Chemical Peeling for

Intimate Area
dr. Rita Maria SpKK
Chemical Peels and Asian skin
• Various studies by Asian dermatologists showed
that Asian skin types encompassed SPTs III-V
(ethnic skin)
• Many peels exist; however, not all are safe for use
in Asian skin
• Asian skin have an increased risk of adverse events
from chemical peeling such as post-inflammatory
hyperpigmentation and abnormal scarring

Journal of Cosmetic Dermatology 2013;1:203-14

Chemical Peels and Asian skin

• Very superficial and superficial depth peels are

useful in Asian patients → lower postpeel
complications
• Medium-depth peels are done only in selected
patients by experienced dermatologist

Journal of Cosmetic Dermatology 2013;1:203-14

The chief indication of chemical
peeling in Asian patients

• Disorder of hyperpigmentation: melasma, PIH

• Acne
• Oily skin, textural skin
• Photoaging
 CHEMICAL PEELING

Georgios K. et all. A systematic review of treatments for acne scarring. Part 1: Non-energy-based techniques. Scars burn heal.
2017;3;1-17
Levels of evidence for various peeling agents in Asian skin

Dermatol Ther 2014;4(2):165-86

 SKIN OF GENITAL AREA
Absolutely normal for the vaginal skin to be a darker
colour than the skin on the rest of the body

 many women seek treatments to address the

hyperpigmentation in that area for the same reason
we would address it anywhere else like our faces

 to feel more confident and boost our wellbeing

 SKIN OF GENITAL AREA
• Highly innervated
• Vascularized
• Has numerous active skin appendages

SENSITIVE

Farage MA. Sensitive Skin in the Genital Area. Front Med (Lausanne). 2019 May 15;6:96
 SKIN OF GENITAL AREA
• Protected from ambient environmental conditions
• “semi-occlusive environment”
• Can be exposed to conditions of
higher temperature
different habits and practices
moisture
 SKIN OF GENITAL AREA
Mons pubis and labia majora :
• Keratinized, stratified, squamous
structure (similar to skin at other
sites)
• More hydrated than skin at other
body sites
• More permeable to some materials
• More susceptible to friction effects

Labia minora
• The degree of keratinization, and thickness of the epidermis
decreases
• The inner third : non-keratinized mucosal tissue
 increased permeability related to the absence of keratin and a
loosely packed, less structured lipid barrier
Farage MA. Sensitive Skin in the Genital Area. Front Med (Lausanne). 2019 May 15;6:96
Hiperpigmentasi area intim

Gangguan yang
disebabkan oleh
pembentukan
melanin berlebih
yang menyebabkan
penggelapan kulit di
sekitar area anal dan
genital eksterna.
Fisiologis

Distribusi melanosit tidak homogen di kulit

Jumlah melanosit lebih tinggi di wajah dan

di daerah genital, dan menurun di batang
dan ekstremitas, sehingga dapat
meningkatkan hiperpigmentasi di daerah ini.

Marín D, Pozo A. 2005. Pigmentación de la piel (I). Melaninas: conceptos

generales e implicaciones cosméticas. Offarm 24: 116-118.
Permasalahan hiperpigmentasi area intim

Perawatan ginekologi estetik

semakin diperlukan dan telah
menjadi salah satu disiplin ilmu yang
berkembang.

International Society of Aesthetic Plastic Surgery (ISAPS)

 Hiperpigmentasi area intim merupakan
permasalahan yang makin banyak
dijumpai dan memerlukan
penatalaksanaan yang terintegrasi.

Google Trends. Evolución 2004-2019

 Problem ini mempengaruhi psikologis
pasien sehingga menimbulkan rasa
tidak percaya diri.

Vanaman, M., Bolton, J., Placik, O., & Fabi, S. G. (2016). Emerging Trends in
Nonsurgical Female Genital Rejuvenation. Dermatologic Surgery, 42(9), 1019–1029
 Sebagian wanita sering melakukan
depilasi di area intim, sehingga
dapat memicu terjadinya HPI

1. UK Shaving and Hair Removal market report- Mintel

2. Advance Dermatology - innovative skin care – a hairy situation
 Sebagian besar wanita hamil
mengalami hiperpigmentasi; area yang
paling banyak terkena, selain wajah,
adalah genitalia eksterna,
selangkangan, puting susu, areola dan
ketiak.

Alves, G. F., Nogueira, L. S. C., & Varella, T. C. N. (2005). Dermatoloy and pregnancy.
Anais Brasileiros de Dermatologia, 80(2), 179–186.
 Faktor pemicu hiperpigmentasi area intim
FAKTOR INTERNAL

1. Usia
Penuaan jaringan vagina yang disebabkan oleh perubahan
mekanisme biologis, biokimiawi dan molekuler dapat
menyebabkan kulit mudah iritasi  gangguan pigmentasi.
•Ketebalan epidermis dan dermis <
•Hidrasi <
•Permeabilitas >
•Wound healing <
Farage, M., & Maibach, H. (2005). Lifetime changes in the vulva and vagina. Archives of Gynecology and Obstetrics, 273(4), 195–202

Farage MA. Sensitive Skin in the Genital Area. Front Med (Lausanne). 2019 May 15;6:96
 2. Predisposisi genetik
Prevalensi hiperpigmentasi lebih tinggi pada orang
dengan tipe kulit Fitzpatrick IV, V dan VI.

3. Perubahan hormon
Peningkatan estrogen merangsang aktivitas enzim
tyrosinase yang bertanggung jawab atas peningkatan
produksi melanin.

Verdier-Sévrain S, Bonté F, Gilchrest B. 2006. Biology of estrogens in skin:

implications for skin aging. Exp Dermatol. 15(2):83-94
FAKTOR EKSTERNAL

1. Menghilangkan rambut pubis

• Dicabut manual
• Dicukur
• Waxing
• IPL/Laser hair removal

dapat menyebabkan abrasi, merah,

gatal, luka dan folikulitis  HPI
 2. Kebiasaan berpakaian
• Celana atau celana dalam
ketat
• Ketika kulit mengalami
gesekan, kulit secara alami
menebal (hiperkeratinisasi)
dan menjadi lebih gelap. Ini
sering terjadi pada paha
bagian dalam jika sering
menggunakan celana atau
pakaian dalam yang ketat

DeMaria, A. L., Flores, M., Hirth, J. M., & Berenson, A. B. (2014). Complications related to
pubic hair removal. American Journal of Obstetrics and Gynecology, 210(6), 528.e1–528.e5.
 EXTERNAL FACTORS
3. Dry skin
4. Certain medications (nonsteroidal anti-
inflammatory drugs, antimalarials, amiodarone,
cytotoxic drugs, tetracyclines, heavy metals and
psychotropic drugs)
 Penyakit
kulit/peradangan/inflamasi/infeksi

Dermatitis seboroik
Kandisiasis intertriginosa
Tinea
Dermatitis kontak
Psoriasis
Infeksi

Hiperpigmentasi pasca inflamasi

 Chemical peeling area non-wajah

Chemical peeling pada wajah sudah digunakan secara luas

dalam praktek dermatologi untuk tujuan kosmetik atau
mengobati penyakit

Chemical peeling untuk area non-wajah juga menggunakan

prinsip yang sama namun dengan beberapa perbedaan

Untuk area genital, lebih aman menggunakan chemical

peeling sangat superfisial dan superfisial, dilakukan secara
serial dan bertahap sesuai dengan indikasinya

J Cut Aesthet Surg. 2010;3(3):186–7

 Beberapa hal yang harus dipertimbangkan
pada chemical peeling area non-wajah

a. Luas area
b. Proses deskuamasi
c. Masa penyembuhan lebih lama dibandingkan area
wajah
- Jumlah unit pilosebasea
- Ketebalan epidermis
- Pasokan darah
Tung CR, Rubin MG. Procedures in cosmetic dermatology series: body peeling. In: Chemical
peels, vol. 12. 2nd ed. Philadelphia: Elsevier; 2011. p. 117–22.
 Persiapan sebelum prosedur chemical
peeling area non-wajah
• Riwayat medis: alergi, keloid, penyakit dermatologis kronis
(dermatitis seboroik dan dermatitis atopik), penggunaan
obat-obatan terutama isotretinoin oral, riwayat
hiperpigmentasi pasca-inflamasi.
• Prosedur ini memiliki kontraindikasi relatif untuk individu
yang menjalani terapi radiasi pada area yang akan dilakukan
chemical peeling, karena kemungkinan terjadi kerusakan
pada unit pilosebaseus, sehingga mengganggu reepitelisasi.
• Priming, diberikan selama 14 hari sebelum prosedur dan
ditunda 3 hari sebelum prosedur
Chemical peel untuk area intim
• Gunakan chemical peeling sangat superfisial atau superfisial
• Dilakukan secara serial dan bertahap
• Sebaiknya dikombinasi dengan penggunaan produk topikal
di rumah untuk mengoptimalkan hasil terapi

Brody HJ, Hailey CW (1986) A variation of superficial chemosurgery. J Dermatol

Surg Oncol 12(12): 1268–75
 PURPOSE
• Improving pigmentation
• Stimulates the top layers of the skin to peel and
rejuvenates the underlying skin
• Lightening of the treated genital skin
Depigmentasi area intim
Prosedur depigmentasi pada area genito-perineum, area
perianal, mons pubis, sisi dalam paha dan lipat paha

Metoda chemical peel + krim depigmentasi

 PROTOCOL
• Asses skin type
• Skin conditioning/priming (especially skin type 4 and above)
2 weeks minimum
• Avoid doing a chemical peel when you are menstruating
• Shave or wax the hair off ~3 days before your scheduled
peel
• Apply anywhere between 1-3 coats of the chemical peel
solution
• Post treatment (diligently apply good moisturisers or
emollients to protect your skin)
• Repeat every 2 weeks (superficial peel) and 3 months
(moderate peel), series of 6 treatments
Don’t expect magical whitening of your
genital skin after 1 or 2 treatments
POST TREATMENT
• The treated area will be slightly sensitive after
treatment  do not recommend physical exercise
on the same day
• You will be advised to wear loose clothing
• Avoid laser or waxing throughout the entire process
 Kontra Indikasi
• Herpes simpleks aktif
• Dermatitis seboroik/infeksi jamur/infeksi bakteri
• Dermatitis (kontak)
• Penggunaan isotretinoin dalam 6-12 bulan
• Operasi baru

American Society for Aesthetic Plastic Surgery (2017) Quick Facts: Highlights of
the 2016 Stats. http://tinyurl.com/muj8jch
 Komplikasi
• Infeksi bakteri atau jamur
Jarang terjadi pada chemical peeling sangat superfisial atau
superfisial, karena jangkauannya hanya epidermis.
• Herpes simpleks. Pada pasien dengan riwayat herpes
simpleks berulang pada area yang akan dilakukan prosedur,
dapat diberikan terapi anti-herpes profilaksis.
• Eritema persisten
• Ulserasi
• Jaringan parut
• Hiperpigmentasi pasca inflamasi
American Society for Aesthetic Plastic Surgery (2016) Quick Facts: Highlights of the ASAPS
2015 Statistics on Cosmetic Surgery. http:// tinyurl.com/klg8xo6
Kelebihan chemical peel untuk area intim
TERIMA KASIH