You are on page 1of 8

Andalas Dental Journal P a g e | 51

ARTIKEL PENELITIAN

PERBANDINGAN DRAINING METHOD DENGAN SPITTING


METHOD TERHADAP VOLUME SALIVA MAHASISWA FAKULTAS
KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS ANDALAS ANGKATAN 2011
DENGAN STIMULASI AROMA MAKANAN
Friska Meininda Putri1, Nila Kasuma2, Mery Ramadani3
1
Faculty of Dentistry Andalas University
2
Departemen of Dental Public Health Faculty of Dentristry Andalas University
3
Faculty of Medicine Andalas University

ABSTRACT
Saliva has been used in diagnostic procedures. Draining method and spitting method are a saliva collection
method that is often used for diagnostic and therapeutic purposes based saliva. The purpose of this research
is to determine comparison of draining method and spitting method to saliva volume students of Dentistry
Faculty Andalas University class of 2011 with aroma of food stimulation. This observational research with
cross sectional study approach has been held to 17 students of Dentistry Faculty in Andalas University class
of 2011 that ages are 20-21 years old that is matched with the inclusion criteria. The volume of saliva
collected is expressed in unit of ml. Univariate data analysis is carried out to describe each variables, to see
normal distribution (p > 0,05) Shapiro Wilk normality test is performed. After distribution is proven to be
normal, dependent T-test is performed to determine the mean differences between the draining method and
the spitting method. Based on dependent T-test, average saliva volume students of Dentistry Faculty in
Andalas University class of 2011 with the draining method is x ± SD = 2,5 ± 1,11 ml and the volume of
saliva by spitting method is x ± SD = 3,72 ± 1,84 ml and p value < 0,05. Based on the research finding, it can
be concluded that there are significant differences in the average saliva volume in the spitting method is
higher than the draining method.
Key words : draining method, spitting method, saliva volume

Affiliasi penulis : 1. Fakultas Kedokteran Gigi ludah pada mukosa oral.1 Saliva memiliki
Universitas Andalas, 2. Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Andalas
peran penting untuk menjaga kesehatan
Korespondensi :Friska Meidinda Putri, gigi dan mulut.2 Pada keadaan normal,
email: ddip1710@gmail.com gigi geligi selalu dibasahi oleh saliva,
PENDAHULUAN sehingga saliva memiliki peran yang
sangat besar untuk menjaga gigi geligi
Rongga mulut merupakan bagian
dari kerentanan terhadap karies dengan
dari sistem pencernaan tubuh yang
cara meremineralisasikan karies yang
memiliki peranan yang sangat penting
masih dini karena saliva banyak
dalam menjaga kesehatan tubuh secara
mengandung ion kalsium dan fosfat.
keseluruhan. Rongga mulut rentan
Karies mungkin akan tidak terkendali bila
terhadap agen penyakit karena
aliran saliva di dalam rongga mulut
merupakan jalur awal masuknya
berkurang atau menghilang.1
makanan ke dalam tubuh.
Saliva tidak hanya membantu
Di dalam rongga mulut terdapat
dalam proses pengunyahan makanan,
saliva yang merupakan cairan oral yang
tetapi saliva juga memiliki fungsi
terdiri atas campuran sekresi dari kelenjar
protektif pada rongga mulut dengan

50
Andalas Dental Journal P a g e | 51

menjaga keseimbangan buffer, tidak mahal dan mudah untuk


mechanical washing, antimikroba dan dilakukan.14
aktivitas remineralisasi.3 Saliva juga Pengukuran terhadap saliva
berperan dalam proses pencernaan yang paling baik adalah dengan cara
makanan, pengaturan keseimbangan air mengumpulkan semua saliva yang
dan menjaga integritas gigi geligi.2,4 disekresi oleh kelenjar saliva dan cairan
Kecepatan aliran sekresi saliva yang termasuk ke dalam whole saliva.
pada individu adalah sekresi saliva yang Whole saliva merupakan kumpulan
mencapai minimal dalam keadaan tanpa cairan yang berasal dari sisa makanan,
stimulasi dan mencapai maksimal dalam mikroorganisme dan cairan pada sulkus
keadaan distimulasi.4 Sekresi saliva gingival.5 Metode pengumpulan saliva ini
normal berkisar 500 sampai 1500 ml per digunakan untuk tujuan diagnostik dan
hari.5,6,7 Rata-rata volume saliva terapeutik.13 Oleh karena itu pengukuran
adalah 1000 ml per hari.8 yang akurat terhadap laju alir saliva
Saliva dapat disekresi dengan cara sangat penting untuk berbagai tujuan
mekanik yaitu melalui pengunyahan klinis dan penelitian.5
makanan dan secara kimiawi misalnya Berdasarkan data di atas, penulis
dengan rangsangan asam.4 Sekresi saliva ingin melakukan penelitian untuk
juga bisa terjadi bila seseorang mencium mengetahui perbandingan draining
aroma makanan yang disukainya, dimana method dengan spitting method terhadap
sekresi saliva akan lebih banyak volume saliva mahasiswa Fakultas
dibandingkan bila seseorang mencium Kedokteran Gigi Universitas Andalas
atau memakan makanan yang tidak angkatan 2011 dengan stimulasi aroma
disukainya.8 makanan.
Jumlah saliva yang disekresi
METODE
dapat dihitung dengan menggunakan
empat metode pengumpulan saliva. Kajian dalam penelitian ini adalah
Metode tersebut adalah draining method, untuk mengetahui perbandingan draining
spitting method, suction method dan method dengan spitting method terhadap
absorbent method.9,10 Dari empat metode volume saliva mahasiswa Fakultas
tersebut, ada dua metode yang paling Kedokteran Gigi Universitas Andalas
baik digunakan untuk pengumpulan angkatan 2011 dengan stimulasi aroma
saliva yaitu draining method dan spitting makanan. Kajian ini menggunakan
method.11,12 Dua metode tersebut juga rancangan penelitian analitik
sering digunakan dalam prosedur observasional dengan metode cross
diagnostik.13 Pada beberapa tahun sectional. Teknik pengambilan sampel
terakhir, diagnostik berbasis saliva telah dilakukan dengan metode non random
banyak digunakan untuk mendiagnosa sampling yaitu purposive sampling.
penyakit, menilai resiko dan keparahan Sampel pada penelitian ini adalah
penyakit.5 Hal ini disebabkan karena 17 orang mahasiswa Fakultas Kedokteran
diagnostik menggunakan cairan saliva Gigi Universitas Andalas Angkatan 2011
yang berusia 20-22 tahun dan memenuhi
Andalas Dental Journal P a g e | 52

kriteria sebagai sampel penelitian yaitu dengan cara membaca skala ukur pada
tidak memakai alat ortodonti dan protesa, gelas ukur.
tidak memiliki penyakit sistemik dan Analisa Data
penyakit yang menyebabkan gangguan Analisa Univariat
pada kelenjar saliva, tidak xerostomia, Analisis univariat dilakukan untuk
tidak mengkonsumsi obat-obatan yang melihat distribusi data dari masing-
dapat mempengaruhi sekresi saliva serta masing variabel independen (draining
menyukai mie rebus. method dan spitting method) dengan
Penelitian dilakukan di Fakultas variabel dependen (volume saliva dengan
Kedokteran Gigi Universitas Andalas stimulasi aroma makanan).
pada pagi hari dengan rentang waktu Analisa Bivariat
pukul 09.00 – 11.00 WIB. Subjek diminta Analisis bivariat dilakukan
untuk tidak makan dan tidak minum 90 dengan uji normalitas untuk melihat
menit sebelum pemeriksaan dilakukan. variabel distribusi normal. Sampel
Subjek juga diminta untuk berkumur terdistribusi normal bila p>0,05. Setelah
dengan aquadest. itu dilakukan uji statistik Paired t-test.
Penelitian dilakukan selama dua Paired t-test merupakan pengukuran pada
hari. Pada hari pertama mengumpulkan subjek yang sama dengan perlakuan yang
saliva dengan menggunakan draining berbeda. Bila didapatkan nilai p < 0,05,
method. Subjek duduk membungkuk maka dapat disimpulkan terdapat
dengan posisi rileks, mulut subjek perbedaan yang signifikan.
dibiarkan tetap terbuka, subjek
HASIL PENELITIAN
diinstruksikan mencium aroma mie rebus
dan saliva dibiarkan mengalir dari bibir Karakteristik Responden
bawah ke gelas ukur 10 ml melalui Grafik 1. Distribusi berdasarkan
funnel. Saliva dikumpulkan selama lima umur
menit. Pada akhir pengukuran, subjek
diinstruksikan untuk meludah ke dalam
gelas ukur melalui funnel. Jumlah saliva
diukur dengan cara membaca skala ukur
pada gelas ukur.

Hari kedua mengumpulkan saliva


dengan menggunakan spitting method. Berdasarkan grafik 1 dapat
Subjek duduk membungkuk dengan dilihat Method bahwa penelitian diikuti
posisi rileks, subjek diinstruksikan paling banyak oleh subjek penelitian
mencium mie rebus dan saliva yang berumur 21 tahun yaitu (82%), 22
dikumpulkan di dasar mulut. Subjek tahun (12%) dan 20 tahun (6%).
diinstruksikan untuk meludah ke gelas
ukur 10 ml melalui funnel setiap 60 detik
selama lima menit. Jumlah saliva diukur
Andalas Dental Journal P a g e | 53

Grafik 2. Distribusi berdasarkan jenis ml. Volume saliva terendah adalah 1 ml


kelamin dan volume saliva tertinggi adalah 7 ml.
Selanjutnya dilakukan uji
normalitas data dengan menggunakan uji
normalitas Shapiro-Wilk dan didapatkan
bahwa sampel terdistribusi normal
dengan p>0,05. Berdasarkan hasil uji
normalitas tersebut, uji T test dependen
dapat dilakukan.
Berdasarkan grafik 2 dapat dilihat
Tabel 2. Distribusi Rata-Rata Volume
bahwa responden perempuan lebih
Saliva Responden Menurut Pengukuran
dominan dibandingkan responden laki-
dengan Metode Pengumpulan Draining
laki yaitu perempuan (76%) dan laki-laki
Method dan Spitting Method
(24%).
Jumlah volume saliva yang
distimulasi oleh aroma makanan yang
dikumpulkan dengan draining method
dan spitting method dapat dilihat pada
tabel 1.
Tabel 1. Distribusi Volume Saliva
dengan Draining Method dan Spitting
Method
Berdasarkan tabel 2 dapat
diketahui bahwa dari uji statistik
didapatkan nilai p 0,008 maka dapat
disimpulkan ada perbedaan yang
signifikan antara volume saliva yang
dikumpulkan menggunakan metode
pengumpulan saliva draining method
dengan spitting method.

Berdasarkan tabel 1 dapat PEMBAHASAN


diketahui bahwa dengan menggunakan
metode pengumpulan draining method Gambaran Volume Saliva dengan
maka rata-rata volume saliva adalah Metode Pengumpulan Draining
2,5±1,11 ml. Volume saliva terendah Method dan Spitting Method.
adalah 1 ml dan volume saliva tertinggi Hasil analisis statistik pada
adalah 4,6 ml. penelitian ini didapatkan rata-rata volume
Hasil analisis menggunakan saliva dengan metode pengumpulan
metode pengumpulan spitting method draining method adalah 2,5 ± 1,11 ml.
adalah rata-rata volume saliva 3,72±1,84 Volume saliva terendah adalah 1 ml dan
volume saliva tertinggi adalah 4,6 ml.
Andalas Dental Journal P a g e | 54

Untuk metode pengumpulan volume saliva responden mengalami


spitting method dari hasil analisis statistik penurunan karena pada saat penelitian
didapatkan rata-rata volume saliva adalah dilaksanakan responden berada pada
3,72 ± 1,84 ml. Volume saliva terendah kondisi tidak lapar.
adalah 1 ml dan volume saliva tertinggi
Perbandingan Draining Method
adalah 7 ml.
dengan Spitting Method terhadap
Hasil statistik menunjukkan
Volume Saliva
bahwa rata-rata volume saliva yang
dikumpulkan dengan menggunakan Hasil uji statistik pada penelitian
spitting method lebih tinggi dibandingkan ini menunjukkan bahwa ada perbedaan
draining method. Dari 17 orang sampel yang signifikan antara draining method
yang diuji dengan menggunakan kedua dengan spitting method terhadap volume
metode, saat menggunakan metode saliva (p < 0,05) dengan rata-rata volume
pengumpulan spitting method yaitu pada saliva menggunakan spitting method
hari kedua penelitianhari kedua lebih tinggi dibandingkan draining
penelitian, 11 orang sampel mengalami method. Hal ini disebabkan karena
peningkatan volume saliva, empat orang dengan menggunakan spitting method,
sampel tidak mengalami peningkatan dan responden diinstruksikan untuk meludah
dua orang sampel mengalami penurunan ke gelas ukur setiap 60 detik selama lima
volume saliva. menit. Pada pengumpulan saliva
Saat ditanyakan kepada empat menggunakan draining method,
orang responden yang tidak mengalami responden juga diinstruksikan untuk
peningkatan volume saliva, responden meludah ke gelas ukur satu kali pada
menjawab bahwa responden tidak terlalu akhir pemeriksaan. Ini berarti bahwa pada
menyukai mie rebus. Saat penelitian spitting method responden meludah lebih
dilakukan, responden mengaku bahwa sering dibandingkan dengan draining
salivanya tidak terlalu terstimulasi saat method yaitu lima kali selama lima
mencium aroma mie rebus. Hal ini sesuai menit. Aktifitas meludah yang dilakukan
dengan yang diungkapkan oleh Guyton et oleh responden ini dapat merangsang laju
al (2012) bahwa sekresi saliva akan lebih alir saliva sehingga volume saliva yang
banyak apabila mencium aroma makanan terkumpul dengan menggunakan spitting
yang disukai dibandingkan mencium method lebih banyak daripada draining
aroma makanan yang tidak disukai.8 method.
Peneliti juga bertanya kepada Yamachika (2012) menyatakan
dua orang responden yang mengalami bahwa untuk mengumpulkan dan
penurunan volume saliva. Responden menghitung volume saliva tanpa
menjawab bahwa responden telah makan stimulasi dan volume saliva dengan
dua setengah jam sebelum penelitian stimulasi dapat dilakukan dengan
dilakukan. Responden juga mengaku menggunakan spitting method.15
bahwa salivanya tidak terlalu terstimulasi Nogourani (2012) menyatakan
dibandingkan pada hari pertama bahwa pengumpulan saliva dengan cara
penelitian. Hal ini yang menyebabkan mengumpulkan saliva di dalam mulut dan
Andalas Dental Journal P a g e | 55

kemudian diludahkan ke tube dengan sering digunakan serta sangat


interval waktu yang teratur dapat direkomendasikan karena diterima oleh
menghasilkan laju alir saliva yang lebih banyak peneliti.2
tinggi dibandingkan cara pengumpulan Hasil penelitian ini tidak
saliva dengan mengalirkan saliva secara sejalan dengan pernyataan Pratiwi
pasif dari mulut terbuka ke tube.16 Wong (2014). Pada penelitian ini terbukti
(2008) juga menyatakan bahwa dengan spitting method lebih efektif dalam
tindakan meludah dapat merangsang pengumpulan volume saliva yang
aliran saliva.9 distimulasi oleh aroma makanan dengan
Setelah penelitian dilaksanakan, rata-rata volume saliva yang lebih tinggi
peneliti bertanya kepada responden dibandingkan menggunakan metode
mengenai kenyamanan responden pengumpulan draining method.
terhadap dua metode yang digunakan.
Responden mengatakan bahwa spitting Kelemahan Penelitian
method lebih nyaman untuk dilakukan Pada penelitian ini terdapat beberapa
dibandingkan draining method. Rohleder kelemahan yang peneliti temukan setelah
(2009) menyatakan bahwa spitting penelitian dilaksanakan, yaitu :
a. Penelitian ini memperlihatkan
method merupakan metode pengumpulan
perbandingan dua metode
saliva yang dapat dilakukan dengan
pengumpulan saliva terhadap
mudah oleh subjek penelitian dan jumlah
volume saliva yang distimulasi oleh
saliva yang terkumpul lebih adekuat.
Metode ini dapat mewakili saliva yang aroma makanan dengan
disekresi oleh semua kelenjar saliva.17 merangsang indera penciuman, tapi
Pernyataan sebelumnya yang saat penelitian dilakukan, peneliti
telah disebutkan di atas sejalan dengan tidak menutup mata responden
penelitian ini, terbukti bahwa rata-rata sehingga mata sebagai indera
penglihatan juga mempengaruhi
volume saliva yang distimulasi oleh
hasil penelitian ini, karena dengan
aroma makanan dengan menggunakan
melihat makanan juga dapat
metode pengumpulan saliva spitting
merangsang stimulasi saliva.
method lebih tinggi dibandingkan rata-
rata volume saliva dengan draining b. Pada hari kedua penelitian, ada
method. dua orang responden yang telah
Pratiwi (2014) melakukan makan dua setengah jam sebelum
penelitian dengan menghitung volume penelitian dilakukan. Seharusnya
dua orang responden ini
saliva setelah berkumur menggunakan
dikeluarkan sebagai sampel karena
obat kumur yang mengandung infusum
responden berada pada kondisi
daun sirih dengan menggunakan draining
tidak lapar sehingga mempengaruhi
method selama lima menit. Pada
penelitian tersebut, Pratiwi memilih sekresi saliva.
metode ini karena metode draining c. Penelitian ini tidak disertai
method merupakan metode yang paling dengan kuesioner tentang makanan
efektif untuk mengumpulkan saliva dan yang disukai oleh responden
Andalas Dental Journal P a g e | 56

sehingga saat penelitian dilakukan kuesioner tentang makanan yang


ada responden yang menyukai dan disukai oleh responden.
ada yang tidak menyukai aroma
KEPUSTAKAAN
makanan yang digunakan.
1. Kidd, Edwina A.M (2013). Dasar-Dasar
KESIMPULAN Karies Penyakit dan Penanggulangan.
EGC. Jakarta.
1. Rerata volume saliva dengan
2. Pratiwi, Dea Raissa, Deby Kania Tri Putri,
menggunakan metode Siti Kaidah. 2014. Efektivitas Penggunaan
pengumpulan draining method Infusum Daun Sirih (Piper betle Linn)
adalah 2,5 ± 1,11 ml. 50% dan 100% sebagai Obat Kumur
Terhadap Peningkatan pH dan Volume
2. Rerata volume saliva dengan Saliva. Dentino Jurnal Kedokteran Gigi,
menggunakan metode Vol II. No 2 September 2014 : 167-173.
pengumpulan spitting method 3. Ferraro, Maria, Alexandre R. Vieira. 2010.
adalah 3,72 ± 1,84 ml. Explaining Gender Differences in Caries :
A Multifactorial Approach to a
3. Terdapat perbedaan yang Multifactorial Disease. Hindawi
signifikan antara draining method Publishing Corporation. International
Journal of Dentistry Volume 2010, Article
dengan spitting method terhadap ID 649643, 5 pages.
volume saliva yang distimulasi
4. Indriana, Tecky. 2011. Perbedaan
aroma makanan dengan rata-rata Laju Aliran Saliva dan pH karena
volume saliva dengan spitting Pengaruh Stimulus Kimiawi dan Mekanis.
J. Kedokteran Meditek Vol 17, No. 44,
method lebih tinggi dibandingkan Mei- Agust 2011.
draining method.
5. Navazesh, Mahvash and Satish K.S.
Kumar. 2008. Measuring Salivary Flow :
SARAN Challenges and Opportunities. JADA 2008
; 139 (suppl 2) : 35S-40S.
1. Perlu dilakukan penelitian lebih
6. Brosky, Mary Elizabeth. 2007. The Role of
lanjut mengenai perbandingan Saliva in Oral Health : Strategies for
draining method dengan spitting Prevention and Management of
Xerostomia. The Journal of Supportive
method terhadap volume saliva Oncology, Volume 5, Number 5 May
yang distimulasi oleh aroma 2007.
makanan dengan memperhatikan 7. Walsh, Laurence J. 2007. Clinical Aspects
kelemahan yang terdapat pada of Salivary Biology for The Dental
Clinician. International Dentistry South
penelitian ini dan menyempurnakan Africa. Volume 2. 16-30.
pada penelitian selanjutnya.
8. Guyton, Arthur C, John E Hall. 2012.
2. Peneliti selanjutnya yang Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. EGC.
ingin meneliti volume saliva Jakarta.
dengan stimulasi aroma makanan 9. Wong, David T. 2008. Salivary Diagnosis.
agar dapat menutup mata Wiley Blackwell. Singapore.
responden selama pemeriksaan, 10. Arhakis, Aristidis, Vassilis Karagiannis,
Sotirios Kalfas. 2011. Sampling Small
responden yang makan dan minum Volumes of Saliva for Determination of
sebelum penelitian dilakukan The Stress Hormone Amylase. A
dimasukan ke dalam criteria Comparative Methodological Study.
Journal of Behavioral and Brain Science,
eksklusi dan disertai dengan 2011, 1, 194- 198.
Andalas Dental Journal P a g e | 57

11. Agrawal, RP, Sharma N, Rathore MS, International Journal of Clinical Pediatric
Gupta VB, Jain S, Agarwal V, Goyal S. Dentistry, September-December 2009;2
2013. Noninvasive Method for Glucose (3) ; 7-13.
Level Estimation by Saliva. Journal
15. Yamachika, Shigeo, Ken Yamamoto,
Diabetes Metab, Volume 4.
Yoshiaki Nomura, Hiroyuki Yamada,
12. Raju, Shashidara, Sudheendra Udyavara Ichiro Saito, Yoichi Nakagawa. 2012.
Sridhara, Aparna H. Gopalkrishna, Clinical Factors Influencing the Resting
Vanishri C. Haragannavar, Ketki Sali. and Stimulated Salivary Flow. Open
2014. Chromatography Paper : A Novel Journal of Stomatology. 2012, 2, 103-109.
Approach to Estimate The Salivary Flow.
16. Nogourani, Maryam Karami, Mohsen
Journal of Advanced Clinical & Research
Janghorbani, Raha Kowsari Isfahan,
Insights (2014), 1, 7-9.
Mozhgan Hosseini Beheshti. 2012. Effects
13. Chiappin, Silvia, Giorgia Antonelli, of Chewing Different Flavored Gums on
Rosalba Gatti, Elio F. De Palo. Salivary Flow Rate and pH. International
2007. Saliva Specimen : A New Journal of Dentistry. Volume 2012.
Laboratory Tool for Diagnostic and Basic
17. Rohleder, Nicolas, Urs M. Nater. 2009.
Investigation. Clinica Chimica Acta 383
Determinants of Salivary α Amylase in
(2007). 30-40.
Humans an Methodological
14. Prabhakar, AR, Akanksha Gulati, Deepak Considerations.Psychoneuroendocrinology
Mehta, Sugandhan S. 2009. Diagnostic (2009) 34, 469—485.
Applications of Saliva in Dentistry.

You might also like