You are on page 1of 8

PERAWATAN PALIATIF DAN KUALITAS HIDUP

PENDERITA KANKER

Anita
Jurusan Keperawatan, Politeknik Kesehatan Tanjungkarang
Email: anitabustami@yahoo.co.id

Abstract: Palliative Care and Quality of Life Patients. Riskesdas in 2013, the prevalence of
cancer in Indonesia is 1.4 per 1000 population, or about 330,000 people. Cancer is the leading
cause of death No. 7 in Indonesia. Patients in the highest cancer is breast cancer and cervical
cancer (Ministry of Health, Mediakom, 55th edition, 2015). The treatment of cancer has a negative
impact on the physical and mental, as well as having considerable influence on the self-concept. If
the self-concept is compromised, then the effect on the mind and behavior, among other things:
sadness, anxiety and fear of the future and death. This condition affects the quality of life of cancer
patients. Quality of life of cancer patients affected individual's understanding of the disease, so that
patients know how to maintain health. Dimensional aspects that affect the quality of life of patients
are physical, psychological, social relationships and environment. Through palliative care patients
reluctant to be more able to accept the situation so that they can live their lives despite its age
soon. The quality of life of patients with incurable diseases will continue to deteriorate or fall if the
expectations of patients do not correspond with the reality. Palliative care provides support in
terms of spiritual and psycho-social, moral support to the bereaved family. That requires empathy
and a special ability to perform palliative care from health professionals. One important aspect of
palliative care is love, caring, sincerity and gratitude. Once the importance of this aspect, to exceed
the absolute importance of pain management should be done in palliative care. Palliative care is a
companion medical treatment. Palliative care is an important part in the treatment of cancer
patients with the highest priority is quality of life rather than cure the patient. Increasing the
quality of life of patients for palliative care, is expected to help the patient ready psychologically
and spiritually, and no stress of dealing with her illness.

Keywords: Palliative Care, Quality of life, Cancer

Abstrak: Perawatan Paliatif dan Kualitas Hidup Penderita. Data riskesdas tahun 2013
prevalensi kanker di Indonesia adalah 1,4 per 1000 penduduk atau sekitar 330.000 orang. Kanker
merupakan penyebab kematian no 7 di Indonesia. Penderita kanker tertinggi di adalah kanker
payudara dan kanker leher rahim (Kemenkes, Mediakom, edisi 55, 2015). Pengobatan kanker
memberi dampak negatif pada fisik dan mental, serta mempunyai pengaruh yang besar terhadap
konsep diri. Jika konsep diri terganggu, maka berpengaruh terhadap pikiran dan tingkah laku
seseorang, antara lain: kesedihan, kekhawatiran dan ketakutan akan masa depan dan kematian.
Kondisi ini mempengaruhi kualitas hidup penderita kanker. Kualitas hidup penderita kanker
dipengaruhi pemahaman individu terhadap penyakitnya, sehingga penderita tahu cara menjaga
kesehatan. Aspek dimensi yang mempengaruhi kualitas hidup penderita adalah fisik, psikologis,
hubungan social dan lingkungan. Melalui perawatan paliatif penderita diajak untuk lebih bisa
menerima keadaannya sehingga masih bisa menjalani hidupnya meskipun umurnya tak lama lagi.
Kualitas hidup penderita dengan penyakit tak bisa disembuhkan akan terus memburuk atau
menurun jika harapan penderita tidak sesuai dengan kenyataan yang ada. Perawatan paliatif
memberikan dukungan dalam hal spiritual dan psikososial, dukungan moral kepada keluarga yang
berduka. Untuk itu dibutuhkan empati yang besar dan kemampuan khusus dalam melakukan
perawatan paliatif dari tenaga kesehatan. Salah satu aspek penting dalam perawatan paliatif adalah
kasih, kepedulian, ketulusan, dan rasa syukur. Begitu pentingnya aspek ini, sampai melebihi
pentingnya penanganan nyeri yang mutlak harus dilakukan dalam perawatan paliatif. Perawatan
paliatif merupakan pendamping pengobatan medis. Perawatan paliatif merupakan bagian penting
dalam perawatan penderita kanker dengan prioritas utama adalah kualitas hidup dan bukan
kesembuhan penderita. Meningkatnya kualitas hidup penderita karena perawatan paliatif,
diharapkan akan membantu penderita siap secara psikologis dan spiritual, serta tidak stres
menghadapi penyakit yang dideritanya.

Kata kunci: Perawatan Paliatif, Kualitas hidup, Kanker

508
Anita, Perawatan Paliatif dan Kualitas Hidup Penderita Kanker 509

World Health Organization (WHO) 2013 bahwa sebagian besar konsep diri responden
menyatakan kanker menjadi penyebab kematian yang menghadapi kemoterapi tergolong sedang
nomor dua di dunia sebesar 13% setelah yaitu sebesar (87%), konsep diri responden
penyakit kardiovaskuler. Diperkirakan tahun tergolong tinggi (13%) sedangkan proporsi
2030 insidens kanker mencapai 26 juta orang dan terkecil yang mendapat kemoterapi adalah
17 juta diantaranya meninggal akibat kanker konsep diri yang tergolong rendah yaitu (0%).
(Kemenkes, Mediakom, edisi 5), 2015). Di Dapat disimpulkan bahwa konsep diri penderita
Indonesia berdasarkan data riskesdas tahun 2013 kanker yang mendapat kemoterapi di Ruang
prevalensi tumor/ kanker di Indonesia adalah 1,4 Rawat Inap RSUP Dr. Kariadi Semarang
per 1000 penduduk atau sekitar 330.000 orang. tergolong sedang.
Kanker merupakan penyebab kematian no Penelitian yang dilakukan oleh Lutfa
7 di Indonesia. Penderita kanker tertinggi di (2008) pada awal bulan Oktober 2007 dengan
Indonesia adalah kanker payudara dan kanker melakukan wawancara terhadap penderita kanker
leher rahim (Kemenkes, Mediakom, edisi 5). yang menjalani kemoterapi di ruang Cendana 1
Berdasarkan sistem informasi RS (SIRS). Jumlah RSUD Dr. Moewardi sebanyak 34 responden,
penderita rawat jalan maupun rawat inap pada hasil penelitiannya menunjukkan bahwa sebagian
kanker payudara terbanyak yaitu 12014 orang besar penderita rambutnya menjadi rontok,
(28,7%) dan kanker serviks 5,349 orang (12,8%). merasa mual dan muntah, 25% penderita
Kanker memiliki berbagai macam jenis dengan merasakan perannya sangat berkurang. Penderita
berbagai akibat yang timbul. Ancaman kematian laki-laki merasa tidak mampu lagi menghidupi
dan penurunan kualitas hidup keluarga, tidak mampu berdekatan dengan anak
membayangi jutaan penderita kanker. Menurut dan mengurusnya.
Persatuan Ahli Bedah Onkologi Indonesia (2005) Beberapa penelitian yang dilakukan hanya
yang dikutip oleh Lutfa (2008), penatalaksanaan/ melihat hubungan antara faktor risiko dengan
pengobatan utama penyakit kanker meliputi terjadinya kanker, tanpa memperhatikan
pembedahan, radioterapi, kemoterapi dan bagaimana perawatan penderita kanker yang
hormonterapi. Pembedahan dilakukan untuk tidak memberikan reaksi positif terhadap
mengambil massa kanker dan memperbaiki pengobatan. Penderita kanker pada umumnya
komplikasi yang mungkin terjadi. Tindakan memerlukan perawatan paliatif dalam
radioterapi dilakukan dengan sinar ionisasi untuk menghadapi penyakit yang diderita. Kualitas
menghancurkan kanker. Kemoterapi dilakukan hidup penderita sangat diperlukan ditengah
untuk membunuh sel kanker dengan obat anti- keputus asaan memperoleh kesembuhan
kanker (sitostatika). Sedangkan hormonterapi penyakit.
dilakukan untuk mengubah lingkungan hidup Perawatan penderita kanker yang
kanker sehingga pertumbuhan sel-selnya menjalani kemoterapi hanya memberikan
terganggu dan akhirnya mati sendiri. perawatan rutin seperti penderita sakit pada
Keberhasilan pengobatan ini tergantung dari umumnya. Pengelolaan penderita lebih banyak
ketentuan penderita dalam berobat dan berfokus pada kondisi sakit fisik, dan belum
tergantung pada stadiumnya. secara holistik integratif. Perawatan paliatif
Pengobatan kanker memberi dampak belum mendapat perhatian khusus dalam
negatif pada fisik maupun mental dan memberikan asuhan keperawatan, masing-masing
mempunyai pengaruh yang besar terhadap tenaga kesehatan hanya memberikan pelayanan
konsep diri. Konsep diri akan mempengaruhi terhadap kebutuhan fisik yang dirasakan
pikiran dan tingkah laku seseorang. Mengalami penderita. Berdasarkan data WHO, terdapat lebih
kebotakan dan dan kecacatan, akan membuat dari 40 juta orang di dunia yang membutuhkan
penderita merasa tubuhnya tidak menarik lagi, perawatan paliatif, namun hanya 14 persen saja
sehingga hubungan interpersonal juga menjadi yang baru memperolah perawatan tersebut. Sama
tidak harmonis. Kondisi penderita kanker halnya di Indonesia, masih banyak masyarakat
stadium lanjut tidak dapat kembali ke keadaan yang belum mengetahui perwatan paliatif itu
semula, dikarenakan gangguan konsep diri yang sangat penting dalam upaya peningkatan kualitas
terjadi dalam dirinya yakni kecacatan tubuh dan hidup penderita. Berdasarkan uraian di atas
penurunan fungsi organ tubuh (Lubis, 2009). penting diketahui bagaimanakah perawatan
Penelitian yang dilakukan oleh Saraswati paliatif dapat meningkatkan kualitas hidup
(2009) di Ruang Rawat Inap RSUP Dr. Kariadi penderita kanker.
Semarang dengan menggunakan 30 orang PERAWATAN terintegrasi oleh tim
penderita kanker yang telah mendapat PALIATIF paliatif untuk
kemoterapi, hasil penelitiannya menunjukkan meningkatkan kualitas
Pelayanan hidup pasien dan
paliatif pasien kanker memberikan dukungan
adalah pelayanan bagi keluarga yang
510 Jurnal Kesehatan, Volume VII, Nomor 3, November 2016, hlm 508-513

menghadapi masalah paliatif tidak berhenti HIV/AIDS. Pada paliatif adalah


yang berhubungan setelah penderita akhirnya penderita kebutuhan mendesak
dengan kondisi pasien meninggal, tetapi diharapkan dapat seluruh dunia untuk
dengan mencegah dan masih diteruskan menjalani hari-hari orang yang hidup
mengurangi dengan memberikan sakitnya dengan dengan kanker stadium
penderitaan melalui dukungan kepada semangat dan tidak lanjut.
identifikasi dini, anggota keluarga yang putus asa serta Berbagai hal
penilaian yang berduka. memberi dukungan terkait pendekatan
seksama serta Perawatan agar mampu keperawatan paliatif
pengobatan nyeri dan paliatif mencakup melakukan hal-hal yang perlu
masalah-masalah lain, pelayanan terintegrasi yang masih bisa mendapatkan
baik masalah fisik, antara dokter, perawat, dilakukan dan perhatian diantaranya
psikososial dan pekerja social, bermanfaat bagi adalah: 1) komunikasi
spiritual (WHO, 2002) psikolog, konselor spiritual penderita. antar tim, 2)
dan pelayanan masa spiritual, relawan, Perawatan manajemen nyeri, 3)
dukacita bagi keluarga apoteker dan profesi paliatif lebih berfokus bimbingan dan
(WHO, 2005) dalam lain yang diperlukan. pada dukungan dan pertimbangan budaya
Pedoman teknis Kemenkes motivasi ke penderita. dalam pengambilan
pelayanan paliatif (2013), menjelaskan Kemudian setiap keputusan, dan 4)
kanker, 2013). prinsip pelayanan keluhan yang timbul dukungan emosional
Perawatan paliatif paliatif pasien kanker: ditangani dengan dan spiritual bagi
adalah perawatan 1) menghilangkan pemberian obat untuk paisen dan keluarga.
kesehatan terpadu nyeri dan gejala fisik mengurangi rasa sakit.
yang bersifat aktif dan lain, 2) menghargai Perawatan paliatif ini
menyeluruh, dengan kehidupan dan bisa mengeksplorasi SEPERTI APA
pendekatan menganggap kematian individu penderita dan PERAWATAN
multidisiplin yang sebagai proses normal, keluarganya PALIATIF ITU?
terintegrasi. 3) tidak bertujuan bagaimana
Tujuan mempercepat atau memberikan perhatian Intinya
perawatan paliatif menunda kematian, khusus terhadap perawatan ini lebih
adalah untuk 4) mengintegrasikan penderita, berupa dukungan dan
mengurangi aspek psikologis, penanggulangannya motivasi ke penderita.
penderitaan, social dan spiritual, 5) serta kesiapan untuk Perawatan paliatif bisa
memperpanjang umur, memberikan dukungan menghadapi kematian. mengeksplorasi
meningkatkan kualitas agar pasien dapat Perawatan individu penderita dan
hidup, dan hidup seaktif mungkin, paliatif dititikberatkan keluarganya
memberikan support 6) memberikan pada pengendalian bagaimana
kepada keluarga dukungan kepada gejala dan keluhan, memberikan perhatian
penderita. Meski pada keluarga sampai masa serta bukan terhadap khusus terhadap
akhirnya penderita dukacita, 7) penyakit utamanya penderita,
meninggal, yang menggunakaan karena penyakit penanggulangannya
terpenting sebelum pendekatan tim untuk utamanya tidak dapat serta kesiapan untuk
meninggal penderita mengatasi kebutuhan disembuhkan. Dengan menghadapi kematian.
siap secara psikologis pasien dan begitu penderita Langkah-
dan spiritual, serta keluarganya, 8) terbebas dari langkah dalam
tidak stres menghadapi menghindari tindakan penderitaan akibat pelayanan paliatif
penyakit yang sia-sia. keluhan dan bisa (Kemenkes,
dideritanya. Perawatan menjalani akhir 2013),adalah:
Perawatan paliatif berupaya hidupnya dengan 1. Menentukan
paliatif diberikan sejak meringankan nyaman. tujuan perawatan
diagnosa ditegakkan penderitaan penderita Perawatan dan harapan
sampai akhir hayat. yang sudah sakit parah paliatif diperlukan pasien
Artinya tidak dan tidak dapat karena: Setiap orang 2. Memahami
memperdulikan pada disembuhkan seperti berhak dirawat dan pasien dalam
stadium dini atau misalnya kanker mati secara membuat wasiat
lanjut, masih bisa stadium akhir, bermartabat, atau keinginan
disembuhkan atau penderita penyakit menghilangkan nyeri: terakhir
tidak, mutlak motor neuron, penyakit fisik, emosional, 3. Pengobatan
perawatan paliatif degeneratif saraf dan spiritual dan sosial penyakit penyerta
harus diberikan kepada penderita adalah hak asasi dan aspek social
penderita. Perawatan manusia, perawatan 4. Tatalaksana gejala
Anita, Perawatan Paliatif dan Kualitas Hidup Penderita Kanker 511

5. Informasi dan kebutuhan nutrisi, umurnya tak lama lagi. sehingga jarak antara
edukasi kebutuhan tidur dan Kebanyakan kualitas harapan dan
6. Dukungan kenyamanan tempat hidup penderita dengan kenyataannya menjadi
psikologis, tidur dan memfasilitasi penyakit tak bisa lebih dekat. Bisa
cultural dan social lingkungan ruang disembuhkan akan dengan cara
7. Respon fase rawat yang kondusif. terus memburuk atau membangkitkan spirit
terminal Kebutuhan saat-saat menurun, jika harapan untuk hidup, orientasi
8. Pelayanan pasien terminal adalah penderita tidak sesuai masa depan, keimanan
fase terminal memberi dukungan dengan kenyataan yang bahkan tentang
Aktifitas pada keluarga ada. Tim paliatif harus seksualitasnya.
perawatan (memberikan dapat memodifikasi Harapan selalu ada,
paliatif pada kesempatan bertanya, ekspektasi penderita, tapi sebaiknya tidak
penderita: memberikan informasi, memberikan harapan
1. Membantu memberikan saran cara yang palsu karena
penderita memberikan dukungan harapan juga harus
mendapat pada penderita, disesuaikan dengan
kekuatan dan rasa menyediakan barang- hasil pemeriksaan.
damai dalam barang yang memberi Untuk itu keluarga
menjalani rasa nyaman, merupakan kunci
kehidupan sehari- menyediakan makna hidup dalam
hari. dukungan perawatan paliatif.
2. Membantu interdisiplin). Perawatan
kemampuan Selain paliatif dapat
penderita untuk mengurangi gejala- memenuhi kebutuhan
mentolerir gejala yang muncul, perbaikan kualitas
penatalaksanaan perawatan paliatif juga hidup penderita dan
medis. memberikan dukungan keluarganya melalui
3. Membantu dalam hal spiritual dan perawatan yang tidak
penderita untuk psikososial. Perawatan hanya menekankan
lebih memahami paliatif setelah pada gejala fisik
perawatan yang penderita meninggal seperti nyeri, tetapi
dipilih. dilakukan dengan juga terhadap aspek-
Aktifitas memberikan dukungan aspek emosional,
perawatan moral kepada keluarga psikososial dan
paliatif pada yang berduka. Bagi spiritual. Banyak
keluarga: tenaga kesehatan kasus yang ditemukan
1. Membantu dibutuhkan empati ketika para penderita
keluarga yang besar dan kanker, malu untuk
memahami kemampuan khusus bersosialisasi dan tidak
pilihan perawatan dalam melakukan percaya diri dalam
yang tersedia. perawatan paliatif. menjalani
2. Meningkatkan Salah satu aspek kehidupannya. Kondisi
kehidupan sehari- penting dalam seperti ini
hari penderita, perawatan paliatif membutuhkan
mengurangi adalah kasih, perawatan paliatif
kekhawatiran dari kepedulian, ketulusan, dalam meningkatkan
orang yang dan rasa syukur. kualitas hidup agar
dicintai (asuhan Begitu pentingnya lebih baik. Selain
keperawatan aspek ini, sampai kepada penderitanya,
keluarga). melebihi pentingnya perawatan paliatif juga
3. Memberi penanganan nyeri yang memberi dukungan
kesempatan mutlak harus dilakukan kepada seluruh
sistem pendukung dalam perawatan anggota keluarga dan
yang berharga. paliatif. pelaku rawat lainnya.
Pelayanan Tim perawatan (Taher, A, 2010).
asuhan keperawatan paliatif harus berupaya Bagi penderita
penderita meliputi untuk membuat kanker stadium dini,
pemenuhan kebersihan penderita menerima perawatan paliatif
diri (mandi, berhias, keadaannya sehingga merupakan
kebersihan mulut, masih bisa menjalani pendamping
perawatan kuku), hidupnya meskipun pengobatan medis.
512 Jurnal Kesehatan, Volume VII, Nomor 3, November 2016, hlm 508-513

Meningkatnya memilih terapi hidup penderita. PERAWATAN


kualitas kehidupan pengobatan dan untuk Dibi (2015), PALIATIF
penderita karena mempertahankan dengan judul kualitas TERHADAP
perawatan paliatif kehidupan. Kualitas hidup penyandang PERUBAHAN
diharapkan akan hidup menjadi kanker payudara, KUALITAS HIDUP
membantu proses pertimbangan analisis terhadap data PENDERITA
penyembuhan kanker bermakna untuk sekunder dari Asean KANKER
secara keseluruhan, masyarakat pada CosTs in Oncology
(Sugiaman, S, 2016). umumnya, dan study yang melibatkan Penelitian
pelayanan kesehatan 785 penderita kanker tentang pengaruh
payudara dari 10 perawatan paliatif
QUALITY OF LIFE pada rumah sakit rujukan di terhadap pasien kanker
8 kota besar di stadium akhir
Quality of life khususnya Indonesia. Hasil (literature review) yang
adalah bagaimana (http://jki.ui.ac.id/inde penelitian tersebut dilakukan oleh Irawan,
kualitas seseorang x.php/jki/article/view/ menunjukkan risiko E, 2013, berdasarkan
apabila dilihat dari 236) penurunan QoL 30 literatur yang
interaksi dengan Penelitian memiliki hubungan dianalisa,
kehidupan di Pratiwi, TF., dengan dengan tingkat
sekitarnya (Soetardjo, judul kualitas hidup pendidikan, status
2013). Konsep penderita kanker, bekerja, pendapatan
kualitas hidup menjelaskan bahwa keluarga, tekanan
menjadi penting penyakit kanker finansial, stadium
untuk dibahas dalam memberikan kanker, serta kondisi
mengevaluasi hasil perubahan signifikan fungsional fisik dan
akhir kualitas secara fisik maupun kondisi fungsional
pelayanan kesehatan psikis individu, antara psikologis penderita
yang diberikan oleh lain: kesedihan, kanker payudara. Para
para professional kekhawatiran dan penderita dengan
kesehatan sejalan ketakutan akan masa pendidikan sekolah
dengan tumbuhnya depan dan kematian. dasar (6 tahun)
kesadaran bahwa Kualitas hidup berpeluang mengalami
kesejahteraan penderita kanker penurunan QoL 0,6
penderita menjadi dipengaruhi kali lipat dibanding
pertimbangan yang pemahaman individu mereka yang
penting dalam terhadap penyakitnya berpendidikan sarjana/
sehingga seseorang individu tersebut untuk sarjana muda. Artinya,
tahu cara menjaga tetap sehat. Kecerdasan para penderita
kesehatan, serta faktor spiritualitas menuntun berpendidikan tinggi
ekonomi dimana hal penderita memiliki berpeliuang mengalami
ini menjadi penerimaan diri risiko penurunan QoL
kekhawatiran khusus terhadap penyakitnya. 1,5 kali lipat dari
terhadap biaya Penderita mengalami mereka yang hanya
pengobatan. Aspek peningkatan spiritual berpendidikan SD.
dominan pembentukan dibanding sebelum Sedangkan para
kualitas hidup menderita kanker. penderita yang tidak
penderita kanker Penderita merasa lebih bekerja berpeluang
adalah aspek dekat dengan Tuhan mengalami penurunan
psikologis, meliputi dan tidak menyalahkan QoL 1,5 kali lipat dari
spiritualitas, dukungan Tuhan, melainkan penderita yang bekerja.
sosial dan menganggap sebagai Lalu para penderita
kesejahteraan. sebuah anugerah dengan pendapatan
Faktanya, aspek Tuhan. Rasa cinta dan keluarga yang tinggi,
psikologis sangat nyaman dari dukungan berpeluang mengalami
menentukan kualitas sosial memberi penurunan QoL hampir
hidup, penderita motivasi untuk sembuh 2 kali lipat penderita
mendapatkan kekuatan dan kuat menjalani berpendapatan lebih
dan merasa lebih sehat hidup. Akhirnya rendah.
tanpa obat, hal ini memberikan
disebabkan karena kesejahteraan yang
sugesti dalam diri menentukan kualitas PENGARUH
Anita, Perawatan Paliatif dan Kualitas Hidup Penderita Kanker 513

disimpulkan menghilangkan nyeri perawatan paliatif. Perawatan paliatif


perubahan yang dan keluhan lain, serta Perawatan paliatif tidak berhenti setelah
terjadi pada kanker mengupayakan diberikan sejak penderita meninggal,
stadium akhir perbaikan dalam diagnosa ditegakkan tetapi
menyebabkan aspek psikologis, sampai akhir hayat.
perubahan kualitas sosial dan spiritual. masih diteruskan
hidup karena kualitas Perawatan paliatif mungkin
dengan memberikan disembuhkan.
hidup terdiri dari yang baik mampu dukungan kepada
empat dimensi yaitu merubah kualitas Tindakan aktif yang
anggota keluarga yang dimaksud adalah
dimensi fisik, hidup penderita berduka.
psikologis, hubungan kanker seseorang menghilangkan nyeri
Perawatan dan keluhan lain, serta
social dan lingkungan menjadi lebih baik. paliatif mencakup
yang tidak hanya Namun perawatan mengupayakan
pelayanan terintegrasi perbaikan dalam aspek
ditangani dengan paliatif masih jarang antara dokter, perawat,
kuratif tapi perlu dilakukan di rumah psikologis, sosial dan
pekerja social, spiritual. Perawatan
pendekatan yang sakit di Indonesia, psikolog, konselor
lebih personal pada karena masih berfokus paliatif yang baik
spiritual, relawan, mampu merubah
fisik, psikologi, social kepada kuratif, apoteker dan profesi
dan spiritual sehingga sedangkan perubahan kualitas hidup
lain yang diperlukan. penderita kanker
dapat disimpulkan fisik, sosial dan Perawatan paliatif
bahwa perawatan spiritual tidak bisa seseorang menjadi
adalah semua tindakan lebih baik.
paliatif sangat diintervensi aktif guna
berperan dalam seluruhnya dengan meringankan beban
tercapainya kualitas kuratif. Hal ini dapat penderita, terutama
hidup maksimal pada dikarenakan yang tak
kanker stadium IV kurangnya
sehingga mengurangi pemahaman dan
sakit ataupun kesadaran rumah sakit DAFTAR PUSTAKA
persiapan kematian. terhadap pentingnya
Berbagai perawatan palliatif Dibi. 2015. Kualitas Pelayanan
masalah fisik seperti bagi penderita kanker. Hidup Paliatif Kanker.
nyeri, sesak nafas, Agar kualitas Penyandang Jakarta.
penurunan berat hidup penderita Kanker Kemenkes RI. 2015.
badan, gangguan kanker tetap tinggi, Payudara Kanker
aktifitas tetapi juga ada beberapa hal yang Pembunuh
mengalami gangguan harus dilakukan, Patut Papan Atas.
psikososial dan diantaranya adalah Mediakom. Edisi
spiritual yang dengan menerapkan Diperhatikan. 55.
mempengaruhi perawatan paliatif http://swa.co.id/ Lubis, N. Hasnida.
kualitas hidup yang komprehensif 2015/07/28 2009.Terapi
penderita dan dan terintegratif dari (Diakses pada 5 Perilaku
keluarganya. tim paliatif. November Kognitif pada
Perawatan paliatif 2016). Pasien Kanker.
merupakan bagian Irawan, E. 2013. Medan: USU
penting dalam SIMPULAN Pengaruh Press.
perawatan penderita Perawatan Lutfa, Umi. 2008.
yang terminal yang Perubahan pada Paliatif terhadap Faktor-faktor
dilakukan menjadi penderita kanker Pasien Kanker yang
prioritas utama adalah menyebabkan Stadium Akhir. Mempengaruhi
kualitas hidup dan perubahan kualitas ejournalbsi.ac.id Tingkat
bukan kesembuhan hidup. Kualitas hidup /jurnal-ilmu- Kecemasan
penderita. terdiri dari dimensi keperawatan. Pasien dengan
Perawatan fisik, psikologis, Jurnal Tindakan
paliatif adalah semua hubungan sosial dan Kemoterapi di
tindakan aktif guna lingkungan, Keperawatan. Ruang Cendana
meringankan beban keseluruhan dimensi Vol RSUD Dr.
penderita, terutama kehidupan tidak hanya No.1, September Moewardi
yang tak mungkin dapat ditangani secara 2013. Hlm 34- Surakarta.
disembuhkan. kuratif, tetapi perlu 38. http://etd.eprints.
Tindakan aktif yang pendekatan yang lebih Kemenkes RI. 2013. ums.ac.id/
dimaksud adalah personal berupa Pedoman Teknis
514 Jurnal Kesehatan, Volume VII, Nomor 3, November 2016, hlm 508-513

22 November Badan Penelitian dan Perawatan


2016). Pengembangan Paliatif Apa
Pratiwi, TF. 2012. Kesehatan. Sih?. http://i-
Kualitas Hidup 2013. Laporan careclinic.com/
penderita Riset perawatan-
Kanker, Kesehatan paliatif- apa-
Developmental Dasar Tahun sih.html
and Clinical 2013. Jakarta. (Diakses 5
Psychology. Vol Saraswati, Sri November
1 , No 1. Haryani. 2009. 2016)
Hubungan Taher, A. 2010.
Antara Seminar dan
Kecemasan Konferensi
pada Penderita Press
Kanker yang Memperingati
Mendapat Hari Hospis
Kemoterapi dan Perawatan
dengan Konsep Paliatif
Diri. Jurnal Sedunia.
Keperawatan Jakarta.
dan Kebidanan
(JIKK), Vol I,
No.1 Desember
2009.
Soetarjo. 2013.
Improve Your
Quality of Life;
Get Positive

Energi
Promote Mental
Health.
Laporan oleh
Maulana.
Seminar
Nasional Positif
2013 yang
digelar oleh
Badan
Eksekutif
Mahasiswa
(BEM) Fapsi
Unpad, Sabtu
(23/02) di Aula
Rumah Sakit
Pendidikan

Unpad,

Bandung.
http://www.unp
ad.ac.id/2013/0
2/kualitas-
hidup-
seseorang-
terlihat-dari-
interaksi-
dengan-
kehidupan-di-
sekitarnya/
Sugiaman, S. 2016.

You might also like