Bunyi bahasa dapat dibedakan menjadi nasal (sengau) dan oral.

Pembedaan ini didasarkan

pada keluarnya atau disertainya udara melalui rongga hidung. Jika udara keluar atau disertai
keluarnya udara melalui rongga hidung, dengan cara menurunkan langit-langit lunak beserta
ujung anak tekaknya maka bunyi itu disebut bunyi nasal atau sengau. Jika tidak demikian,
karena langit-langit lunak beserta ujung anak tekak menaik menutupi rongga hidung
sehingga udara hanya melalui rongga mulut saja maka bunyi yang dihasilkan disebut
bunyi oral. Oleh karena itu, vokal sering dibedakan menjadi vokal nasal dan vokal oral.
Vokal nasal banyak terdapat dalam bahasa aceh dan prancis. Konsonan juga dibedakan atas
konsonan nasal seperti [m, n] dan konsonan oral seperti [p, b, k, g, t, d].

Language sounds can be divided into nasal (nasal) and oral. This
distinction is based on the discharge or passage of air through the nasal
cavity. If the air comes out or accompanied by the release of air through
the nasal cavity, by lowering the soft palate and the tip of the pharynx,
the sound is called nasal noise. If this is not the case, because the soft
palate along with the tip of the child's throat rises to cover the nasal
cavity so that the air is only through the oral cavity, the resulting sound
is called oral sound. Therefore, vocals are often divided into nasal and
oral vowels. Many nasal vowels are found in Aceh and French. Consonants are
also distinguished by nasal consonants such as [m, n] and oral consonants
such as [p, b, k, g, t, d].

Sumber: Marsono. 1999. Fonetik. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Diposting 21st January 2014 oleh Unknown
Label: Fonologi

An oral consonant is a consonant sound in speech that is made by allowing air to escape from
the mouth, as opposed to the nose, as in a nasal consonant. To create an intended oral
consonant sound, the entire mouth plays a role in modifying the air's passageway. This rapid
modification of the air passageway using the tongue and lips makes changes to the waveform
of the sound by compressing and expanding the air. In addition to the nose and mouth, the
vocal cords and lungs also make a contribution to producing speech by controlling the
volume (amplitude) and pitch (frequency) of the sound. The use of the vocal cords will also
determine whether the consonant is voiced or voiceless. The vast majority of consonants are
oral, such as, for example [p], [w], [v] and [x]. The others are nasal, such as the nasal
occlusives [m] or [ɲ].

Before there appeared the consonantal opposition nasal/oral, consonant was distinguished

from vowel as closed tract from open tract. Once the nasal consonant has been opposed to the
oral as presence to absence of the open tract, the contrast consonant/vowel is revalued as
presence vs. absence of a closed tract.[1]

Konsonan lisan adalah suara konsonan dalam ucapan yang dibuat dengan
membiarkan udara keluar dari mulut, berlawanan dengan hidung, seperti pada
konsonan hidung. Untuk membuat suara konsonan lisan yang dimaksudkan,
seluruh mulut memainkan peran dalam memodifikasi lorong udara. Modifikasi
cepat dari lorong udara ini menggunakan lidah dan bibir membuat perubahan
pada bentuk gelombang suara dengan mengompresi dan memperluas udara. Selain
hidung dan mulut, pita suara dan paru-paru juga memberikan kontribusi untuk
menghasilkan suara dengan mengendalikan volume (amplitudo) dan nada
(frekuensi) suara. Penggunaan pita suara juga akan menentukan apakah
konsonan disuarakan atau tidak bersuara. Mayoritas konsonan adalah lisan,
seperti, misalnya [p], [w], [v] dan [x]. Yang lainnya adalah hidung,
seperti oklusi hidung [m] atau [ɲ].
Sebelum muncul oposisi konsonan nasal / oral, konsonan dibedakan dari vokal
sebagai saluran tertutup dari saluran terbuka. Setelah konsonan hidung
menentang oral sebagai ada tidaknya traktat terbuka, konsonan kontras /
vokal direvaluasi sebagai ada vs tidak ada traktat tertutup. [1]

Ikuti Wikipedia bahasa Indonesia di Facebook, Twitter, Instagram, dan

Telegram

Konsonan nasal
Loncat ke navigasi Loncat ke pencarian

Perbedaan jalur bunyi oral (sepenuhnya lewat mulut) dan nasal/sengau (lewat rongga
hidung).

Konsonan nasal atau sengau adalah fonem yang direalisasikan melalui bantuan rongga
hidung.

Dalam kebanyakan bahasa, fonem nasal yang paling banyak dijumpai adalah

 /m/ (labial atau bibir, dilambangkan dengan huruf [m])

 /n/ (dilambangkan dengan huruf [n])
 /ɲ/ (dilambangkan dengan huruf [ñ] atau digraf [ny])
 /ŋ/ (biasanya dilambangkan dengan digraf [ng])

Terdapat pula beberapa fonem nasal lainnya yang relatif jarang dijumpai