Professional Documents
Culture Documents
PENDERITA KANKER
Anita
Jurusan Keperawatan, Politeknik Kesehatan Tanjungkarang
Email: anitabustami@yahoo.co.id
Abstract: Palliative Care and Quality of Life Patients. Riskesdas in 2013, the prevalence of
cancer in Indonesia is 1.4 per 1000 population, or about 330,000 people. Cancer is the leading
cause of death No. 7 in Indonesia. Patients in the highest cancer is breast cancer and cervical
cancer (Ministry of Health, Mediakom, 55th edition, 2015). The treatment of cancer has a negative
impact on the physical and mental, as well as having considerable influence on the self-concept. If
the self-concept is compromised, then the effect on the mind and behavior, among other things:
sadness, anxiety and fear of the future and death. This condition affects the quality of life of cancer
patients. Quality of life of cancer patients affected individual's understanding of the disease, so that
patients know how to maintain health. Dimensional aspects that affect the quality of life of patients
are physical, psychological, social relationships and environment. Through palliative care patients
reluctant to be more able to accept the situation so that they can live their lives despite its age
soon. The quality of life of patients with incurable diseases will continue to deteriorate or fall if the
expectations of patients do not correspond with the reality. Palliative care provides support in
terms of spiritual and psycho-social, moral support to the bereaved family. That requires empathy
and a special ability to perform palliative care from health professionals. One important aspect of
palliative care is love, caring, sincerity and gratitude. Once the importance of this aspect, to exceed
the absolute importance of pain management should be done in palliative care. Palliative care is a
companion medical treatment. Palliative care is an important part in the treatment of cancer
patients with the highest priority is quality of life rather than cure the patient. Increasing the
quality of life of patients for palliative care, is expected to help the patient ready psychologically
and spiritually, and no stress of dealing with her illness.
Abstrak: Perawatan Paliatif dan Kualitas Hidup Penderita. Data riskesdas tahun 2013
prevalensi kanker di Indonesia adalah 1,4 per 1000 penduduk atau sekitar 330.000 orang. Kanker
merupakan penyebab kematian no 7 di Indonesia. Penderita kanker tertinggi di adalah kanker
payudara dan kanker leher rahim (Kemenkes, Mediakom, edisi 55, 2015). Pengobatan kanker
memberi dampak negatif pada fisik dan mental, serta mempunyai pengaruh yang besar terhadap
konsep diri. Jika konsep diri terganggu, maka berpengaruh terhadap pikiran dan tingkah laku
seseorang, antara lain: kesedihan, kekhawatiran dan ketakutan akan masa depan dan kematian.
Kondisi ini mempengaruhi kualitas hidup penderita kanker. Kualitas hidup penderita kanker
dipengaruhi pemahaman individu terhadap penyakitnya, sehingga penderita tahu cara menjaga
kesehatan. Aspek dimensi yang mempengaruhi kualitas hidup penderita adalah fisik, psikologis,
hubungan social dan lingkungan. Melalui perawatan paliatif penderita diajak untuk lebih bisa
menerima keadaannya sehingga masih bisa menjalani hidupnya meskipun umurnya tak lama lagi.
Kualitas hidup penderita dengan penyakit tak bisa disembuhkan akan terus memburuk atau
menurun jika harapan penderita tidak sesuai dengan kenyataan yang ada. Perawatan paliatif
memberikan dukungan dalam hal spiritual dan psikososial, dukungan moral kepada keluarga yang
berduka. Untuk itu dibutuhkan empati yang besar dan kemampuan khusus dalam melakukan
perawatan paliatif dari tenaga kesehatan. Salah satu aspek penting dalam perawatan paliatif adalah
kasih, kepedulian, ketulusan, dan rasa syukur. Begitu pentingnya aspek ini, sampai melebihi
pentingnya penanganan nyeri yang mutlak harus dilakukan dalam perawatan paliatif. Perawatan
paliatif merupakan pendamping pengobatan medis. Perawatan paliatif merupakan bagian penting
dalam perawatan penderita kanker dengan prioritas utama adalah kualitas hidup dan bukan
kesembuhan penderita. Meningkatnya kualitas hidup penderita karena perawatan paliatif,
diharapkan akan membantu penderita siap secara psikologis dan spiritual, serta tidak stres
menghadapi penyakit yang dideritanya.
508
Anita, Perawatan Paliatif dan Kualitas Hidup Penderita Kanker 509
World Health Organization (WHO) 2013 bahwa sebagian besar konsep diri responden
menyatakan kanker menjadi penyebab kematian yang menghadapi kemoterapi tergolong sedang
nomor dua di dunia sebesar 13% setelah yaitu sebesar (87%), konsep diri responden
penyakit kardiovaskuler. Diperkirakan tahun tergolong tinggi (13%) sedangkan proporsi
2030 insidens kanker mencapai 26 juta orang dan terkecil yang mendapat kemoterapi adalah
17 juta diantaranya meninggal akibat kanker konsep diri yang tergolong rendah yaitu (0%).
(Kemenkes, Mediakom, edisi 5), 2015). Di Dapat disimpulkan bahwa konsep diri penderita
Indonesia berdasarkan data riskesdas tahun 2013 kanker yang mendapat kemoterapi di Ruang
prevalensi tumor/ kanker di Indonesia adalah 1,4 Rawat Inap RSUP Dr. Kariadi Semarang
per 1000 penduduk atau sekitar 330.000 orang. tergolong sedang.
Kanker merupakan penyebab kematian no Penelitian yang dilakukan oleh Lutfa
7 di Indonesia. Penderita kanker tertinggi di (2008) pada awal bulan Oktober 2007 dengan
Indonesia adalah kanker payudara dan kanker melakukan wawancara terhadap penderita kanker
leher rahim (Kemenkes, Mediakom, edisi 5). yang menjalani kemoterapi di ruang Cendana 1
Berdasarkan sistem informasi RS (SIRS). Jumlah RSUD Dr. Moewardi sebanyak 34 responden,
penderita rawat jalan maupun rawat inap pada hasil penelitiannya menunjukkan bahwa sebagian
kanker payudara terbanyak yaitu 12014 orang besar penderita rambutnya menjadi rontok,
(28,7%) dan kanker serviks 5,349 orang (12,8%). merasa mual dan muntah, 25% penderita
Kanker memiliki berbagai macam jenis dengan merasakan perannya sangat berkurang. Penderita
berbagai akibat yang timbul. Ancaman kematian laki-laki merasa tidak mampu lagi menghidupi
dan penurunan kualitas hidup keluarga, tidak mampu berdekatan dengan anak
membayangi jutaan penderita kanker. Menurut dan mengurusnya.
Persatuan Ahli Bedah Onkologi Indonesia (2005) Beberapa penelitian yang dilakukan hanya
yang dikutip oleh Lutfa (2008), penatalaksanaan/ melihat hubungan antara faktor risiko dengan
pengobatan utama penyakit kanker meliputi terjadinya kanker, tanpa memperhatikan
pembedahan, radioterapi, kemoterapi dan bagaimana perawatan penderita kanker yang
hormonterapi. Pembedahan dilakukan untuk tidak memberikan reaksi positif terhadap
mengambil massa kanker dan memperbaiki pengobatan. Penderita kanker pada umumnya
komplikasi yang mungkin terjadi. Tindakan memerlukan perawatan paliatif dalam
radioterapi dilakukan dengan sinar ionisasi untuk menghadapi penyakit yang diderita. Kualitas
menghancurkan kanker. Kemoterapi dilakukan hidup penderita sangat diperlukan ditengah
untuk membunuh sel kanker dengan obat anti- keputus asaan memperoleh kesembuhan
kanker (sitostatika). Sedangkan hormonterapi penyakit.
dilakukan untuk mengubah lingkungan hidup Perawatan penderita kanker yang
kanker sehingga pertumbuhan sel-selnya menjalani kemoterapi hanya memberikan
terganggu dan akhirnya mati sendiri. perawatan rutin seperti penderita sakit pada
Keberhasilan pengobatan ini tergantung dari umumnya. Pengelolaan penderita lebih banyak
ketentuan penderita dalam berobat dan berfokus pada kondisi sakit fisik, dan belum
tergantung pada stadiumnya. secara holistik integratif. Perawatan paliatif
Pengobatan kanker memberi dampak belum mendapat perhatian khusus dalam
negatif pada fisik maupun mental dan memberikan asuhan keperawatan, masing-masing
mempunyai pengaruh yang besar terhadap tenaga kesehatan hanya memberikan pelayanan
konsep diri. Konsep diri akan mempengaruhi terhadap kebutuhan fisik yang dirasakan
pikiran dan tingkah laku seseorang. Mengalami penderita. Berdasarkan data WHO, terdapat lebih
kebotakan dan dan kecacatan, akan membuat dari 40 juta orang di dunia yang membutuhkan
penderita merasa tubuhnya tidak menarik lagi, perawatan paliatif, namun hanya 14 persen saja
sehingga hubungan interpersonal juga menjadi yang baru memperolah perawatan tersebut. Sama
tidak harmonis. Kondisi penderita kanker halnya di Indonesia, masih banyak masyarakat
stadium lanjut tidak dapat kembali ke keadaan yang belum mengetahui perwatan paliatif itu
semula, dikarenakan gangguan konsep diri yang sangat penting dalam upaya peningkatan kualitas
terjadi dalam dirinya yakni kecacatan tubuh dan hidup penderita. Berdasarkan uraian di atas
penurunan fungsi organ tubuh (Lubis, 2009). penting diketahui bagaimanakah perawatan
Penelitian yang dilakukan oleh Saraswati paliatif dapat meningkatkan kualitas hidup
(2009) di Ruang Rawat Inap RSUP Dr. Kariadi penderita kanker.
Semarang dengan menggunakan 30 orang PERAWATAN terintegrasi oleh tim
penderita kanker yang telah mendapat PALIATIF paliatif untuk
kemoterapi, hasil penelitiannya menunjukkan meningkatkan kualitas
Pelayanan hidup pasien dan
paliatif pasien kanker memberikan dukungan
adalah pelayanan bagi keluarga yang
510 Jurnal Kesehatan, Volume VII, Nomor 3, November 2016, hlm 508-513
5. Informasi dan kebutuhan nutrisi, umurnya tak lama lagi. sehingga jarak antara
edukasi kebutuhan tidur dan Kebanyakan kualitas harapan dan
6. Dukungan kenyamanan tempat hidup penderita dengan kenyataannya menjadi
psikologis, tidur dan memfasilitasi penyakit tak bisa lebih dekat. Bisa
cultural dan social lingkungan ruang disembuhkan akan dengan cara
7. Respon fase rawat yang kondusif. terus memburuk atau membangkitkan spirit
terminal Kebutuhan saat-saat menurun, jika harapan untuk hidup, orientasi
8. Pelayanan pasien terminal adalah penderita tidak sesuai masa depan, keimanan
fase terminal memberi dukungan dengan kenyataan yang bahkan tentang
Aktifitas pada keluarga ada. Tim paliatif harus seksualitasnya.
perawatan (memberikan dapat memodifikasi Harapan selalu ada,
paliatif pada kesempatan bertanya, ekspektasi penderita, tapi sebaiknya tidak
penderita: memberikan informasi, memberikan harapan
1. Membantu memberikan saran cara yang palsu karena
penderita memberikan dukungan harapan juga harus
mendapat pada penderita, disesuaikan dengan
kekuatan dan rasa menyediakan barang- hasil pemeriksaan.
damai dalam barang yang memberi Untuk itu keluarga
menjalani rasa nyaman, merupakan kunci
kehidupan sehari- menyediakan makna hidup dalam
hari. dukungan perawatan paliatif.
2. Membantu interdisiplin). Perawatan
kemampuan Selain paliatif dapat
penderita untuk mengurangi gejala- memenuhi kebutuhan
mentolerir gejala yang muncul, perbaikan kualitas
penatalaksanaan perawatan paliatif juga hidup penderita dan
medis. memberikan dukungan keluarganya melalui
3. Membantu dalam hal spiritual dan perawatan yang tidak
penderita untuk psikososial. Perawatan hanya menekankan
lebih memahami paliatif setelah pada gejala fisik
perawatan yang penderita meninggal seperti nyeri, tetapi
dipilih. dilakukan dengan juga terhadap aspek-
Aktifitas memberikan dukungan aspek emosional,
perawatan moral kepada keluarga psikososial dan
paliatif pada yang berduka. Bagi spiritual. Banyak
keluarga: tenaga kesehatan kasus yang ditemukan
1. Membantu dibutuhkan empati ketika para penderita
keluarga yang besar dan kanker, malu untuk
memahami kemampuan khusus bersosialisasi dan tidak
pilihan perawatan dalam melakukan percaya diri dalam
yang tersedia. perawatan paliatif. menjalani
2. Meningkatkan Salah satu aspek kehidupannya. Kondisi
kehidupan sehari- penting dalam seperti ini
hari penderita, perawatan paliatif membutuhkan
mengurangi adalah kasih, perawatan paliatif
kekhawatiran dari kepedulian, ketulusan, dalam meningkatkan
orang yang dan rasa syukur. kualitas hidup agar
dicintai (asuhan Begitu pentingnya lebih baik. Selain
keperawatan aspek ini, sampai kepada penderitanya,
keluarga). melebihi pentingnya perawatan paliatif juga
3. Memberi penanganan nyeri yang memberi dukungan
kesempatan mutlak harus dilakukan kepada seluruh
sistem pendukung dalam perawatan anggota keluarga dan
yang berharga. paliatif. pelaku rawat lainnya.
Pelayanan Tim perawatan (Taher, A, 2010).
asuhan keperawatan paliatif harus berupaya Bagi penderita
penderita meliputi untuk membuat kanker stadium dini,
pemenuhan kebersihan penderita menerima perawatan paliatif
diri (mandi, berhias, keadaannya sehingga merupakan
kebersihan mulut, masih bisa menjalani pendamping
perawatan kuku), hidupnya meskipun pengobatan medis.
512 Jurnal Kesehatan, Volume VII, Nomor 3, November 2016, hlm 508-513
Energi
Promote Mental
Health.
Laporan oleh
Maulana.
Seminar
Nasional Positif
2013 yang
digelar oleh
Badan
Eksekutif
Mahasiswa
(BEM) Fapsi
Unpad, Sabtu
(23/02) di Aula
Rumah Sakit
Pendidikan
Unpad,
Bandung.
http://www.unp
ad.ac.id/2013/0
2/kualitas-
hidup-
seseorang-
terlihat-dari-
interaksi-
dengan-
kehidupan-di-
sekitarnya/
Sugiaman, S. 2016.