Professional Documents
Culture Documents
Abstract: Multicultural Education And Its Relevance For Strengthening the Nation Nationalism
Indonesia. Change and development is a necessity for all the people of the nation, including
multicultural character of Indonesian society. Changes and developments can improve and develop
life, but on the other hand has the potential waning of passion and sense of nationalism (nationalism),
the emergence of ambiguity, anomaly, conflict, disintegration, separatism and racism, which impede
the construction and development of the nation. To anticipate the needs of Multicultural Education as
an approach and a strategic instrument to build and reinforce the sense and spirit of nationalism, unity,
unity and integrity of the nation. Multicultural education is an instrument of social engineering that
is dynamic, flexible, progressive, holistic transformasif and to reassert the awareness of nationalism,
solidarity, tolerance and tolerance and can cooperate in diversity. Multicultural education becomes
particularly relevant in the context of Indonesia as a manifestation of awareness about cultural diversity,
democracy, human rights and reduce the tendency to think, behave and act discrimination, prejudices
and stereotypes. Multicultural education community directing students to the flow velocity sensitive
face of globalization, the development of democracy, and was critical of various models doctrinal
monokulturalisme, radicalism and fundamentalism.
Abstrak: Pendidikan Multikultural Dan Relevansinya Bagi Penguatan Nasionalisme Bangsa Indonesia.
Perubahan dan perkembangan adalah sebuah keniscayaan untuk semua masyarakat bangsa, termasuk masyarakat
Indonesia yang berkarakter multikultur. Perubahan dan perkembangan dapat meningkatkan dan mengembangkan
kehidupan, tetapi pada pihak lain justru berpotensi memudarnya semangat dan rasa kebangsaan (nasionalisme),
munculnya ambiguitas, anomali, konflik, desintegrasi, separatisme dan rasialisme, yang menghambat pembangunan
dan pengembangan bangsa. Untuk mengantisipasinya dibutuhkan Pendidikan Multikultural sebagai pendekatan
dan instrumen strategis demi membangun dan menguatkan kembali rasa dan semangat kebangsaan, persatuan,
kesatuan, dan keutuhan bangsa. Pendidikan multikultural merupakan instrumen rekayasa sosial yang dinamis,
fleksibel, progresif, transformasif dan holistik untuk menanamkan kembali kesadaran nasionalisme, solidaritas,
toleransi dan tenggang rasa serta dapat bekerjasama dalam kemajemukan. Pendidikan Multikultural menjadi sangat
relevan dalam konteks Indonesia sebagai manifestasi kesadaran tentang keanekaragaman kultural, demokrasi,
HAM dan mereduksi kecenderungan berpikir, bersikap dan bertindak diskriminatif, prasangka, dan stereotip.
Pendidikan multikultural mengarahkan masyarakat didik untuk peka menghadapi arus perputaran globalisasi,
perkembangan demokrasi, dan bersikap kritis terhadap berbagai model doktrinasi monokulturalisme, radikalisme
dan fundamentalisme.
60
Tapung, Pendidikan Multikultural dan Relevansinya Bagi … (hlm. 60-87) 61
bangsa baik local, nasional maupun glob- Alvin Toffler dalam bukunya
al. Oleh karena itu, kami membahas ba- Future Shock (1970) dan The Third Wave
gian ini mulai dari (1) Ketegangan Glob- (1980) sudah menggambarkan tentang
al yang Memicu Ketidakseimbangan situasi dan kondisi tegang masyarakat
dan Benturan Peradaban, selanjutnya pada akhir abad 20 (menuju abad
(2) Pemahaman Multikulturalisme dan 21), yang ditandai dengan berbagai
Membangun Kesadaran Multikultural; gelombang perubahan. Sementara itu,
(3) Pendekatan Pendidikan Multikultur- John Naisbit dalam bukunya Megatrends
al yang Dinamis, Progresif dan Fleksibel; (1982) dan Reinventing The Corporation
dan (4) Pendidikan Multikultural dan (1985) mengulas tentang munculnya
Pencapian Kompetensi Integratif ketegangan itu ketika terjadi pergeseran
pemahaman terhadap dunia yang bukan
Ketegangan Global yang Memicu
lagi sebagai perkampungan kecil (small
Ketidakseimbangan dan Benturan
village), tetapi sudah menjadi suatu
Peradaban
kampung besar (global village) (Mahfud,
Saat ini, masyarakat dunia pada 2008:viii).
umumnya dan masyarakat Indonesia Perubahan-perubahan yang terja-
khususnya sedang mengalami di sekarang ini sebagai dampak kema-
fenomena “sudden shift” (Kompas, juan informasi, ilmu dan teknologi ser-
24 Agustus 2015) yang berkarakter ta masuknya arus globalisasi membawa
‘tiba-tiba’ (sudden), ‘cepat’ (speed), dan pengaruh multidimensional. Dengan
‘mengejutkan’ (surprise). Namun, jauh demikian, untuk mempersiapkan mas-
sebelum gambaran fenomena ini, laporan yarakat yang berkarakter majemuk da-
Komisi Pendidikan UNESCO yang lam menghadapi berbagai perubahan
berjudul Learning: The Treasure Within tersebut, sangat dibutuhkan pendidikan
(Delors,1996, 17-18), telah mengangkat dan pembelajaran dengan pendekatan
beberapa macam fenomena ‘ketegangan’ dan model multikultural. Dalam pers-
yang menjadi tantangan sekaligus pektif global, tantangan dunia pendi-
dikan salah satunya adalah pemahaman
ancaman bagi masyarakat dunia di abad
pendidikan yang tidak rasis untuk mem-
21. Fenomena ketegangan tersebut,
persiapkan dan mendukung pembelaja-
antara lain: antara globalisasi dan lokalisasi,
ran tentang proses antar budaya, pemba-
antara universalitas dan individualitas,
ngunan kemasyarakatan dan kalau perlu
antara tradisi dan modernitas, antara
aksi kelas. Dengan demikian, dunia pen-
kompetisi dan solidaritas, antara akselerasi/
didikan dalam era global harus mema-
ekspansi pengetahuan dan daya serap
hami isu-isu dan permasalahan global
manusia, dan antara yang spiritual dan
seperti: keanekaragaman budaya, poli-
material.
tik, ekonomi, sosial, konflik dan perda-
64 Jurnal Wawasan Kesehatan, Volume: 1, Nomor 1, Juni 2016
teknologi serta dislokasi dan konflik itu dikenal. Dalam dunia peradaban
sosial. Situasi ini menghasilkan keadaan yang berbeda, harus belajar untuk
yang non-linier dan sangat tidak dapat hidup berdampingan dengan yang
diperkirakan dari keadaan masa lampau lain. Memahami dan menghayati
dan masa kini. Masa depan hanya dapat “perbedaan” menjadi ‘sesuatu yang tidak
dihadapi dengan kreativitas, meskipun boleh tidak’ (conditio sine qua non) ketika
posisi keadaan sekarang memiliki berpikir, bersikap dan bertindak dalam
peranan penting untuk memicu menghadapi kejadian-kejadian sebagai
kreativitas. Lebih lanjut dijelaskan dampak logis dari benturan peradaban.
bahwa perubahan keadaan yang non- Kejadian-kejadian destruktif sebagai
linier dan majemuk ini tidak akan dampak logis dari benturan peradaban
dapat diantisipasi dengan cara berpikir, hanya bisa direduksi dan dikelola,
bersikap dan bertindak linier. Pemikiran, bila masyarakat secara individual
sikap dan tindakan linier dan rasional dan komunal menciptakan dan
yang sekarang ini berkembang tidak membangun kesadaran akan pentingnya
lagi fungsional untuk mengakomodasi multikulturalisme. Multikuluralisme
perubahan keadaan yang akan terjadi. dan pengejawantahannya menjadi sangat
Perang, konflik, dan maraknya kerusuhan vital dan mendesak untuk dicanangkan
yang berlatar belakang suku, adat, ras, dan diterapkan demi mencegah dan
dan agama yang kerap terjadi di banyak mengatasi ekses-ekses destruktif sebagai
negara akhir-akhir ini, mungkin salah akibat dari perubahan yang tiba-tiba,
satunya disebabkan karena pikiran, non-linear dan majemuk.
sikap dan tindakan manusia yang linear- Konsep multikulturalisme me-
rasional tidak bisa lagi secara optimal nekankan pentingnya memandang dun-
mengakomodasi dan memfasilitasi ia dari bingkai referensi budaya yang
perubahan yang non-linier, majemuk berbeda, dan mengenali serta manghar-
dan cenderung ‘tiba-tiba’ (sudden), ‘cepat’ gai kekayaan ragam budaya di dalam
(speed), dan ‘mengejutkan’ (surprise). negara dan di dalam komunitas global.
Pemahaman Multikulturalisme dan Multikulturalisme menegaskan perlu-
Membangun Kesadaran Multikultural nya menciptakan pendidikan di mana
berbagai perbedaan yang berkaitan den-
Lantas bagaimana menghadapi gan ras, etnis, gender, orientasi seksual,
keadaan seperti yang sudah digambarkan keterbatasan, dan kelas sosial diakui dan
di atas? Samuel P. Huntington (Fukuyama seluruh masyarakat didik dipandang
& Hungtington, 2003:175-176) dalam sebagai sumber yang berharga untuk
poin tentang Mati Demi Kebudayaan, memperkaya proses pembelajaran.
menegaskan bahwa benturan peradaban
Menurut Parekh seperti yang di-
hanya dapat dipahami jika peradaban
kutip Azyumardi Azra (2007) menga-
66 Jurnal Wawasan Kesehatan, Volume: 1, Nomor 1, Juni 2016
takan: A Multicultural society, then is one isme mencakup gagasan, cara pandang,
that includes several cultural communities kebijakan, penyikapan dan tindakan,
with their overlapping but none the less dis- oleh masyarakat suatu negara, yang ma-
tinc conception of the world, system of mean- jemuk dari segi etnis, budaya, agama
ing, values, forms of social organizations, his- dan sebagainya, namun mempunyai ci-
toris, customs and practices”. Masyarakat ta-cita untuk mengembangkan semangat
multikultural adalah suatu masyarakat kebangsaan yang sama dan mempunyai
yang terdiri dari beberapa macam komu- kebanggan untuk mempertahankan ke-
nitas budaya dengan segala kelebihann- majemukan tersebut. Multikulturalisme
ya, dengan sedikit perbedaan konsepsi adalah berbagai manifestasi pola pikir,
mengenai dunia, suatu sistem arti, nilai, sikap dan tindakan bagaimana mas-
bentuk organisasi sosial, sejarah, adat ing-masing kelompok bersedia untuk
serta kebiasaan. Selanjutnya, Azyumar- menyatu (integrate) tanpa mempedu-
di Azra menjelaskan bahwa multikultur- likan keragaman budaya yang dimiliki.
alisme merupakan salah satu bentuk cara Mereka semua melebur, sehingga pada
pandangan dunia yang diterjemahkan akhirnya ada proses ‘hidridisasi’ yang
dalam berbagai kebijakan kebudayaan meminta setiap individu untuk tidak
yang menekankan tentang penerimaan menonjolkan perbedaan masing-masing.
terhadap realitas keagamaan, pluralitas, Keadaan ini mendorong beberapa
dan multikultural yang terdapat dalam pemerhati dan pemikir pendidikan
kehidupan masyarakat. Selain itu, mul- pada beberapa bangsa yang memiliki
tikulturalisme dapat juga dipahami se- tingkat kemajemukan yang tinggi untuk
bagai pandangan dunia yang kemudian mendesain praksis pendidikan masa
diwujudkan dalam kesadaran politik. depan yang dapat mengakomadasi
Sementara itu Akhyar Yusuf Lubis situasi kemajemukan tersebut. Desain
(2006:174), dalam bukunya Deskontruksi pendidikan yang mengakomodasi
Epistemologi Modern menjelaskan multi- ragam kultur ini bertujuan untuk
kulturalisme sebagai paham yang men- membangun resistensi yang tinggi
cakup suatu pemahaman, penghargaan terhadap muncunya konflik sebagai
serta penilaian atas budaya seseorang, konsekuensi dinamika kohesivitas
serta suatu penghormatan dan keingin- sosial pada masyarakat didiknya. Dalam
tahuan tentang budaya etnis orang lain, menghadapi pluralisme budaya tersebut,
dan dapat juga dilihat sebagai sebuah diperlukan paradigma baru yang lebih
ideologi yang mengakui dan menga- toleran dan elegan untuk mencegah
gungkan perbedaan dalam kesedera- dan memecahkan masalah benturan-
jatan baik secara individual maupun benturan budaya tersebut, yaitu
secara kebudayaan. Dengan demikian paradigma pendidikan multikultural.
dapat dikatakan bahwa multikultural- Hal ini penting untuk mengarahkan
Tapung, Pendidikan Multikultural dan Relevansinya Bagi … (hlm. 60-87) 67
anak didik dalam mensikapi realitas Lebih lanjut, James A. Banks dalam
masyarakat yang beragam, sehingga bukunya Multicultural Education (1993:2)
mereka akan memiliki sikap apresiatif yang mendefinisikan Pendidikan
terhadap keragaman perbedaan Multikultural sebagai:
tersebut. Pendidikan Multikultural dapat An idea, an educational reform
membawa pendidikan yang mampu movement, and a process whose
menciptakan tatanan masyarakat yang major goal is to change the structure
terdidik dan berpendidikan, bukan of educational institutions so that
suatu masyarakat yang menjauhi realitas male and female students, exceptional
sosial dan budaya. students, and students who are
Pendidikan Multikultural dan members of diverse racial, ethnic, and
Rekonstruksi Sosial yang Dinamis, cultural groups will have an equal
Progresif dan Fleksibel chance to achieve academically in
school
Menurut Durkheim, salah satu
Pendidikan Multikultural adalah
cara untuk bisa mengantisipasi dan
ide, gerakan pembaharuan pendidikan
mengembalikan keadaan ini adalah
dan proses pendidikan yang tujuan
dengan melakukan rekonstruksi sosial
utamanya adalah untuk mengubah
yang dapat dilakukan dengan kegiatan
struktur lembaga pendidikan supaya
pendidik (Rochiati, 2015:87-88), di mana
siswa baik pria maupun wanita, siswa
masyarakat didik diarahkan kembali
berkebutuhan khusus, dan siswa yang
untuk menjalankan interaksi sosialnya
merupakan anggota dari kelompok ras,
dengan mengedepankan nilai-nilai
etnis, dan kultur yang bermacam-macam
universal yang terkandung dalam nilai-
itu akan memiliki kesempatan yang sama
nilai kultural dan agama.
untuk mencapai prestasi akademis di
Salah satu bentuk rekonatruksi sekolah. Jadi Pendidikan Multikultural
sosial dalam bidang pendidikan adalah akan mencakup: (1) Ide dan kesadaran
dengan mewacanakan konsep dan praksis akan nilai penting keragaman budaya;
pendidikan yang berbasis multicultural (2) Gerakan pembaharuan pendidikan;
atau Pendidikan Multikultural. Sebagai (3) Proses pendidikan.
sebuah bentuk rekonstruksi sosial,
Selanjutnya, menurut Banks (1993:19):
Pendidikan Multikultural menjadi
Multicultural education
sangat urgen dan mendesak untuk
describes a system of instruction that
dikonsepkan dan dipraksiskan dalam
attempts to foster cultural pluralism and
kegiatan pembelajaran di Negara-
acknowledges the differences between races
negara yang sangat bernuansa plural
and cultures. It addresses the educational
dan multikultural demi tegaknya
needs of a society that contains more than
keseimbangan. Hal ini ditegaskan oleh
68 Jurnal Wawasan Kesehatan, Volume: 1, Nomor 1, Juni 2016
one set of traditions, that is a mixture of tas pribadi, kesempatan pendidikan dari
many cultures. The goal of multicultural individu, kelompok maupun negara. Di
education is to help students understand dalam pengertian ini terdapat adanya
and appreciate cultural differences pengakuan yang menilai penting aspek
and similarities and to recognize the keragaman budaya dalam membentuk
accomplishments of diverse ethnic, racial, perilaku manusia.
and socioeconomic groups. It is a practice
Selanjutnya, menurut Banks
that hopes to transform the ways in which
(2002:57-60) paradigma Pendidikan
students are instructed by giving equal
Multikultural sebagai salah
attention to the contributions of all the
satu instrumen strategis untuk
groups in a society.
mengakomodasi realitas majemuk
Pendidikan Multikultural meng- masyarakat, memiliki lima dimensi yang
gambarkan tentang sistem instruksional saling berkaitan satu sama lain, yaitu:
yang mencoba untuk mendorong plural- (1) Content integration; Concepts, values,
isme budaya dan mengakui perbedaan and materials from a variety of cultures are
antara ras dan budaya. Hal ini dituju- included in teaching. Integrasi konten,
kan untuk mengakomadasi kebutuhan yaitu pemaduan konten menangani
pendidikan masyarakat yang berisi leb- sejauh mana guru menggunakan contoh
ih dari satu set tradisi, yang merupa- dan konten dari beragam budaya dan
kan campuran dari berbagai budaya. kelompok untuk menggambarkan
Tujuan pendidikan multikultural ada- konsep-konsep, nilai-nilai, prinsip,
lah untuk membantu siswa memahami generalisasi serta teori utama dalam
dan menghargai perbedaan budaya dan bidang mata pelajaran atau disiplin
persamaan dan mengenali pencapaian mereka; (2) The Knowledge Consturuction
kelompok-kelompok etnis, ras, dan so- Process; This belief asserts that all knowledge
sial ekonomi yang beragam. Pendidikan is created in the minds of human beings and
multikultural menjadi praktek pendi- can, therefore, be challenged. A critical part
dikan yang diharapkan dapat mengu- of multicultural education, the idea that
bah cara pendidikan, di mana siswa di- knowledge is a human construct challenges
belajarkan dengan perhatian yang sama teachers to alter their own perceptions of the
dengan kontribusi dari semua kelompok world before they can teach multiculturally.
dalam masyarakat. Proses penyusunan pengetahuan;
Pendidikan Multikultural merupa- sesuatu yang berhubungan dengan
kan suatu rangkaian kepercayaan (set sejauh mana guru membantu
of beliefs) dan penjelasan yang menga- pemahaman siswa, menyelidiki,
kui dan menilai pentingnya keragaman dan untuk menentukan bagaimana
budaya dan etnis di dalam membentuk asumsi budaya yang tersirat, kerangka
gaya hidup, pengalaman sosial, identi- acuan, perspektif dan prasangka di
Tapung, Pendidikan Multikultural dan Relevansinya Bagi … (hlm. 60-87) 69
dalam disiplin mempengaruhi cara dari beragam kelompok, ras, etnis dan
pengetahuan disusun di dalamnya. (3) budaya.
An Equity Paedagogy; Teachers must modify Joseph R. Jones dalam artikelnya
their methods of instruction by allowing for Infusing Multicultural Education into
students’ cultural differences before they can The Curriculum: Preparing Pre-Service
encourage academic achievement. Pedagogi Teachers to Address Homophobia in K-12
kesetaraan; pedagogi kesetaraan terjalin (2005:107-118) menegaskan Pendidikan
ketika guru mengubah pengajaran Multikultural diartikan sebagai
mereka ke cara yang akan memfasilitasi pendidikan mengenai keragaman
prestasi akademis dari siswa dari kebudayaan. Pendidikan Multikultural
berbagai kelompok ras, budaya, dan adalah perspektif yang mengakui
kelas sosial. Termasuk dalam pedagogi realitas sosial, politik, dan ekonomi
ini adalah penggunaan beragam gaya yang dialami oleh masing-masing
mengajar yang konsisten dengan individu dalam pertemuan manusia
banyaknya gaya belajar di dalam yang kompleks dan beragam secara
berbagai kelompok budaya dan ras. (4) kultur, dan merefleksikan pentingnya
Prejudice Reduction; Teachers must work budaya, ras, seksualitas dan gender,
to shift students’ prejudices regarding race etnisitas, agama, status sosial, ekonomi,
and ethnicity. Prejudice reduction may also dan pengecualian-pengecualian dalam
encompass teaching the tolerance of various proses pendidikan.
religions, sexual preferences, and disabilities.
Sementara itu, Robin L. Danzak
Mengurangi prasangka; dimensi ini
dalam artikelnya ‘Sometimes the
fokus pada karakteristik dari sikap rasial
Perspective Changes’: Reflections on a
siswa dan bagaimana sikap tersebut
Photography Workshop with Multicultural
dapat diubah dengan metode dan materi
Students in Italy (2015:56-75) mengkaji
pembelajaran. (5) Empowering school
Pendidikan Multikultural sebagai suatu
culture: Schools must identify those aspects
pendekatan dinamis, fleksibel, progresif
of education that hinder learning and then
dan untuk melakukan transformasi
empower families and students from all
pendidikan yang secara holistik
backgrounds, so that the full development of
memberikan kritik dan menunjukkan
students is achieved. Budaya sekolah dan
kelemahan-kelemahan, kegagalan-
struktur sekolah yang memberdayakan;
kegagalan dan diskriminasi yang
praktik pengelompokan dan penamaan
terjadi di dunia pendidikan. Sebagai
partisipasi olah raga, prestasi yang tidak
suatu gerakan pembaharuan dan
proporsional, dan interaksi staf, dan
proses untuk menciptakan lingkungan
siswa antar etnis dan ras adalah beberapa
pendidikan yang setara untuk seluruh
dari komponen budaya sekolah yang
siswa, Pendidikan Multikultural
harus diteliti untuk menciptakan budaya
memiliki prinsip-prinsip sebagai berikut
sekolah yang memberdayakan siswa
70 Jurnal Wawasan Kesehatan, Volume: 1, Nomor 1, Juni 2016
dan kesejahteraan bagi warganya, tetapi dan sosial; (2) kebutuhan vokasi dan
juga memahami bagaimana menganali- karier; (3) kebutuhan psikologi dan
sis dan memecahkan berbagai masalah perkembangan moral spiritual. Pada
sosial yang timbul akibat perubahan dan level masyarakat, yang perlu dipenuhi
perkembangan (bdk. Rochiati, 2015:84- kebutuhannya adalah mencakup : (1)
85). Karenanya, Pendidikan Multikul- kebutuhan akademik; (2) kebutuhan
tural diusulkan untuk dapat dijadikan psikologis; (3) kebutuhan kebersamaan,
instrumen rekayasa sosial lewat pendi- dan (4) kebutuhan rasa aman. Pendidikan
dikan formal, artinya institusi sekolah harus dapat memenuhi kebutuhan
harus berperan dalam menanamkan ke- tersebut. Sekolah harus dapat dijadikan
sadaran hidup dalam masyarakat mul- tempat yang aman, memiliki suasana
tikultural dan mengembangkan sikap kekerabatan dan juga terdapat semangat
tenggang rasa, bekerjasama, toleransi saling dukung mendukung. Berkaitan
dan memecahkan masalah yang terjadi dengan itu, maka prosses pembelajaran
dalam kehidupan masyarakatnya. diarahkan pada pengembangan individu
Secara kelembagaan, sekolah harus secara utuh yang mencakup intelektual,
dipandang sebagai suatu masyarakat, sosial, dan moral spiritual.
masyarakat kecil; artinya, apa yang ada Dari perspektif hasil pembelajaran,
di masyarakat harus ada pula di sekolah. Pendidikan Multikultural memiliki tiga
Perspektif sekolah sebagai suatu sasaran pemberdayaan kompetensi
masyarakat kecil ini memiliki implikasi dalam diri siswa (Banks, 2007:11), yaitu:
bahwa siswa dipandang sebagai suatu (1) Pengembangan identitas kultural
individu yang memiliki karakteristik (cultural identity development). Dalam
yang terwujud dalam bakat dan minat pengembangan ini siswa diarahkan
serta aspirasi yang menjadi hak siswa. untuk mengidentifikasi dirinya dengan
Dalam bukunya Making Choices for suatu etnis tertentu. Kompetensi ini
Multicultural Education: Five Approaches mencakup pengetahuan, pemahaman
to Race, Class, and Gender, Sleeter, C., & dan kesadaran akan kelompok etnis
Grant, (199:31) memberi arahan tentang dan menimbulkan kebanggaan
kebijakan sekolah dan kurikulum serta percaya diri sebagai warga
multicultural yang mengintegrasikan kelompok etnis tertentu. (2) Hubungan
berbagai kompetensi dengan tetap interpersonal (Interpersonal Relationship).
memperhatikan berbagai perbedaan Pemberdayaan kompetensi ini berkaitan
yang dimiliki masing-masing individu. dengan upaya melakukan hubungan
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dengan kelompok etnis lain, dengan
sekolah, yaitu: (1) setiap siswa memiliki senantiasa mendasarkan pada persamaan
kebutuhan perkembangan yang berbeda- dan kesetaraan, serta menjauhi sifat
beda, termasuk kebutuhan personal syakwasangka dan stereotip; (3)
72 Jurnal Wawasan Kesehatan, Volume: 1, Nomor 1, Juni 2016
Memberdayakan diri sendiri (self lain agar dia bisa hidup damai dengan
Empowerment). Siswa diarahkan untuk sekelilingnya. Kemudian diwujudkan
mampu mengembangkan secara terus dalam tata tutur dan tata perlakunya
menerus apa yang dimiliki berkaitan di lingkungan sekolah dan berlanjut
dengan kehidupan multikultural. hingga di masyarakat. Karena sekolah
Hal ini sejalan dengan fungsi Pen- merupakan agen perubahan, maka
didikan Multikultural yang dikemuka- diharapkan ada perubahan yang
kan oleh The National Council for Social terjadi di masyarakat seiring dengan
Studies sebagaimana yang dikutip Hil- terjadi perubahan yang terdapat dalam
da Hernandez (1989:17) dalam bukunya lingkungan persekolahan.
Multicultural Education: A Teacher Guide Selanjutnya, adapun kompetensi
to Linking Context, Process, and Content. kultural yang hendak dicapai dalam
Fungsi Pendidikan Multikultural ada- proses berlangsungnya Pendidikan
lah sebagai berikut: (1) Memberi kon- Multikultural ini (Gorski, 2001), sebagai
sep diri siswa yang jelas; (2) Membantu berikut: (1) Kompetensi individu
memahami pengalaman kelompok etnis untuk menerima, menghormati
dan budaya ditinjau dari sejarahnya; (3) dan membangun kerjasama dengan
Membantu memahami bahwa konflik siapapun juga yang memiliki perbedaan-
antara ideal dan realitas itu memang ada perbedaan dari dirinya; (2) Kompetensi
pada setiap masyarakat; (4) Membantu kultural merupakan hasil dari kesadaran
mengembangkan pembuatan keputusan atas pengetahuan dan “bias kultural”
(decision making), partisipasi sosial dan yang dimilikinya atau sebagai faktor
ketrampilan kewarganegaraan (citizen- yang mempengaruhi perbedaan kultur;
ship skills); (5) Mengenal keberagaman (3) Proses pengembangan kompetensi
dalam penggunaan bahasa. Pendidikan kultural memerlukan pengembangan
Multikultural memberi tekanan bahwa pengetahuan, keterampilan, sikap dan
sekolah pada dasarnya berfungsi men- perilaku yang memungkinkan seseorang
dasari perubahan masyarakat dan me- memahami dan berinteraksi secara
niadakan penindasan dan ketidakadilan. efisien dengan orang yang memiliki
Fungsi Pendidikan Multikultural perbedaan kultur.
yang mendasar adalah mempengaruhi Wahab (2014) dalam artikelnya
perubahan sosial (Gorski, 2001), yang Multicultural Education: Its Implication For
menyangkut: (1) perubahan diri; (2) General Education And Gifted Education
perubahan sekolah dan persekolahan; In Indonesia, memberi arahan tentang
(3) perubahan masyarakat. Perubahan pengembangan kompetensi kultural
diri dimaknai sebagai perubahan dalam Pendidikan Multikultrual.
dimulai dari diri siswa sendiri itu Menurutnya, kompetensi kultural
sendiri yang lebih menghargai orang dibentuk oleh berbagai factor, antara
Tapung, Pendidikan Multikultural dan Relevansinya Bagi … (hlm. 60-87) 73
menjadi manusia seutuhnya, karena itu siswa. Siswa merasa baik tentang dirinya
semuanya memiliki hak yang sama un- sendiri karena lebih terbuka dan reseptif
tuk mendapatkan pendidikan yang lay- (menerima) dalam berinteraksi dengan
ak. orang lain dan menghormati budaya
Menurut Zamroni (2011:87-93), dan identitasnya. Peserta didik dapat
dalam konteks pendidikan Indonesia, memaksimalkan potensi kemanusiaan,
Pendidikan Multikultural memiliki dengan memenuhi kebutuhan individu,
tujuan dan manfaat eksplisit dan implisit, dan mengajar siswa seutuhnya dengan
sebagai berikut: mempertinggi rasa penghargaan pribadi,
kepercayaan dan kompetensi dirinya.
Pengembangan Literasi Etnis dan
Budaya Klarifikasi Nilai dan Sikap
pluralisme etnis dan budaya itu ada, berpikir tentang apa yang ada di sekitar
namun juga bagaimana menterjemahkan lokalnya. Peserta didik diarahkan untuk
pengetahuan kepada keputusan dan berpikir secara internasional dan tetap
tindakan yang berhubungan dengan isu, peduli dengan situasi yang ada di seki-
peristiwa dan situasi sosiopolitis yang tarnya (think globally, act locally).
esensial. Peserta didik dapat menjadi
Hidup Damai
kritikus sosial (social critics), aktivis
politik (political activists), agen perubahan Berangkat dari kesadaran bahwa
(change agents), dan pemimpin yang perbedaan adalah sebuah keniscayaan,
berkompeten dalam masyarakat dan peserta didik senantiasa menjunjung
yang berbeda secara etnis dan pluralistik tinggi nilai kemanusian, menghargai
secara kultural. Pendidikan Multikultural persamaan, semakin bertumbuhnya
juga membantu siswa mempelajari sikap toleran terhadap kelompok
ketrampilan yang dibutuhkan untuk lain dan pada gilirannya dapat hidup
berpartisipasi di dalam tindakan berdampingan secara damai.
kewarganegaraan (a civic action), yang
merupakan bagian integral dari negara Tantangan Praksis Pendidikan Multi-
yang berlandaskan Pancasila. kultural Bagi Nasionalisme Masyarakat
Indonesia
Memiliki Wawasan Kebangsaan/
Kenegaraan yang kokoh. Menurut Anita Lie (Tilaar, 2002:54),
Pendidikan Multikulktural dalam era
Dengan mengetahui kekayaan bu- globalisasi di Indonesia menghadapi
daya bangsa itu akan tumbuh rasa ke- tiga tantangan mendasar secara internal
bangsaan yang kuat. Rasa kebangsaan dalam bidang pendidikan, yaitu: Pertama,
itu akan tumbuh dan berkembang dalam fenomena hegemonisasi yang terjadi
wadah negara Indonesia yang kokoh. di dunia pendidikan akibat tarik ulur
Untuk itu Pendidikan Multikultural per- antara keunggulan dan keterjangkauan.
lu menambahkan materi, program dan Peserta didik tersegregasi dalam
pembelajaran yang memperkuat rasa sekolah-sekolah sesuai latar belakang
kebangsaan dan kenegaraan dengan sosial ekonomi, agama dan etnisitas.
menghilangkan etnosentrisme, prasang- Kedua, Kurikulum yang masih
ka, diskriminasi dan stereotipe. berdasarkan gender, status ekonomi
sosial, kultur lokal dan geografis. Hal
Memiliki Wawasan Hidup yang Luas
ini menunjukkan ketidakseimbangan
Peserta didik dapat memiliki wa- dan bias yang membatasi kesadaran
wasan sebagai warga dunia (world citi- multikultural peserta didik. Ketiga,
zen). Namun siswa harus tetap dikenal- guru. Kelayakan dan kompetensi guru
kan dengan budaya lokal, harus diajak di Indonesia pada umumnya masih di
Tapung, Pendidikan Multikultural dan Relevansinya Bagi … (hlm. 60-87) 81
Tidak adil dan Tidak Meratanya beritaan. Mereka juga perlu mewaspa-
Kebijakan Ekonomi dai adanya pihak-pihak tertentu yang
pandai memanfaatkan media itu untuk
Kejadian yang nampak bernuansa
SARA seperti Sampit beberapa waktu kepentingan tertentu,yang justru dapat
yang lalu setelah diselidiki ternyata merusak budaya Indonesia. Kasus perse-
berangkat dari kecemburuan sosial lingkuhan artis dengan oknum pejabat
yang melihat warga pendatang memiliki pemerintah yang banyak dilansir media
kehidupan sosial ekonomi yang lebih baik
massa dan tidak mendapat “hukuman
dari warga asli. Jadi beberapa peristiwa
di tanah air yang bernuansa konflik yang setimpal” baik dari segi hukum
budaya ternyata dipicu oleh persoalan maupun sangsi kemasyarakatan dapat
kesejahteraan ekonomi. Keterlibatan menumbuhkan budaya baru yang mer-
orang dalam demonstrasi yang marak usak kebudayaan yang luhur. Memang
terjadi di tanah air ini, apapun kejadian
berita semacam itu sangat layak jual dan
dan tema demonstrasi, seringkali terjadi
selalu mendapat perhatian publik, tetapi
karena orang mengalami tekanan
hebat di bidang ekonomi. Bahkan ada kalau terus-menerus diberitakan setiap
yang demi selembar kertas duapuluh hari mulai pagi hingga malam hari maka
ribu orang akan ikut terlibat dalam hal ini akan dapat mempengaruhi orang
demonstrasi yang dia sendiri tidak untuk menyerap nilai-nilai negatif yang
mengetahui maksudnya. Sudah banyak
bertentangan dengan budaya ketimuran.
kejadian yang terungkap di media massa
Kasus perceraian rumah tangga para
mengenai hal ini. Orang akan dengan
mudah terintimidasi untuk melakukan artis yang tiap hari diudarakan dapat
tindakan yang anarkis ketika himpitan membentuk opini publik yang negatif.
ekonomi yang mendera mereka. Mereka Sehingga kesan kawin cerai di antara ar-
akan menumpah kekesalan mereka tis itu sebagai budaya baru dan menjadi
pada kelompok-kelompok mapan dan
trend yang biasa dilakukan. Orang men-
dianggap menikmati kekayaan yang dia
tidak mampu meraihnya. jadi kurang menghormati lembaga per-
kawinan. Sebaiknya isu kekayaan tidak
Peran Media Massa yang Belum Cerdas menjadi isu yang selalu menjadi tema
sinetron karena dapat mendidik orang
Di antara media massa tentu ada
untuk terlalu mengagungkan materi dan
ideologi yang sangat dijunjung ting-
menghalalkan segala cara. Begitu juga
gi dan dihormati. Persoalan kebebasan
tampilan yang seronok mengundang bi-
pers, otonomi, hak publik untuk men-
rahi, pengudaraan modus kejahatan baru
getahui hendaknya diimbangi dengan
atau pun iklan yang bertubi-tubi dapat
tanggung jawab terhadap dampak pem-
Tapung, Pendidikan Multikultural dan Relevansinya Bagi … (hlm. 60-87) 85
Danzak, Robin L. 2015. “Sometimes the Lubis, Akhyar Yusuf, 2006. Deskontruksi
Perspective Changes”: Reflections on Epistemologi Modern. Jakarta: Pusta-
a Photography Workshop with Multi- ka Indonesia Satu.
cultural Students in Italy, by Inter- Outhwaite, William. 2008. Ensiklopedi
national Journal of Multicultural Pemikiran Sosial Moderen. Jakarta;
Education, http://ijme-journal.org/ Kencana.
index.php/ijme, Diakses, 26 Febru-
ari 2016. Mahfud, Choirul. 2008. Pendidikan Mul-
tikultural, Yogyakarta : Pustaka Pe-
Delors. 1996. Learning: The Treasure With- lajar.
in, New York: Random House.
Modica, Marianne. 2015. “My Skin Col-
Djohar. 2003. Pendidikan Strategik, Alter- or Stops Me from Leading”: Track-
natif untuk Pendidikan Masa Depan, ing, Identity, and Student Dynamics
Yogyakarta : LESFI. in a Racially Mixed School, http://
ijme-journal.org/index.php/ijme,
Fukuyama, Francis & Samuel P. Hun-
by International Journal of Mul-
tington, The Future of The World
ticultural Education, Diakses, 26
Order (Masa Depan Peradaban dalam
Februari 2016.
Cengkeraman Demokrasi Liberal ver-
sus Pluralisme), Yogyakarta:IRCi- Rochiati W. 2015. Filsafat Ilmu; Relevan-
Sod, 2005. sinya Dengan Pendidikan IPS, Band-
ung:Rizqi Press.
Gorski. 2001. http://www.aaanet.org/cae/
aeq/br/gorski.htm Sleeter, C., & Grant, C. 1993. Making
Choices for Multicultural Ceducation:
Hernandez, Hilda. 1989. Multicultural Five Approaches to Race, Class, and
Education: A teacher Guide to linking Gender (2nd ed.). http://ijme-jour-
Context, Process, and Content, New nal.org/index.php/ijme, by Interna-
Jersy & Ohio : Prentice Hall. tional Journal of Multicultural Ed-
ucation, Diakses, 24 Februari 2016.
Jones, Joseph R. 2015. Infusing Multicul-
tural Education into the Curriculum: Tilaar, H.A.R. 2002. Pendidikan, Kebu-
Preparing Pre-Service Teachers to Ad- dayaan dan Masyarakat Madani Indo-
dress Homophobia in K-12 Schools, nesia. Jakarta: Remaja Rosdakarya.
http://ijme-journal.org/index.php/ _____________2004. Multikulturalisme :
ijme, by International Journal of Tantangan Global Masa Depan dalam
Multicultural Education, Diakses, Transformasi Pendidikan Nasional. Ja-
26 Februari 2016. karta : PT Gramedia Widiasarana
Indonesia.
Koentaraningrat. 2000. Kebudayaan, Men-
talitas dan Pembangunan. Jakarta: PT Yaqin, M. Ainul 2005. Pendidikan Multikul-
Gramedia Pustaka Utama. tural: Cross-cultural Understanding
untuk Demokrasi dan Keadilan. Yog-
Kompas, 24 Agustus 2015. yakarta: Pilar Media.
Tapung, Pendidikan Multikultural dan Relevansinya Bagi … (hlm. 60-87) 87
Wahab, Rochmat 2014. Multicultural Education: Its Implication For General Education And
Gifted Education In Indonesia, http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/penelitian/
EDUCATION/INDONESIA.pdf, Diakses, 26 Februari 2016.
Zamroni. (2010a). The Implementation of Multicultural Education. A Reader. Yogyakarta:
Graduate Program The State University of Yogyakarta.
_________, 2011. Pendidikan Demokrasi pada Masyarakat Multikultural. Yogyakar-
ta: Gavin Kalam Utama.
Zarate, Eneviève Danielle Levy; Claire Kramsch. 2011. Handbook of Multilingualism and
Multiculturalism. Archives contemporaines, http://ijme-journal.org/index.php/ijme,
by International Journal of Multicultural Education, Diakses, 24 Februari 2016.