You are on page 1of 10

Emitor: Jurnal Teknik Elektro Vol. 15 No.

01 ISSN 1411-8890

PENENTUAN PENURUNAN TEGANGAN BERDASARKAN


MINIMUM SPANNING TREE PADA JARINGAN LISTRIK DISTRIBUSI PRIMER
Hardianto
Program Studi Teknik Elektro, STITEK Bontang
e-mail: Hard_yan@yahoo.com

ABSTRAKSI

Determination of the minimum spanning tree is widely used to solve optimization problems are problems that
demand solutions minmum search. In the electricity distribution network, the minimum spanning tree (MST) is used
to find the minimum cable length for the system to the power grid becomes more optimal. The use of a minimum
weight minimum cable length can be used as a variable for calculating the voltage drop (voltage drop) of an
electricity distribution network. The method used in this research is the process of field observations and data
processing. Field observations aims to take some of the coordinates of each pole on the electricity distribution
network. While the data processing is done to create a geographic information system that is based on primary data
in the form of a power pole coordinates data and secondary data along with the data in the form of electricity
distribution networks. Furthermore, the results obtained by the minimum weight of the MST combined with existing
data on the electricity distribution networks like cable cross-sectional area, the type of cable used, and the current
through the tissue with voltage measurement results from the ends of the network to obtain results penurungan
voltage (voltage drop) resulting from each feeder. Results (voltage drop) can be used as a basis for evaluating the
electrical distribution network that has been existing, particularly in the City Bontang.

Keywords: minimum spanning tree, MST algorithm, voltage drop, graph

1. PENDAHULUAN jaringan kabel listrik yang menghubungkan


Pada saat ini, algoritma telah banyak beberapa jumlah lokasi menggunakan panjang
digunakan di berbagai aplikasi salah satunya di kabel yang sependek-pendeknya. Dalam
bidang jaringan listrik. Penggunaan algortima membentuk suatu jaringan distribusi listrik
disesuaikan atas kebutuhan dan ketepatan perlu mempertimbangkan faktor penggunaan
implementasi di lapangan. Algoritma dibagi biaya yang efesien. Biaya berkaitan erat
berdasarkan optimasi yang dihasilkannya, dengan penggunaaan panjang kabel listrik,
antara lain algoritma yang mencari lintasan selain penggunaan tiang listrik dan trafo
terpendek dari suatu simpul ke simpul lain distribusi yang dibutuhkan. Panjang
dalam sebuah graf berbobot dan algoritma pendeknya penggunaan kabel listrik suatu
yang mencari minimum spanning tree jaringan distribusi listrik akan memperngaruhi
(pencarian pohon rentang minimum) yaitu biaya investasi, pemeliharaan dan perbaikan
lintasan pada graf berbobot dengan jumlah suatu jaringan listrik.
bobot yang paling kecil. Disamping itu, penggunaan kabel listrik
Penggunaan peta dalam penerapan graf yang terlalu panjang pada jaringan distribusi
berbobot dapat dilakukan pada sistem listrik akan mempengaruhi kualitas tegangan
informasi geografis (SIG). Sistem informasi pelayanan dan kualitas keandalan jaringan
geografis adalah sistem basis data yang listrik. Kualitas tegangan pelayanan
bersifat sapsial. Pemanfaatan SIG memberikan dipengaruhi oleh besar kecilnya penurunan
kemudahan bagi pengguna maupun pengambil tegangan yang ditimbulkan pada ujung-ujung
keputusan dalam menentukan kebijakan yang kabel jaringan listrik tersebut. Sedangkan
diambil, khususnya kebijakan yang berkaitan kualitas keandalan listrik dipengaruhi oleh
dengan aspek spasial. Hal ini dimungkinkan intensitas dan lamanya pemadaman listrik
karena kemampuan SIG untuk memproses dan yang terjadi.
menganalisis data dengan cepat dan dapat Saat ini, jaringan listrik distribusi primer
dipresentasikan dalam format geografis. 20kV yang ada di Kota Bontang menggunakan
Penggunaan MST (minimum spanning sistem radial yang berarti penggunaan kabel
tree) pada jaringan distribusi listrik jaringan listrik untuk mencapai pelanggan
diharapakan mampu menghasilkan rentangan listrik diseluruh wilayah Kota Bontang hanya
1
Hardianto, Penentuan Penurunan Tegangan Berdasarkan Minimum Spanning Tree Pada Jaringan Listrik
Distribusi Primer

satu arah saja dan akan menjadi lebih panjang. persen atau besaran Volt. Besarnya batas atas
Dampaknya, pada saat terjadi gangguan pada dan bawah ditentukan oleh kebijaksanaan
sistem jaringan listrik distibusi primer maka perusahaan kelistrikan. Perhitungan penurunan
banyak pelanggan listrik mengalami tegangan praktis pada batas tertentu dengan
pemadaman listrik hanya menghitung besarnya tahanan masih
Secara teori, penurunan tegangan pada dapat dipertimbangkan, namun pada sistem
jaringan distribusi listrik secara umum jaringan khususnya pada sistem tegangan
berbanding lurus dengan panjang kabel listrik menengah masalah indukstansi dan
yang digunakan dan beban listrik serta kapasitansinya diperhitungkan karena nilainya
berbanding terbalik dengan luas penampang cukup berarti (PT.PLN (Persero), 2010: hal
penghantar (Johnson, D. 1992). Sesuai dengan 20).
standar tegangan yang ditentukan oleh PT. Penurunan tegangan ditimbulkan oleh
PLN (SPLN), perancangan jaringan distribusi arus yang mengalir melalui tahanan kawat.
listrik dibuat agar penurunan tegangan di Penurunan tegangan V pada penghantar
ujung penerima maksimal 10% dari tegangan semakin besar jika arus I pada penghantar
sumber lsitrik. semakin besar dan jika tahanan penghantar R
Atas dasar keterkaitan antara panjang dan ℓ semakin besar pula. Penurunan tegangan
penghantar (kabel listrik) terhadap penurunan merupakan penanggung jawab terjadinya
tegangan suatu jaringan distibusi listrik, maka kerugian pada penghantar karena dapat
dibuatlah penelitian dengan mengaplikasian menurunkan tegangan pada beban. Akibatnya
minimum spanning tree pada jaringan hingga berada di bawah tegangan nominal
distribusi listrik untuk wilayah Kalimantan yang dibutuhkan. Atas dasar hal tersebut maka
Timur khususnya di wilayah Kota Bontang. penurunan tegangan yang diijinkan untuk
Jaringan distribusi listrik yang digunakan pada instalasi arus kuat hingga 1.000 V yang
penelitian ini hanya jaringan distribusi primer ditetapkan dalam persen dari tegangan
(jaringan tegangan menengah) yaitu jaringan kerjanya (Daryanto,2010: hal 18 & 42).
distribusi listrik yang memiliki tegangan Grafik toleransi tegangan pelayanan yang
20kV. Adapun algoritma yang digunakan diijinkan ditunjukkan pada gambar 1.
untuk mendapatkan minimum spanning tree
adalah algoritma MST.
Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui
besarnya penurunan tegangan yang terjadi
pada jaringan listrik tegangan primer di
wilayah Kota Bontang akibat diperolehnya
panjang kabel yang optimal dari sistem, selain
sebagai untuk pemerataan pemenuhan jaringan
listrik bagi penduduk di wilayah Kota
Bontang. Diharapkan dengan pemanfaatan Gambar 1. Toleransi tegangan pelayanan yang
algoritma MST (minimum spanning tree), dijinkan.
perancangan jaringan distribusi listrik di (Sumber: standar perusahaan listrik negara
wilayah Kota Bontang dapat lebih optimal. (SPLN)
Penurunan Tegangan (Drop Voltage)
Penurunan tegangan merupakan besarnya Sesuai dengan standar tengangan yang
tegangan yang hilang pada suatu penghantar. ditentukan oleh PLN (SPLN), perancangan
Penurunan tegangan pada saluran tenaga listrik jaringan dibuat agar jatuh tegangan di ujung
secara umum berbanding lurus dengan panjang diterima 10%. Penurunan tegangan
saluran dan beban serta berbanding terbalik pada jaringan disebabkan adanya rugi
dengan luas penampang penghantar. Besarnya tegangan akibat hambatan listrik (R) dan
Penurunan tegangan dinyatakan baik dalam reaktansi (X). Penurunan tegangan phasor Vd

2
Emitor: Jurnal Teknik Elektro Vol. 15 No. 01 ISSN 1411-8890

pada suatu penghantar yang mempunyai (hambatan jenis) semakin besar hambatan
impedansi (Z) dan membawa arus (I) dapat jenisnya maka semakin besar hambatan benda
dijabarkan sesuai persamaan 1. itu. Secara matematika dapat dituliskan :
Vd=I.Z (1) R = ρ.L/A (5)
Pembahasan ini yang dimaksudkan dengan:
dengan Penurunan tegangan (∆V) adalah ρ = hambatan jenis (ohm/m)
selisih antara tegangan kirim (Vk) dengan L = adalah panjang benda (m)
tegangan terima (VT), maka Penurunan A = adalah luas penampang (m kuadrat)
tegangan ditunjukkan pada persamaan 2. biasanya luas penampang bentuknya
∆V = ( Vk ) – (VT ) (2) lingkaran.
Adanya resistansi pada penghantar maka
tegangan yang diterima konsumen (Vr) akan 2. METODE PENELITIAN
lebih kecil dari tegangan kirim (Vs), sehingga 2.1 Bahan Penelitian
Penurunan tegangan (Vdrop) merupakan Data yang dikumpulkan dalam penelitian
selisih antara tegangan pada pangkal ini digunakan untuk menjawab pertanyaan
pengiriman (sending end) dan tegangan pada penelitian yang telah dirumuskan, karena data
ujung penerimaan (receiving end) tenaga yang diperoleh akan dijadikan landasan dalam
listrik. Penurunan tegangan relatif dinamakan mengambil kesimpulan. Adapun metode
regulasi tegangan VR (voltage regulation) dan pengumpulan data yang digunakan dalam
dinyatakan oleh persamaan 3. penelitian ini, antara lain:
1. Studi literatur, yaitu penelusuran literatur
(3) mengenai dasar pengetahuan tentang hal-
hal yang berkaitan dengan penelitian ini.
Keterangan : Metode ini dilakukan dengan cara mencari
Vs = tegangan pada pangkal pengiriman buku-buku, artikel-artikel, dan jurnal-jurnal
Vr = tegangan pada ujung penerimaan ilmiah mengenai algoritma yang merupakan
Untuk menghitung penurunan tegangan, salah satu cabang ilmu komputer,
diperhitungkan reaktansinya, maupun faktor khususnya mengenai graf, minimum
dayanya yang tidak sama dengan spanning tree, dan algortima MST. Selain
satu. Penyederhanaan perhitungan, itu juga dilakukan penelusuran tentang data
diasumsikan beban–bebannya merupakan spasial yang ada pada sistem informasi
beban fasa tiga yang seimbang dan faktor geografis (SIG) serta hal-hal yang berkaitan
dayanya (Cos φ) antara 0,6 s/d 0,85. tegangan dengan penurunan tegangan (drop voltage)
dapat dihitung berdasarkan rumus pendekatan pada suatu jaringan distribusi listrik.
hubungan sebagai berikut : 2. Pengumpulan data jaringan distribusi listrik
(∆V ) = I ( R . cos φ + X . sin φ ) L (4) yang diperoleh dari PT. PLN (Persero) Area
dengan : Bontang. Data yang diperoleh adalah data
I = Arus beban ( Ampere ) single line diagram jaringan listrik
R = Tahanan rangkaian ( Ohm ) distribusi primer 20kV (jaringan tegangan
X = Reaktansi rangkaian ( Ohm ) menengah) dengan beberapa penyulang
Hambatan listrik pada penghantar (feeder) di wilayah kerja PT. PLN (persero)
dipengaruhi oleh 3 faktor yaitu panjang, luas Area Bontang. Selain itu juga diperoleh
penampang dan jenis bahan. Hambatan data yang berkitan langsung terhadap
berbanding lurus dengan panjang benda, penurunan tegangan (drop voltage) pada
semakin panjang maka semakin besar jaringan distribusi listrik berupa tegangan
hambatan suatu benda. Hambatan juga pada masing-masing ujung penyulang
berbanding terbalik dengan luas penampang (feeder), data trafo distribusi, serta data
benda, semakin luas penampangnya maka jenis penghantar kabel yang digunakan
semakin kecil hambatannya.. Hambatan juga pada jaringan listrik distribusi primer 20kV.
berbanding lurus dengan jenis benda

3
Hardianto, Penentuan Penurunan Tegangan Berdasarkan Minimum Spanning Tree Pada Jaringan Listrik
Distribusi Primer

3. Pengumpulan data peta administratif dihasilkan, lalu menggambarkan aliran anak


wilayah Kota Bontang yang diperoleh dari panah untuk mewakili data berupa
Badan Perencanaan dan Pembangunan informasi tersebut. Dari analisa yang
Daerah (Bappeda) Kota Bontang. Data dilakukan, maka diperoleh diagram konteks
yang digunakan adalah data luas wilayah, dari penentuan jalur minimun
serta beberapa data sungai dan jalan. menggunakan MST dengan studi kasus
Metode pengambilan data peta jaringan listrik distribusi primer 20kV yang
menggunakan metode fotogrametri (foto di wilayah Kota Bontang dapat dijelaskan
udara) dan divalidasi dengan oleh pada gambar 2.
Bakosurtanal (Badan koordinasi survey dan
pemetaan nasional).
4. Melakukan pengamatan secara langsung
pada jaringan listrik distribusi primer 20kV
yang di wilayah Kota Bontang untuk
disesuaikan dengan data yang diperoleh
dari PT. PLN (Persero) Area Bontang serta
data dari Bappeda Kota Bontang, sehingga
diperoleh panjang kabel listrik pada
jaringan listrik distribusi primer 20kV yang
mendekati kenyataan. Gambar 2 Diagram konteks penentuan jalur
2.2 Alat Penelitian minimum
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian
ini adalah: Berdasarkan gambar 2, pengguna (user)
1. Perangkat keras (hardware) pada sistem ini memasukkan data sekunder
a. Komputer dengan prosesor Intel Core 2 berupa data peta adminitratif wilayah Kota
CPU T5500 1,66GHz. Bontang, antara lain; data jalan, dan data
b. Memori 1,50 GB RAM. sungai. Selain itu juga user memasukkan data
c. Hard disk 80 GB. primer berupa data jaringan listrik distribusi
d. Monitor 14,1’inchi. primer 20kV, antara lain; data tiang listrik
e. Printer. distribusi primer, data saluran udara tegangan
f. Scanner. menengah (SUTM) pada masing-masing
2. Perangkat lunak (software) penyulang (feeder), data gardu distribusi, data
a. Sistem operasi Microsoft Windows XP. LBS (load breaker switch), serta data jarak
b. MapInfo Versi 8 antara tiang listrik distribusi primer, antara
c. ArcView GIS versi 3.3. gardu distribusi, atau antara LBS. Selanjutnya
d. Microsoft Office 2007. sistem ini dapat menampilkan model graf
e. Microsoft Visio 2003. jaringan listrik distribusi primer 20kV,
2.3 Perancangan Sistem menampilkan hasil jalur minimum jaringan
Penilitian ini, terdapat perancangan yang akan listrik distribusi primer 20kV, urutan rute
dilakukan, antara lain: kabel yang melewati tiang-tiang listrik
a. Diagram Konteks distribusi, menghasilkan waktu komputasi
Pembuatan suatu diagram konteks, terlebih dalam pencarian jalur minimum jaringan
dahulu menganalisa sistem yang akan listrik distribusi primer, serta menampilkan
dibuat berupa informasi dan data apa saja grafik hasil pengujian MST.
yang dibutuhkan. Selanjutnya menentukan b. Diagram Alir Data
sumber data yang dibutuhkan sistem dan DAD menggambarkan penyimpanan data
tujuan informasi yang dihasilkan oleh dan proses yang mentransformasikan data.
sistem. Setelah berhasil mendeskripsikan DAD menunjukkan hubungan antara data
kebutuhan data dan informasi yang harus pada sistem dan proses yang mengikutinya.

4
Emitor: Jurnal Teknik Elektro Vol. 15 No. 01 ISSN 1411-8890

Adapun DAD pada sistem penentuan jalur pada jaringan listrik distribusi primer
minimum jaringan distribusi listrik 20kVKota Bontang menggunakan basis
menggunakan minimum spanning tree data pada program ArcView GIS 3.3.
dengan studi kasus jaringan listrik distribusi Program yang dibangun dengan ArcView
primer 20kV di wilayah Kota Bontang GIS 3.3 tersebut menggunakan beberapa
dapat dijelaskan pada gambar 3 dalam tabel pada basis datanya, diantaranya tabel
bentuk DAD level 0; tiang, tabel kabel, tabel gardu, tabel
LBS/ABS, dan tabel jalan. Relasi antar
Tiang Gardu
tabel-tabel tersebut diperlihatkan pada
1.1

gambar 4.
Data Tiang
Rekam Data
1.9 Tiang
Graf Jaringan
Listrik Distribusi
Primer Graf Jaringan Listrik Tiang
Distribusi Primer
Kabel

Kabel Data Kabel 1.2


Rekam Data
Kabel
Tiang
Hasil Kabel
MST Data Gardu
1.10 Pengguna
Hasil MST (User)
1.3
Rekam Data
Gardu

Gardu

1.11
Grafik Hasil
Data LBS/ABS
Pengujian 1.4
MST Grafik Hasil Pengujian Rekam Data
MST LBS/ABS

LBS/ABS

Hasil_MST

Data Jalan 1.5


Rekam Data
Jalan
Data Hasil Proses
Jalan
MST

1.8 1.7
Rekam Data Hasil Rekam Data
MST Proses MST

Data Proses
MST Tiang

Hasil_MST Kabel

Gambar 3 Diagram alir data level 0 pada


sistem MST Gambar 4 Relasi antar tabel dalam MST
Secara garis besar, gambar 3 memiliki 2.4 Tahapan Penelitian
beberapa proses dalam diagram alir data Penelitian ini dilakukan dengan melalui
(DAD) level 0 pada sistem algoritma MST tahapan-tahapan sebagai berikut:
dengan menggunakan program ArcView GIS 1. Melakukan pengamatan dan pengumpulan
3.3. Terdapat beberapa proses yang terjadi data jaringan listrik distribusi primer 20kV
pada gambar 3, yang meliputi; pada PT. PLN (Persero) Area Bontang serta
1. Proses rekam data tiang listrik distribusi. data peta administratif wilayah Kota
2. Proses rekam data kabel SUTM. Bontang.
3. Proses rekam data gardu distribusi. 2. Instalasi program-program yang dibutuhkan
4. Proses rekam data LBS/ABS. serta pengaturannya.
5. Proses rekam data jalan. 3. Melakukan persiapan data yang telah ada
6. Proses rekam data untuk penentuan jalur sehingga dapat digunakan oleh program
minimum dengan MST. aplikasi.
7. Proses rekam data hasil penentuan jalur 4. Merancang model graf jaringan listrik
minimum pada MST. distribusi primer 20kV sesuai dengan data
8. Proses menampilkan graf jaringan listrik yang diperoleh, kemudian dari graf tersebut
distribusi primer. diberi masukan data yang dibutuhkan untuk
9. Proses menampilkan jalur minimum dari mencari bobot minimum suatu graf dari
MST. masing-masing tiang listrik yang telah
10. Proses menampilkan grafik hasil disesuaikan dengan data peta administratif
pengujian MST. Kota Bontang dengan menggunakan
c. Relasi Antar Tabel program ArcView GIS 3.3
Pada prinsipnya perancangan basis data 5. Dengan menggunakan algoritma MST
untuk sistem penentuan jalur minimum ditentukan minimum spanning tree dari
jaringan listrik distribusi primer 20kV model graf pada jaringan distribusi listrik
menggunakan MST dengan studi kasus primer 20kV. Selanjutnya dilakukan
5
Hardianto, Penentuan Penurunan Tegangan Berdasarkan Minimum Spanning Tree Pada Jaringan Listrik
Distribusi Primer

perhitungan dan simulasi oleh program 2.5 Tahapan Proses Penentuan Pohon Rentang
ArcView GIS 3.3 untuk mendapatkan jalur Minimum
minimum dari jaringan listrik distribusi Data yang diperoleh dari PT. PLN (Persero)
primer 20kV di wilayah Kota Bontang. Area Bontang dan Bappeda Kota Bontang
6. Perhitungan penurunan tegangan (drop berupa tiang listrik, kabel listrik, gardu
voltage) yang terjadi pada jaringan listrik distribusi, LBS/ABS, serta nama jalan
distribusi primer 20kV berdasarkan data dimasukkan ke dalam sistem dengan dukungan
hasil panjang minimum kabel yang data peta administratif wilayah Kota Bontang.
dihasilkan dari proses minimum spanning Semua komponen yang telah disebutkan
tree (MST). Perhitungan dilakukan untu tersebut, diperlukan untuk mendapatkan model
masing-masing penyulang (feeder) yang graf jaringan listrik distribusi primer 20kV
ada pada jaringan listrik distribusi primer yang sesuai dengan kondisi yang ada di lokasi
20kV di Wilayah area Kota Bontang. penelitian.
7. Membuat analisa terhadap hasil yang Titik tiang, titik gardu, dan titik LBS/ABS
diperoleh dari perhitungan penurunan pada jaringan listrik distribusi primer 20kV
tegangan (drop voltage) dan panjang tersebut dihubungkan dengan garis yang telah
minimum kabel listrik dari algoritma MST. disesuaikan dengan jarak masing-masing
8. Langkah terakhir menarik kesimpulan dari untuk kemudian membentuk suatu graf
hasil analisa yang telah dilakukan tersebut. jaringan listrik distribusi primer 20kV. Matriks
Tahapan-tahapan penelitian ini ditunjukkan ketetanggan yang direpresentasikan
pada gambar 5. merupakan graf dengan jarak antar tiang listrik
distribusi dan bukan bobot minimumnya.
Pengumpulan Data Jaringan Listrik Distribusi
Primer 20 kV dan Peta Adminitratif Kota Bobot minimum diperoleh bersama-sama
Bontang
dengan proses penentuan jalur minimum
dengan algoritma MST. Kondisi ini terjadi
Input Data Jaringan Listrik
Distribusi Primer 20 kV dan
karena penentuan jalur minimum dengan
Peta Administratif Kota minimum spanning tree telah disesuaikan
Bontang
dengan kondis wilayah, khususnya di Kota
Bontang.
Selanjutnya data-data tersebut diproses
Merancang Model Graf Berbobot
Jaringan Listrik Distribusi Primer 20kV menggunakan metode algoritma MST yang
Menggunan Arc View GIS 3.3 telah dimodifikasi untuk mendapatkan hasil
berupa jalur minimum suatu jaringan listrik
distribusi primer 20kV di wilayah Kota
Menentukan Pohon Rentang Minimum
dengan Algoritma Prim Bontang dengan disertai total bobot minimum
yang dihasilkannya, artinya total panjang kabel
listrik yang dipergunakan untuk
Mendapatkan Jalur Optimum Jaringan menghubungkan tiang-tiang listrik distribusi
Listrik Distribusi Primer 20kV
primer 20kV. Selain itu, proses tersebut
menghasilkan urutan jalur/rute dan waktu
Melakukan perhitungan dan analisa drop komputasi dalam pencarian jalur minimum
voltage pada jalur optimum jaringan listrik
distribusi primer 20 kV yang dihasilkan
tersebut. Tahapan tersebut ditunjukkan dengan
flowchart program pada gambar 6.
Melakukan Pengujian dan Menarik
Kesimpulan

Gambar 5. Bagan tahapan penelitian

6
Emitor: Jurnal Teknik Elektro Vol. 15 No. 01 ISSN 1411-8890

Mulai

Masukkan titik, tinggi titik,


dan jarak antar titik

Pilih titik start (Mulai)

Inialisasi himpunan G,T, status

Waktu mulai

i=1 sampai banyak titik-1

Seleksi titik terpilih

j=1 sampai banyak titik-1

Titik terhubung Tidak


garis?

Ya

Terhubung dengan Ya
titik terpilih?

Tidak
Gambar 6. Flowchart tahapan penentuan
pohon rentang minimum jaringan listrik
Tampung Proses distribusi primer suatu wilayah dengan
menggunakan algortima prim
j
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Pengujian Sistem
Baca jarak antar titik
Pengujian sistem pemanfaatan sistem
informasi geografis dalam menentukan
penurunan tegangan pada jaringan distibusi
listrik menggunakan metode pohon rentang
Bobot minimum titik terpilih =
jarak titik x,y
minimum ini dilakukan untuk mengetahui
kemampuan program algoritma MST dalam
menghasilkan pohon rentang minimum.
A
Program algoritma MST yang digunakan
telah dimodifikasi untuk memasukkan
parameter jarak antar tiang listrik distribusi
untuk menghasilkan graf dengan bobot
minimum.
Penggunaan variasi jumlah simpul, jumlah
sisi, dan variasi model graf adalah untuk
mendapatkan hasil pengujian berupa

7
Hardianto, Penentuan Penurunan Tegangan Berdasarkan Minimum Spanning Tree Pada Jaringan Listrik
Distribusi Primer

kemampuan algoritma MST dalam Selanjutnya hasil pengujian bagian kedua


menentukan pohon rentang minimum menitikberatkan pada kemampuan algoritma
berdasarkan masukan jarak antar tiang listrik. MST dalam menghasilkan pohon rentang
Pengujian sistem ini juga mengunakan minimum berupa bobot minimum, yang
program yang dibuat dengan ArcView GIS 3.3 diimplementasikan kedalam jaringan listrik
dengan bantuan script avenue. distribusi primer Kota Bontang yang telah
Maksud dan tujuan penggunaan program ini eksisting. Dari pengimplementasiannya,
adalah membantu menghubungkan data jarak diharapkan diperoleh bobot minimium dari
antar tiang listrik distribusi dengan metode MST jaringan listrik distribusi primer Kota
algoritma MST untuk mendapatkan pohon Bontang yang optimal yaitu penggunaan
rentang minimum suatu graf berbobot dan panjang kabel listrik yang minimum
diimplementasikan dalam jaringan listrik berdasarkan kondisi geografis Kota Bontang.
distribusi primer Kota Bontang Hasil pengujian bagian kedua merupakan
3.2 Pembahasan hasil dari pengujian 4 dan pengujian 5.
Dari proses pengujian yang telah dilakukan, Pengujian dilakukan di tempat berbeda, yaitu
maka akan diperoleh tiga bagian hasil kawasan kelurahan api-api dan kawasan
pengujian. Bagian pertama merupakan hasil perumahan Bontang KCY. Adapun rincian
pengujian dari pengujian 1 sampai dengan 3, hasil pengujian 4 dan pengujian 5 dapat dilihat
dan bagian kedua merupakan hasil pengujian 4 pada tabel 2.:
sampai dengan 5. Untuk bagian ketiga Tabel 1. Bobot minimum dan waktu
merupakan hasil pengujian 6. komputasi pengujian 1 sampai dengan 3
Hasil pengujian bagian pertama N Peng Jumlah Bobot Waktu
menitikberatkan pada kemampuan sistem o ujian Simp Sisi Minimu Kompens
dalam menghasilkan MST dengan bobot ul m (m) asi (s)
minimum untuk kondisi yang berbeda-beda. 1 I 20 49 3218,63 23
Selain itu juga untuk mengetahui waktu 2 II 40 104 5568,58 372
komputasi yang dibutuhkan oleh sistem untuk 3 III 60 163 8476,34 1941
menentukan pohon rentang minimum. Secara
lengkap mengenai hasil pengujian 1 sampai Tabel 2. Hasil pengujian 4 dan 5
Pengu Bobot Minimum Kesalaha
dengan pengujian 3 untuk bobot minimum
jian Algoritma Referensi n (%)
serta waktu komputasi yang dibutuhkan dapat MST (m) (pengukuran
dilihat pada Tabel 1. berikut: Manual) (m)
Berdasarkan Tabel 1. terlihat bahwa waktu IV 3100,76 3095,43 0,172
komputasi yang diperlukan algoritma V 1107,81 1101,23 0,597
minimum spanning tree (MST) dalam
menghasilkan bobot minimum mengalami Berdasarkan Tabel 2. terlihat bahwa
kenaikan seiring dengan pertambahan jumlah kesalahan (error) data terhadap referensi
simpul dan sisi suatu graf. Penentuan bobot (pengukuran manual) tidak melebihi 1%. Rata-
minimum suatu wilayah dengan algoritma rata kesalahan untuk bobot minimum yang
MST akan membutuhkan waktu komputasi dihasilkan algoritma MST adalah sebesar
yang lama dan apabila jika jumlah simpul dan 0,384 %. Hal ini mengindikaskan bahwa bobot
sisi graf ditambah. Hal ini disebabkan karena minimum yang dihasilkan algoritma MST
adanya tambahan script program pada untuk menentukan pohon rentang minimum
algoritma MST, sehingga penentuan bobot jaringan listrik distribusi primer sudah hampir
minimum dengan algoritma MST akan mendekati panjang kabel sebenarnya,
mengalami penambahan proses perhitungan meskipun belum 100 % akurat.
untuk menghasikan bobot minimum pada Selanjutnya adalah pengujian bagian ketiga
masing-masing graf. yang merupakan pengujian keenam. Tujuan
dilakukan pengujian keenam ini adalah untuk

8
Emitor: Jurnal Teknik Elektro Vol. 15 No. 01 ISSN 1411-8890

mengetahui bobot minimum yang dihasilkan Tabel 4. Rincian Data pada Setiap Feeder
dari setiap feeder yang ada di wilayah PT. dengan Tegangan Sumber 20 kV, Jenis
PLN Rayon Kota Bontang berupa panjang Penghantar A3C, dan Luas Penampang 150
kabel jaringan listrik distribusi primer. Data mm2
bobot minimum yang dihasilkan dari algortima Feeder Tahanan Jenis Arus Nominal
MST dipergunakan untuk mencari penurunan (ohm-mm) (A)
tegangan (drop voltage) dari masing-masing 1 0,0286 259
feeder di wilayah PT. PLN Rayon Kota 2 0,0286 231
Bontang. Dengan menggunakan data primer 3 0,0286 289
yang diperoleh dari PT. PLN Rayon Kota 4 0,0286 231
5 0,0286 144
Bontang dan data pada Tabel 2, maka Sumber PT. PLN Rayon Kota Bontang
diperoleh data Tabel 3. sebagai berikut:
Tabel 3. Perbandingan data pengujian 6 dan Berdasarkan data pada Tabel 2. dan Tabel
data PT. PLN Rayon Kota Bontang 4. disertai dengan rumus penurunan tegangan
Feed Algoritma MST PT. PLN Kesal pada persamaan (ii), (iii), serta (iv), maka akan
er Rayon Kota ahan
dihasilkan penurunan tegangan pada masing-
Bontang (%)
Bobot Minimum Jarak dari GI masing feeder di wilayah PT. PLN Rayon
(km) (km) Kota Bontang. Rincian tentang penurunan
1 30,561 28,114 0,087 tegangan pada setiap feeder ditunjukkan pada
2 18,165 16,255 0,118 tabel 5.
3 15,321 13,172 0,163 Tabel 5. Penurunan pada Setiap Feeder
4 41,205 39,328 0,048 Fee Algoritma MST PT. PLN Rayon
5 27,212 23,331 0,166 der Kota Bontang
Bobot Teg. Drop Jarak Teg.
Mimimu Ujung Volta dari GI Ujung
Berdasarkan data pada Tabel 2. dan Tabel m (km) Peneri ge (km) Peneri
3. terlihat bahwa semakin besar bobot ma (%) ma
minimum yang dihasilkan oleh algoritma (kV) (kV)
MST, maka waktu yang dibutuhkan untuk 1 30,561 17,154 14,24 28,114 20,5
melakukan komputasi juga semakin lama. Hal 2 18,165 18,628 6,86 16,255 20,5
3 15,321 18,552 7,24 13,172 20,2
ini disebabkan banyaknya data tiang yang 4 41,205 16,887 15,56 39,328 20,4
harus dikerjakan algoritma MST untuk 5 27,212 18,718 6,41 23,331 20,5
membentuk pohon rentang minimum.
Disamping itu bobot minimum yang Dari Tabel 5. terlihat penurunan tegangan
dihasilkan oleh algortima MST memiliki terjadi dimasing-masing feeder. Penurunan
tingkat kesalahan yang relatif masih dibawah tegangan terbesar terjadi pada feeder 4 yaitu
1%, dan rata-rata kesalahan yang dihasilkan sebesar 15,56%, dan penurunan tegangan
dari algoritma MST ini adalah 0.1164 %.. terkecil terjadi pada feeder 5 yaitu sebesar
Mengacu pada data primer PT.PLN Rayon 6,41%. Hal ini mengindikasikan bahwa
Kota Bontang, diperoleh beberapa data untuk semakin besar bobot minimum yang
setiap feeder dengan beberapa ketetapan yang dihasilkan oleh algortima MST dalam hal ini
harus diberikan. Berikut rincian data pada panjang kabel/penghantar jaringan listrik
setiap feeder ditunjukkan pada tabel 4. distribusi primer, maka penurunan tegangan
(drop voltage) pada jaringan juga akan
semakin besar.
Secara umum drop voltage terjadi akibar
dari beberapa faktor, antara lain:
a. Umur penghantar
b. Perbedaan kualitas penghantar
c. Adanya sambungan kabel
d. Impedansi dan admitansi saluran

9
Hardianto, Penentuan Penurunan Tegangan Berdasarkan Minimum Spanning Tree Pada Jaringan Listrik
Distribusi Primer

e. Beban dan faktor daya Spanning Forest of Sparse Graphs,


Dengan membandingkan hasil perhitungan http://www.ece.unm.edu.
dengan data yang diperoleh dari PT. PLN
Rayon Kota Bontang, terdapat kesalahan Johnson, D.E, Hilburn, J.L, and Johnson, J.R,
(error) data pada tegangan penerimaan ujung (1992), Electric Circuit Analysis, Second
jaringan feeder. Kesalahan tersebut Edition, Prentice-Hall, Inc., Nee Jersey.
diakibatkan oleh adanya pengaruh hambatan
(R) yang berasal dari penggunaan panjang Nugraha, Deny W, (2010), Pengkajian
pendeknya kabel jaringan listrik distribusi Kompleksitas Waktu Implementasi
primer. Algoritma MST (Studi Kasus Pada
Jaringan Distribusi Listrik Primer di
4. KESIMPULAN Wilayah Kota Palu), Tesis Program
Berdasarkan pencapaian terhadap hasil yang Studi Teknik Elektro, Universitas Gadjah
dicapai ada beberapa kesimpulan yang perlu Mada, Yogyakarta
diperhatikan, diantaranya:
1. Penentuan penurunan tegangan (drop Pop, P. C., Zelina, I., (2004), Heuristic
voltage) pada suatu jaringan listrik Algorithms for the Generalized Minimum
distribusi primer dapat memanfaatkan Spanning Tree Problem,
bobot minimum yang dihasilkan dari http://emis.library.cornell.edu/
algortima MST (minimum spanning tree) journals/AUA/acta8/Pop_Zelina.pdf,
berupa panjang kabel atau penghantar Proceedings of the International
jaringan distibusi listrik JTM. Conference on Theory and Applications
2. Bobot minimum yang dihasilkan of Mathematics and Informatics
algoritma MST dapat mempengaruhi (ICTAMI), Thessaloniki, Greece, [19
penurunan tegangan pada jaringan listrik Maret 2010].
distribusi primer di wilayah Kota Bontang
rata-rata sebesare 10,062 % dari tegangan Sukojo, B.M, Awalin,L.J, (2003),
sumber. Pemanfaatan Analisa Sistem Informasi
5. DAFTAR PUSTAKA Geografis Distribusi Jaringan Listrik, Makara
Teknologi, Vol.7 No.1, Surabaya.
Bader, David. A (1999). Fast Shared- Memory
Algorithms for Computing Minimum

10

You might also like