You are on page 1of 10

Persepsi Tenaga Kesehatan Terhadap Pentingnya Keberadaan Hospice Care Untuk

Pasien Kanker Stadium Terminal di RSUP Fatmawati Jakarta.


1
Okky Rachmad Ngakili, Moch. Prasetyo Mulyanto
1
Departemen Keperawatan Medikal Bedah STIKES Hang Tuah Surabaya
Email: ongakili@gmail.com, phone: 081939132391

Abstract: Hospice care is an integrated service that focused in giving full support to the
patients for having enjoyable life and peaceful end of life. The research aimed to find medical
professional’s perception on the meaning, benefit and challenge on hospice care as well as
multidisciplinary team roles in hospice care service for terminal illness patient in Fatmawati
Central General Hospital, Jakarta. This Research utilized qualitative methodology with
hermeneutic phenomenology approach. The participants were recruited through purposive
sampling according to the inclusive criteria. A total number of 15 main participants consisted
of 3 persons in each proffesion namely doctor, nurse, nutriciant, physiotherapist and
pharmacist. A focus group discussion in the research and education room. The analyzed
through N VIVO 11 program, interpreted within thematic and sub-theme analysis. The result
showed that hospice care was very important. The health professionals stated that
multidisciplinary team’s roles in Hospice care acted as educator, consellor and care giver to
respond to patients needs. It was concluded then that hospice care is important to improve
patients quality of life in many aspects. The research recommended the hospice care to be
implemented and supported by health care team and management of Fatmawati Central
General Hospital Jakarta.

Keyword: Perception, Medical Proffesional, Hospice Care.

Abstrak: Hospice care merupakan pelayanan terpadu yangmemberikan dukungan kepada


pasien supaya merasa hidup lebih nyaman dan damai diakhir kehidupan. Tujuan dari
penelitian ini diketahuinya persepsi tenaga kesehatan mengenai makna, manfaat dan kendala
hospice care, peranan tim multi disipliner di dalam hospice care untuk pasien kanker stadium
terminal di RSUP Fatmawati Jakarta.Penelitian ini menggunakan metode kualitatif
pendekatan fenomenologi hermeneutik. Partisipan dalam penelitian ini berjumlah 15 orang
untuk partisipan utama masing-masing 3 orang dari setiap profesi yaitu; dokter, perawat, ahli
gizi, fisioterapi dan farmasi. Teknik pengambilan sampel dengan cara purposive
samplingsesuai dengan kriteria inklusi. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik Focus
Group Discussion untuk tenaga kesehatan yang dilaksanakan di Ruang Diklit RSUP
Fatmawati Jakarta. Analisis data menggunakan N VIVO11 yang akan diinterpretasikan
kedalam analisis tematik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hospice care sangat penting
keberadaanya untuk pasien kanker stadium terminal karena dapat meningkatkan kenyamanan
pasien, menjadikan pasien tetap merasa dihargai dan juga mendekatkan pasien dengan
keluarga. Di dalam hospice care terdapat tim multidisipliner yang berperan sebagai educator,
konseling dan sebagai care giver dalam pemenuhan kebutuhan pasien. Kendala hospice care
belum dilaksanakan salah satunya adalah belum adanya ruangan khusus untuk mendirikan
hospice care sesuai standar yamg telah ditentukan. Simpulan dari penelitian ini adalah
hospice care penting dilakukan karena dapat meningkatkan kualitas hidup pasien baik secara
biologis, psikologis, sosiologis, spiritual dan kultural. Saran dalam penelitian ini untuk tenaga
kesehatan dan manajemen RSUP Fatmawati Jakarta agar mendukung serta memfasilitasi
program pengembangan hospice care, didukung kesiapan tim multidisipliner dan

1115
kelengkapan fasilitas yang dimiliki RSUP Fatmawati serta memberikan edukasi dan
rekomendasi terhadap perawatan pasien kanker stadium terminal.

Kata Kunci: Persepsi, Tenaga kesehatan, Hospice care

Pendahuluan Rulland dan Moore (2001)


Kanker masih menjadi bayangan hitam mengusulkan tentang “Peacefull End Of
bagi masyarakat di dunia, karena Life” dimana diterapkan tentang 5 prinsip
merupakan masalah kesehatan yang belum yaitu; 1) bebas dari rasa nyeri 2)
ada pengobatan secara pasti, tetapi kanker mengalami kenyamanan 3) merasa tetap
dapat dicegah. Kanker menjadi penyebab terhormat dan sejahtera 4) merasa tetap
kematian nomor 2 di dunia sebesar 13% damai meskipun dalam keadaan sakit dan
setelah penyakit kardiovaskuler (WHO, 5) tetap merasa dekat kepada orang lain
2013). Di Indonesia, prevalensi penyakit dan mereka yang peduli (Mellanie, 2011;
kanker juga cukup tinggi. Pada tahun 2008 Alligood, 2014). Kelima hal tersebut dapat
penderita kanker yang meninggal dunia diterapkan dalam asuhan keperawatan
sebanyak 7,6 juta orang dari 12,7 juta khususnya bagi mereka yang mendekati
kasus. Pada tahun 2012 penderita kanker akhir kehidupan (EOLC: End Of Life
menjadi 14,1 juta kasus dan yang Care) seperti dengan mendirikan program
meninggal 8,2 juta. Hal ini berarti ada hospice care (Mellanie, 2011; Alligood,
peningkatan sebanyak 600.000 orang yang 2014).
meninggal setiap 4 tahun akibat kanker. Prinsip tentang hospice care yaitu
Maka dapat diperkirakan pada tahun 2016 memberikan perawatan suportif kepada
penderita kanker yang meninggal dunia orang-orang ditahap akhir penyakit
sebanyak 10, 6 juta orang. terminal dan fokus pada kenyamanan dan
Diperkirakanjuga pada tahun 2030, insiden kualitas hidup, bukan pada penyembuhan
kanker dapat mencapai 26 juta orang dan (Connor, 2009).Di Indonesia
yang meninggal 17 juta orang (DepKes RI, penatalaksanaan hospice care masih belum
2015). Berdasarkan data riset kesehatan terfokus, karena masih banyak dikaitkan
dasar (RisKesDas) tahun 2013, prevalensi bahwa antara palliative care, hospice care
tumor/kanker di Indonesia adalah 1,4 per dan homecare adalah sama dan masih
1000 penduduk atau sekitar 330.000 orang. belum adanya rumah sakit di Indonesia
Penderita kanker yang mengalami yang menyediakan program perawatan
komplikasi berkelanjutan dan sudah hospice care yang dilakukan di Rumah
termasuk dalam grade (stadium) Sakit.
IV/terminal akan rentan terhadap Studi awal yang dilakukan di RSUP
pengobatan dan selanjutnya pasien akan Fatmawati Jakarta pada hari senin tanggal
diklasifikasikan dalam grade X karena 20 Juli 2016 salah satu persepsi dari tim
sudah tidak dapat dinilai lagi tingkat kesehatan yaitu perawat, mengatakan
keganasan dari sel kanker (Lewis, 2011). bahwa “Hospice care penting
Pada tahap kanker stadium IV/terminal ini dilaksanakan karena hospice care dapat
penderita akan menghadapi situasi di akhir memberikan pelayanan terpadu untuk
kehidupan (End Of Life) yang pasien kanker stadium terminal sehingga
memerlukan banyakkeputusan dalam dapat meningkatkan kualitas hidup pasien
pemberian layanannya (End Of Life Care: dan dapat memberikan pengertian kepada
EOLC) dimana situasi tersebut dapat keluarga pasien untuk menerima proses
mempengaruhi lebih jauh terhadap kualitas dari kehidupan pasien”, maka keberadaan
hidup pasien. hospice care untuk pasien kanker stadium
terminal sangat dibutuhkan.

1116
Hal ini mendorong peneliti untuk Gambar 1 Skema Model Tema Dalam
menggali pentingnya keberadaan hospice Penelitian. Sumber: Data Primer
care di Rumah Sakit besar salah satunya Hasil Olah Data NVivo versi 11.0
RSUP Fatmawati Jakarta yang belum Para partisipan yaitu tenaga kesehatan
diketahui apakah sudah atau belum telah memberikan gagasan tentang makna
mencanangkan program hospice care pada Hospice Care.Terdapat 10 subtema yang
pasien kanker stadium terminal. dihasilkan dari berbagai persepsi tenaga
kesehatan. Sub tema pertama adalah
Metode Penelitian “Pelayanan Terpadu”. Tenaga kesehatan
Pada penelitian ini menggunakan yang memberikan persepsi bahwa
metode kualitatif dengan pendekatan Hospice Care merupakan pelayanan
fenomenologi hermeunetik. Peneliti terpadu adalah Partisipan dari Ahli Gizi 1
melakukan secara FGD (Focus Group (PA1), Perawat 1 (PP1), Fisioterapis
Discussion) untuk partisipan utama yang 1(PF1) dan Fisioterapis 2 (PF2). Ke 4
dilakukan pada penelitian ini partisipan tersebut mengatakan bahwa
menggunakan metode kualitatif dengan Hospice Care merupakan pelayanan
pendekatan fenomenologi hermeunetik. terpadu yang didalamnya terdapat tim
Peneliti melakukan secara FGD (Focus multidisipliner dan keluarga yang
Group Discussion) untuk partisipan utama difokuskan kepada pasien kanker stadium
yang dilakukan pada tanggal 19 Juli 2016 terminal sehingga dapat memenuhi
sebanyak 7 orang dan 28 Juli 2016 kebutuhan secara bio, psiko, sosio,
sebanyak 8 orang dan FGD dilakukan pada spiritual dan kultural serta perawatan
pukul 13.00 - 17.00 WIB di Ruang Diklit hospice care dilakukan selama 24
RSUP Fatmawati Jakarta. jam/hari.
Hasil Penelitian dan Pembahasan Pendapat dari partisipan selanjutnya
yaitu dari perawat 3 (PP3) yang
Berdasarkan hasil analisa data
mengatakan “Perawatan holistic yang
menggunakan N VIVO 11 didapatkan 3 dilakukan di Rumah Sakit dan hampir
tema jika dilihat berdasarkan persepsi sama dengan home care”. PD3 yang
tenaga kesehatan yaitu: 1). Makna Hospice mengatakan “ hospice Care dan Paliative
Care, 2). Penatalaksanaan Hospice Care care berbeda. Jika hospice Care
dan 3). Peranan Hospice Care. Dimana pengobatan hanya ditujukan untuk
dalam analisa data akan mengarah menghilangkan gejala pasien sedangkan
paliative care tetap diberikan treatment
terhadap setiap pertanyaan yang dijadikan medical”.
sebagai acuan FGD dan berdasarkan sub Berdasarkan pendapat para tenaga
tema yang telah ditemukan sesuai dan kesehatan diatas dapat disimpulkan
menggunakan analisa data dengan N hospice care adalah pelayanan terpadu
VIVO 11 antara lain: yang difokuskan pada pasien kanker
Persepsi Tenaga Kesehatan Terhadap stadium terminal yang didalamnya
Makna Dari Hospice Care terdapat tim multidisipliner dan keluarga
yang dapat memberikan perawatan secara
holistic, sehingga pasien akan merasa
tenang dan damai meskipun diakhir
kehidupan.
Sub tema selanjutnya yang
berdasarkan tentang persepsi tenaga
kesehatan terhadap makna hospice care
adalah Tempat untuk pasien yang
sakaratul maut atau akhir kehidupan.

1117
Jumlah tenaga kesehatan yang Seperti yang diungkapkan oleh Dokter 3
mengatakan tema tersebut sebanyak 2 (PD3) mengatakan bahwa “ Hospice care
partisipan yaitu: 1) partisipan dari ahli penting diadakan untuk pasien kanker
Gizi 2 (PA2) dan Fisioterapis 3 (PF3). stadium terminal karena penanganan
Pendapat dari Ahli Gizi 2 (PA2) pasien kanker stadium terminal adalah hal
mengatakan “Hospice Care merupakan yang khusus dan delicate untuk
tempat untuk pasien yang sakaratul maut diperhatikan, apabila ada kondisi yang
yang membutuhkan dukungan menunjang dan memberikan kenyaman
keluarga”.Hal ini terlihat bahwa tema ke 2 serta manfaat besar, maka perlu
dari pendapat tenaga kesehatan tentang dilakukan”. Sedangkan menurut
makna hospice care adalah tempat pasien Fisioterapi 1 (PF1) mengatakan bahwa
untuk sakaratul maut. ”Hospice care penting diadakan untuk
Subtema selanjutnya adalah pasien kanker stadium terminal namun
“Meningkatkan Quality of Life”.Jumlah saat melakukan penanganan pasien harus
partisipan yang mengatakan hal tersebut memperhatikan kondisi dan juga anjuran
sebanyak 1 partisipan yaitu Ahli Gizi 1 dan penilaian secara medis kepada pihak
(PA1) yang mengatakan “Manfaat keluarga, dimana pihak keluarga adalah
hospice care dapat meningkatkan Quality kunci dari pelaksanaan ini”.
of Life pasien sehingga pasien merasa Dari hasil pendapat beberapa tenaga
dihargai meskipun saat sakit”. kesehatan dapat disimpulkan bahwa
Berdasarkan dari beberapa subtema hospice penting diadakan untuk pasien
diatas tentang manfaat hospice care dapat kanker stadium terminal karena
disimpulkan hospice care memiliki merupakan keputusan terbaik dalam
maanfaat antara lain: penanganan pasien.
1. Memberikan kenyamanan pasien Hal ini menunjukkan salah satu
2. Memberikan pelayanan terbaik untuk manfaat dari hospice care dapat
pasien dan keluarga serta Rumah Sakit. meningkatkan kualitas hidup pada pasien
3. Meningkatkan Quality of Life. kanker stadium terminal.
Dari partisipan diatas mengutarakan
hal yang sama tentang penanganan pasien.
Persepsi Tenaga Kesehatan Terhadap Penatalaksanaan Hospice Care

Gambar 2 Skema Model Tema “Penatalaksanaan Hospice Care” Dalam Penelitian.


Sumber: Data Primer Hasil Olah Data NVivo versi 11.0

1118
Berdasarkan dari hasil analisa data Pendapat Dokter 3 (PD3) mengatakan
menggunakan N VIVO 11 dapat diperoleh bahwa “Pasien dan keluarga kekurangan
hasil jumlah sub tema yang dihasilkan dan kehilangan informasi dan layanan
oleh penatalaksanaan hospice care yang mereka butuhkan”.Berdasarkan dari
sebanyak 11 sub tema. beberapa pendapat berarti dampak belum
Subtema pertama adalah “Kurangnya diselenggarakannya Hospice Care sangat
Mendapatkan Kesempatan Untuk signifikan karena menurut para tenaga
Perawatan dan Pelayanan”. Jumlah medis salah satu dampaknya adalah
partisipan yang mengatakan hal tersebut kurangnya informasi terhadap kesehatan
sebanyak 9 partisipan antara lain: 1). Ahli khususnya informasi hospice care.
Gizi 1 (PA1), 2). Ahli Gizi 2 (PA2), Semua partisipan utama baik dari
3).Dokter 1 (PD1), 4).Farmasi 1 (PM1), 5) profesi Dokter, Perawat, Ahli Gizi,
Farmasi 2 (PM2), 6).Farmasi 3 (PM3), Fisioterapi dan Farmasi memiliki persepsi
7).Fisioterapist 1 (PF1), 8).Fisioterapist 2 yang sama yaitu Tim multidisipliner.
(PF2) dan 9).Fisioterapist 3 (PF3). Tetapi ada partisipan dari Dokter 2 (PD2)
Menurut Ahli Gizi 1 (PA1) yang berpendapat selain Tim
mengatakan bahwa “Pasien dan keluarga multidisipliner dalam hospice care,
pasien tidak mendapatkan opsi untuk Keluarga harus berperan dalam hospice
perawatan dan pelayanan yang care. Seperti yang diungkapkan oleh
seharusnya bisa mereka Dokter 2 (PD2) bahwa “Semua pihak
dapatkan”.Pendapat partisipan selanjutnya terkait dalam paliative care dan hospice
yaitu Ahli Gizi 2 (PA2) tentang tema care tentunya baik di Rumah sakit
tersebut adalah “keadaan damai dimana maupun dilokasi lainnya, keluarga
pasien bisa mendapatkan dan memegang peranan penting dalam hal ini
diperhatikan sampai akhir hayatnya untuk menentukan dan mendiskusikan
menjadi sebuah pilihan yang belum bisa dengan dokter dan lainnya”.
didapatkan”.
Pendapat Dokter 1 (PD1) mengatakan Persepsi Tenaga Kesehatan Terhadap
bahwa “Kesempatan rumah sakit dan Peranan Tim Multidisipliner Dalam
pelayanan kesehatan lainnya untuk Hospice Care
memilki layanan dan fasiitas ini belum
terpenuhi, sebuah kesempatan yang
seharusnya bisa dilihat dan ditilik
opportunitinya”. Partisipan selanjutnya
memiliki pendapat yang hampir sama
dengan yang telah diurtarakan oleh ke tiga
dari partisipan tersebut.
Hal ini bisa menjadi salah satu
kendala, kenapa hospice care belum
didirikan. Dari beberapa pendapat Gambar 3 Skema Model Tema “Peranan
partisipan ada 2 partisipan yang memiliki Tim Multidisipliner Dalam
pendapat yang hampir sama yaitu Hospice Care” Dalam
pendapat dari Ahli Gizi 3 (PA3) dan Penelitian. Sumber: Data
pendapat dari Dokter 3 (PD3). Ahli Gizi 3 Primer Hasil Olah Data
mengatakan bahwa “Kekurangan NVivo versi 11.0
informasi dan juga kesempatan agar Seluruh partisipan utama setuju bahwa
pasien bisa mendapatkan pelayanan yang peran Tim multidisipliner dalam hospice
maksimal”. Hal ini diakibatkan karena care sangat penting.Ke tiga partisipan dari
hospice care belum dilaksanakan di Ahli Gizi berpendapat bahwa dalam
Rumah Sakit. hospice careakan mengatur koordinasi

1119
terkait kebutuhan gizi pasien kanker, menurut Farmasi 2 (PM2) mengatakan
karena menurut tim ahli gizi dengan bahwa “Tim multidisipliner dalam hospice
pengaturan diit pasien akan merasa care harus memiliki peran yang
diberikan pelayanan yang maksimal. maksimal, maksudnya kondisi dan
Menurut Ahli Gizi 2 (PA2) koordinasi harus dibicarakan dan
mengatakan “ Tim multidisipliner dalam direncanakan”.
hospice care sangat penting peranannya Partisipan utama yang terakhir adalah
yaitu seperti ahligizi yang harus profesi fisioterapi. Ke tiga partisipan
berkoordinasi terhadap semua pihak akan tersebut juga berpendapat yang sama
kebutuhan pasien khususnya pada gizi bahwa peran tim multidisipliner di dalam
pasien”. hospice care sangat penting. Menurut
Pendapat dari ketiga partisipan dari pendapat dari Fisioterapi 2 (PF2)
perawatpun sama yaitu Tim mengatakan bahwa “Semua pihak yang
multidisipliner dalam hospice care terkait dalam system kesehatan harus
memiliki peran sangat penting. Peran diperhatikan, direncanakan dan
perawat dalam hospice care menurut dijelaskan secar seksama, dan peran serta
perawat 1 (PP1) sebagai educator dan harus sesuai”. Menurut Fisioterapi 1
bimbingan konseling terhadap pasien dan (PF1) peranan fisioterapi dalam hospice
keluarga serta dapat memberikan care adalah melatih pergerakan baik
penjelasan tentang teknik nyeri pasien bed rest total maupun tidak.
nonfarmakologis. Sedangkan menurut Berdasarkan dari pendapat beberapa
perawat 2 (PP2) berpendapat bahwa “ partisipan diatas dapat disimpulkan bahwa
Peran yang lengkap dan harus saling peran tim multidisipliner dalam hospice
melengkapi dan mendukung segala care sangat penting dan Peraturan dalam
penatalaksanaan hospice care”. hospice care juga perlu dimengerti serta
Pendapat selanjutnya dari tenaga adanya SOP yang jelas dalam mengatur
kesehatan yang berasal dari dokter tentang peran serta wewenang dari setiap bidang
Tim multidisipliner dalam hospice care keilmuan.
juga sama yaitu semua penting.
Menurut pendapat dari Dokter 1 (PD1) Persamaan Ungkapan Partisipan
perannan dokter didalam hospice care Utama
sebagai leader untuk mengarahkan setiap
intervensi yang akan dilakukan didalam
hospice care. Dokter 1 (PD1) mengatakan
“Tim multidisipliner menentukan dan
memegang peran yang penting, tidak bisa
dipisahkan dan berdiri sendiri, keluarga
juga menentukan arah dan keinginan dari
pasien”.
Partisipan selanjutnya adalah dari
profesi Farmasi. Ke tiga partisipan dari
profesi farmasi tersebut juga memiliki
pendapat yang sama yaitu peran tim
multidisipliner dalam hospice care sangat Gambar 4.9 Kesamaan Ungka
penting. Menurut pendapat dari Farmasi 3 pan Partisipan Utama 1-15. Sumber: Data
Primer Hasil Olah Data NVivo
(PM3) peranan farmasi dalam hospice
versi 11.0
care adalah untuk mengatur dan
berkoordinasi dengan dokter dan tenaga Berdasarkan diagram diatas pada
kesehatan lainnya tentang kandungan obat partisipan 1 sampai 15 didapatkan
yang diberikan pada pasien. Sedangkan kesamaan ungkapan ditandai dengan

1120
masing-masing partisipan terdapat perawatan di akhir kehidupan atau
hubungan garis dari pada partisipan yang sering dikenal dengan EOLC (End of
satu dan yang lainnya. Didapattkan juga Life Care).
pada partisipan PD3 dan PD1 memiliki 3. Peranan Tim Multidisipliner Dalam
kesamaan yang paling tinggi dengan nilai Hospice Care
0.8371 selanjutnya partisipan PM1 dan Dalam hospice care terdapat peranan
PF1 dengan nilai koefisien 0.8316. masing-masing dari tim mutidisipliner
Salah satu kesamaan ungkapan yang di antara lain: 1) Peranan perawat yaitu
sampaikan PD 3 yaitu PD3 “Hospice Care berperan sebagai advokasi dan yang
dan Paliatif Care berbeda. Jika hospice utama adalah memberikan pendidikan
care pengobatan hanya ditujukan untuk kesehatan untuk pasien dan keluarga
menghilangkan gejala pasien sedangkan dalam manajemen perawatan,
paliatif care tetap diberikan treatment manajemen rasa nyeri dan juga dalam
medical”. menghilangkan gejala pasien. 2).
PD1: PD1 “Hospice Care memiliki Peranan dokter spesialis kanker yaitu
peranan penting dalam program sebagai direktur medis dalam
pelayanan kesehatan karena salah satu pengaturan tim multidisipliner hospice
manfaat hospice care adalah untuk tetap care, menegakkan diagnosa awal dan
memberikan kenyamanan pasien meskipun diagnosa berkelanjutan 3). Peranan
dalam keadaan akhir hayat”. farmasi yaitu sebagai pakar dalam
A. Simpulan dan Saran peracikan pengobatan yang efektif
Simpulan sehingga dapat mencapai target untuk
terapi menghilangkan gejala pasien. 4).
1. Persepsi Tenaga Kesehatan dan Pasien Peranan fisioterapi yaitu memberikan
Persepsi tenaga kesehatan dan pasien suatu pergerakan dengan tetap
terhadap pentingnya keberadaan mempertahankan batas maksimum
hospice care untuk pasien kanker pasien (kenyamanan pasien), melatih
stadium terminal di RSUP Fatmawati pergerakan pasien dalam batas
Jakarta sangatlah penting. Hospice kemampuan. 5). Peranan ahli gizi
care secara konsep sangat nyata jika adalah Sebagai pendukung untuk
diterapkan di RSUP Fatmawati. menilai pasien dengan kebutuhan gizi
Dengan adanya keberadaan hospice pasien.
care memberikan pelayanan terpadu
dengan tim multidisipliner yaitu 4. Model Keperawatan Hospice Care
dokter, perawat, ahli gizi, farmasi dan Yang Dapat Diterapkan di RSUP
fisioterapi serta keluarga pasien yang Fatmawati Jakarta
dapat memberikan pelayanan 24 jam Tenaga kesehatan sangat setuju jika
model konsep keperawatan dari
2. Perencanaan Bentuk Hospice Care di Rulland and Moore diterapkan dalam
RSUP Fatmawati Jakarta hospice care. Model keperawatan
Menurut tenaga kesehatan dari RSUP Rulland and Moore sudah mencakup
Fatmawati Jakarta bentuk Hospice semua kualifikasi yang dibutuhkan
Care yang dapat diterapkan di RSUP pasien kanker stadium terminal yaitu
Fatmawati Jakarta adalah “Hospice bebas dari rasa nyeri, memberikan
Care in Hospital Setting” sebagai kenyamanan pasien, menjadikan
permulaan memulai hospice care. pasien tetap sejahtera, menjadikan
Rumah Sakit tetap memperhatikan pasien tetap damai diakhir kehidupan
standart penata ruangan hospice care dan mendekatkan pasien kepada orang-
di Rumah Sakit. Dengan keberadaan orang terdekat.
hospice care dapat diberikan

1121
Saran 4. Peneliti selanjutnya.
1. Manajemen RSUP Fatmawati Jakarta a. Jika hasil dalam penelitian ini
a. Manajemen RSUP Fatmawati sudah diterapkan, maka peneliti
Jakarta supaya memperhatikan selanjutnya supaya memperhatikan
pengembangan pelayanan hospice perkembangan kualitas hidup
care, karena pelayanan hospice pasien kanker stadium terminal dan
care sebagai salah satu bentuk tatalaksana perawatan kesehatan
meningkatkan kualitas rumah sakit baik tim medis maupun operasional
yang bertaraf internasional dan apakah sudah sesuai standart
menjadi acuan pelaksanaan hospice care atau belum sesuai
kesehatan bagi Rumah Sakit lain di standart.
Indonesia. b. Membantu mempublikasikan
b. Manajemen RSUP Fatmawati pelayanan hospice care sebagai
Jakarta supaya memfasilitasi sarana salah satu alternative perawatan
dan prasarana sesuai dengan kesehatan yang dapat diterapkan
standart mendirikan hospice care, model konsep Rulland and Moore.
karena program hospice care harus
mengacu pada kebutuhan pasien Daftar Pustaka
dan standart yang telah ditentukan Afiyanti. (2014). Metodologi Penelitian kualitatif
secara internasional. Dalam Riset Keperawatan. Rajawali.
2. Komite Pengembangan dan Penelitian Jakarta.
di RSUP Fatmawati Jakarta Alligood. (2014). Nursing theorist and their works.
St.Louis: Elsevier Mosby
a. Komite Pengembangan dan
American Cancer Society. (2014). Information and
Penelitian di RSUP Fatmawati Resources for Cancer. www.cancer.org
Jakarta supaya membantu Bandur. (2014). Penelitian kualitatif Metodologi,
mengembangkan dan Desain & Teknik Analisis Data Dengan
mensosialisasikan hasil penelitian NVIVO 10. Mitra Wacana Media. Jakarta.
Black & Hawks. (2009). Medical-surgical nursing:
dari keberadaan hospice care baik
Clinical management for positive outcome
untuk tenaga kesehatan, pasien dan (7th ed.). St. Louis: Elsevier Saunders.
keluarga pasien. Boyd. (2016). Nurses’ Perceptions and
b. Komite Pengembangan dan Experiences With End-of-Life
Penelitian di RSUP Fatmawati Communication and Care. Journal of
California State University. Fullerton.
Jakarta supaya mendukung serta
Vol. 38, No. 3.
memfasilitasi program Bray. (2013). Patient and family perceptions of
pengembangan hospice care. hospice services: ‘I knew they weren’t like
hospitals’. Original Scientific Paper:
3. Tenaga Kesehatan di RSUP Fatmawati Qualitative Research. Journal of
Department of General Practice and
Jakarta
Primary Health Care. The University of
a. Tenaga Kesehatan di RSUP Auckland. New Zealand
Fatmawati Jakarta supaya Brooks. (2013). Improving Access: Identifying the
memberikan edukasi dan Top Four Barriers to Hospice Admission.
rekomendasi terhadap perawatan Halcyon Hospice. USA
Brunner & Suddarth. (2010). Textbook Medical
pasien kanker stadium terminal.
Surgical Nursing Brunner&Suddarth (ed
b. Tenaga Kesehatan di RSUP 13th). China: Lisa McAllister
Fatmawati Jakarta supaya lebih Carlson. (2010). Mindfulness for Cancer and
memperhatikan kebutuhan pasien Terminal Illness. Calgary Alberta. Canada
baik secara bio, psiko, sosio, Center for Medicare services. (2014). Center for
medicare & Medicaid services.
spiritual dan kultural khususnya
www.cms.gov
pada pasien dengan kanker stadium Charmaz. (2009). Constructing grounded Theory:
terminal. A practical guide Through Qualitative

1122
Analysis. Thousand Oaks: Sage Karen Hess. (2008). The Family Handbook of
Publication Ltd. Hospice Care. Fairview Press
Connor. (2009). Hospice and Palliative Care. Minneapolis: USA
Oxford University Press: New York Kathryn. (2010). The Role of the Pharmacist in
Creswell. (2013). Qualitative inquiry & research Hospice Care. Wellness Partner Free CE.
design: Choosing among five approaches. the Accreditation Council for Pharmacy
Thousand Oaks: Sage Publication Ltd. Education as a provider of continuing
Daniela. (2013). Hospice Care In A Hospital pharmacy education. United State
Setting: The Experience Of A Kindi. (2012). Pattern of Hospitalization of
Multidisciplinary Team. Original artikel: Patients With Cancer in an Acute
Text Context Nursing, Florianopolis, 2013 Palliative Care Setting: Qatar’s
Out-Dez; 22(4): 1134-41. Experience. American Journal of Hospice
DepKesRI. (2014). Publikasi Data Dan Informasi. and palliative Medicine. AM J HOSP
www.depkes.go.id PALLIAT CARE 30:25.
DepKesRI. (2015). Publikasi Data Dan Informasi. Kirk. (2014). Hospice Ethics Policy and Practice in
www.depkes.go.id Palliative Care. Oxford University Press.
Desen, W. (2008). Onkologi Klinis Edisi 2. Beijing New York
Cina: Science Publication . Lewis. (2011). Medical Surgical Nursing.
DeWitt & Kumagai. (2012). Medical-surgical Assesment and Managemnet of Clinical
nursing concepts and practice. Problems (ed 8). st. Louis: Elsevier
Philadelphia: Elsevier Mosby. Lindley. (2012). Trends in services Among
Doddy Owen. (2012). Final-year student nurses’ Pediatric Hospice Providers During 2002
perceptions of role transition. British to 2008. American Journal of Hospice and
Journal of Nursing. Vol.21,No.11. Palliative Medicine. AM J HOSP
Department of Nursing and Midwifery. PALLIAT CARE 30:68.
University of Limerick. Manuaba. (2008). Masalah Penanganan Kanker di
Field. (2012). Palliative And Hospice Care Ethics. Indonesia. Orasi Ilmiah: Pidato
Oxford University Press: New York Pengukuhan Jabatan Guru Besar Tetap
Finley. (2009). Methodology Of Research dalam Bidang Ilmu Bedah Fakultas
Qualitative. Oxford University Press: New Kedokteran Universitas Udayana
York Mellanie. (2011). Theoretical basis for nursing.
Harwell. (2012). Research design: Qualitative, China: Wolters Kluwer
quantitative, and mixed methods. In C. National Medical Policy. (2015). Hospice Care.
Conrad & R.C. Serlin (Eds.). The Sage Policy Number: NMP238. Health Net.
handbook for research in education: NCI. (2014). Coping With Advanced Cancer. NIH:
Pursuing ideas as the keystone of USA
exemplary inquiry (Second Edition). Next Step In Care. (2013). Family Caregiver’s
Thousand Oaks, CA: Sage. Guide to Hospice and Palliative Care.
Heberth. (2011). The Nurse Advocate in End of Life United Hospital Fund.
Care. The Ochsner Journal 325-329. www.nextstepincare.org
Heydarnejad et al. (2009). Factors Affecting NHPCO. (2012). NHPCO’s Facts and Figures
Quality of Life in Cancer Patients Hospice Care in America. NHPCO: USA
Undergoing Chemotherapy, (online), NHPCO. (2013). NHPCO’s Facts and Figures
(http://www.ncbi.nlm.nih.gov Hospice Care in America. NHPCO: USA
/pmc/articles/PMC3158510/pdf NHPCO. (2014). NHPCO’s Facts and Figures
/AFHS1102-0266.pdf, diakses 17 Februari Hospice Care in America. NHPCO: USA
2012). Norman. (2008). When Skeptics Ask: A Handbook
ICSI. (2013). Health Care Guideline Palliative on Christian Evidences, Baker, ISBN 978-
Care for Adults. Institute for Clinical 0-80101498-7.
System Improvement: USA. O’Callaghan. (2014). Guidelines For The
Ignatavicius & Workman. (2010). Medical surgical Physiotherapy Management Of Motor
nursing: Patient centered collaborative Neuron Disease (Mnd). Mnd Guideline
care. St. Louis: Elsevier Saunder. Development Group. Phoenix Centre,
Infeld. (2013). Hospice Care and Cultural Longford
Diversity. The Haworth Press. New York PALIATIVE AND SUPPORTIVEE INSTITUTE.
Institute for Clinical System Improvement. (2013). (2013). Health Care Guideline Palliative
Health Care Guidelines. Olmsted Medical Care. www.icsi.org
Center. Philadelphia. www.icsi.org Pandey. (2015). Quality of Life of Patients
Undergoing Cancer Treatment in B.P
Koirala Memorial Cancer Hospital,

1123
Bharatpur, Chitwan, Nepal. American Trinh. (2014). Effects of supervised exercise on
Journal of cancer Prevention, Vol. 3 No. Motivational Outcomes in Breast Cancer
2, 35-44. Survivors at 5-years Follow-Up. European
Polit & Beck. (2012). Nursing research: Journal of Oncology Nursing. Elsevier
generating and Assessing Evidence For 557-563.
Nursing Practice. Philadelpia: Lippincott UPMC. (2013). The Difference Between Palliative
William & Wilkins And Hospice Care.PSI: USA
Ravitch & Riggan. (2011). Reason & Rigor: How WHO. (2013). WHOLibrary Cataloguing-in-
Conceptual Frameworks guide Research. Publication Data.www.who.int.
Thousand Oaks: Sage Pub WHO. (2015). WHO Library Cataloguing-in-
Richards & Morse. (2013). Read me first for a Publication Data.www.who.int
user’s guide to qualitative methods. 3rd Williams. (2013). Introduction to Probability and
Ed. Thousand Oaks: Sage Pub Statistics. Duxbury Press. England
RisKesDas. (2013). Laporan Hasil Riset Kesehatan Williams & Hopper. (2007). Medical Of Nursing.
Dasar. Litbang.depkes.go.id Elsevier. Missauri. USA
Robson. (2011). Real World Research, 3rd ed. West Williams & Hopper. (2015). Understanding
Sussex: Wiley Medical Surgical Nursing. Philadelphia:
Saldana. (2009). The coding manual for qualitative F.A. Davis.
researcher. Thousand Oaks: Sage Pub Wira. (2012). Hubungan Kualitas Hidup Dengan
Simms. (2007). Palliative and Hospice care. Kebutuhan Perawatan Paliatif Pada
Oxford University Press: New York Pasien Kanker Di Rsup Sanglah
Susilo et all. (2015). Riset Kualitatif & Aplikasi Denpasar. Proquest
Penelitian Ilmu Keperawatan. Trans Info Witjaksono. (2013).Artikel Hospis: Rumah bagi
Media: Jakarta. Pasien Stadium Terminal.CDK-210/ vol.
Taekyu. (2012). Comparison of Medical 40 no. 11.Jakarta
Expenditure According to Types of Zahrani et all. (2012). Pattern of Cancer Deaths in
hospice Care in Patients With Terminal a Saudi Tertiary Care Hospital. American
Cancer. American Journal of Hospice and Journal of Hospice and palliative
Palliative Medicine. AM J HOSP Medicine. AM J HOSP PALLIAT CARE
PALLIAT CARE 30:50 30:21.
Talebreza. (2014). The Hospice Referral. Zanartu. (2012). Prognostication I: Improving
University of Utah School of Medicine. Accuracy to Support Care and Hospice
Salt Lake City Access. Institute for Innovation In
Teresa. (2013). Importance and Timing of End of Palliative care. USA
Life care Discussion Among Gynecologic Zeinah. (2012). Middle East Experience in
Oncology Patients. American Journal of Palliative Care. American Journal of
Hospice and palliative Medicine. AM J Hospice and Palliative Medicine. AM J
HOSP PALLIAT CARE 30:59. HOSP PALLIAT CARE 30:94.

1124

You might also like