You are on page 1of 9

JURNAL ILMIAH EKONOMI GLOBAL MASA KINI VOLUME 06 No.

01 DESEMBER 2015 ISSN PRINT : 2089-6018


ISSN ONLINE : 2502-2024

ANALISIS PENERAPAN FUNGSI PERENCANAAN DAN PENGAWASAN


DALAM MENINGKATKAN EFEKTIVITAS KERJA KARYAWAN
KOPERASI (STUDI KASUS PADA PT. BANK RAKYAT
INDONESIA (PERSERO) Tbk)
Sari Sakarina 1)
1)
Program Studi Manajemen Universitas Tridinanti
Jl Jend. Sudirman No. 629 KM. 4 Palembang Kode pos 30129
Email : s.sacarina@yahoo.co.id1)

ABSTRACT

Cooperative employees of PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, is a cooperative engaged in savings and
cooperative stores which have a work area in an office environment BRI. At the cooperative of employees of BRI is the
duty and obligation of the Agency inspectors have not been implemented properly, where inspection is only carried out
ahead of the Annual Members Meeting (RAT) only, whereas the investigation carried out by the Inspection Cooperative
employees of Bank BRI merely move the data that has been processed or prepared by the board and not the result and
the actual examination or observation. Inspection is only carried out at the cooperative office only, and not descend
directly on the existing business units, so that the problems that exist in the unit and the solution is not known with
certainty. Results of the examination and the content of the report submitted to the Annual Members Meeting (RAT) is
generally stated that the implementation of activities and cooperative efforts go well, and also never held sudden
inspection. As for the problem of this research is "How can the application of planning and oversight function in
increasing the effectiveness of employees cooperative PT.Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk". In order for the
company's activities can be run effectively and precisely target the company would need to know the consumer
perception that creates a purchase decision, in particular by:1. To overcome the limited executive power then it takes
an expert in the field of business units and the need for education and training programs to improve work effectiveness.
2. To overcome these limitations problem then each subordinate need a lot of expertise in their respective fields. 3. In
order for the planning process can be run according to plan, the first set in advance the type of business that this factor
is the main basis in setting the plan.

Keywords : Function Planning, Oversight, Work Effectiveness

1. Pendahuluan telah menyalahi peraturan yang ada di mana fungsi dan


wewenang ketua unit/penanggung jawab unit telah
Prosedur yang diterapkan dalam meningkatkan dilalui. Pengawasan merupakan suatu tindakan meneliti
efektivitas kerja karyawan Koperasi Bank BRI ini apakah segala sesuatu telah berjalan sesuai rencana yang
belum dilaksanakan sebagaimana mestinya, di mana telah ditetapkan dan berdasarkan instruksi-instruksi telah
unit-unit usaha pada koperasi karyawan Bank sering dikeluarkan, disamping itu bertujuan pula untuk
berhubungan dengan pihak luar (pedagang, perantara menunjukkan atau menemukan kelemahan-kelemahan
dan sebagainya) dilaksanakan tanpa sepengetahuan ketua dan kesalahan-kesalahan itu.
atau pengurus, berarti kegiatan yang demikian terlepas Gerakan memasyarakat koperasi perlu ditingkatkan
dari koordinasi pimpinan koperasi karyawan PT.Bank dan dalam pelaksanaannya didukung oleh pendidikan
Rakyat Indonesia (Persero) Tbk . Efektivitas kerja perkoperasian, baik di sekolah maupun di luar sekolah
merupakan unsur pokok untuk mencapai tujuan atau serta pembinaan koperasi secara profesional. Koperasi
sasaran yang telah ditentukan di dalam setiap organisasi, sebagai organisasi ekonomi masyarakat telah tumbuh
kegiatan ataupun program, disebut efektif apabila dimana-mana dipersada tanah air Republik Indonesia ini,
tercapai tujuan ataupun sasaran seperti yang telah tetapi peranannya dalam Perekonomian Nasional
ditentukan. ternyata masih belum seimbang dengan pelaku ekonomi
Penerapan fungsi perencanaan adalah merupakan lainnya. Koperasi dikatakan maju dan berkembang
pemilihan dan menghubungkan fakta, menggunakan apabila kesejahteraan anggotanya terus meningkat
asumsi-asumsi tentang masa depan dalam membuat berkembang, baik kuantitas maupun kualitasnya,
visualisasi dan perumusan kegiatan yang diusulkan dan koperasi sebagai perusahaan harus senantiasa
memang diperlukan untuk mencapai hasil yang meningkatkan pelayanan usaha para anggotanya
diinginkan. Perencanaan yang ada dalam koperasi ini kepercayaan dan kebutuhan anggotanya semakin dapat
sering dilanggar di mana dalam pemenuhan order terpenuhi.. Pada koperasi karyawan Bank BRI ini tugas
pengurus sering mengadakan hubungan langsung dengan dan kewajiban Badan pemeriksa ini belum dilaksanakan
anggota-anggota pada unit-unit usaha, berarti pengurus sebagaimana mestinya, di mana pemeriksaan hanya

39
JURNAL ILMIAH EKONOMI GLOBAL MASA KINI VOLUME 06 No.01 DESEMBER 2015 ISSN PRINT : 2089-6018
ISSN ONLINE : 2502-2024

dilaksanakan menjelang berlangsungnya Rapat Anggota mengadakan studi lebih lanjut agar rencana tersebut
Tahunan (RAT) saja, sedangkan pemeriksaan yang menjadi lengkap. Ada beberapa macam daftar
dilaksanakan oleh Badan Pemeriksaan Koperasi pertanyaan yang tersedia untuk membantu
karyawan Bank BRI hanya bersifat memindahkan data perencanaannya, namun alat-alat bantu seperti itu hanya
yang telah diolah atau disusun oleh pengurus dan bukan berkisar pada lima pertanyaan.
merupakan hasil dan pemeriksaan atau pengamatan yang Menurut George R. Terry (2000:67), urutan
sebenarnya. pertanyaan tersebut adalah sebagai berikut :
Pemeriksaan hanya dilaksanakan pada kantor 1. Mengapa (why) harus dikerjakan?
koperasi saja, dan tidak turun langsung pada unit usaha Pertanyaan tersebut mengungkapkan urgensi
yang ada, sehingga masalah-masalah yang ada pada unit daripada pekerjaan tersebut.
dan jalan pemecahannya tidak diketahui dengan pasti. 2. Apa (what) yang diperlukan?
Hasil pemeriksaan dan isi laporan yang disampaikan Jawabannya menunjukkan jenis dan jumlah kegiatan
pada Rapat Anggota Tahunan (RAT) pada umumnya berikut peralatan yang dibutuhkan.
menyatakan bahwa pelaksanaan kegiatan dan usaha 3. Di mana (where) akan dikerjakan?
koperasi berjalan dengan baik, dan juga tidak pernah Di sini ditekankan pada pertimbangan tempat, di
diadakan pemeriksaan mendadak. kantor, di lapangan artinya pada lokasi mana
pekerjaan tersebut dikerjakan.
Landasan Teori 4. Kapan (when) akan dikerjakan?
Pengertian Fungsi Perencanaan Di sini ditekankan pada pertimbangan waktu,
Pengertian perencanaan menurut George R. Terry kapankah dimulai dan berakhirnya setiap bagian
(2000:46), adalah merupakan pemilihan dan pekerjaan. Dengan menjawab pertanyaan tersebut
menghubungkan fakta, menggunakan asumsi-asumsi dapat tersusun jadwal dan kegiatan operasionalnya.
tentang masa depan dalam membuat visualisasi dan 5. Siapa (who) yang akan mengerjakannya?
perumusan kegiatan yang diusulkan dan memang Pertanyaan tersebut bertujuan untuk mengetahui jenis
diperlukan untuk mencapai hasil yang diingkinkan. Ada keterampilan dan pengalaman yang ada untuk dapat
beberapa pihak yang menyatakan bahwa perencanaan melaksanakan pekerjaan yang sudah direncanakan itu
merupakan suatu pendekatan yang terorganisir untuk dapat memuaskan.
menghadapi problem-problem di masa yang akan datang
dan mereka memberi uraian, untuk tindakan-tindakan di Terdapat dua jenis perencanaan menurut James AF.
masa yang akan datang. Stoner (2000:113) yaitu :
Perencanaan menjembatani jurang pemisah antara a. Perencanaan Strategis
posisi sekarang dan tujuan yang kini dicapai. b. Merupakan perencanaan jangka panjang yang
Perencanaan dapat menjawab pertanyaan di muka dirumuskan dan digunakan untuk
tentang : siapa, apa, kapan, dimana, mengapa dan menentukan dan mencapai tujuan organisasi.
bagaimana tindakan-tindakan di masa depan dapat c. Perencanaan Operasional
dilaksanakan. Perencanaan yang efektif didasarkan pada d. Merupakan rangkaian tentang bagaimana rencana
fakta dan informasi, bukan atas dasar emosi atau strategi itu dapat dilaksanakan, jadi rencana
keinginan. Fakta-fakta yang relevan dengan situasi yang operasional merupakan sarana untuk melaksanakan
sedang dihadapi berhubungan erat dengan pengalaman rencana strategi, ada 2 jenis utama dan perencanaan
dan pengetahuan seorang manajer. operasional yaitu :
Menurut George R. Terry (2000:55), untuk dapat 1. Rencana sekali pakai
membuat suatu rencana yang cukup berbobot, maka Merupakan arah tindakan terinci yang
manajer yang bersangkutan harus memiliki informasi- mungkin tidak akan berulang dalam bentuk
informasi yang berhubungan dengan : yang sama pada masa yang akan datang.
1. Lingkungan adalah data tentang ekonomi, politik Bentuk utama dan rencana sekali pakai ialah
dan faktor-faktor sosial yang berpengaruh terhadap program, proyek, dan anggaran.
iklim operasional dan perusahaan yang 2. Rencana tetap
bersangkutan. Merupakan pendekatan yang telah dilakukan
2. Persaingan adalah informasi tentang industri dan untuk menangani situasi yang berulangkali
sasaran-sasaran yang telah dicapai oleh anggota- terjadi dan yang dapat dengan mudah
anggota perusahaan di dalam industri tersebut. diantisipasi. Bentuk dari tetap ialah
3. Perusahaan yang bersangkutan adalah informasi kebijaksanaan, produser perantara.
tentang kekuatan perusahaan, kelemahan, sifat-sifat,
pencapaian tujuan dan ambisi-ambisi. Adapun tujuan perencanaan menurut T. Hani
Handoko (2000 : 23) yaitu :
Pendekatan yang sering dipakai dalam a. Pemilihan atau penetapan tujuan-tujuan organisasi.
membuat perencanaan ialah dengan mengajukan b. Penetapan strategi, kebijaksanaan, proyek, program,
pertanyaan-pertanyaan. Jawaban-jawaban yang diberikan prosedur metode, sistem, anggaran dan standar yang
itu bukan saja bersifat material dan harus dimasukkan ke dibutuhkan untuk mencapai tujuan.
dalam rencana yang bersangkutan, akan tetapi perlu pula

40
JURNAL ILMIAH EKONOMI GLOBAL MASA KINI VOLUME 06 No.01 DESEMBER 2015 ISSN PRINT : 2089-6018
ISSN ONLINE : 2502-2024

Manfaat perencanaan menurut T, Hani Handoko (2000: Pada semua tingkat di dalam organisasi atau
81) yaitu : perusahaan, ke empat langkah tersebut adalah :
1. Membantu manajer untuk menyesuaikan diri dengan 1. Tetapkan tujuan atau seperangkat tujuan
perubahan tingkat organisasi. Perencanaan dimulai dengan keputusan-keputusan
2. Membantu dalam kristalisasi penyesuaian pada tentang kegiatan atau kebutuhan organisasi atau
masalah-masalah utama. kelompok kerja. Tanpa rumusan tujuan yang jelas
3. Memungkunkan manajer memahami keseluruhan organisasi akan menggunakan sumber dayanya
gambaran operasi lebih jelas. secara tidak efektif.
4. Membantu penempatan tanggung jawab lebih jelas. 2. Merumuskan keadaan saat ini
5. Memberi cara pemberian perintah untuk beroperasi. Pemahaman akan posisi perusahaan sekarang dan
6. Memudahkan dalam melakukan koordinasi diatara tujuan yang hendak dicapai atau sumber daya yang
berbagai bagian organisasi. tersedia untuk pencapaian tujuan adalah sengat
7. Membuat tujuan yang lebih khusus, terperinci dan penting, karena tujuan dan rencana menyangkut
lebih mudah dipahami. waktu yang akan datang. Hanya karena perusahaan
8. Meminimumkan pekerjaab yang tidak pasti. saat ini dianalisa, rencana dapat dirumuskan untuk
9. Menghemat waktu, usaha dan dana. menggambarkan rencana kegiatan lebih lanjut. Jalur
komunikasi yang terbuka di dalam organisasi
Langkah-langkah Dalam Membuat Rencana terutama data keuangan dan statistic yang
Menurut Rusdy A. Rivai (2004 : 57). Aspek yang diperlukan untuk taraf kedua ini.
penting dalam penyiapan perencanaan adalah penetapan 3. Identifikasi hal-hal yang membantu dan
tujuan dan pengambilan keputusan dalam memilih menghambat tujuan-tujuan
alternative dari berbagai alternative yang lainnya. Secara Segala kekuatan dan kelemahan serta kemudahan
umum terdapat 4 tahapan dasar perencanaan yang dapat dan hambatan perlu diindentifikasi untuk mengukur
ditempuh sehingga tujuan yang telah ditetapkan dapat kemampuan organisasi dan mencapai tujuan. Oleh
tercapai. karena itu perlu diketahui faktor-faktor lingkungan
Pada semua tingkat didalam organisasi atau intern dan ekstern yang dapat membantu organisasi
perusahaan keempat langkah tersebut adalah : mencapai tujuannya, atau yang mungkin
1. Menetapkan Tujuan menimbulkan masalah. Walau sulit dilakukan,
Perencanaan yang dibuat tersebut adalah merupakan antisipasi keadaan, masalah, dan kesempatan serta
rangkaian keputusan yang dibuat oleh manajemen. ancaman yang mungkin terjadi di waktu mendatang
Dengan adanya perencanaan yang baik, maka adalah bagian sesensi dan proses perencanaan.
penggunaan sumber-sumber yang ada akan menjadi 4. Kembangkan rencana atau perangkat tindakan
efektif dan efisien. untuk mencapai tujuan
2. Merumuskan Tentang Keadaan Saat ini Langkah terakhir dan proses perencanaan
Apa yang dimiliki perusahaan saat ini bila melibatkan berbagai alternative yang paling sesuai
dihubungkan dengan rencana yang ingin dicapai di masa atau setidaknya cukup sesuai untuk mencapai
datang. Hanya perusahaan saat ini di analisa, sasaran.
rencana dapat dirumuskan untuk menggambarkan
rencana kegiatan lebih lanjut, jalur komunikasi yang Hambatan Perencanaan Efektif
terbuka di dalam organisasi terutama data keuangan dan Menurut T. Hani Flandoko (2000 : 100) ada dua jenis
statistik yang diperlukan untuk taraf kedua ini. hambatan pengembangan rencana-rencana efektif :
3. Mengidentifikasi Rintangan-rintangan dan 1. Hambatan pembuatan rencana efektif
Kemudahan Karena penetapan tujuan merupakan langkah esensi
Dalam menentukan faktor-faktor apa yang mungkin pertama dalam perencanaan, para manajer yang
terjadi rintangan dan sebaliknya faktor-faktor apa yang tidak dapat menetapkan tujuan yang cukup berarti
memberikan kemudahan. Ini dimaksudkan harus akan tidak mampu membuat rencana-rencana
indentifikasi kelemahan-kelemahan dan kekuatan- efektif. Ada sejumlah alasan mengapa banyak
kekuatan dimiliki perusahaan. Untuk itu perlu diketahui manajer ragu atau gagal menetapkan tujuan dan
faktor-faktor lingkungan internal dan eksternal yang membuat rencana bagi organisasi atau kelompok
dapat membantu maupun menghambat organisasi dalam satuan kerja mereka yaitu :
mencapai tujuan. a. Kurang pengetahuan tentang organisasi para
4. Mengembangkan rencana atau rangkaian manajer tidak dapat menetapkan tujuan-tujuan
kegiatan untuk mencapai tujuan tahapan terakhir yang berarti bagi satuan-satuan kerja mereka
proses perencanaan ini diliputi : tanpa mempunyai pengetahuan tentang pekerjaan
a. Mengembangkan alternative rangkaian kegiatan satuan kerja dan organisasi secara keseluruhan.
b. Evaluasi terhadap alternative yang ada b. Kurang pengetahuan lingkungan para manajer
c. Seleksi alternative yang terbaik dari berbagai sering kurang memahami lingkungan eksternal
alternative yang ada organisasi seperti pesaing, penyedia, lembaga-
lembaga pemerintah, langganan dan sebagainya,
sehingga menjadi bingung tentang arah yang

41
JURNAL ILMIAH EKONOMI GLOBAL MASA KINI VOLUME 06 No.01 DESEMBER 2015 ISSN PRINT : 2089-6018
ISSN ONLINE : 2502-2024

diambil dan enggan menetapkan tujuan yang meminimumkan gangguan-gangguan yang tidak
pasti. perlu.
c. Ketidakmampuan melakukan peramalan secara
efektif rencana dibuat tidak hanya didasarkan Dalam suatu perencanaan adapun langkah
pengalaman masa lalu tetapi juga peramalan pokok didalamnya yaitu pengambilan keputusan yang
kondisi-kondisi dimasa yang akan datang. dapat diuraikan sebagai berikut :
d. Kesulitan perencanaan operasi-operasi yang tidak a. Dasar Pemikiran.
berulang. b. Pengidentifikasikan altrnatif-alternatif
e. Biaya perencanaan memerlukan banyak biaya c. Penilaian alternatif dilihat dan tujuan yang akan
penggunaan sumber daya keuangan, fisik dan dicapai .
manusia. d. Pemikiran suatu alternative yaitu pengambilan
f. Takut gagal para manajer sering memandang suatu keputusan.
kegagalan sebagai ancaman terhadap keamanan
jabatannya, penghargaan dan resfek orang lain Menentukan Suatu Iklim Untuk Perencanaan yang
terhadap dirinya. Hal ini membuat para manajer Efektif
enggan mengambil resiko dan menetapkan tujuan 1. Ada beberapa cara untuk menetapkan suatu iklim
tertentu. perencanaan yang efektif menurut Harold
g. Kurang percaya diri bila para manajer kurang Koont/Cyril o’ Donnel/IT-leinz weihrich (2002:269)
percaya diri mereka akan ragu-ragu menetapkan yaitu :
tujuan yang menantang. Manajer baru merasa 2. Perencanaan yang harus dibuat dan bukan usaha
bahwa mereka dan kerjanya atau organisasi kebetulan.
mempunyai kemampuan untuk mencapai tujuan- 3. Perencanaan seharusnya dimulai ditingkat puncak.
tujuan tersebut. 4. Perencanaan harus diorganisasikan.
h. Ketidaksediaan untuk menyingkirkan tujuan- 5. Perencanaan harus jelas dan pasti Tujuan, premis,
tujuan alternative : para manajer sering sulit strategi dan kebijakan harus dikomunikasikan secara
untuk menerima kenyataan bahwa mereka tidak jelas.
dapat mencapai semua hal yang penting baginya. 6. Para Manajer harus berpartisipasi dalam
Sebagai hasilnya, mereka mungkin menjadi perencanaan.
enggan untuk membuat perusahaan terikat pada 7. Perencanaan harus maliputi kesadaran dan
satu tujuan karena terlalu menyakitkan untuk perencanaan akan perubahan.
menyingkirkan alternatif lainnya.
2. Penolakan terhadap perubahan Pengertian Fungsi Pengawasan (Controlling)
Penolakan terhadap perubahan, dilain pihak terjadi Definisi pengawasan menurut Robert J. Mockler
diantara para anggota organisasi, baik para manajer (2000:72) berikut ini telah memperjelas unsur-unsur
maupun karyawan operasional yang harus essensial proses pengawasan. Pengawasan manajemen
melaksanakan kegiatan-kegiatan yang telah adalah suatu usaha sistematik untuk menetapkan standar
direncanakan. pelaksanaan dengan tujuan-tujuan perencanaan,
merancang sistem informasi umpan balik,
Berbagai Cara Mengatasi Hambatan membandingkan kegiatan nyata dengan standar yang
Hambatan dapat diatasi dengan berabagai macam telah ditetapkan sebelumnya, menentukan dan
cara diantarnya adalah sebagai berikut : mengukur.Penyimpangan serta mengambil tindakan
1. Manajer dapat mengatasi hambatan-hambatan koreksi yang diperlukan untuk menjamin bahwa semua
perencanaan melalui penciptaan sistem organisasi sumber daya perusahaan dipergunakan dengan cara
yang memudahkan penetapan tujuan perencanaan, paling efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan
baik yang dilakukan manajer tingkat bawah dan para perusahaan. Sedangkan menurut T. Hani Handoko
karyawan bukan manajer. Hambatan pada diri para (2000:360) pengawasan dapat didefinisikan sebagai
perencana dapat diatasi dengan memberikan proses untuk menjamin bahwa tujuan-tujuan organisasi
berbagai bentuk bantuan secara individual. dan manajemen tercapai. Ini berkenan dengan cara-cara
2. Sedangkan untuk mengurangi atau menghilangkan membuat kegiatan sesuai yang direncanakan.
penolakan terhadap suatu rencana, dapat dilakukan Pengertian ini menunjukkan adanya hubungan yang
dengan sejumlah cara. Cara-cara yang tersedia para sangat erat kuat antara perencanaan dan pengawasan
manajer antara lain : langkah awal proses pengawasan adalah perencanaan,
a. Melibatkan para karyawan dalam proses penetapan tujuan, standar atau sasaran pelaksanaan suatu
perencanaan. kegiatan.
b. Mengembangkan pola perencanaan dan
implementasi yang efektif. Prinsip-prinsip Pengawasan
c. Memberikan lebih banyak informasi tentang Untuk mendapatkan suatu sistem pengawasan yang
rencana dan segala konsekuensinya. efektif maka perlu dipenuhi prinsip pengawasan :
d. Bersikap hati-hati terhadap dampak perubahan Menurut Mannulang (2007:173) dua prinsip pengawasan
yang diusulkan para anggota organisasi dan yaitu :

42
JURNAL ILMIAH EKONOMI GLOBAL MASA KINI VOLUME 06 No.01 DESEMBER 2015 ISSN PRINT : 2089-6018
ISSN ONLINE : 2502-2024

1. Adanya rencana tertentu adalah merupakan suatu 2. Pengukuran atau penilaian


keharusan karena seperti telah dikemukakan terlebih Adalah untuk mengetahui seberapa jauh adanya
dahulu rencana itu adalah merupakan standar atau penyimpangan yang telah terjadi dalam langkah
alat pengukur pekerjaan. kedua ini dibandingkan dengan kegiatan yang
2. Pemberian instruksi-instruksi dan wewenang juga dilakukan dengan standar.
merupakan suatu keharusan yang perlu dilaksanakan. 3. Tindakan perbaikan dari penyimpangan-
Selain kedua pokok diatas, maka sistem penyimpangan
pengawasan haruslah pula mengandung prinsip Adalah bertujuan memperbaiki semua kegiatan ,
sebagai berikut : kebijaksanaan serta hasil kerja yang tidak sesuai
a. Pengawasan berorientasi kepada tujuan organisasi dengan rencana atau standar.
b. Pengawasan harus objektif, jujur, dan
mendahulukan kepentingan umum daripada Jelaslah tindakan perbaikan itu tidak dapat
kepentingan pribadi. menyesuaikan hasil pekerjaan dengan rencana atau
c. Pengawasan harus berorientasi kepada kebenaran standar, Karena itu perlu sekali adanya laporan-laporan
atas prosedur yang telah ditetapkan, dan berkala, bila terjadi penyimpangan akan lebih mudah
berorientasi terhadap tujuan (manfaat) dalam mencari kemungkinan untuk mengatasinya atau
pelaksanaan pekerjaan sehingga kemampuan para memperbaiki kesalahan tersebut. Dalam semua instansi
petugas dapat meningkat. pemerintah, perusahaan dan koperasi diperlukan
d. Pengawasan harus berdasarkan asas standar yang pengawasan itu biasanya dilakukan dengan empat
objektif, teliti dan tepat. Pengawasan harus macam pengawasan yaitu :
bersifat terus. 1. Pengawasan intern
Pengawasan dari dalam yang dilakukan aparat atau
Menurut T. Hani Handoko (2000:373) untuk menjadi manajemen pengawasan yang dibentuk di dalam
efektif sistem pengawasan harus memenuhi kriteria organisasi itu sendiri, dimana fungsi pengawasan ini
utama adalah bahwa sistem seharusnya : akan dibentuk atas nama pimpinan organisasi. Aparat
1. Mengawasi kegiatan-kegiatan yang benar dalam melakkan pengawasan mempunyai wewenang
2. Tepat waktu mengumpulkan semua data dapat dijadikan sebagai
3. Dengan biaya yang efektif alat penilaian kemajuan dan kemunduran
4. Tepat akurat pelaksanaan pekerjaan atau kegiatan serta
5. Dapat diterima oleh yang bersangkutan kebujaksanaan pimpinan tersebut, maka pimpinan
dapat melakukan tindakan koretif dan perbaikan
Tujuan dan Fungsi Pengawasan terhadap kebijaksanaan yang telah dilakukannya.
Melalui pengawasan, manajemen menginginkan 2. Pengawasan ekstern
adanya tujuan yang harus tercapai dan dilakukan dengan Aparat melakukan pengawasan ekstern biasanya
mengadakan perencanaan yang matang. Tidak seorang berkedudukan dan berada diluar struktur organisasi.
manajerpun yang dapat mengawasi apabila rencana 3. Pengawasan atasan langsung
belum dibuat, sebab rencana adalah merupakan standar Pengawasan ini tidak terlepas dari mengusahakan
yang menjadi acuan dalam melaksanakan pengawasan. agar sesuatu pekerjaan dapat terlaksana sesuai
Rencana itu adalah pedoman untuk melaksanakan dengan instruksi, rencana, peraturan dan perundang-
pengawasan, sebaliknya pelaksanaan rencana tanpa undangan yang berlaku, pengawasan atasan langsung
pengawasan akan menimbulkan penyelewengan- yang dilakukan oleh setiap pimpinan organisasi pada
penyelewengan karena tidak ada yang mencegahnya. bawahannya atau kegiatan agar berjalan atau
Jelaslah kiranya, dan berbagai batasan pengawasan itu berlangsung di dalam organisasi.
bahwa tujuan utama dan pengawasan ialah 4. Pengawasan melekat
mengusahakan agar apa yang direncanakan menjadi Suatu pengawasan yang dapat memberikan
kenyataan. Untuk dapat benar-benar merealisasikan sumbangan terhadap suatu organisasi pemerintah,
tujuan utama tersebut, maka pengawasan pada taraf perusahaan, koperasi, pengawasan dapat
pertama bertujuan diberlakukan pada organisasi yang besar dan kecil
agar pelaksanaan sesuai dengan instruksi yang telah dengan tugas dan pengawasan yang tersedia.
dikeluarkan dan untuk mengetahui kelemahan-
kelemahan serta kesulitan-kesulitan yang dihadapi dalam Pengertian Efektivitas
pelaksanaan rencana. Efektivitas merupakan unsur pokok untuk mencapai
Dalam melaksanakan pengawasan kita juga harus tujuan atau sasaran yang telah ditentukan di dalam setiap
mengetahui apa fungsi pengawasan dan apa tujuan kita organisasi, kegiatan ataupun program. Disebut efektif
melakukan pengawasan. apabila tercapai tujuan ataupun sasaran seperti yang
Proses Pengawasan Meliputi Tiga Tingkatan telah ditentukan. Selanjutnya Streers (2005:87)
1. Menciptakan standar mengemukakan bahwa “ Efektivitas adalah jangkauan
Adalah kriteria untuk mengukur hasil pekerjaan yang usaha suatu program sebagai suatu sistem dengan
sudah dilakukan, biasanya dibuat berdasarkan pada sumber daya dan sarana tertentu untuk memenuhi tujuan
kondisi atau kemampuan kerja yang normal. dan sasarannya tanpa melumpuhkan cara dan sumber

43
JURNAL ILMIAH EKONOMI GLOBAL MASA KINI VOLUME 06 No.01 DESEMBER 2015 ISSN PRINT : 2089-6018
ISSN ONLINE : 2502-2024

daya itu serta tanpa memberi tekanan yang tidak wajar Untuk mengatasi hal tersebut maka untuk itu
terhadap pelaksanaannya”. dibutuhkan seorang tenaga ahli dibidang masing-masing
Dari pendapat di atas mengenai efektivitas, dapat unit usaha dan perlunya program pendidikan dan latihan
disimpulkan bahwa efektivitas adalah suatu ukuran yang guna meningkatkan efektivitas kerja dalam melaksana
menyatakan seberapa jauh target (kuantitas, kualitas dan kan sasaran program kerja yang ditetapkan. Sehingga
waktu) yang telah dicapai oleh manajemen, yang mana pengetahuan, keterampilan dan sikap
target tersebut sudah ditentukan terlebih dahulu. Hal ini karyawan terhadap tugas-tugasnya akan lebih efisien.
sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Hidayat
(2006) yang menjelaskan bahwa : “Efektivitas adalah b) Keterlibatan Bawahan Dalam Proses Perencanaan
suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh target Peran serta bawahan dalam menetapkan tujuan bisa
(kuantitas, kualitas dan waktu) telah tercapai. Dimana berbeda-beda, pada satu ekstrim seorang bawahan
makin besar persentase target yang dicapai, makin tinggi mungkin berperan serta hanya dengan ikut hadir ketika
efektivitasnya”. pimpinan sedang menentukan tujuan.
Pada ekstrim lainnya, para bawahan mungkin sama
2. Pembahasanan sekali bebas untuk menetapkan tujuan mereka dan
metode untuk mencapai tujuan itu. Kedua ekstrim ini
a) Analisis Fungsi Perencanaan tampaknya tidak ada yang efektif. Bila para pegawai
Pada koperasi Bank BRI , standar kerjanya belum berperan serta dalam pembuatan perencanaan, maka
jelas dan lengkap dimana belum tersusunnya anggaran mereka lebih mungkin untuk mengendalikan kegiatan
kerja serta laporan-laporan berkala baik lisan maupun mereka sendiri untuk menjamin bahwa sasaran tercapai.
tulisan sehingga penggunaan sumber daya yang dimiliki Dari pernyataan responden tentang tentang
perusahaan seperti tenaga kerja pelaksana, penyediaan keterlibatan bawahan dalam proses perencanaan
material, dana peralatan dan waktu pelaksanaan belum sebanyak 17 (68%) responden menyatakan bahwa pihak
efisien dan efektif. Bank BRI telah dikomunikasikan dahulu kepada
Apabila dalam perencanaan tidak ada standar kerja bawahan sedangkan sebanyak 8 (32%) responden
yang jelas, maka rencana yang telah disusun tidak akan menyatakan bahwa pihak Bank BRI tidak
mencapai arah dan tujuan. Untuk itulah standar kerja mengkomunikasikan dahulu kepada bawahan.
perlu diatur dan dibuat dengan jelas sehingga Sedangkan dalam hal setiap proses pembuatan
penggunaan standar dalam pelaksanaan kerja akan perencanaan dan pengambilan keputusan sebanyak 15
diharapkan dapat membantu terlaksananya kegiatan (60%) responden menyatakan keputusan telah
usaha. Pada koperasi karyawan Bank BRI , masalah mengikutsertakan bawahan, sedangkan sebanyak 10
yang dihadapi dalam pelaksanaan kerja yaitu masih (40%) responden menyatakan bahwa setiap proses
terbatasnya tenaga pelaksana, dimana dalam pembuatan perencanaan dan pengambilan keputusan
menyelesaikan tugas masih kurang. Ini dapat dilihat pihak Bank BRI kurang mengikutsertakan bawahan.
berdasarkan pernyataan responden yang menyatakan Jadi peranan komunikasi bagi suatu organisasi sangat
kurangnya tenaga pelaksana dalam menyelesaikan usaha penting karena merupakan salah satu alat terpenting bagi
senilai 20% selain itu masih adanya keterbatasan waktu aktivitas-aktivitas manajemen. Tanpa komunikasi ide-
yang menyebabkan seorang tidak dapat bekerja terus ide, fakta keterangan serta pengalaman tidak dapat
menerus. pernyataan responden tentang standar diperlukan. Jadi komunikasi merupakan jalinan
pelaksanaan kerja perusahaan dapat mengatasi pengertian antara pihak satu dengan pihak yang lain,
kekurangan tenaga pelaksana dalam menyelesaikan sehingga apa yang dikomunikasikan dapat dimengerti,
proyek sebanyak 5 (20%) responden menyatakan selalu diperkirakan dan akhirnya dilaksanakan.
diatasi oleh pihak Bank BRI , sebanyak 15 (50%) Pada Koperasi karyawan Bank BRI , bahwa dalam
responden menyatakan kadang diatasi oleh pihak Bank mencapai tujuan perusahaan, keterlibatan bawahan
BRI dan sebanyak 5 (20%) responden menyatakan merupakan peran serta bawahan dalam mencapai sasaran
kurang diatasi oleh pihak Bank BRI . dan menunjukkan tingkat prestasi kerja yang lebih
Sedangkan keputusan-keputusan dan tindakan tinggi. Dengan peran serta bawahan akan menyebabkan
pimpinan proyek dalam melaksanakan pekerjaan telah kemungkinan yang lebih besar bahwa sasaran akan
sesuai dengan rencana standar kerja sebanyak 9 (36%) diterima dan sasaran yang telah diterima akan lebih
responden yang menyatakan sangat sesuai, sebanyak 9 mungkin dicapai dan dapat membawa pada penetapan
(36%) responden menyatakan cukup sesuai dan sasaran yang lebih tinggi membawa pada hasil prestasi
sebanyak 7 (28%) responden menyatakan kurang yang lebih tinggi.
sesuai dengan rencana standar kerja. Setelah melihat Disamping dampaknya pada prestasi, keterlibatan
permasalahan di atas dapat di indentifikasikan oleh bawahan akan membawa pada komunikasi dan
penulis mengenai cara koperasi karyawan Bank BRI pengertian yang lebih antara ketua/manajer dan
dalam mengatasi terbatasnya tenaga pelaksana. bawahan. Keterlibatan bawahan dalam proses
Terbatasnya tenaga pelaksana dikarenakan masih perencanaan disini, menyangkut bagaimana penetapan
terbatasnya pengetahuan sehingga tidak mungkin standar, membuat anggaran dan membuat laporan-
seseorang merangkap semua pekerjaan untuk laporan berkala, sehingga apa yang menjadi sasaran dan
mengerjakannya. apa yang direncanakan dapat tercapai secara efisien dan

44
JURNAL ILMIAH EKONOMI GLOBAL MASA KINI VOLUME 06 No.01 DESEMBER 2015 ISSN PRINT : 2089-6018
ISSN ONLINE : 2502-2024

efektif. Pada koperasi karyawan Bank BRI , keterlibatan fungsi pengawasan sangat dibutuhkan. Pengawasan akan
bawahan di dalam perencanaan masih kurang baik, bertambah sesuai dengan bermacam-macam jenis usaha
karena seperti yang telah dijelaskan pada bab terdahulu dan perusahaan, makin besar perusahaan itu makin sukar
bahwa pelaksanaan standar kerja masih kurang efisien dalam proses pengawasan yang dilakukan.
dimana anggaran kerja dan anggaran belanja koperasi Pengawasan yang ada pada koperasi karyawan Bank
belum tersusun dengan baik, ini semua akibat dan BRI bersifat tidak langsung, karena pemilik perusahaan
kurangnya pengetahuan dan kemampuan bawahan. Oleh tidak langsung meninjau atau mengawasi kelapangan
sebab itu para bawahan perlu banyak keahlian usaha. Peninjauan kelapangan usaha hanya dilakukan
dibidangnya masing-masing. Para manajer membantu oleh manajemen setingkat manajer, itupun jarang sekali
para bawahannya untuk meningkatkan pandangan dilakukan.
mereka dalam mengatasi rintangan serta kepercayaan Tanpa adanya suatu sistem dan pelaksanaan
kemampuan bawahan. pengawasan yang baik, maka aktivitas perusahaan yang
Berdasarkan pernyataan responden bahwa efektif dan efisien dalam usaha mencapai tujuannya
keterlibatan bawahan dalam proses perencanaan dan tidak akan terwujud.
pengambil keputusan yang menyatakan sangat mencapai Dari permasalahan di atas, maka selain menggunakan
arah dan tujuan 60% sedangkan yang menyatakan cukup metode pengawasan langsung sebaiknya juga
setuju 40%. Ini berarti keterlibatan bawahan dalam menggunakan metode pengawasan tidak langsung yaitu
proses perencanaan dan pengambilan keputusan dapat dengan melimpahkan wewenang pengawasan kepada
mencapai arah dan tujuan. pengurus koperasi. Pengawasan tidak langsung ini
dilakukan dengan meminta laporan baik lisan maupun
c) Ketetapan Perencanaan tertulis yang merupakan pertanggungjawaban kepada
Ketetapan proses perencanaan akan sangat membantu manajer-manajer mengenai pekerjaan yang dilaksanakan
pelaksanaan suatu usaha. Dengan adanya ketetapan sesuai perintah dan tugas yang diberikan manajer kepada
proses perencanaan ini kemungkinan rencana yang telah pengurus.
disusun dapat terprogram dan terarah. Selain itu agar aktivitas usaha yang dijalankan sesuai
Pada koperasi karyawan Bank BRI , ketetapan proses dengan tujuan dan tidak menyimpang dari usaha, maka
perencanaan masih kurang, sebab masih adanya usaha hendaklah manajer koperasi melaksanakan prinsip-
yang dalam pelaksanaannya masih belum memenuhi prinsip pengawasan yaitu :
target yang ditetapkan. Dari pernyataan responden 1. Adanya rencana yang merupakan prinsip pokok yang
tentang ketepatan perencanaan akan sangat membantu merupakan suatu keharusan karena pengawasan baru
pelaksanaan suatu usaha sebanyak 16 (64%) responden dapat dilakukan bila sudah ada rencana.
menyatakan sangat setuju dan sebanyak 9 (36%) 2. Pemberian instruksi dan wewenang kepada bawahan,
responden menyatakan cukup setuju dengan ketepatan prinsip ini harus ada dan perlu dilakukan karena
pembuatan proses perencanaan akan sangat membantu seringkali bawahan dalam melaksanakan pekerjaan
pelaksanaan suatu usaha pada Bank BRI . merasa kaku apabila tidak ada petunjuk atau instruksi
Sedangkan mengenai keterampilan dan skill yang dari atasannya sehingga pekerjaan yang dilakukan
merupakan factor penunjang utama dalam melaksanakan bawahan tersebut kadang untuk mengatasi hambatan
usaha baik dan segi perencanaan maupun pengawasan tersebut perlu adanya suatu proses pengawasan.
sebanyak 21 (84%) responden menyatakan sangat
menunjang dan sisanya sebanyak 4 (16%) responden Akhirnya bila hal ini diterapkan pada koperasi
menyatakan cukup menunjang. ini berarti bahwa karyawan Bank BRI , akan memberikan hasil yakni di
keterampilan dan skill sangat dibutuhkan dan perlu mana waktu penyelesaian pekerjaan akan diharapkan
dimiliki oleh setiap karyawan karena efisiensi karyawan tepat pada waktunya sesuai dengan rencana serta dapat
dan aktivitas perusahaan akan tergantung pada diketahui dengan jelas penyebab penyimpangan-
keterampilan dan skill karya selain itu adanya penyimpangan serta partisipasi karyawan/ pengurus
kedisiplinan pada diri karyawan karena kedisiplinan koperasi dapat diharapkan.
merupakan prilaku karyawan yang mengarah pada
keinginan yang dicapainya. 2. Frekuensi Pengawasan
Setelah melakukan pengawasan dengan melihat
d) Analisis Fungsi Pengawasan proses ketepatan metode maka untuk selanjutnya
1. Ketepatan Metode pengawasan dilakukan dengan melihat bagaimana
Proses pengawasan yang diterapkan pada koperasi frekuensi pengawasan itu sendiri yaitu dengan melihat
karyawan Bank BRI , menurut manajer koperasi penyusunan perencanaan yang terperinci secara
penetapan pedoman/rencana pengawasan, pelaksanaan menyeluruh dan sempurna.
pengawasan berupa membandingkan hasil kegiatan Dalam kegiatan/aktivitas yang dilaksanakan yang
dengan rencana serta adanya evaluasi dan perbaikan berhubungan dengan pengawasan, maka permasalahan
terhadap kelemahan dan kesalahan yang mungkin yang timbul/tampak pada koperasi karyawan Bank BRI
dijumpai dalam usaha koperasi. Pernyataan responden adalah pengawasan yang ada pada koperasi karyawan
tentang ketepatan metode Setiap menjalankan aktivitas Bank BRI tidak berlangsung secara teratur/continue dan
dan usaha untuk mencapai tujuan perusahaan maka kurangnya jumlah pengawas yang melaksanakan tugas

45
JURNAL ILMIAH EKONOMI GLOBAL MASA KINI VOLUME 06 No.01 DESEMBER 2015 ISSN PRINT : 2089-6018
ISSN ONLINE : 2502-2024

sehari-hari selain itu, tingkat pengawasan yang Bank BRI tidak bisa melakukan perbandingan hasil
dilakukan masih kurang yakni berdasarkan pernyataan standar/perencanaan yang baik.
responden bahwa pengawasan yang menyatakan satu
kali pengawasan 40%, dua kali 20% ini berarti 3. Kesimpulan
pengawasan dilaksanakan masih kurang.
Untuk membahas dan memperkirakan langkah- 1. Koperasi Karyawan Bank BRI standar kerjanya
langkah apa yang perlu diambil oleh ketua/manajer masih terbatas pada tenaga pelaksana, waktu serta
sepenanggung jawab kegiatan usaha, maka guna masih adanya unit-unit usaha yang berhubungan
mengatasi kendala yang timbul agar tujuan perusahaan dengan pihak luar tanpa sepengetahuan ketua.
dapat berjalan sebagaimana mestinya, yang perlu 2. Koperasi Karyawan Bank BRI , dalam hal proses
diperlukan ketua/manajer adalah bagaimana sikap, perencanaan masih kurang baik seperti yang telah
perhatian serta tanggung jawab di dalam menjalankan dilaksanakan pada masalah-masalah pelaksanaan
perusahaan. Kecakapan dan wibawa seorang pimpinan standar kerja yang masih kurang efisien, akibatnya
haruslah dijaga agar dapat menjadi suri tauladan bagi anggaran kerja dan anggaran belanja koperasi belum
para karyawannya di dalam lingkungan perusahaan. disusun dengan baik.
Dari penjelasan alasan permasalahan di atas, 3. Koperasi Karyawan Bank BRI , dalam hal ketepatan
akhirnya sebaiknya frekuensi pengawasan yang proses perencanaan masih kurang terlaksana sebab,
dilakukan oleh koperasi karyawan Bank BRI adalah masih adanya usaha yang dalam pelaksanaannya
pengawasan secara terus menerus/continue terhadap belum memenuhi target yang ditetapkan mi dapat
suatu kegiatan/pekerjaan untuk menjaga agar pekerjaan dilihat pada masalah yang dihadapi pada standar
itu tetap berada dalam batas-batas yang telah ditetapkan. kerja, keterlibatan bawahan yang belum efisien dan
Disamping itu dengan adanya pengawasan yang baik dan efektif.
teratur, maka apa yang menjadi standar perencanaan 4. Pada Koperasi Karyawan Bank BRI , dalam
yang ditetapkan dapat dicapai. ketepatan metode pengawasan yang dilaksanakan
hanya metode pengawasan langsung sehingga sistem
3. Standar Pengawasan pengawasan yang dilaksanakan kurang terarah dan
Penggunaan standard dan pelaksanaan pengawasan tidak tepat sasaran.
akan diharapkan dapat membantu melaksanakannya.
Pengawasan secara efektif dan efisien karena standar 2. Saran
merupakan batasan-batasan untuk melaksanakan tugas- 1. Untuk mengatasi terbatasnya tenaga pelaksana maka
tugas kegiatan dari hasil realitas dan ekonomi rencana dibutuhkan seorang tenaga ahli dibidang unit-unit
yang telah ditetapkan. usaha dan perlunya program pendidikan dan latihan
Pernyataan responden tentang standar pengawasan, guna meningkatkan efektifitas kerja.
bentuk mekanisme pengawasan yang akan dilakukan 2. Untuk mengatasi masalah keterbatasan tersebut maka
koperasi karyawan Bank BRI berdasarkan responden setiap bawahan perlu banyak keahlian dibidangnya
bahwa yang mengatakan pengawasan yang dilakukan masing-masing.
atasan 24 %, ini berarti bahwa jika pengawasan 3. Agar proses perencanaan dapat berjalan sesuai
dilakukan hanya atasan saja, maka beberapa kegiatan rencana maka terlebih dahulu ditetapkan dahulu jenis
strategi yang seharusnya merupakan tugas pokok usaha sehingga faktor ini merupakan dasar utama
pimpinan/manajer menjadi terbengkalai karena pimpinan dalam menetapkan rencana dan untuk membuat
disini melaksanakan pengawasan tanpa bawahan, suatu perencanaan haruslah dipikirkan secara matang
pimpinan/manajer terjun langsung dalam pengawasan dan jauh ke depan, agar resiko kemungkinan
akibatnya pengawasan terhadap masing-masing bagian mengalami kegagalan dapat diperkecil.
kegiatan usaha menjadi sangat terbatas, karena pimpinan 4. Untuk mengatasi masalah ketepatan metode dalam
melaksanakan tanpa bantuan karyawan lain. Sebaliknya pengawasan yang dihadapi oleh Koperasi Karyawan
jika pengawasan hanya dilakukan dengan bawahan saja Bank BRI maka sebaiknya selain menggunakan
tanpa koordinasi dari pimpinan, karyawan tidak bisa metode pengawasan langsung juga menggunakan
melaksanakan tugasnya dengan baik, untuk itulah pengawasan tidak langsung guna mencapai hasil
sebaiknya pengawasan dilakukan bersama-sama yakni yang optimal disamping metode pengawasan
antara pimpinan dan bawahan agar efektivitas usaha langsung dan tidak langsung yang akan memberikan
dapat tercapai, serta adanya kerjasama dan menciptakan hasil yakni waktu penyelesaian pekerjaan akan tepat
komunikasi secara timbal balik secara vertikal dan pada waktunya sesuai dengan rencana.
horizontal.
Pada dasarnya pengawasan yang dilakukan oleh Daftar Pustaka
koperasi karyawan Bank BRI belum efektif
sebagaimana permasalahan yang dihadapi oleh koperasi [1] George R.Terry, 2000, Pengembangan Sumber Daya
karyawan Bank BRI , di mana kegagalan pengawasan Manusia Pengaruhnya terhadap Kinerja dan
yang disebabkan oleh kurang baiknya penyusunan Imbalan, Perilaku Organisasi, (alih bahasa Malayu
perencanaan maka otomatis pengawas tidak bisa Magdalena Jamin), Erlangga, Jakarta.
dilakukan dengan baik pula, maka koperasi karyawan

46
JURNAL ILMIAH EKONOMI GLOBAL MASA KINI VOLUME 06 No.01 DESEMBER 2015 ISSN PRINT : 2089-6018
ISSN ONLINE : 2502-2024

[2] Hidayat, 2006. Diagnosis Kinerja: Mengenali


Penyebab Kinerja Buruh. Dalam A. Dale Tample
(ED). Seri Ilmu dan Manajemen Bisnis Kinerja. Alih
bahasa Cikmat, Elex MK., Jakarta.
[3] Hani Handoko. T, 2000, Pengembangan Sumber
Daya Manusia Pengaruhnya terhadap Kinerja dan
Imbalan, Cet. 1. Universitas Brawijaya Malang.
[4] Harold Koont/Cyril o’ Donnel/IT-leinz weihrich,
2002. Manajemen Sumber Daya Manusia: Dasar
dan Kunci Keberhasilan. Edisi Revisi. (alih bahasa
Retno Kusuma), PT Bumi Aksara, Jakarta.
[5] Manullang, 2007. Evaluasi Kinerja Sumber Daya
Manusia, Edisi ke 7, Penerbit Refika Aditama,
Bandung.
[6] Robert J. Mockler, 2000, Membangkitkan Semangat
dan Gairah Kerja Karyawan, (alih bahasa Malayu
Magdalena Jamin), Penerbit Ghalia Indonesia,
Jakarta.
[7] Rusdy A. Rivai, 2004, Dasar-dasar Organisasi dan
Manajemen, Edisi, Penerbit Ghalia Indonesia,
Jakarta.
[8] Streers, 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia:
Teori Konsep dan Implementasi dalam Organisasi
Publik. (alih bahasa Alwi Hidayat), Edisi ke 5,
Penerbit Graha Ilmu, Yogyakarta.
[9] Stoner James AF, 2000. Dasar-dasar dan
Manajemen. Penerbit Ghalia Indonesia, Jakarta.

47

You might also like