhnya akan semakin besar, sehingga regresi logistik biner global adalah
diberi nilai pembobot yang lebih besar exp(T xi )
(Fotheringham, dkk., 2002). i  . (2)
1  exp(T xi )
Pemodelan GWR pada data respon
dikotomus yang memuat heterogenitas spasial dengan T  [0 1 ...  p ] dan xi  [1 xi 0 xi1 ... xip ]T .
disebut dengan Geographically Weighted
Logistic Regression (GWLR) (Atkinson, dkk., Penaksiran parameter model regresi logistik
2003). Penaksiran parameter model GWLR biner global dapat menggunakan metode
dilakukan pada setiap lokasi pengamatan dan Maximum Likelihood Estimation (MLE).
menggunakan pembobot spasial. Pembobot Berdasarkan persamaan (1) dan (2), fungsi
spasial ditentukan menggunakan fungsi likelihood didefinisikan oleh
pembobot. Fungsi pembobot merupakan fungsi  n   n 
L()    (1  exp(βT xi )) 1  exp   yi βT xi  , (3)
jarak antar lokasi pengamatan dan tergantung  i 1   i 1 
pada bandwidth atau parameter penghalus. Setiap
lokasi pengamatan bisa memiliki nilai bandwidth Penaksir Maximum Likelihood (ML) model
yang konstan atau berbeda-beda. Nilai bandwidth regresi logistik biner global (2) akan lebih mudah
yang berbeda-beda pada setiap lokasi disebut diperoleh dengan memaksimumkan fungsi log-
bandwidth adaptif. Keunggulan penggunaan likelihood. Penerapan logaritma natural kedua
bandwidth adalah memudahkan penentuan ruas persamaan (3) diperoleh
bandwidth optimum yang menghasilkan model n

terbaik. Salah satu fungsi pembobot dengan (β)   yiβT xi  ln(1  exp(βT xi )), (4)
i 1
bandwidth adaptif adalah fungsi Bisquare. Besar
nilai pembobot spasial tergantung pada Penaksir ML model regresi logistik (2) diperoleh
bandwidth, sehingga pemilihan bandwidth sangat dengan menyelesaikan persamaan
penting. Salah satu metode untuk pemilihan  (β)
bandwidth optimum, yaitu Generalized Cross-  0, (5)
β
Validation (GCV) (Fotheringham, dkk., 2002).
Tujuan penelitian ini adalah untuk dengan ruas kiri dari persamaan (5) dinamakan
memperoleh model GWLR data indikator vektor gradien berdimensi p  1. Vektor gradien
pencemaran air BOD di daerah aliran Sungai dapat dinyatakan dalam perkalian matriks, yaitu
Mahakam, memperoleh faktor-faktor yang
berpengaruh signifikan terhadap pencemaran air g(β) = XT (y  ), (6)
di daerah aliran Sungai Mahakam, dan
di mana    1  2 ...  n  dengan  i diberikan
T
memperoleh interpretasi model GWLR data
indikator pencemaran air BOD di beberapa
oleh persamaan (2), y   y1 y2 ... yn  , dan X
T
daerah aliran Sungai Mahakam.

18 Jurusan Matematika FMIPA Universitas Mulawarman


Jurnal EKSPONENSIAL Volume 12, Nomor 1, Mei 2021 ISSN 2085-7829

adalah matriks data pengamatan berukuran n

n  ( p  1), yaitu ˆ )   ( y ln(ˆ )  ln(1  y )(1  ˆ )),


( (12)
i i i i
i 1
1 x11 x12 x1 p 
1 x x2 p 
x22 dan
X=
21
 
. (7)
(ˆ )  (n1 ln(n1 )  n0 ln(n0 )  n ln(n)), (13)
 
1 xn1 xn 2 xnp 
dengan G ~  p2 . Hipotesis nol ditolak pada taraf
Persamaan likelihood (5) terdiri dari
persamaan-persamaan nonlinier, sehingga solusi signifikansi  jika nilai G   (2 ; p ) atau
eksak (closed-form) untuk mendapatkan penaksir p  value   .
ML model logistik biner tidak dapat ditemukan Pengujian parameter secara parsial
secara analitik. Metode alternatif untuk menggunakan statistik uji Wald. Hasil pengujian
menentukan solusi persamaan likelihood (5) secara parsial digunakan untuk mengetahui
adalah menggunakan metode iteratif Newton- pengaruh setiap variabel prediktor terhadap
Raphson (N-R). Algoritma iteratif N-R variabel respon. Hipotesis uji secara parsial
memerlukan perhitungan vektor gradien dan untuk parameter k dengan nilai k tertentu
matriks Hessian. Matriks Hessian berukuran (k  0,1,2,..., p) adalah
( p  1)  ( p  1) dapat dinyatakan dengan
H 0 : k  0
perkalian matriks, yaitu
H1 : k  0
H() = -XT VX, (8) Statistik uji Wald diberikan oleh
dengan X diberikan oleh persamaan (7) dan ˆk
W . (14)
V merupakan matriks diagonal berukuran n  n Var ( ˆk )
dengan elemen diagonal ke-i adalah
 i (1   i ). Berdasarkan matriks Hessian pada dengan W ~ N (0,1) dan Var (ˆk ) merupakan
persamaan (8), matriks Informasi Fisher dapat elemen diagonal ke-k dari invers matriks
dinyatakan dengan 1 1
Informasi Fisher I(ˆ )     H(ˆ )  , di mana
I(ˆ ) = XT VX
ˆ , (9)
I(ˆ ) diberikan oleh persamaan (9). Daerah kritis
Berdasarkan vektor gradien dan matriks Hessian pada pengujian hipotesis menolak H 0 pada taraf
yang masing-masing diperoleh pada persamaan signifikansi  apabila nilai W  Z atau 
(6) dan (8), maka iterasi N-R dapat dijalankan 2

untuk memperoleh penaksir parameter ̂ dengan p  value   .


algoritma sebagai berikut.
Pendeteksian Multikolinearitas
1
ˆ ( t 1)
 ˆ   H(ˆ )  g(ˆ ).
(t ) (t ) (t )
(10) Menurut Gujarati (2003), multikolinearitas
adalah terjadinya hubungan linier antara variabel
Proses iterasi akan berhenti bila sudah terpenuhi prediktor dalam suatu model regresi linier. Salah
satu cara pendeteksian multikolinearitas adalah
kondisi konvergen, yaitu ˆ (t 1)  ˆ (t )   dengan berdasarkan Variance Inflation Factor (VIF).
 adalah bilangan yang cukup kecil (misal 10
-
Suatu variabel prediktor dikatakan
12
). multikolinearitas, jika nilai VIF variabel tersebut
Pengujian signifikansi parameter model lebih dari 10 (Kutner, dkk., 2005). Nilai VIF
regresi logistik biner global terdiri dari dua dihitung berdasarkan rumus
tahap, yaitu pengujian signifikansi parameter 1
secara simultan dan secara parsial. Pengujian VIFk  . (15)
1  Rk2
pertama dilakukan untuk mengetahui signifikansi
parameter regresi terhadap variabel respon secara dengan Rk2 adalah koefisien determinasi saat
simultan. Hipotesis pengujian simultan adalah X k diregresikan dengan variabel prediktor
H 0 : 1  2  3  ...   p  0
lainnya.
H1 : Minimal terdapat satu
k  0; k  1,2,3,..., p Pengujian Heterogenitas Spasial
Statistik uji diberikan oleh Heterogenitas spasial terjadi akibat adanya
perbedaan pengaruh variabel prediktor terhadap
ˆ )  (ˆ )),
G  2( ( (11) respon antara satu wilayah dengan wilayah
lainnya. Salah satu metode pengujian
di mana ( ˆ ) dan (ˆ ) dihitung berdasarkan heterogenitas spasial adalah metode Glejser.
persamaan (4), yaitu Hipotesis pengujian heterogenitas spasial adalah
(Gujarati, 2003):

Jurusan Matematika FMIPA Universitas Mulawarman 19


Jurnal EKSPONENSIAL Volume 12, Nomor 1, Mei 2021 ISSN 2085-7829

H0 : 12   22  ...   n2   2 (GCV), di mana bandwidth optimum akan


(Tidak terdapat heterogenitas spasial) diperoleh saat nilai GCV minimum. Nilai GCV
H1 : Minimal terdapat satu  i2   2 ; i  1,2,..., n
diperoleh dengan rumus sebagai berikut
(Fotheringham, dkk., 2002):
(Terdapat heterogenitas spasial) n

Statistik uji diberikan oleh n[ yi  yˆi (bi )]2


GCV  i 1
,
(19)
(ˆ T XT e  ne 2 ) p ( n  v)
F3  T . (16)
(e e  ˆ T XT e) ( n  p  1)
dengan yˆi (bi ) adalah taksiran dari yi yang
dengan ̂ adalah vektor penaksir parameter menggunakan bandwidth (bi ) dan v  tr(S).
model regresi auxiliary, e adalah vektor nilai Matriks S diberikan oleh
mutlak regresi logistik biner global berdimensi
 x1T ( XT W (u1 , v1 ) V (u1 , v1 ) X) 1 XT W(u1 , v1 ) V (u1 , v1 ) 
n dengan elemen e  | eˆ1 | | eˆ2 | ... | eˆn | , dan
T
 T T 
x ( X W (u2 , v2 ) V (u2 , v2 ) X) 1 XT W (u2 , v2 ) V (u2 , v2 ) 
S=  2 . (20)
X diberikan oleh persamaan (7). Statistik uji  
 T T 1

 x n ( X W (un , vn ) V (un , vn ) X) X W(un , vn ) V (un , vn ) 
T
F3 ~ F( p,( n  p 1)) . Kriteria penolakan adalah menolak
H 0 jika F3  F( ; p ,( n  p 1)) atau p - value   . dengan x1T  1 xi1 xi1 ... xip  , X diberikan oleh
Pembobot Spasial pada Model Geographically persamaan (7), W(ui , vi ) adalah matriks diagonal
Weighted Regression pembobot spasial berukuran n  n untuk
Penaksiran parameter pada model GWR penaksiran parameter model di lokasi ke-i, di
menggunakan pembobot spasial. Pembobot mana elemen diagonal ke-j adalah wij , dan
adalah suatu nilai (ukuran) yang menyatakan V(ui , vi ) merupakan matriks diagonal dengan
seberapa besar pengaruh data di suatu lokasi
pengamatan dengan lokasi pengamatan yang elemen diagonal ke-j adalah  j (ui , vi )(1   j (ui , vi )).
lain. Data-data di lokasi pengamatan yang
berdekatan diberi bobot yang lebih besar karena Pemodelan Geographically Weighted Logistic
akan memberikan pengaruh yang lebih kuat Regression
daripada data-data di lokasi pengamatan yang Model Geographically Weighted Logistic
lebih jauh (Chasco, dkk., 2007). Regression (GWLR) merupakan pengembangan
Pembobot spasial dihitung menggunakan dari model regresi logistik yang diterapkan pada
fungsi pembobot yang bergantung pada jarak data spasial. Misal koordinat lokasi seluruh
antar lokasi pengamatan. Jarak antara lokasi pengamatan diketahui, maka model GWLR pada
(ui , vi ) dengan lokasi (u j , v j ) disimbolkan dengan lokasi pengamatan ke-i adalah
dij dan dihitung dengan menggunakan rumus exp(T (ui , vi )xi )
 (ui , vi )  ; i  1,2,..., n, (21)
jarak Euclidean sebagai berikut (Chasco, dkk., 1  exp(T (ui , vi ) xi )
2007):
Salah satu metode penaksiran parameter
dij  (ui  u j )2  (vi  v j )2 , (17) model GWLR adalah Maximum Likelihood
Estimation (MLE). Misal diberikan n data
Salah satu fungsi pembobot yang digunakan pengamatan variabel prediktor, yaitu
untuk menghitung pembobot spasial adalah xik ; k  1, 2,..., p ; i  1, 2,...,n dan n data pengamatan
fungsi pembobot adaptive bisquare yang
variabel respon dengan yi ~ B(1, (ui , vi )), di mana
diberikan oleh
 (ui , vi ) diberikan oleh persamaan (21) serta
 2 2

1   dij   , untuk b  d mempunyai fungsi kepadatan peluang diberikan
 
wij    bi   i ij
(18) oleh persamaan (1). Berdasarkan persamaan (1)
 
dan (21), fungsi likelihood dengan pembobot
 0, untuk bi  dij
spasial untuk penaksiran parameter GWLR pada
dengan wij menyatakan pembobot spasial yang lokasi ke-i dengan koordinat (ui , vi ) adalah
diberikan kepada data pengamatan lokasi ke-j
 n 
untuk model di lokasi pengamatan ke-i dan bi L( (ui , vi ))     (1  exp(T (ui , vi ) x j ) 1 )  
 j 1
adalah bandwidth untuk penaksiran model GWR  
w
 n 
ij
pada lokasi ke-i.
exp   y jT (ui , vi )x j   ,
Berdasarkan persamaan (18), besarnya nilai 
 j 1  (22)
pembobot spasial tergantung pada bandwidth,
sehingga pemilihan bandwidth sangat penting. Penerapan logaritma natural fungsi likelihood
Salah satu metode untuk menentukan bandwidth pada kedua ruas persamaan (22) menghasilkan
optimum adalah Generalized Cross-Validation fungsi log-likelihood, yaitu

20 Jurusan Matematika FMIPA Universitas Mulawarman


Jurnal EKSPONENSIAL Volume 12, Nomor 1, Mei 2021 ISSN 2085-7829

n
ˆ v
D(
(β(ui , vi ))   wij ( yiT (ui , vi ) x j F2  1
,
ˆ (29)
j 1
D(*  v2
 ln(1  exp( (ui , vi ) x j ))),
T
(23) dengan
Penaksir ML (ˆ (ui , vi )) diperoleh dengan cara
D(ˆ   2( (
ˆ )  (ˆ )), (30)
menurunkan persamaan (23) terhadap
 k (ui , vi ) dengan k  0,1, 2,..., p dan disamakan ˆ)
( dan (ˆ ) masing-masing diberikan oleh
dengan nol, maka diperoleh persamaan (12) dan (13). D(ˆ  berdistribusi
 (β(ui , vi ))  p2 . D(ˆ * ) didefinisikan oleh
 XT W(ui , vi )(y  (ui , vi ))  0. (24)
βk (ui , vi )
D(ˆ * )  2( (
ˆ
GWLR )  ( )),
ˆ (31)
Diketahui persamaan (24) adalah implisit
(tidak closed-form), oleh karena itu untuk di mana
menyelesaikan dan mendapatkan penaksir n

GWLR )   ( yi ln( i (ui , vi )  (1  yi ) ln(1   i (ui , vi )).


ˆ
( ˆ ˆ (32)
parameter model GWLR digunakan pendekatan i 1

numerik. Salah satu pendekatan numerik yang


dapat digunakan adalah metode iterasi N-R. D(ˆ * ) yangdiberikan oleh persamaan (31)
Algoritma iteratif N-R membutuhkan berdistribusi  np2 . Berdasarkan distribusi dari
perhitungan vektor gradien dan matriks Hes sian. persamaan (30) dan (31), statistik uji
Vektor gradien diberikan oleh F2 ~ F( p, np ) . Kriteria pengujian kesesuaian model
g(β(ui , vi ))  XT W(ui , vi )(y  (ui , vi )), (25) adalah menolak H 0 jika F2  F( ;( p, np )) atau
Matriks Hessian adalah matriks turunan parsial p  value   (Fathurahman, dkk., 2016).
orde kedua dari fungsi log-likelihood
(β(ui , vi )) terhadap semua kombinasi komponen- Pengujian Parameter Model Geographically
Weighted Logistic Regression
komponen vektor parameter β(ui , vi ). Matriks Pengujian parameter model GWLR dilakukan
Hessian dapat dinyatakan dengan secara simultan dan secara parsial. Hipotesis
H(β(ui , vi ))  XT W(ui , vi )V(ui , vi ) X,
pengujian secara simultan adalah sebagai berikut.
(26) H 0 : 1 (ui , vi )   2 (ui , vi )  ...   p (ui , vi )  0;
Berdasarkan matriks Hessian (26), matriks i  1, 2,..., n
Informasi Fisher dapat dinyatakan dengan H1 : Minimal terdapat satu k (ui , vi )  0;
I(βˆ (ui , vi ))  XT V
ˆ (u , v ) X,
i i (27) k  1, 2,..., p; i  1, 2,..., n
Statistik uji diberikan oleh
Berdasarkan vektor gradien dan matriks Hessian
yang masing-masing diperoleh pada persamaan  n
G2  2   ( yi ln(ˆi (ui , vi )  (1  yi ) ln(1  ˆi (ui , vi ))
(25) dan (26), maka iterasi N-R dapat dijalankan  i 1
(33)
untuk memperoleh penaksir parameter n

 ( n1i ln( n1i )  n0i ln( n0i )  n ln( n))  ,
β(ui , vi ) dengan algoritma sebagai berikut. i 1 
1 n n
ˆ (t 1) (ui , vi )  ˆ (t ) (ui , vi )   H(ˆ (t ) (ui , vi ))  g(ˆ (t ) (ui , vi )). (28) dengan n1   yi , n0   (1  yi ), dan n adalah
i 1 i 1

Proses iterasi akan berhenti bila sudah terpenuhi jumlah pengamatan keseluruhan. Statistik uji
kondisi konvergen, yaitu ˆ (t 1) (ui , vi )  ˆ (t ) (ui , vi )   G2 ~  v2 , dengan v  tr(S), di mana S adalah
matriks yang diberikan oleh persamaan (20).
dengan  adalah bilangan yang cukup kecil
Kriteria pengujian adalah menolak H 0 jika nilai
(misal 10-12).
G2   (2 , v ) atau p  value   .
Pengujian Kesesuaian Model Regresi Logistik Pengujian parameter secara parsial digunakan
Biner Global dan Model Geographically untuk mengetahui parameter yang berpengaruh
Weighted Logistic Regression secara signifikan terhadap model. Hipotesis uji
Pengujian kesesuaian antara model regresi secara parsial untuk parameter k dengan nilai k
logistik biner global dan model GWLR bertujuan
untuk mengetahui signifikansi dari faktor tertentu (k  0,1,2,..., p) dan i
geografis. Hipotesis pengujiannya adalah sebagai tertentu (i  1,2,..., n) adalah
berikut. H 0 : k (ui , vi )  0
H 0 : k (ui , vi )  k ; k  1, 2,..., p; i  1, 2,..., n (Variabel prediktor X k tidak berpengaruh
H1 : Minimal terdapat satu k (ui , vi )  k terhadap probabilitas air Sungai Mahakam
Statistik uji diberikan oleh tercemar)

Jurusan Matematika FMIPA Universitas Mulawarman 21


Jurnal EKSPONENSIAL Volume 12, Nomor 1, Mei 2021 ISSN 2085-7829

H1 : k (ui , vi )  0 membuat kesadahan air yang bersifat asam,


(Variabel prediktor X k berpengaruh sehingga mengindikasikan kualitas air buruk dan
tidak layak dipergunakan, sedangkan kadar pH
terhadap probabilitas air Sungai Mahakam yang sangat tinggi berarti tingkat kandungan
tercemar) basa kuat, di mana zat-zat yang biasa terlarut di
Statistik uji adalah statistik Wald diberikan oleh dalamnya adalah sisa detergen (Tatangindatu,
ˆk (ui , vi ) dkk., 2013).
Zh  . (34) Kelarutan zat padat dalam air atau disebut
Var ( ˆk (ui , vi ))
dengan TDS adalah terlarutnya zat padat.
Tingginya nilai TDS pada air sungai karena
dengan Zh ~ N (0,1) dan Var (ˆk (ui , vi )) adalah banyaknya masyarakat yang menghasilkan
elemen diagonal ke-k dari invers matriks limbah domestik dan nondomestik, hal tersebut
Informasi Fisher pada lokasi (ui , vi ) yang menyebabkan keadaan air terancam tercemar
diberikan oleh persamaan (27). Kriteria (Hansen, dkk., 2017).
pengujian adalah menolak H0 jika Konsentrasi amonia dalam air berasal dari air
nilai | Z h | Z atau p  value   . seni dan tinja. Konsentrasi amonia yang tinggi
2 mengindikasikan kebutuhan mikroorganisme
terhadap oksigen dalam mengurai bahan organik
Ukuran Kebaikan Model Regresi Logistik semakin besar. Konsentrasi amonia yang tinggi
Biner Global dan Model Geographically
menyebabkan konsentrasi BOD juga semakin
Weighted Logistic Regression meningkat (Tatangindatu, dkk., 2013).
Ukuran kebaikan model regresi logistik biner Debit adalah volume air per satuan waktu.
global maupun GWLR selain GCV yang Dampak yang terjadi apabila debit air tinggi
diberikan oleh persamaan (19) adalah koefisien adalah aliran air sungai akan selalu mengalir
determinasi. Koefisien determinasi dihitung dengan lancar membawa bahan-bahan organik
menggunakan Pseudo R 2 atau R 2 McFadden’s yang berada di perairan, hal ini menyebabkan
2
( RMF ), yaitu sampah tidak akan menumpuk. Bahan-bahan
(ˆ organik yang tidak menumpuk akan membuat
GWLR )
2
RMF 1 . (35) mikroorganisme dalam mengurai bahan organik
(ˆ GWLR )
tidak banyak membutuhkan oksigen, sehingga
Suatu model dikatakan lebih baik apabila hal ini memengaruhi nilai BOD yang dibutuhkan
2
memiliki nilai GCV terkecil dan nilai RMF paling hanya sedikit (Barid & Yakob, 2007).
besar jika dibandingkan dengan model lainnya. Hasil Penelitian dan Pembahasan
Data penelitian ini adalah data sekunder yang
Biochemical Oxygen Demand diperoleh dari Dinas Lingkungan Hidup Provinsi
BOD adalah suatu ukuran yang menyatakan Kalimantan Timur tahun 2016. Data penelitian
terdiri dari data variabel respon, variabel
jumlah oksigen terlarut yang digunakan oleh
mikroorganisme untuk mengurai atau prediktor, dan data koordinat lokasi pengamatan.
mendekomposisi bahan organik (Umaly & Data variabel respon (Y ) adalah data BOD
Cuvin, 1998). Kandungan BOD berdasarkan perairan Sungai Mahakam (golongan air kelas 1)
standar baku mutu air kelas 1 dapat ditunjukkan yang dikategorikan menjadi 2 (dikotomus), yaitu
pada Tabel 1. y  1 jika BOD  2 mg/l dan y  0 jika BOD 
2 mg/l. BOD lebih besar dari 2 mg/l
Tabel 1. Kandungan BOD Standar Baku Mutu Air Kelas 1
Konsentrasi BOD Indikasi mengindikasikan air Sungai Mahakam tercemar
≤ 2 mg/l Tidak tercemar (PP No. 82 Tahun 2001). Data variabel prediktor
> 2 mg/l Tercemar terdiri dari data suhu ( X1 ), derajat keasaman
Sumber: Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001
atau pH ( X 2 ), Total Dissolved Solids atau TDS
Faktor-Faktor yang Memengaruhi Indikator ( X 3 ), konsentrasi amonia atau NH3 ( X 4 ), dan
BOD debit air ( X 5 ). Koordinat lokasi pengamatan
Suhu air sangat berpengaruh terhadap jumlah
oksigen terlarut di dalam air. Peningkatan suhu adalah pasangan letak garis lintang dan bujur dari
perairan mengakibatkan meningkatnya konsumsi 27 titik sampel di Daerah Aliran Sungai (DAS)
oksigen oleh mikroorganisme sekitar 2-3 kali Mahakam Provinsi Kalimantan Timur.
lipat, sehingga kebutuhan oksigen meningkat Deskriptif Data Variabel Respon
(Hansen, dkk., 2017). Deskripsi data variabel respon (data aktual
Semakin banyak bahan pencemar yang
(Y) dan dikotomus (Yd)) dinyatakan dalam
berada di dalam sungai, maka akan statistik deskriptif yang terdiri dari rata-rata, nilai
mengakibatkan rendahnya nilai pH yang minimum, nilai maksimum, simpangan baku, dan

22 Jurusan Matematika FMIPA Universitas Mulawarman


Jurnal EKSPONENSIAL Volume 12, Nomor 1, Mei 2021 ISSN 2085-7829

rasio status tercemar. Statistik deskriptif  20, 7770  0, 4459 X i ,1  1,5648 X i ,2  


disajikan pada Tabel 2. exp  
ˆi   0, 0260 X i ,3  2, 7013 X i ,4  0, 0019 X i ,5  .
Tabel 2. Statistik Deskriptif Data Variabel Respon  20, 7770  0, 4459 X i ,1  1,5648 X i ,2  
1  exp  
Respon Rataan Min Maks Std. Dev RT (%)  0, 0260 X i ,3  2, 7013 X i ,4  0, 0019 X i ,5 
Y 4,88 1,20 13,66 3,99 67,00
Yd 0,67 0,00 1,00 0,48 67,00 Tabel 4. Penaksiran Parameter Model Regresi Logistik Biner
Global
Keterangan: RT = Rasio status tercemar
Parameter (  ) k Nilai Taksiran ( ˆ ) k
Berdasarkan Tabel 2, dapat dilihat bahwa
0 -20,7770
persentase lokasi pengamatan terindikasi
tercemar sebesar 67% atau 18 dari 27 lokasi 1 0,4459
pengamatan, di mana nilai rasio ini sama dengan 2 1,5648
taksiran peluang air Sungai Mahakam tercemar, 3 -0,0260
yaitu sebesar ˆ  Yd  0,67. Rata-rata BOD
4 2,7013
adalah 4,88 mg/l, di mana rata-rata ini di atas
ambang batas BOD air normal, hal ini 5 -0,0019
mengindikasikan peluang air Sungai Mahakam Ukuran kebaikan model regresi logistik biner
tercemar cukup besar. BOD tertinggi adalah 2
global adalah GCV dan RMF . Nilai GCV dan
13,66 mg/l, yaitu di lokasi pengamatan
2
Karangmumus Hilir dan BOD terendah adalah RMF berturut-turut adalah sebesar 0,2166 dan
1,20 mg/l, yaitu di lokasi pengamatan Belayan 0,3638.
Hulu serta Belayan Hilir. Pengujian parameter secara simultan
bertujuan untuk mengetahui signifikansi
Pendeteksian Multikolinearitas parameter regresi terhadap variabel respon secara
Pendeteksian multikolinearitas bertujuan simultan. Berdasarkan hasil perhitungan
untuk mengetahui apakah terdapat hubungan pengujian secara simultan, keputusan uji adalah
linier antara variabel prediktor dalam suatu menolak H 0 pada taraf signifikansi 0,10, hal ini
model regresi. Nilai VIF dihitung berdasarkan
persamaan (15) dan hasil perhitungan dapat ditunjukkan oleh nilai statistik uji
Ghitung  12,5036   (0,10;5)  9, 2364 atau p-value =
2
dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Nilai VIF Setiap Variabel Prediktor
0,0285    0,10. Kesimpulan dari uji hipotesis
Variabel Nilai VIF menyatakan bahwa suhu, pH, TDS, konsentrasi
X1 1,3442 amonia, dan debit air secara bersama-sama
X2
(simultan) berpengaruh terhadap probabilitas air
2,4929
Sungai Mahakam tercemar.
X3 2,4665 Pengujian parameter secara parsial bertujuan
X4 1,3037 untuk mengetahui pengaruh setiap variabel
X5 1,3526 prediktor terhadap variabel respon secara
individual. Hasil perhitungan pengujian hipotesis
Berdasarkan Tabel 3, dapat disimpulkan parameter secara parsial dapat dilihat pada Tabel
bahwa tidak terdapat multikolinearitas antar 6.
variabel prediktor. Hal ini ditunjukkan oleh nilai
VIF setiap variabel kurang dari 10, sehingga Tabel 6. Pengujian Hipotesis Parameter Regresi Logistik
Biner Global Secara Parsial
pemodelan regresi logistik biner pada penelitian
ini terdiri dari 5 variabel prediktor, yaitu suhu, Variabel | Whitung | P-Value Keputusan Uji
pH, TDS, konsentrasi amonia, dan debit air. Konstanta 2,0435 0,0410 H 0 ditolak
X1 1,6584 0,0972 H 0 ditolak
Model Regresi Logistik Biner Global
Penaksiran parameter model regresi logistik X2 2,0875 0,0368 H 0 ditolak
biner global menggunakan metode MLE yang X3 1,9412 0,0522 H 0 ditolak
diselesaikan dengan metode iterasi N-R mengacu
X4 1,7280 0,0840 H 0 ditolak
pada persamaan (10). Hasil penaksiran parameter
ditunjukkan pada Tabel 4. X5 1,5871 0,1125 H 0 gagal ditolak
Berdasarkan hasil penaksiran parameter pada
Tabel 4 dan berdasarkan model umum Berdasarkan statistik uji Wald yang
persamaan (2), maka model regresi logistik biner ditunjukkan pada Tabel 6, disimpulkan bahwa
global data variabel respon adalah sebagai konstanta adalah signifikan. Variabel-variabel
berikut. prediktor suhu, pH, TDS, dan konsentrasi amonia
masing-masing secara individual berpengaruh
terhadap probabilitas air Sungai Mahakam

Jurusan Matematika FMIPA Universitas Mulawarman 23


Jurnal EKSPONENSIAL Volume 12, Nomor 1, Mei 2021 ISSN 2085-7829

tercemar. Hal ini ditunjukkan dari nilai statistik


uji Wald keempat variabel tersebut lebih dari Pengujian Kesesuaian Model Regresi Logistik
1,64 atau nilai p-value masing-masing kurang Biner Global dan Model Geographically
dari 0,10. Variabel debit air secara individual Weighted Logistic Regression
tidak berpengaruh terhadap probabilitas air Pengujian kesesuaian model bertujuan untuk
Sungai Mahakam tercemar. mengevaluasi apakah model GWLR berbeda dari
model regresi logistik biner global. Berdasarkan
Pengujian Heterogenitas Spasial hasil perhitungan, diperoleh bahwa
Pengujian heterogenitas spasial untuk F2  22,5533  F(0,10;5,135)  1,8904 atau p-value =
hitung

mengetahui apakah data respon dikotomus


2,2204×10 -16 <   0,10, maka diputuskan H 0
merupakan data spasial (heterogenitas spasial).
Berdasarkan hasil perhitungan ditolak dan disimpulkan bahwa model regresi
Fhitung  3,7300  F(0,10;5,21)  2,1423 atau logistik biner global berbeda atau tidak identik
dengan model GWLR.
p  value  0,0142    0,10, maka diputuskan
menolak H 0 yang berarti data respon dikotomus Ukuran Kebaikan Model Regresi Logistik
merupakan data spasial (heterogenitas spasial). Biner Global dan Model Geographically
Pemodelan regresi logistik biner global diduga Weighted Logistic Regression
tidak sesuai, sehingga pemodelan yang sesuai Perbandingan ukuran kebaikan model regresi
adalah model Geographically Weighted Logistic logistik biner global dan model GWLR dapat
Regression (GWLR). dilihat pada Tabel 10.
Tabel 10. Ukuran Kebaikan Model Regresi Logistik Biner
Pemodelan Geographically Weighted Logistic Global dan Model GWLR
Regression Model GCV 2
RMF
Langkah pertama dalam penaksiran Regresi Logistik Biner Global 0,2166 0,3638
parameter model GWLR adalah (1) mencari GWLR 0,1971 0,5897
jarak Euclidean antar titik lokasi pengamatan 2
berdasarkan persamaan (17); (2) menentukan Berdasarkan nilai GCV dan RMF yang
bandwidth optimum di setiap lokasi pengamatan disajikan pada Tabel 10, model GWLR lebih
menggunakan kriteria GCV berdasarkan baik daripada model regresi logistik biner global
persamaan (19); (3) menghitung pembobot karena model GWLR memiliki nilai GCV yang
2
spasial menggunakan fungsi pembobot adaptive lebih kecil dan nilai RMF yang lebih besar
bisquare yang diberikan oleh persamaan (18); (4) dibandingkan dengan model regresi logistik biner
melakukan penaksiran parameter model GWLR global.
berdasarkan bandwidth yang dicoba, sehingga
diperoleh penaksiran parameter pada lokasi Pengujian Parameter Model Geographically
pengamatan ke-i. Penaksiran parameter model Weighted Logistic Regression
GWLR setiap lokasi pengamatan diperoleh Pengujian parameter secara simultan
berdasarkan nilai bandwidth yang berbeda bertujuan untuk mengetahui signifikansi
(adaptive). parameter regresi terhadap variabel respon secara
Berdasarkan algoritma N-R diperoleh simultan. Berdasarkan hasil perhitungan,
penaksir ML model GWLR yang disajikan pada keputusan uji adalah menolak H0 pada taraf
Tabel 8. signifikansi 0,10, hal ini ditunjukkan oleh nilai
Tabel 8. Hasil Penaksiran Parameter Model GWLR statistik uji
Lokasi
1
β0
-20,7770
β1
0,4459
β2
1,5648
β3
-0,0260
β4
2,7013
β5
-0,0019
G2  14,5253   (0,10;7)
hitung
2
 12,0170 atau p-value =
0,0426 <   0,10. Kesimpulan dari uji hipotesis
2 -22,6758 0,4866 1,7587 -0,0299 2,3934 -0,0022
3 -23,6884 0,5052 1,8570 -0,0311 2,2804 -0,0022
4 -20,7770 0,4459 1,5648 -0,0260 2,7013 -0,0019
5 -30,8910 0,7077 2,3025 -0,0443 2,1213 -0,0032 menyatakan bahwa suhu, pH, TDS, konsentrasi
6
7
-20,7770
-29,5804
0,4459
0,6978
1,5648
2,1454
-0,0260
-0,0442
2,7013
2,1489
-0,0019
-0,0032
amonia, dan debit air secara bersama-sama
8 -30,0339 0,6926 2,2280 -0,0436 2,1177 -0,0031 (simultan) berpengaruh terhadap probabilitas air
9 -22,4805 0,4853 1,7288 -0,0298 2,4678 -0,0022
10 -31,9096 0,7194 2,4186 -0,0448 2,0727 -0,0032 Sungai Mahakam tercemar.
11
12
-20,7770
-20,7770
0,4459
0,4459
1,5648
1,5648
-0,0260
-0,0260
2,7013
2,7013
-0,0019
-0,0019
Pengujian parameter secara parsial bertujuan
13 -20,7770 0,4459 1,5648 -0,0260 2,7013 -0,0019 untuk mengetahui pengaruh variabel prediktor
14 -23,3711 0,4998 1,8245 -0,0307 2,3231 -0,0022
15 -23,4037 0,4992 1,8327 -0,0307 2,2974 -0,0022 secara individual terhadap variabel respon. Hasil
16
17
-20,7770
-23,5593
0,4459
0,5021
1,5648
1,8475
-0,0260
-0,0309
2,7013
2,2815
-0,0019
-0,0022
pengujian secara parsial model GWLR untuk
18 -20,7770 0,4459 1,5648 -0,0260 2,7013 -0,0019 salah satu lokasi pengamatan, yaitu Melak
19 -20,5498 0,4553 1,4997 -0,0271 2,8990 -0,0019
20 -21,7915 0,4922 1,6020 -0,0308 2,7410 -0,0022 (lokasi pengamatan ke-19) disajikan pada Tabel
21 -23,5309 0,5178 1,8002 -0,0326 2,3982 -0,0024
22 -23,8703 0,5228 1,8368 -0,0328 2,3472 -0,0024 12.
23 -22,6085 0,4869 1,7450 -0,0299 2,4351 -0,0022
24 -20,7770 0,4459 1,5648 -0,0260 2,7013 -0,0019
25 -23,3010 0,4974 1,8223 -0,0306 2,3104 -0,0022
26 -23,3142 0,4983 1,8208 -0,0306 2,3215 -0,0022
27 -20,7770 0,4459 1,5648 -0,0260 2,7013 -0,0019

24 Jurusan Matematika FMIPA Universitas Mulawarman


Jurnal EKSPONENSIAL Volume 12, Nomor 1, Mei 2021 ISSN 2085-7829

Tabel 12. Pengujian Hipotesis Parameter Model GWLR Kumala, Kalamur, Palaran, Batuq, Muara
Secara Parsial untuk Lokasi Pengamatan Melak
Muntai, Jembayan, dan Tenggarong. Faktor-
Variabel | Zhitung | P-Value Keputusan Uji faktor yang berpengaruh adalah pH, TDS, dan
Konstanta 1,8815 0,0599 H 0 ditolak debit air.
X1 1,5600 0,1138 H 0 gagal ditolak
Tabel 13. Kelompok Model GWLR Berdasarkan Variabel-
X2 1,8554 0,0635 H 0 ditolak Variabel Prediktor yang Berpengaruh
Variabel yang Daerah Aliran
X3 1,8602 0,0629 H 0 ditolak Kel. Jumlah
Berpengaruh Sungai
X4 Kedang Kepala
1,6187 0,1055 H 0 gagal ditolak Hulu
X5 1,4984 0,1340 H 0 gagal ditolak Karangmumus
Hilir
Kampung Pela
Daerah kritis pengujian hipotesis adalah Boh Hulu
menolak H 0 pada taraf signifikansi 0,10 jika Boh Hilir
1 X1 , X 2 , X 3 , dan X 4 10
| Z hitung | Z0,05  1,64 atau jika p  value  0,10. Bloro
Kantor
Berdasarkan Tabel 12, variabel prediktor yang Gubernur
berpengaruh secara individual terhadap Anggana
probabilitas air Sungai Mahakam di lokasi Outlet Danau
Semayang
pengamatan Melak (lokasi pengamatan ke-19) Mahakam -Boh
tercemar adalah variabel pH dan TDS. Hal ini Jempang Inlet
ditunjukkan dari nilai | Zhitung | yang lebih besar Jempang Outlet
2 X 2 dan X 3 4
Melak
dari 1,64 atau nilai p-value variabel-variabel Muara Pahu
tersebut lebih kecil dari 0,10. Kedang Kepala
Berdasarkan hasil penaksiran parameter pada Hilir
Tabel 8, model GWLR yang menyatakan Karangmumus
peluang air Sungai Mahakam di lokasi Hulu
Belayan Hilir
pengamatan Melak tercemar adalah Pulau Kumala
3 X 2 , X 3 , dan X 5 10
Kalamur
 20,5498  0, 4553 X 19,1  1, 4997 X 19,2  
exp   Palaran
ˆ(u19 , v19 )   0, 0271X 19,3  2,8990 X 19,4  0, 0019 X 19,5  . Batuq
 20,5498  0, 4553 X 19,1  1, 4997 X 19,2   Muara Muntai
1  exp  
 0, 0271X 19,3  2,8990 X 19,4  0, 0019 X 19,5 
Jembayan
Tenggarong
Kampung
Berdasarkan hasil pengujian parameter model Semayang
GWLR secara parsial dan berdasarkan variabel 4 X1 , X 2 , X 3 , dan X 5 3
Belayan Hulu
prediktor yang berpengaruh, model GWLR dapat Kota Bangun
dikelompokkan menjadi 4 kelompok, seperti
Model GWLR kelompok keempat yang
ditampilkan pada Tabel 13.
Berdasarkan Tabel 13, faktor-faktor terdiri dari lokasi pengamatan Kampung
(variabel) yang berpengaruh secara lokal Semayang, Belayan Hulu, Belayan Hilir, dan
terhadap peluang air Sungai Mahakam tercemar Kota Bangun. Faktor-faktor yang berpengaruh
adalah suhu, pH, TDS, konsentrasi amonia, dan adalah suhu, pH, TDS, dan debit air.
debit air, sedangkan faktor-faktor yang
berpengaruh secara global adalah pH dan TDS. Kesimpulan
Model GWLR kelompok pertama adalah Berdasarkan hasil pengujian yang telah
model GWLR pada lokasi pengamatan di dilakukan, maka kesimpulan yang dapat diambil
Kedang Kepala Hulu, Karangmumus Hilir, adalah
Kampung Pela, Boh Hulu, Boh Hilir, Bloro, 1. Berdasarkan hasil penaksiran parameter pada
Kantor Gubernur, Anggana, Outlet Danau Tabel 8, salah satu model GWLR kelompok 1
Semayang, dan Mahakam -Boh. Faktor-faktor yang menyatakan peluang air Sungai Mahakam
yang berpengaruh adalah suhu, pH, TDS, dan di lokasi pengamatan Kedang Kepala Hulu
konsentrasi amonia. Kelompok kedua merupakan tercemar, yaitu
 20, 7770  0, 4459 X 1,1  1,5648 X 1,2  
model GWLR pada lokasi pengamatan di exp  
Jempang Inlet, Jempang Outlet, Melak, dan ˆ(u1 , v1 )   0, 0260 X 1,3  2, 7013 X 1,4  0, 0019 X 1,5  ,
Muara Pahu. Faktor-faktor yang berpengaruh  20, 7770  0, 4459 X 1,1  1,5648 X 1,2  
1  exp  
adalah pH dan TDS. Model GWLR kelompok  0, 0260 X 1,3  2, 7013 X 1,4  0, 0019 X 1,5 
ketiga adalah model GWLR pada lokasi
pengamatan di Kedang Kepala Hilir, Salah satu model GWLR kelompok 2 yang
Karangmumus Hulu, Belayan Hilir, Pulau menyatakan peluang air Sungai Mahakam di
lokasi pengamatan Melak tercemar, yaitu

Jurusan Matematika FMIPA Universitas Mulawarman 25


Jurnal EKSPONENSIAL Volume 12, Nomor 1, Mei 2021 ISSN 2085-7829

 20,5498  0, 4553 X 19,1  1, 4997 X 19,2   Desriwendi., Hoyyi, A., & Wuryandari, T.
exp  
 0, 0271X 19,3  2,8990 X 19,4  0, 0019 X 19,5  ,
(2015). Pemodelan Geographically Weighted
ˆ(u19 , v19 )  Logistic Regression (GWLR) dengan Fungsi
 20,5498  0, 4553 X 19,1  1, 4997 X 19,2  
1  exp   Pembobot Fixed Gaussian Kernel dan
 0, 0271X 19,3  2,8990 X 19,4  0, 0019 X 19,5 
Adaptive Gaussian Kernel (Studi Kasus: Laju
Salah satu model GWLR kelompok 3 yang Pertumbuhan Penduduk Provinsi Jawa
menyatakan peluang air Sungai Mahakam di Tengah). Jurnal GAUSSIAN. 4(2), 193-204.
lokasi pengamatan Muara Muntai tercemar, yaitu Fathurahman, M., Purhadi., Sutikno., &
 23,8703  0,5228 X 22,1  1,8368 X 22,2  
Ratnasari, V. (2016). Pemodelan
exp   Geographically Weighted Logistic
ˆ(u22 , v22 )   0, 0328 X 22,3  2,3472 X 22,4  0, 0024 X 22,5  ,
Regression pada Indeks Pembangunan
 23,8703  0,5228 X 22,1  1,8368 X 22,2  
1  exp   Kesehatan Masyarakat di Provinsi Papua.
 0, 0328 X 22,3  2,3472 X 22,4  0, 0024 X 22,5  Prosiding Seminar Nasional MIPA 2016: 34-
Salah satu model GWLR kelompok 4 yang 42. Jatinangor: Universitas Padjajaran.
menyatakan peluang air Sungai Mahakam di Fotheringham, A.S., Brunsdon, C., & Charlton,
lokasi pengamatan Kota Bangun tercemar, yaitu M.E. (2002). Geographically Weighted
Regression: The Analysis of Spatial Varying
 22, 6085  0, 4869 X 23,1  1, 7450 X 23,2  
exp   Relationships. England: John Wiley & Sons.
ˆ(u23 , v23 )   0, 0299 X 23,3  2, 4351X 23,4  0, 0022 X 23,5  . Gujarati, D. (2003). Ekonometrika Dasar.
 22, 6085  0, 4869 X 23,1  1, 7450 X 23,2  
1  exp   Jakarta: Erlangga.
 0, 0299 X 23,3  2, 4351X 23,4  0, 0022 X 23,5  Hansen, Oktaviani, L.W., & Susanti, E.W.
(2017). Kualitas Air Sungai Mahakam
2. Faktor-faktor yang berpengaruh bersifat lokal Terhadap Kesehatan Masyarakat di
terhadap peluang air Sungai Mahakam tercemar Kelurahan Loa Duri Kecamatan Loa Janan
adalah suhu, pH, TDS, konsentrasi amonia, dan Kutai Kartanegara Samarinda. Jurnal
debit air, sedangkan faktor-faktor yang Sangkareang Mataram. 3(4). 17-19.
berpengaruh secara global adalah pH dan TDS. Kutner, M.H., Nachtsheim, C.J., Neter, J., & Li,
3. Interpretasi model GWLR di salah satu lokasi W. (2005). Applied Linear Statistical Model
pengamatan, yaitu Melak adalah sebagai berikut. 5 th Edition. New York: McGraw-Hill.
Setiap kenaikan 1 satuan pH dengan asumsi nilai Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001
variabel lainnya tetap, akan meningkatkan Tentang Pengelolaan Kualitas Air dan
probabilitas air sungai di lokasi pengamatan Pengendalian Pencemaran Air.
Melak tercemar sebesar 4,4806 kali. Setiap Suyitno., Purhadi., Sutikno., & Irhamah. (2016).
kenaikan 1 mg/l TDS dengan asumsi nilai Parameter Estimation of Geographically
variabel lainnya tetap, akan menurunkan Weighted Trivariate Weibull Regression
probabilitas air sungai di lokasi pengamatan Model. Applied Mathematical Sciences.
Melak tercemar sebesar 0,9733 kali. 10(18), 861-878.
Tatangindatu, F., Kalesaran, O., & Rompas, R.
(2013). Studi Parameter Fisika Kimia Air
pada Areal Budidaya Ikan di Danau Tondano,
Daftar Pustaka Desa Paleloan, Kabupaten Minahasa.
Agresti, A. (2002). Categorical Data Analysis, Budidaya Perairan. 1(2). Manado.
Second Edition. New Jersey: John Wiley & Umaly, R.C., & Cuvin, L.A. (1998). Limnology:
Sons, Inc. Laboratory and Field Guide. Physico-
Atkinson, P.M., Gemran, S.E., Sear, D.A., & Chemical Factors. Biological Factors.
Clark, M.J. (2003). Exploring the Relations Philippines: National Bookstore.
between Riverbank Erosion &
Geomorphological Controls Using
Geographically Weighted Logistic
Regression. Geographically Analysis. 35(1),
58-82.
Barid, B., & Yakob, M. (2007). Perubahan
Kecepatan Aliran Sungai Akibat Perubahan
Pelurusan Sungai. Jurnal Ilmiah Semesta
Terbuka. 10(1), 14-20.
Chasco, C., Garcia, I., & Vicens, J. (2007).
Modeling Spatial Variations in Household
Disposable Income with Geographically
Weighted Regression. Munich Personal
RePEc Archive Paper No. 1682.

26 Jurusan Matematika FMIPA Universitas Mulawarman

You might also like