You are on page 1of 11

PENGARUH KOMPRES JAHE MERAH TERHADAP PENURUNAN NYERI GOUT

PADA LANSIA DI DESA PANDEAN


PUSKESMAS GONDANG KABUPATEN NGANJUK

Shaniya Vira Lingga Pramesti(1), Lenni Saragih(2), Ekowati Retnaningtyas(3)


(1,2,3)
Poltekkes Kemenkes Malang, Jl. Besar Ijen No. 77C Malang
E – Mail : alingga.shaniya@gmail.com

THE EFFECT OF RED GINGER COMPRESS ON REDUCING GOUT PAIN IN THE


ELDERLY IN PANDEAN VILLAGE, GONDANG PUBLIC HEALTH CENTER,
NGANJUK REGENCY

Abstract : Gout (uric acid) is an inflammatory disease of the joints that can be caused by excess
levels of uric acid compounds in the body, either due to excess production or increased intake of
purines. Pain is a sensory and emotional experience that includes feelings of distress in the form
of pain by certain nerve endings. One of the non-pharmacological therapies that can be done to
relieve pain is a warm red ginger compress. The purpose of this study was to determine the effect
of red ginger compresses on changes in the gout joint pain scale in the elderly in Pandean
Village, Gondang Health Center, Nganjuk Regency. The research design used a quasi-
experimental method with a one group pretest-posttest design with a sample of 15 respondents.
The sampling technique used was purposive sampling. The results showed that from 15
respondents, there was a decrease in the average respondent's pain scale before being given a
warm compress with red ginger by 80% (moderate pain), but after being given a warm compress
with a collision of ginger the average respondent's pain scale was 100% (pain). light). The results
of the study using the Paired t test showed a significant p-value of 0.000 because (p < 0.05)
concluded Ho was rejected and h1 was accepted. Thus, it can be stated that there is an effect of
red ginger warm compresses on changes in the gout (gout) joint pain scale in the elderly. Ginger
compress is expected to be one of the non-pharmacological therapies that can be used to relieve
joint pain experienced by the elderly. So it can minimize the occurrence of joint pain and
improve the quality of life. It is very important for nurses and other health workers to provide
information and education about giving ginger compresses to the elderly with gouty joint pain.

Keywords: Pain, Gout (Uric Acid), Red Ginger Compress Therapy

Abstrak : Gout (asam urat) merupakan suatu penyakit peradangan pada persendian yang dapat
diakibatkan oleh kelebihan kadar senyawa asam urat di dalam tubuh, baik karena produksi
berlebih atau peningkatan asupan purin. Nyeri merupakan pengalaman sensori dan emosional
mencakup perasaan distress berupa kesakitan oleh stimulus ujung saraf tertentu. Salah satu terapi
non farmakologi yang bisa dilakukan untuk meredakan nyeri adalah dengan kompres hangat jahe
merah. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh kompres jahe merah terhadap
perubahan skala nyeri sendi gout pada lansia di Desa Pandean Puskesmas Gondang Kabupaten
Nganjuk. Desain penelitian menggunakan metode quasy eksperimental dengan desain one group
pretest-posttest dengan jumlah sampel 15 responden dengan teknik sampling yang digunakan
adalah purposive sampling. Hasil penelitian menunjukan bahwa dari 15 responden didapatkan
adanya penurunan rata-rata skala nyeri responden sebelum diberikan kompres hangat dengan
jahe merah sebesar 80% (nyeri sedang), namun setelah diberikan kompres hangat dengan
tumbukan jahe rata-rata skala nyeri responden sebesar 100% (nyeri ringan). Hasil penelitian
dengan uji Paired t test menunjukkan nilai signifikansi p-value sebesar 0,000 karena (p < 0,05)
disimpulkan Ho ditolak dan h1 diterima. Dengan demikian dapat dinyatakan ada pengaruh
kompres hangat jahe merah terhadap perubahan skala nyeri sendi asam urat (gout) pada lansia.
Kompres jahe diharapkan dapat menjadi salah satu terapi non farmakologi yang dapat digunakan
untuk meringankan nyeri sendi yang dialami lansia. Sehingga dapat meminimalkan terjadinya
nyeri sendi dan meningkatkan kualitas hidupnya. Kepada perawat maupun tenaga kesehatan
lainnya sangat penting untuk memberikan informasi dan edukasi tentang pemberian kompres
jahe pada lansia penderita nyeri sendi gout.

Kata Kunci: Nyeri, Gout (Asam Urat), Terapi Kompres Jahe Merah

PENDAHULUAN

Menurut Undang - Undang RI No.13 Lansia rentan mengalami penyakit yang


tentang Kesehatan, Lanjut usia adalah seseorang berhubungan dengan proses penuaan salah
yang mencapai usia >60 tahun. Adapun kategori satunya gout atau asam. Kadar asam urat yang
lanjut usia menurut WHO yaitu, middle age 45 normal akan berbeda laki-laki dengan wanita.
- 59 tahun, elderly 60-74 tahun, old 75-89 tahun, Kadar asam urat pada wanita dewasa 2,4-6,0
dan very old > 90 tahun. Lansia mengalami mg/dl, sedangkan pada laki – laki dewasa 3,0 –
berbagai perubahan, diantaranya perubahan 7,0 mg/dl. Dampak dari penumpukan
fisiologis, bilologis, fisik, dan social. Perubahan monosodium urat dan tingginya kadar asam urat
tersebut akan memberikan pengaruh pada aspek ini yaitu rasa nyeri, demam, malaise, dan
kehidupan lansia termasuk kesehatan (Dewi bengkak.
2014:29). Gout merupakan kelompok penyakit
Jumlah populasi lansia lebih dari 60 tahun heterogen sebagai akibat dari deposisi kristal
di Indonesia mengalami peningkatan setiap monosodium urat pada jaringan atau akibat
tahunnya yaitu 19.142.805 jiwa pada tahun supersaturasi asam urat didalam cairan
2014 dan pada tahun 2015 menjadi 21.685.326 ekstraseluler. Prevalensi kejadian asam urat
(13,3%) jiwa (Kemenkes 2015). Berdasarkan (gout) di dunia secara global belum tercatat,
data proyeksi penduduk, diperkirakan tahun namun di Amerika Serikat prevalensi gout pada
2020 terdapat 27,08% juta jiwa penduduk lansia tahun 2010 sebanyak 807.552 orang (0,27%)
di Indonesia. Menurut provil kesehatan di Jawa dari 293.655.405 orang. Berdasarkan hasil Riset
Timur pada tahun 2018 terdapat 12,64 % Kesehatan Dasar (Riskesdes) Indonesia per
penduduk lansia, dan di Puskesmas Gondang November tahun 2018, prevalensi penderita
Kab Nganjuk penduduk lansia berjumlah 19.350 gout yang paling tinggi yaitu di Provinsi Aceh
penduduk lansia. yang mencapai 13,3%. Di Jawa Timur
prevalensi gout arthritis yaitu 6% (Riskesdas
2018). Sedangkan di Puskesmas Gondang dan shogaol. Dimana terdapat anti radang dari
Kabupaten Nganjuk prevalensi gout sebanyak olerasin, antioksidan yang kuat serta anti nyeri.
92 orang. Sehingga olerasin atau zingeron ini berguna
Tanda yang khas pada gout adalah nyeri untuk menghambat sintesis prostaglandin
akut pada satu atau beberapa sendi. Nyeri adalah hingga mampu mengurangi nyeri sendi ataupun
perasaan sensoris dan emosional yang tidak ketegangan otot (Syamsu, 2017).
nyaman, berkaitan dengan kerusakan jaringan Pemberian kompres hangat jahe merah
yang actual atau potensial ( Smeltzer and Bare, dapat berdampak vasodilatasi pembuluh darah
2011:212). Rasa nyeri dalam kebanyakan hal di daerah yang mengalami nyeri sehingga
merupakan suatu gejala yang berfungsi sebagai membuka aliran darah untuk membuat sirkulasi
isyarat bahwa adanya gangguan di jaringan, darah lancar kembali sehingga terjadi relaksasi
seperti peradangan, infeksi, atau kejang otot. pada otot dan mengakibatkan ketegangan pada
Rasa nyeri yang ditimbulkan dari asam urat otot dan pembuluh darah menurun, akibatnya
harus ditangani karena akan menimbulkan nyeri sendi yang dirasakan akan berkurang atau
dampak terhadap penderita. hilang (Susanto dan Fitriana, 2017)..
Oleh karena itu perlu dilakukan Pengukuran skala nyeri dapat menggunakan
penanganan nyeri agar tidak mengalami skala nyeri Burbonais yang merupakan salah
penderita hebat. Pengobatan gout dilakukan satu metode pengukuran yang paling efektif.
melalui dua macam, yaitu dengan farmokolgis Menurut penelitian yang dilakukan oleh
dan non farmakologis. Terapi farmakologis (Samsudin, 2016) diperoleh bahwa terdapat
yaitu tindakan memberikan obat analgesik perbedaan nyeri pada pasien gout sebelum
seperti obat anti radang serta nonsteroid diberikan kompres hangat jahe merah dan
(OAINS) sebagai penurun nyeri, sedangkan sesudah diberikan kompres hangat jahe merah,
diberikannya terapi kompres hangat jahe merah dan didapat kesimpulan bahwa terdapat
adalah tindakan secara non farmakologis pengaruh yang disignifikan pemberian kompres
(Ilham, 2020). hangat jahe merah terhadap penurunan skala
Bahan alami jahe merah mengandung nyeri pada penderita gout.
beberapa komponen seperti, pati (52,0%), Laporan di Puskesmas Gondang Nganjuk,
minyak astiri (3,9%), serta saripati yang ada beberapa lansia yang mengalami gangguan
tercampur di dalam alkohol (9,93%). Jahe pada sendi salah satunya yaitu gout. Sampai saat
merah bersifat pahit, pedas serta aromatik yang ini di Puskesmas Gondang Nganjuk sering
berasal dari olerasin yaitu gingerol, zingeron menggunakan terapi farmakologi untuk
menurunkan nyeri sendi dengan cara kompres jahe merah terhadap penurunan nyeri
memberikan injeksi analgesic atau obat per oral, gout dengan harapan dapat membantuuntuk
dimana tujuan menggunakan terapi farmakologi meminimalisir nyerinya.
adalah lebih cepat untuk mengatasi
nyerinya.Obat fakrmakologi merupakan METODE PENELITIAN
bentukpegendalian nyeri yang paling sering
Penelitian ini menggunakan one group pre-test
digunakan. Namun, ketika obat farmokologis
post-test design yaitu mengkaji hubungan sebab
terlalu sering dikonsumsi akan mempengaruhi
akibat dengan cara melibatkan satu kelompok
kerja obat di dalam tubuh karena lansia telah
subjek yang diobservasi sebelum dan sesudah
mengalami berbagai perubahan fungsi tubuh.
dilakukan intervensi Kompres jahe merah
Selain terapi farmakologis, lansia di Puskesmas
Populasi dalam penelitian ini adalah pasien
Gondang Nganjuk sering mengonsumsi
penderita gout di Desa Pandean Puskesmas
jamu/produk herbal, mereka percaya kalau
Gondang. Teknik sampling yang digunakan
herbal tidak memliki efek samping karena
adalah Non Probability Sampling dengan
terbuat dari bahan alami.Namun yang berbasis
spesifikasi Purposive Sampling.
herbal juga dapat menjadi ancaman bagi
Jumlah sampel pada penelitian ini adalah 15
kesehatan, terlebih jika mengonsumsinya tidak
responden. Setiap sampel akan diukur skala
memperhatikan komposisi dan dosisnya.Selain
nyeri sebelum dan sesudah kompres jahe merah.
terapi farmakologis dan non farmakologis lansia
Pelaksaan kompres jahe merah dilakukan
yang mengalami keluhan nyeri sendi jarang mau
selama 6 hari dalam 6 kali pertemuan. Waktu
datang berobat di puskesmas karena dengan
pelaksanaan kompres jahe merah sekitar +15 –
berbagai alasan, dan lansia lebih memilih untuk
20 menit. Data kemudian di analisis
berdiam diri dirumah, ketika berobat juga 1 atau
menggunakan uji K-S. Jika data berdistribusi
2 bulan sekali untuk mengikuti posyandu lansia,
normal, maka menggunakan uji Paired T-Test.
dan ketika obat dari bidan habis mereka
mengonsomsi jamu atau melakukan pijat ketika
HASIL PENELITIAN
nyerinya muncul.Sepengetahuan peneliti belum
Responden Diberikan Kompres Jahe.
pernah dilaksanakan terapi non farmakologis
Tabel 4.1 Distribusi Karakteristik Responden
seperti kompres hangat jahe pada penderita di puskesmas Gondang yang bertempat di
nyeri sendi di Puskesmas Gondang Nganjuk. Desa Pandean, Tanggal 7 April 2021

Berdasarkan hal tersebut maka peneliti tertarik


untuk melakukan penelitiantentang pengaruh
Frekue Presentase 3 Ditusuk- 4 27
No Usia (tahun) (%) tusuk+rasa
nsi
panas+beng
1 55-59 6 40 kak/kemera
2 60-64 47 han
7
Total 15 100
3 65-70 2 13
No Daerah Frekuens Presentase(
Total 15 100 nyeri i %)
NO Jenis Frekue Presentase 1 Lutut 3 20
Kelamin nsi (%)
2 Lutut + 6 40
1 Perempuan 14 93 pergelangan
2 Laki-laki 1 7 kaki+
jempol kaki
Total 15 100 3 Siku + 4 27
pergelangan
Total 15 100 tangan
No Lama Nyeri Frekuens Presentase 4 Lutut + siku 2 13
Sendi i (%) Total 15 100
1 1 th - < 2 th 3 20 No Skala nyeri Frekuens Presentase
2 2 th - < 3 th 8 53 i (%)

3 >3 th 4 27 1 1-3 0 0

Total 15 100 2 4-6 12 80

No Kadar asam Frekuens Presentase 3 7-9 3 20


urat i (%) 4 10 0 0
1 >6 11 74 Total 15 100
2 >7 2 13 No Waktu nyeri Frekuens Presentase
3 >8 2 13 i (%)

4 >9 0 0 1 Pagi 2 13

Total 15 100 2 Malam 0 0

No Kualitas Frekuens Presentase 3 Pagi+ 13 87


nyeri i (%) malam
Total 15 100
1 Ditusuk- 2 13
tusuk+rasa
panas
2 Ditusuk- 9 60
tusuk+beng
kak/kemera
han
Tabel 4.2 Identifikasi tingkat nyeri responden Interpretasi: rata-rata perubahan tingkat nyeri
Gout sebelum dan sesudah dilakukan Gout pada responden sebelum dilakukan
pemberian Kompres Jahe Merah di Desa
Pandean Kec.Gondang , Tanggal 7 April 2021 pemberian kompres jahe merah yaitu
menunjukkan pada skala 6. Sedangkan
Freku
Frekuens Skala ensi Skala perubahan tingkat nyeri sesudah dilakukan
No Nyeri i Nyeri Prose Nyeri Prose pemberian kompres jahe merah dan di observasi
Sebelum ntase Sesud ntase
ah selama enam hari yaitu menunjukkan pada skala
2,4.
1 Nyeri
0 0% 15 100%
ringan Jadi terdapat penurunan skala nyeri dari nyeri
2 Nyeri sedang menjadi nyeri ringan.
sedan 12 80 % 0 0%
g Perubahan Rata- Rata Tingkat Nyeri
Pemberian Kompres Jahe Merah
3 Nyeri
3 20 % 0 0% 8
berat 6
Skala Nyeri

4
2
Total 15 100% 15 100% 0
Obs Obs Obs Obs Obs Obs
erva erva erva erva erva erva
si 1 si 2 si 3 si 4 si 5 si 6
Tabel 4.2 menunjukkan bahwa intensitas nyeri Pre Obs 6 5.2 4.87 4.33 4.07 4
sebelum dilakukan pemberian kompres jahe Post Obs 5 4.2 3.6 3.2 2.93 2.4

merah hampir seluruhnya (80%) responden


Tabel 4.3 hasil uji statistika
mengalami nyeri sedang dan sisanya sebagian
Mean
kecil (20%) responden mengalami nyeri berat. Interve p-
N Mean Penurun
nsi value
Setelah dilakukan pemberian kompres jahe an

merah, seluruhnya (100%) responden Pre


15 6 3.6 0,000
test
mengalami nyeri ringan. Perubahan tingkat
nyeri pada responden Gout sebelum dan Post
15 2.3
test
sesudah dilakukan kompres jahe merah dapat
Tabel 4.3 menunjukkan skala nyeri sebelum
diketahui seperti pada diagram 4.1 dibawah ini.
dilakukan kompres jahe di dapatkan rata-rata 6
dan sesudah dilakukan kompres jahe didapatkan
Diagram 4.1 Perubahan rata-rata tingkat
rata-rata 2.3 dengan nilai rata-rata penurunan
nyeri pada responden Gout sebelum dan
3.6 dimana p-value tersebut 0,000 (< 0,05)
sesudah dilakukan pemberian kompres jahe
artinya terdapat pengaruh penurunan intensitas
merah di Desa Pandean Kec. Gondang,
Tanggal 7 April 2021
nyeri setelah dilakukan pemberian kompres jahe wanita cenderung meningkat setelah menopause
merah pada pasien Gout. dengan rentang usia lebih dari 60 tahun (Fiskha,
2010). Sehingga wanita lebih banyak
PEMBAHASAN mengalami nyeri sendi gout ketika masuk usia
Mengidentifikasi Skala Nyeri Sendi Gout lanjut. Wanita lebih cepat untuk mengalami
Lansia Sebelum Dan Sesudah Diberikan
penurunan nyeri, karena adanya hormone
Kompres Jahe Merah di Desa Pandean
Puskesmas Gondang estrogen pada wanita yang membantu
mengeluarkan asam urat melalui urin.
Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 4.17
Sedangkan pria tidak memiliki hormone
menunjukkan bahwa dari total 15 responden
estrogen yang cukup tinggi sehingga asam urat
penderita gout sebelum dilakukan tindakan
sulit untuk di diekskresikan melalui urine
kompres jahe merah memiliki rata-rata skala
(Fitriana, 2015).
nyeri 6 dan setelah dilakukan tindakan kompres
Selain faktor yang mempengaruhi
jahe merah memliki rata-rata skala nyeri sebesar
peningkatan kadar asam urat, karakteristik
2.3 .
umum pada penderita gout juga dapat
Terdapat beberapa factor yang dapat
berpengaruh terhadap lama nyeri yaitu
mempengaruhi peningkatan kadar asam urat
berdasarkan hasil penelitian pada tabel 4.7
dalam darah diantaranya adalah usia.
menunjukkan bahwa dari total 15 responden
Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 4.1
penderita gout sebelum dilakukan kompres jahe
menunjukkan bahwa dari total 15 responden
merah memiliki presentase 53% yang menderita
penderita gout sebelum dilakukan tindakan
nyeri sendi sejak 2 th - < 3 th. Hal ini asam urat
kompres jahe merah memiliki presentase 47%
adalah penyakit jangka panjang, karena jika
yaitu pada lansia yang berusia 60-64 th. Hal ini
tidak menggunakan obat penurun asam urat dan
terjadi karena hiperurisemia terjadi pada usia
tidak menjaga pola makan asam urat dapat
lebih dari 40 tahun (Hamidah, 2015).
kambuh dan pastinya sebagian besar akan
Jenis kelamin juga dapat mempengaruhi
mengalami nyeri sendi (Utani, 2010).
peningkatan kadar asam urat dalam darah.
Riwayat penyakit lain memiliki hubungan
Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 4.2
atau keterkaitan dengan asam urat tinggi.
menunjukkan bahwa dari total 15 responden
Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 4.10
penderita gout sebelum dilakukan tindakan
menunjukkan bahwa dari total 15 responden
kompres jahe merah memiliki jumlah presentase
penderita gout sebelum dilakukan kompres jahe
93% yaitu pada responden yang berjenis
merah memiliki presentase 74% yang
kelamin wanita. Hal ini terjadi karena gout pada
mempunyai penyakit Hipertensi. Secara umum, penderita gout sebelum dilakukan kompres jahe
hipertensi memang banyak ditemukan pada merah memiliki presentase 60% yang
penderita hyperuricemia dibandingkan dengan mengalami penyebab karena mengonsumsi
yang tidak. Karena asam urat bisa mengaktivasi makanan tinggi purin. Asupan purin merupakan
sistem renin angitotensin yang berperan dalam factor utama yang berhubungan dengan kadar
meningkatkan tekanan darah. Penderita asam asam urat darah, semakin tinggi asupan zat
urat biasanya menjalani pola hidup sedenter, purin semakin meningkat kadar asan urat (
pola makan yang kurang baik, malas Utani, 2010).
berolahraga, merokok, atau mengkonsumsi Berdasarkan hasil penelitian pada tabel
alkohol. Kesuma faktor ini juga merupakan 4.14 menunjukkan bahwa dari total 15
faktor risiko munculnya hipertensi ( Nadia N, responden penderita gout sebelum dilakukan
2018). kompres jahe merah memiliki presentase 40%
Kadar asam urat tinggi juga dapat memicu responden yang merasakan nyeri di daerah lutut
terjadinya nyeri sendi atau kualias nyeri sendi. + pergelangan kaki+ jempol kaki. Hal ini proses
Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 4.11, peradangan sendi terjadi pada persendian dan
4.13 dan 4.15 menunjukkan bahwa dari total 15 dipicu oleh adanya penumpukan zat purin dan
responden penderita gout sebelum dilakukan terjadilah inflamasi pada sendi. Nyeri sendi di
kompres jahe merah memiliki presentase 74% daerah kaki bisa terjadi karena penumpukan zat
yang mempunyai kadar asam urat >6, dan 60% purinnya berada didaerah kaki, dan kaki juga
responden yang merasakan nyeri seperti untuk berjalan untuk memenuhi aktifitas sehari-
ditusuk-tusuk+bengkak+kemerahan, dan 80% hari sehingga terjadilah nyeri (Utani, 2010).
responden mengalami nyeri sedang (4-6). Hal Berdasarkan hasil penelitian pada tabel
ini kadar asam urat dalam darah yang berlebihan 4.16 menunjukkan bahwa dari total 15
akan menyebabkan pembentukan kristal di responden penderita gout sebelum dilakukan
sendi. Kristal ini akan memicu peradangan, kompres jahe merah memiliki presentase 87%
sehingga penderita akan mengalami gejala nyeri responden yang mengalami nyeri sendi pada
sendi seperti ditusuk-tusuk dan bengkak pada pagi dan malam hari. Hal ini kemungkinan
sendi (Amanda, 2015). penyebab pertama yaitu suhu tubuh yang lebih
Penyebab terjadinya nyeri yaitu responden dingin dipercaya memudahkan terbentuknya
yang tidak menjaga pola makan dengan baik. kristal asam urat sehingga menimbulkan nyeri
Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 4.12 hebat. Dan kemungkinan kedua berkaitan
menunjukkan bahwa dari total 15 responden dengan status hidrasi tubuh saat tidur.
Selanjutnya, mungkin ada keterkaitan dengan berbasis herbal juga dapat menjadi ancaman
keadaan hormonal tubuh pada malam hari. bagi kesehatan, terlebih jika mengonsumsinya
Secara alamiah, kadar hormon kortisol tubuh tidak memperhatikan komposisi dan dosisnya.
akan mencapai titik terendah antara pukul 12.00 Mengonsumsi jamu juga berpotensi memiliki
malan hingga 06.00 pagi. Hormon ini berperan efek samping yang dicurigai lebih besar dari
melawan peradangan, yang mungkin timbul manfaatnya. Efek samping mengkonsumsi jamu
apabila sistem kekebalan tubuh berusaha tanpa anjuran dari dokter dapat mengakibatkan
mengatasi munculnya kristal asam urat. Saat alergi, tekanan darah tinggi, detak jantung tidak
kadar kortisol rendah dimalam hari, rasa nyeri teratur, gagal ginjal (Fiskha, 2010). Maka dari
akibat serangan gout pun rentan terjadi itu peneliti untuk mengurangi efek terapi
(Amanda, 2015). farmakologi dan nonfarmakogi dengan jamu
Untuk mengatasi nyeri sendi yang dirasakan ,lansia dapat menggunakan terapi non
biasanya lansia sering menggunakan terapi farmakologi dengan cara kompres
farmokologi dengan obat Anti Inflamasi Non menggunakan rempah jahe merah.
Steroid (OAINS). Namun ketika obat
farmakologis terlalu sering dikonsumsi akan Menganalisis Pengaruh kompres jahe merah
mempengaruhi kerja obat didalam tubuh karena terhadap perubahan skala nyeri gout pada
lansia telah mengalami berbagai perubahan Lansia di Desa Pandean Puskesmas Gondang
fungsi tubuh (Potter/Perry, 2009). Selain Berdasarkan hasil analisis menggunakan
farmalogis dengan mengonsumsi obat, uji Paired Sample Test SPSS for windows yang
responden juga menggunakan terapi non telah dilakukan oleh peneliti menunjukkan
farmakologis dengan cara mengonsumsi jamu bahwa adanya perubahan skala nyeri gout pada
dengan alasan cepat menurunkan keluhan lansia antara sebelum diberikan kompres jahe
nyerinya. Berdasarkan hasil penelitian pada memiliki rata-rata skala nyeri 6 dan sesudah
tabel 4.8 lebih dari setengah responden cara diberikan kompres jahe merah memiliki rata-
mengatasi nyeri dengan cara konsumsi obat + rata 2.3, dengan nilai penurunan rata-rata 3.6 ,
mengonsumsi jamu sebesar 57%. Banyak orang dan didapatkan hasil p- value sebesar 0,000
yang mungkin lebih memilih mengonsumsi karena (p < 0,05) disimpulkan Ho ditolak danH¹
produk herbal/jamu dibandingan dengan cara diterima . Dengan demikian dapat dinyatakan
non farmakologis lainnya. Mereka percaya ada pengaruh kompres jahe merah terhadap
kalau herbal tidak memiliki efek samping perubahan skala nyeri (gout) pada lansia di desa
karena terbuat dari bahan alami. Namun yang Pandean Kec.Gondang.
Berdasarkan penelitian terdahulu yang nyeri pada penderita gout arthritis di desa Tateli
telah dilakukan oleh Sriwiyati (2018), meneliti Dua.
tentang ‘’Efektivitas Kompres Jahe Terhadap Terjadinya perubahan skala nyeri sendi
Penurunan Skala Nyeri Sendi Penderita Asam tersebut dipengaruhi oleh jahe merah yang
Urat Di Desa Tempurejo dan Jurug Jumapolo mengandung senyawa gingerol dan shogaol
Karanganyar’’. Hasil penelitian menunjukkan yaitu senyawa panas dan pedas yang terdapat di
skala nyeri sebelum kompres jahe mayoritas dalam jahe merah yang memiliki efek anti
skala 4 dan 5 dengan presentase yang sama inflamasi (Sriwiyati dan Noviyanti, 2018). Jahe
yaitu 31,8%, skala nyeri tertinggi adalah skala 6 merah memiliki efek farmakologis yairtu rasa
sebanyak 9,1% dan skala terendah adalah skala panas dan pedas, dimana rasa panas dapat
2 sebanyak 4,6%. Sedangkan rata-rata nyeri meredakan nyeri, kaku, dan spasme otot atau
setelah kompres jahe mayoritas skala 3 terjadinya vasodilatasi pembuluh darah.
sebanyak 31,8%, skala tertinggi adalah skala 5 Manfaat yang maksimal akan dicapai dalam
sebanyak 4,5% dan skala terendah adalah 1 waktu 20 menit setelah aplikasi panas (Bachtiar,
sebanyak 18,2%. Hal ini dapat diartikan 2010). Efek farmakologi yang dimiliki jahe
terdapat perbedaan yang bermakna penurunan diantaranya merangsang ereksi, menghambat
skala nyeri antara sebelum dan sesudah keluarnya enzim 5-lipooksigenase dan
dilakukan pemberian kompres jahe. siklooksigenase serta meningkatkan aktivitas
Terjadinya pengaruh kompres hangat kelenjar endokrin (Beriana, 2009). Ketika
tumbukkan jahe ini sejalan dengan penelitian dilakukan kompres hangat penumpukkan
yang telah dilakukan oleh Anna Rina (2016), kristal-kristal purin akan berkurang dan hilang
dalam penelitiannya tentang ‘’Pengaruh dengan proses pengeluaran keringat dan
pemberian Kompres Hangat Memakai Parutan pengaruh panas yang diterima. Sehingga
Jahe Merah Terhadap Penurunan Skala Nyeri kompres jahe bisa digunakan sebagai terapi non
Pada Pederita Gout Arthritis Di Desa Tateli Dua farmakologi yang bisa digunakan untuk
Kecamatan Mandolang Kabupaten Minahasa’’ mengurangi nyeri sendi yang dirasakan oleh
dimana dari hasil uji statistiknya diperoleh nilai lansia.
p value 0,000 dimana p<α 0,05 maka H0 ditolak
dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh
yang signifikan pemberian kompres hangat
memakai jahe merah terhadap penurunan skala
DAFTAR RUJUKAN Lansia di Panti Werdha Mojopahit
Kabupaten Mojokerta
Ahmad, N.R. 2011. Cara Mudah Mencegah,
Nursalam. (2011). Konsep dan Penerapan
Mengobati, Asam urat & Hipertensi.
Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan.
Yogyakarta: Dianamika Medika.
Jakarta: Salemba Medika.
Aisyah, C. 2011. Faktor – Faktor Yang
Nursalam. (2015). Metodologi Penelitian Ilmu
Mempengaruhi Kadar Asam Urat. Jakarta:
Keperawatan Edisi 4. Jakarta: Salemba
EGC
Medika
Andarmoyo, S. 2013. Konsep dan Proses
Nursalam. (2017). Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan Nyeri. Yogyakarta: Ar-Ruzz
Keperawatan: Pendekatan Praktis. Jakarta:
Media
Salemba Medika.
Azizah & Lilik Mariatul. 2011. Keperawatan
Notoarmodjo, S. (2010). Metodologi Penelitian
Lanjut Usia. Edisi 1. Yogyakarta : Graha
Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta
Ilmu
Dewi, S.R. 2014. Buku Ajar Keperawatan
Gerontik. Yogyakarta: Deepublish
Fiskha, P.2010. Hubungan Antara Usia dan
Jenis Kelamin Terhadap Peningkatan Kadar
Asam Urat. Semarang. Universitas Diponegoro
Fitriana, dkk. (2017). Kebutuhan Dasar
Manusia: Teori dan Aplikasi Dalam Praktik
Keperawatan. Yogyakarta: Pustaka Baru
Press.
Hamidah, S. 2015. Sayuran dan Buah Serta
Manfaat Bagi Kesehatan pada Penderita
Asam Urat. Yogyakarta. 1-10
Herliana, E. 2013. Penyakit Asam Urat Kandas
Berkat Herbal. Jakarta: FMedia
Hidayat, A. (2012). Riset Keperawatan dan
Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta
Ilham.(2020). Kompres Hangat Jahe Merah
Terhadap Penurunan Nyeri Asam Urat.
Jurnal Kesehatan,
Izza, Syarifatul. (2014). Perbedaan Efektifitas
Pemberian Kompres Air Hangat dan
Pemberian Kompres Jahe Terhadap
Penurunan Nyeri Sendi Pada Lansia di
Unit Rehabilitasi Sosial Wening.
Semarang.
Kholifah, S.T.. 2016. Keperawatan Gerontik.
Jakarta Selatan: Pusdik SDM Kesehatan.
Kozier, B, Glenora Erb. (2010). Buku Ajar
Fundamental Keperawatan. Jakarta: EGC
Lingga, L. 2012. Bebas Penyakit Asam Urat
Tanpa Obat. Jakarta : PT AgroMedia
Pustaka.
Naharani (2012). Hubungan Antara Aktivitas
Fisik dengan Intensitas Nyeri Sendi Pada

You might also like