You are on page 1of 19

ISSN 2460-5506

PROSIDING
KONSER KARYA ILMIAH NASIONAL 2019
'Kesiapart Sumber Day a Manusia Pertanian Menghadapi Revo/us i Industri 4.0'
Selasa. 2 Juli 2019 Fakultas Pertanian & Bisnis UKSW

STRATEGI PENGEMBANGAN KOMODITAS MANGGIS


DI DESA OLUMOKUNDE KECAMATAN PAMONA TIMUR
KABUPATEN POSO

Development Strategies of Mangosteen Commodity at Olumokunde Village


East Pamona District Poso Regency

Marianne Reynelda Mamondol


Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian
Universitas Kristen Tentena
Jln. Torulemba No. 21 Tentena, Poso, Sulawesi Tengah
e-mail :mariannemamondol@gmail.com

ABSTRACT
The aim of this study is to formulate the development strategies of mangosteen commodity at
Olumokunde Village, East Pamona District, Poso Regency. Primary data collected are
quantitative and qualitative data which obtained through depth interview with mangosteen
commodity development stakeholders, including farmers, traders, village agencies, agricultural
extension agencies, and officers from government institutions interrelated with this research.
Secondary data piled up are geographic and climatologic village conditions. The number of
respondents is determined through purposive sampling according to research need. The
procedures of data analysis are : 1) inventarizing internal and external factors such as strengths,
weaknesses, opportunities, and threats of mangosteen commodity development, 2) carrying out
IFAS and EFAS matrix analysis as guidance to determine strategies that will be taken, and 3)
formulating mangosteen development strategies based on the analysis of internal and external
factors. Results demonstrates that priority strategies which can be applied for mangosteen
development activities are : 1)designing a model for development program which including a
technical assistance for program executor, 2) implementing a broad dissemination of program
policy to village community, 3) building a partnership with agribusiness companies with regional
or national scale, 4) supplying prime seedlings and seedling nurseries, and 5) opening farming
road at mangosteen development main area to facilitate transportations.
Keywords: Development strategies, mangosteen commodity, internal factors external
factors

PENDAHULUAN meningkatnya kesadaran masyarakat akan


pentingnya konsumsi sayuran dan buah
Salah satu subsektor pertanian yang cukup
menyebabkan peluang pengembangannya
potensial untuk dikembangkan saat ini
semakin besar untuk menghasilkan pula
ialah subsektor tanaman hortikultura yang
nilai ekonomi bagi produsen, dalam hal ini
meliputi sayuran, buah, tanaman rempah,
petani yang mengusahakan komoditas
dan tanaman hias.Sebagai penghasil bahan
tersebut.
pangan, tanaman hortikultura berupa
sayuran dan buah merupakan sumber Manggis (Garcinia mangostana L.)
vitamin dan mineral yang dibutuhkan merupakan buah tropis yang menjadi salah
untuk kesehatan tubuh manusia melalui satu fokus peningkatan produksi
menu makanan sehari-hari.Semakin hortikultura Indonesia oleh Kementerian

27
ISSN 2460-5506

PROSIDING
KONSER KARYA ILMIAH NASIONAL 2019
'Kesiapart Sumber Day a Manusia Pertanian Menghadapi Revo/us i Industri 4.0'
Selasa. 2 Juli 2019 Fakultas Pertanian & Bisnis UKSW

Pertanian (Andala dkk, 2014). Bahkan pencegah penuaan dini serta mengobati
sejak tahun 2000 pemerintah telah berbagai macam penyakit (Saptana dkk,
menetapkan manggis sebagai komoditas 2018).
unggulan nasional dalam Riset Unggulan
Tingginya volume ekspor manggis
Strategis Nasional Buah (Rusnas Buah)
mengindikasikan tingginya permintaan
(Nuraniputri dkk, 2016).Data Badan Pusat
konsumen di luar negeri terhadap produk
Statistik (BPS) menunjukkan bahwa
manggis Indonesia.Kenyataan ini
produksi manggis Indonesia mencapai
menunjukkan bahwa produk manggis
162.864 ton pada tahun 2016, namun
Indonesia mempunyai kemampuan untuk
mengalami penurunan menjadi 161.758
bersaing di pasar internasional dengan
ton pada tahun 2017 atau menurun sebesar
produk dari negara-negara produsen
0,68 %. Produk buah manggis saat ini
manggis lainnya.Beberapa negara yang
diperdagangkan baik di pasar domestik
menjadi tujuan utama ekspor manggis
maupun pasar internasional melalui
ialah Tiongkok, Taiwan, Hongkong,
ekspor.Ekspor manggis Indonesia pada
Singapura, dan Arab Saudi.Selain itu,
tahun 2017 ialah sebesar 8,522 juta ton
ekspor manggis juga ditujukan ke pasaran
dengan nilai sebesar
negara-negara Eropa. Adapun negara-
US$ 3.792.106.Ekspor
negara pengekspor manggis yang menjadi
manggis menempati urutan kedua ekspor
pesaing Indonesia di pasar global ialah
buah Indonesia setelah pisang (BPS, 2017).
Thailand dan Malaysia. Erlangga dkk
Bagi konsumen dalam negeri, buah (2012) mengemukakan bahwa manggis
manggis yang dijuluki sebagai the queen of Indonesia memiliki harga jual yang sama
fruit memiliki banyak manfaat bagi dengan manggis Thailand yaitu 7,9
kesehatan. Permintaan buah manggis Euro/kg di Swedia, akan tetapi di Denmark
secara domestik banyak berasal dari pasar harga jual manggis Thailand lebih tinggi
tradisional hingga swalayan dan yaitu mencapai 8,7 Euro/kg.
supermarket, termasuk pedagang-pedagang
Walaupun permintaan manggis oleh
buah yang berjualan di berbagai tempat
konsumen luar negeri cukup besar, namun
untuk menambah keragaman buah yang
suplai manggis Indonesia belum mampu
dijualnya (Kusmayadi dkk, 2017).Hampir
sepenuhnya memenuhi permintaan tersebut.
seluruh bagian dari buah manggis,
Saptana dkk (2018) menyatakan bahwa
baikdagingbuah, kulit, dan bijinya dapat
saat ini Indonesia belum mampu
dimanfaatkan guna menambah nilai
memanfaatkan peluang pasar internasional
komersilnya. Selain dikonsumsi sebagai
yang sangat besar, secara khusus dengan
buah segar, terdapat pula beberapa produk
beberapa negara yang telah memiliki
olahan manggis seperti bahan pewarna,
keterikatan kerja sama perdagangan
tepung kulit buah, jus, cocktail, sirup, dan
ASEAN-China Free Trade Area (ACFTA),
kapsul ekstrak herbal kulit buah manggis
di mana tarif bea masuk produk yang
(Narakusuma dkk, 2013). Sementara itu
diperdagangkan telah ditetapkan sebesar 0
senyawa xanthone yang terkandung dalam
%. Ashari dkk (2015) mengemukakan
kulit buah manggis terkenal sebagai super
bahwa walaupun buah-buahan Indonesia,
antioksidan, dikarenakan kandungan
termasuk manggis, telah menjadi
antioksidannya mencapai 27 kali lebih
komoditas perdagangan internasional,
banyak dibandingkan yang terdapat pada
tetapi pangsa pasarnya terhadap total
daging buah, dan bermanfaat sebagai
produksi relatif masih sangat kecil.

28
ISSN 2460-5506

PROSIDING
KONSER KARYA ILMIAH NASIONAL 2019
'Kesiapart Sumber Day a Manusia Pertanian Menghadapi Revo/us i Industri 4.0'
Selasa. 2 Juli 2019 Fakultas Pertanian & Bisnis UKSW

Sebagai contoh selama periode 2008 – Daerah (RPJMD) Kabupaten Poso tahun
2012,komoditas manggis yang diekspor 2016 – 2021 telah menunjuk Desa
pangsanya hanya mencapai 12,03 % dari Olumokunde, salah satu dari 13 desa di
total produksinya. Karena itu peningkatan Kecamatan Pamona Timur, sebagai model
produksi di dalam negeri perlu didorong, pengembangan kawasan sentra pertanian
sebab jika terjadi peningkatan produksi berbasis agribisnis. Pemerintah Daerah
suatu komoditas di dalam negeri maka hal Kabupaten Poso yang diprakarsai oleh
ini dapat menyebabkan terjadinya Dinas Pertanian Kabupaten Poso telah
kelebihan produksi domestik (over supply). melaksanakan pencanangan Desa
Kelebihan produksi domestik akan Olumokunde sebagai Kampung Manggis
diekspor ke luar negeri, sehingga dapat pada tanggal 29 September 2017.
dikatakan bahwa jika produksi dalam
Potensi pengembangan tanaman manggis
negeri dari suatu komoditas meningkat
sebagai usaha alternatif untuk
maka volume ekspor komoditas tersebut
menghasilkan penghasilan rumah tangga
juga akan mengalami peningkatan.Di
petani sangat dimungkinkan, mengingat
samping peningkatan kuantitas, kualitas
bahwa sebelum adanya pencanangan
buah manggis yang hendak dipasarkan
program pemerintah daerah, usahatani
juga harus mendapat perhatian, karena
tanaman manggis telah mampu
negara-negara importir buah pada
memberikan tambahan penghasilan
umumnya menghendaki produk buah-
keluarga petani sebesar rata-rata Rp
buahan yang berkualitas baik sekalipun
1.000.000/pohon/tahun hingga Rp
harganya mahal (Pradipta dan Firdaus,
1.250.000/pohon/tahun (Tungka dkk, 2018).
2014).Pasar Eropa menghendaki produk
Survei pendahuluan menunjukkan bahwa
manggis Indonesia memenuhi standar
hasil buah manggis yang diperoleh petani
Good Agricultural Practices (GAP).GAP
di Desa Olumokunde ialah sebesar 100
sendiri merupakan metode budidaya
sampai 125 kg dengan harga jual rata- rata
tanaman yang menghasilkan bahan-bahan
sebesar Rp 10.000/kg. Hasil buah per
pangan yang aman bagi konsumen, yang
pohon sebesar 100 – 125 kg per pohon
meliputi pemilihan sarana produksi,
tersebut lebih besar daripada hasil buah per
pengelolaan usahatani, dan penanganan
pohon untuk wilayah Sulawesi Tengah
pasca panen (Pongvinyoo dkk, 2015).
sebesar 96 kg/pohon (BPS Sulteng, 2017),
Kabupaten Poso merupakan salah satu walaupun masih lebih rendah
penghasil komoditas manggis di wilayah dibandingkan hasil yang diperoleh petani
Provinsi Sulawesi Tengah, di mana buah di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat (204
manggis dihasilkan melalui pohon-pohon kg/pohon/tahun) (Nuraniputri dkk, 2016),
yang dibudidayakan oleh maupun perolehan hasil dari petani di
masyarakat.Pemerintah Daerah Kabupaten Thailand, Malaysia, dan India yang telah
Poso telah berupaya mendorong mencapai 300 kg/pohon/tahun (Nuraniputri
pengembangan produksi hortikultura, dkk, 2016). Penyebabnya ialah pada
secara khusus produksi buah manggis, umumnya petani masih mengharapkan
melalui penetapan Kecamatan Pamona produksi dari pohon-pohon yang telah
Timur sebagai lokasi pengembangan berumur di atas 30 tahun, belum
tanaman manggis.Program pengembangan digunakannya bibit/benih klon unggulan,
dari sektor pertanian yang merujuk pada belum adanya penerapan teknologi
Rencana Pembangunan Jangka Menengah budidaya yang didasarkan pada Standar

29
ISSN 2460-5506

PROSIDING
KONSER KARYA ILMIAH NASIONAL 2019
'Kesiapart Sumber Day a Manusia Pertanian Menghadapi Revo/us i Industri 4.0'
Selasa. 2 Juli 2019 Fakultas Pertanian & Bisnis UKSW

Operasional Prosedur (SOP) yang Summary) dan EFAS (External Factor


mengacu pada konsep GAP dan GHP Analysis Summary) sebagai pedoman
(Good Handling Practices), serta penentuan strategi yang akan diambil, dan
lemahnya kelembagaan kemitraan usaha 3) merumuskan strategi pengembangan
rantai pasok secara terpadu (Saptana dkk, komoditas manggis berdasarkan analisis
2018). faktor-faktor internal dan eksternal.
Guna melakukan kajian yang lebih METODE PENELITIAN
mendalam mengenai komoditas manggis
Penelitian ini dilaksanakan di Desa
serta merumuskan langkah-langkah
Olumokunde Kecamatan Pamona Timur
strategis pengembangannya maka
Kabupaten Poso Provinsi Sulawesi Tengah
dilakukan analisis SWOT (Strengths,
pada bulan Maret hingga September 2018.
Weaknesses, Opportunities, and Threats)
Data primer yang dikumpulkan ialah data
atau analisis mengenai kekuatan,
kuantitatif dan kualitatif hasil wawancara
kelemahan, peluang, dan ancaman yang
mendalam dengan para stakeholder
berkaitan dengan suatu aktivitas proyek
pengembangan komoditas manggis yaitu
atau usaha. Melalui analisis SWOT akan
petani manggis, pedagang buah manggis,
dilakukan spesifikasi terhadap tujuan dari
aparat desa, Petugas Penyuluh Lapangan
kegiatan proyek atau usaha tersebut serta
(PPL), dan birokrat dari instansi-instansi
diidentifikasi faktor-faktor internal dan
pemerintahan yang terkait dengan
eksternal yang bersifat mendukung
penelitian ini yaitu Dinas Pertanian dan
maupun menghambat pencapaian tujuan
Perkebunan serta Badan Penelitian dan
perusahaan. Menurut Ikhsan dan Aid
Pengembangan Daerah (Bapelitbangda)
(2011), analisis SWOT merupakan alat
Kabupaten Poso sebagai penentu kebijakan.
formulasi pengambilan keputusan serta
Tujuan utama penelitian ialah memperoleh
penentuan strategi yang ditempuh
informasi secara detail mengenai
berdasarkan logika atau alur berpikir untuk
pengembangan komoditas manggis, karena
memaksimalkan kekuatan dan peluang dan
itu penentuan jumlah responden dilakukan
secara bersamaan juga meminimalkan
secara purposive sampling menurut
kelemahan dan ancaman.
kebutuhan penelitian. Data sekunder yang
Berdasarkan latar belakang tersebut maka dikumpulkan ialah data kondisi geografi
rumusan masalah penelitian ini ialah : dan klimatologi desa dari Badan Pusat
Strategi apakah yang dapat dilaksanakan Statistik (BPS) Kabupaten Poso serta
dalam upaya pengembangan komoditas Badan Meteorologi, Klimatologi, dan
manggis di Desa Olumokunde Kecamatan Geofisika (BMKG) Provinsi Sulawesi
Pamona Timur Kabupaten Poso ? Tengah.
Penelitian ini bertujuan untuk merumuskan
Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis
strategi pengembangan komoditas manggis
dengan langkah-langkah sebagai berikut :
di Desa Olumokunde Kecamatan Pamona
Timur Kabupaten Poso dengan langkah- 1) Inventarisasi faktor-faktor internal
langkah sebagai berikut : 1) dan eksternal berupa kekuatan,
menginventarisasi faktor-faktor internal kelemahan, peluang, dan tantangan
dan eksternal berupa kekuatan, kelemahan, pengembangan komoditas manggis.
peluang, dan tantangan pengembangan 2) Pembuatan tabel matriks analisis
komoditas manggis, 2) melakukan analisis faktor internal (Internal Factor
matriks IFAS (Internal FactorAnalysis

30
ISSN 2460-5506

PROSIDING
KONSER KARYA ILMIAH NASIONAL 2019
'Kesiapart Sumber Day a Manusia Pertanian Menghadapi Revo/us i Industri 4.0'
Selasa. 2 Juli 2019 Fakultas Pertanian & Bisnis UKSW

AnalysisSummary/IFAS) dan faktor mendapatkan nilai masing-


eksternal (External Factor Analysis masing faktor.
Summary/EFAS). Perhitungan dan
e. Menjumlahkan nilai faktor-
penilaian kontribusi masing-masing
faktor internal dan eksternal
faktor terhadap pengembangan
untuk mendapatkan total nilai.
komoditas manggis dilakukan
Total nilai faktor internal dan
berdasarkan ketentuan-ketentuan
eksternal dijadikan acuan untuk
berikut :
menentukan strategi-strategi
a. Masing-masing butir faktor di yang harus diambil dalam
dalam IFAS dan EFAS diberi upaya pengembangan
bobot sesuai dengan tingkat komoditas manggis.
kepentingannya dengan skala
3) Memasukkan faktor-faktor internal
yang dimulai dari 1 (tidak
dan eksternal ke dalam tabel
penting) sampai dengan 9
matriks 2 x 2 untuk merumuskan
(sangat penting). Nilai bobot
langkah-langkah strategi
masing-masing faktor tersebut
pengembangan komoditas manggis
dinormalkan sehingga jumlah
yang terangkum dalam strategi S-
nilai bobot secara keseluruhan
O (kekuatan-peluang), strategi S-T
ialah sebesar 1.
(kekuatan-ancaman), strategi W-O
b. Masing-masing faktor di dalam (kelemahan-peluang), dan strategi
IFAS dan EFAS diberi nilai W-T (kelemahan-ancaman).
atau rating dengan skala 1 4) Menetapkan strategi-strategi
sampai 9 berdasarkan pengaruh prioritas dengan menggunakan
faktor-faktor tersebut terhadap matriks QSPM (Quantitative
komoditas. Faktor-faktor yang Strategic Planning Matrix) yang
berpengaruh positif yaitu semua prosedurnya menurut Aldillah
yang termasuk kekuatan dan (2017) ialah sebagai berikut :
peluang diberikan nilai di atas 5 a. Membuat daftar faktor internal
(6 sampai 9). Skala 5 (kekuatan dan kelemahan) dan
merupakan posisi seimbang faktor eksternal (peluang dan
atau netral. Adapun faktor- ancaman).
faktor yang berpengaruh negatif b. Memberi bobot pada setiap
atau yang tergolong sebagai faktor internal dan eksternal
kelemahan dan tantangan berdasarkan hasil wawancara
diberikan nilai di bawah 5 (1 dengan responden penelitian.
sampai 4). c. Menentukan nilai daya tarik
(Attractiveness Score / AS),
c. Masing-masing besaran bobot
yaitu angka yang
dan rating merupakan
menunjukkan daya tarik relatif
merupakan rata-rata dari
masing-masing strategi pada
penilaian yang diberikan oleh
satu rangkaian alternative
responden penelitian.
tertentu. Nilai AS ditentukan
d. Mengalikan bobot dan rating oleh responden berdasarkan
masing-masing faktor untuk tingkat kepentingan setiap
stakeholder dalam kaitannya

31
ISSN 2460-5506

PROSIDING
KONSER KARYA ILMIAH NASIONAL 2019
'Kesiapart Sumber Day a Manusia Pertanian Menghadapi Revo/us i Industri 4.0'
Selasa. 2 Juli 2019 Fakultas Pertanian & Bisnis UKSW

dengan pengembangan Identifikasi faktor internal berupa kekuatan


komoditas manggis. Nilai AS (strengths) yang dapat menunjang
berkisar antara 1 sampai 4 di pengembangan komoditas manggis di Desa
mana 1 = tidak menarik, 2 = Olumokunde ialah sebagai berikut :
agak menarik, 3 = wajar 1) Usaha tani manggis sebagai sumber
menarik, dan 4 = sangat tambahan penghasilan bagi petani.
menarik. Usaha tani manggis dapat memberikan
d. Menghitung nilai daya tarik tambahan pendapatan sebesar Rp
total (Total Attractiveness 1.000.000/pohon/tahun sampai dengan
Score / TAS), yaitu hasil Rp 1.250.000/pohon/tahun dari rata-
perkalian antara bobot dengan rata produksi buah manggis 100 – 125
nilai AS. kg/pohon dan harga jual rata-rata
e. Menghitung jumlah total nilai sebesar Rp 10.000/kg.
TAS (Summed Total 2) Telah terbentuknya kelompok tani
Attractiveness Score / STAS), manggis.
yaitu menjumlahkan nilai TAS Kelompok tani khusus petani manggis
pada masing-masing kolom telah terbentuk sejak tahun 2017 dan
strategi QSPM. Nilai STAS beranggotakan sebanyak 10 orang
menyatakan strategi yang petani. Pada tahun 2017 kelompok tani
paling menarik dalam masing- tersebut mendapatkan bantuan bibit
masing rangkaian alternatif. manggis untuk demonstrasi area
Semakin tinggi nilai STAS penanaman seluas 7 hektar, dan telah
berarti suatu strategi memperoleh pelatihan teknis budidaya
dipandang semakin menarik, tanaman manggis melalui program
dengan mempertimbangkan kebijakan Dinas Pertanian dan
semua faktor kritis internal Perkebunan Kabupaten Poso.
dan eksternal yang 3) Kapasitas dan pengalaman
mempengaruhi pengambilan berusahatani manggis yang memadai.
keputusan-keputusan strategis. Kapasitas dan pengalaman
f. Strategi-strategi prioritas dipilih berusahatani yang dimiliki petani
berdasarkan nilai-nilai STAS merupakan modal penting dalam
yang tertinggi. Pada penelitian program pengembangan tanaman
ini dipilih strategi yang manggis secara efektif di Desa
memiliki nilai STAS lebih dari Olumokunde. Berdasarkan data profil
atau sama dengan 3, artinya desa tercatat bahwa penduduk desa
bahwa strategi-strategi tersebut berjumlah 1.153 jiwa, terdiri dari 332
memiliki tingkat kewajaran KK dengan sumber mata pencaharian
yang menarik hingga sangat didominasi oleh petani (59,29 %) dan
menarik untuk diterapkan buruh tani (23,32 %). Analisis
dalam pengembangan distribusi usia penduduk menunjukkan
komoditas manggis di Desa bahwa penduduk usia produktif 15 –
Olumokunde. 60 tahun memiliki persentase terbesar
HASIL DAN PEMBAHASAN yaitu 43,28 %. Adapun pengalaman
Analisis Faktor Internal dan Eksternal berusahatani manggis yang dimiliki
Pengembangan Komoditas Manggis oleh para petani manggis ialah rata-
rata di atas 20 tahun.

32
ISSN 2460-5506

PROSIDING
KONSER KARYA ILMIAH NASIONAL 2019
'Kesiapart Sumber Day a Manusia Pertanian Menghadapi Revo/us i Industri 4.0'
Selasa. 2 Juli 2019 Fakultas Pertanian & Bisnis UKSW

4) Faktor adat istiadat kerja sama dan oleh sifat fisik, kimia, dan biologi
gotong royong masyarakat desa. tanah. Faktor lain untuk penilaian
Faktor adat istiadat sampai saat ini kondisi tanah di lapangan, dapat
tetap eksis sebagai ikatan dalam diamati dari kandungan bahan kasar
kehidupan bermasyarakat penduduk tanah, kedalaman tanah, ketebalan
Desa Olumokunde. Budaya suku gambut, dan tingkat bahaya erosi.
Pamona Poso yang sangat kuat Hasil pengamatan kesesuaian lahan di
tercermin dalam tata kehidupan Desa Olumokunde didasarkan pada
masyarakat, secara khusus di bidang kesesuaian karakteristik lahan manggis
pertanian, ialah budaya kerja sama dan menunjukkan adanya kesesuaian lahan
gotong-royong antar petani yang pada kelas S1 dan S2 dengan faktor
disebut mesale. Kerja sama dan pembatas berupa tingkat kesuburan
gotong-royong ini dinyatakan dalam tanah.Kesesuaian lahan yang dimaksud
bentuk pemberian tenaga kerja secara ialah kesesuaian lahan actual, yaitu
sukarela untuk melakukan pekerjaan- kelas kesesuaian lahan berdasarkan
pekerjaan tertentu seperti penanaman data hasil survei lapangan di lokasi
dan panen. penelitian, dan belum
5) Ketersediaan lahan untuk mempertimbangkan adanya usaha-
pengembangan tanaman manggis. usaha perbaikan (Aprisal, 2012).
Berdasarkan data PPL Desa
Faktor-faktor internal berupa kelemahan
Olumokunde terdapat sekitar 50 hektar
(weaknesses) yang dapat menjadi
lahan kebun masyarakat yang telah
penghambat pengembangan komoditas
ditanami manggis. Sedangkan hasil
manggis di Desa Olumokunde ialah
analisis yang dilakukan berdasarkan
sebagai berikut :
pada status kesesuaian lahan, status
kawasan hutan, dan tutupan lahan, 1) Belum maksimalnya pengorganisasian
maka diproyeksikan lahan riil yang kelompok tani manggis.
masih tersedia untuk target perluasan Kelompok tani manggis yang terbentuk
dan peningkatan produksi manggis di belum memiliki legalitas secara formal
Desa Olumokunde adalah seluas sehingga membatasi ruang gerak
495,15 ha. pelaksanaan program kegiatan di luar
kelompok maupun kegiatan kemitraan
6) Kesesuaian lahan untuk
usaha dengan pihak lain.
pengembangan tanaman manggis.
2) Belum tersedianya petunjuk teknis
Berdasarkan hasil pengamatan jenis
budidaya tanaman manggis bagi petani.
tanah yang ada di Desa Olumokunde
Petunjuk teknis dari dinas/instansi
yaitu umumnya tanah aluvial.Jenis
terkait yang berhubungan dengan
tanah merupakan faktor penting yang
pengembangan tanaman manggis di
mempengaruhi pertumbuhan dan
Desa Olumokunde belum tersedia
perkembangan tanaman.Jenis tanah
sebagai acuan bagi pendampingan
yang sesuai untuk pertumbuhan
kelompok tani. Pengamatan terhadap
tanaman adalah jenis tanah yang
teknik budidaya tanaman manggis di
mengandung unsur hara tersedia dan
Desa Olumokunde menunjukkan bahwa
mencukupi untuk kebutuhan
sebagian besar petani manggis belum
pertumbuhan tanaman.Ketersediaan
menerapkan masukan input teknologi
unsur hara dalam tanah dipengaruhi

33
ISSN 2460-5506

PROSIDING
KONSER KARYA ILMIAH NASIONAL 2019
'Kesiapart Sumber Day a Manusia Pertanian Menghadapi Revo/us i Industri 4.0'
Selasa. 2 Juli 2019 Fakultas Pertanian & Bisnis UKSW

yang memadai dan cenderung kurang (perishable) dan tidak melalui


melakukan pemeliharaan tanaman. penanganan pasca panen untuk
Penggunaan input produksi pada mempertahankan kualitas buah lebih
tanaman manggis belum menjadi lama.
perhatian petani. Petani tidak 6) Pemahaman masyarakat yang terbatas
menerapkan pemupukan maupun mengenai kebijakan pemerintah.
perawatan yang intensif terhadap Masyarakat Desa Olumokunde belum
tanaman manggis, karena dipengaruhi sepenuhnya memahami kebijakan
oleh persepsi bahwa tanaman manggis pemerintah daerah terkait program
hanyalah merupakan tanaman pengembangan komoditas manggis
sampingan dan tidak membutuhkan yang dilaksanakan di wilayah
perawatan secara maksimal. desa.Sebagai akibatnya dukungan
masyarakat terhadap pelaksanaan
3) Kesulitan petani memperoleh bibit
program masih sangat terbatas, seperti
unggul.
terlihat dalam keengganan sebagian
Umumnya petani manggis di Desa
anggota masyarakat melakukan
Olumokunde mengalami kesulitan
penanaman bibit manggis pada areal
memperoleh bibit tanaman manggis
kebun dan lebih memilih menanami
yang unggul hasil teknik sambung
tanaman-tanaman perkebunan lainnya
pucuk serta penyediaan bibit batang
seperti kelapa sawit, kakao, atau
bawah yang terkendala dengan
cengkeh yang secara ekonomis
pengumpulan biji manggis.Dalam satu
memberikan pendapatan yang relatif
buah manggis biasanya hanya terdapat
lebih tinggi.
rata-rata 1-2 biji yang dapat disemaikan.
7) Belum terakomodirnya program
4) Sebagian besar pohon manggis berusia
pengembangan tanaman manggis ke
di atas 25 tahun.
dalam rencana pembangunan desa.
Pohon manggis yang diusahakan oleh
Hal ini terlihat dari belum tersedianya
petani sebagian besar berusia di atas 25
peraturan desa terkait program
tahun dan produktivitasnya mulai
pengembangan tanaman manggis,
menunjukkan penurunan.
termasuk belum tersedianya peraturan
5) Rendahnya penguasaan akses informasi
tata guna lahan desa terutama yang
pemasaran dan teknologi pasca panen
dikhususkan bagi program
oleh petani.
pengembangan tanaman manggis.
Pada umumnya buah manggis
Selain itu pemberdayaan kelembagaan
dipasarkan langsung oleh petani kepada
petani manggis juga belum diakomodir
pembeli melalui tempat-tempat
dalam Rencana Pembangunan Jangka
berjualan buah yang dibuat di pinggiran
Menengah Desa (RPJM-Des)
jalan desa.Dengan demikian, petani
Olumokunde.
tidak perlu mengeluarkan biaya untuk
mendistribusikan produknya.Akan Identifikasi terhadap faktor eksternal
tetapi risiko yang ditanggung petani berupa peluang (opportunities)
ialah kerusakan produk buah manggis pengembangan komoditas manggis di Desa
apabila disimpan dalam jangka waktu Olumokunde ialah sebagai berikut :
lama (> 3 hari), karena sifat buah
1) Peluang pemasaran komoditas manggis
manggis yang mudah busuk
hingga ke skala ekspor.

34
ISSN 2460-5506

PROSIDING
KONSER KARYA ILMIAH NASIONAL 2019
'Kesiapart Sumber Day a Manusia Pertanian Menghadapi Revo/us i Industri 4.0'
Selasa. 2 Juli 2019 Fakultas Pertanian & Bisnis UKSW

Seiring perluasan budidaya tanaman sesuai untuk pengembangan tanaman


manggis sebagai dampak dari program manggis.
pencanangan Kampung Manggis, maka 5) Letak strategis Desa Olumokunde.
diperkirakan pada tahun 2025 volume Letak wilayah Desa Olumokunde
produksi buah manggis diperkirakan cukup strategis sebagai desa yang dapat
meningkat secara signifikan.Sebagai dilalui angkutan darat menuju ke
dampaknya pemasaran buah manggis wilayah lain yaitu Kabupaten Morowali
tidak lagi hanya ditujukan pada skala Utara dan Provinsi Sulawesi Tenggara.
lokal dan regional, tetapi juga dapat
6) P
diarahkan sampai ke skala ekspor.
eluang pemanfaatan limbah buah
2) Peluang pemberian nilai tambah produk. manggis sebagai pupuk organik.
Lonjakan produksi buah manggis
Potensi limbah kulit buah manggis
merupakan peluang bagi
dalam jumlah yang cukup banyak dapat
pengembangan usaha pengolahan
diolah menjadi pupuk organik dengan
lanjutan produk buah manggis untuk
menggunakan teknologi EM4.Dengan
meningkatkan nilai tambah produk,
demikian limbah kulit buah manggis
seperti pembuatan sirup, jus, cocktail,
dapat dimanfaatkan sebagai pupuk
dan sebagainya.Hal ini akan mendorong
organik yang ramah lingkungan.
berkembangnya industri dan perluasan
kemitraan usaha. Adapun faktor eksternal berupa ancaman
3) Harga buah manggis yang relatif stabil. (threats) terhadap pengembangan
Harga jual buah manggis pada komoditas manggis di Desa Olumokunde
umumnya mencapai Rp 10.000/kg dan ialah sebagai berikut :
merupakan harga yang cukup 1) Perubahan iklim dan pola musim.
menguntungkan bagi petani sehingga Ketergantungan pertumbuhan dan
memberikan insentif terutama kepada produksi tanaman manggis terhadap
petani selaku produsen. iklim menyebabkan apabila terjadinya
4) Kesesuaian iklim Desa Olumokunde perubahan iklim atau pola musim
untuk pengembangan komoditas penghujan-kemarau dapat
manggis. menyebabkan gangguan produksi
Iklim merupakan salah satu faktor tanaman sehingga mengakibatkan
pembatas yang menjadi pertimbangan penurunan produktivitas dan kualitas
dalam merencanakan kegiatan budidaya hasil.
tanaman. Faktor iklim berkaitan dengan 2) Status kepemilikan areal
curah hujan, suhu, dan jenis tanah. pengembangan komoditas manggis.
Iklim yang sesuai dengan syarat Status areal yang sesuai dan masih
tumbuh tanaman akan sangat memungkinkan untuk pengembangan
mempengaruhi pertumbuhan dan hasil tanaman manggis sebagian berada
tanaman. Berdasarkan zonafikasi iklim, dalam hak kepemilikan tanah dari
Desa Olumokunde masuk ke dalam penduduk di luar Desa Olumokunde,
zona iklim A. Curah hujan rata- rata sedangkan sebagian lahan berada pada
1.600 - 1800 mm/tahun.dengan suhu kawasan HPT yang memerlukan
rata-rata 25oC – 32oC sangat pendekatan kemasyarakatan dan
kebijakan pemerintah daerah.

35
ISSN 2460-5506

PROSIDING
KONSER KARYA ILMIAH NASIONAL 2019
'Kesiapart Sumber Day a Manusia Pertanian Menghadapi Revo/us i Industri 4.0'
Selasa. 2 Juli 2019 Fakultas Pertanian & Bisnis UKSW

3)I dapat bertahan lama (non durable


nvasi perkebunan kelapa sawit pada product).
lahan-lahan penduduk desa.
Faktor ancaman ini dapat
Terdapat kecenderungan pengalihan
mempengaruhi pilihan dan pengalihan
dan penguasaan lahan untuk dijadikan
usahatani bila tidak dilakukan
perkebunan kelapa sawit pada lahan-
pendampingan yang maksimal dan
lahan yang dimiliki penduduk
penguatan kelembagaan petani secara
desa.Apalagi sebagian letak lahan milik
konsisten dan berkelanjutan pada
masyarakat yang tidak produktif atau
tingkat masyarakat petani dalam
tidak terolah berimpitan langsung
kerangka program pengembangan
dengan lahan perkebunan kelapa sawit.
tanaman manggis di Desa Olumokunde.
4) Adanya pilihan rasional pekerjaan
6) Belum terorganisirnya kelembagaan
sebagai buruh tani.
pemasaran manggis di Desa
Pilihan menjadi buruh tani pada
Olumokunde.
perusahaan perkebunan sawit menurut
masyarakat setempat telah menjadi Penjangkauan dan pendistribusian
pilihan rasional untuk memperoleh produk terutama untuk perdagangan
upah secara mudah dan jangka pendek berskala besar antar daerah atau antar
dalam pemenuhan kebutuhan keluarga. pulau masih sangat lemah, sebagai
Rata-rata pendapatan yang diperoleh akibat belum terorganisirnya
masyarakat menjadi buruh tani pada kelembagaan pemasaran dalam
perusahaan perkebunan sawit yaitu agribisnis buah manggis serta lemahnya
sebesar Rp 100.000/ hari. Faktor jaringan pemasaran di tingkat petani.
ancaman lainnya adalah sebagian Matriks Analisis Faktor Internal dan
masyarakat setempat khususnya bagi Faktor Eksternal
tenaga kerja usia produktif cenderung Faktor-faktor internal yang
menjadi penyadap pinus yang juga menggambarkan kekuatan dan kelemahan
dianggap sebagai alternatif mata pengembangan komoditas manggis di Desa
pencaharian yang potensial dengan rata- Olumokunde dirangkum ke dalam matriks
rata pendapatan yang diperoleh faktor internal (IFAS) sebagaimana yang
mencapai Rp 1.000.000 – Rp diperlihatkan pada Tabel 1. Hasil
2.000.000/ bulan. perhitungan pada Tabel 1 menunjukkan
5) Lemahnya posisi tawar petani. bahwa nilai total dari faktor-faktor internal
Harga pembayaran kepada petani untuk pengembangan komoditas manggis
umumnya relatif kecil dibanding ialah sebesar 6,01 dan berada pada rentang
periode waktu proses produksi. Posisi penilaian antara 6 sampai 9. Nilai tersebut
tawar petani sangat lemah dalam mengindikasikan bahwa dengan
membentuk harga yang layak.Petani memperhatikan kekuatan dan kelemahan
seringkali tidak berdaya untuk yang ada, komoditas manggis memiliki
mempertahankan harga yang posisi strategis yang cukup kuat untuk
dikehendaki dipengaruhi oleh tekanan dikembangkan.
pasar yang bersifat monopsoni serta
dipengaruhi karateristik produk tidak

Tabel 1.Matriks IFAS Pengembangan Komoditas Manggis

36
ISSN 2460-5506

PROSIDING
KONSER KARYA ILMIAH NASIONAL 2019
'Kesiapart Sumber Day a Manusia Pertanian Menghadapi Revo/us i Industri 4.0'
Selasa. 2 Juli 2019 Fakultas Pertanian & Bisnis UKSW

Faktor Internal Bobot (b) Rating (r) bxr


KEKUATAN (S)
Usahatani manggis sebagai sumber tambahan 0,11 8,77 0,97
penghasilan bagi petani
Telah terbentuknya kelompok tani manggis. 0,07 8,00 0,56
Kapasitas dan pengalaman berusahatani manggis yang 0,08 7,83 0,63
memadai.
Faktor adat istiadat kerja sama dan gotong royong 0,08 7,17 0,57
masyarakat desa.
Ketersediaan lahan untuk pengembangan tanaman 0,11 7,00 0,77
manggis.
Kesesuaian lahan untuk pengembangan tanaman 0,06 7,33 0,44
manggis.
KELEMAHAN (W)
Belum maksimalnya pengorganisasian kelompok tani 0,06 3,33 0,20
manggis.
Belum tersedianya petunjuk teknis budidaya tanaman 0,10 3,83 0,38
manggis bagi petani.
Kesulitan petani memperoleh bibit unggul. 0,08 4,77 0,38
Sebagian besar pohon manggis berusia di atas 25 tahun. 0,07 4,00 0,28
Rendahnya penguasaan akses informasi pemasaran dan 0,08 3,77 0,30
teknologi pasca panen oleh petani.
Pemahaman masyarakat yang terbatas mengenai 0,05 5,33 0,27
kebijakan pemerintah.
Belum terakomodirnya program pengembangan 0,05 5,13 0,26
manggis ke dalam rencana pembangunan desa.
TOTAL 1,00 6,01
Faktor-faktor eksternal berupa peluang yang berada pada rentang penilaian
dan ancaman terhadap pengembangan antara 6 sampai 9, mengindikasikan
komoditas manggis di Desa bahwa dengan memperhatikan faktor
Olumokunde dimasukkan ke matriks peluang dan ancaman yang ada,
faktor eksternal (EFAS) pada Tabel 2. komoditas manggis di Desa
Hasil perhitungan memperlihatkan nilai Olumokunde juga memiliki posisi yang
total faktor-faktor eksternal sebesar 6,07 cukup strategis untuk dikembangkan
Tabel 2. Matriks EFAS Pengembangan Komoditas Manggis
Faktor Internal Bobot (b) Rating (r) bxr
PELUANG (O)
Peluang pemasaran komoditas manggis hingga ke skala 0,12 8,33 1,00

37
ISSN 2460-5506

PROSIDING
KONSER KARYA ILMIAH NASIONAL 2019
'Kesiapart Sumber Day a Manusia Pertanian Menghadapi Revo/us i Industri 4.0'
Selasa. 2 Juli 2019 Fakultas Pertanian & Bisnis UKSW

Faktor Internal Bobot (b) Rating (r) bxr


ekspor.
Peluang pemberian nilai tambah produk. 0,07 7,33 0,51
Harga buah manggis yang relatif stabil. 0,11 8,00 0,88
Kesesuaian iklim Desa Olumokunde untuk 0,08 8,13 0,65
pengembangan komoditas manggis.
Letak strategis Desa Olumokunde. 0,07 8,00 0,56
Peluang pemanfaatan limbah buah manggis sebagai 0,06 7,13 0,43
pupuk organik.
ANCAMAN (T)
Perubahan iklim dan pola musim. 0,13 4,83 0,63
Status kepemilikan areal pengembangan komoditas 0,07 3,83 0,27
manggis.
Invasi perkebunan kelapa sawit pada lahan-lahan 0,08 4,00 0,32
penduduk desa.
Adanya pilihan rasional pekerjaan sebagai buruh tani. 0,06 3,87 0,23
Lemahnya posisi tawar petani. 0,08 4,13 0,33
Belum terorganisirnya kelembagaan pemasaran 0,07 3,67 0,26
manggis di Desa Olumokunde.
TOTAL 1,00 6,07
Strategi Pengembangan Komoditas yang diperlukan terkumpul dan kondisi
Manggis Berdasarkan Analisis SWOT lingkungan internal dan eksternal
dianalisis, maka dilakukan
Analisis SWOT merupakan cara yang
pengembangan alternatif strategi dalam
sistematis untuk mengidentifikasi faktor-
bentuk matriks SWOT yang
faktor internal dan eksternal serta
menghasilkan empat kemungkinan
strategi yang menggambarkan
strategi, yaitu :
kecocokan yang terbaik di antara faktor-
faktor tersebut. Analisis SWOT 1) Strategi S – O atau kombinasi
didasarkan pada asumsi bahwa strategi antara kekuatan dan peluang
yang efektif adalah strategi yang (Strengths-Opportunities), yaitu
memaksimalkan kekuatan dan peluang strategi yang memanfaatkan
yang ada untuk meminimalkan kekuatan-kekuatan yang
kelamahan dan ancaman. Menurut dimiliki organisasi atau
Juarsyah dkk (2015), analisis SWOT perusahaan untuk meraih
adalah alat bantu yang dapat peluang yang ada.
dimanfaatkan untuk mengembangkan
2) Strategi S – T atau kombinasi
alternatif-alternatif strategi yang
antara kekuatan dan ancaman
berbasiskan situasi lingkungan internal
(Strengths-Threats), yaitu
dan eksternal. Setelah semua informasi
strategi yang memanfaatkan

38
ISSN 2460-5506

U *m\
mi

PROSIDING
KONSER KARYA ILMIAH NASIONAL 2019
"Kesiapau Simiber Daya Manusia Pertauian Menghadapi Revolt/si Industri 4.0""
Selasa, 2 Juli 2019 Fakultas Pertanian & Bisnis UKSW

kekuatan-kekuatan yang
dimiliki organisasi atau
perusahaan untuk menghindari
atau mengatasi ancaman.
3) Strategi W – O atau kombinasi
antara kelemahan dan peluang
(Weaknesses-Opprtunities),
yaitu strategi di mana organisasi
atau perusahaan memperoleh
keuntungan dari peuang untuk
mengatasi kelemahan-
kelemahan yang dimiliki.
4) Strategi W – T atau kombinasi
antara kelemahan dan ancaman
(Weaknesses-Threats), yaitu
strategi organisasi atau
perusahaan untuk bertahan
dengan cara meminimumkan
kelemahan-kelemahan yang ada
untuk menghindari atau keluar
dari ancaman.
Berdasarkan analisis terhadap
lingkungan internal dan eksternal maka
diperoleh dan ditetapkan strategi-strategi
pilihan melalui matriks SWOT
sebagaimana yang ditunjukkan pada
Tabel 3 sebagai berikut

39
ISSN 2460-5506

U *m\
mi

PROSIDING
KONSER KARYA ILMIAH NASIONAL 2019
"Kesiapau Simiber Daya Manusia Pertauian Menghadapi Revolt/si Industri 4.0""
Selasa, 2 Juli 2019 Fakultas Pertanian & Bisnis UKSW

Tabel 3. Penetapan Strategi Pilihan dengan Matriks SWOT


IFAS Kekuatan (S) Kelemahan (W)
1. Usahatani manggis sebagai 1. Belum maksimalnya
sumber tambahan pengorganisasian kelompok
penghasilan bagi petani tani manggis
2. Telah terbentuknya 2. Belum tersedianya petunjuk
kelompok tani manggis teknis budidaya tanaman
manggis bagi petani
3. Kapasitas dan pengalaman
berusahatani manggis yang 3. Kesulitan petani
memadai memperoleh bibit unggul
4. Faktor adat istiadat kerja 4. Sebagian besar tanaman
sama dan gotong royong manggis berusia di atas 25
masyarakat desa tahun
5. Ketersediaan lahan untuk 5. Rendahnya penguasaan
pengembangan tanaman akses informasi pemasaran
manggis & teknologi pasca panen
oleh petani
6. Kesesuaian lahan untuk
pengembangan tanaman 6. Pemahaman masyarakat
manggis yang terbatas mengenai
kebijakan pemerintah
7. Belum terakomodirnya
program pengembangan
manggis ke dalam rencana
pembangunan desa

EFAS
Peluang (O) Strategi S-O Strategi W-O
1. Peluang pemasaran 1. Peningkatan produksi 1. Peningkatan legalisasi
komoditas manggis manggis melalui kegiatan badan hukum pada
hingga ke skala ekstensifikasi (SA 1) kelompok tani (SA 5)
ekspor
2. Pengembangan industri 2. Pendampingan dan
2. Peluang pemberian rumah tangga pengolahan pemberdayaan kelompok
nilai tambah produk buah manggis menjadi tani oleh PPL (SA 6)
produk bernilai tambah
3. Harga buah manggis 3. Penyediaan bibit unggul
yang relatif stabil (SA 2) dan penangkaran bibit (SA
7)
4. Kesesuaian iklim 3. Pelaksanaan penelitian
Desa Olumokunde tentang pemanfaatan limbah 4. Program peremajaan
untuk pengembangan buah manggis sebagai pupuk tanaman secara bertahap
komoditas manggis organik dan diseminasi hasil (SA 8)
penelitian oleh lembaga
5. Letak strategis Desa 5. Penyediaan sarana produksi
perguruan tinggi (SA 3)
Olumokunde pupuk dan pestisida bagi
4. Penyediaan jalan usahatani petani (SA 9)
6. Peluang pemanfaatan
pada areal utama

40
ISSN 2460-5506

U *m\
mi

PROSIDING
KONSER KARYA ILMIAH NASIONAL 2019
"Kesiapau Simiber Daya Manusia Pertauian Menghadapi Revolt/si Industri 4.0""
Selasa, 2 Juli 2019 Fakultas Pertanian & Bisnis UKSW

limbah buah manggis pengembangan tanaman 6. Penyusunan RPJM dan


sebagai pupuk organik manggis untuk memudahkan RKP Desa Olumokunde
transportasi (SA 4) dengan mengakomodir
program pengembangan
Desa Manggis dan
agribisnis manggis (SA 10)
7. Penyediaan panduan teknis
budidaya tanaman manggis
oleh Dinas Pertanian (SA
11)
8. Pelatihan teknologi pasca
panen buah manggis bagi
petani (SA 12)
Ancaman (T) Strategi S-T Strategi W-T
1. Perubahan iklim dan 1. Penyusunan tata guna lahan 1. Membangun jejaring usaha
pola musim desa yang mengakomodir (kemitraan) dengan
areal yang memungkinkan perusahaan agribisnis skala
2. Status kepemilikan
bagi pengembangan tanaman regional maupun nasional
areal pengembangan
manggis (SA 13) (SA 15)
komoditas manggis
2. Membangun sistem 2. Diseminasi kebijakan
3. Invasi perkebunan
pemasaran dan saluran program pengembangan
kelapa sawit pada
distribusi produk buah tanaman manggis secara
lahan-lahan penduduk
manggis dalam suatu sistem meluas kepada masyarakat
desa
rantai pasok (supply chain) desa (SA 16)
4. Adanya pilihan (SA 14)
3. Mendesain model program
rasional pekerjaan
pengembangan tanaman
sebagai buruh tani
manggis termasuk konsep
5. Lemahnya posisi pendampingan secara teknis
tawar petani bagi pelaksana program
(SA 17)
6. Belum terorganisirnya
kelembagaan
pemasaran manggis di
Desa Olumokunde
Penetapan Strategi Prioritas prioritas untuk pengembangan komoditas
Pengembangan Komoditas Manggis manggis, yaitu strategi yang memperoleh
nilai STAS ≥ 3
Tabel 4 merupakan hasil analisis QSPM
yang memperlihatkan strategi-strategi

Tabel 4. Hasil Nilai Akhir Total Daya Tarik Alternatif Strategi Berdasarkan QSPM
Strategi Alternatif (SA) Nilai Akhir TAS (STAS) Keterangan
SA 1 2,9
SA 2 1,6

41
ISSN 2460-5506

U *m\
mi

PROSIDING
KONSER KARYA ILMIAH NASIONAL 2019
"Kesiapau Simiber Daya Manusia Pertauian Menghadapi Revolt/si Industri 4.0""
Selasa, 2 Juli 2019 Fakultas Pertanian & Bisnis UKSW

SA 3 1,9
SA 4 3,4 Strategi Prioritas ke – 5
SA 5 1,3
SA 6 2,5
SA 7 3,6 Strategi Prioritas ke – 4
SA 8 2,1
SA 9 2,3
SA 10 2,9
SA 11 2,8
SA 12 2,6
SA 13 2,7
SA 14 2,6
SA 15 3,9 Strategi Prioritas ke – 3
SA 16 4,1 Strategi Prioritas ke - 2
SA 17 4,7 Strategi Prioritas ke – 1
Hasil analisis perumusan strategi prioritas 2) Strategi prioritas kedua adalah
dengan menggunakan metode QSPM diseminasi kebijakan program
menghasilkan lima strategi terpenting yang pengembangan tanaman manggis
memiliki nilai lebih dari atau sama dengan secara meluas kepada masyarakat desa.
3. Artinya ialah strategi-strategi tersebut Keberhasilan program dapat pula
memiliki nilai yang “ wajar menarik” diukur dari tingginya partisipasi
hingga “sangat menarik” untuk dijalankan masyarakat dalam implementasi
dalam rangka pengembangan komoditas program, dan tingkat partisipasi yang
manggis. Adapun kelima strategi prioritas tinggi akan dimungkinkan apabila
tersebut adalah masyarakat memiliki pemahaman
yang baik mengenai program yang
1) Strategi prioritas pertama adalah
akan dilaksanakan tersebut.
mendesain model program
Diseminasi program merupakan
pengembangan tanaman manggis
langkah yang tepat dalam rangka
termasuk konsep pendampingan
mensosialisasikan kebijakan
secara teknis bagi pelaksana program.
pemerintah daerah dan program-
Desain model program sangat
program pembangunan kepada
dibutuhkan untuk memberikan
masyarakat.
kejelasan bagaimana program akan
dilaksanakan, pihak-pihak yang akan 3) Strategi prioritas ketiga adalah
terlibat di dalam pelaksanaan program membangun jejaring usaha
dan cara-cara mengukur keberhasilan (kemitraan) dengan perusahaan
program, sehingga dapat menjamin agribisnis skala regional maupun
program dapat terlaksana secara nasional. Pemerintah daerah perlu
berkelanjutan. memfasilitasi kemitraan antara petani

42
ISSN 2460-5506

U *m\
mi

PROSIDING
KONSER KARYA ILMIAH NASIONAL 2019
"Kesiapau Simiber Daya Manusia Pertauian Menghadapi Revolt/si Industri 4.0""
Selasa, 2 Juli 2019 Fakultas Pertanian & Bisnis UKSW

manggis di Desa Olumokunde selaku tenaga kerja maupun pengangkutan


produsen dengan perusahaan- produk dan sarana produksi dari dan
perusahaan agribisnis berupa eksportir keluar lokasi pengembangan.
yang merupakan pembeli produk
KESIMPULAN
dalam volume besar, terutama apabila
konsep pengembangan komoditas Upaya pengembangan komoditas manggis
manggis diarahkan untuk di Desa Olumokunde dipengaruhi oleh
menghasilkan produksi massal dan faktor-faktor internal berupa kekuatan dan
memenuhi kebutuhan ekspor. Adanya kelemahan serta faktor-faktor eksternal
kemitraan usaha akan mendorong berupa peluang dan ancaman. Kekuatan-
petani untuk menghasilkan produk kekuatan yang dimiliki ialah usahatani
buah yang memiliki kualitas ekspor, manggis merupakan sumber tambahan
memperkuat posisi tawar petani, dan penghasilan bagi petani, telah terbentuknya
meningkatkan pendapatan petani. kelompok tani manggis, kapasitas dan
pengalaman berusahatani manggis yang
4) Strategi prioritas keempat adalah
memadai, faktor adat istiadat kerja sama
penyediaan bibit unggul dan
dan gotong royong masyarakat desa,
penangkaran bibit. Peningkatan
ketersediaan dan kesesuaian lahan untuk
produktivitas tanaman manggis dan
pengembangan tanaman manggis.
perbaikan kualitas buah yang
Kelemahan-kelemahan yang dimiliki ialah
dihasilkan dapat dicapai di antaranya
belum maksimalnya pengorganisasian
melalui penggunaan bibit unggul.
kelompok tani manggis, belum tersedianya
Pada umumnya tanaman manggis
petunjuk teknis budidaya tanaman manggis
yang berada di Desa Olumokunde
bagi petani, kesulitan petani memperoleh
berasal dari varietas lokal yang
bibit unggul, sebagian besar tanaman
potensi hasilnya rendah dan
manggis berusia di atas 25 tahun,
menghasilkan buah yang kualitasnya
rendahnya penguasaan akses informasi
rendah pula. Penggunaan bibit unggul
pemasaran dan teknologi pasca panen oleh
yang disediakan melalui penangkar-
petani, pemahaman masyarakat yang
penangkar bibit yang tersedia
terbatas mengenai kebijakan pemerintah,
disekitar lokasi pengembangan akan
dan belum terakomodirnya program
mendorong petani untuk
pengembangan manggis ke dalam rencana
mengusahakan tanaman manggis
pembangunan desa.
berkualitas tinggi yang secara
ekonomis memberikan tambahan Peluang-peluang pengembangan tanaman
penghasilan yang lebih tinggi pula. manggis meliputi peluang pemasaran
hingga ke skala ekspor, peluang pemberian
5) Strategi prioritas kelima adalah
nilai tambah produk, harga buah yang
penyediaan jalan usahatani pada areal
relatif stabil, kesesuaian iklim desa untuk
utama pengembangan tanaman
pengembangan, letak strategis desa, dan
manggis untuk memudahkan
adanya peluang pemanfaatan limbah buah
transportasi. Apabila areal utama
manggis sebagai pupuk organik. Terdapat
pengembangan berbentuk perkebunan
beberapa ancaman yang dapat
berskala besar, maka penyediaan
menghambat upaya pengembangan yaitu
infrastruktur jalan sangat penting
perubahan iklim dan pola musim, status
untuk mempermudah transportasi bagi
kepemilikan areal pengembangan, invasi

43
ISSN 2460-5506

U *m\
mi

PROSIDING
KONSER KARYA ILMIAH NASIONAL 2019
"Kesiapau Simiber Daya Manusia Pertauian Menghadapi Revolt/si Industri 4.0""
Selasa, 2 Juli 2019 Fakultas Pertanian & Bisnis UKSW

perkebunan kelapa sawit pada lahan-lahan Sayuran Tahunan Indonesia. BPS


penduduk desa, adanya pilihan rasional Indonesia, Jakarta.
pekerjaan sebagai buruh tani, lemahnya Badan Pusat Statistik Sulawesi Tengah.
posisi tawar petani, dan belum 2017. Sulawesi Tengah Dalam Angka
terorganisirnya kelembagaan pemasaran 2017. BPS Sulteng, Palu.
manggis di Desa Olumokunde. Erlangga N, Purwadaria HK, Firdaus M.
2012. Improvement of Mangosteen
Strategi-strategi prioritas yang dapat
Farming and Postharvest Handling
dilakukan untuk kegiatan pengembangan
Strategies Based on Global GAP
komoditas manggis meliputi desain model
Standard at Kiara Pedes, Purwakarta
program pengembangan tanaman manggis
District. Jurnal Manajemen dan
termasuk konsep pendampingan secara
Agribisnis. 9 (1) : 69 – 77.
teknis bagi pelaksana program, diseminasi
Ikhsan S, Aid A. 2011. Analisis SWOT
kebijakan program pengembangan
Untuk Merumuskan Strategi
tanaman manggis secara meluas kepada
Pengembangan Komoditas Karet di
masyarakat desa, pembangunan jejaring
Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan
usaha (kemitraan) dengan perusahaan
Tengah. Jurnal Agribisnis Perdesaan.
agribisnis skala regional maupun nasional,
1 (3) : 166 – 177.
penyediaan bibit unggul dan penangkaran
Juarsyah R, Muani A, Suyatno A. 2015.
bibit, dan penyediaan jalan usahatani pada
Kajian Pengembangan Agribisnis
areal utama pengembangan tanaman
Komoditas Unggulan Buah-buahan di
manggis untuk memudahkan transportasi.
Kabupaten Kubu Raya. Jurnal Social
DAFTAR PUSTAKA
Economic of Agriculture. 4 (1) : 56 –
Aldillah R. 2017. Strategi Pengembangan
69.
Agribisnis Jagung di Indonesia. Jurnal
Kusmayadi IF, Sujaya DH, Noormasyah Z.
Analisis Kebijakan Pertanian. 16 (1) :
2017. Analisis Kelayakan Finansial
43 – 66.
Usahatani Manggis (Garcinia
Andala A., Abidin Z, Situmorang S.2014.
mangostana L.) Studi Kasus pada
Keunggulan Kompetitif dan Komparatif
Seorang Petani Manggis di Desa
Usahatani Manggis di Kabupaten
Cibanten Kecamatan Cijulang
Tanggamus.Jurnal Ilmu-ilmu
Kabupaten Pangandaran. Jurnal Ilmiah
Agribisnis. 2 (3) :214 – 222.
Mahasiswa Agroinfo Galuh. 4 (2) : 226
Aprisal. 2012. Survai Kesesuaian Lahan
– 233.
Untuk Tanaman Manggis (Garcinia
Narakusuma MA, Fauzi AM, Firdaus M.
mangostana L.) Sebagai Tanaman
2013. Rantai Nilai Produk Olahan
Konservasi di Kabupaten Limapuluh
Buah Manggis. Jurnal Manajemen dan
Kota Sumatera Barat. Jurnal Solum. 9
Agribisnis. 10 (1) : 11 – 21.
(2) : 69 – 76.
Nuraniputri U, Daryanto HKS,
Ashari TD, Setiawan B, Syafrial. 2015.
Kuntjoro.2016. Produksi Manggis pada
Analisis Simulasi Kebijakan
Beberapa Kelompok Umur Tanaman
Peningkatan Ekspor Manggis Indonesia.
dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhi
Jurnal Habitat. 26 (1) : 61
Produksi Manggis di Kabupaten
– 70.
Sukabumi, Jawa Barat.Jurnal Agribisnis
Badan Pusat Statistik Indonesia.2017.
Indonesia. 4 (1) : 67 – 78.
Statistik Tanaman Buah-buahan dan

44
ISSN 2460-5506

U *m\
mi

PROSIDING
KONSER KARYA ILMIAH NASIONAL 2019
"Kesiapau Simiber Daya Manusia Pertauian Menghadapi Revolt/si Industri 4.0""
Selasa, 2 Juli 2019 Fakultas Pertanian & Bisnis UKSW

Pongvinyoo P, Yamao M, Hosono K. 2015. Kemitraan Usaha Rantai Pasok Buah


Cost Efficiency of Thai National GAP Tropika Berorientasi Ekspor. Forum
(QGAP) and Mangosteen Farmers’ Penelitian Agro Ekonomi. 36 (1) : 45 –
Understanding in Chantaburi Province. 61.
American Journal of Rural Tungka ER, Mamondol MR, Meringgi A,
Development. 3 (2) : 15 – 23. Simuru K. 2018. Kajian
Pradipta A, Firdaus M. 2014. Posisi Daya Pengembangan Tanaman Manggis
Saing dan Faktor-faktor Yang (Garcinia mangostana L.) di Desa
Mempengaruhi Ekspor Buah-buahan Olumokunde Kecamatan Pamona
Indonesia.Jurnal Manajemen dan Timur Kabupaten Poso. Laporan Hasil
Agribisnis. 11 (2) : 129 – 143. Penelitian. Lembaga Penelitian dan
Saptana, Perwita AD, Darwis V, Suhartini Pengabdian Kepada Masyarakat
SH. 2018. Dinamika Kelembagaan Universitas Kristen Tentena.Tentena.

45

You might also like