You are on page 1of 14

VYAVAHARA DUTA Volume XV, No.

2, September 2020 ISSN ONLINE : 2614-5162


ISSN CETAK : 1978 – 0982

URGENSI PENGATURAN KEWENANGAN DESA ADAT DALAM MENUNJANG


ERA NEW NORMAL KEPARIWISATAAN BUDAYA BALI

Oleh:
Gede Yoga Satrya Wibawa¹
E-mail: yogasatryawibawa@gmail.com
Dosen Hukum STAHN Mpu Kuturan Singaraja

Abstract
Bali, which is an international tourist destination, makes tourism as a major
commodity so that the impact of the Covid 19 pandemic is enormously felt for the
Bali economy and tourism actors involved. For instance, almost about 98% of tourist
attractions, hotels, restaurants, spas and tourism facilities are closed to the public.
With the intention that it brings a very harsh recession to the economy of the
Balinese people themselves, involving the indigenous village in handling the Covid-
19 outbreak in Bali is very appropriate. By involving the indigenous communities, in
this case the indigenous village, it will directly touches up to the littlest area in Bali,
the Banjar environment. With a more massive structure, it is also hoped that it can
effectively break the chain of the spread of Covid 19 in Bali province. This writing
uses the normative legal research method. The study of legislation and literature is
used to formulate the authority of indigenous villages in the new era of Balinese
culture tourism which will be faced after the Covid-19 pandemic. Finally, it can be
concluded that the position of the indigenous villages in assisting the higher tasks of
the government is legally very strong, from the constitution to the legislation below
recognizing the existence and role of the indigenous villages. On this basis, it is
appropriate for the indigenous village to be given its own portion as an integral part
of the structure both legally and administratively. Secondly, the authority of
indigenous villages in carrying out their functions in the Covid Task Force for the
prevention of Covid 19 in Bali province has been very clear and this can be the basis
for further enhancing role of indigenous villages in the new era of cultural tourism in
Bali which will be rebuilt after this pandemic. Finally, the optimization of the role of
indigenous villages in the acceleration of Covid 19 prevention in Bali has been able
to run well and can answer all doubts from various parties who during the pandemic
might underestimate the magnificent role of this indigenous village, thus the
Provincial Government of Bali should be able to consider an alternative management
of indigenous village-based tourism going forward.

Keywords: Covid-19, Indigenous Village, Bali Cultural Tourism, New Normal

Abstrak
Bali yang merupakan destinasi wisata international, menjadikan pariwisata
sebagai komoditi utama sehingga dampak pandemic Covid 19 sangat terasa bagi
perekonomian Bali dan juga pelaku pariwisata di dalamnya, seperti hampir sekitar
98% objek wisata, hotel, restoran, spa dan fasilitas pariwisata ditutup untuk umum.
Sehingga ini membawa keterpurukan yang sangat hebat bagi perekonomian rakyat
Bali sendiri, Melibatkan Desa Adat dalam menangani wabah Covid-19 di Bali ini
sangat tepat. Peran komunitas masyarakat adat dalam hal ini Desa Adat langsung

85
URGENSI PENGATURAN KEWENANGAN DESA ADAT DALAM MENUNJANG
ERA NEW NORMAL KEPARIWISATAAN BUDAYA BALI.. (G.Yoga Satrya W.,85-98)

menyentuh hingga wilayah tersempit di Bali yakni lingkungan Banjar sehingga


mampu untuk menjadi saluran informasi yang tepat terkait penanganan Covid-19.
Dengan struktur yang lebih masif diharapkan pula dapat secara efektif memutus
rantai penyebaran covid 19 di Provinsi Bali. Penulisan ini menggunakan metode
penelitian hukum normatif. Dimana dalam penulisan ini menggunakan studi
perundangan dan kepustakaan untuk memformulasikan kewenangan desa adat
dalam era baru kepariwisataan budaya Bali yang akan dihadapi pasca pandemi
Covid-19 ini. Terakhir dapat disimpulkan bahwa bahwa kedudukan Desa Adat dalam
pembantuan tugas Pemerintah yang lebih tinggi secara hukum sangat kuat, dari
konstitusi hingga Peraturan Perundangan di bawahnya mengakui eksistensi dan
peran dari Desa Adat. Atas dasar tersebut sudah sepantasnya Desa Adat diberikan
porsinya tersendiri sebagai bagian yang utuh dari struktur baik secara hukum
maupun administrative. Kedua bahwa kewenangan Desa Adat dalam menjalankan
fungsinya dalam Satgas Gotong Royong Pencegahan Covid 19 Provinsi Bali sudah
sangat jelas sumber kewenangannya secara atributif, dan hal ini bisa menjadi dasar
untuk lebih memperbanyak peran dari Desa Adat di era baru kepariwisataan budaya
Bali yang akan dibangun kembali pasca pandemic ini.Terakhir bahwa optimalisasi
peran Desa Adat dalam percepatan pencegahan Covid 19 di Bali telah mampu
dijalankan dengan baik. Dengan demikian semua keraguan dari berbagai pihak yang
selama pandemi mungkin memandang sebelah mata dapat terjawab. Dengan
besarnya peran dari Desa Adat ini Pemerintah Provinsi Bali selayaknya dapat
mempertimbangkan sebuah alternatif pengelolaan Pariwisata berbasis Desa Adat
kedepannya.

Kata Kunci : Covid-19, Desa Adat, Kepariwisataan Budaya Bali, New Normal.

PENDAHULUAN negara pasca wabah COVID-19 ini


Pandemi COVID-19 telah nantinya.
memberikan dampak bagi seluruh Indonesia juga merespon cepat
dunia karena telah menyebar ke 199 penyebaran wabah Covid-19 ini
negara. Setiap negara yang terjangkit dengan menetapkan penyebaran
COVID-19 mengambil tindakan yang COVID-19 sebagai bencana nasional
cepat untuk menangani COVID-19 dan dengan mengeluarkan Keputusan
mengurangi dampak sosial ekonomi Presiden Nomor 12 Tahun 2020
yang ditimbulkan. Situasi darurat tentang Penetapan Bencana Nonalam
global ini menjamah seluruh sendi Penyebaran Corona Virus Disease
kehidupan masyarakat dunia. United 2019 (COVID-19) sebagai Bencana
Nasion (PBB) melalui World Health Nasional yang mulai berlaku sejak 13
Organization (WHO) juga telah April 2020. melalui Keppres Nomor 12
menyatakan COVID-19 sebagai Global Tahun 2020 ini diputuskan
Pandemi pada tanggal 11 Maret 2020. penanggulangan bencana nasional
Negara-negara dunia bahu membahu yang diakibatkan oleh penyebaran
mengeluarkan kebijakan baik dalam COVID-19 dilaksanakan oleh Gugus
tahap pencegahan penyebaran Covid- Tugas Percepatan Penanganan
19, penanganan pasien terdampak COVID-19 melalui sinergi antar
COVID-19, maupun penanggulangan kementerian/lembaga dan pemerintah
stanilitas internal masing-masing daerah. Ini berarti Pemerintah Daerah

86
VYAVAHARA DUTA Volume XV, No.2, September 2020 ISSN ONLINE : 2614-5162
ISSN CETAK : 1978 – 0982

harus melaksanakan tugas Royong Pencegahan Covid-19


pembantuan kepada Pemerintah Berbasis Desa Adat yang baru
Pusat. Gubernur, Bupati dan Walikota dibentuk ini, 1.495 desa adat di Bali
sebagai Ketua Gugus Tugas yang tersebar di 9 kabupaten/kota se-
Percepatan Penanganan COVID-19 di Bali akan terlibat penuh membantu
daerah, dalam menetapkan kebijakan pemerintah daerah menanggulangi
di daerah masing-masing harus dan mencegah penyebaran virus
memperhatikan kebijakan pemerintah Corona.
pusat. Melibatkan Desa Adat dalam
Bali yang merupakan destinasi menangani wabah Covid-19 di Bali ini
wisata international, menjadikan sangat tepat. Mengingat komunitas
pariwisata sebagai komoditi utama masyarakat adat dalam hal ini Desa
sehingga dampak pandemik sangat Adat langsung menyentuh hingga
terasa bagi perekonomian Bali dan wilayah tersempit di Bali yakni
juga pelaku pariwisata di dalamnya, lingkungan Banjar. Dengan struktur
seperti hampir sekitar 98% objek yang lebih masif diharapkan pula
wisata, hotel, restoran, spa dan dapat secara efektif memutus rantai
fasilitas pariwisata ditutup untuk penyebaran covid 19 di Provinsi Bali.
umum. Kondisi ini membawa Penulisan ini menggunakan
keterpurukan yang sangat hebat bagi metode penelitian hukum normatif.
perekonomian rakyat Bali sendiri, Dimana dalam penulisan ini
dengan meningkatnya pengangguran menggunakan studi perundangan dan
dan juga masalah yang dihadapi oleh kepustakaan untuk memformulasikan
manajemen hotel untuk kewenangan desa adat dalam era
keberlangsungan hotel mereka karena baru kepariwisataan budaya Bali yang
biaya operasional hotel seperti akan dihadapi pasca pandemi Covid-
kebersihan, air, listrik, dan 19 ini.
maintenance harus tetap berjalan
walaupun tidak beroperasi. PEMBAHASAN
Pemerintah Provinsi Bali A. Kedudukan Desa Adat dalam
melakukan tindak lanjut pembentukan pembantuan tugas Pemerintah
gugus tugas COVID 19 di tingkat yang lebih tinggi
Provinisi dengan menggandeng Secara sosiologis Desa
komunitas masyarakat adat Pelibatan merupakan kesatuan masyarakat
desa adat ini dituangkan dalam hukum yang memiliki batas-batas
Keputusan Bersama Gubernur Bali wilayah yang berwenang untuk
dan Majelis Desa Adat (MDA) Provinsi mengatur dan mengurus
Bali tentang Pembentukan Satuan kepentingan masyarakat setempat,
Tugas Gotong Royong Pencegahan berdasarkan asal-usul dan adat
Covid-19 Berbasis Desa Adat di Bali. istiadat setempat yang diakui dan
Keputusan Bersama dengan Nomor dihormati dalam sistem Pemerintah
472/1571/PPDA/DPMA dan Nomor Negara Kesatuan Republik
05/SK/MDA-Prov Bali/III/2020 ini Indonesia dengan dimulai
ditetapkan tanggal 28 Maret 2020, dikeluarkannya Undang-Undang
ditandatangani Gubernur Bali Wayan Nomor 22 Tahun 1999 yang
Koster dan Majelis Agung MDA kemudian disempurnakan dengan
Provinsi Bali, Ida Panglingsir Agung dikeluarkannya Undang-Undang
Putra Sukahet. Dalam Satgas Gotong Nomor 23 Tahun 2014 tentang

87
URGENSI PENGATURAN KEWENANGAN DESA ADAT DALAM MENUNJANG
ERA NEW NORMAL KEPARIWISATAAN BUDAYA BALI.. (G.Yoga Satrya W.,85-98)

Pemerintahan Daerah, serta d. Urusan pemerintahan lainnya


diterbitkannya Undang-Undang yang oleh peraturan perundang-
Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa undangan diserahkan kepada desa.
memberikan landasan kuat bagi Undang-Undang Nomor 23
desa dalam mewujudkan Tahun 2014 tentang Pemerintahan
“Development Community” dimana Daerah, urusan pemerintahan ada
desa tidak lagi sebagai level yang diselenggarakan oleh
administrasi atau bawahan daerah pemerintah pusat, ada yang
tetapi sebaliknya sebagai diselenggarakan oleh pemerintahan
“Independent Community” yaitu daerah provinsi, dan ada yang
desa dan masyarakatnya berhak diselenggarakan oleh pemerintahan
berbicara atas kepentingan daerah kabupaten/kota. Pengaturan
masyarakat sendiri. Desa diberi tersebut dituangkan dalam
kewenangan untuk mengatur Peraturan Pemerintah Nomor 38
desanya secara mandiri termasuk Tahun 2007 tentang Pembagian
bidang sosial, politik dan ekonomi. Urusan Pemerintahan antara
Dengan adanya kemandirian ini Pemerintah Pusat, Pemerintahan
diharapkan akan dapat Daerah Provinsi, dan Pemerintahan
meningkatkan partisipasi Daerah Kabupaten/Kota. Dengan
masyarakat desa dalam Peraturan Pemerintah Nomor 38
pembangunan sosial dan politik. Tahnn 2007 tersebut urusan
Dengan adanya otonomi desa pemerintahan yang pengaturan dan
pemerintahan yang melaksanakan pengurusannya diserahkan kepada
otonomi tersebut, sehingga pemerintahan daerah
tersusunlah suatu pemerintahan kabupaten/kota sangat jelas dan
desa. Pemerintahan Desa adalah terperinci.
suatu proses dimana usaha-usaha Dalam rangka memperkuat desa,
masyarakat desa yang pemerintah mengeluarkan Undang-
bersangkutan dipadukan dengan Undang Nomor 6 Tahun 2014
usaha-usaha pemerintah untuk tentang Desa (UU Desa), dalam
meningkatkan taraf hidup Pasal 19 menyebutkan kewenangan
masyarakat. Menurut Pasal 206 desa adalah sebagai berikut :
Undang-Undang Nomor 23 Tahun a. Kewenangan berdasarkan hak
2014 Tentang Pemerintahan asal usul;
Daerah, Urusan pemerintahan yang b. Kewenangan lokal berskala
menjadi kewenangan desa, yaitu: Desa;
a. Urusan pemerintahan yang c. Kewenangan yang ditugaskan
sudah ada berdasarkan hak asal oleh Pemerintah, Pemerintah
usul desa; Daerah Provinsi, atau Pemerintah
b. Urusan pemerintahan yang Daerah Kabupaten/Kota; dan
menjadi kewenangan d. Kewenangan lain yang
kabupaten/kota yang diserahkan ditugaskan oleh Pemerintah,
pengaturannya kepada desa; Pemerintah Daerah Provinsi, atau
c. Tugas pembantuan dari Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota
Pemerintah, Pemerintah Provinsi, sesuai dengan ketentuan peraturan
dan/atau Pemerintah perundang-undangan.
Kabupaten/Kota; Berdasar dari kedudukan
Pemerintahan Desa tersebut, maka

88
VYAVAHARA DUTA Volume XV, No.2, September 2020 ISSN ONLINE : 2614-5162
ISSN CETAK : 1978 – 0982

Pemerintah Desa secara yuridis dikarenakan latar belakang Negara


memang memiliki kedudukan yang Indonesia yang berasal dari
kuat untuk mampu menjalankan berbagai suku bangsa dan agama
fungsinya pada Satgas Gotong yang tak dapat dipisahkan. Dimana
Royong Covid 19 yang dibentuk sejarah hukumnya dipengaruhi oleh
oleh Pemerintah Provinsi Bali. sistem hukum Hindu, Islam dan
Dengan jumlah yang sangat besar kemudian sistem hukum barat
1.495 desa adat di Bali yang (Hilman Hadikusumah, 1980, hal. :
tersebar di 9 kabupaten/kota se-Bali 64).
dan yurisdiksi yang mencakup Teori sistem hukum dari
seluruh wilayah Provinsi Bali, Desa Lawrence M. Friedman kiranya
Adat diharapkan akan terlibat penuh tepat dipakai menganalisis
membantu pemerintah daerah kedudukan Desa Adat sebagai slah
menanggulangi dan mencegah satu penunjang dalam tim Satuan
penyebaran Covid 19. Tugas Gotong Royong Provinsi Bali
Dikeluarkannya Keputusan dalam menangani Wabah COVID
Bersama tentang Pembentukan 19 ini. Namun sebelumnya ada
Satgas Gotong Royong ini tentunya baiknya terlebih dahulu mengetahui
memperkuat dasar bagi Desa Adat pendapat dari Hans Kelsen tentang
untuk dapat melaksanakan tugas Sistem Hukum. Mengatakan bahwa
pembantuan baik kepada sistem hukum adalah suatu sistem
Pemerintah Kabupaten/Kota norma. Kemudian menekankan
maupun Pemerintah Provinsi dalam bahwa suatu sistem norma
mengatasi segala permasalahan dikatakan valid jika diperoleh dari
yang timbul dari merebaknya wabah norma yang lebih tinggi di atasnya,
covid 19 ini. Dimana Desa Adat yang selanjutnya sampai pada
memiliki struktur penunjang dari tingkat dimana norma tersebut tidak
generasi muda hingga perarem adat dapat diperoleh dari norma lain
yang bisa dilibatkan. Belum lagi yang lebih tinggi, ini disebut norma
organisasi internal Desa Adat dasar (Friedman, Lawrence M.
seperti Pecalang, Jaga Baya, Sekaa 2001, hal. : 27). Jadi jika dikaitkan
Truna, Forum Adat, Subak dan dengan hal tersebut kiranya secara
bahkan di beberpa Desa Adat juga sistematis pembentukan Satuan
mengelola LPD, Pasar Desa dan Tugas Gotong Royong ini sudah
BUMDes yang bisa dilibatkan untuk tepat karena melalui peraturan yang
Bersama sama bergotong royong lebih tinggi yakni Keppres Nomor 12
mengatasi dampak wabah Covid 19 Tahun 2020 secara nyata
di Bali. pemerintah Pusat sudah
Secara Teoritis di Indonesia mengeluarkan dasar hukum bagi
sekarang masih berlaku dua macam Pemerintah Daerah Untuk Dapat
sistem hukum, yaitu sistem hukum membentuk Gugus Tugas sesuai
adat di satu pihak dan sistem dengan tingkat Pemerintahan di
hukum Eropa dilain pihak. Antara Daerah dengan tetap satu komando
dua sistem itu jauh berbeda, Namun pada Gugus Tugas Pemerintah
diharmonisasi sehingga dapat Pusat.
menjadi sebuah sistem yang utuh. Berikutnya jika dikaitkan dengan
Bentuk pengakuan terkait sistem Teori Sistem Hukum yang
hukum pada masyarakat adat ini dikemukakan Friedman membagi

89
URGENSI PENGATURAN KEWENANGAN DESA ADAT DALAM MENUNJANG
ERA NEW NORMAL KEPARIWISATAAN BUDAYA BALI.. (G.Yoga Satrya W.,85-98)

sistem hukum dalam tiga (3) 3. Budaya hukum (legal culture),


komponen (Lawrence M. Friedman, merupakan penekanan dari sisi
1975, hal. : 12-16), yaitu: budaya secara umum, kebiasaan-
1. Substansi hukum (substance kebiasaan, opini-opini, cara
rule of the law), di dalam melingkupi bertindak dan berpikir, yang
seluruh aturan baik yang tertulis mengarahkan kekuatan sosial
maupun yang tidak tertulis, baik dalam masyarakat. Terakhir
yang hukum material maupun tentunya dengan kebijakan yang
hukum formal. Jika dikaitkan baik dan dilaksanakan dengan baik
dengan adanya penanganan wabah sampai ke tingkat Desa diharapkan
COVID 19 ini tentunya dapat mampu mempercepat pelaksanaan
diartikan bahwa “substansi” dalam tugas Pemerintah terutama yang
hal ini adalah diawali dengan berkaitan dengan penanganan
diterapkannya wabah COVID 19 ini COVID 19 ini. Diharapkan terbentuk
sebagai Bencana Global oleh WHO, budaya hukum yang baik di
yang kemudian ditindak lanjuti masyarakat, dimana masyarakat
dengan penetapan Keppres Nomor dapat mengikuti dengan baik segala
12 Tahun 2020 Oleh Bapak anjuran dan himbauan pemerintah
Presiden dan di tingkat Daerah terkait penanganan wabah Covid
Provinsi di ikuti dengan penetapan 19.
Tim Satgas Gotong Royong Bagaimanapun juga keadaan
Provinsi Bali yang menangani ekonomi, sosial, politik bahkan
COVID -19 ini. keamanan suatu negara tidak akan
2. Struktur hukum ( structure of menjadi alasan bagi para wisatawan
the law), meliputi pranata hukum, untuk tidak melakukan kunjungan
aparatur hukum dan sistem wisata karena berwisata sudah
penegakkan hukum. Struktur hukum menjadi kebutuhan utama bagi
erat kaitannya dengan sistem generasi milenial sehingga
peradilan yang dilaksanakan oleh diharapkan pariwisata Bali akan
aparat penegak hukum, dalam segera pulih segera setelah
sistem peradilan pidana, aplikasi ditemukan vaksin virus Corona ini
penegakkan hukum dilakukan oleh sehingga tuan rumah, pemerintah
penyidik, penuntut, hakim dan dan wisatawan akan merasa aman
advokat. Serta pemerintah dalam untuk bepergian tanpa khawatir
hal ini sebagai pembuat dan akan terinfeksi. Di samping itu
pelaksana regulasi. Dalam peranan pemerintah untuk tetap
penanganan COVID 19 di Provinsi mengambil langkah-langkah
Bali, melalui Keputusan Bersama strategis untuk keberlangsungan
dengan Nomor pariwisata Indonesia, Bali
472/1571/PPDA/DPMA dan Nomor khususnya sangat diharapkan
05/SK/MDA-Prov Bali/III/2020 Desa seperti memberikan berbagai
Adat dapat dianggap sebagai stimulus yang dibutuhkan pekerja
“struktur” dalam teori ini, dimana maupun industri pariwisata bisa
Desa Adat menjalankan Amanat terpenuhi selama masa tanggap
yang diberikan oleh Pemerintah darurat maupun pemulihan COVID-
Provinsi Bali dalam pembantuan 19, merumuskan kebijakan global
tugas penanganan wabah COVID dan menerapkan norma dan
19 di Bali. standar baru.

90
VYAVAHARA DUTA Volume XV, No.2, September 2020 ISSN ONLINE : 2614-5162
ISSN CETAK : 1978 – 0982

B. Kewenangan Desa Adat Dalam (Munir Fuady, 2013, hal. : 133).


Menjalankan fungsinya dalam Dalam pengembangannya, Hans
Satgas Gotong Royong Nawiasky berpendapat bahwa
Pencegahan Covid 19 Provinsi norma hukum dalam suatu Negara
Bali juga berjenjang dan bertingkat
Merujuk dari landasan formil hingga membentuk suatu tertib
dibentuknya peraturan atau hukum, sehingga norma yang
kebijakan penanganan COVID 19 di dibawah berdasar, bersumber dan
Provinsi Bali ini, dalam Pasal 1 berlaku pada norma yang lebih
angka 2 Undang Undang Nomor 12 tinggi. Norma dalam Negara itu juga
Tahun 2011 Tentang Pembentukan membentuk kelompoknorma hukum
Peraturan Perundang-undangan yang terdiri atas 4 (empat)
“Peraturan Perundang-undangan kelompok besar (Hoemam Fairuzy
adalah peraturan tertulis yang Fahmi, 2012,
memuat norma hukum yang http://www.scribd.com/doc/85),
mengikat secara umum dan yaitu:
dibentuk atau ditetapkan oleh 1. Staatfundamentalnorm (Norma
negara atau pejabat yang Fundamental Negara)
berwenang melalui prosedur yang 2. Staatgrundgesetz (Aturan
ditetapkan dalam Peraturan dasar/pokok Negara)
Perundang-undangan. ”Suatu 3. Formellgesetz (Undang-undang)
norma hukum dengan norma hukum 4. Verordnung dan Autonome
yang lainnya semestinya tidak Satzung (Pelaksana dan Aturan
saling bertentangan, karena norma Otonom).
hukum berada pada sebuah sistem Dalam hal itu Verordnung dan
yang tersusun secara hierarkis, Autonome Satzung (Pelaksana dan
yang seluruhnya bersumber pada Aturan Otonom) dapat kita lihat dari
satu sistem besar yangmerupakan pembentukan Satgas Gotong
satu norma dasar (groundnorm), Royong Pencegahan COVID 19
yaitu konstitusi. Secara Provinsi Bali melalui penetapan
Konstitusional Komunitas Keputusan Bersama dengan Nomor
Masyarakat Adat mendapat 472/1571/PPDA/DPMA dan Nomor
tempatnya dalam Konstitusi kita, 05/SK/MDA-Prov Bali/III/2020. Ini
selain itu kesejahteraan masyarakat tentunya bisa diidentifikasi sebagai
dan hadirnya negara dalam pelaksaan gugus tugas di tingkat
penanganan COVID 19 ini tentunya Provinsi.
sudah sesuai dengan konstitusi Penerjemahan tugas oleh
Negara Republik Indonesia Gugus Tugas Provinsi Bali ini
Undang-Undang Dasar Negara sangat relevan dan “tepat sasaran”,
Republik Indonesia Tahun 1945 dimana diketahui Bersama bahwa
Sementara itu, Hans Kelsen Desa Adat bisa diandalkan sebagai
menyatakan bahwa, pertentangan ujung tombak pencegahan COVID
antara suatu kaidah hukum dengan 19 karena kondisi dan wilayah
kaidah hukum lainnya adalah wajar hukumnya yang bersentuhan
terjadi, mengingat ketika berbicara langsung dengan lingkungan
dalam tataran yang lebih konkrit masyarakat terkecil di Bali. Dengan
maka dimungkinkan adanya organisasi yang lebih sederhana
penafsiran antara satu sama lain dapat mempersingkat birokrasi

91
URGENSI PENGATURAN KEWENANGAN DESA ADAT DALAM MENUNJANG
ERA NEW NORMAL KEPARIWISATAAN BUDAYA BALI.. (G.Yoga Satrya W.,85-98)

dalam pencegahan COVID 19, adalah penyelenggaraan urusan


pendataan terhadap penduduk tentu pemerintahan oleh pemerintah
lebih mudah dilakukan di tingkat daerah dan dewan perwakilan
Desa. Penduduk asli, Penduduk rakyat daerah menurut asas
pendatang maupun penduduk yang otonomi dan tugas pembantuan
sebelumnya bekerja sebgai Pekerja dengan prinsip otonomi seluas-
migran Indonesia yang rentan luasnya dalam dan prinsip Negara
terhadap penularan COVID 19 bisa Kesatuan Republik Indonesia
di data secara valid. Pengawasan sebagaimana dimaksud dalam
dan penanganan awal pasien juga Undang-Undang Dasar Negara
diawal diidentifikasi oleh pihak desa Republik Indonesia Tahun 1945.
dengan jalur koordinasi yang Dalam penyelenggaraan unsur
langsung pada tim Kesehatan yang pemerintahan di daerah, maka
lebih kompeten menangani. dilaksanakan melalui 3 (tiga) asas
Pembentukan Satgas Gotong (Siswanto Sunarno, 2005, hal. : 7),
Royong ini juga menjawab yaitu:
“kegalauan” yang mungkin dihadapi 1. Asas Desentralisasi, adalah
hampir seluruh Pemerintah Provinsi penyerahan wewenang
di Indonesia yang selama era pemerintahan oleh pemerintah
Otonomi daerah seperti kehilangan kepada daerah untuk mengatur dan
yurisdiksinya. Pemerintah Provinsi mengurus urusan pemerintahan
seperti tidak berdaya dalam dalam sistem NKRI.
mengahadapi lahirnya “raja-raja 2. Asas Dekonsentrasi, adalah
kecil” yang berwujud Pemerintah pelimpahan wewenang
Kabupaten dan Pemerintah Kota. pemerintahan oleh pemerintah pada
Secara jelas pada Pasal 18 Gubernur sebagai wakil pemerintah
Undang-Undang Dasar Republik kepada instansi vertial di wilayah
Indonesia 1945 menentukan bahwa tertentu.
“Pemerintah Daerah Propinsi, 3. Asas Tugas Pembantuan,
Daerah Kabupaten dan Kota adalah penugasan dari pemerintah
mengatur dan mengurus sendiri kepada daerah dan/desa; dari
urusan pemerintahan menurut asas pemerintah provinsi kepada
otonomi dan tugas pembantuan”. Ini pemerintah kabupaten/kota kepada
artinya bahwa pemerintah daerah desa untuk melaksanakan tugas
dapat menjalankan dan mengatur tertentu.
pemerintahannya tanpa campur Pengertian Desentralisasi
tangan dari pemerintah pusat, dalam Pasal 1 angka 2 UU Pemda,
kewenangan ini diberikan agar Desentralisasi adalah penyerahan
pemerintah daerah lebih dapat Urusan Pemerintahan oleh
memperhatikan dan memajukan Pemerintah Pusat kepada daerah
daerahnya dengan sumber otonom berdasarkan Asas Otonomi.
pendapatan asli daerah yang Menurut Jin het veld menyajikan
dimiliki, setiap permasalahan yang beberapa kebaikan dari asas
terjadi didaerah dapat segera desentralisasi yaitu :
teratasi dengan adanya hak 1. Desentralisasi memberikan
otonomi tersebut. penilaian yang lebih tepat terhadap
Selanjutnya pada Pasal 1 angka daerah dan penduduk yang
2 UU Pemda, Pemerintahan Daerah beraneka ragam;

92
VYAVAHARA DUTA Volume XV, No.2, September 2020 ISSN ONLINE : 2614-5162
ISSN CETAK : 1978 – 0982

2. Desentralisasi meringankan Secara konseptual, istilah


beban pemerintah, karena wewenang atau kewenangan sering
pemerintah pusat tidak mungkin disejajarkan dengan istilah Belanda
mengenal seluruh dan segala “bevoegdheid”. Berdasarkan
kepentingan dan kebutuhan pendapat Henc van Maarseveen
setempat dan tidak mungkin sebagaimana dikutif oleh Philipus
mengetahui bagaimana memenuhi M. Hadjon dalam Sadjijono, bahwa
kebutuhan tersebut; teori kewenangan, digunakan di
3. Dengan desentralisasi dapat dalam hukum publik yaitu,
meringankan beban yang wewenang terdiri atas sekurang-
melampaui batas dari perangkat kurangnya tiga komponen yaitu;
pusat yang disebabkan tunggakan pengaruh, dasar hukum dan
kerja; konformitas hukum. Komponen
4. Pada desentralisasi unsur pengaruh, ialah bahwa penggunaan
individu atau daerah lebih menonjol wewenang dimaksudkan untuk
karena dalam ruang lingkup yang mengendalikan prilaku subjek
sempit seseorang dapat lebih hukum. Komponen dasar hukum
mempergunakan pengaruhnya bahwa wewenang itu harus ditunjuk
daripada masyarakat luas; dasar hukumnya, dan komponen
5. Pada desentralisasi masyarakat komformitas hukum mengandung
setempat dapat kesempatan ikut adanya standar wewenang, yaitu itu
serta dalam penyelenggaraan standard umum (semua jenis
pemerintah tidak hanya sebagai wewenang), dan standar khusus
objek; (untuk jenis wewenang tertentu).
6. Desentralisasi meningkatkan Pada konsep wewenang
turut sertanya masyarakat setempat pemerintahan
dalam melakukan kontrol terhadap (bestuursbevoegdheid), tidak
segala tindakan dan tingkah laku semua komponen wewenang yang
pemerintah, ini dapat menghindari ada dalam hukum publik, karena
pemborosan dalam hal tertentu, wewenang hukum publik memiliki
desentralisasi dapat meningkatkan cakupan luas termasuk wewenang
daya guna dan hasil guna. dalam penyelenggaraan tugas
Dari Penjelasan tersebut dapat pemerintahan (Sadjiijono, 2008, hal.
dilihat bahwa desentralisasi : 52).
harusnya bisa lebih diartikan Kewenangan berkaitan dengan
sebagai upaya untuk mempercepat produk hukum berupa peraturan
usaha usaha pemerintah mencapai perundang-undangan dalam negara
tujuan dari setiap kebijkanan yang hukum. Menurut Hamid S Attamimi
dikeluarkan. Kebijakan penanganan yang mengutip pendapatnya Van
COVID 19 ini menjadi sebuah Wijk dan Konijnenbelt, didalam
contoh kebijakan yang harus cepat suatu negara hukum pada dasarnya
sampai ke lapisan terbawah. dapat dikemukakan adanya
Dengan pelibatan desa adat maka wawasan-wawasan sebagai berikut:
Pemerintah Provinsi Bali dapat lebih a. Pemerintahan menurut hukum
cepat dan tepat dalam (wetmatig bestuur), dengan bagian-
melaksanakan tugas pencegahan bagiannya tentang kewenangan
COVID 19 di Bali. yang dinyatakan dengan tegas

93
URGENSI PENGATURAN KEWENANGAN DESA ADAT DALAM MENUNJANG
ERA NEW NORMAL KEPARIWISATAAN BUDAYA BALI.. (G.Yoga Satrya W.,85-98)

tentang perlakuan yang sama dan 39) menggunakan istilah


tentang kepastian hukum; kekuasaan, karena kekuasaan
b. Perlindungan hak-hak azasi; dapat mencakup muatan lebih luas
c. Pembagian kekuasaan, dengan dari wewenang. Pada dasarnya
bagian-bagiannya tentang struktur pemberian kekuasaan dapat
kewenangan atau desentralisasi dibedakan menjadi dua macam
dan tentang pengawasan serta yaitu; kekuasaan yang bersifat
kontrol; atributif dan derivatif. Kekuasaan
d. Pengawasan oleh kekuasaan yang diperoleh secara atribusi
peradilan. (attributie) menyebabkan terjadinya
Hal ini sejalan dengan pendapat pembentukan kekuasaan, karena
beberapa sarjana yang berasal dari keadaan yang belum
mengemukakan atribusi itu sebagai ada menjadi ada yang
penciptaan kewenangan (baru) oleh menyebabkan adanya kekuasaan
pembentuk undang-undang yang baru. Kekuasaan derivatif
(wetgever) yang diberikan kepada (afgeleid) adalah yang diturunkan
suatu organ negara, baik yang atau diderivasikan kepada pihak
sudah ada maupun yang dibentuk lain. Pembentukan kekuasaan bisa
baru untuk itu. Terhadap hal terjadi pada saat yang bersamaan
tersebut Philipus M.Hadjon dengan pembentukan lembaga
menyatakan bahwa kalau dikaji yang memproleh kekuasaan dan
istilah hukum kita secara cermat, bisa terjadi kemudian sesudah
ada sedikit perbedaan antara istilah lahirnya lembaga atau badan.
wewenang atau kewenangan Menurut Henk van Maarseveen
dengan istilah “bevoegdheid”. dalam Suwoto Mulyosudarmo
Perbedaannya terletak dalam bentuk pelimpahan wewenang
karakter hukumnya. Istilah Belanda kepada subyek hukum lain terdiri
“bevoegdheid” digunakan baik dari delegatie dan mandaat.
dalam konsep hukum publik Pendelegasian kekuasaan
maupun dalam konsep hukum delegataris melaksanakan
privat. Dalam hukum kita, istilah kekuasaan atas nama sendiri
wewenang atau kewenangan dengan tanggungjawab sendiri,
seharusnya digunakan selalu dalam yang disebut pelimpahan
konsep hukum publik. Philipus M. kekuasaan dan tanggungjawab.
Hadjon, dkk bahwa pemerintah, Tanggungawab terdiri dari aspek
dasar untuk melakukan perbuatan internal dan eksternal. Pertanggung
publik adalah adanya kewenangan jawaban aspek internal hanya
yang berkaitan suatu jabatan . diwujudkan dalam bentuk laporan
Jabatan memproleh wewenang pelaksanaan kekuasaan dan aspek
melalui tiga sumber yakni: atribusi, eksternal adalah
delegasi dan mandat akan pertanggungjawaban terhadap
melahirkan kewenangan pihak ketiga, apabila dalam
(bevoegdheid, legal power, pelaksanaan kekuasaan itu
competence). menimbulkan suatu derita atau
Pelimpahan kewenangan dalam kerugian. Sedangkan Mandat
jabatan kenegaraan, menurut adalah bentuk pelimpahan
pendapat Suwoto Mulyosudarmo kekuasaan bagi pihak yang diberi
(Suwoto Mulyosudarmo, 1997, hal. : mandat, melaksanakan kekuasaan

94
VYAVAHARA DUTA Volume XV, No.2, September 2020 ISSN ONLINE : 2614-5162
ISSN CETAK : 1978 – 0982

tidak bertindak atas nama sendiri, 2019 (COVID-19). Dengan demikian


tetapi atas nama pemberi kuasa Pemerintah Desa dapat kemudian
(mandaat), sehingga penerima menurunkan kewenangan kepada
mandat tidak memiliki tanggung segenap unsur yang ada di
jawab sendiri. bawahnya untuk Bersatu padu
Mengenai atribusi, delegasi, menangani wabah Covid 19 ini.
dan mandat ini menumt H.D. Wijk 2.3 Optimalisasi peran Desa
/Willem Koninjnenbelt Adat dalam percepatan pencegahan
mendefinisikan sebagai berikut : Covid 19 di Bali
a. Atributie : toekenning van een Seberapa baiknya tujuan
bestuurrsbevoegdheid door een sebuah kebijakan tidak akan optimal
wetgever aan een bestuursorgaan; tanpa peran masyarakat di
b. Delegatie : overdracht van een dalamnya. Saatnya evaluasi dari
bevoelgdheid van het ene awal Maret, negara dihantui virus
bestuursorgaan aan een ander; Covid 19 (corona), seluruh
c. Mandaat : een bestuursorgaan masyarakat dihantui dengan virus
laat zijn bevoelgheid namens hem ini, Berbagai kebijakan telah
uitoefenen door een ander (H.D.van dikeluarkan pemerintah, mulai dari
Wijk/Willem Konijnenbelt, 1988, hal. meliburkan sekolah dan perguruan
: 56). tinggi, pembatasan pelayanan
Ketiga wewenang pemerintah publik oleh institusi pemerintah,
tersebut diatas dapat anjuran untuk tidak bepergian atau
diterjemahkan, bahwa atribusi berkegiatan diluar rumah, sampai
adalah pemberian wewenang pada wacana lock down daerah
pemerintahan oleh pembuat daerah yang dianggap "zona
undang-undang kepada organ merah" Untuk melindungi
pemerintahan; delegasi adalah masyarakat dari paparan COVID 19
pelimpahan wewenang Dari kebijakan anggaran juga
pemerintahan dari satu organ negara bersikap serius dalam
pemerintahan kepada organ menangani virus covid-19 ini.
pemerintahan lainnya; mandat Menteri Keuangan Sri Mulyani
adalah terjadinya ketika organ mengatakan terdapat dana sebesar
pemerintahan mengijinkan Rp 27 triliun untuk menangani
kewenangannya dijalankan oleh pencagahan virus COVID-19 atau
organ lain atas namanya. virus corona. Yang diambil dari
Jadi Ketika dikaitkan dengan berbagai sumber dana yang
Teori Kewenangan ini maka sangat sebelumnya dialokasikan untuk hal
jelas Desa Adat mendapatkan lain. Bukan dana yang sedikit untuk
atribusi langsung dari Keputusan postur APBN kita. Belum lagi dana
Bersama dengan Nomor yang dikeluarkan oleh Pemerintah
472/1571/PPDA/DPMA dan Nomor Daerah Baik Provinsi maupun
05/SK/MDA-Prov Bali/III/2020 yang Kabupaten/Kota. Tidak ketinggalan
merupakan turunan dari perintah unsur Pemerintahan Desa juga turut
Pemerintah Pusat melalui serta menganggarkan anggarannya
ditetapkannya Keputusan Presiden untuk penanganan COVID 19, hal
Nomor 12 Tahun 2020 tentang ini memperlihatkan betapa besar
Penetapan Bencana Nonalam dampak yang ditimbulkan dari
Penyebaran Corona Virus Disease bencana global ini.

95
URGENSI PENGATURAN KEWENANGAN DESA ADAT DALAM MENUNJANG
ERA NEW NORMAL KEPARIWISATAAN BUDAYA BALI.. (G.Yoga Satrya W.,85-98)

Segala cara dan upaya telah Unsur Pecalang atau jagabaya


dilakukan pemerintah Pusat sampai memiliki peran penting dalam turut
pemerintah daerah untuk serta membantu melaksanakan
menghadapi ancaman virus ini. pengamanan di desa. Pendataan
Sikap yang sama juga dilakukan penduduk pendatang, Pekerja
kementerian kementerian dan Migran yang baru datang dari luar
lembaga negara, kementerian negeri. Pendataan ini sangat besar
Agama sudah mengeluarkan perannya, karena selama
himbauan untuk mengurangi melaksanakan isolasi atau karantina
intensitas ibadah yang mandiri di rumah pecalang bisa
mengumpulkan orang banyak, melakukan pengamatan dan
ibadah dianjurkan dilaksanakan observasi sembari memberikan
dirumah, dan jangan ada mobilisasi support kepada mereka yang
massa atau pertemuan agama dulu menjalankan karantina mandiri.
semasa darurat corona ini. Pembatasan jam buka tempat
Kemendikbud juga mengeluarkan usaha juga menjadi ruang lingkup
kebijakan belajar online dari rumah tugas pecalang sebagai salah satu
dan memberikan ruang ruang kelas anggota satgas Gotong Royong
virtual untuk menunjang itu semua. Penanganan Covid 19 Provinsi Bali.
Kementerian Luar negeri sudah Dengan membatasi jam operasi
memberikan pembatasan lalu lintas tempat usaha tentunya memberikan
keluar masuk Indonesia, dampak positif kepada sebaran
kementerian kesehatan yang paling covid 19 yang semakin dapat
payah juga sudah memberikan dikendalikan.
informasi informasi penting dalam Unsur Desa Adat lainnya yang
melindungi masyarakat dari virus dapat digerakkan untuk Percepatan
ini. Pengadaan disinfektan, dan alat Pencegahan Penyebaran Covid 19
proteksi diri juga digiatkan. Hampir adalah Lembaga Perkreditan Desa,
seluruh bagian dari pemerintah dimana LPD dalam hal ini sebagai
sudah dikerahkan dan itu Lembaga keuangan desa Bersama
menggambarkan betapa bahayanya BUMDes lainnya bisa memberikan
virus ini bagi masyarakat. bantuan kepada masyarakat adat
Desa Adat dapat menjadi bisa dalam bentuk pemberian
jembatan kebijakan yang baik relaksasi kredit bagi debitur atau
mengingat sebagai unsur yang jika memungkinkan memberikan
paling dekat dengan masyarakat. bantuan kepada masyarakat desa
Memiliki fungsi strategis harusnya yang terdampak wabah Covid 19.
dapat dimaksimalkan. Unsur unsur Bagi beberapa Desa Adat yang
yang ada didalam Desa Adat bisa di memiliki pasar desa juga bisa
dorong untuk turut serta dalam membatasi jam operasi desanya
penanganan wabah covid 19 ini. dengan memperhatikan himbauan
Unsur Pemuda melalui Sekaa yang telah dikeluarkan oleh
Teruna atau Karang Taruna bisa Pemerintah Kabupaten/Kota. Selain
digerakkan untuk lebih aktif itu memodifikasi pasar melalui
mengkampanyekan Gerakan rekayasa teknis juga bisa
kebersihan, wajib cuci tamgam, diterapkan untuk memberikan rasa
penggunaan masker dan menjaga aman dan nyaman bagi masyarakat
jarak aman dalam interaksi social. untuk dapat berbelanja di pasar.

96
VYAVAHARA DUTA Volume XV, No.2, September 2020 ISSN ONLINE : 2614-5162
ISSN CETAK : 1978 – 0982

Social distancing dengan menjaga peran masyarakat dibutuhkan untuk


jarak lapak satu dan yang lainnya mempercepat penanganan COVID-
dapat dilakukan untuk membatasi 19 di Bali.
jarak antara pengunjung di pasar.
Berbagai kebijakan yang telah PENUTUP
dikeluarkan oleh Desa Adat ini Pada bagian Pembahasan sudah
tujuannya jelas sebagai salah satu dijelaskan hasil dari penulisan ini,
sarana untuk mencegah Terakhir dapat disimpulkan simpulan
penyebaran COVID-19 di wilayah sebagai berikut :
mereka. Walaupun pada akhirnya 1. Bahwa kedudukan Desa Adat
kebijakan kebijakan tersebut dalam pembantuan tugas
ditanggapi beragam di masyarakat, Pemerintah yang lebih tinggi secara
pro kontra terjadi. Di saat sebagian hukum sangat kuat, dari konstitusi
masyarakat mengurung diri di hingga Peraturan Perundangan di
rumah dengan melakukan upaya bawahnya mengakui eksistensi dan
jaga jarak fisik dan mengisolasi diri peran dari Desa Adat. Atas dasar
dengan menjaga kebersihan diri tersebut sudah sepantasnya Desa
dan sanitasi lingkungan. Namun Adat diberikan porsinya tersendiri
masih banyak masyarakat yang sebagai bagian yang utuh dari
belum menyadari pentingnya fase struktur baik secara hukum maupun
ini untuk memutus penyebaran virus administratif.
ini. Banyak yang memilih untuk 2. Bahwa kewenangan Desa Adat
tetap berkegiatan diluar rumah, dalam menjalankan fungsinya
parahnya ada yang memakai dalam Satgas Gotong Royong
kesempatan "dirumahkan" atau Pencegahan Covid 19 Provinsi Bali
bekerja di rumah ini untuk berlibur sudah sangat jelas kewenangannya
dan bepergian. secara atributif dari mana, dan hal
Anggaran besar yang ini bisa menjadi dasar untuk lebih
dialokasikan pemerintah menjadi memperbanyak peran dari Desa
jumlah yang sangat kecil jika Adat di era baru kepariwisataan
dibanding dengan luas wilayah dan budaya Bali yang akan dibangun
jumlah penduduk kita, rasio kembali pasca pandemi ini.
perbandingan ASN yang ditugaskan 3. Bahwa optimalisasi peran Desa
dengan masyarakat juga tak Adat dalam percepatan pencegahan
sebanding. Terlalu sedikit untuk Covid 19 di Bali telah mampu
bisa melindungi. Sebagai negara dijalankan dengan baik, dan dapat
yang besar, dengan semangat menjawab semua keraguan dari
gotong royong, sudah saatnya kita berbagai pihak yang selama
menyadari, ini bukan hanya pandemi mungkin memandang
tanggung jawab pemerintah, bukan sebelah mata dengan besarnya
tanggung jawab tenaga medis, peran dari Desa Adat ini.
bukan pula tanggung jawab petugas Pemerintah Provinsi Bali dengan
keamanan. Kebijakan pemerintah mempertimbangkan peran Desa
sudah dikeluarkan, anggaran sudah Adat tersebut selayaknya dapat
disiapkan (walaupun rentan mempertimbangkan sebuah
penyalahgunaan anggaran), alternatif pengelolaan Pariwisata
kampanye hidup sehat pun juga berbasis Desa Adat kedepannya.
sudah digalakkan. Disinilah banyak

97
URGENSI PENGATURAN KEWENANGAN DESA ADAT DALAM MENUNJANG
ERA NEW NORMAL KEPARIWISATAAN BUDAYA BALI.. (G.Yoga Satrya W.,85-98)

DAFTAR PUSTAKA Pidato Nawaksara, PT. Gramedia


Pustaka Utama, Jakarta.
Friedman, Lawrence M. 1975, The
Legal System; A Social Science Van Wijk.H.D/Willem Konijnenbelt,
Prespective, Russel Sage 1988, Hoofdstrukken van
Foundation New York. administratief Recht, Uitgeverij
Lemma B.V.
Friedman, Lawrence M. 2001,
Pengantar Hukum Amerika
(American Law An Introduction).
Penerjemah Whisnu Basuki, Tata
Nusa, Jakarta.

Hilman Hadikusumah. 1980, Pokok-


Pokok Pengertian Hukum Adat.
Alumni. Offset. Bandung.

Hoemam Fairuzy Fahmi, 2012, Teori


Hans Kelsen dan Hans
Nawiasky,
http://www.scribd.com/doc/85
2020.

Munir Fuady, 2013, Teori-Teori Besar


(Grand Theory) Dalam Hukum,
KencanaPrenada Media Group,
Jakarta.

Sadjiijono, 2008, Memahami Beberapa


Bab Pokok Hukum Administrasi,
Laks Bang Pressindo,
Yogyakarta.

Siswanto Sunarno, 2005, Hukum


Pemerintahan Daerah di
Indonesia, Sinar Grafika.

Suwoto Mulyosudarmo, 1997,


Peralihan Kekuasaan, Kajian
Teoritis dan Yuridis terhadap

98

You might also like